Anda di halaman 1dari 9

STUDI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT.

PLN (PERSERO) UPJ JOMBANG

STUDI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN (PERSERO) UPJ


JOMBANG MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA)

Ahmad Afandi
S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : ahmad.afandiunesa@gmail.com

Tri Wrahatnolo
S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : triwrahatnolo@unesa.ac.id

Abstrak
Keandalan sistem distribusi merupakan kemampuan sistem untuk memberikan suatu pasokan tenaga
listrik yang cukup dengan kualitas memuaskan. Peningkatan kebutuhan tenaga listrik, menuntut tingkat
keandalan yang lebih tinggi dalam penyediaan dan penyaluran dayanya. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menghitung tingkat keandalan sistem distribusi 20 kV pada UPJ Jombang. Metode yang digunakan
adalah Failure Mode Effect Analysis (FMEA), di mana nilai dari indeks kegagalan dari setiap peralatan
utama sistem distribusi diperhitungkan dalam mencari nilai indeks keandalan sistem secara menyeluruh.
Studi kasus dilakukan di PT. PLN (persero) UPJ Jombang guna melihat pengaruh dari jumlah serta lokasi
penempatan sectionalizer di sepanjang jaringan terhadap indeks keandalan sistem. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat keandalan sistem distribusi yang terbaik berdasarkan hasil analisa, dengan
penambahan fuse pada penyulang Mojongapit dapat menaikkan Indeks Keandalan SAIFI yang semula
bernilai 6,0174 menjadi 4,1983, dengan adanya penambahan sectionalizer pada penyulang Mojongapit
maka dapat menaikkan indeks keandalan SAIDI yang awalnya bernilai 4,1634 menjadi 2,7910.
Kata Kunci : Keandalan, Sistem Distribusi, SAIDI, SAIFI, FMEA

Abstract
The reliability of the distribution system is the system's ability to provide a supply of sufficient power
with satisfactory quality. Increased electricity needs, demands a higher level of reliability in the supply
and distribution of power. The reliability of the distribution system is the system's ability to provide a
supply of sufficient power with satisfactory quality. Increased electricity needs, demanding greater
reliability tinggTujuan this study was to quantify the level of reliability of the distribution system at 20
kV UPJ Jombang. The method used is the Failure Mode Effect Analysis (FMEA), where the values of the
failure of any major equipment distribution system are taken into account in the search for the value of
the index overall system reliability. The case studies conducted in PT. PLN (Persero) UPJ Jombang in
order to see the effect of the number and location of placement sectionalizer along the network reliability
index sistem in the supply and distribution of power sistem. The results showed that the level of reliability
of the distribution system is best based on the results of the analysis, with the addition of fuse in the
feeder Mojongapit can raise Reliability Index SAIFI which was originally worth 6.0174 into 4.1983, with
the addition of the feeder Mojongapit sectionalizer it can raise the reliability index SAIDI initially worth
4.1634 into 2.7910.
Keywords: Reliability, Distribution System, SAIDI, SAIFI, FMEA

PENDAHULUAN
Peran utama dari sistem distribusi tenaga listrik adalah
menyalurkan energi listrik secara handal dan terus
menerus dari sistem transmisi menuju ke beban dan
pelanggan. Secara umum sistem didefinisikan sebagai
kumpulan sejumlah sub-sistem atau komponen yang
berhubungan satu sama lain guna menjalankan fungsi
tertentu, sedangkan secara umum keandalan sistem tenaga
listrik dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan
sistem untuk memberikan suatu pasokan tenaga listrik

71

yang cukup dengan kualitas yang memuaskan. Semakin


meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik, menuntut
suatu sistem tenaga listrik untuk mempunyai keandalan
dalam penyediaan dan penyaluran dayanya pada jaringan
distribusi.
Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Jombang merupakan
jaringan berkedudukan atau mempunyai wilayah kerja di
Unit PT. PLN (persero) yang bertugas bertanggung jawab
atas pengelolaan usaha secara efisien dan efektif serta
menjamin penerimaan hasil penjualan tenaga listrik,
peningkatan kualitas pelayanan, pelaksanaan pengelolaan

Jurnal Teknik Elektro, Volume 06 Nomor 01 Tahun 2017, 71 - 79

Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan


Rendah (JTR), Sambungan Rumah (SR) dan Alat
Pembatas dan Pengukur (APP), pegelolaan keuangan serta
pengelolaan SDM dan administrasi, membina hubungan
kerja, kemitraan dan komunikasi yang efektif guna
menjaga citra perusahaan serta mewujudkan Good
Coorporate Governance. Rayon Jombang merupakan
daerah yang berpotensi mempunyai kawasan industri yang
besar namun pada penyulang tertentu mempunyai masalah
yaitu sering terjadinya gangguan tenaga listrik terutama
pada penyulang Ceweng, penyulang Mojongapit,
penyulang Tembelang dan penyulang Kaliwungu, maka
dari itu keandalan di Rayon Jombang begitu penting guna
melayani kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat
dimana PT. PLN (persero) yang akan menuju World Class
Service (WCS) memiliki nilai indeks keandalan untuk
SAIFI=1,2 kali/pelanggan/tahun dan SAIDI=0,83
jam/pelanggan/tahun. Sehingga perlunya ditingkatkan
nilai keandalannya dengan cara mengurangi frekuensi
terjadinya gangguan dan dilakukan pemeliharaan jaringan
secara preventif.
Dalam proses distribusi listrik terdapat banyak
komponen yang terlibat di dalamnya, agar proses
penyaluran daya listrik terhadap konsumen tetap
memuaskan, maka tingkat keandalan dalam penyulang
tersebut harus selalu dijaga. Dengan demikian perlu
dilakukan studi tentang perhitungan tingkat keandalan di
suatu sistem distribusi 20 kV untuk mengetahui apakah
sistem tersebut sudah memberikan pelayanan yang
memuaskan terhadap konsumen khususnya pada UPJ
Jombang. Ada beberapa teknik analitik yang digunakan
untuk melakukan studi sistem keandalan jaringan
distribusi 20 kV, salah satunya adalah menggunakan
metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA), yaitu
metode yang melakukan studi keandalan dengan cara
memecah sistem dalam bagian-bagian yang lebih kecil
atau section terlebih dahulu, sehingga kemungkinan
terjadi kesalahan dapat diminimalkan, serta waktu yang
dibutuhkan lebih singkat (Fatoni. 2015), supaya hasil yang
didapatkan lebih valid maka dibandingkan dengan
running program analisis kelistrikan transien (ETAP).
Indeks yang digunakan untuk mengetahui tingkat
keandalan suatu sistem distribusi antara lain adalah SAIFI
(System Average Interruption Frequency Index), SAIDI
(System Average Interruption Duration Index) dan CAIDI
(Customer Average Interruption Duration Index).
KAJIAN PUSTAKA
Sistem Tenaga Listrik
Ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran
tenaga listrik, yaitu: pembangkitan, penyaluran
(transmisi) dan distribusi seperti pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Pembangkitan, Penyaluran (transmisi) dan


Distribusi
Saat ini di Indonesia ada beberapa jenis pembangkit
tenaga listrik dalam skala besar dan menengah, ada
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit
Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga
Disel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Dalam skala lebih kecil, ada Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Perjalanan listrik menuju ke titik-titik penggunaannya
dimulai dengan menumpang jaringan transmisi. Listrik
harus mengalami beberapa kali perubahan tegangan
(voltage) guna menjaga efisiensi penyalurannya.
Dari saluran transmisi, tegangan di turunkan lagi
menjadi 20kV dengan transformator penurun tegangan
pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem
tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh
saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer
inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk
di turunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi
sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 V, selanjutnya di
salurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen.
Dengan ini jelas sistem distribusi merupakan bagian yang
penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
Jenis Jaringan Sistem Distribusi
Sistem distribusi memegang peranan yang cukup
penting, karena sistem distribusi ini akan melayani beban
yang terpasang pada tingkat tegangan yang diperlukan.
Dalam sistem distribusi terdapat beberapa bentuk
jaringan yang umum digunakan dalam menyalurkan dan
mendistribusikan
tenaga
listrik,
berdasarkan
pemasangannya, saluran distribusi dibagi menjadi dua
kategori, yaitu: saluran udara (overhead line) dan saluran
bawah tanah (underground cable).
Sistem distribusi radial merupakan bentuk rangkaian
sistem yang sangat sederhana sehingga secara ekonomis
biaya investasi yang dibutuhkan lebih murah di
bandingakan dengan sistem distribusi yang lainya.
Kemudian kelemahannya antara lain ditinjau dari segi
teknis keandalanya lebih rendah karena pada sistem
radial ini apabila terjadi gangguan pada saluran maka
semua konsumen yang tersambung ke sistem ini akan

STUDI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN (PERSERO) UPJ JOMBANG

terputus, atau daerah pemadaman lebih luas dibandingkan


dengan sistem loop maupun sistem spindel, sistem
distribusi radial dapat ditunjukkan pada Gambar 2
berikut:

tentunya menuntut tingkat keandalan yang semakin


tinggi.
PT. PLN (persero) Rayon Jombang mempunyai 10
penyulang yang disalurkan melaui trafo penurun
tegangan 150/20 kV dari gardu induk Jombang, Ploso
dan Kertosono yang mana di gardu induk Jombang
terdapat 7 buah penyulang yaitu penyulang Sengon,
penyulang Sembong, penyulang Kaliwungu, penyulang
Mojongapit, penyulang Jatipelem, penyulang Ceweng,
dan penyulang Denanyar. Di gardu induk Kertosono
terdapat 2 buah penyulang yaitu penyulang Tanjung dan
penyulang Bandar Kedung Mulyo, sedangkan di gardu
induk Ploso hanya terdapat 1 buah penyulang yaitu
penyulang Tembelang.
Dilihat dari kondisi kelistrikan kabupaten Jombang
bahwa konsumen yang memerlukan energi listrik adalah
rumah tangga dan industri yang mungkin kebutuhanya
akan terus meningkat. Oleh karena itu keandalan dari
sistem distribusi juga harus semakin ditingkatkan untuk
menjaga kontinuitas dan kepuasan pelanggan, pada Tugas
Akhir ini penulis hanya mengambil penyulang yang
sering terjadi gangguan atau dalam bahasa ilmu
kelistrikan di sebut penyulang kronis pada tahun 2015
terdapat 4 penyulang kronis pada Rayon Jombang yaitu:
penyulang Ceweng, penyulang Mojongapit, penyulang
Kaliwungu dan penyulang Tembelang.

Gambar 2. Sistem Distribusi Radial


Keterangan:
GI : Gardu Induk
PMS : Pemisah
GD : Gardu Distribusi PMT : Pemutus
Keandalan Sistem Distribusi 20 kV UPJ Jombang
Bila ditinjau dari sudut pandang pelanggan
(konsumen), sebagian besar proses pemadaman yang
terjadi dalam sistem tenaga listrik disebabkan oleh
permasalahan atau gangguan yang timbul dalam sistem
distribusi. Gangguan dominan pada sistem distribusi
biasanya berasal dari gangguan yang terjadi pada saluran
udara. Saluran distribusi yang berupa saluran udara
(overhead lines) biaya instalasinya murah, tetapi dalam
prakteknya amat dipengaruhi oleh kondisi meteorologi,
seperti angin dan petir, sedangkan saluran distribusi yang
berupa kabel bawah tanah (underground cable) tidak
mudah terkena gangguan, namun apabila terganggu akan
membutuhkan waktu yang lama guna pemulihannya.
Selain itu, untuk instalasi dari kabel bawah tanah
membutuhkan biaya yang jauh lebih mahal. Dengan
pertimbangan tersebut, maka pada saat ini saluran
transmisi dan distribusi PLN kebanyakan berupa saluran
udara.
Keandalan dapat didefinisikan sebagai probabilitas
bahwa perangkat atau sistem akan melakukan tugas yang
diberikan di bawah kondisi lingkungan tertentu untuk
jangka waktu tertentu, sementara ketersediaan adalah
bahwa, sistem akan dapat melakukan sebagaimana
fungsinya yang diperlukan selama periode waktu tertentu
(Franklin, 2014).
Keandalan
(reliability)
didefinisikan
sebagai
probabilitas dari peralatan atau sistem untuk dapat
menjalankan fungsinya dengan semestinya dalam kurun
waktu tertentu, serta pada kondisi kerja tertentu. Tingkat
keandalan dari sistem distribusi diukur dari sejauh mana
penyaluran tenaga listrik dapat berlangsung secara
kontinu kepada para pelanggan tanpa perlu terjadi
pemadaman. Seiring dengan kemajuan zaman, terjadi
pertumbuhan beban ditandai munculnya kawasan
industri, bisnis, serta pemukiman yang baru, dan hal ini

Failure Mode Effect Analysis (FMEA)


FMEA dikembangkan pada tahun 1940 untuk
mempelajari masalah yang mungkin terjadi dari
kerusakan sistem militer di Amerika Serikat. Secara
umum FMEA dapat dideskripsikan sebagai metode
proaktif sistematis untuk mengevaluasi proses untuk
mengidentifikasi di mana dan bagaimana mungkin terjadi
kegagalan dan untuk menilai dampak relatif dari
kegagalan yang berbeda, dalam rangka untuk
mengidentifikasi bagian-bagian dari proses yang paling
membutuhkan perbaikan dan pemeliharaan (Mohsen,
2013).
FMEA adalah teknik untuk menganalisa suatu
keandalan sistem keselamatan. FMEA digunakan untuk
mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya
malfungsi atau mode kegagalan, menganalisa penyebabpenyebabnya, efek-efek yang dapat ditimbulkan dari
kegagalan tersebut (Andhito, 2012).
Failure Modes Effect Analysis (FMEA) merupakan
suatu bentuk pendekatan yang melibatkan analisa bottomup, bertujuan mengidentifikasi mode-mode kegagalan
penyebab kegagalan, serta dampak kegagalan yang
ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen terhadap sistem.
Dengan kata lain, FMEA mempertimbangkan kegagalan
sistem sebagai hasil dari kegagalan, pada Gambar 3
ditunjukkan input dan output dari metode FMEA, syarat-

73

Jurnal Teknik Elektro, Volume 06 Nomor 01 Tahun 2017, 71 - 79

syarat metode FMEA yaitu topologi atau konfigurasi


penyulang (feeder) sistem jaringan distribusi 20 kV, data
konsumen meliputi, jumlah pelanggan pada setiap titik
beban, data gangguan/pemadaman tahunan dan parameter
data keandalan sistem.
Alur analisis input dan output metode FMEA apat di
lihat pada Gambar 3 di bawah ini.

adalah tingkat kegagalan, U adalah waktu


pemadaman tahunan dan N adalah jumlah
pelanggan dari titik beban.
d) Average Service Availability Duration Index/ Average
Service Unvailability Duration Index (ASAI /ASUI)

I N 8760 U N

(6)

I N 8760

Dimana 8760 merupakan jumlah jam dalam satu


tahun kalender.
METODE PENELITIAN

Gambar 3. Input dan Output FMEA


Indeks keandalan yang dihitung adalah indeksindeks
titik beban (load point) dan indeks-indeks sistem secara
keseluruhan. Indeks load point antara lain:
a) Frekuensi kegagalan (Failure rate) untuk setiap load
point LP, merupakan penjumlahan laju kegagalan
semua peralatan yang berpengaruh terhadap Load
point, dengan persamaan:
LP = = i
(1)
i = adalah laju kegagalan untuk peralatan K.
K= adalah semua peralatan yang berpengaruh
terhadap load point.
b) Lama/durasi gangguan tahunan rata-rata untuk load
point ULP, dengan persamaan:
= i x rj
(2)
rj= adalah waktu perbaikan (repairing time atau
switching time).
indeks keandalan untuk sistem secara keseluruhan
yang dapat dievaluasi dan bisa didapatkan lengkap
mengenai kinerja sistem. Indeks ini adalah frekuensi atau
lama pemadaman rata-rata tahunan. Indeks keandalan
sistem secara keseluruhan yang sering dipakai pada
sistem distribusi antara lain:
a) System Average Interruption Frequency Index
(SAIFI)

N
N

(3)

= angka kegagalan rata-rata frekuensi padam.


N = jumlah pelanggan yang dilayani pada titik beban
i.
b) System Average Interruption Duration Index (SAIDI)

U N
N

(jam/tahun).
c) Costumer Average Interruption Duration Index
(CAIDI)
U N

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di PT. PLN UPJ Jombang yang
bertempat di JL. KH Wachid Hasim, No 73, Jombang.
Waktu penelitian ini dimulai tanggal 21 Agustus 2016.
Teknik Analisis Data
Analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini
bertujuan untuk menjawab permasalahan dalam rangka
merumuskan kesimpulan, seperti dijelaskan pada diagram
alir sebagai berikut:
Mulai

Mengumpulkan data
dan studi literatur

Mengimput data
parameter

Simulasi FMEA
workshet

Analisis sistem
Analisis
ulang

(4)

U = waktu padam pelanggan dalam periode tertentu

= N

Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,
penelitian yang melakukan pengamatan pada objek untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam
penelitian. Selain itu, mengumpulkan studi literatur
melalui membaca dan mempelajari buku, jurnal ilmiah
(paper) dan browsing melalui internet sebagai penunjang
penelitian tentang keandalan, khususnya pada studi
keandalan sistem distribusi 20 kV menggunakan metode
FMEA,

Analisis
telah
terpenuh
ii ?

Tidak

Ya

(5)
Selesai

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian

STUDI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN (PERSERO) UPJ JOMBANG

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat
keandalan sistem distribusi 20 kV pada PLN UPJ
Jombang serta untuk mengetahui perbandingan
perhitungan tingkat keandalan menggunakan metode
failure mode effect analysis (FMEA) dengan electrical
transient analysis program (ETAP) pada UPJ Jombang.
Pengolahan data dan simulasi sistem dilakukan dengan
menggunakan software ETAP 12.6. Adapun tahapan
penelitian yang akan dibahas pada bab ini, sebagai
berikut:
Topologi Penyulang
Penyulang Mojongapit dimana data trafo dan
pelanggan dari penyulang Mojongapit pada Tabel 1
menjelaskan jumlah trafo dan total pelanggan, terdapat
82 buah trafo dan total pelanggan 20,914
Tabel 1. Data Trafo dan Pelanggan
LP

Trafo

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

T.296
T.16
T.306
T.476
T.307
T.278
T.298
T.28
T.145
T.343
T.105
T.216
T.15
T.273
T.556
T.108
T.109
T.82
T.10
T.40
T.41
T.340
T.202
T.503
T.389
T.81
T.7
T.437
T.50
T.504
T.495
T.377
T.493
T.450
T.555
T.13
T.43
T.310
T.301
T.290
T.217
T.144
T.98
T.422
T.192

Kapasitas Daya
(kVA)
200
160
1250
100
100
50
50
150
160
160
160
250
200
100
250
250
200
250
160
250
160
100
160
160
200
250
150
200
200
250
100
250
100
630
100
160
50
75
630
160
100
50
250
50
630

Jumlah Pelanggan
1
639
1
1
268
18
26
608
215
239
198
1
65
278
1
192
190
448
355
430
356
1
501
1
1
1
3
4
804
1
1
6
1
1
1
101
123
235
1
642
429
160
679
148
1

LP

Trafo

46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82

T.194
T.52
T.318
T.420
T.53
T.430
T.288
T.215
T.122
T.167
T.436
T.225
T.477
T.110
T.294
T.148
T.295
T.54
T.111
T.362
T.375
T.74
T.480
T.168
T.140
T.141
T.332
T.143
T.221
T.411
T.227
T.240
T.241
T.360
T.303
T.359
T.79
Total Pelanggan

Kapasitas Daya
(kVA)
200
200
100
200
200
100
630
250
160
1000
630
160
100
160
200
100
50
100
160
50
100
160
100
160
160
200
160
160
200
100
100
160
100
50
200
100
160

Jumlah Pelanggan
1
798
1
1
1
263
1
1
208
1
1
595
1
566
639
187
245
58
250
350
1
137
2
769
985
560
712
638
700
2
473
702
621
183
718
461
706
20914

Standart nilai laju kegagalan suatu instrumen atau alat


pada penyulang di UPJ Jombang, berikut ini Tabel 2
merupakan nilai ketetapan dari PT. PLN (persero).
Tabel 2. Data Standart Indeks Kegagalan Peralatan
komponen

lamda

Saluran udara

0,02/km/tahun

Pemutus tenaga

0,004/unit/tahun

Saklar pemisah

0,003/unit/tahun

Trafo distribusi

0,005/unit/tahun

Saklar beban

0,003/unit/tahun

Operasi kerja waktu membuka, menutup saklar beban


atau pemisah adalah 0,15 jam.
Hasil perhitungan keeandalan menggunakan metode
FMEA diihitung secara manual, studi keandalan
menggunakan metode FMEA selanjutnya diterapkan
pada sistem jaringan distribusi penyulang Mojongapit
untuk mengetahui bagaimana pengaruh suatu kegagalan
peralatan dalam sistem dapat dilihat dalam Tabel 2 mode
kegagalan sebagai berikut:
Tabel 2. Frekuensi Kegagalan dan Durasi Kegagalan PerLoad Point
Load Point
LP1
LP2

75

6,0086
6,0086

U
4,4146
4,4146

Jurnal Teknik Elektro, Volume 06 Nomor 01 Tahun 2017, 71 - 79

Load Point
LP3
LP4
LP5
LP6
LP7
LP8
LP9
LP10
LP11
LP12
LP13
LP14
LP15
LP16
LP17
LP18
LP19
LP20
LP21
LP22
LP23
LP24
LP25
LP26
LP27
LP28
LP29
LP30
LP31
LP32
LP33
LP34
LP35
LP36
LP37
LP38
LP39
LP40
LP41
LP42
LP43
LP44
LP45
LP46
LP47
LP48
LP49
LP50
LP51
LP52
LP53
LP54
LP55
LP56
LP57
LP58
LP59
LP60
LP61
LP62
LP63
LP64
LP65
LP66
LP67
LP68
LP69
LP70
LP71
LP72
LP73
LP74
LP75
LP76
LP77
LP78
LP79

6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,2166
6,2166
6,2166
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,1234
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0274
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,254
6,1784
6,3892
6,3892
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086
6,0434
6,0434
6,0434
6,0086
6,0086
6,0086
6,0086

U
4,4146
4,4146
4,4146
4,4146
4,4146
4,4146
4,4146
4,4146
4,4146
4,4146
4,4146
4,4146
4,4146
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
7,92013
8,64913
8,64913
8,64913
7,92013
7,92013
7,92013
4,32359
4,32359
4,70299
4,32359
4,32359
4,32359
4,32359
4,32359
4,41499
4,32359
3,62946
3,62946
3,62946
3,62946
3,62946
3,62946
3,62946
3,62946
4,43566
4,17386
4,87626
4,87626
3,62946
3,62946
3,62946
3,62946
3,62946
3,62946
3,62946
3,62946
3,17595
3,17595
3,17595
3,17595
3,17595
3,17595
3,38535
3,38535
3,38535
3,17595
2,06627
2,06627
2,06627

Load Point
LP80
LP81
LP82

6,0086
6,0376
6,0086

U
2,06627
2,18827
2,06627

Pada tabel 3 menunjukkan indeks keandalan sistem pada


penyulang Mojongapit di hitung dengan metode FMEA.
Tabel 3. Indeks Keandalan Penyulang Mojongapit
LP

SAIFI

SAIDI

CAIDI

LP1

0,000287

0,000211

0,734714

LP2

0,183585

0,134882

0,734714

LP3

0,000287

0,000211

0,734714

LP4

0,000287

0,000211

0,734714

LP5

0,076996

0,05657

0,734714

LP6

0,005171

0,0038

0,734714

LP7

0,00747

0,005488

0,734714

LP8

0,174679

0,128339

0,734714

LP9

0,06177

0,045383

0,734714

LP10

0,068665

0,050449

0,734714

LP11

0,056885

0,041795

0,734714

LP12

0,000287

0,000211

0,734714

LP13

0,018675

0,01372

0,734714

LP14

0,07987

0,058681

0,734714

LP15

0,000287

0,000211

0,734714

LP16

0,055162

0,07271

1,318132

LP17

0,054587

0,071953

1,318132

LP18

0,128711

0,169658

1,318132

LP19

0,101992

0,134438

1,318132

LP20

0,123539

0,162841

1,318132

LP21

0,102279

0,134817

1,318132

LP22

0,000287

0,000379

1,318132

LP23

0,143937

0,189729

1,318132

LP24

0,000287

0,000379

1,318132

LP25

0,000287

0,000379

1,318132

LP26

0,000287

0,000379

1,318132

LP27

0,000862

0,001136

1,318132

LP28

0,001149

0,001515

1,318132

LP29

0,230989

0,304475

1,318132

LP30

0,000287

0,000379

1,318132

LP31

0,000297

0,000414

1,391296

LP32

0,001783

0,002481

1,391296

LP33

0,000297

0,000414

1,391296

LP34

0,000287

0,000379

1,318132

LP35

0,000287

0,000379

1,318132

LP36

0,029017

0,038249

1,318132

LP37

0,035338

0,025428

0,719567

LP38

0,067516

0,048582

0,719567

LP39

0,000293

0,000225

0,768036

LP40

0,184447

0,132722

0,719567

LP41

0,123252

0,088688

0,719567

LP42

0,045968

0,033077

0,719567

LP43

0,195077

0,140371

0,719567

LP44

0,04252

0,030596

0,719567

LP45

0,000288

0,000211

0,732487

LP46

0,000287

0,000207

0,719567

LP47

0,229266

0,138487

0,604044

LP48

0,000287

0,000174

0,604044

STUDI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN (PERSERO) UPJ JOMBANG

LP

SAIFI

SAIDI

CAIDI

LP49

0,000287

0,000174

0,604044

LP50

0,000287

0,000174

0,604044

LP51

0,07556

0,045642

0,604044

LP52

0,000287

0,000174

0,604044

LP53

0,000287

0,000174

0,604044

LP54

0,059758

0,036097

0,604044

LP55

0,000299

0,000212

0,709252

LP56

0,000295

0,0002

0,675557

LP57

0,181772

0,138729

0,763204

LP58

0,000305

0,000233

0,763204

LP59

0,162612

0,098225

0,604044

LP60

0,183585

0,110893

0,604044

LP61

0,053725

0,032452

0,604044

LP62

0,070389

0,042518

0,604044

LP63

0,016663

0,010065

0,604044

LP64

0,071825

0,043386

0,604044

LP65

0,100555

0,06074

0,604044

LP66

0,000287

0,000174

0,604044

LP67

0,03936

0,020804

0,528567

LP68

0,000575

0,000304

0,528567

LP69

0,220934

0,116779

0,528567

LP70

0,282991

0,14958

0,528567

LP71

0,160888

0,08504

0,528567

LP72

0,204558

0,108123

0,528567

LP73

0,184359

0,103273

0,560173

LP74

0,202275

0,113309

0,560173

LP75

0,000578

0,000324

0,560173

LP76

0,135893

0,071829

0,528567

LP77

0,201685

0,069356

0,343885

LP78

0,178414

0,061354

0,343885

LP79

0,052576

0,01808

0,343885

LP80

0,206282

0,070937

0,343885

LP81

0,133085

0,048235

0,36244

LP82

0,202834

0,069752

0,343885

8
6

0
SAIFI SAIDI CAIDI ASAI ASUI
Gambar 5. Grafik Perbandingan Perhitungan Antara
Metode FMEA dan Software ETAP
Dapat juga dilihat hasil perbandingan menurut
Gambar 5 menunjukkan terdapat selisih namun tidak
signifikan. Sehingga masih linear antara simulasi
software ETAP dan perhitungan FMEA manual excel.
Upaya
Meningkatkan
Mojongapit

ETAP

SAIFI

6,0224

SAIFI

6.0174

4,1937

SAIDI

4.1634

CAIDI

0,696

CAIDI

0,692

ASAI

0,99944

ASAI

0,9994

ASUI

0,00055

ASUI

0,00048

Keandalan

Penyulang

Pada upaya peningkatan keandalan penyulang disini


adalah dengan mengurangi frekuensi dan durasi
gangguan dengan pendekatan internal sistem yaitu
dengan penambahan komponen fuse dan sectionalizer
pada lokasi tertentu yang paling memunkinkan untuk
menyumbangkan terjadinya kegagalan terbesar.
Menurut pada data topologi Saluran maka
penambahan sectionalizer 1 yang berada pada muka
kabel nomor 78 alasannya adalah jika terjadi kegagalan
pada C.68-C.94 dan pada Trafo_47-Trafo_66 maka
pemadaman dapat dilokalisir yang awalnya mulai
Load.47-Load.66 menjadi pemadaman hanya pada
Load.47-Load.54. Penambahan sectionalizer 2 yang
berada pada muka kabel nomor 33 dengan alasan jika
terjadi gangguan pada C.22-C.52 dan pada Trafo_16Trafo_36 maka pemadaman yang awalnya akan diterima
mulai Load.16-Load.36 dapat dilokalisir menjadi hanya
Load.16-Load.23.
Pada penambahan fuse_1 dengan alasan dapat
melokalisir gangguan jika terjadi gangguan pada C.9-C12
dan Trafo_6-Trafo_8 maka dapat melokalisir gangguan
yang awalnya terjadi pemadaman pada Load.1-Load.15
menjadi hanya pemadaman pada Load.6-load.8. Pada
penambahan fuse_2 yang diletakkan pada muka C.25
dengan alasan dapat melokalisir gangguan jika terjadi
gangguan pada C.25-C.26 dan pada Trafo_18 dan
Trafo_19 maka dapat melokalisir gangguan yang
awalnya terjadi pemadaman pada Load.16-Load.36
menjadi hanya pemadaman pada Load.18-Load.19. Pada
Penambahan fuse_3 yang diletakkan pada muka C.34
dengan alasan dapat melokalisir gangguan jika terjadi
gangguan pada C.34-C.51 dan pada Trafo_24-Trafo_35
maka dapat melokalisir gangguan yang awalnya terjadi

Tabel 4. Hasil Perhitungan Indeks Keandalan


Menggunakan Metode FMEA dan Software ETAP

SAIDI

ETAP

Perbandingan indeks keandalan pada penyulang


Mojongapit yang didapatkan antara software ETAP 12.6
dengan metode FMEA dapat dilihat pada Tabel 4.

FMEA

FMEA

Pada penyulang Mojongapit dapat diasumsikan


bahwa simulasi ETAP sebagai acuan maka dari tabel
diatas menunjukkan bahwa adanya selisih indeks
keandalan antara perhitungan menggunakan software
ETAP dan metode FMEA manual excel. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan metode yang digunakan
sehingga menimbulkan selisih namun tidak signifikan.

77

Jurnal Teknik Elektro, Volume 06 Nomor 01 Tahun 2017, 71 - 79

pemadaman pada Load.24-Load.35 menjadi hanya


pemadaman pada Load.16-Load.36.
Setelah dilakukan upaya perbaikan keandalan dengan
rekonfigurasi jaringan pada penyulang Mojongapit maka
akan menimbulkan perubahan nilai yaitu penurunan nilai
SAIDI dan SAIFI akibat penambahan sectionalizer dan
fuse sehingga didapat hasil pada Tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Perbandingan Antara Sebelum dan Sesudah
Perbaikan Pada Penyulang Mojongapit
Sebelum
Perbaikan

Setelah
Perbaikan

Selisih

SAIFI

6,0174

4,1983

30.23%

SAIDI

4,1634

2,7910

32.96%

CAIDI

0,692

0,665

3.9%

ASAI

0,9994

0,9997

0.03%

ASUI

0,00048

0,00032

33.3%

Dari upaya peningkatan keandalan didapat hasil


SAIFI yang awalnya bernilai 6,0174 turun menjadi
bernilai 4,1983 hal ini dikarenakan oleh penambahan fuse
yang secara langsung dapat mengurangi lamda per-load
point, dan SAIDI yang awalnya bernilai 4,1634 turun
menjadi bernilai 2,7910 hal ini dikarenakan penambahan
sectionalizer sehingga mengurangi durasi akibat
perubahan repair time menjadi waktu switching time
pada load point yang terlokalisir, dapat di lihat pada
grafik perbedaan antara perbaikan dan sebelum perbaikan
pada Gambar 6 di bawah ini:
8
6
4
2
0

SEBELUM
PERBAIKAN

ASUI

ASAI

CAIDI

SAIDI

SAIFI

SESUDAH
PERBAIKAN

Gambar 6. Grafik perbandingan sebelum dan sesudah


perbaikan pada penyulang Mojongapit
PENUTUP
SIMPULAN
Pada hasil studi keandalan sistem distribusi 20 kV di
UPJ Jombang menggunakan metode FMEA dan
bandingkan dengan reliability assesment pada software
ETAP didapat hasil perhitungan pada penyulang
Kaliwungu menggunakan metode FMEA mendapatkan
hasil nilai SAIFI=1,8606 dan SAIDI=2,9623, dengan
perhitungan reliability assesment ETAP mendapatkan
hasil nilai SAIFI=1,8590 dan SAIDI=2,9634.
Penyulang Ceweng dengan menggunakan metode
FMEA di dapatkan hasil nilai SAIFI=4,3195 dan

SAIDI=3,6516, dengan perhitungan reliability assesment


ETAP di dapatkan hasil nilai SAIFI=3,9558 dan
SAIDI=3,3898.
Penyulang Mojongapit dengan menggunakan metode
FMEA di dapatkan hasil nilai SAIFI=6,0224 dan
SAIDI=4,1937, dengan perhitungan reliability assesment
ETAP mendapatkan hasil nilai SAIFI=6,0174 dan
SAIDI=4,1634.
Penyulang Tembelang dengan menggunakan metode
FMEA mendapatkan hasil nilai SAIFI=3,6758 dan
SAIDI=4,8670, dengan perhitungan reliability assesment
ETAP mendapatkan hasil nilai SAIFI=3,7078 dan
SAIDI=4,8464.
Pada upaya perbaikan pada penyulang Mojongapit
didapat hasil. Pada penyulang Mojongapit indeks
keandalan SAIFI sebelum adanya upaya perbaikan adalah
sebesar 6,0174 dan setelah adanya upaya perbaikan
dengan adanya penambahan komponen fuse maka indeks
keandalan SAIFI menjadi 4,1983.
Pada penyulang Mojongapit indeks keandalan SAIDI
sebelum adanya upaya perbaikan adalah sebesar 4,1634
dan setelah adanya upaya perbaikan dengan adanya
penambahan komponen sectionalizer maka indeks
keandalan SAIDI menjadi 2,7910.
SARAN
Dari Simpulan sebelumnya, saran untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Pada penyulang Kaliwungu nilai dari SAIFI dan
SAIDI hampir mendekati standart dari ketetapan PT.
PLN (persero), maka perlu di pertahankan dan di
tingkatkan guna mencapai keandalan sistem distribusi
yang baik.
Pada penyulang Ceweng nilai dari SAIFI dan SAIDI
masih belum mencapai nilai standart yang di tetapkan
oleh PT. PLN (persero), maka perlu di tingkatkan guna
mencapai keandalan sistem distribusi yang baik.
Pada penyulang Mojongapit nilai dari SAIFI dan
SAIDI masih belum mencapai nilai standart yang di
tetapkan oleh PT. PLN (persero), maka perlu di
tingkatkan guna mencapai keandalan sistem distribusi
yang baik.
Pada penyulang Tembelang nilai dari SAIFI dan
SAIDI masih belum mencapai nilai standart yang di
tetapkan oleh PT. PLN (persero), maka perlu di
tingkatkan guna mencapai keandalan sistem distribusi
yang baik.
Hasil dari masing-masing perhitungan setiap
penyulang dimana masih belum memenuhi standart yang
di tetapkan oleh PT. PLN (persero) yang akan menuju
World Class Service (WCS) yaitu keandalan pada
SAIFI=1,2 kali/pelanggan/tahun dan SAIDI=0,83
jam/pelanggan/tahun.

STUDI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN (PERSERO) UPJ JOMBANG

Perlunya penambahan alat pengaman berupa


sectionalizer dan fuse pada setiap penyulang di UPJ
Jombang untuk menekan nilai SAIDI dan SAIFI guna
menciptakan keandalan sistem distribusi tenaga listrik
yang handal.
DAFTAR PUSTAKA
Akbari, Mohsen, P. Khazaee. 2013. Failure Mode and
Effect
Analysis
(FMEA)
for
Power
Transformer. Tehran: Niroo Research Institute
(NRI).
Fatoni, A. 2015. Analisa Keandalan Sistem Distribusi
20Kv PT. PLN Rayon Lumajang Dengan Metode
FMEA. Jurusan Teknik Elektro FTE. Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Franklin, Onime and A. Gabriel, Adegboyega. 2014.
Reliability
Analysis
of
Power
Distribution System in Nigeria: A Case Study of
Ekpoma Network, Edo State. Federal University
of Techno. Nigeria: Electrical and Electronics
Engineering Department.
Nugroho, Sukmoyo, Andhito. 2012. Studi Keandalan
Sistem
Distribusi 20kV di Bengkulu dengan
Menggunakan
Metode Failure Mode Effect
Analysis (FMEA). Jurusan Teknik Elektro FTE.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

79

Anda mungkin juga menyukai