Anda di halaman 1dari 24

Pengukuran Tahanan

Isolasi Transformator
Laporan Kerja Praktek
Kelompok 1 :
- Nur Hidayat - Herdiawan Yudistira
- Rosyadi - Andika Tyastono
- Rizki Firdaus Aulia - Hersandi
- Hadi Setiawan
ABSTRAK
 Sebagaimana yang telah tertuang dalam UU No.1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja: “bahwa setiap orang lain yang berada di
tempat kerja perlu terjamin keselamatannya.”

 Mengacu pada IEEE 43-2000 mengenai tahanan isolasi dan polaritas


index test.

 Dimana tujuan pengukuran tahanan isolasi untuk mengetahui nilai


tahanan isolasi pada transformer dan menjamin keamanan dan
keselamatan terhadap bahaya listrik baik dari segi perencanaan,
pemasangan, pemeriksaan serta pengujian instalasi listrik.
Pendahuluan
TUJUAN
1. Dapat mendefenisikan fungsi transformer.
2. Dapat mengetahui fungsi tahanan isolasi
3. Dapat melakukan pengukuran, pemeriksaan, pengujian pada transformer dan
memberikan rekomendasi.

RUANG LINGKUP
1. Pengertian Transformer,
2. Komponen-komponen transformer,
3. Mengenal spesifikasi tansformer berdasarkan name plate,
4. Pengukuran kontinuitas transformer,
5. Pengukuran tahanan isolasi pada transformer,
6. Pembahasan hasil pengukuran,
7. Kesimpulan.
Transformer
Transformer:
Suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC
ke taraf yang lain.

Fungsi dari transformator


Merubah level tegangan dan arus dalam sistem tenaga listrik.
Menyesuaikan impedansi beban dengan impedansi sumber
untuk mendapatkan transfer daya maksimum dalam rangkaian
elektronik dan pengendali.
Mengisolasi secara elektris rangkaian yang satu dengan yang
lain.

Jenis Transformer berdasarkan jenis tegangan:


Step-Up
Step-Down
Bagian Transformer
A. Bhusing Primer
Untuk menghubungkan
A
kumparan transformator
dengan jaringan luar
digunakan
D Merupakan sebuah
konduktor yang
C
diselubungi oleh isolator
F yang berfungsi sebagai
B
penyekat antara konduktor
dengan tangki
transformator.
Bahan utama untuk
bushing adalah dari bahan
keramik. Dan pada bushing
E
G tegangan tinggi biasanya
dilengkapi arcing horn.
Bagian Transformer
B. Tangki / Chasing Trafo
Kumparan dan intinya
A direndam dalam minyak
transformator yang selain
berfungsi sebagai pemindah
D
panas, juga bersifat sebagai
isolasi.
C
F
B C. Indikator tinggi permukaan
minyak/ Oil Level.
Untuk mengetahui tinggi
permukaan minyak didalam
Tangki Trafo.

G
E D. Kran untuk pemasukan
Untuk memasukan/ mengisi
minyak Trafo kedalam tangki
Trafo.
Bagian Transformer
E. Pengeluaran minyak
Untuk membuang atau
mengganti minyak Trafo.
A

F. Pelat nama / Name Plate


D Pada Name Plate terdapat
keterangan :
Daya (MVA)
C
F Level Tegangan (Vp/Vs)
B
Frequensi
Efisiensi
Impedansi (%)
Vektor Group
Basic Insulation Level
Pada Katalog
E
G Impedansi urutan (positif
dan zero)
Temperatur
Dll
Bagian Transformer
G. Grounding Trafo
Untuk menghindari terjadi
A tegangan lebih pada phasa
yang sehat bila terjadi
gangguan satu phasa
D
ketanah maupun yang
disebutkan beban tidak
C seimbang.
F
B

E
G
Parameter Transformator
Jenis Trafo Tiga Fasa

Tegangan Tinggi : 22 kV
Daya : 100 kVA
Tegangan Rendah :
Frequency : 50 Hz - 400 V (phasa to phasa)
- 231 V (phasa to netral)
Vektor Group Yzn5 Standar Spesifikasi : IEC 76 - 1976
Tingkat Isolasi Dasar : Kenaikan Suhu :
T . T : 125 kV - Minyak : 60 C
T . R : N/A - Belitan : 65 C

Arus Pengenal : Berat Minyak : 170 kg


T . T : 2,65 A Berat Total : 320 kg
T . R : 144,3 A
No Seri : 653019 - 175

Impedansi di 75 C : 3,97 %

Tabel Kompensasi Tap Changer Gambar lilitan insdusktansi


Star (HV) – Star (LV)
Manufacturer :
Hyosung Industry Co. Ltd
Seoul, Korea

Tahun Pembuatan 1987


Pengujian Kontinuitas
Pengujian kontinuitas dilakukan sebelum pengujian lain untuk
memastikan apakah kumparan pada transformer ada yang putus atau
tidak.
Sesuai dengan hukum ohm, apabila ada konduktor yang putus pada
lilitan maka akan diperoleh tahanan konduktor yang nilainya tak hingga.
Sedangkan apabila konduktor penyusun kumparan tidak putus maka
akan menunjukkan nilai tahanan tertentu yang dipengaruhi oleh jumlah
lilitan (berpengaruh terhadap panjang konduktor), ukuran luas
penampang konduktor, serta tahanan jenis.

Pengukuran kontinuitas dilakukan antara terminal phasa pada sisi HV


dan antara terminal phasa serta phasa dan netral pada sisi LV.
Pengujian Kontinuitas
Dalam kegiatan pengukuran
kontinuitas digunakan
multimeter merek Appa seri
A18 Pluss dengan mode
diatur pada ohm meter.
Pengujian Kontinuitas
Pemeriksaan Tahanan Antar
Phase Sisi HV
Pengukuran Tahanan
Terminal RS 42,7 Ω
Terminal RT 42,7 Ω
Terminal ST 42,7 Ω

Dari tabel hasil pengukuran


menunjukkan tahanan masih
terukur (bukan tak hingga)
sehingga dapat dinyatakan
lilitan trafo pada bagian HV
tidak ada yang putus.
Pengujian Kontinuitas
Pemeriksaan Tahanan Antar
Phase Sisi LV
Pengukuran Tahanan
Terminal R-S 0,3 Ω
Terminal R-T 0,2 Ω
Terminal S-T 0,3 Ω
Terminal R-N 0,1 Ω
Terminal S-N 0,2 Ω
Terminal T-N 0,2 Ω

Dari tabel hasil pengukuran


menunjukkan tahanan masih
terukur (bukan tak hingga) antar
tiap phasa dan antar phasa
dengan netral sehingga dapat
dinyatakan lilitan trafo pada
bagian LV tidak ada yang putus.
Pengujian Kontinuitas
Hasil pengukuran tahanan di sisi HV transformer memiliki nilai
lebih besar daripada hasil pengukuran tahanan di sisi LV karena
pada sisi HV memiliki jumlah lilitan yang jauh lebih banyak jika
dibandingkan dengan jumlah lilitan yang ada di sisi LV.
Jumlah lilitan HV yang lebih banyak membuat panjang konduktor
lebih panjang sehingga berpengaruh pada resistansi lebih besar.
Tahanan Isolasi
Tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran yang diisolasi
antara satu sama lain atau antara satu kawat dengan tanah
(Ground).
Pengukuran tahanan isolasi dengan
menggunakan insulation tester merek
Kyoritsu Model 3125.
Tahanan Isolasi
Pengukuran isolasi dilakukan pada sisi HV dengan LV, sisi HV
dengan body, dan sisi LV dengan body.

LV HV
LV

Body

Pengukuran LV - Body

Pengukuran HV – LV
Tahanan Isolasi
Pengukuran isolasi dilakukan pada sisi HV dengan LV, sisi HV
dengan body, dan sisi LV dengan body.
Menit LV – Body (MΩ) HV-LV (GΩ) HV – Body (GΩ)
Setting 1.000 V Setting 5.000 V Setting 5.000 V
1 Over limit 17,9 14,2
2 Over limit 23,9 21,9
3 Over limit 26,3 19,1
4 Over limit 27,8 20,5
5 Over limit 30,0 21,9
6 Over limit 31,0 23,5
7 Over limit 32,3 23,8
8 Over limit 32,3 25,5
9 Over limit 32,8 27,0
10 Over limit 33,3 27,6
Tahanan Isolasi
Karena tegangan operasi sisi HV adalah 20 kV sedangkan insulation tester yang
digunakan hanya dapat menginject tegangan hingga 5 kV maka data hasil
pengukuran perlu untuk di normalisasi (seolah dilakukan pengukuran dengan
inject tegangan sebesar 20 kV).
Menit LV – Body (MΩ) HV-LV (GΩ) HV-LV (GΩ) HV – Body (GΩ) HV – Body (GΩ)
Setting 1.000 V Setting 5.000 V Normalisasi 20 kV Setting 5.000 V Normalisasi 20 kV

1 Over limit 17,9 14,2


4,475 3,55
2 Over limit 23,9 21,9
5,975 5,475
3 Over limit 26,3 19,1
6,575 4,775
4 Over limit 27,8 20,5
6,95 5,125
5 Over limit 30,0 21,9
7,5 5,475
6 Over limit 31,0 23,5
7,75 5,875
7 Over limit 32,3 23,8
8,075 5,95
8 Over limit 32,3 25,5
8,075 6,375
9 Over limit 32,8 27,0
8,2 6,75
10 Over limit 33,3 27,6
8,325 6,9
Tahanan Isolasi
Dari tabel tersebut diperoleh:
• Tahanan sisi LV dengan body sangat besar sehingga tidak
terukur oleh alat. Hal ini mengindikasikan tahanan isolasi pada
sisi LV terhadap body masih sangat baik.
• Tahanan sisi HV terhadap LV diperoleh 4,475 GΩ (pengukuran
menit ke 1).
• Tahanan sisi HV terhadap body diperoleh 3,55 GΩ
(pengukuran menit ke 1).
Polaritas Indeks
Nilai polaritas indeks trafo bertujuan untuk mengetahui ketahanan isolasi terhadap
gangguan tegangan lebih.
𝑹𝒊𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕 𝟏𝟎
𝑷 𝒊=
𝑹 𝒊𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕 𝟏

Tabel Kondisi Isolasi untuk Insulation Class B, F, dan H


Kondisi Isolasi
Polaritas Indeks Kondisi Isolasi
Kurang dari 1 Berbahaya
1,0 – 1,1 Kurang
1,1 – 1,25 Meragukan
1,25 – 2,0 Cukup
Lebih dari 2 Bagus
Sumber : IEEE 43 – 2000
Polaritas Indeks
Parameter LV – Body (MΩ) LV – HV HV – Body
Setting 1.000 V Normalisasi Normalisasi
20 kV 20 kV
Pengukuran menit 1 Over limit 4,475 GΩ 3,55 GΩ
Pengukuran menit 10 Over limit 8,325 GΩ 6,9 GΩ
Polaritas Index Tidak terukur 1,8 1,9

Berdasarkan IEEE 43 – 2000 dapat disimpulkan :


• Nilai polaritas index pada pengukuran LV – Body diperoleh nilai yang sangat besar
sehigga tidak dapat diukur oleh alat ukur.
• Nilai Polaritas Index pada pengukuran LV – HV diperoleh nilai polaritas index
sebesar 1,8. Jika trafo memiliki insulation class A maka trafo masih dalam kondisi
baik. Namun apabila trafo tersebut memiliki insulation class B atau diatasnya maka
trafo tersebut nilai PI yang cukup baik.
• Nilai Polaritas Index pada pengukuran HV – Body diperoleh nilai polaritas index
sebesar 1,9. Jika trafo memiliki insulation class A maka trafo masih dalam kondisi
baik. Namun apabila trafo tersebut memiliki insulation class B atau diatasnya maka
trafo tersebut nilai PI yang cukup baik.
Kesimpulan
• Pemeriksaan fisik trafo masih dalam kondisi baik
• Pemeriksaan kontinuitas trafo baik pada sisi HV maupun LV masih dalam kondisi
baik
• Untuk menentukan baik tidaknya isolasi pada suatu trafo tidak dapat diketahui
dengan hanya mengukur tahanan isolasi saja namun juga harus menghitung nilai
polaritas index dari trafo tersebut. Trafo tersebut bisa kita kategorikan cukup baik.
Rekomendasi
• Transformer dilakukan preventive maintenance setahun sekali

Anda mungkin juga menyukai