Anda di halaman 1dari 65

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB
BIODATA
NAMA : SUNYOTO
Pekerjaan : Instruktur (freelance)
Penglm kerja : PLN/PJB/PJBS
Kompetensi : Har-Listrik,

MEI 2017
PJB-PJBS
Transformator

Surabaya, 25 Januari 2016


PENDAHULUAN
Transformator adalah suatu perangkat utama pada rangkaian/ jaringan listrik, seperti pusat pembangkit,
jaringan transmisi, industri dan bahkan pada rangkaian elektronik. Transformator berfungsi sebagai
pentransfer energi dan merobah besaran listrik secara elektromagnetis. Semua rangkaian/jaringan listrik
menggunakan transformator. Tegangan kerja transformator sangat bervariasi mulai dari tegangan yang
sangat rendah sampai tegangan ultra tinggi.

Apabila kapasitas transformator semakin besar dan yang lebih mutahir keandalannya, maka kelengkapan
transformator semakin banyak. Transformator yang sistem pendinginnya secara alami (ONAN), konstruksi
dan kelengkapannya lebih sederhana dibanding transformator yang sistem pendinginnya secara paksa
(ONAF).

Oleh sebab itu untuk mengetahui lebih mendalam tentang suatu transformator, terutama untuk tujuan
pemeliharaannya yang perlu harus diketahui adalah:
- Konstruksi dan bagian-bagian.
- Kelengkapan (accessoris).
- Spesifikasi (data-data teknik).
Pemeliharaan Transformer

• Pemeliharaan preventif akan sangat efektif secara biaya dan


menghemat waktu, dibandingkan pemeliharaan break-down
corrective.

• Kegiatan pemeliharaan preventif dilaksanakan secara berkala


dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik,
standar-standar yang ada dan pengalaman operasi di lapangan.
Kelengkapan tambahan pada Transformer (Accessories)

• 1. Bushing (HV+LV)
• 2. Tap changer
• 3. Indikator suhu belitan & suhu Oli
• 4. Indikator level Oli
• 5. Relay Bucholz
• 6. Pengaman tek.lebih (sudden press)
• 7. Pompa sirkulasi Oli
• 8. Sirip-sirip pendingin
• 9. Kipas (fan) pendingin
• 10.Valve Oil drain
Beberapa contoh kelengkapan Transformer
Bagian-bagian transformer
Bagian dalam Transformer
Spesifikasi Transformator
Setiap mesin-mesin listrik terutama yang berkapasitas besar dilengkapi dengan spesifikasi teknik, demikian juga
halnya transformator. Dimana setiap transformator dilengkapi dengan "dokumen teknis" oleh pabrik pembuatnya,
yang meliputi tentang :

- Buku petunjuk ( manual book) tentang pemakaian dan pemeliharaan transformator.


- Sertifikat/ dokumen uji transformator
- Sertifikat garansi transformator
- Spesifikasi (data-data) teknik transformator harus memenuhi ketentuan standar yang berlaku. Untuk dunia
internasional berlaku standar IEC ( Internasional Electrotechical Commission), untuk transformator berdasarkan
IEC publication 76.

Di indonesia belaku standar SII (Standar I ndustri Indonesia), tetapi dalam prakteknya standar mutu peralatan
listrik masih mengacu kepada standar PLN (SPLN), demikian juga standar mutu untuk transformator.
Spesifikasi transformator selain tertera pada dokumen teknis, juga harus dapat dilihat pada badan transformator
disebut "pelat nama spesifikasi". Pada pelat nama tersebut hanya memuat spesifikasi yang terpenting saja yang
amat dibutuhkan dalam inspeksi rutin transformator.

Untuk pengoperasian sehari-hari, selalu mengikuti ketentuan standar SPLN 50/82.


Kunstruksi Transformer
Macam-macam trafo berdasarkan aplikasinya

• 1. Trafo Daya (kapasitasnya besar)


• 2.Trafo Distribusi (pembagi daya ke konsumen)
• 3.Trafo Arus (CT) untuk proteksi dan pengukuran
• 4.Trafo Tegangan (PT) untuk proteksi dan pengukuran
• 5.Trafo Furnace (untuk peleburan baja)
• 6.Trafo Booster (penguat/step-up tegangan)
• 7.Trafo Penyearah (Rectifier Transformer)
• 8.Trafo Lokomotif (untuk kereta listrik)
• 9.Mining Transformer (untuk pertambangan)
• 10.Trafo Penggeser Fasa (phase shifting transformer)
• 11.Trafo Las (welding transfomer)
• etc
Trafo Daya

• Trafo Daya bertegangan menengah & tinggi dan berkapasitas besar


dipasang di pembangkit-pembangkit dan gardu induk.

• Sistem pendinginannya menggunakan type :


1. ONAF (Oil Nature Air Force)
2. OFAN (Oil Force Air Nature)
3. OFAF (Oil Force Air Force)
Trafo Distribusi

• Trafo yang digunakan untuk mendistribusikan daya listrik ke


konsumen.
• 20KV/380V standart rating tegangan.
• STANDART KVA :
25KVA, 63KVA, 100KVA, 160KVA, 200KVA, 250KVA, 315KVA,
400KVA, 500KVA, 630KVA,750KVA, 1000KVA, 1250KVA, 1500KVA,
2000KVA, 2500KVA.

(IS-2026 INERNATIONAL STANDART)


Spesifikasi umum

• Outdoor, berpendingin oli, 3 phase, 50 Hz.


• Belitan primer terhubung delta dan belitan sekunder terhubung
secara wye atau star.
• Pendinginan secara alami type ONAN (Oil Nature Air Nature).
• Trafo distribusi umumnya menggunakan type ONAN.
• Untuk trafo daya yang berkapasitas besar menggunakan pendinginan
type ONAF, OFAN, OFAF (Oil Force Air Force).
Pengujian Transformer
Sebelum dioperasikan Transformer harus dilakukan pengujian dilapangan meliputi :
 Pengukuran tahanan belitan (winding resistance)
 Pengukuran tahanan isolasi (insulation resistance)
 Voltage withstand test (High Voltage tests on HV & LV)
 Induced Over voltage Withstand test (DVDF test)
 Pengukuran rasio tegangan (voltage ratio)
 Pengukuran rugi-rugi tanpa beban (no load losses).
 Pengukuran rugi-rugi beban penuh (EFFICIENCY & REGULATION)
 Pengukuran grup vektor (vector group)
 Pengujian BDV oli.
 Pengujian DGA oli (Dissolved Gas Analysis)
 Pengujian OLTC (jika diperlukan)
Pengujian tambahan

• Additional Impulse test


• Pengujian short circuit
• Pengukuran zero Phase sequence Impedance
• Pengukuran acoustic noise level.
• Pengukuran harmonisa dari arus tanpa beban.
• Pengujian magnetic balance.
Sebelum dikirim area konsumen, di pabrik pembuat juga diuji meliputi.
 Seluruh item pengujian.

Serta test tambahan sbb:


 Pengujian Impulse Lightning.
 Pengujian Temperature Rise
• Pengukuran tahanan belitan
Pengukuran ini ditujukan untuk mendapatkan nilai resistansi dari belitan HV dan LV. Nilai dari resistansi
tersebut harus seimbang/balance untuk tiap-tiap fasa dan sesuai dengan desain standard.

Alat Uji : Digital resistance meter.


• Pengukuran tahanan isolasi
Pengukuran ini bertujuan untuk mendapaatkan nilai tahanan isolasi antara
sisi HV dengan LV serta terhadap bodi atau ground.

Alat Uji : Digital insulation test kit.


Tegangan tembus minyak
( Breakdown Voltage )
Merupakan pengujian untuk mengetahui pada tegangan
berapa isolasi minyak trafo mengalami breakdown

Metode < 68 KV 69 s/d 288 KV > 288 KV


ASTM D-1816(1 mm ) 23 26 26

ASTM D-877( 1 mm ) 26 30 30

Tabel. Standar hasil pengujian kekuatan dielektrik


• Separate source voltage withstand test (High Voltage tests
on HV & LV)
Test ini bertujuan untuk memastikan ketahanan dan fungsi insulasi dari belitan HV ke
LV dan ke ground terhadap tegangan lebih yang mungkin terjadi
- HV test tegangan tinggi : Belitan LV (seluruh fasa) dihubungkan semua ke
grounding. Kemudian belitan HV dihubungkan semua dan diinject tegangan
±2Un selama 1 menit.
- LV test tegangan tinggi : Belitan HV (seluruh fasa) dihubungkan semua ke
grounding. Kemudian belitan LV dihubungkan semua dan diinject tegangan
tegangan ±2Un selama 1 menit.

Alat Uji: High Voltage tester ( 100KV & 3KV)


• Pengujian Induced Over voltage Withstand (DVDF test).
Tujuan dari tes ini adalah untuk memastikan bahwa isolasi (inter turn) antar belitan fasa, lilitan,
coil, tapping terminal dan terminal mampu menahan tegangan lebih sementara dan tegangan lebih
karena switching yang mungkin akan terjadi selama masa pakai transformer.

Alat Uji: MOTOR GENERATOR SET


Pengukuran rasio tegangan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui rasio transformer apakah masih sesuai
standar atau tidak.
V1/V2 = N1/N2
Rasio tegangan sisi primer dengan sekunder sama dengan rasio jumlah lilitan belitan
primer dengan belitan sekunder. Dengan menggunakan prinsip tersebut, Turn Ratio
diukur dengan menggunakan TTR Meter. Jika hasil yang didapatkan sesuai, maka
dipastikan rasio tegangan juga akan sesuai.
Standard deviasi menurut ANSI 57.12.00 section 6.1 didefinisikan sebesar 0,5%
name plate.

Alat Uji: Turns Ratiometer


Pengukuran rugi-rugi tanpa beban dan berbeban.
• Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui rugi-rugi besi serta arus tanpa beban dari
transformer. Daya yang dikonsumsi oleh transformer saat tidak berbeban merupakan rugi-
rugi transformer tanpa beban.
• Pengukuran rugi-rugi beban penuh (EFFICIENCY & REGULATION)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui rugi-rugi saat transformer dibebani penuh serta
berapa impedansi transformer.
• Pengujian grup vektor (angka lonceng)
Pengujian ini untuk mengetahui pergeseran sudut fasa tegangan sisi primer dengan sekunder

• Pengujian BDV oli (breakdown voltage oli).


Pengujian BDV oli merujuk ke standard IS-335.
100 mm L X 70 mm B X 80 mm Ht. glass pot.
500ml Oil sample.
Spherical electrodes with gap of 2.5 mm
Nilai yg direkomendasikan : 60KV

Alat Uji: OIL BDV TEST


PENGUJIAN IMPULS LIGHTNING
 Impulse generator digunakan untuk menghasilkan gelombang tegangan impuls tertentu misal
1.2/50  detik
 Untuk transformer 3 fasa, pengujian impuls dilakukan pada tiap-tiap fasa secara berturut-turut.
 Tegangan diberikan pada masing-masing terminal, dan terminal yang lainnya
ditanahkan(grounded).
 Bentuk gelombang arus dan tegangan direkam pada osiloskop dan ada tidaknya distorsi dalam
bentuk gelombang menjadi kriteria indikasi kegagalan.
Pengujian hubung singkat
• Short circuit withstand ability test.

 Pengujian ini bertujuan unuk mengukur kemampuan transformer menahan


tekanan mekanik dan termal yang disebabkan oleh arus hubung singkat
eksternal
 Terminal HV dihubungkan ke bus supply pengujian. Sisi LV dihubung singkat.
Parameter pengujian diatur sedemikian rupa untuk memberikan nilai arus
hubung singkat nominal.
 Pengujian hubung singkat ini dilakukan dengan durasi terentu, dan selama
pengujian bentuk gelombang arus dicatat.
 Pada pengujian ini tidak boleh ada distorsi mekanik ataupun api yang muncul
selama tes ini. Demikian pula tidak diperkenankan ada distorsi bentuk
gelombang. Setelah dilakukan pengujian hubung singkat ini, transformer juga
harus masih mampu menahan pengujian rutin.
 Reaktansi dari belitan yang diukur sebelum dan sesudah pengujian hubung
singkat tidak boleh bervariasi melampaui range tertentu yang dinyatakan dalam
IS2026.
Pemeliharaan Transformer

• Transformer adalah peralatan yang paling vital dari setiap


sistem tenaga listrik. Oleh karena itu pemeliharaan preventif
akan sangat efektif secara biaya dan menghemat waktu. Karena
setiap kegagalan transformer bisa sangat mempengaruhi
seluruh fungsi organisasi.

• Kegiatan pemeliharaan ini dilaksanakan secara berkala dengan


berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-
standar yang ada dan pengalaman operasi di lapangan.
1. Debu, kotoran dan lumpur harus dibersihkan.

2. Penambahan oli (topped up) harus dari jenis dan pabrikan yang sama. Hal ini untuk mencegah
pembentukan lumpur dan konten asam.

3. Tahanan isolasi transformer sebaiknya diperiksa setahun sekali.

4. Nilai megger bersama dengan nilai-nilai minyak mengindikasikan kondisi transformator.


5. Pemeriksaan kekencangan koneksi dan terminasi sisi HV dan LV secara berkala harus
dilakukan

6.Pemeriksaan breather. Pengeringan kadar air silica gel jika diperlukan.

7. Fungsi safety vent diaphragm/relief valve perlu diuji

8. Konservator harus dibersihkan dari dalam setiap tiga tahun.

9. Pemeriksaan dan analisa rutin dari reading/pembacaan temperatur oli dan belitan transformer.

10. Kebersihan di area transformer harus dijaga, bersihkan rumput, semak belukar dsb termasuk
binatang liar(ular, tikus dsb) yang mungkin masuk ke area transformer.
Oli Transformer
 Lakukan pengecekan level oli. Dan pastikan
tidak ada kebocoran.
 Pengujian BDV, DGA dan tingkat keasaman
Oli harus dilakukan secara rutin. Jika tingkat
keasaman oli 0.5 sampai 1mg KOH, oli
harus tetap dijaga/dimonitor.
 Pada pengujian BDV Oli, perubahan warna
dan bau oli merupakan indikasi yang tidak
boleh diabaikan.
Bushing
 Bushings harus dibersihkan dan diperiksa apakah ada
kerusakan atau bagian yang retak
 Debu/deposit kotoran, garam atau deposit kimia,
semen atau deposit uap asam harus dimonitor, dicatat
dan diperbaiki
Pengaman dan indikator (lokal) Transformer
• Pengaman yang terbaik untuk transformer adalah jadwal pemeliharaan dan pencegahan
yang baik.
• Relay dan Indikator Temperatur Oli (temp relay/gauge).
• Relay dan Indikator Temperatur Belitan (temp relay/gauge)
• Bucholz Relay.
• Level Gauge/Relay Oli.
• Explosion Vent/Relief Valve
Pengaman (lain) Transformer

• HT fuse & D.O. fuse.


• LT circuit breaker.
• HT Circuit breaker with Over load, Earth Fault relay tripping.
• Oil Surge Relay for OLTC.
• PRV for OLTC.
• HORN GAPS & Lightening Arrestor.
• Breather.
Gangguan Trafo
• Kurangnya level Oil didalam tanki transformer.
• Rembesan air dalam Oli transformer.
• Pembebanan berlebih(overload) dalam waktu lama.
• Pembebanan single phase.
• Pembebanan yang tidak seimbang antar fasanya.
• Terminasi kabel yang kurang baik (ukuran lug, kekencangan dll)
• Kegagalan pengaman short circuit.
• Kegagalan operasi/fungsi tap changer
• Kurangnya pemeriksaan instalasi.
• Pencurian listrik.
Kegagalan Trafo

Kesalahan desain dan kalkulasi


Pengerjaan / fabrikasi transformer yang kurang baik
Formasi inti besi yang kurang tepat
Isolasi baut inti besi yang kurang sesuai
Permukaan laminasi yang kurang rata
Penyambungan yang kurang tepat
Permukaan tajam yang mengenai konduktor belitan
Proses pengeringan yang belum sempurna
Kurangnya saluran pendinginan di dalam belitan (sirkulasi oli)
Kawlitas bahan yang kurang baik
PENGUKURAN DAN PENGUJIAN.
1. Pengujian
Pengujian transformator bertujuan untuk menentukan nilai karakteristiknya dan untuk
mencapai standar yang telah ditetapkan dalam kendali mutu.

Pengujian transformator meliputi :


1. Pengujian perbandingan transformasi
2. Pengujian polaritas/ vektor grup
3. Pengujian beban nol
4. Pengujian hubung singkat
5. Pengujian berbeban
6. Pengukuran tahanan kumparan
7. Pengujian tegangan kerja (terapan)
8. Pengujian tegangan induksi
9. Pengujian tegangan impuls
10. Pengujian kenaikan temperatur
11. Pengukuran tahanan isolasi
Pengujian (lengkap) transformator terutama dilakukan saat pembuatan di
pabriknya dan juga pada program pemeliharaan (sebagian).
Keandalan tahanan isolasi suatu transformator seperti peralatan-peralatan
listrik lainnya sangat vital, karena apabila tahanan isolasi menurun
disebabkan oleh karena usia atau gangguan, maka dapat mengakibatkan
transformator mengalami gangguan salah satu diantaranya peningkatan
temperatur.

Oleh sebab itu tahanan isolasi transformator harus diukur secara berkala
dan setiap melakukan perbaikan. Berdasarkan IEC standar, ketentuan
tahanan isolasi adalah:
1kV = 1M Ohm
Misalkan tegangan kerja trafo 6,3 KV, maka tahanan isolasinya = 6,3 M Ohm (terhadap tanah).

Catatan : 1kV tsb diatas adalah besar tegangan fase terhadap tanah.

Kebocoran arus yang diizinkan setiap 1kV= 1mA.


Pengukuran tahanan isolasi suatu transformator meliputi :
Tahanan isolasi antara kumparan fase
Tahanan isolasi antara kumparan primer dan kumparan skunder
Tahanan isolasi antara tangki dengan tanah (khusus untuk transformator yang
memakai pengaman tangki).
Dalam mengukur tahanan isolasi antara kumparan fase, hubungan terminal fase harus
dibuka terlebih dahulu sebelum mengukur.
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga
macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :
 
Pengujian jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang
mewakili trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini
memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis
meliputi:
<> pengujian kenaikan suhu
<> pengujian impedansi
Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas persetujuan pabrik
denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari sejumlah trafo yang dipesan dalam
suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :
<> pengujian dielektrik
<> pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa
<> pengujian hubung singkat
<> pengujian harmonik pada arus beban kosong
<> pengujian tingkat bunyi akuistik
<> pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.
 
Pengujian rutin
Pengukuran tahanan isolasi :
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk mengetahui secara dini
kondisi isolasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang fatal dan pengujian selanjutnya, pengukuran
dilakukan antara:
<> sisi HV - LV
<> sisi HV - Ground
<> sisi LV- Groud
<> X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
<> X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.
Pengujian lanjutan.
Pengujian meliputi:
<> pengujian tahanan isolasi
<> pengujian tahanan kumparan
<> pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group
<> pengujian rugi besi dan arus beban kosong
<> pengujian rugi tembaga dan impedansi
<> pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
<> pengujian tegangan induksi (Induce Test).
 
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger, lebih baik yang
menggunakan baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang
lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering
tidaknya trafo, juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang
terhubung singkat.
Pengukuran tahanan kumparan
Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan yang
akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus.
Nilai tahanan belitan dipakai untuk perhitungan rugi-rugi tembaga trafo.
Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat pengukuran yang
diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh karenanya diusahakan arus pengukuran kecil.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 ohm adalah Wheatstone Bridge, sedangkan
untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precition Double Bridge.
Pengukuran dilakukan pada setiap fasa trafo, yaitu antara terminal:
Untuk terminal tegangan tinggi:
a. Untuk sisi tegangan tinggi
<> fasa A - fasa B
<> fasa B - fasa C
<> fasa C - fasa A
 
b. Untuk sisi tegangan rendah
<> fasa a - fasa b
<> fasa b - fasa c
<> Fasa c - fasa a
Pengukuran dengan Wheatstone bridge digunakan untuk tahanan di atas 1 ohm.
Pada keadaan seimbang berlaku rumus:
Rx adalah hagra tahanan belitan yang diukur = factor pengali. Pengukuran dengan Precition double bridge digunakan
untuk tahanan yang lebih kecil dar 1 ohm. Rangkaian pengukuran seperti Gambar 2. Tahanan yang diukur Rx dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
 
Pengukuran perbandingan belitan
Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan
sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang
dikehendaki. toleransi yang diijinkan adalah:
a. 0,5 % dari rasio tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal.
 
Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu setelah coil trafo di assembling dengan
inti besi dan setelah tap changer terpasang, pengujian kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap trafo
telah terpasang secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group trafo.
 
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR), misalnya merk Jemes G. Biddle
Co Cat. No.55005 atau Cat. No. 550100-47.
Pemeriksaan Vector Group
Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas terminal-terminal trafo positif atau negatif.
Standar dari notasi yang dipakai adalah ADDITIVE dan SUBTRACTIVE.
 
Pengukuran rugi dan arus beban kosong
Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi histerisis dan eddy current dari
inti besi (core) dan besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan
memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.
Pengukuran rugi tembaga dan impedansi
Pengukuran ini bertujuan untum mengetahui besarnya daya yang hilang pada saat trafo beroperasi akibat dari
tembaga (Wcu) dan strey loss (Ws) trafo yang digunakan.
Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi dan pada sisi yang lain dihubung-singkat,
dengan demikian akan terbangkit juga arus nominal pada sisi tersebut, sehingga trafo seolah-olah dibebani penuh.
 
Perhitungan rugi beban penuh (Wcu) dan impedansi (Iz), dimana pada waktu pengukuran tahanan belitan (R), Wcu
dan Iz dilakukan pada saat suhu rendah (udara sekitar (t)), maka Wcu dan Iz perlu dikoreksi terhadap suhu acuan
75ºC, dimana factor koreksi (a) adalah :
Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body tangki.
Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai denga standar uji dan dilakukan pada:
<> Sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke tanahkan
<> Sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan.
<> Waktu pengujian 60 detik.
 
 
 
Pengujian tegangan induksi
Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer dari tiap-tiap belitan dan
kekuatan isolasi antara belitan trafo. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan
nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core)
maka frekwensi yang digunakan harus dinaikkan sesuai denga kebutuhan. Lama pengujian tergantung pada
besarnya frekwensi pengujian berdasarkan rumus:
waktu pengujian maksimum adalah 60 detik.
Pengujian kebocoran tangki
Pengujian kebocoran tangki dilakukan setelah semua komponen trafo terpasang. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui kekuatan dan kondisi paking dan las trafo. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan nitrogen
(N2) sebesar kurang lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan pada bagian-bagian las dan paking dengan memberikan
cairan sabun pada bagian tersebut. Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi penurunan tekanan.
 
• Jenis Pengujian (Type Test)
Pengujian kenaikan suhu
Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan kumparan trafo yang
disebabkan oleh rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani. Pengujian ini juga bertujuan untuk melihat apakah
penyebab panas trafo sudah cukup effisien atau belum.

Pengujian Temperature Indicator dan Thermal Relay


Pada trafo dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan
terendah (arus tertinggi), pada trafo dengan tapping maksimum 5% pengujian dilakukan pada tapping nominal.
Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus
trafo sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi trafo, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong.
Suhu kumparan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
t adalah suhu sekitar pada saat akhir pengujian.
Pengujian tegangan impulse
Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari sistem
isolasi trafo terhadap tegangan surja petir.
Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan
bentuk gelombang tertentu. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan
tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada :
<> Antar lilitan trafo
<> Antar layer trafo
<> Antara coil dengan ground.
 
Pengujian tegangan tembus oli
Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik
oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari trafo, oli juga
berfungsi sebagai isolasi.
Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1 : 1982, IEC 158
dan IEC 296 yaitu:
- > = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying
- > = 50 KV/2,5 mm setelah purifying
Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk Hipotronics type EP600CD. Cara pengujian:
 
- Bersihkan tempat sample oli dari kotoran dengan mencucinya dengan oli sampai bersih.
- Ambil contoh/sample oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan sample oli tidak tersentuh tangan
atau terlalu lama terkena udara luar karena oli ini sanga sensitive.
- Tempatkan sample oli padaalat tetes.
- Nyalakan power alat tetes.
- Tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana kemampuan dielektrik oli tersebut.

- Setelah counter berhenti dan tombol reset menyala, tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula.
- Hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelahdilakukan 5 (lima) kali dengan selang waktu
2 menit.
  
Analisa laborat Minyak Transformator
Minyak pada transformator seperti dijelaskan di atas berfungsi sebagai pendingin dan sebagai bahan isolasi.
Dimana minyak berada dalam tangki untuk menyerap panas yang ditimbulkan kumparan secara alami, maupun
secara paksa minyak mengekspresikan panas transformator ke luar dengan memompanya. Perubahan temperatur
minyak dalam tangki sebanding dengan perubahan beban yang dipikul transformator. Maka akibatnya temperatur
minyak pun akan berubah-ubah karena perubahan beban dan suhu udara luar.
Pada saat minyak menguap, permukaannya akan naik bersinggungan dengan udara luar pada alat
pernafasan, kejadian tersebut berulang-ulang menjadikan struktur kimia berubah, yang
mengakibatkan nilai tegangan tembus minyak akan menurun yang dapat menimbulkan bunga api
(arcing) pada kumparan transformator. Disamping itu, karena faktor waktu, terjadi oksidasi antara
dinding tangki, kawat kumparan, inti transformator dan komponen logam lainnya di dalam tangki
yang menghasilkan kotoran yang bercampur dengan minyak. Akibat daya serap panas minyak
transformator menurun.

Untuk menghindari kerusakan transformator akibat kotoran dan perubahan struktur kimia minyak,
harus diuji kadar asam, air, kotoran dan viscositasnya secara periodik dan pada setiap bongkar
pasang transformator.
Mutu yang harus dipenuhi minyak transformator berdasarkan standar IEC, BS dan ASTM.

Dalam melaksanakan pengujian minyak diambil secara sampel dari bagian atas dan dari bagian
bawah tangki. Apabila hasil pengujian diperoleh masih sesuai standar, maka minyak masih layak
untuk dipakai. Tetapi apabila hasil pengujian diperoleh dibawah standar, maka minyak harus
dimurnikan kembali melalui penyaringan atau diganti.
Pengambilan sample minyak trafo
Lakukan pengambilan dengan menggunakan peralatan khusus untuk pengambilan
sample minyak dan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian antara lain :
• Kekuatan dielektrik (dielectric strength)
• Neutralization number
• Resistivitas
• Water content
• Gas analysis
Pengujian Tegangan Transformator
Pengujian transformator dilakukan dalam perbaikan yaitu menguji tegangan terapan dan tegangan
induksi kumparan transformator yang baru digulung. Untuk pengujian tegangan induksi kumparan
transformator yang baru digulung. Untuk pengujian tegangan terapan dimana transformator diberi
tegangan kerja ke dalam kumparan.

Untuk memudahkan pengujian, posisi kumparan tegangan rendah yang dihubungkan ke sumber
tegangan. Besar tegangan U1 sama dengan tegangan nominalnya, demikian juga tegangan U2. hasil
penunjukan wattmeter W adalah rugi inti (eddy current + hysterisis) yang besarnya harus memenuhi
ketentuan.

Untuk pengujian tegangan induksi dimana bagian-bagian berisolasi transformator diberi tegangan,
seperti antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan inti/ pentanahan selama waktu t.

Besar tegangan dan lama waktu uji tiap transformator daya dicantumkan dalam "buku petunjuk"
(manual book). Besar tegangan induksi berkisar ± 5 X tegangan nominal dalam waktu ± 5 menit.
Pengujian Polaritas Transformator
Untuk menghindari salah sambung terminal-terminal kumparan transformator yang baru dililit atau
kumparan yang tidak ada lagi tanda pengenalnya, maka harus ditentukan ujung-pangkal kumparan
tersebut. Cara menentukan ujung pangkal kumparan transformator adalah dengan pengujian
polaritasnya.
 
Apabila hasil penunjukan voltmeter U1 > voltmeter U2, maka bagian kumparan yang disambung
polaritasnya sejenis (pangkal kumparan primer disambung dengan pangkal kumparan skunder).
 
Apabila hasil penunjukan voltmeter U1 < voltmeter U2, maka bagian kumparan yang disambung
polaritasnya tidak sama (pangkal kumparan primer disambung dengan ujung kumparan skunder).
Contoh :
Voltmeter U1 menunjuk 200V dan Voltmeter U2 menunjuk 600V, maka bagian yang disambung
polaritasnya berbeda.
Untuk menentukan polaritas transformator tegangan menengah atau tegangan tinggi, pengujian
polaritasnya cukup dengan tegangan rendah saja.

Kesimpulan
1. Kelayakan operasi dari suatu transformator daya dapat ditetapkan setelah melalui tahapan-
tahapan pengujian berdasarkan standar yang berlaku.
2. Ketelitian dari proses pengujian transformator daya sangan dipengaruhi oleh temperatur ruang
serta ketepatan waktu pelaksanaannya.
3. Keandalan transformator selama masa operasi, sangat ditentukan oleh cara pemeliharaannya,
sehingga jadwal waktu pemeliharaan perlu dikaji lebih lanjut.
Perawatan kumparan dan isolator

No. Komponen/Bagian Tindakan Perawatan Frekuensi Keterangan

- Bersihkan dengan air atau carbon tetra


cloride.
- Perbaiki bagian-bagian yang lecet dan dicat
1. Bushing dengan lacquer glyptal merah.    
- Periksa dan keraskan bila ada baut kendor.
- Periksa packing, bila bocor diganti dengan
yang baru.

- Periksa pengawatan dan ukur tahanan isolasi.


2. CT Bushing dan peralatan tegangan - Periksa dan kencangkan hubungan terminal    
termasuk tap alat potensial ke dalam bushing.

- Periksa dan ukur tahanan isolasi antara


belitan dengan belitan dan antara tiap belitan
3. Kumparan transformator dengan pentanahan.    
- Memeriksa kerapatan fluksi inti dengan EL-
CID.

- Periksa kabel sambungan dari terminal ke


kumparan dan ke bushing.
4. Terminal kumparan
- Periksa dan kencangkan hubungnan terminal    
kumparan.

- Periksa dan setel klem kumparan.


5. Klem dan isolasi pelapis kumparan - Periksa dan amati isolasi pelapis kumparan,    
apakah masih layak dipakai.
Pengujian accessories trafo.
1. Pengujian temperature indicator dan thermal relay
- Lepas probe temperature indicator dari tempatnya
- Lepas temperature indicator; bawa bersamaan dengan probe tadi.
- Uji temperature indicator dengan menggunakan temperature calibrator
- Catat hasil pengujian beserta kondisi trip relay thermalnya.
- Pasang kembali probe beserta temperature indicator pada tempatnya.
 
2. Pengujian Thermal Overload
- Lepas thermal overload relay dari panel control pendingin trafo
- Uji thermal overload relay dengan menggunakan current injector test
- Catat hasil pengujian relay
- Bandingkan dengan kurva standar overload relay
- Ganti thermal overload jika hasil test menyimpang dari standar
 
3. Rekondisi motor fan pendingin
- Lepas motor fan pendingin beserta keranjangnya dari trafo
- Bongkar motor; lakukan penggantian bearing dengan yang baru
- Bersihkan dan keringkan stator dan motor
- Ukur tahanan belitan dan tahanan isolasi (megger) stator
Pengujian Relay Proteksi
1. Relay elektris : Diuji dengan menggunakan secondary current injector set
2. Relay Differensial :
- Lakukan pengujian arus pickup relay (Id)
- Lakukan pengujian karakteristik differensial relay
 
3. Relay Arus Lebih
4. Lakukan pengujian arus pickup relay
5. Lakukan pengujian karakteristik arus lebih (kurva karekteristik)
6. Lakukan pengujian karakteristik momentary/ instantaneous
 
7. Relay Hubung Tanah
8. Lakukan pengujian arus pickup relay
9. Lakukan pengujian karakteristik arus lebih (kurva karekteristik)
 
10. Relay Mekanis :
- Lakukan pengujian relay thermal dan temp.switch dengan menggunakan
temperature calibrator.
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
TERIMA KASIH
ANDA TELAH MENJADI PENDENGAR YANG BAIK

MEI 2017

Anda mungkin juga menyukai