Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI

“TEGANGAN TEMBUS IMPULS PADA UDARA UNTUK BERBAGAI JENIS ELEKTRODA”


Disusun oleh

NAMA : SUGIYARTO

NPM : 14520002

FAKULTAS : TEKNIK ELEKTRO

DOSEN PEMBIMBING : 1. P JANNUS ST,MT


2. BENHUR

UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA

TAHUN AKADEMIK 2014 / 2015


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

I.II TUJUAN

BAB II DASAR TEORI

BAB III PELAKSANAAN

II.I ALAT

II.II LANGKAH KERJA

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BERLAKANG


Sifat alami yang tidak bisa dihindari saat pengoperasian peralatan listrik tegangan tinggi adalah
bahwa peralatan-peralatan tersebut sering terkena tegangan impuls, baik impuls karena petir
maupun impuls karena sistem kontak. Impuls karena sambaran petir disebut dengan impuls petir
dan impuls akibat buka tutup kontak disebut dengan impuls kontak. Sehingga untuk mengetahui
kekuatan isolasi peralatan terhadap berbagai bentuk tegangan impuls ini, sangat diperlukan
pengujian laboratorium terhadap perlatan tegangan tinggi.
Tinggi tegangan lebih yang mungkin terjadi pada jaringan menentukan kekuatan dan jenis isolasi.
Amplitudo dan besaran waktu tegangan lebih telah distandarisasikan. Standarisasi ini telah
diusahakan mendekati kemungkinan pembebanan peralatan secara praktis akibat tegangan lebih
impuls petir ataupun impuls kontak. Pengujian dengan standarisasi teganga impuls ini adalah
sebuah pendekatan dari kemungkinan yang terjadi pada penngoperasian nyata peralatan tegangan
tinggi. Seperti yang kita ketahui besaran waktu impuls kontak sangat bervariasi pada setiap titik
jaringan.Demikian juga arus akibat sambaran petir adalah merukan distribusi statistik, sehingga
gelombang berjalan tegangan berbeda beda. Karena bentuk gelombang impuls ini bervariasi, maka
dibuat standarisasi internasional untuk tegangan impuls (IEC60).

1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui pembangkitan tegangan tinggi Impuls
2. Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui cara pengukuran tegangan tinggi impuls.
BAB II
DASAR TEORI

Impuls adalah suatu fungsi yang berharga sangat besar dalam selang waktu yang
singkatsekali. Diluar siang waktu yang singkat itu fungsi impuls berharga nol. Dalam tenaga
listrik,impuls dapat terjadi dalam bentuk tegangan yang disebut impuls tegangan dan dapat jugadalam
bentuk arus disebut impuls arus. Umumnya yang terjadi pada sistem tenaga listrikadalah impuls
tegangan. Impuls tegangan pada sistem tenaga listrik dapat terjadi oleh switching dan dapat
puladisebabkan oleh petir , yang juga disebut surja tegangan atau surja. Impuls pada sistermtenaga
listrik merambat disaluran secara gelombang. Dan analisa perjalanan impuls disalurandilakukan analog
dengan analisa gelombang berjalan pada tali atau tambang.Bentuk-bentuk Impuls, secara garis besar
impuls dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Impuls segi empat (Rectangular)
2. Impuls segitiga ( wedge shape)
3. Impuls eksponensial.

Impuls tegangan pada sistem tenaga listrik merupakan impuls berbentuk eksponen,
yaituimpuls kilat yang dikenal dengan impuls double eksponen dan impuls switching yang jugamirip
eksponen.Impuls double eksponen dapat didefinisikan dengan persamaan berikut
ini :
V(t) = V (e-t/T’ – e-t/T’’)
Dimana :
V(t) : fungsi impuls (kV)
V : Konstanta (kV)
t : waktu
T’ dan T’’ : konstanta waktu

Distribusi impuls timbul oleh pengaruh besarnya tegangan yang digunakan. Hal ini dapat
dipraktikan pada konduktor sela-bola, untuk kondisi geometri yang tetap, tegangan tembustergantung
pada besarnya tegangan yang diterapkan. Untuk tidak ada peluang terjadinyaimpuls terdapat pada
tegangan V0 dan peluang terjadinya impuls 100% pada tegangan V100. serta untuk tegangan diatas
tegangan terjadinya impuls 100% maka kemungkinan impulsadalah satu.
Secara statistik flashover yang disebabkan oleh impuls tegangan pada isolator tergantung
pada tegangan kritis flashover (CFO). Untuk besar tegangan impuls yangditerapkan dan dilakukan
berkali-kali percobaan maka probalitas terjadinya flasover padaisolator tunggal itu menurut disribusi
Gaussian dan pada distribusi normal. Kemungkinan terjadi flashover tergantung oleh kondisi
kecuraman permukaan gelombang,polaritas tegangan, bentuk geometri dan keadaan cuaca. Perlu juga
diingat nilai dari CFOtergantung juga pada kondisi itu dan untuk disain diambil harga CFO diatas 3-5%.
BAB III
PELAKSANAAN

1.1 Alat dan Bahan

No. Alat Jumlah


1. Multi Test Set Table 1 Set
2. Tongkat Grounding 1
3. Elektroda Jarum 2
4. Elektroda Batang 2
5. Electroda Bola Pejal 1
6. Electroda Bola Kosong 1
7. Lampu Indikator 1
8. Kunci Pas 1

1.2 Langkah Kerja


EW RD

F D

CS
220 V

R7 R6 RH1

10
CSS 1
F 100 kV

58

TSH RSH

TH
F

EW RD

F D
F
CS H R
220 V
R7 R6 RH1 F

S Z
CSS 1
100
F
kV

58

D
TSH RSH
H
V
T
F H
0

220 V
EW
R7 R6

CST

F 100 kV
10
SWS

58

TH TSH
F

 R1:Tahanan tegangan tinggi  Cs :Kapasitansi Impuls


 C1: Kapasitas tegangan tinggi  Rp :Tahanan Paralel
 C2:Kapasitansi tegangan rendah  RS1 :Tahanan Seri 1
 Z: Karakteristik impedance dari kabel  RS2 :Tahanan Seri 2
pengukuran  Cb :Kapasitansi Beban
 U1 :Tegangan Input  U1 :Tegangan AC primer
 U2 :Tegangan Output  U2 :Tegangan AC sekunder
 Rd :Tahanan Damping  Uc :Tegangan DC Charging
 Us:Tegangan Impulse Keluaran
a. Pasangkan salah satu konfigurasi diatas pada tempat obyek pengujian.
b. Naikkan tegangan hingga udara diantara elektroda tembus, kemudian catat
tegangan tersebut.
c. Naik kan jarak elektroda seperti pada table kemudian naik kan tegangan hingga
udara tembus.
d. Gantikan konfigurasi elektroda kemudian ulangi percobaan seperti diatas.
BAB IV
DATA DAN ANALISA

Tabel 4.1.1
Tegangan Tembus (kV)
Konfigurasi Jarak Medan Listrik
V1 V2 V3
Elektroda (m) Vr (kV/m)
(lambat) (sedang) (cepat)
0,01 10 10 10 10
0,015 18 18 18 18
Bola Pejal-
0,02 20 20 21 20
Bola
0,025 30 30 30 30
Kosong
0,03 32 32 32 32
0,035 38 38 38 38

Tabel 4.1.2
Tegangan Tembus (kV)
Konfigurasi Jarak Medan Listrik
V1 V2 V3
Elektroda (m) Vr (kV/m)
(lambat) (sedang) (cepat)
0,01 7 8 8 8
0,015 11 12 12 11,3
Lancip - 0,02 14 14 14 14
Plat 0,025 16 16 16 16
0,03 18 18 18 18
0,035 19 19 19 19

Tabel 4.1.3
Tegangan Tembus (kV)
Konfigurasi Jarak Medan Listrik
V1 V2 V3
Elektroda (m) Vr (kV/m)
(lambat) (sedang) (cepat)
0,01 7 7 7 7
0,015 11 11 11 11
Plat - 0,02 14 14 14 14
Lancip 0,025 17 17 17 17
0,03 19 19 19 19
0,035 21 21 21 21

Tabel 4.1.4
Tegangan Tembus (kV)
Konfigurasi Jarak Medan Listrik
V1 V2 V3
Elektroda (m) Vr (kV/m)
(lambat) (sedang) (cepat)
0,01 8 8 8 8
0,015 11 11 11 11
Lancip-
0,02 15 15 15 15
Bola Pejal
0,025 18 18 18 18
0,03 20 20 20 20
0,035 21 21 21 21

Grafik 4.1.1

Tegangan tembus terhadap Jarak


34.5
34 Bola Pejal-Bola
33.5 Kosong
33
32.5 Bola Pejal-Bola Pejal
32
31.5 Bola Kosong-Bola
31 Kosong
30.5
30 Bola Kosong-Bola
29.5 Pejal
0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035

Grafik 4.1.2

Kuat Medan terhadap Jarak


4000
3500 Bola Pejal-Bola Kosong
3000
2500 Bola Pejal-Bola Pejal
2000
1500 Bola Kosong-Bola
1000 Kosong
500 Bola Kosong-Bola Pejal
0
0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035

Grafik 4.1.3
Tegangan tembus terhadap waktu
40
35 Bola Pejal-Bola Kosong
30
25 Bola Pejal-Bola Pejal
20
15 Bola Kosong-Bola
10 Kosong
5 Bola Kosong-Bola Pejal
0
1 (cepat) 2 (sedang) 3 (lambat)

Analisa:

1. Pada tegangan impuls, tegangan tembus yang dihasilkan tidak konstan. Jika putaran
untuk menghasilkan tegangan lambat, maka tegangan tembusnya kecil. Jika putaran
cepat maka tegangan tembusnya tinggi
2. Kuat Medan listrik berbanding terbalik dengan jarak
3. Tegangan tembus impuls dengan waktu berbanding lurus. Semakin besar tegangan
tembus maka waktu yang dibutuhkan semakin lama
Tabel 4.2.1 Tabel 4.2.2

Tabel 4.2.3 Tabel 4.2.4


Grafik 4.2.1

TEGANGAN TERHADAP JARAK Bola Pejal - Batang


45 (Kelompok 1)
Bola Pejal – Bola Pejal
(Kelompok 1)
Batang – Bola Pejal
40
(Kelompok 1)
Batang - Batang
(Kelompok 1)
35 Bola Pejal-Bola Kosong
(Kelompok 2)
Bola Pejal-Bola Pejal
30 (Kelompok 2)
Bola Kosong-Bola Kosong
TEGANGAN

(Kelompok 2)
25 Bola Kosong- Bola Pejal
(Kelompok 2)
Jarum- Bola Kosong
20 (Kelompok 3)
Jarum- Jarum (Kelompok
3)
15 Bola Kosong - Jarum
(Kelompok 3)
Bola Kosong - Bola Kosong
10 (Kelompok 3)
Batang - Batang
(Kelompok 4)
Jarum - Jarum (Kelompok
5
4)
Batang - Jarum (Kelompok
4)
0 Jarum - Batang (Kelompok
0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 4)
JARAK
Grafik 4.2.2
KUAT MEDAN TERHADAP JARAK
4500
Bola Pejal - Batang
(Kelompok 1)
4000 Bola Pejal – Bola Pejal
(Kelompok 1)
Batang – Bola Pejal
(Kelompok 1)
3500 Batang - Batang
(Kelompok 1)
Bola Pejal-Bola Kosong
3000 (Kelompok 2)
Bola Pejal-Bola Pejal
(Kelompok 2)
Bola Kosong-Bola Kosong
KUAT MEDAN

2500 (Kelompok 2)
Bola Kosong- Bola Pejal
(Kelompok 2)
Jarum- Bola Kosong
2000 (Kelompok 3)
Jarum- Jarum (Kelompok
3)
1500 Bola Kosong - Jarum
(Kelompok 3)
Bola Kosong - Bola Kosong
(Kelompok 3)
1000 Batang - Batang
(Kelompok 4)
Jarum - Jarum (Kelompok
500 4)
Batang - Jarum (Kelompok
4)
Jarum - Batang (Kelompok
0 4)
0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035
JARAK
Analisa:
1. Dari bentuk grafik yang berbeda-beda, terbukti bahwa bentuk anoda dan katoda memengaruhi
hubungan tegangan dan jaraknya
2. Kuat Medan Listrik berbanding terbalik dengan jarak. Semakin besar jarak, semakin kecil kuat
medan listrik
3. Tegangan tembus impuls berbanding lurus dengan waktu. Jika tegangan tembusnya besar
maka yang dibutuhkan semakin lama

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
 Kuat medan listrik pada tegangan impuls berbanding terbalik dengan jarak. Karena bila
jarak yang diberikan semakin besar maka kuat medan yang dihasilkan juga akan semakin
rendah, begitu pula sebaliknya.
 Kuat medan listrik pada tegangan impuls berbanding lurus dengan tegangan. Karena bila
tegangan yang diberikan semakin besar maka kuat medan yang dihasilkan juga akan
semakin besar juga, begitu pula sebaliknya.
 Jarak berbanding lurus dengan tegangan. Karena bila jarak yang diberikan semakin besar
tegangan yang dihasilkan juga akan semakin besar juga, begitu pula sebaliknya.
 Kecepatan saat memberikan tegangan juga mempengaruhi besarnya tegangan yang
dihasilkan, sehingga tegangan berbanding lurus dengan waktu. Karena hal tersebut
mempengaruhi terjadinya kegagalan isolasi
 Bentuk konfigurasi elektroda mempengaruhi besarnya nilai tegangan yang terjadi, Semakin
besar penampang maka semakin besar tegangan tembus yang dihasilkan
5.2 Saran
1. Pastikan telah mengkalibrasi alat dengan benar
2. Selalu bekerja sesuai SOP
3. Jangan lupa melakukan Grounding

Anda mungkin juga menyukai