NAMA : SUGIYARTO
NPM : 14520002
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.II TUJUAN
II.I ALAT
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui pembangkitan tegangan tinggi Impuls
2. Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui cara pengukuran tegangan tinggi impuls.
BAB II
DASAR TEORI
Impuls adalah suatu fungsi yang berharga sangat besar dalam selang waktu yang
singkatsekali. Diluar siang waktu yang singkat itu fungsi impuls berharga nol. Dalam tenaga
listrik,impuls dapat terjadi dalam bentuk tegangan yang disebut impuls tegangan dan dapat jugadalam
bentuk arus disebut impuls arus. Umumnya yang terjadi pada sistem tenaga listrikadalah impuls
tegangan. Impuls tegangan pada sistem tenaga listrik dapat terjadi oleh switching dan dapat
puladisebabkan oleh petir , yang juga disebut surja tegangan atau surja. Impuls pada sistermtenaga
listrik merambat disaluran secara gelombang. Dan analisa perjalanan impuls disalurandilakukan analog
dengan analisa gelombang berjalan pada tali atau tambang.Bentuk-bentuk Impuls, secara garis besar
impuls dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Impuls segi empat (Rectangular)
2. Impuls segitiga ( wedge shape)
3. Impuls eksponensial.
Impuls tegangan pada sistem tenaga listrik merupakan impuls berbentuk eksponen,
yaituimpuls kilat yang dikenal dengan impuls double eksponen dan impuls switching yang jugamirip
eksponen.Impuls double eksponen dapat didefinisikan dengan persamaan berikut
ini :
V(t) = V (e-t/T’ – e-t/T’’)
Dimana :
V(t) : fungsi impuls (kV)
V : Konstanta (kV)
t : waktu
T’ dan T’’ : konstanta waktu
Distribusi impuls timbul oleh pengaruh besarnya tegangan yang digunakan. Hal ini dapat
dipraktikan pada konduktor sela-bola, untuk kondisi geometri yang tetap, tegangan tembustergantung
pada besarnya tegangan yang diterapkan. Untuk tidak ada peluang terjadinyaimpuls terdapat pada
tegangan V0 dan peluang terjadinya impuls 100% pada tegangan V100. serta untuk tegangan diatas
tegangan terjadinya impuls 100% maka kemungkinan impulsadalah satu.
Secara statistik flashover yang disebabkan oleh impuls tegangan pada isolator tergantung
pada tegangan kritis flashover (CFO). Untuk besar tegangan impuls yangditerapkan dan dilakukan
berkali-kali percobaan maka probalitas terjadinya flasover padaisolator tunggal itu menurut disribusi
Gaussian dan pada distribusi normal. Kemungkinan terjadi flashover tergantung oleh kondisi
kecuraman permukaan gelombang,polaritas tegangan, bentuk geometri dan keadaan cuaca. Perlu juga
diingat nilai dari CFOtergantung juga pada kondisi itu dan untuk disain diambil harga CFO diatas 3-5%.
BAB III
PELAKSANAAN
F D
CS
220 V
R7 R6 RH1
10
CSS 1
F 100 kV
58
TSH RSH
TH
F
EW RD
F D
F
CS H R
220 V
R7 R6 RH1 F
S Z
CSS 1
100
F
kV
58
D
TSH RSH
H
V
T
F H
0
220 V
EW
R7 R6
CST
F 100 kV
10
SWS
58
TH TSH
F
Tabel 4.1.1
Tegangan Tembus (kV)
Konfigurasi Jarak Medan Listrik
V1 V2 V3
Elektroda (m) Vr (kV/m)
(lambat) (sedang) (cepat)
0,01 10 10 10 10
0,015 18 18 18 18
Bola Pejal-
0,02 20 20 21 20
Bola
0,025 30 30 30 30
Kosong
0,03 32 32 32 32
0,035 38 38 38 38
Tabel 4.1.2
Tegangan Tembus (kV)
Konfigurasi Jarak Medan Listrik
V1 V2 V3
Elektroda (m) Vr (kV/m)
(lambat) (sedang) (cepat)
0,01 7 8 8 8
0,015 11 12 12 11,3
Lancip - 0,02 14 14 14 14
Plat 0,025 16 16 16 16
0,03 18 18 18 18
0,035 19 19 19 19
Tabel 4.1.3
Tegangan Tembus (kV)
Konfigurasi Jarak Medan Listrik
V1 V2 V3
Elektroda (m) Vr (kV/m)
(lambat) (sedang) (cepat)
0,01 7 7 7 7
0,015 11 11 11 11
Plat - 0,02 14 14 14 14
Lancip 0,025 17 17 17 17
0,03 19 19 19 19
0,035 21 21 21 21
Tabel 4.1.4
Tegangan Tembus (kV)
Konfigurasi Jarak Medan Listrik
V1 V2 V3
Elektroda (m) Vr (kV/m)
(lambat) (sedang) (cepat)
0,01 8 8 8 8
0,015 11 11 11 11
Lancip-
0,02 15 15 15 15
Bola Pejal
0,025 18 18 18 18
0,03 20 20 20 20
0,035 21 21 21 21
Grafik 4.1.1
Grafik 4.1.2
Grafik 4.1.3
Tegangan tembus terhadap waktu
40
35 Bola Pejal-Bola Kosong
30
25 Bola Pejal-Bola Pejal
20
15 Bola Kosong-Bola
10 Kosong
5 Bola Kosong-Bola Pejal
0
1 (cepat) 2 (sedang) 3 (lambat)
Analisa:
1. Pada tegangan impuls, tegangan tembus yang dihasilkan tidak konstan. Jika putaran
untuk menghasilkan tegangan lambat, maka tegangan tembusnya kecil. Jika putaran
cepat maka tegangan tembusnya tinggi
2. Kuat Medan listrik berbanding terbalik dengan jarak
3. Tegangan tembus impuls dengan waktu berbanding lurus. Semakin besar tegangan
tembus maka waktu yang dibutuhkan semakin lama
Tabel 4.2.1 Tabel 4.2.2
(Kelompok 2)
25 Bola Kosong- Bola Pejal
(Kelompok 2)
Jarum- Bola Kosong
20 (Kelompok 3)
Jarum- Jarum (Kelompok
3)
15 Bola Kosong - Jarum
(Kelompok 3)
Bola Kosong - Bola Kosong
10 (Kelompok 3)
Batang - Batang
(Kelompok 4)
Jarum - Jarum (Kelompok
5
4)
Batang - Jarum (Kelompok
4)
0 Jarum - Batang (Kelompok
0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 4)
JARAK
Grafik 4.2.2
KUAT MEDAN TERHADAP JARAK
4500
Bola Pejal - Batang
(Kelompok 1)
4000 Bola Pejal – Bola Pejal
(Kelompok 1)
Batang – Bola Pejal
(Kelompok 1)
3500 Batang - Batang
(Kelompok 1)
Bola Pejal-Bola Kosong
3000 (Kelompok 2)
Bola Pejal-Bola Pejal
(Kelompok 2)
Bola Kosong-Bola Kosong
KUAT MEDAN
2500 (Kelompok 2)
Bola Kosong- Bola Pejal
(Kelompok 2)
Jarum- Bola Kosong
2000 (Kelompok 3)
Jarum- Jarum (Kelompok
3)
1500 Bola Kosong - Jarum
(Kelompok 3)
Bola Kosong - Bola Kosong
(Kelompok 3)
1000 Batang - Batang
(Kelompok 4)
Jarum - Jarum (Kelompok
500 4)
Batang - Jarum (Kelompok
4)
Jarum - Batang (Kelompok
0 4)
0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035
JARAK
Analisa:
1. Dari bentuk grafik yang berbeda-beda, terbukti bahwa bentuk anoda dan katoda memengaruhi
hubungan tegangan dan jaraknya
2. Kuat Medan Listrik berbanding terbalik dengan jarak. Semakin besar jarak, semakin kecil kuat
medan listrik
3. Tegangan tembus impuls berbanding lurus dengan waktu. Jika tegangan tembusnya besar
maka yang dibutuhkan semakin lama
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kuat medan listrik pada tegangan impuls berbanding terbalik dengan jarak. Karena bila
jarak yang diberikan semakin besar maka kuat medan yang dihasilkan juga akan semakin
rendah, begitu pula sebaliknya.
Kuat medan listrik pada tegangan impuls berbanding lurus dengan tegangan. Karena bila
tegangan yang diberikan semakin besar maka kuat medan yang dihasilkan juga akan
semakin besar juga, begitu pula sebaliknya.
Jarak berbanding lurus dengan tegangan. Karena bila jarak yang diberikan semakin besar
tegangan yang dihasilkan juga akan semakin besar juga, begitu pula sebaliknya.
Kecepatan saat memberikan tegangan juga mempengaruhi besarnya tegangan yang
dihasilkan, sehingga tegangan berbanding lurus dengan waktu. Karena hal tersebut
mempengaruhi terjadinya kegagalan isolasi
Bentuk konfigurasi elektroda mempengaruhi besarnya nilai tegangan yang terjadi, Semakin
besar penampang maka semakin besar tegangan tembus yang dihasilkan
5.2 Saran
1. Pastikan telah mengkalibrasi alat dengan benar
2. Selalu bekerja sesuai SOP
3. Jangan lupa melakukan Grounding