Anda di halaman 1dari 26

MODUL PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK

LABORATORIUM TTPL

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2010
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

PERCOBAAN I
ANALISA MESH DAN SIMPUL

I. TUJUAN

1. Menggunakan analisa Mesh dan Simpul dalam suatu rangkaian listrik


2. Menyederhanakan penyelesaian persamaan tegangan dan arus dari suatu rangkaian
listrik

II. DASAR TEORI

II.1 Analisa Mesh

Pada analisa Mesh, perlu diperhatikan beberapa hal :


1. Rangkaian harus sebidang
2. Elemen aktif yang digunakan merupakan sumber tegangan
3. Elemen aktif yang digunakan merupakan impedansi
4. Menggunakan hukum Ohm dan Kirchoff II
5. Menentukan arus setiap rangkaian tertutup
6. Membuat persamaan tegangan

Cara mendapatkan persamaan Mesh :


1. Tentukan harga setiap elemen dan sumber
2. Buat arus Mesh searah jarum jam pada setiap Mesh
3. Jika rangkaian hanya mengandung sumber tegangan, gunakan hukum tegangan
Kirchoff mengelilingi setiap mesh
4. Jika rangkaian mengandung sumber arus, untuk sementara ubahlah rangkaian yang
diberikan dengan mengganti setiap sumber seperti itu dengan rangkaian terbuka.
Dengan menggunakan arus – arus Mesh yang ditentukan ini, pakailah hukum
Kirchoff II mengelilingi setiap Mesh atau Mesh super di dalam rangkaian ini.

1
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

II.2 Analisa Simpul


Pada analisa Simpul, perlu diperhatikan beberapa hal :
1. Elemen aktif yang digunakan merupakan sumber arus
2. Elemen pasif yang digunakan merupakan admitansi
3. Menggunakan hukum Ohm dan Kirchoff I
4. Menentukan tegangan simpul
5. Membuat persamaan arus
Cara untuk mendapatkan persamaan simpul :
1. Tunjukkan semua nilai elemen dan sumber. Setiap sumber arus harus mempunyai
nilai referensinya.
2. Pilih salah satu simpul sebagai referensi. Tuliskan tegangan simpul pada setiap
simpul yang besarnya diukur terhadap referensi.
3. Jika hanya mengandung sumber arus, gunaka hukum Kirchoff I pada setiap simpul
non referensi.
4. Jika rangkaian mengandung sumber tegangan, ubahlah sementara rangkaian yang
diberikan dengan mengganti setiap sumber semacam itu dengan sebuah rangkaian
pendek. Dengan menggunakan tegangan simpul ke referensi yang ditetapkan.
Pakailah hukum Kirchoff I pada setiap simpul atau simpul arus super dalam
rangkaian yang diubah ini.

III. PERALATAN PERCOBAAN


1. Sumber Arus DC = 1 buah
2. Voltmeter DC = 3 buah
3. Ampermeter = 2 buah

2
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

4. Tahanan
o 10 ohm = 1 buah
o 12 ohm = 1 buah
o 100 ohm = 1 buah
o 160 ohm = 1 buah
o 880 ohm = 1 buah
5. Kabel - kabel

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 1

V. PROSEDUR PERCOBAAN
V.1 Analisa Mesh
1. Susunlah rangkaian percobaan seperti gb. I.1
2. Catat tegangan V1, V2, V3 dan arus A1, A2 untuk sumber arus yang berubah –
ubah sesuai dengan table percobaan
V.2 Analisa Simpul
1. Rangkaian tetap seperti pada percobaan rangkaian Mesh
2. Lepas resistor 880 ohm dari rangkaian dengan membuat saklar pada kondisi off.
3. Catat tegangan V1, V2, V3 dan arus A1, A2 untuk sumber arus yang berubah –
ubah sesuai tabel percobaan

3
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

VI. PERTANYAAN DAN TUGAS


VI.1 Analisa Mesh
1. Hitung besarnya I1 dan I2 dengan analisa Mesh untuk setiap perubahan sumber
tegangan (V1)
2. Carilah kesalahan pengukuran untuk setiap perubahan sumber tegangan (V1) dan
hitung kesalahan rata – ratanya.
3. Gambar grafik V1 terhadap V2, V3, A1,A2 dan tuliskan persamaan yang
menyatakan hubungan tersebut.

VI.2 Analisa Simpul


1. Hitung besarnya V1 ,V2, V3 dengan analisa Simpul untuk setiap perubahan sumber
arus.
2. Carilah kesalahan pengukuran untuk setiap perubahan nilai sumber arus dan hitung
kesalahan rata – ratanya.
3. Gambar grafik nilai sumber arus terhadap V1, V2, V3, A1,A2 dan tuliskan
persamaan yang menyatakan hubungan tersebut.

4
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

PERCOBAAN II
ANALISIS THEVENIN DAN NORTON

I. TUJUAN

1. Membuktikan teorema Thevenin dan Norton pada suatu rangkaian listrik


2. Menyederhanakan penyelesaian persamaan tegangan dan arus dari suatu rangkaian listrik

II. DASAR TEORI

II.1. Teorema Thevenin

i(t)

NA NB

Gambar 1

NA : Rangkaian yang berisi elemen pasif dan aktif


NB : Rangkaian yang berisi elemen pasif saja
Dari NA ke NB mengalir arus i(t)

1. Pasang sumber tegangan V(t0 yang besarnya sedemikian sehingga tidak mengalir arus dari
NA ke NB

+ - 1
V(t)
NA NB
1'

5
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

Gambar 2
.
2. i(t) = 0 berarti NA dan Nb dapat diputuskan di terminal 1 – 1’
1. Persamaan tegangan di 1 – 1’ dalam keadaan rangkaian terbuka:
3. -V1-1’ + V(t) = 0
i. V(t) = V1-1’
4. V1-1’ adalah tegangan rangkaian dalam keadaan terbuka (V open circuit)
5. Hitung V(t) = V1-1’
6. Baiklah polaritas V(t) dan hapuslah sumber tegangan/arus pada NA
7. Maka dari NA ke NB mengalir arus i(t) yang sama seperti semula

II.2. Teorema Norton

1. Pasang sumber arus seperti pada gambar 6.3 yang besarnya sedemikian sehingga arus i(t)
sama besar ig, dan ke NB tidak mengalir arus
1

i(t)
NA ig NB

1'
Gambar 3
2. Hal ini berarti i(t) = ig. Rangkaian terhubung singkat di terminal 1-1’. NA dan NB dilepas di
1-1’.
1

i(t)
NA NB

1'
Gambar 4
3. Hitung arus hubung singkat ig
4. Baliklah polaritas ig dan hapuslah semua elemen aktif pada NA
5. Maka dari NA ke NB mengalir arus i(t) yang sama seperti semula.

6
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

i(t)
NA ig NB

1'
Gambar 5

III. PERALATAN PERCOBAAN

1. 1 buah catu daya


2. 1 buah volmeter
3. 2 buah amperemeter
4. 4 buah tahanan (3 buah 1000 ohm dan 1 buah 40 ohm)
5. Kabel-kabel

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

IV.1. Teorema Thevenin

Gambar 6

7
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

IV.2. Teorema Norton


1

R1 R2
A2

2
R3 A1 RL
S1

Vs

Gambar 7

V. PROSEDUR PERCOBAAN

V.1. Teorema Thevenin

1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 6.6.


2. Hidupkan catu daya dan lakukan pemanasan selama beberapa saat dan aur pada posisi
sumber tegangan
3. Masukkan S1 pada posisi 1 kemudian masukkan S2. Catat Va dan arus beban I L close loop.
Ulangi untuk tegangan yang berbeda-beda
4. Kembalikan besarnya catu daya pada posisi 0
5. Buka S2 kemudian pasang voltmeter dengan kutub (+) pada ujung rangkaian Thevenin dan
kutub (-) pada referensi (dalam gambar pada Voc). Catat Voc dengan Vs sama seperti butir
3.
6. Kembalikan besarnya catu daya pada posisi 0
7. Pindahkan S1 pada posisi 2 kemudian pindahkan posisi volmeter dengan kutub (+) pada
ujung beban dan kutub (-) pada ujung rangkaian Thevenin (dalam gambar V TH). Catat arus
beban IL dengan tegangan yang sama dengan Voc pada butir 4.

8
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

V.2. Teorema Norton

1. Buat rangkaian seperti gambar 6.7.


2. Hidupkan catu dan atur pada posisi sumber tegangan
3. Masukkan S1 pada posisi 1. Catat Vs dan arus beban I L (A2) close loop. Ulangi untuk
tegangan yang berbeda-beda.
4. Masukkan S2. Catat arus arus hubung singkat Isc (A1) dengan Vs yang sama seperti butir 3.
5. Kembalikan besarnya catu daya pada posisi 0. Buka S2 dan pindahkan S1 pada posisi 2.
atur sumber catu daya pada posisi sumber arus. Tukar polaritas amperemeter A1 dan catat
arus beban IL (A2) untuk arus yang sama (A1) seperti pada butir 4.

VI. PERTANYAAN DAN TUGAS

VI.1. Teorema Thevenin


1. Apakah arus beban IL pada V.1.3 dan V.1.7 besarnya sama? Jelaskan!
2. dengan tidak mengubah rangkaian percobaan, apakah IL pada V.1.7 dapat dibuat menjadi 2
x IL pada V.1.3 ? jelaskan!
3. Bandingkan hasil pengukuran Voc terhadap hasil perhiungan sebenarnya? Hitung %
kesalahannya!
4. Berikan kesimpulan anda!

VI.2. Teorema Norton


1. Apakah arus beban IL pada V.2.3 dan V.2.5 besarnya sama? Jelaskan!
2. Apakah arus beban IL pada percobaan Norton dan Thevenin sama untuk nilai vs yang
sama? Mengapa?
3. Bandingkan hasil pengukuran Isc dengan hasil perhitungan! Hitung 5 kesalahannya!
4. Cari RTH dari hasil percobaan dan bandingkan dengan RTH hasil perhitungan sebenarnya!
Hitung % kesalahannya!
5. Buat grafik Voc vs Isc pada Vs yang sama!
6. Berikan kesimpulan anda!

9
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

PERCOBAAN III
LINEARITAS DAN SUPERPOSISI

I. TUJUAN
1. Menyelidiki rangkaian yang bersifat linear.
2. Menentukan tegangan pada suatu rangkaian linear bila terdapat lebih dari satu
sumber tegangan.

II. DASAR TEORI

II.1 Linearitas
Rangkaian linear dapat dibentuk dari sumber-sumber bebas, sumber tak bebas linear dan
elemen linear. Besarnya tegangan yang diberikan pada suatu rangkaian linear akan
sebanding dengan besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut, atau:

II.2 Superposisi
Di dalam setiap jaringan penahan linear yang mengandung beberapa sumber, tegangan
atau arus yang melewati setiap tahanan atau sumber dapat dihitung dengan melakukan
penjumlahan aljabar dari semua tegangan atau arus masing-masing yang dihasilkan oleh
setiap sumber bebas yang bekerja sendiri, dengan semua tegangan bebas lain diganti oleh
rangkaian hubung singkat dan semua sumber arus yang lain diganti oleh rangkaian
terbuka.

III. PERALATAN PERCOBAAN


1. 2 Catu Daya
2. 1 Voltmeter
3. 1 Amperemeter
4. 3 tahanan 40 ohm

10
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

5. Kabel-kabel

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 2 Gambar 3

Gambar 4

11
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

V. PROSEDUR PERCOBAAN

V.1 Linearitas
1. Buat rangkaian seperti gambar 3.2
2. Untuk V(t) yang berubah-ubah, catat I(t).

V.2 Superposisi
1. Rangkaian seperti pada percobaan Linearitas.
2. Catat VA1 untuk tegangan VS1 yang berubah-ubah.
3. Buat rangkaian seperti gambar 3.3
4. Catat VA2 untuk tegangan VS2 yang berubah-ubah.
5. Buat rangkaian seperti pada gambar 3.4
6. Catat VA untuk tegangan VS1 dan VS2 yang sama seperti pada butir 2 dan 4.

VI. PERTANYAAN DAN TUGAS

VI.1 Linearitas
1. Hitung I(t), V(t), dan impedansi total berdasarkan teori!
2. Bandingkan dengan hasil percobaan. Dengan menggunakan deviasi standar, hitung
persentase kesalahannya!
3. Buatlah grafik V(t) vs I(t) berdasarkan percobaan pada millimeter blok!
4. Buatlah kesimpulan percobaan ini!

VI.2 Superposisi
1. Hitung VA1 dan VA2 serta VA berdasarkan teori superposisi!
2. Bandingkan dengan hasil percobaan. Dengan menggunakan deviasi standar, hitung
persentase kesalahannya!
3. Buatlah kesimpulan percobaan ini!

12
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

PERCOBAAN IV

RANGKAIAN KUTUB EMPAT

I. TUJUAN
1. Menentukan parameter admitansi dan impedansi dari suatu rangkaian kutub empat
2. Menggunakan parameter rangkaian tersebut untuk menyederhanakan dan
mensistematiskan analisis jaringan dengan dua titik singgah yang linear

II. TEORI

Rangkaian kutub empat atau sering disebut sebagai jaringan 2 titik singgah digambarkan
sebagai berikut:

Ic +
+ Ia
V1 V2

- Ib Id -

Gambar 3.1

Analisis suatu rangkaian kutub empat didasarkan atas hubungan antara arus dan tegangan pada
terminal jaringannya, untuk mendapatkan paramter jaringan tersebut.
Parameter rangkaian kutub empat dibedakan atas:
a. Parameter admitansi (Y)
b. Parameter impedansi (Z)
c. Parameter hibrid (h)
d. Parameter tranmisi (abcd)
e. Parameter inver transmisi
f. Parameter inverse-hibrid (g)

13
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

Paramter admitansi didapat dengan menuliskan persamaan arus sebagai fungsi dari tegangan
jaringannya.

I1  Y11V1  Y12V2
I 2  Y21V1  Y22V2
I1 Y11 Y12 V1

I2 Y21 Y22 V2
Parameer impodansi didapat dengan menuliskan persamaan tegangan terminal sebagai fungsi dari
arus jaringannya.

V1  Z11 I1  Z12 I 2
V2  Z 21 I1  Z 22 I 2
V1 Z11 Z12 I1

V2 Z21 Z 22 I 2

III. PERALATAN PERCOBAAN

a.1 catu daya


b. 2 Amperemeter DC
c.2 Voltmeter DC
d. 1 Selektor-Switch
e.Tahanan
f. Kabel-kabel

14
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN


IV. 1 Parameter Admitansi

Gambar 4.2
IV.2 Parameter Impedansi

15
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

Gambar 4.3

16
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

V. PROSEDUR PERCOBAAN
V.1 Parameter Admitansi
1. Susun rangkaian seperti Gbr. 4.2
2. Hubungkan titik B dengan R, dan titik S dengan P
3. Berikan catu daya pada V1 dan balik polaritas A2.
4. Hidupkan power suplay. Catat arus I1 dan I2 untuk tiap kenaikkan tegangan V1
5. Kembalikan catu daya ke posisi nol (0), matikan power suplay
6. Hubungkan titik A dengan R dan S dengan Q
7. Berikan catu daya pada V2 dan balik polaritas A1 dan A2
8. Hidupkan power suplay. Catat arus I1 dan I2 untuk tiap kenaikan tegangan V2
9. Kembalikan catu daya ke posisi nol (0), matikan power suplay

V.2 Parameter Impedansi


1. Susun rangkaian seperti Gambar. 4.3
2. Berikan catu daya pada V1
3. Hidupkan power suplay. Catat tegangan V1 dan V2 unuk tiap kenaikan I1
4. Kembalikan catu daya ke posisi nol (0), maikan power suplay
5. Berikan catu daya pada V2
6. Hidupkan power suplay. Catat besar arus V1 dan V2 untuk tiap kenaikkan I2
7. Kembalikan catu daya ke posisi nol (0), matikan power suplay

VI. Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rangkaian kutub empat?
2. Jelaskan alasan dibutuhkannya analisa rangkaian kutub empat dalam analisa
rangkaian listrik?
3. Buat matrik hybrid, inverse hybrid, transmisi dan inverse transmisi dari
rangkaian percobaan praktikum!

17
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

PERCOBAAN V
RANGKAIAN TIGA FASA

A. Hubung Delta

I. TUJUAN

1. Menggambarkan hubungan-hubungan yang diperlukan dalam rangkaian beban tiga fasa


hubung delta.
2. Membedakan beban simetris dan beban asimetris.
3. Menentukan arus pada saluran fasa untuk beban asimetris.

II. TEORI

Pada suatu sistem listrik umumnya digunakan rangkaian tiga fasa pada transmisi dan
pendistribusian daya. Dipilih rangkaian tiga fasa karena mempehitungkan segi ekonomis dan
optimalisasi sistem listrik tersebut. Rangkaian tiga fasa dapat merupakan rangkaian hubung
bintang atau rangkaian hubung delta.
Pada hubungan delta, ketiga impedansi pada beban saling dihubungkan secara seri. Ketiga
saluran fasa masing-masing dihubungkan dengan simpul antara dua resistor.s
IL
L1
IS
R3
R1
R2
L2

L3

Gambar 1

18
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

Jika ketiga resistor pada beban tiga fasa adalah identik, ini disebut beban simetris. Jika ketiga
resistornya berbeda, maka disebut beban asimetris.

III. ALAT PERCOBAAN:

1. Universal Power Supply/ Function Generator LM4501


2. Basic Unit SO4201-2C
3. Three Phase Circuits SO4201-6P
4. Connector SO5124-8F
5. Connector SO5126-6T
6. Connector SO5126-2W
7. Connector SO5126-7B

IV. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 2

19
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

V. PERCOBAAN:

PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DALAM HUBUNGAN DELTA

Percobaan 1

Gambar 3

1. Buat rangkaian percobaan a) dengan R1 = R2 = R3 = 402 ohm (simetris).


2. Ukur arus saluran IL pada saluran tiga fasa dan arus fasa I ph pada resistor tiga fasa dengan
menggunakan multimeter.
3. Bandingkan arus saluran dengan arus fasa.

Percobaan 2
1. Pindahkan resistor R1 dari rangkaian untuk mensimulasikan gangguan. Ukur arus
salurannya. Kemudian pindahkan resistor R2 dari rangkaian dan ukur arus salurannya
2. Pindahkan R1 dan R2 dari rangkaian. Hubung singkatkan R1 dan ukur arus salurannya.

20
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

Percobaan 3

Gambar 4

Buat rangkaian percobaan b) secara asimetris dengan menghubung paralel 680 ohm ke R2
dan 1200 ohm ke R3.
2. Ukur arus fasa
3. Ukur arus saluran

B. Hubung Bintang

I. TUJUAN

Praktikum ini membantu mahasiswa untuk memahami dalam hal :


- Merangkai dan menghitung parameter-parameter rangkaian bintang.
- Menggambarkan hubungan yang dibutuhkan dalam rangkaian bintang pada beban
terhubung bintang.
- Membedakan beban simetris dengan beban asimetris.
- Menentukan arus kompensasi pada ‘netral line’.

21
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

II. TEORI

Dalam rangkaian beban bintang, ujung-ujung dari ketiga resistan dari masing-masing fasa
terhubung dalam satu titik dimana kawat netral terhubung. Dan masing-masing fasa dari beban
tersebut di ujung satunya dihubung dengan line yang merupakan jalur keluar/masuk arus
(L1,L2,L3).

Gambar 5

Pada beban tiga fasa, masing-masing ujung depan diberi notasi U1, V1, dan W1.
Sedangkan ujung belakang diberi notasi U2, V2, W2. (Identifikasi standar). Oleh karena itu
dalam praktiknya, untuk rangkaian bintang , hubungannya dapat diberikan sebagai berikut :

Gambar 6

Jika nilai tahanan dari masing-masing fasa dari sistem tiga fasa identik (besar dan sudutnya
sama), maka hal ini disebut dengan beban simetris. Dan jika nilainya berbeda disebut dengan
beban asimetris.

22
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

III. PERCOBAAN

PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS PADA RANGKAIAN BINTANG.

Percobaan 1
a. Rangkaiankan rangkaian pada gambar berikut, dengan R1 = R2 = R3 = 232 ohm
(simetris).

Gambar 7

b. Dengan menggunakan multimeter, hitung arus line Il pada masing-masing fasa dan arus
netral, In.
c. Dengan multimeter hitung tegangan fasa dan tegangan line (tegangan antar fasa)
d. Dengan menggunakan oscilloscope, hitung tegangan Ul, U2, dan U3 dan gambarkan pada
diagram

Percobaan 2
a. Rangkaikan sirkuit seperti gambar berikut, dengan menghubungkan sebuah hambatan 1200
ohm paralel dengan R3 dan 680 ohm paralel dengan R1.

23
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

Gambar 8

b. Hitung arus pada masing-masing fasa, arus netral, tegangan fasa dan tegangan antar fasa.

IV. TUGAS DAN PERTANYAAN:

A. Hubung Delta
1. Tuliskan hubungan antara arus saluran dengan arus fasa dan tegangan antar fasa dengan
tegangan fasa dalam rangkaian delta simetris!
2. Apakah akibatnya jika salah satu fasa dilepas pada rangkaian hubung delta?
3. Apakah akibatnya jika dua fasa dilepas pada rangkaian hubung delta?
4. Apakah akibatnya jika salah satu saluran (line) dilepas pada rangkaian hubung delta?

B. Hubung Bintang
1. Tuliskan hubungan antara arus saluran dengan arus fasa dan tegangan antar fasa dengan
tegangan fasa dalam rangkaian star simetris!
2. Apa yang terjadi jika pada rangkaian star asimetris kawat saluran netral dilepas dari
rangkaian?
3. Gambar diagram vektor tegangan fasa pada saat kawat saluran netral dilepas dari
rangkaian!

24
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik
Praktikum Rangkaian Listrik 2010

Referensi

- Johnson, David E. Electric Circuit Analysis.1997. Prentice Hall


- dan sumber buku lain

Laboratorium TTPL
Departemen Teknik Elektro FTUI

2008

25
Laboratorium, Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik

Anda mungkin juga menyukai