RANGKAIAN LISTRIK
NIM : 41415110011
JAKARTA
2015
PRAKTIKUM
RANGKAIAN LISTRIK Q
No. Dokumen 052.731.403.00
Tgl. Efektif
PERCOBAAN I
II. Pendahuluan
Elektronika merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki hukum-hukum
tersendiri, Karena itu hukum-hukum itu harus difahami agar gejala-gejala listrik
yang terjadi dapat dianalisis. Salah satu hukum yang paling mendasar ialah hukum
Ohm, yang menjadi topik percobaan kali ini.
III. Peralatan
Utama : Papan plug-in
Catu daya tegangan utama PTE-005-01
Saklar SPST
Penghambat 100Ω
Jumper 7 buah
Pendukung : Multimeter digital
Gambar1.1
4. Daya yang didisipasikan oleh hambatan berupa kalor nilainya sesuai dengan
rumus :
P = E.I = I2.R = E2/R
5. Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai E = IR. Hubungan ini disebut rumus
hukum Ohm. Hukum Ohm berbunyi : “Tegangan yang terdapat pada suatu
elemen rangkaian elektronika adalah merupakan perkalian arus yang
melaluinya dengan hambatan antara kedua ujungnya”.
V. Tugas
Buatlah Kesimpulan dari hasil percobaan di atas?
PERCOBAAN II
TUJUAN
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Salah satu hukum atau teorema dalam rangkaian listrik yang memudahkan analisis
suatu rangkaian listrik adalah sebuah teorema yang bernama Teorema Thevenin,
yang pada dasarnya mengubah suatu rangkaian yang rumit sedemikian rupa
sehingga menjadi keluaran dan beban, dimana beban akan melihat keluaran
sebagai suatu sumber tegangan dan hambatan terseri saja. secara formal teorema
ini berbunyi:
“Bila diketahui rangkaian linier, atur rangkaian itu dalam bentuk dua jaringan A
dan B yang bersama-sama dihubungkan oleh konduktor yang tidak mempunyai
hambatan, Jika salah satu jaringan mengandung sebuah sumber tak bebas, variabel
pengontrolnya haruslah dalam rangkaian yang sama. Definisi tegangan VOC
sebagai tegangan terbuka yang akan timbul melintasi terminal A jika B diputuskan
sehingga tak ada arus yang ditarik dari A. Maka semua arus dan tegangan dari
dalam B tidak akan berubah jika A dimatikan (semua sumber tegangan bebas dan
sumber arus bebas dalam A diganti oleh hubungan pendek dan rangkaian terbuka)
dan sumber tegangan bebas dihubungkan dengan pengutuban yang benar, secara
seri dengan jaringan A yang tak aktif.”
Pada percobaan-percobaan di bawah ini akan dijabarkan arti dari teorema ini.
III. Peralatan
Penghubung U
Kabel penghubung
3. Hidupkan saklar sumber tegangan utama dan ukur arus I dan tegangan V,
kemudian isikan pada Tabel 2.1.
4. Berdasarkan teorema Thevenin, rangkaian pada gambar 2.1, dibagi dua
menjadi rangkaian A dan rangkaian B seperti pada gambar 2.2. Kemudian
rangkaian A diubah menjadi seperti Gambar 2.3
Gambar 2.2
Gambar 2.3
5. Untuk memperoleh nilai RTH, sumber tegangan pada rangkaian A Gambar 2.2
dilepas dan diganti dengan suatu hubung-singkat seperti pada Gambar 2.4,
dan penghambat antara kutub-kutub X-Y diukur.
6. Buatlah rangkaian Gambar 2.4
7. Ukur hambatan pada kutub X-Y dan isikan pada table 2.1 (sebagai RTH)
Tabel 2.1
8. Kemudian berdasarkan hasil yang didapat tersebut dan dalam keadaan saklar
sumber tegangan utama mati, buatlah rangkaian pada Gambar 2.3 dengan X
dan X I serta Y dan Y I masing-masing saling dihubungkan.
9. Hidupkan saklar sumber tegangan utama dan ukurlah arus I dan tegangan V,
kemudian isikan pada Tabel 2.1
10. Nilai arus I dan V pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.3 sama, hal ini berarti
rangkaian pada Gambar 2.1 dan 2.3 sama.
11. Dalam keadaan saklar sumber tegangan utama mati buatlah rangkaian seperti
pada Gambar 2.5
12. Hidupkan saklar sumber tegangan utama dan ukur arus I dan tegangan V,
kemudian isikan pada Tabel 2.5.
13. Berdasarkan teorema Thevenin, rangkaian pada Gambar 2.5, dibagi dua
menjadi rangkaian A dan rangkaian B seperti pada Gambar 2.6. Kemudian
untuk rangkaian A diubah menjadi seperti Gambar 2.7.
Gambar 2.7
14. Untuk memperoleh nilai RTH, sumber tegangan pada rangkaian A Gambar 2.2
dilepas seperti pada Gambar 2.8, dan hambatan antara kutub-kutub X-Y
diukur.
Gambar 2.8
16. Ukur hambatan pada kutub X-Y, dan isikan pada Tabel 2.5 sebagai nilai RTH.
17. Kemudian berdasarkan hasil yang didapat tersebut dan dalam keadaan saklar
sumber tegangan mati,buatlah rangkaian pada Gambar 2.7 dengan X dan XI,
serta Y dan YI masing-masing saling dihubungkan.
18. Hidupkan saklar dan ukurlah arus I dan tegangan V, kemudian isikan pada
Tabel 2.2
19. Nilai arus I dan V pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.7 sama. hal ini berarti
rangkaian pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.7 sama.
Tabel 2.2
V. Tugas
Buatlah Kesimpulan dari hasil percobaan di atas ?
I. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini, Anda diharapkan dapat memahami dan
menggunakan teorema superposisi pada rangkaian listrik.
II. Pendahuluan
Dari sekian banyak yang mempermudah analisis rangkaian listrik, salah satunya
adalah teorema superposisi. Teorema ini pada dasarnya adalah menghitung atau
mengukur bagian tertentu rangkaian yang dipengaruhi oleh masing-masing
sumber yang bebas, kemudian hasil tersebut dijumlahkan. Secara formal bunyi
dari teorema superposisi adalah sebagai berikut:
”Di dalam setiap jaringan hambatan linier yang mengandung beberapa sumber,
tegangan atau arus yang melalui setiap hambatan atau sumber dapat dihitung
dengan melakukan penjumlahan aljabar semua tegangan atau arus sendiri-sendiri
yang dihasilkan oleh setiap sumber bebas yang berkerja sendiri, dengan semua
sumber tegangan bebas lain diganti oleh rangkaian-rangkaian pendek dan semua
sumber arus bebas yang lain diganti oleh rangkaian terbuka.
III. Peralatan
Utama : Catu-daya tegangan utama PTE-005-01
2 batere 1.5V
3 Penghambat 270 Ω, 47 Ω, dan 100 Ω
Saklar SPST 2 buah
7 buah penghubung U
3 kabel penghubung
Pendukung : Multimeter digital
2. Dalam keadaan kedua saklar off (terputus) buatlah rangkaian seperti pada
Gambar 3.1
3. Hidupkan kedua saklar dan ukur arus I dan tegangan V serta catat hasilnya
pada Tabel 3.1
4. Dalam keadaan kedua saklar putus, ubah rangkaian Gambar 3.1 menjadi
seperti Gambar 3.2. Pada rangkaian ini sumber tegangan 5V diputuskan.
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Tabel 3.1
Gambar VA VB S1 S2 I1 I2 V Catatan
3.1 5V 1,5V ON ON 0,014 0,004 0,9V
3.2 0 1,5V OFF ON 0 0,008 0,4V
3.3 5V 0 ON OFF 0,015 0 0,76V
3.4 5V 1,5V ON ON 0,014 0,004 0,9V
Gambar 3.4
11. Hidupkan kedua saklar dan ukur arus I dan tegangan V serta catat hasilnya
pada Tabel 3.1
12. Memutuskan saklar S2 berarti memutuskan sumber arus 50mA.
13. Ukur arus I dan tegangan V serta catat hasilnya pada Tabel 3.1.
14. Dalam keadaan kedua saklar putus, ubah rangkaian Gambar 3.4 menjadi
seperti Gambar 3.5. Pada rangkaian ini sumber tegangan 5V diputuskan.
Gambar 3.5
15. Hidupkan saklar S2, tetapi S1 JANGAN DIHIDUPKAN!!! Ukur arus I dan
tegangan V serta catat hasilnya pada Tabel 3.1.
16. Lengkapi Tabel 3.1.
17. Terlihat bahwa nilai hasil penjumlahan dari masing-masing sumber yang
dimatikan sama dengan ketika kedua sumber dihidupkan.
V. Tugas
Buatlah Kesimpulan dari hasil percobaan di atas ?
TUJUAN
I. Tujuan
Setelah melasanakan percobaan ini, Anda diharapkan dapat:
1. Menerapkan rangkaian ekuivalen hambatan yang dirangkai secara seri.
2. Menggunakan sifat pembagi tegangan.
3. Menggunakan hukum Kirchhoff.
II. Pendahuluan
Suatu rangkaian elektronika biasanya mengandung node (simpul) dan loop
(simpal). Hubungan dasar elemen-elemennya dapat berupa hubungan seri
atau parallel. Node adalah suatu (titik) persekutuan antara ujung elemen-
elemen rangkaian elekronika yang membentuk suatu rangkaian tertutup.
Hubungan seri adalah hubungan antara dua buah elemen rangkaian
elektronika yang memiliki satu simpul sekutu. Hubungan parallel adalah
hubungan beberapa elemen rangkaian elektronika memiliki node sekutu
pada setiap ujungnya. Contohnya seperti Gambar 4.1 di bawah ini.
III. Peralatan
Utama : Papan plug-in
Catu-daya tegangan utama PTE-005-01
Saklar
Penghambat 47Ω
Gambar 4.2
R1 R2 V1 V2 V3 I1 I2 I3 Catatan
47Ω 99,7Ω 5V 1,8V 3,4V 0,04 A 0,04 A 0,04 A
V1 V2 V3 R1 R2 R1+R2 Catatan
5V 1,8V 3,4V 47Ω 99,7Ω 146,7
6. Dari Tabel 4.1 terlihat hubungan bahwa pada rangkaian di setiap titik
memiliki nilai arus yang sama.
7. Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa tegangan sumber merupakan
penjumlahan masing-masing tegangan (V1= V2 +V3). Hal ini
dinyatakan oleh Hukum Kirchhoff Tegangan, yang berbunyi :
”Tegangan pada sumber terdistribusi pada rangkaian tertutup (loop)”.
Gambar 4.3
11. Catat kembali nilai arus I1,I2, dan I3, serta V1, V2, dan V3.
12. Lengkapi Tabel 4.3.
Tabel 4.3
1 V1…………………………………………(Volt) 5V 4,8V
2 V2…………………………………………(Volt) 1,8V 4,5V
3 V3…………………………………………(Volt) 3,4V 0,2V
4 I1………………………………………….(Amp) 0,04 0,09A
5 I2………………………………………….(Amp) 0,04 0,09A
6 I3………………………………………….(Amp) 0,04 0,09A
7 R1…………………………………………(Ohm) 47Ω 47Ω
8 R2…………………………………………(Ohm) 99,7Ω 99,7Ω
9 V2+V3……………………………………..(Volt) 5,2V 4,7V
10 V1:V2:V3 0,36 : 0,68 0,9 : 0,041
11 R1+R2…………………………………….(Ohm) 146,7 146,7
12 Req……………………………………….(Ohm) 146,7 146,7
13 (R1+R2):R1:R2 146,1 : 0,32 : 0,68 146,1 : 0,32 : 0,68
V. Tugas
Buatlah Kesimpulan dari hasil percobaan di atas ?
TUJUAN
I. Tujuan
1. Menghitung rangkaian ekivalen hambatan parallel
1. Menggunakan sifat pembagi arus
2. Menggunakan hukum kirchoff.
II. Pendahuluan
Rangkaian hambatan parallel memiliki persamaan sifat dengan rangkaian
hambatan seri. Hanya besarannya saja yang berubah, yaitu seluruh pemikiran
mengenai arus berubah menjadi tegangan dan seluruh pemikiran mengenai
tegangan berubah menjadi arus serta seluruh pemikiran mengenai hambatan
berubah menjadi kebalikan dari hambatan tersebut yang biasanya disebut
admitansi.
III. Peralatan
Utama : Papan Pug-in
Catu-daya tegangan utama PTE-005-01
Saklar
Penghambat 47Ω
Kapasitor 100 Ω
Pendukung : Multimeter digital
3. Ukur arus I1, I2, dan I3, juga tegangan V, serta hambatan R1 dan R2. catat
hasilnya pada Tabel 5.1
Tabel 5.1
4. Dengan keadaan saklar terputus, cabutlah catu daya tegangan dan saklar.
Kemudian ukurlah dengan multimeter digital hambatan yang terpasang
secara parallel tersebut, nyatakan hasil pembacaan tersebut sebagai Req,
Kemudian isikan pada table 1.
5. Terlihat pada Tabel 5.1 bahwa nilai I 1 merupakan penjumlah nilai arus yang
lainnya (I1:I2:I3). Gejala ini dapat diterangkan oleh hukum kirchoff Arus, yang
berbunyi “Besar arus suatu cabang yang terhubung dan keluar pada suatu
node merupakan jumlah arus yang mengalir pada cabang-cabang yang lain
terhubung dan masuk pada node tersebut”
6. Terlihat juga pada Tabel tersebut I1:I2:I3=(1/R1+1/R2):1/R1:1/R2. Hubungan
ini disebut pembagi arus.
7. Terlihat bahwa suatu penghambat parallel dapat diganti oleh penghambat Req
yang besarnya ekivalen sama dengan kebalikan jumlah masing–masing
kebalikan resistor (1/Req=1/R1+R2)
V. Tugas
Buatlah Kesimpulan dari hasil percobaan di atas ?