TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah Gardu Induk” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi ujian tengah
semester (UTS) pada mata kuliah gardu induk (GI). Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang gardu induk bagi para pembaca dan juga bagi penulis
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Rhezal selaku dosen mata kuliah GI
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesusai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak terutama kepada seluruh anggiota keluarga saya yang sudah mendukung saya
dengan sepenuh hati dan juga teman-teman sekalian yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Sebagai penulis, saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Judul………………………………………...……………………..……………….………….1
Kata Pengantar…………………...…...………………………..………………..……………
2
Daftar Isi…………………………...…………..…………………..………………………….3
Daftar Gambar…………………………………………..………………….……………...…5
Daftar Tabel………………………………………………………...…………………………6
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang………………………………………………………..…………...7
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………..……..7
1.3. Tujuan
…………………………………………………………………………......7
Bab II Isi
1.
2.
2.1. Gardu
Induk………………………………………………………………………..8
2.1.1. Pengertian Gardu Induk……………………………………………………………
8
2.1.2. Jenis-Jenis Gardu Induk……………………………………………………………
8
2.1.2.1. Berdasarkan Pemasangannya……………………………………………………...8
2.1.2.2. Berdasarkan Jenis-Jenis Gardu
Induk……………………………………………...9
2.1.2.3. Berdasarkan Sifat Gardu
Induk…………………………………………………...10
2.1.2.4. Berdasarkan Besar Tegangan Gardu
Induk……………………………………….10
2.1.2.5. Berdasarkan Sistem Busbar………………………………………………………10
2.1.3. Komponen di Gardu Induk……………………………………………………….11
2.1.3.1. Trafo Tenaga……………………………………………………………………..12
2.1.3.2. PMT / Pemutus Tenafa /
CB……………………………………………………...15
3
2.1.3.3. PMS / Pemisah / DS………………………………………………………………
20
2.1.3.4. Busbar………………………………………………………………………..…..20
2.1.3.5. Lightning Arrestera (LA)………………………………………………………...20
2.1.3.6. Current Transformator (CT)……………………………………………………..21
2.1.3.7. Potential Transformator (PT)
…………………………………………………….21
2.1.3.8. Panel Kontrol...
…………………………………………………………………...22
2.1.3.9. Panel Proteksi…..………………………………………………………………...22
2.1.3.10.Sumber DC GI…………..………………………………………………………..23
2.1.3.11.Trafo PS (Penggunan Sendiri)……………..
……………………………………..23
2.1.3.12.HV Cell 20 kV……………………………………..
……………………………..24
2.1.4. Perencanaan Pembangunan Gardu Induk………………………………………...24
2.1.4.1. Tahap Persiapan
Pekerjaan……………………………………………………….24
2.1.4.2. Pelaksanaan Pekerjaan Sipil dan
Mekanikal……………………………………...25
2.1.4.3. Pekerjaan Finishing………………………………………………………………26
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan..……………………………………………………………………..26
3.2. Saran…...…………………………………………………………………………26
Daftar Pustaka………...……………………………………………………………………..27
4
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis gardu induk yang ada di indonesia
b. Untuk mengetahui komponen-komponen listrik yang ada di gardu induk
c. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi dari komponen listrik yang ada di gardu
induk?
d. Untuk mengetahui perencanaan pembangunan gardu induk
BAB II
ISI
2.
2.1. Gardu Induk
9
SWITCHYARD
Gardu Induk GIS adalah suatu Gardu Induk yang semua peralatan swicthgearnya
berisolasikan GAS SF-6 , karena sebagian besar peralatannya terpasang didalam gedung
dan dikemas dalam tabung sehingga memerlukan areal tanah yang jauh lebih kecil
( memerlukan 5,8 % areal Konventional )
1. Hampir semua peralatan dipasang di dalam
2. Dengan isolasi gas Sulfur Hexafluoride
3. Memerlukan area yang relative kecil
11
Gambar 2.4 Busbar Tunggal
Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.Pada umumnya gardu
dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem
transmisi.
o Gardu Induk Sistem Busbar Ganda / Double Bus
Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk sistem
double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya
pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem).
Gambar 2.6. Prinsip hukum elektromagnetik Gambar 2.7. Elektromagnetik pada trafo
Arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan flux magnet yang
mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan, flux magnet tersebut
menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda
potensial / tegangan induksi (Gambar 2.6.) .
Dibawah ini akan dijelaskan bagian-bagian dari trafo tenaga, yaitu:
13
Gambar 2.8. Bagian-Bagian Trafo Tenaga
14
5. Tangki Digunakan untuk menampung minyak
Konservator akibat minyak isolasi yang memuai
karena trafo mengalami kenaikan
suhu
15
9 Janshen Relay berfungsi mengamankan trafo
terhadap hubung singkat antara
bagian
yang tidak bertegangan, relay ini
digunakan untuk memproteksi
kompartemen OLTC
10 Sudden Pressure memiliki fungsi yang hamper sama
Relay dengan Buchols Relay, bedanya relay
ini hanya bekerja oleh kenaikan
tekanan gas yang tiba-tiba lalu
mentripkan PMT
11 Thermometer relay yang berfungsi untuk mencegah
Relay dan mengamankan trafo dari
kerusakan isolasi akibat panas
berlebih yang ditimbulkan arus lebih
16
2.1.3.2. PMT / Pemutus Tenaga / CB
A. Klasifikasi PMT
Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan
tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman
busur api jenis gas SF6.
1. Kelas tegangan
PMT dapat dibedakan menjadi:
PMT tegangan rendah (Low Voltage)
Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV (SPLN 1.1995 - 3.3)
PMT tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV (SPLN 1.1995 – 3.4)
PMT tegangan tinggi (High Voltage)
Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV (SPLN 1.1995 – 3.5)
17
PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC (SPLN 1.1995 – 3.6)
2. Pada Pole
Berdasarkan pole nya, PMT dapat diklasifikasikan menjadi:
PMT Single Pole
PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing pole,
umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bisa reclose
satu fasa.
18
Gambar 2.12. PMT Three Pole
Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi
tegangan tinggi dalam keadaan tidak berbeban. Karena DS hanya dapat dioperasikan pada
kondisi jaringan tidak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah CB.
Setelah rangkaian diputus oleh CB baru.
Selain PMS peralatan yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada satu lagi jenis PMS
yaitu PMS pentanahan. PMS pentanahan ini berfungsi untuk menghilangkan / mentanahkan
tegangan induksi. Umumnya PMS jenis ini digunakan pada saat kegiatan pemeliharaan yang
membutuhkan pemadaman listik (shutdown maintenance)
2.1.3.4. Busbar
Busbar berfungsi sebagai titik pertemuan / hubungan trafo tenaga dan peralatan
listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga / daya listrik. Untuk jenis-jenis
busbar yang umumnya digunakan pada gardu induk sudah dijelaskan sebelumnya pada bagian
jenis-jenis gardu induk berdasarkan sistem busbar.
Gambar 2.15. LA
21
LA berfungsi sebagai pengaman pengaman instalasi (peralatan listrik pada instalasi)
dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir ( Ligthning Surge ) maupun oleh surja
hubung ( Switching Surge ). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat
isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan yang
menyebabkan LA bekerja maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.
Gambar 2.16. CT
CT memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1. Memperkecil besaran arus listrik ( ampere ) pada sistem tenaga listrik menjadi
besaran arus untuk sistem pengukuran dan proteksi.
2. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan
instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangaan tinggi.
3. Memungkinkan standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder .
Gambar 2.17. PT
22
2. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan
instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangaan tinggi.
3. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder .
Berfungsi untuk mengetahui (mengontrol) kondisi gardu induk dan merupakan pusat
pengendali lokal gardu induk. Didalamnya berisi sakelar, indikator, meter-meter, tombol-
tombol komando operasional PMT, PMS dan alat ukur besaran listrik, serta announciator.
Berada satu ruangan dengan tempat operator bekerja.
23
Berfungsi untuk memproteksi (melindungi sistem jaringan gardu induk) pada saat
terjadi gangguan maupun karena kesalahan operasi. Tempat almari relay-relay pengaman
yang dikelompokkan dalam bay, sehingga mudah dalam pengontrolan dan operasionalnnya.
2.1.3.10.Sumber DC GI
(a) (b)
(c)
Gambar 2.20. (a)battery, (b)rectifier, (c)panel AC/DC
Battery adalah suatu alat yang menghasilkan sumber tenaga listrik arus searah dari
hasil proses kimia. Fungsi dari Battery 48 V adalah power supply peralatan komunikasi
SCADA, PLC, dan juga proteksi. Sedangkan fungsi dari rectifier adalah sebagai charger
battery 110 Volt dan 48 Volt.
Fungsi pembagi arus tegangan AC adalah untuk mendistribusikan kebutuhan
tegangan tegangan AC di Gardu Induk. Fungsi pembagi arus tegangan DC adalah untuk
mendistribusikan kebutuhan tegangan tegangan DC di Gardu Induk
Fungsi dari Trafo PS adalah sebagai sumber tegangan rendah (AC) di Gardu Induk
24
2.1.3.12.HV Cell 20 kV
b. Pekerjaan Mekanikal
Membangun fasilitas yang bersifat menunjang kelistrikan/penyaluran energi atau
daya listrik. Pembangunan fasilitas ini harus mengikuti ketentuan, peraturan, dan syarat-syarat
yang berlaku pada lingkungan pembangunan gardu induk serta tidak melupakan standar K3
untuk menjamin keselamatan para pekerja yang terlibat di dalamnya. Contoh dari pekerjaan
mekanikal ini adalah: pemasangan komponen di switch yard, ruang panel control, ruang
proteksi, ruang HV Cell, pondasi untuk komponen listrik yang berada di swutchyard dan lain-
lain
Pemasangan Trafo, NCT dan NGR
Pemasangan PMS, PMT, dan Busbar
Pemasangan LA, CT, dan CVT
Pemasangan Panel Control dan Panel Proteksi
Pemasangan Cubicle 20 kV (HV Cell)
Pemasangan Grounding dan Ground Wire
26
Pemasangan Panel AC/DC Battery
Penarikan Kabel Kontrol dan Pengkabelan
Tahapan dan Ruang Lingkup Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Gardu Induk
(jika diperlukan penambahan daya listrik atau perluasan gardu induk)
Pembuatan dan pemasangan serandang peralatan ( CB, DS, CVT, CT, LA,PT).
Pembuatan dan pemasangan serandang post (support).
Pembuatan dan dan pemasangan serandang beam (gantry).
Pembuatan dan pemasangan rak-rak kabel dan plat bordes tutup got kabel.
Pemasangan air conditioner (AC) di gedung kontrol, ruang operator dan kantor
GI.
28
BAB III
PENUTUP
B.
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Bahwa gardu induk memiliki peranan penting yaitu sesuai dengan jenis-jenis
gardu induk yang sudah disebutkan pada penjelasan diatas, diantaranya untuk
menyalurkan energi listrik dari satu gardu induk ke gardu induk lainya,
menyalurkan energi listrik ke industri yang memerlukan daya besar, dan lain-lain
2. Gardu induk dapat dibedakan jenis-jenisnya berdasarkan dengan tempat
pemasangan, sifat, tegangan, dan sistem busbarnya. Jenis-jenis gardu induk yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan di sekitar gardu induk
3. Pada gardu induk terdapat komponen yang terletak di luar ruangan, didalam
ruangan, atau kombinasi dari keduanya. Komponen tersebut memiliki pengertian
dan fungsi dari masing-masing komponen untuk mendukung satu sama lain antar
komponen agar sistem kelistrikan di gardu induk dapat berjalan dengan baik
4. Sebelum gardu induk bisa digunakan dan beroperasi dengan baik, maka
diperlukan perencanaan pembangunan gardu induk dengan matang. Perencanaan
pembangunan meliputi persiapan administrasi, teknis, perencanaan pembangunan
sipil dan mekanik, serta perencanaan lainnya.
5. Perencaan pembangunan gardu induk sangat diperlukan agar pembangunan gardu
induk bisa selesai tepat pada waktunya dan senantiasa memperhatikan K3 agar
keselamatan para tenaga kerja dalam pembangunan gardu induk terjamin.
3.2. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca
(teknik maupun non-teknik). Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada saya selaku penulis makalah ini.
Apabila terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini mohon dapat dimaafkan dan
memakluminya, karena saya selaku penulis adalah hamba Allah SWT yang tak luput dari
kesalahan.
29
DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN (Persero), Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator Tenaga, PT. PLN (Persero),
Jakarta, 2014.
PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali, Buku Petunjuk
Pengoperasian Gardu Induk 150 kV Kebonagung, PT. PLN (Persero), Malang, 2019
PT. PLN (Persero), Buku Pedoman Pemeliharaan Pemutus Tenaga, PT. PLN (Persero),
Jakarta, 2014.
PT. PLN (Persero), Buku Pedoman Pemeliharaan Pemisah, PT. PLN (Persero), Jakarta, 2014.
PT. PLN (Persero), Buku Pedoman Pemeliharaan Lightning Arrester, PT. PLN (Persero),
Jakarta, 2014.
Power Point Training Pemeliharaan Peralatan GI PENGENALAN GI-2, PT. PLN (Persero)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI (Diakses:
121.100.16.220/webtjbtb/library-4/), Malang, 2020
Power Point Power Point [p2]2. Busbar, (Diakses: Rhezal Agung Arnanto, S.T., M.T.),
Malang, 2020
30