Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH GARDU INDUK

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan UTS Mata Kuliah Gardu Induk

IMROATUL MUFIDA NURUL HIDAYANI


NIM : 1741150040
3B SKL/12

TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah Gardu Induk” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi ujian tengah
semester (UTS) pada mata kuliah gardu induk (GI). Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang gardu induk bagi para pembaca dan juga bagi penulis
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Rhezal selaku dosen mata kuliah GI
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesusai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak terutama kepada seluruh anggiota keluarga saya yang sudah mendukung saya
dengan sepenuh hati dan juga teman-teman sekalian yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Sebagai penulis, saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 02 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Judul………………………………………...……………………..……………….………….1
Kata Pengantar…………………...…...………………………..………………..……………
2
Daftar Isi…………………………...…………..…………………..………………………….3
Daftar Gambar…………………………………………..………………….……………...…5
Daftar Tabel………………………………………………………...…………………………6
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang………………………………………………………..…………...7
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………..……..7
1.3. Tujuan
…………………………………………………………………………......7
Bab II Isi
1.
2.
2.1. Gardu
Induk………………………………………………………………………..8
2.1.1. Pengertian Gardu Induk……………………………………………………………
8
2.1.2. Jenis-Jenis Gardu Induk……………………………………………………………
8
2.1.2.1. Berdasarkan Pemasangannya……………………………………………………...8
2.1.2.2. Berdasarkan Jenis-Jenis Gardu
Induk……………………………………………...9
2.1.2.3. Berdasarkan Sifat Gardu
Induk…………………………………………………...10
2.1.2.4. Berdasarkan Besar Tegangan Gardu
Induk……………………………………….10
2.1.2.5. Berdasarkan Sistem Busbar………………………………………………………10
2.1.3. Komponen di Gardu Induk……………………………………………………….11
2.1.3.1. Trafo Tenaga……………………………………………………………………..12
2.1.3.2. PMT / Pemutus Tenafa /
CB……………………………………………………...15

3
2.1.3.3. PMS / Pemisah / DS………………………………………………………………
20
2.1.3.4. Busbar………………………………………………………………………..…..20
2.1.3.5. Lightning Arrestera (LA)………………………………………………………...20
2.1.3.6. Current Transformator (CT)……………………………………………………..21
2.1.3.7. Potential Transformator (PT)
…………………………………………………….21
2.1.3.8. Panel Kontrol...
…………………………………………………………………...22
2.1.3.9. Panel Proteksi…..………………………………………………………………...22
2.1.3.10.Sumber DC GI…………..………………………………………………………..23
2.1.3.11.Trafo PS (Penggunan Sendiri)……………..
……………………………………..23
2.1.3.12.HV Cell 20 kV……………………………………..
……………………………..24
2.1.4. Perencanaan Pembangunan Gardu Induk………………………………………...24
2.1.4.1. Tahap Persiapan
Pekerjaan……………………………………………………….24
2.1.4.2. Pelaksanaan Pekerjaan Sipil dan
Mekanikal……………………………………...25
2.1.4.3. Pekerjaan Finishing………………………………………………………………26
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan..……………………………………………………………………..26
3.2. Saran…...…………………………………………………………………………26
Daftar Pustaka………...……………………………………………………………………..27

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Switchyard GI……..……………………………………………………………...9


Gambar 2.2. GI GIS……………………………………………………...
……………………..9
Gambar 2.3. Busbar Cincin………………………………………………………………...
….10
Gambar 2.4. Busbar
Tunggal………………………………………………………………….11
Gambar 2.5. Busbar Ganda………………...
………………………………………………….11
Gambar 2.6. Prinsip hukum elektromagnetik………………………..……………………….12
Gambar 2.7. Elektromagnetik pada trafo……………………………………………………..12
Gambar 2.8. Bagian-Bagian Trafo Tenaga…………………………………………………...13
Gambar 2.9. PMT……………………………………………………………………………..15
5
Gambar 2.10. PMT Berdasarkan Kelas Tegangan……………………………………………17
Gambar 2.11. PMT Single Pole………………………………………………………………17
Gambar 2.12. PMT Three Pole……………………………………………………………….18
Gambar 2.13. PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type)…………………………..19
Gambar 2.14. PMS……………………………………………………………………………20
Gambar 2.15. LA……………………………………………………………………………..20
Gambar 2.16. CT……………………………………………………………………………...21
Gambar 2.17. PT……………………………………………………………………………...21
Gambar 2.18. Panel Kontrol………………………………………………………………….22
Gambar 2.19. Panel Proteksi………………………………………………………………….22
Gambar 2.20. (a)battery, (b)rectifier, (c)panel AC/DC……………………………………….23
Gambar 2.21. Trafo PS……………………………………………………………………….23
Gambar 2.22. HV Cell 20 kV………………………………………………………………...24

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Deskripsi Bagian-Bagian Trafo Tenaga……………………...


…………………….13
Tabel 2.2. Pendingin Trafo Tenaga……………………………………………………………
15

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada saluran sistem tenaga listrik, yang terdiri dari pembangkit, gardu induk, sistem
transmisi, dan sistem distribusi. Pada setiap sistem yang disebutkan mulai dari pembangkit
hingga sistem distribusi diperlukan beberapa peralatan listrik yang memiliki fungsi dan
kegunaan masing-masing untuk menunjang satu sama lain untuk mengolah, menyalurkan, dan
mendistribusikan daya atau energi listrik yang akan digunakan dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam skala kecil sampai skala besar
7
Maka dari itu perlu dipahami beberapa komponen listrik yang akan menunjang
semua kegiatan tersebut terutama komponen listrik yang berada dalam lingkungan gardu
induk .Komponen-komponen listrik tersebut bisa berupa trafo daya, CT, PT, Lightning
Arrester, dan masih banyak lagi. Komponen-komponen tersebut perlu untuk dipahami sebagai
salah satu dasar dalam ilmu kelistrikan dan bekal untuk dunia kerja nantinya. Berdasarkan hal
tersebut, pada makalah ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan penjelasan mengenai
gardu induk beserta dengan komponen yang ada di dalamnya.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dan jenis-jenis gardu induk yang ada di Indonesia?
b. Apa saja komponen listrik yang ada di gardu induk?
c. Apa pengertian dan fungsi dari komponen listrik yang ada di dalam gardu induk?
d. Bagaimana perencanaan pembangunan gardu induk?

1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis gardu induk yang ada di indonesia
b. Untuk mengetahui komponen-komponen listrik yang ada di gardu induk
c. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi dari komponen listrik yang ada di gardu
induk?
d. Untuk mengetahui perencanaan pembangunan gardu induk

BAB II
ISI

2.
2.1. Gardu Induk

2.1.1. Pengertian Gardu Induk


Gardu Induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik tegangan
tinggi yang berfungsi untuk mentransfer tenaga listrik dari tegangan yang berbeda,
pengukuran, pengawasan, pengamanan sistem tenaga listrik serta pengaturan daya.
8
2.1.2. Jenis-Jenis Gardu Induk

2.1.2.1. Berdasarkan Pemasangannya


o Gardu Induk Pasangan Dalam
Gardu induk ini sebagian besar komponennya di tempatkan di luar gedung,
kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu lainnya,
ada di dalam Gedung. Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di
Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated
Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).
o Gardu Induk Pasangan Luar
Gardu induk ini hampir semua komponennya (switchgear, busbar, isolator,
komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang di luar gedung. Gardu
induk konvensional merupakan contoh dari gardu induk pasangan luar dimana hamper
sebagian besar komponennya berada di luar Gedung / Switchyard
o Gardu Induk Kombinasi 1 dan 2
Pada gardu induk ini komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam gedung dan
sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung misalnya gantry (tie line) dan
saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator
daya juga ditempatkan di luar gedung.

2.1.2.2. Berdasarkan Jenis-Jenis Gardu Induk


o Gardu Induk Konvensional

9
SWITCHYARD

Gambar 2.1. Switchyard GI

GI. KONVENSIONAL adalah suatu Gardu Induk yang peralatan Instalasinya


berisolasikan udara bebas, karena sebagian besar peralatannya terpasang diluar gedung
( Swicth yard ) & sebagian kecil di dalam gedung ( HV cell dll ) , sehingga memerlukan areal
tanah yang relatif luas.
1. Sebagian besar peralatan dipasang di luar
2. Dengan isolasi udara bebas
3. Memerlukan area yang cukup luas

o Gardu Induk Gas Insulated Switchgear (GIS)

Gambar 2.2. GI GIS

Gardu Induk GIS adalah suatu Gardu Induk yang semua peralatan swicthgearnya
berisolasikan GAS SF-6 , karena sebagian besar peralatannya terpasang didalam gedung
dan dikemas dalam tabung sehingga memerlukan areal tanah yang jauh lebih kecil
( memerlukan 5,8 % areal Konventional )
1. Hampir semua peralatan dipasang di dalam
2. Dengan isolasi gas Sulfur Hexafluoride
3. Memerlukan area yang relative kecil

2.1.2.3. Berdasarkan Sifat Gardu Induk


o Gardu Induk Slack
Gardu induk yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk satu ke
gardu induk yang lainnya
o Gardu Induk Distribusi
10
Gardu induk yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke
tegangan distribusi
o Gardu Induk Industri
Gardu induk yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem
langsung ke industri yang membutuhkan dan biasanya dibangun di lokasi dekat dengan
industri

2.1.2.4. Berdasarkan Besar Tegangan Gardu Induk


o Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
o Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.

2.1.2.5. Berdasarkan Sistem Busbar


o Gardu Induk Sistem Busbar Cincin / Ring

Gambar 2.3. Busbar Cincin


Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini,
semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk
ring (cincin).

o Gardu Induk Sistem Busbar Tunggal / Single Bus

11
Gambar 2.4 Busbar Tunggal

Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.Pada umumnya gardu
dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem
transmisi.
o Gardu Induk Sistem Busbar Ganda / Double Bus

Gambar 2.5. Busbar Ganda

Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk sistem
double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya
pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem).

2.1.3. Komponen di Gardu Induk


Komponen pada gardu induk sebagian berada di lapangan atau area terbuka yang
biasa disebut dengan Switchyard dan juga terdapat pada ruang panel kontrol yang berisi panel
kontrol untuk mengontrol atau memantau saluran trafo, penghantar, dan saluran lainnya serta
ruang proteksi yang berisi relai-relai proteksi di gardu induk tersebut.
Switch Yard adalah bagian utama dari GI Konvensional , karena disini peralatan
penyaluran tenaga listrik dibangun / dipasang menjadi instalasi utama , biasanya memerlukan
areal tanah yang luas maka GI Konvensional tidak cocok dibangun dipusat perkotaan ,
karena harga tanah yang sangat tinggi. Maka dari itu, pada bagian ini akan dijelaskan
komponen gardu induk yang berada di Switchyard diantaranya adalah:

2.1.3.1. Trafo Tenaga


12
Fungsi transformator tenaga itu sendiri yaitu untuk menyalurkan tenaga listrik (dari
pembangkit ke GI/transmisi, lalu ke distribusi) disamping untuk mengatur tegangan. Prinsip
kerja trafo yaitu menggunakan prinsip elektromagnetik berupa hukum ampere dan induksi
faraday, dimana perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan medan magnet dan
perubahan medan magnet berakibat membangkitkan tegangan induksi

Gambar 2.6. Prinsip hukum elektromagnetik Gambar 2.7. Elektromagnetik pada trafo

Arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan flux magnet yang
mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan, flux magnet tersebut
menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda
potensial / tegangan induksi (Gambar 2.6.) .
Dibawah ini akan dijelaskan bagian-bagian dari trafo tenaga, yaitu:

13
Gambar 2.8. Bagian-Bagian Trafo Tenaga

Tabel 2.1. Deskripsi Bagian-Bagian Trafo Tenaga


NO KOMPONEN FUNGSI GAMBAR
1. Inti Besi Digunakan sebagai media
mengalirnya flux yang timbul akibat
induksi arus AC pada kumparan yang
mengelilingi inti besi sehingga dapat
menginduksi kembali ke kumparan
yang lain.
2. Kumparan Terdiri dari batang tembaga berisolasi
Transformator yang mengelilingi inti besi, dimana

saat arus bolak balik mengalir pada


belitan tembaga tersebut, inti besi
akan terinduksi dan menimbulkan
flux magnetik.
3. Bushing Merupakan sarana penghubung antara
belitan dengan jaringan luar. Bushing
terdiri dari sebuah konduktor yang
diselubungi oleh isolator.

4. Silica Gel Berfungsi untuk menyaring udara


yang akan masuk ke konservator
sehingga kandungan udara di
dalamnya dapat diminimalkan

14
5. Tangki Digunakan untuk menampung minyak
Konservator akibat minyak isolasi yang memuai
karena trafo mengalami kenaikan
suhu

6 Tap Changer Berfungsi untuk menstabilkan


tegangan dalam suatu jaringan.
Dengan mengubah banyaknya belitan
sehingga dapat merubah ratio antara
belitan primer dan sekunder dengan
demikian tegangan output/ sekunder
pun dapat disesuaikan.
7 NGR (Nutral Berfungsi untuk mengontrol besarnya
Ground Resistor) arus gangguan yang mengalir dari sisi
neutral ke tanah. Terdiri dari dua jenis
yaitu liquid (menggunakan larutan air
murni dan ditambahkan garam
(NaCl)) dan solid (terbuat dari
Stainless Steel, FeCrAl, Cast Iron,
Copper Nickel atauNichrome yang
diatur sesuai nilai tahanannya)
8 Bucholz Relay Berfungsi mengamankan trafo untuk
mendeteksi adanya gangguan didalam
trafo akibat adanya gas

15
9 Janshen Relay berfungsi mengamankan trafo
terhadap hubung singkat antara
bagian
yang tidak bertegangan, relay ini
digunakan untuk memproteksi
kompartemen OLTC
10 Sudden Pressure memiliki fungsi yang hamper sama
Relay dengan Buchols Relay, bedanya relay
ini hanya bekerja oleh kenaikan
tekanan gas yang tiba-tiba lalu
mentripkan PMT
11 Thermometer relay yang berfungsi untuk mencegah
Relay dan mengamankan trafo dari
kerusakan isolasi akibat panas
berlebih yang ditimbulkan arus lebih

Untuk bagian pendinginnya haruslah efektif, pendingin bisa berupa udara,


minyak, dll (tergantung jenis sistem pendingin yang digunakan).Karena suhu operasi yang
tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada trafo. Dibawah ini adalah proses trafo
guna meningkatkan efisiensi pendinginan:

Tabel 2.2. Pendingin Trafo Tenaga

16
2.1.3.2. PMT / Pemutus Tenaga / CB

Gambar 2.9. PMT

PMT ( Pemutus Tenaga ) adalah saklar yang dapat digunakan untuk


menghubungkan atau memutuskan instalasi listrik dalam keadaan berbeban sesuai dengan
ratingnya. Fungsi utamanya adalah untuk pembuka dan penutup suatu jaringan dalam kondisi
berbeban serta dapat membuka dan menutup suatu jaringan jika ada arus hubung singkat pada
alat tersebut. Untuk memadamkan busur api PMT dilengkapi dengan sarana pemadam busur
api antara lain berupa : Minyak, Udara dan Gas (SF6).
PMT juga dilengkapi dengan penggerak, penggerak penggerak tersebut yaitu
penggerak pegas / per (kontak PMT digerakkan oleh pegas / per yang diregangkan oleh motor
listrik), penggerak hidrolik (menggunakan minyak hidrolik yang dipompa oleh motor listrik),
dan penggerak pneumatic (Udara yang ditekan oleh pompa motor listrik hingga tekanan
tertentu ditampung dlm tangki reservoir untuk menggerakkan kontak-kontak PMT)

A. Klasifikasi PMT
Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan
tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman
busur api jenis gas SF6.

1. Kelas tegangan
PMT dapat dibedakan menjadi:
PMT tegangan rendah (Low Voltage)
Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV (SPLN 1.1995 - 3.3)
PMT tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV (SPLN 1.1995 – 3.4)
PMT tegangan tinggi (High Voltage)
Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV (SPLN 1.1995 – 3.5)
17
PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC (SPLN 1.1995 – 3.6)

Gambar 2.10. PMT Berdasarkan Kelas Tegangan

2. Pada Pole
Berdasarkan pole nya, PMT dapat diklasifikasikan menjadi:
PMT Single Pole
PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing pole,
umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bisa reclose
satu fasa.

Gambar 2.11. PMT Single Pole

PMT Three Pole


PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna
menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel
mekanik, umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel
serta PMT 20 kV untuk distribusi.

18
Gambar 2.12. PMT Three Pole

3. Jumlah Mekanik Penggerak / Tripping Coil


PMT dengan Penggerak PEGAS atau PER.
Kontak - kontak PMT digerakkan oleh tenaga pegas atau per yang di regangkan
oleh motor listrik.
PMT dengan Penggerak HIDROLIK
Minyak hidrolik yang di pompa dg motor listrik pada tekanan tertentu untuk
menggerakkan kontak kontak PMT.
PMT dengan Penggerak PNEUMATIK
Udara yang ditekan oleh pompa motor listrik hingga tekanan tertentu ditampung
dlm tangki reservoir untuk menggerakkan kontak² PMT.

4. Media Isolasi dan Pemadam Busur Api


Jenis PMT dapat dibedakan menjadi:
PMT Gas SF6
Untuk jenis GCB ini yang paling banyak kita gunakan karena keandalannya
dan low Maintenance
PMT Minyak
a. Bulk Oil CB ( PMT isi minyak banyak )
b. Low Oil Content CB ( PMT isi minyak sedikit )
PMT Udara Hembus (Air Blast)
PMT Hampa Udara (Vacuum)

5. Proses Pemadaman Busur Api Listrik Diruang Pemutus


19
PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type)
PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg/cm2, selama terjadi proses
pemisahan kontak – kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal overpressure) ke dalam suatu
tabung/cylinder yang menempel pada kontak bergerak selanjutnya saat terjadi pemutusan, gas
SF6 ditekan melalui nozzle yang menimbulkan tenaga hembus/tiupan dan tiupan ini yang
memadamkan busur api.

Gambar 2.13. PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type)

PMT Jenis Tekanan Ganda (double pressure type)


PMT terisi gas SF6 dengan sistem tekanan tinggi kira-kira 12 Kg / cm2 dan sistem
tekanan rendah kira-kira 2 Kg / cm2, pada waktu pemutusan busur api gas SF6 dari
sistem tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistem tekanan rendah. Gas pada sistem
tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistem tekanan tinggi, saat ini PMT
SF6 tipe ini sudah tidak diproduksi lagi.
20
2.1.3.3. PMS / Pemisah / DS

Gambar 2.14. PMS

Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi

tegangan tinggi dalam keadaan tidak berbeban. Karena DS hanya dapat dioperasikan pada
kondisi jaringan tidak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah CB.
Setelah rangkaian diputus oleh CB baru.
Selain PMS peralatan yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada satu lagi jenis PMS
yaitu PMS pentanahan. PMS pentanahan ini berfungsi untuk menghilangkan / mentanahkan
tegangan induksi. Umumnya PMS jenis ini digunakan pada saat kegiatan pemeliharaan yang
membutuhkan pemadaman listik (shutdown maintenance)

2.1.3.4. Busbar
Busbar berfungsi sebagai titik pertemuan / hubungan trafo tenaga dan peralatan
listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga / daya listrik. Untuk jenis-jenis
busbar yang umumnya digunakan pada gardu induk sudah dijelaskan sebelumnya pada bagian
jenis-jenis gardu induk berdasarkan sistem busbar.

2.1.3.5. Lightning Arrester (LA)

Gambar 2.15. LA

21
LA berfungsi sebagai pengaman pengaman instalasi (peralatan listrik pada instalasi)
dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir ( Ligthning Surge ) maupun oleh surja
hubung ( Switching Surge ). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat
isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan yang
menyebabkan LA bekerja maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.

2.1.3.6. Current Transformator (CT)

Gambar 2.16. CT
CT memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1. Memperkecil besaran arus listrik ( ampere ) pada sistem tenaga listrik menjadi
besaran arus untuk sistem pengukuran dan proteksi.
2. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan
instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangaan tinggi.
3. Memungkinkan standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder .

2.1.3.7. Potential Transformator (PT / CVT)

Gambar 2.17. PT

PT memiliki beberapa fungsi, diantaranya:


1. Memperkecil besaran tegangan (volt) pada sistem tenaga listrik menjadi besaran
tegangan untuk sistem pengukuran dan proteksi.

22
2. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan
instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangaan tinggi.
3. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder .

2.1.3.8. Panel Kontrol

Gambar 2.18. Panel Kontrol

Berfungsi untuk mengetahui (mengontrol) kondisi gardu induk dan merupakan pusat
pengendali lokal gardu induk. Didalamnya berisi sakelar, indikator, meter-meter, tombol-
tombol komando operasional PMT, PMS dan alat ukur besaran listrik, serta announciator.
Berada satu ruangan dengan tempat operator bekerja.

2.1.3.9. Panel Proteksi

Gambar 2.19. Panel Proteksi

23
Berfungsi untuk memproteksi (melindungi sistem jaringan gardu induk) pada saat
terjadi gangguan maupun karena kesalahan operasi. Tempat almari relay-relay pengaman
yang dikelompokkan dalam bay, sehingga mudah dalam pengontrolan dan operasionalnnya.

2.1.3.10.Sumber DC GI

(a) (b)

(c)
Gambar 2.20. (a)battery, (b)rectifier, (c)panel AC/DC

Battery adalah suatu alat yang menghasilkan sumber tenaga listrik arus searah dari
hasil proses kimia. Fungsi dari Battery 48 V adalah power supply peralatan komunikasi
SCADA, PLC, dan juga proteksi. Sedangkan fungsi dari rectifier adalah sebagai charger
battery 110 Volt dan 48 Volt.
Fungsi pembagi arus tegangan AC adalah untuk mendistribusikan kebutuhan
tegangan tegangan AC di Gardu Induk. Fungsi pembagi arus tegangan DC adalah untuk
mendistribusikan kebutuhan tegangan tegangan DC di Gardu Induk

2.1.3.11.Trafo PS (Penggunaan Sendiri)

Gambar 2.21. Trafo PS

Fungsi dari Trafo PS adalah sebagai sumber tegangan rendah (AC) di Gardu Induk

24
2.1.3.12.HV Cell 20 kV

Gambar 2.22. HV Cell 20 kV

HV CELL 20 KV adalah Suatu peralatan tegangan menengah 20 kV yang berbentuk


kubikel dan didalamnya terpasang Circuit Breaker ( CB / PMT ), CT,PT yang dilengkapi
peralatan kontrol peralatan proteksi dan pengukuran, yang berguna untuk membagi dan
menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban ( Konsumen ) 20 kV melalui Saluran Udara
Tegangan Menengah ( SUTM ) atau Saluran Kabel Tegangan Menengah ( SKTM ) . 

2.1.4. Perencanaan Pembangunan Gardu Induk

2.1.4.1. Tahap Persiapan Pekerjaan


Mempersiapkan segala macam kebutuhan yang diperlukan baik pihak yang terkait
dalam pembangunan gardu induk. Selain itu tujuan pembangunan gardu induk juga harus
ditentukan agar pembangunan dapat berjalan lancar dan selesai tepat waktu tanpa hambatan /
meminimalisir hambatan yang ada.
a. Persiapan administrasi
Persiapan perijinan, menyiapkan schedule atau jadwal untuk membangun gardu
induk sehingga lama waktu pengerjaan dapat diperkirakan dan selesai tepat waktu, membuat
laporan harian, mingguan, ataupun laporan progress dalam proses Persiapan teknis
b. Persiapan teknis
Membangun gudang untuk menyimpan peralatan dan bahan yang diperlukan,
merancang sketsa gambar, mempersiapkan rencana kerja, memberikan materi/himbauan
untuk senantiasa memperhatikan K3 selama proses pembangunan gardu induk,
mempersiapkan buku pedoman kerja/buku petunjuk

2.1.4.2. Pelaksanaan Pekerjaan Sipil dan Mekanikal


a. Pekerjaan Sipil dan Prasarana Umum
25
Membangun fasilitas listrik dan fasilitas penunjang lainnya (non-listrik) yang
digunakan oleh pegawai gardu induk, atau fasilitas penunjang lainnya, diantaranya dapur,
ruang kerja, dan lain-lain. Contoh dari pekerjaan ini adalah:
Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank).
Urugan dan pematangan tanah.
Pemasangan pagar keliling GI.
Pembuatan saluran air pematusan.
Pembuatan jalan masuk ke switch yard dan ke gedung kontrol.
Pembuatan pondasi peralatan (Trafo, CB, DS, CVT, CT, LA, TPS, PT).
Pembuatan pondasi serandang post.
Pembuatan got kabel (cable duct) dengan berbagai ukuran(dimensi).
Pembuatan gedung kontrol gardu induk, beserta ruang operator,ruang kerja
(kantor) GI dan ruang-ruang lain yang diperlukan.
Pembuatan pondasi peralatan (panel relay, panel kontrol, cubicle, dan lain-lain)
Pembuatan got-got kabel yang ada dalam gedung kontrol, yang menghubungkan
ke switch yard.
Pembuatan sarana parkir dan jalan di sekeliling gedung control
Pembuatan kamar mandi dan WC.
Pembuatan saluran buang air.

b. Pekerjaan Mekanikal
Membangun fasilitas yang bersifat menunjang kelistrikan/penyaluran energi atau
daya listrik. Pembangunan fasilitas ini harus mengikuti ketentuan, peraturan, dan syarat-syarat
yang berlaku pada lingkungan pembangunan gardu induk serta tidak melupakan standar K3
untuk menjamin keselamatan para pekerja yang terlibat di dalamnya. Contoh dari pekerjaan
mekanikal ini adalah: pemasangan komponen di switch yard, ruang panel control, ruang
proteksi, ruang HV Cell, pondasi untuk komponen listrik yang berada di swutchyard dan lain-
lain
 Pemasangan Trafo, NCT dan NGR
 Pemasangan PMS, PMT, dan Busbar
 Pemasangan LA, CT, dan CVT
 Pemasangan Panel Control dan Panel Proteksi
 Pemasangan Cubicle 20 kV (HV Cell)
 Pemasangan Grounding dan Ground Wire

26
 Pemasangan Panel AC/DC Battery
 Penarikan Kabel Kontrol dan Pengkabelan
 Tahapan dan Ruang Lingkup Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Gardu Induk
(jika diperlukan penambahan daya listrik atau perluasan gardu induk)
 Pembuatan dan pemasangan serandang peralatan ( CB, DS, CVT, CT, LA,PT).
 Pembuatan dan pemasangan serandang post (support).
 Pembuatan dan dan pemasangan serandang beam (gantry).
 Pembuatan dan pemasangan rak-rak kabel dan plat bordes tutup got kabel.
 Pemasangan air conditioner (AC) di gedung kontrol, ruang operator dan kantor
GI.

2.1.4.3. Pekerjaan Finishing


Pekerjaan finishing ini dilakukan jika seluruh pekerjaan baik sipil maupun mekanik
dalam proses pembangunan gardu induk sudah selesai dilakukan. Pada pekerjaan ini
dilakukan pengecekan pada seluruh komponen yang sudah dibangun / finishing sehingga
apabila ada kekurangan / kesalahan dapat segera ditangani sebelum gardu induk tersebut bisa
digunakan dan beroperasi dengan normal. Kegiatan finishing tersebut antara lain:
Melaksanakan pengecekan terhadap semua pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan.
Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap pekerjaan yang salah, yang
tidak sesuai dengan bestek, atau yang kurang sempurna.
Pengencangan (pengerasan) bolt & nut, sekrup-sekrup dan setting pada semua
peralatan maupun serandang yang telah terpasang.
Membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-sisa dan potongan-potongan material,
kupasan kabel dan kotoran (limbah) lainnya.
Melaksanakan retour material ke gudang PLN.
Menyiapkan laporan akhir ke PLN tentang pekerjaan yang telah diselesaikan,
antara lain terdiri dari :
o Laporan harian.
o Laporan mingguan.
o Laporan bulanan.
o Progress phisik 100 %.
o Asbulit Drawing.
o Cable Schedule.
27
o Dan lain sebagainya.
Menyiapkan Testing dan Komisioning.
Setelah pekerjaan finishing diselesaikan, pengawas PLN melakukan pengecekan
terhadap semua pekerjaan, Jika masih terdapat kekurangan yang sifatnya tidak
prinsip (kekurangan kecil) dan tidak mengganggu pengoperasian, kekurangan tersebut
dimasukkan ke dalam “pending item”

28
BAB III
PENUTUP

B.
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Bahwa gardu induk memiliki peranan penting yaitu sesuai dengan jenis-jenis
gardu induk yang sudah disebutkan pada penjelasan diatas, diantaranya untuk
menyalurkan energi listrik dari satu gardu induk ke gardu induk lainya,
menyalurkan energi listrik ke industri yang memerlukan daya besar, dan lain-lain
2. Gardu induk dapat dibedakan jenis-jenisnya berdasarkan dengan tempat
pemasangan, sifat, tegangan, dan sistem busbarnya. Jenis-jenis gardu induk yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan di sekitar gardu induk
3. Pada gardu induk terdapat komponen yang terletak di luar ruangan, didalam
ruangan, atau kombinasi dari keduanya. Komponen tersebut memiliki pengertian
dan fungsi dari masing-masing komponen untuk mendukung satu sama lain antar
komponen agar sistem kelistrikan di gardu induk dapat berjalan dengan baik
4. Sebelum gardu induk bisa digunakan dan beroperasi dengan baik, maka
diperlukan perencanaan pembangunan gardu induk dengan matang. Perencanaan
pembangunan meliputi persiapan administrasi, teknis, perencanaan pembangunan
sipil dan mekanik, serta perencanaan lainnya.
5. Perencaan pembangunan gardu induk sangat diperlukan agar pembangunan gardu
induk bisa selesai tepat pada waktunya dan senantiasa memperhatikan K3 agar
keselamatan para tenaga kerja dalam pembangunan gardu induk terjamin.

3.2. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca
(teknik maupun non-teknik). Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada saya selaku penulis makalah ini.
Apabila terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini mohon dapat dimaafkan dan
memakluminya, karena saya selaku penulis adalah hamba Allah SWT yang tak luput dari
kesalahan.

29
DAFTAR PUSTAKA

PT. PLN (Persero), Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator Tenaga, PT. PLN (Persero),
Jakarta, 2014.

PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali, Buku Petunjuk
Pengoperasian Gardu Induk 150 kV Kebonagung, PT. PLN (Persero), Malang, 2019

PT. PLN (Persero), Buku Pedoman Pemeliharaan Pemutus Tenaga, PT. PLN (Persero),
Jakarta, 2014.

PT. PLN (Persero), Buku Pedoman Pemeliharaan Pemisah, PT. PLN (Persero), Jakarta, 2014.

PT. PLN (Persero), Buku Pedoman Pemeliharaan Lightning Arrester, PT. PLN (Persero),
Jakarta, 2014.

Power Point Training Pemeliharaan Peralatan GI PENGENALAN GI-2, PT. PLN (Persero)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI (Diakses:
121.100.16.220/webtjbtb/library-4/), Malang, 2020

Power Point Power Point [p2]2. Busbar, (Diakses: Rhezal Agung Arnanto, S.T., M.T.),
Malang, 2020

Power Point konsep-dasar-gardu-induk, (Diakses: anonym), Malang, 2020

30

Anda mungkin juga menyukai