Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

PENGOPERASIAN EKSITASI PADA


GENERATOR PADA GT 1.1 PLTGU

DI PT. PLN PERSERO UNIT PELAKSANA


PEMBANGKITAN BELAWAN

NAMA : ANDRE BENDICTUS SIANTURI

NIM : 5172131002

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Medan , 2020

Kata Pengantar

1
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala anugerah dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Industri di Unit Pelaksanaan Pembangkitan Belawan. Laporan ini ditulis untuk
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan
Industri (PKLI) di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Unimed. Adapun judul laporan
PKLI ini adalah “Pengoperasian eksitasi pada Generator GT 1.1 DI PT. PLN
(PERSERO) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan”. Dalam hal ini masih adanya
keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang terbatas dalam penulisan laporan. Untuk
itu diharapkan kritik dan saran bagi pembaca guna membangun dan menyempurnakan
isi dari laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Dengan selesainya laporan Praktek Kerja Lapangan Industri ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Kedua Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan
baik moral maupun materi.
2. Bapak Dr. Salaman Bintang, M.Pd.selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Medan.
3. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd., Selaku pembimbing PKLI yang digantikan
oleh bapak Salman Bintang, M.Pd selaku dosen pembimbing Praktek Kerja
Lapangan Industri Program Studi Pendidikan Teknik Elektro.
4. Bapak Syahminan Siregar, selaku Manager PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan.
5. Bapak Ramses B.P Manalu selaku Supervisor Bidang Pemeliharaan Listrik PLTGU
Belawan dan penanggung jawab Praktik Kerja Lapangandi PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Belawan.
6. Teman-teman seperjuangan Praktik Kerja Lapangan dari USU yang selalu kompak
dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

2
7. Serta pihak-pihak yang tidak dapat dituliskan satu-persatu namanya, yang telah
membantu dan mendukung penulis secara tidak langsung hingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

DAFTAR ISI

3
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………… ii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… iii

DAFTAR TABEL……………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Proyek ……………………………………… 1

1.2 Batasan Masalah …………………………………………………… 2

1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………… 2

1.4 Maksud Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja lapangan…………….. 3

1.5 Manfaat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan …………………… 3

1.6 Waktu dan Tempat PKLI…………………………………………… 3

1.7 Metode Pembahasan Laporan PKLI………………………………. 4

1.8 Gambaran Umum Perusahaan……………………………………. 4

1.8.1 Visi dan Misi Perusahaan……………………………. 4

1.8.2 Sejarah Perusahaan…………………………………. 4

1.9 Kondisi Situasi Kerja ……………………………………………. 7

1.10 Jenis Usaha …………………………………………………..


12

1.10.1 Lokasi Perusahaan………………………….. 12

1.10.2 Pembangkit Listrik Di Sektor Belawan……………. 13

4
1.10.3 Profil PLTGU PT. PLN (Persero) Unit…………….. 15

Pelaksana Pembangkitan Belawan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pembangkit Tenaga Listrik ………………………………. 18

2.1.1 Proses Produksi Listrik PLTGU UPK Belawan…………. 18

2.2 Sistem Exciter Pada Generator……………………………………… 26

2.2.1Sistem eksitasi …………………………………………….. 26

2.3 Gambaran exiciter pada generator GT 1.1 Belawan………………… 28

2.3.1 Prinsip kerja sistem eksitasi ………………………………… 31

BAB III PENGALAMAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan……………………………………. 33

BAB IV PENUTUP

4.1Kesimpulan………………………………………………… 43

4.2 Saran ……………………………………………………… 43

Daftar Pustaka…………………………………………………. 44

LAMPIRAN ……………………………………………………. 45

DAFTAR GAMBAR

5
Gambar 1. 1 Layout PLTU dan PLTGU SektorBelawan…………………. 12

Gambar 1.2 Formasi PLTGU PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkita Belawan
Komponen Sistem PLTGU………………………………………………………… 14

Gambar 1.3 Diagram StrukturOrganisasi…………………………. ……… 15

Gambar 2.1.SusunanSistempada PLTGU PT PLN (Persero) UPK Belawan….. 17

Gambar 2.2.SiklusPada Gas Turbin……………………………………………. 19

Gambar 2.3 gambarkompresor………………………………………………… 21

Gambar 2.4.RuangBakar (tampakdalam)…………………………………….. 22

Gambar 2.5.RuangBakar (tampakluar)……………………………………… 22

Gambar 2.6.Turbin Gas……………………………………………………….. 23

Gambar 2.8. Bypass ………………………………………………………… 24

Gambar 2.9. Turning Gear………………………………………………….. 24

Gambar 2.10.SistemMinyakPelumas……………………………………….. 25

Gambar 2.11. Bearing ……………………………………………………….. 25

Gambar 2.12 BagianBagianexiciterpada generator……………………….. 28

Gambar 2.13 bagiandepansistemexicitasi………………………………… 29

Gambar 2.15 burshingpada GT 1.1 …………………………………….. 30

Gambar 2.16 Sistemeksitasi static………………………………………. 32

Gambar 2.17 dinamikexicitasi ……………………………………………… 33

Gambar 3.1 Berkeliling diarea pembangkitan PT PLN


(Persero)UnitPelaksanaPembangkitanBelawan…………………………… 34
Gambar 3.2observasi generator 1.1…………………………………………… 34

6
Gambar 3.3Pemeliharaan CB 6 KV ………………………………………… 35

Gambar 3.4ruang bakar tampak atas (timur)……………………………………… 36

Gambar 3.5Pemeliharaan trafo…………………………………………………… 37

Gambar 3.6 Membersihkan Baterai…………………………………………… 37

Gambar 3.7Melakukan penggantian baterai ………………………………… 38

Gambar 3.9Melakukan kegiatan observasi terkait proses klorin………………… 38

Gambar 3.10Melakukan pembelajaran tentang kontaktor……………………….. 39

Gambar 3.12 panel ruang kontrol…………………………………………… 39

Gambar 3.13 pembelajaran indikator pembangkit……………………………. 40

Gambar 3.14 pemeliharaan motor ……………………………………………… 41

Gambar 3.15 monitoring generator dan ruang kontrol…………………………… 42

DAFTAR TABEL

7
Tabel 1.1 Kapasitas Terpasang pada Pembangkit Belawan………………….. 5

Tabel 1.2 Unit Pembangkit Sektor Pembangkitan Belawan……………….. 6

Tabel 1.3 Tahun Beroperasi Pembangkit Sektor Pembangkitan Belawan……. 11

BAB I

8
PENDAHULUAN

1.1.Gambaran Umum Proyek

Perkembangan zaman mengalami kemajuan yang begitu pesat berpengaruh


terhadap kebutuhan manusia semakin banyak, salah satunya komsumsi listrik yang
menunjang aktivitas harian manusia . Manusia tidak akan bisa lepas dari sumber energi
tersebut , sebab energi tersebut menunjang disegala bidang kehidupan ,tersedia sumber
energi yang memadai akan meningkatkan perkembangan ekonomi masyarakyat. Maka
dari itu banyak pembangunan pembangkitan tenaga listrik untuk suplai daya yang
dibutuhkan untuk kemajuan tersebut, pembangunan ini akan menjadi sumber energi
listrik yang akan digunakan oleh masyarakyat luas dalam kehidupan nya sehari-hari,
sehingga energi listrik merupakan energi yang sangat dibuutuhkan dalam proses
berjalannya roda kehidupan manusia .

PT PLN (Persero) UPK Belawan adalah salah satu unit kerja di lingkungan PT
PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara, yang dibentuk
sesuai dengan SK Direksi No. 125/Dir/1983 pada tanggal 24 Juni 1983 dengan tugas
pokok mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit.PT PLN (Persero) UPK
Belawan merupakan salah satu sektor dari PT PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang berkedudukan di Belawan di bawah pimpinan
seorang Manager.

PT PLN (Persero) UPK Belawan saat ini mengoperasikan unit–unit pembangkit


dengan kapasitas terpasang sebesar 1.166,3 MW yang terdiri dari Unit Pembangkit
listrik tenaga Uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dan unit pembangkit
listrik tenaga gas uap (PLTGU).Bahan bakar PLTU adalah MFO (minyak residu)
sedangkan di PLTGU adalah gas alam dan HSD. Bahan bakar MFO dan HSD diangkut
melalui kapal tanker sedangkan gas alam disalurkan melalui pipa gas dari PT. PGN
PangkalanBerandan.

9
Energi listrik merupakan energi yang dibutuhkan oleh industri serta kegiatan
manusia sehari-hari. Lebih-lebih di zaman modern ini, kebutuhan akan energi listrik
semakin hari semakin meningkat.Proses untuk menghasilkan energi listrik melalui
berbagai tahap , mulai dari proses sistem penggerak turbinnya (prime over) sebagai
penggerak rotor dari generator , sehingga terjadi perubahan fluks magnet pada lilitan
jangkar ,sehingga menghasilkan tenaga listrik . Energi listrik yang dihasilkan oleh
generator merupakan proses induksi elektromagnetik , Induksi Elektromagnetik adalah
gejala timbulnya gaya gerak listrik (ggl) di dalam suatu kumparan bila terdapat
perubahan fluks magnetik pada konduktor pada kumparan tersebut atau bila konduktor
bergerak relatif melintasi medan magnet. Medan magnet yang dibangkitkan ini biasanya
terletak pada bagian rotor generator ,medan magnet yang ditimbulkan oleh proses
exiciter menjadi komponen atama dalam pembangkitan tenaga listrik. Proses exiciter ini
memerlukan beberapa tahap dan bagaimana prinsip kerja . Maka dalam penulisan
laporan ini saya mengambil judul “Pengoperasian Sistem Eksitasi Pada GT 1.1
PLTGU Blok I UPK BELAWAN” . Selanjutnya energi listrik ini dikirim ke beban
melalui suatu sistem transmisi yang jaraknya tergantung pada letak lokasi dari
pembangkitan dan pusat-pusat beban, sehingga dalam pengoperasian penyaluran daya
listrik dibutuhkan pula listrik untuk penggunaan perusahaannya sendiri.

1.2. Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan dari sasaran yang sudah ditentukan , penulis


membatasi masalah pada “ Sistem penguat (Exciter) Generator Pada PLTGU
Belawan” .

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah yang akan


dibahas dalam penyelesaian penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan Industry (PKLI)
ini. Adapun rumusan masalah dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapagan Industry (PKLI)
yaitu:Bagaimana Sistem Penguat (Exciter ) pada Generator di PLTGU Belawan ?

10
1.4. Maksud Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja lapangan

a) Mahasiswa mampu Menerapkan dan membandingkan antara ilmu yang didapat


dari bangku perkuliahan dengan ilmu yang diterapkan pada praktek nyata di
industri.
b) Mahasiswa mengenal bentuk kontruksi dari exiciter generator
c) Mahasiswa mengenal apa yang menjadi exciter pada generator di PLTGU
Belawan
d) Mahasiswa mengenal proses kerja Exiciter pada generator
e) Mahasiswa mengetahui proses pemeliharaan exciter pada generator

1.5 . Manfaat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

a) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia industri


sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh.
b) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengetahui lebih spesifik
permasalahan industri dan perusahaan yang terkait dengan operasi dan ilmu
Teknik Elektro.
c) Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang generator.
d) Menambah wawasan bagi mahasiswa tentang komponen exiciter dan prinsip
kerja dari exiciter pada generator .
e) Mengetahui masalah yang sring terjadi , serta proses pemeliharaan yang
dilakukan dalam exiciter .
f) Meningkatkan kerja Sama antar kampus dengan pihak indrustri, sehingga
kedepannya dapat menjadi hubungan kerjaq kedepannya .

1.6. Waktu dan Tempat PKLI

Praktek Kerja Lapangan Industri ini dilakukan pada tanggal 06 januari s/d 06
febuari 2020 di PLTGU UPK Belawan , Jl. Pulau Sicanang , SEI mati ,Medan Kota ,
Sumatera Utara .

11
1.7. Metode Pembahasan Laporan PKLI

Dalam menyusun laporan ini, penulis telah melakukan berbagai usaha untuk
mendapatkan informasi dan data-data yang berhubungan dengan topik pembahasan.
Adapun metode pengumpulan informasi dan data yang penulis lakukan yaitu:

1. Study lapangan, yaitu pengamatan langsung di lapangan industry terhadap objek


permasalahan disertai dengan tanya jawab dengan Mentor dan Supervisor di PLTGU
GT 1.1 UPK Belawan ,serta Study keperpustakaan dan referensi dari internet, yaitu
mengumpulkan bahan-bahan dan buku-buku yang berhubungan dengan penulisan
laporan Praktek Kerja Lapangan Industri.
2. Konsultasi dengan Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI)
berkaitan dengan objek permasalahan.
3. Melakukan diskusi dengan teman-teman mahasiswa.

1.8. Gambaran Umum Perusahaan

1. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

b. Misi Perusahaan

1.    Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. 

2.    Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan


masyarakat. 

3.    Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 

4.    Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2. Sejarah Perusahaan

12
PLTU dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera
Utara dengan kontraktor ENERGOINVEST dari Yugoslavia. Untuk menentukan letak
PLTU yang akan di bangun dilakukan studi/penelitian tempat. Penelitian tempat yang
dilakukan antara lain di Pulau Sicanang, Kampung Belawan II, Kampung Belawan III,
Muara Sungai II dan Pulau Naga Putri.

Berdasarkan hasil penelitian tempat tersebut, maka dipilihlah Pulau Sicanang ( ±


24 KM dari kota Medan) sebagai tempat berdirinya PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan. Adapun didirikannya PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan adalah sesuai dengan Peraturan Pemerintah, SK Menteri
Pertambangan dan Energi serta SK Direksi PLN, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 (No. 25 Tahun 1972)

2. SK Direksi PLN No. 034/UIR/1976

3. Kontract No. PJ. 005/ PST/1977

4. SK Direksi PLN No. 001/DIR/1978

5. Contract No. PJ. 040/M/PI/SU/1981-1982

6. SK Menteri Pertambangan dan Energi No.226/KPTS/M/Pertamben/1983

7. SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 1034/KPTS/M/Pertamben /1983

Untuk kelancaran dalam pembangunannya, maka pada tanggal 24 Juli 1983


dibentuklah PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan sesuai dengan
SK Direksi PLN No.125/DIR/1983 dengan tugas pokok mengoperasikan dan
memelihara mesin pembangkit yang terdiri dari PLTU, PLTG serta PLTGU sebagai unit
pengelolaan dan pengoperasian.

PT. PLN (PERSERO) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan merupakan


pembangkit terbesar di Sumatera Utara yang terdiri dari 4 unit PLTU, 1 unit PLTG dan
2 Blok PLTGU dengan kapasitas total sebesar 1156,3 MW.

Tabel 1.1 Kapasitas Terpasang pada Pembangkit Belawan

13
No Jenis Pembangkit Jumlah (unit) Kapasitas MW
1 PLTU 4 260
2 PLTG 5 636,3
3 PLTGU 2 270
TOTAL 11 1.166,3

PLTU unit 1 mulai beroperasi pada tanggal 30 Mei 1984 dan kemudian disusul
dengan PLTU unit 2 yang mulai beroperasi pada tanggal 14 November 1984. Dimana
dalam perjalanannya operasi mengalami gangguan-gangguan serius, sehingga PLTU
unit 2 stop untuk perbaikan dan perawatan (overhaul), karena kerusakan mesin ditemui
tidak memungkinkan untuk diperbaiki, maka diusulkan agar dilakukan rehabilitasi total,
sehingga sejak tenggal 17 September1988 PLTU harus dioperasikan walaupun
kondisinya tidak andal dengan kemampuan beban maksimal 26 MW.

Pada tanggal 11 Juni 1991 ditandatangani kontrak untuk pekerjaan rehabilitasi


PLTU unit 1 dan 2 dengan Surat Perjanjian No. 018/PJPN/92201/M, sebagai awal
dimulainya pelaksanaan rehabilitasi PLTU Unit 2 sedangkan PLTU Unit 1 dapat
beroperasi sementara sebelum rehabilitasi pada tanggal 2 Agustus 1991 guna membantu
dalam penyaluran listrik di kota Medan.

Pelaksanaan pembangunan pembangkit listrik terus dilaksanakan berdasarkan


kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat karena jumlah populasi penduduk di
kota Medan yang semakin bertambah dan terjadilah pemikiran – pemikiran untuk
membuat pembangkit–pembangkit tenaga kombinasi gas dan uap yang tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan listrik Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam.

Tahap pertama dilakukan pembangunan pembangkit PLTGU Blok I yang terdiri


dari 2 pembangkit gas turbin (GT 11 dan GT 12) dan 1 pembangkit tenaga uap (ST10).
Pembangunan pembangkit ini berhasil di kombinasikan dan beroperasi mulai tanggal 5
November 1993.

14
Tahap kedua pada pertengahan tahun 1994 pembangunan PLTGU Blok II yang
terdiri dari dua unit instalasi tenaga gas turbin (GT 21 dan GT 22) dan satu unit instalasi
tenaga uap (ST 20) selesai dilaksanakan. Pada tanggal 11 Oktober 1994, PLTG unit 21
(GT 21) mulai dioperasikan dalam siklus terbuka (open cycle) dan tanggal 8 Desember
1994 PLTG unit 22 (GT 22) mulai dioperasikan. Instalasi tenaga uap ST 20
pembangunannya terus dilakukan. Mulai tanggal 8 Agustus 1995 pembangkit tenaga
kombinasi PLTGU dinyatakan bekerja dalam siklus tertutup (close cycle).

1.9 . Kondisi Situasi Kerja

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat, maka pada
tahun 1978 mulai didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berlokasi di
Pulau Sicanang, Belawan.PLTU ini dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit dan
Jaringan Sumatera Utara dengan kontraktor ENERGOINVEST dari Yugoslavia. Pada
awal diadakan studi untuk menentukan PLTU yang akan dibangun, penelitian diadakan
diantaranya pada Pulau Sicanang, Kampung Belawan II, Kampung Belawan III dan
Muara Sungai II serta Pulau Naga Putri.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dipilih Pulau Sicanang (± 24 km dari kota


Medan) sebagai tempat berdirinya PT PLN (Persero) UIKSBU UPK Belawan yang akan
dibangun dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah, SK Menteri Pertambangan dan
Energi serta SK Direksi PLN, yaitu :

1. Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1972 (No.25 Tahun 1972)


2. SK Direksi PLN No. 034/ UIR / 1976
3. Contract No. PJ.005 / PST / 1977
4. SK Direksi PLN No. 001 / DIR / 1978
5. Contract No. PJ 040 / M / PI / SU / 1981-1982

15
6. SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 226 / KPTS / M / Pertamben /
1983
7. SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 1034 / KPTS / M / Pertamben /
1983

Untuk kelancaran pengusahaannya, maka pada tanggal 24 Juli 1983 dibentuklah


UPK Belawan sesuai dengan SK Direksi PLN No. 125/DIR/1983 dengan tugas pokok
mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit yang terdiri dari PLTU, PLTGU,
PLTG sebagai unit pengelolaan pengoperasian

N NO Je Jenis PembangkitJ Jumlah (Unit) Kapasitas Terpasang


(MW)
1 1 PP PLTU 4 4 2 260
2 PLTGU 2 2 2 270
3 P PLTG 5 5 63 636, 3
T TOTAL 11 11 1. 1.116,3

Tabel 1.2 Unit Pembangkit Sektor Pembangkitan Belawan

PLTU unit 1 mulai beroperasi pada tanggal 30 Mei 1984 dan paralel dengan
sistem Medan, dan kemudian disusul dengan PLTU unit 2 yang mulai beroperasi pada
tanggal14 November 1984. Dimana dalam perjalanannya operasi mengalami gangguan-
gangguan serius, sehingga PLTU unit 2 stop untuk perbaikan dan perawatan (Overhaul).
Karena kerusakan mesin ditemui tidak memungkinkan untuk diperbaiki, maka diusulkan
agar dilakukan rehabilitasi total, sehingga sejak tanggal 17 September 1988 PLTU harus

16
dioperasikan walaupun kondisinya tidak handal dengan kemampuan beban maksimum
26 MW.

Pada tanggal 11 Juni 1991 ditanda tangani kontrak untuk pekerjaan rehabilitas
PLTU unit 1 dan 2 dengan Surat Perjanjian No. 018/PJPN/92201/M sebagai awal
dimulainya pelaksanaan rehabilitas PLTU unit 2 sedangkan PLTU unit 1 dapat keluar
dari pengusahaan untuk rehabilitas pada tanggal 2 Agustus 1991 karena masih
diperlukan untuk membantu sistem Medan.Pembangunan pembangkit listrik terus
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan energi listrik yang terus meningkat. Karena
banyaknya pembangkit-pembangkit yang sudah ada, menyebabkan timbulnya pemikiran
untuk membangun tenaga kombinasi gas dan uap untuk memperoleh efisiensi thermal
yang lebih baik.

Pada tahap pertama dilakukan pembangunan pembangkit PLTGU Blok I yang


terdiri dari 2 pembangkit gas turbin (GT 11 dan GT 12) dan satu pembangkit tenaga uap
(ST 10). Pembangkit ini dinyatakan berhasil dikombinasikan dan mulai beroperasi
tanggal 5 November 1993.Sementara pembangunan PLTGU Blok II yang terdiri dari
dua unit instalasi tenaga gas turbin (GT 21 dan GT 22) dan satu unit instalasi tenaga uap
(ST 20) mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun 1994.

Pada tanggal 11 Oktober 1994, PLTG unit 21 (GT 21) mulai dioperasikan dalam
siklus terbuka (open cycle) dan kemudian tanggal 8 Desember 1994 PLTG unit 22 (GT
22) mulai dioperasikan. Sementara pembangunan terus dilakukan untuk instalasi tenaga
uap (ST 20). Pembangkit tenaga kombinasi PLTG Blok II dinyatakan bekerja dalam
siklus tertutup (close cycle) mulai tanggal 8 Agustus 1995.Pada tahun 2018 PT PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Belawan berubah penamaan menjadi Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan.

a. Gambaran Kegiatan Proses Produksi

17
PT PLN (Persero) UPK Belawan adalah salah satu unit kerja di lingkungan PT
PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara, yang dibentuk
sesuai dengan SK Direksi No. 125/Dir/1983 pada tanggal 24 Juni 1983 dengan tugas
pokok mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit. PT PLN (Persero) UPK
Belawan merupakan salah satu sektor dari PT PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang berkedudukan di Belawan di bawah pimpinan
seorang Manager.

PT PLN (Persero) UPK Belawan saat ini mengoperasikan unit–unit pembangkit


dengan kapasitas terpasang sebesar 1.166,3 MW yang terdiri dari Unit Pembangkit
listrik tenaga Uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dan unit pembangkit
listrik tenaga gas uap (PLTGU).

Bahan bakar PLTU adalah MFO (minyak residu) sedangkan di PLTGU adalah gas alam
dan HSD. Bahan bakar MFO dan HSD diangkut melalui kapal tanker sedangkan gas
alam disalurkan melalui pipa gas dari PT. PGN PangkalanBerandan.

PTPLN (Persero) UPK Belawan mempunyai kapasitas total166,3 MW(untuk unit


berlokasi di Pulau Naga Putri).

PT PLN (persero) UPK Pembangkitan Belawan terdiri dari:

Pembangkit Kapasitas Tahun Mulai Operasi

PLTU Unit 1 65 MW 14 November 1984

PLTU Unit 2 65 MW 30 Mei 1984

PLTU Unit 3 65 MW 3 Juli 1989

PLTU Unit 4 65 MW 8 September 1989

PLTG Unit 1.1 117, 5 MW 5 November 1993

PLTG Unit 1.2 128, 8 MW 5 November 1993

PLTG Unit 1.3 130 MW 11 Oktober 1994

18
8 Agustus 1995
PLTG Unit 1.4 130 MW

Steam Turbin 1.0


130 MW 5 November 1994

St Steam Turbin 2.0 14 140 MW 11 Oktober 1995

13 130 MW

P PLTG LOT 3 Ta Tahun 2010

Tabel 1.3 Tahun Beroperasi Pembangkit Sektor Pembangkitan Belawan

Pada Bulan September 1998 PT PLN (PERSERO) Unit Pelaksana Pembangkitan


Belawan menerima unit-unit pembangkit dari PLN Sektor Glugur sebagai berikut.

- PLTG Paya Pasir (5 Unit) : Kapasitas terpasang 90,482 MW


- PLTG Glugur (2 Unit) : Kapasitas terpasang 32,650 MW
- PLTD Titi Kuning (6 Unit) : Kapasitas terpasang 24,849 MW

Untuk dapat saling membantu dalam hal mensuplai daya listrik, maka
PLTU/PLTGU Sektor Pembangkitan Belawan mengadakan sistem interkoneksi dengan
beberapa pembangkit antara lain seperti:

1. PLTG Paya Pasir


2. PLTD Titi Kuning
3. PLTG Glugur
4. PT INALUM
5. PLTA Sipansihaporas

19
6. PLTA Renun
7. PLTM Tersebar
8. PLTD Lueng Bata Aceh
9. PLTU Labuan Angin

1.10 . Jenis Usaha

1. Lokasi Perusahaan

PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan berada 24 Km sebelah


Utara Medan, tepatnya berada di Pulau Naga Putri dimana semua unit pembangkitan,
kantor, bengkel, pengolahan permurnian air, switch yard dan peralatan bantu lainnya ada
di Pulau Naga Putri yang luasnya ± 47 Ha.

Gambar 1. 1 Layout PLTU dan PLTGU Sektor Belawan

2. Pembangkit Listrik Di Sektor Belawan

PTPLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan dalam memenuhi


kebutuhan masyarakat akan energi listrik memiliki beberapa pembangkit. Adapun
pembangkit-pembangkit tersebut dikelompokkan atas beberapa jenis, yaitu:

20
a.Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

PLTU (4 Unit) dengan kapasitas 260 MW.PLTU adalah suatu pusat pembangkit
tenaga listrik yang menggunakan turbin uap sebagai penggerak mulanya.Prinsip kerja
pembangkit ini adalah pertama air dipompakan ke boiler untuk dipanaskan sampai
menghasilkan uap, kemudian uap tersebut digunakan untuk memutar turbin, dimana
turbin dikopel dengan generator yang berfungsi untuk menghasilkan energi listrik.
Kemudian uap sisa keluaran turbin dikondensasikan pada kondensor untuk mengubah
uap sisa tersebut menjadi air yang akan dipompakan kembali ke boiler.

b.Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)yang ada di Sicanang Belawan


(4unit)berkapasitas 506,3 MW, lalu dengan ditambahnya PLTG unit Lot 3 berkapasitas
1 x 100 MW yang beroperasi sejak tahun 2009 sampai saat ini, total unit pembangkit
PLTG UPK Belawan memiliki 5 unit pembangkit berkapasitas 606,3MW. PLTG adalah
suatu pusat pembangkit tenaga listrik yang mengguanakan turbin gas sebagai penggerak
mula.Prinsip kerja pembangkit ini adalah mula-mula udara ditekan di kompresor hingga
mencapai tekanan tertentu, kemudian dimasukkan ke ruangpembakaran hingga
mencapai suhu tertentu. Gas yang telahmencapai tekanan dan suhu tertentu tersebut
digunakan untuk memutar turbin yang telah dikopel dengan generator sehingga
menghasilkan energi listrik.

c. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) merupakan pembangkit tenaga


listrik tenaga gabungan, yaitu gabungan antara siklus gas dan siklus uap. Prinsip
kerjanya adalah memanfaatkan gas buang dari turbin gas yang digunakan untuk
memanaskan air di Heat Recovery Steam Generator (HRSG) sehingga diperoleh uap
yang dapat memutar turbin uap (steam turbin), turbin dikopel dengan generator sehingga
menghasilkan energi listrik. PLTGU yang ada di Sumatera Utara adalah PLTGU
Sicanang (2 Unit) dengan kapasitas 270 MW

21
3. Profil PLTGU PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan

Adapun profil Pembangkit Tenaga Gas Uap yang terdapat di PT. PLN
(PERSERO) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan adalah terdiri dari dua blok dengan
formasi 2-2-1, seperti pada Gambar 2.3 berikut:

Gambar 1.2 Formasi PLTGU PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan
Komponen Sistem PLTGU

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan hal yang sangat penting dimana


dengan struktur organisasi yang baik akan membuat pembagian tugas yang jelas dan
aktivitas kerjasama yang baik serta semangat kerja yang lebih tinggi sehingga
tercapailah mekanisme prosedur kerja yang efektif dan efisien.

Berikut adalah gambar struktur organisasi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan seperti pada Gambar 1.3 berikut :

22
Gambar 1.3 Diagram Struktur Organisasi

4. Pembagian Tugas dan Wewenang

Tugas dan wewenang masing-masing fungsi dalam struktur organisasi PT PLN


(Persero) Sektor Pembangkitan Belawan secara umum adalah sebagai berikut:

1.    Manajer

Tugas pokok Manajer Sektor adalah bertanggung jawab atas pencapaian produksi tenaga
listrik secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik dengan berorientasi kepada
pemenuhan kebutuhan pelanggan serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan
pemeliharaan seluruh asset perusahaan yang menjadi tanggung jawab unitnya.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Manajer Sektor dibantu oleh:

23
1   Asisten Manajer Enjineering

Tugas pokok Asisten Manajer Enjineering yaitu merencanakan dan mengevaluasi


pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan target kinerja, mengevaluasi sistem
kinerja dan pencapaiannya serta upaya peningkatannya, membuat rencana atau usulan
tindak lanjut perbaikan kinerja, mengevaluasi teknologi informasi yang dipergunakan &
membuat usulan rencana pengembangan dan pengaplikasian sistem teknologi informasi,
mengevaluasi lingkungan hidup dan keselamatan ketenagalistrikan di sekitar unit
pembangkitan serta membina Sumberdaya Manusia di Bagian Enjineering. Dalam
melaksanakan tugas pokoknya Asisten Manajer Enjineering dibantu oleh staf yang
terdiri dari Jabatan Fungsional.

2.   Asisten Manajer Operasi

Tugas pokok Asisten Manajer Operasi adalah bertanggung jawab terhadap


pengoperasian sistem pembangkitan tenaga listrik, pengelolaan persediaan dan
pemakaian bahan bakar minyak dan pelumas, mengawasi pengelolaan limbah dan
lingkungan hidup serta membina Sumberdaya Manusia di Bagian Operasi.Dalam
melaksanakan tugas pokoknya Asisten Manajer Operasi dibantu oleh: Supervisor
Operasi PLTGU, Supervisor Operasi PLTGU Shift A/B/C/D*, Supervisor Operasi
PLTU, Supervisor Operasi PLTU Shift A/B/C/D*, Supervisor Pengusahaan Pembangkit.

3 . Asisten Manajer Pemeliharaan PLTGU

Tugas pokok Asisten Manajer Pemeliharaan PLTGU adalah bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan sistem pembangkit serta keandalan tenaga listrik dan menyusun
Rancangan Anggaran Biaya pemeliharaan pembangkit serta membina Sumberdaya
Manusia di Bagian Pemeliharaan PLTGU. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Asisten
Manajer Pemeliharaan PLTGU dibantu oleh: Supervisor Pemeliharaan Turbin Gas dan
HRSG PLTGU, Supervisor Pemeliharaan Turbin Uap dan Alat bantu PLTGU,
Supervisor Pemeliharaan Listrik PLTGU, Supervisor Pemeliharaan Kontrol Instrumen
PLTGU, Supervisor Pemeliharaan PLTG, Supervisor Pemeliharaan Boiler dan Alat
bantu PLTU, Supervisor Pemeliharaan Turbin Uap dan Alat bantu PLTU, Supervisor

24
Pemeliharaan Listrik PLTU, Supervsior Pemeliharaan Kontrol Instrumen PLTU,
Supervisor Sarana Pembangkit PLTGU.

4.  Asisten Manajer Pemeliharaan PLTU

Tugas pokok Asisten Manajer Pemeliharaan PLTU adalah bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan sistem pembangkit serta keandalan tenaga listrik dan menyusun
Rancangan Anggaran Biaya pemeliharaan pembangkit serta membina Sumberdaya
Manusia di Bagian Pemeliharaan PLTU. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Asisten
Manajer Pemeliharaan PLTU dibantu oleh: Supervisor Pemeliharaan Boiler dan Alat
bantu PLTU, Supervisor Pemeliharaan Turbin uap dan Alat bantu PLTU, Supervisor
Pemeliharaan Listrik PLTU, Supervisor Pemeliharaan Kontrol Instrumen PLTU,
Supervisor Bengkel dan Sarana Pembangkit PLTU.

5.  Asisten Manajer Keuangan, SDM dan ADM

Tugas pokok Asisten Manajer SDM & Keuangan adalah bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan dan pembinaan kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga kantor,
pelaksanaan pembinaan administrasi Sumberdaya Manusia, pengelolaan sistem
Manajemen Unjuk Kerja pegawai, merencanakan Pendidikan & Pelatihan pegawai,
mengendalikan anggaran dan keuangan serta analisis penyerapannya, analisis
neraca/laporan laba rugi, mengelola logistik dan pergudangan. Dalam melaksanakan
tugas pokoknya, Asisten Manajer SDM & Keuangan dibantu oleh: Supervisor
Sekretariat dan Umum, Supervisor K3 dan Keamanan, Supervisor Kepegawaian dan
Diklat, Supervisor Keuangan, dan Supervisor Logistik.

25
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Pembangkit Tenaga Listrik

1. Proses Produksi Listrik PLTGU UPK Belawan

Adapun profil Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang terdapat di
PT PLN (PERSERO) UPK Belawan adalah terdiri dari dua blok dengan formasi 2-2-1,
bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.1. Susunan Sistem pada PLTGU PT PLN (Persero) UPK


Belawan

Adapun proses-proses produksi listrik PLTGU UPK Belawan adalah sebagai berikut :

a. Gas Turbin

Turbin gas adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari
pembakaran dengan menggunakan kompresor untuk supply dan menaikkan tekanan

26
udara, seporos/dipasangkan dengan turbin, dan ruang pembakaran ditengahnya.Sistem
turbin gas terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin
seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2. Siklus Pada Gas Turbin

Prinsip kerja turbin gas type V94.2 yang ada di PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawanadalah sebagai berikut:

Pada awalnya turbin,kompressor dan generator yang seporos berputar dengan


putaran awal yang dinamakan putaran turning gear. Turning Gear yaitu putaran perlahan
sekitar 110 rpm, untuk menjaga temperatur poros tetap merata dan menjaga poros tetap
lurus dan terhindar dari bengkok atau bending. Udara akan di mampatkan terlebih
dahulu menggunakan kompresor.Dimana kompresor ini diputar dengan metode SFC
(Static Frequency Converter) yaitu generator diberi suplai listrik sehingga bekerja
sebagai motor sinkron yang akan memutar poros kompresor dengan putaran awal
sebesar 112 rpm (pada keadaan stand by), tekanan dan suhu pada kondisi ini adalah

sekitar P=1 bar, T=30oC.Saat proses start up, putaran akan naik bertahap dari putaran
turning gear (sekitar 112 rpm) sampai sekitar 2100 rpm dimana pada kondisi ini tekanan

dan suhu udara naik menjadi sepuluh kali lipatnya yaitu P=10 bar,T= 300oC.

Apabila sistem SFC sudah lepas, generator kembali ke fungsi semula dan
pembakaran awal sudah terjadi di ruang bakar (Combustion chamber). Udara dari

27
kompressor dan bahan bakar (minyak atau gas) akan tercampur di ruang bakar dan
terjadi pembakaran normal seiring dengan naiknya putaran sampai 3000rpm (setting

putaran turbin gas).Pada kondisi ini, suhu di ruang bakar meningkat sekitar 1050 oC dan
energi ini yang memutar sudu turbin sampai sudu tingkat terakhir turbin, temperatur

akan turun menjadi 560oC karena proses transfer panas dan selanjutnya udara panas
tersebut akan dibuang ke bypass stack atau dialirkan ke HRSG untuk dimanfaatkan
memanaskan air yang selanjutnya akan menjadi uap bertekanan tinggi dan akan
digunakan kembali untuk memutar turbin uap menghasilkan energi listrik dan
meningkatkan efisiensi dari operasi gas turbin. Pada putaran 3000 rpm, kumparan akan
diberi arus eksitasi dengan menggunakan sumber arus DC sehingga sesuai dengan
hukum Faraday yang akan tercipta GGL induksi pada kumparan stator dan terjadilah
energi listrik yang akan disalurkan untuk digunakan pada kehidupan kita.

Untuk kurva PT dan TS sendiri akan dijelaskan sebagai berikut :

o 1-2: Proses dari titik 1 ke titik 2 merupakan proses kompresi,dimana


udara akandimampatkanmenggunakan kompresor sehingga suhudan
tekanan turbin naik dan volumeudara turun/mengecil.Selain itu juga
terlihat bahwa entropi udara tidakmengalami perubahan(isentropik).

o 2-3: Proses dari titik 2 ke titik 3 merupakan proses pembakaran


(combustion) pada tekanan konstan (isobarik). Pada kondisi ini suhu
udara, volume dan entropi akan naik.

o 3-4: Proses titik 3 menuju titik 4 merupakan proses ekspansi gas pada
turbin dengan kondisientropi konstan (isentropik).Pada kondisi ini
suhu,tekanandan volume udara akanturun.

o 4-1: Proses titik 4 menuju titik 1 merupakan proses pembuangan gas pada
kondisi volume konstan (heat rejection).

28
Adapun komponen-komponen yang terdapat pada gas turbin, yaitu :

1. Kompresor(Compressor)

Kompresor berfungsi untuk menaikan tekanan dan temperatur udara sebelum


masuk ruang bakar. Udara juga dimanfaatkan untuk: udara pembakaran, udara pengabut
bahan bakar, udara pendingin suhu dan ruang bakar, dan perapat pelumas bantalan.

Gambar 2.3 gambar kompresor

2. Ruang Bakar (Combustion Chamber)


Ruang Bakar (Combustion Chamber) adalah ruangan tempat proses terjadinya
pembakaran. Energi kimia bahan bakar diubah menjadi energi thermal pada proses
pembakaran tersebut. Ruang bakar pada setiap gas turbin berbeda model atau letaknya.
Pada PLTG PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan, ruang bakarnya
terdiri dari 2 buah di kedua sisinyasecara vertikal.Ada turbin gas yang memiliki satu
atau dua combustion chamber yang letaknya terpisah dari casing turbin, akan tetapi yang
lebih banyak di jumpai adalah memiliki combustion chamber dengan beberapa buah
combustor basket, mengelilingi sisi masuk (inlet) turbin.

29
Gambar 2.4. Ruang Bakar (tampak dalam)

Gambar 2.5. Ruang Bakar (tampak luar)

3. TurbinGas

30
Turbin berfungsi untuk mengubah energi thermal dari hasil pembakaran di dalam
ruang bakar menjadi energi kinetik dalam sudu tetap kemudian menjadi energi mekanik
dalam sudu jalan sehingga energi mekanik akan memutar poros turbin.

Gambar 2.6. Turbin Gas

B. Generator

Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik putaran pada rotor yang
terdapat kutub magnet, kemudian menjadi energi listrik pada kumparan stator

Gambar 2.7. Generator

C . Bypass Stack

31
Bypass stackberfungsi sebagai saluran keluar gas udara setelah keluar dari turbin.

Gambar 2.8. Bypass Stack


Selain itu,juga terdapat peralatan pendukung pada turbin gas yaitu :

 Turning gear, berfungsi sebagai pemutar turbin secara perlahan (putaran 110
rpm). Agar bias menjaga temperatur poros tetap merata, dan menjaga poros tetap
lurus dan tidakbending.

Gambar 2.9. Turning Gear

 Sistem minyak pelumas, digunakan untuk melumasi bearing turbin dan bearing
generator, dimana pada sistem ini terdapat peralatan Main Lube Oil Pump
(MOP), Auxiliary Oil Pump (AOP), Emergency Oil Pump (EOP) dan Lube

32
OilCooler.

Gambar 2.10. Sistem Minyak Pelumas

 Bantalan (Bearing),bantalan terdiri dari bantalan aksial dan bantalan luncur.


Bantalan luncur disebut juga disebut juga Journal Bearing yang berfungsi
sebagai penyangga berat poros turbin, kompresor dan generator. Sedangkan
bantalan aksial disebut juga Thrust Bearing, berfungsi sebagai penahan gaya
aksial.

Gambar 2.11. Bearing

2.2 Sistem Exciter Pada Generator

33
a. Sistem eksitasi

Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada


generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet.Untuk  membangkitkan 
medan  magnit  pada rotor,  maka diperlukan arus searah ( DC ) yang   umumnya   
disebut   penguat. Perangkat   yang    berfungsi  untuk mensupplai arus  penguat ini
disebut eksiter ( Exciter ) / sistem eksitasi. Sistem eksitasi ini berguna untuk
membangkitkan medan magnet pada rotor generator yang digunakan untuk
menginduksikan fluks magnet pada kumparan jangkar ( stator), fluks magnet yang
berubah- ubah ini melalui perputaran rotor generator akan menghasilkan Gaya Gerak
Listrik. Sistem eksitasi adalah suatu peralatan yang bertugas menjaga tegangan dan daya
reaktif generator agar tetap pada nilai kerja yang diinginkan. Suatu kenaikan daya
reaktif pada sisi beban akan mengakibatkan penurunan magnitude tegangan terminal.
Penurunan tegangan terminal ini kemudian akan disensor oleh suatu potensial
transformator. Selanjutnya tegangan terminal akan disearahkan dan dibandingkan
dengan suatu titik nilai acuan (Laksono, 2014).

Pengatur sinyal kesalahan penguat akan mengatur tegangan eksitasi sehingga


tegangan eksitasi generator akan meningkat. Jika tegangan eksitasi meningkat maka
daya tegangan yang dibangkitkan oleh generator akan meningkat pula. Sistem eksitasi
generator merupakan elemen penting untuk membentuk profil tegangan terminal
generator yang stabil. Sistem pengoperasian unit eksitasi generator ini berfungsi untuk
menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap
mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang
selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan keluaran
generator (Eremia & Shahidehpour, 2013).

Selain itu sistem eksitasi generator yang digunakan mempuyai berbagai tipe.
Setiap tipe sistem eksitasi ini mempuyai karakteristik yang berbeda – beda. Dengan
adanya berbagai tipe dari sistem eksitasi ini maka karakteristik dari sistem eksitasi
generator akan berbeda- beda pula. Agar pengoperasian sistem eksitasi generator ini

34
berjalan efisien dan efektif maka perlu dilakukan studi untuk mengetahui karakteristik
dari setiap tipe sistem eksitasi. Sebelum studi dilakukan maka terlebih dahulu
ditentukan model matematis dari setiap sistem eksitasi generator. Adapun model sistem
eksitasi generator yang digunakan dalam penelitian ini adalah model sistem eksitasi
generator tipe arus searah, model sistem eksitasi generator tipe arus searah dengan Rate
Output Feedback, model sistem eksitasi generator tipe arus searah dengan Transient
Gain Reduction dan model sistem eksitasi generator tipe statik. Beberapa penelitian
yang telah dilakukan mengenai karakteristik dari model – model sistem eksitasi
generator ini diantaranya (Nagendra & Krishnarayalu, 2012) membahas pengendalian
sistem eksitasi generator dengan menggunakan pengendali Proporsional Integral
Diferensial dengan bantuan Simulink dan model sistem eksitasi generator yang
digunakan adalah model sistem eksitasi generator tipe arus searah. (Singh, Agarwal, &
Singh, 2013) membahas pengendalian sistem eksitasi generator dengan menggunakan
pengendali Proporsional Integral Diferensial dan Fuzzy Logic Control dengan bantuan
perangkat lunak Matlab. Pada jurnal ini model sistem eksitasi generator yang digunakan
adalah model sistem eksitasi generator tipe arus searah. (Bhatt

Bhongade, 2013),

Exciter pada generator terdiri dari berbagai bagian antara lain sebagai berikut:

1. AC exiciter
2. Pilot Exciter

35
Gambar 2.12 Bagian Bagian exiciter pada generator

1.AC Exciter

Pada dasarnya merupakan generator sinkron. Tenaga listrik yang diperluhkan


oleh medan stator diperoleh dari pilot exciter setelah disearahkan Thyristor dan diatur
dengan AVR. Tenaga listrik yang dihasilkannya disalurkan ke rotating rectifier.

2.RotatingExiciter
penyearah 3 fasa dua arah tegangan dari AC Exciter sebagai sumber excitasi generator
utama. Terdiri dari dioda silikon dan fuse yang dipasang pada rectifier wheel.

b. Gambaran exiciter pada generator GT 1.1 Belawan

PLTGU Belawan pada GT 1.1,generator menggunakan sistem excitasi pada


tegangan 6KV, Tegangan sistem excitasi ini diperoleh dari dua cara yaitu:

1. Generator produksi sendiri (excitasi dinamik ), generator menghasilkan


tegangan 10,5 KV , tegangan ini akan diturunkan menjadi tegangan eksitasi senilai 6 KV
melalui axuliary trafo selanjutnya akan dikonversikan menjadi DC.

2. Pada saat proses starting generator akan memperoleh sistem excitasi dari luar
generator (statik exicitasi) sumber daya ini bisa diperoleh dari pembangkit lainnya yang
terhubung melalui jaringan interkoneksi ,seperti PLTD.Proses pemutusan dan
penyambungan arus pada proses excitasi akan diatur dalam control excitasi. Pada

36
generator GT 1.1 Belawan menggunakan sistem static, tegangan eksitasi diperoleh dari
generator lainnya yang saling terhubung dalam sebuah jaringan sistem .

Gambar 2.13 bagian depan sistem exicitasi

c. Brushless excitation

Brushless excitation adalah sistem eksitasi tanpa sikat, yang maksudnya adalah


pada sistem tersebut untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor generator utama, maupun
untuk eksitasi eksiter tanpa melalui media sikat arang. Adapun diagram prinsip kerjanya
adalah sebagai berikut.

Gambar 2.14 diagram sistem exicitasi

37
Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa untuk eksitasi generator disuplai dari
generator AC eksiter dengan melalui penyearah (rectifier wheel) yang terpasang pada
poros, sehingga arus eksitasi langsung terhubung dengan rotor generator. Kemudian
untuk eksitasi eksiter disuplai dari Pilot Exciter dengan kemagnitan tetap atau biasa
disebut PMG (Permanent Magnet Generator).

Output dari pilot eksiter tersebut adalah arus bolak balik 3 phasa, kemudian
dengan melalui penyearah pada regulator arus eksitasi eksiter diatur besar kecilnya,
sehingga dengan mengatur sistem eksitasi eksiter, maka tegangan output generator
utama akan mengalami perubahan secara langsung.

Gambar 2.15 burshing pada GT 1.1

Burshing digunakan sebagai penghantar tegangan DC kedalam rotor generator


untuk menghasilkan medan magnet , pada gambar telah dijelaskan bagian utama
komponen burshing salah satunya yang sering melakukan pemeliharan adalah sikat
karbon pada burshing , sikat ini akan diganti dengan yang baru setiap sebulan sekali ,
karena media penghantar utama dalam excitasi brushless adalah sikaqt carbon yang ada
didalam nya .

38
c. Prinsip kerja sistem eksitasi

Saat generator diputar, Pilot Exciter yang memiliki permanent magnet pada rotor


(field) coilnya akan membangkitkan tegangan AC yang dihasilkan dari lilitan jangkar
stator . Power ini kemudian akan menjadi sumber power untuk AVR (Automatic
Voltage Regulator. Output AC Exciter yang berupa tegangan AC kemudian disearahkan
oleh Rotating Rectifier yang kemudian diumpankan ke field coil dari generator.
Konstruksi ini tidak membutuhkan injeksi arus melalui komponen sliding yang
menggunakan komutator, carbon-brush dan slip ring.

Jenis-jenis sistem eksitasi

Secara umum sistem eksitasi dibagi menjadi sistem eksitasi statik dan sistem
eksitasi dinamik.

1. Sistem eksitasi statik

adalah sistem eksitasi tersebut disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu
dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri atau
sumber lain dengan melalui transformer.

Gambar 2.16 Sistem eksitasi static

39
2. Sistem eksitasi dinamik

Sistem Eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi tersebut disuplai dari eksiter yang
merupakan mesin itu bergerak. Sebagai eksiternya merupakan generator DC atau dapat
juga menggunakan generator AC yang kemudian disearahkan menggunakan rectifier.
Urutan sistem eksitasi dinamik yaitu PMG (Permanen magnet generator),
mengghasilkan arus eksitasi AC yang disearahkan menggunakan rectifier pada stator AC
exsiter kemudian arus keluaran pada generator AC eksiter di searahkan menggunakan
rotating rectifier. Hasilnya digunakan untuk memberikan arus eksitasi pada generator
utama. Jika tegangan sudah mencapai nilai yang diinginkan untuk menjaga tegangan
agar berada pada nilai nominalnya menggunakan AVR (Automatic Voltage Regulator)
yang digunakan untuk memerintahkan PMG menaikkan atau menurunkan arus
eksitasinya.

Gambar 2.17 dinamik exicitasi

40
BAB III

PENGALAMAN LAPANGAN

3.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


Dalam pelaksanaan Praktek kerja lapangan mulai dari 06 januari-06 febuari 2020
ada berbagai hal yang kami pelajari baik di lapangan maupun materi yang diberikan oleh
pembimbing-pembimbing di Pemeliharaan Listrik PLTGU Belawan. Setiap kegiatan
PKLI dituliskan didalam logbook yang diberikan oleh pihak administrasi PT PLN
(Persero) Unit Pelaksana PembangkitanBelawan. Berikut merupakan materi-materi yang
diberikan oleh pembimbing lapangan maupun kegiatan selama pelaksanaan Praktek
kerjalapangan di PLTGU (untuklebih detail dapat dilihat pada logbook):
1. Senin, 06 Januari 2020
Diberikan arahan berupa safety briefing oleh pihak K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja)PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan. Dalam kegiatan ini
juga dijelaskan tentang Alat PelindungDiri (APD).
2. Selasa, 07 Januari 2020
Pembimbing memperkenalkan batas-batas area pembangkitan PT PLN (Persero)Unit
Pelaksana Pembangkitan Belawan. Pada proses ini Pembimbing membawa kami
berkeliling untuk mengetahui batas-batas area PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan.

41
Gambar 3.1 Berkeliling diarea pembangkitan PT PLN (Persero)Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan.
3. Rabu, 08 Januari 2020
Mempelajari proses pembangkitan pada PLTGU mulai dari awal sampai listrik
siap di salurkan. Pada proses ini pembimbing mengajarkan kami siklus pembangkitan
pada PLTGU dan cara kerja setiap bagian. Pada kegiatan ini kami dibawa melihat secara
langsung bagian-bagiannya di GT 1.1. Mempelajari tentang proses starting generator
GT. 2.1, dimana pembimbing menjelaskan bagaimana tahapan yang harus dilakukan
agar generator dapat dilakukan starting yang dimulai dari turning gear, SFC, hingga
generator melakukan tahapan burning hingga memasuki 3000 rpm.

Gambar 3.2observasi generator 1.1

42
3. Kamis, 09 Januari 2020
Mempelajari tentang pemeliharaan CB 6 KV (Eksitasi,SFC,Aux Trans)
Circuit breaker adalah saklar elektrik yang berfungsi otomatis untuk mencegah
kerusakan terjadi pada sirkuit listrik dikarenakan adanya hubungan singkat / short
circuit, beban berlebihan/overload, dan gangguan ketanah/ ground fault.

Gambar 3.3Pemeliharaan CB 6 KV
4. Jumat, 10 Januari 2020
Mempelajari mengenai filter udara dan HRSG . Pada kegiatan ini pembimbing
lapangan mengajak kami berkeliling di wilayah PLTGU.
 Filter udara berfungsi menyaring udara kotor agar tidak masuk ke sistem
injeksi atau karburator dan memastikan ruang bakar agar tetap bersih
 Heat Recovery Steam Generator (HRSG) berfungsi untuk memanaskan
air dengan menggunakan panas gas buang dari turbin gas sehingga
dihasilkan uap dengan tekanan dan temperaturt ertentu yang konstan.  HRSG
merupakan penghubung antara PLTG (siklus Brayton) dengan PLTU (siklus
Rankine).
5. Senin, 13 Januari 2020
Mempelajari tentang proses pembakaran yang terjadi di combustion chamber.Pada
kesempatan ini kami diajak langsung melihat dan mengamati combuster chamber.
 Ruang Bakar (Combustion Chamber) adalah ruangan tempat proses
terjadinya pembakaran.

43
Gambar 3.4ruang bakar tampak atas (timur)
6. Selasa, 14 Januari 2020
Mempelajari tentang pemeliharaan trafo. Pada kesempatan ini kami diajak untuk
ikut berpartisipasi dalam rangka maintenance trafo. Pemeliharaan adalah suatu
kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.

Gambar 3.5Pemeliharaantrafo

44
7. Rabu, 15 Januari 2020
Mempelajari tentang change over. Change over adalah suatu alat listrik untuk
memindahkan daya listrik dari sumber listrik utama (PLN) dengan sumber listrik
cadangan (genset).
8. Kamis, 16 Januari 2020
Membersihkan baterai dan system common baterai ST 1.0

Gambar 3.6 Membersihkan Baterai


9. Jumat, 17 Januari 2020
Melakukan penggantian baterai .Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu
atau lebih elelektro kimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk member daya
pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, dan mobil listrik.

Gambar 3.7Melakukan penggantian baterai

45
10. Senin, 20 Januari 2010
Melakukan kegiatan observasi terkait pemeliharaan fan Radiator GT 1.2
 Transformator dengan kapasitas lebih dari 30 MWA biasanya dilengkapi
dengan riben kipas pendingin, radiator dan pompa minyak.
 Radiator adalah suatu bagian atau komponen dari sistem pendinginan
yang menggunakan sistem pendinginan air.
 Minyak panas dari dalam trafo dipompa dengan motor pompa minyak
dialirkan melalui radiator – radiator dan pada bagian depat radiator
terpasang kipas – kipas pendingin yang akan menarik udara panas yang
ditimbulkan oleh minyak panas ke udara luar dari sela – sela radiator
akan mengalir udara segar yang akan mendinginkan minyak trafo.
11. Kamis. 23 Januari 2020

Pembimbing menjelaskan proses dari produk siklorin. Menjelaskan bagaimana


tahapan dari air baku(air laut) diproses hingga menjadi air tidak baku (air tawar) agar
dapat digunakan sekaligus mencegah hewan-hewan laut, sampah yang berasal dari laut
dan pasir-pasir laut masuk kedalam kondensor.

Gambar 3.9Melakukan kegiatan observasi terkait proses klorin

46
12. Jumat, 24 Januari 2020
Pembimbing lapangan memberikan materi tentang kontaktor. Kontaktor adalah
suatu saklar otomatis yang bekerja dengan cara menggunakan sistem elektromagnetik
yang digunakan untuk menghubungkan – memutuskan sumber tegangan terhadap beban.

Gambar 3.10Melakukan pembelajaran tentang kontaktor


13. Senin, 27 Januari 2020

Pembimbing lapangan memberikan materi tentang motor listrik. Motor listrik


adalah sebuah alat yang mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik dan dapat
dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan manusia.

Gambar 3.11Melakukan observasi tentang motor

47
14. Selasa, 28 Januari 2020

Pembimbing lapangan mengajak peserta PKL untuk monitoring ruang kontrol:


Ruang kontrol adalah ruangan yang digunakan untuk mengendaikan segala peralatan
yang dikoneksikan ke sistem kontrol dalam ruangan tersebut.

Gambar 3.12 panel ruang kontrol


15. Rabu, 29 Januari 2020

Pembimbing lapangan memberikan materi tentang rangkaian motor star – delta :

Rangkaian star – delta adalah salah satu sistem starter elektro motor 3 phasa yang
bertujuan untuk meminimalkan lonjakan arus yang terjadi saat elektro motor
dioperasikan (starting).

16. Kamis, 30 Januari 2020

Pembimbing lapangan mengajak peserta PKL untuk monitoring kontrol minyak


pelumasan.

17. Senin, 03 Februari 2020

Pembimbing lapangan memberikan materi tentang indikator pembangkit pada


motor.Misalnya motor power reverse.

48
Gambar 3.13 pembelajaran indikator pembangkit
18. Selasa, 04 Februari 2020

Pembimbing lapangan mengajak peserta PKL untuk ikut berpartisipasi dalam


pemeliharaan motor train.

Gambar 3.14 pemeliharaan motor

49
19. Kamis, 06 Februari 2020
Pembimbing lapangan mengajak peserta PKL untuk monitoring ruang kontrol
GT 2.2 dan generator.

Gambar 3.15 monitoring generator dan ruang kontrol

50
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Energi listrik menjadi energi yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan
manusia , energi telah mencakup setiap pekerjaan setiap harinya.Pembangkit
listrik sebagai penyedia tegangan listrik harus terus bekerja keras dalam
melayani konsumen dengan baik slah satunya PLTU UPK Belawan ,yang
melayani sektor kota Medan dan berberapa provinsi lainnya . Proses
menghasilkan energi listrik dalam PLTU UPK Belawan terdiri dari tahap proses
yang mulai dari proses turning gear , proses SFC generator , eksitasi hingga pada
tahap akhir adalah proses input uap panas pada sudu- sudu turbin yang sudah
dijelaskan dalam laoran ini .proses eksitasi dalam generator , eksitasi adalah
proses membentuk medan magnet pada rotor generator yang akan digunakan
untuk menginduksi stator sehingga dapat menghasilkan GGL .
2. PLTU UPK Belawan terdiri dari beberapa generator yang nilai kapasitas daya
aktifnya berbeda- beda , jumlah keseluruhan generator apabila bekerja sekaligus
dapat menghasilkan kapasitas daya 1024 MW, pembangkit terdiri dari PLTG,
PLTU, PLTGU , dan Steam Turbin dengan kapasitas masing- masing.Proses
pemeliharaan dilakukan secara bertahap mulai dari sistem control, proses
menghasilkan aup panas, dan komponen lainnya yang membuat nya menjadi
sebuah sistem pembangkit tenaga listrik
4. 2 Saran
1. Dalam beberapa pembangkit UPK Di Belawan sudah tidak beroperasi lagi
secara optimal,perbaikan secara optimal dapat dilakukan disana sehingga proses
nya tidak kelamaan tidak beroperasi
2. Pembangkit Belawan harus meningkatkan proses pemeliharaan dalam
pembangkitan tenaga listrik , melihat umur dari pembangkit tidah muda lagi .

51
Daftar Pustaka

Heru dibyo laksono, 2014 , Pemodelan dan Analisa Sistem Eksitasi Generator, ISSN :
0854-8471

M , Revan , 2014 , Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe
Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel, ISSN : 0854-8471

Marsudi djiteng , 2011, Pembangkit Tenga listrik : Erlangga

Siemens , 1993, Customer Personal Training CCPP Blok 1 Belawan

Rosady , Siti Duraton Nasiqiati dan Bambang arif Dwinyantaro , 2014 , JURNAL
TEKNIK PMTS Vol .3No . 2 ISSN : 2301-9271

52
53

Anda mungkin juga menyukai