NIM : 5172131002
FAKULTAS TEKNIK
Medan , 2020
Kata Pengantar
1
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala anugerah dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Industri di Unit Pelaksanaan Pembangkitan Belawan. Laporan ini ditulis untuk
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan
Industri (PKLI) di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Unimed. Adapun judul laporan
PKLI ini adalah “Pengoperasian eksitasi pada Generator GT 1.1 DI PT. PLN
(PERSERO) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan”. Dalam hal ini masih adanya
keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang terbatas dalam penulisan laporan. Untuk
itu diharapkan kritik dan saran bagi pembaca guna membangun dan menyempurnakan
isi dari laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Dengan selesainya laporan Praktek Kerja Lapangan Industri ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Kedua Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan
baik moral maupun materi.
2. Bapak Dr. Salaman Bintang, M.Pd.selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Medan.
3. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd., Selaku pembimbing PKLI yang digantikan
oleh bapak Salman Bintang, M.Pd selaku dosen pembimbing Praktek Kerja
Lapangan Industri Program Studi Pendidikan Teknik Elektro.
4. Bapak Syahminan Siregar, selaku Manager PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan.
5. Bapak Ramses B.P Manalu selaku Supervisor Bidang Pemeliharaan Listrik PLTGU
Belawan dan penanggung jawab Praktik Kerja Lapangandi PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Belawan.
6. Teman-teman seperjuangan Praktik Kerja Lapangan dari USU yang selalu kompak
dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
2
7. Serta pihak-pihak yang tidak dapat dituliskan satu-persatu namanya, yang telah
membantu dan mendukung penulis secara tidak langsung hingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
DAFTAR ISI
3
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR TABEL……………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Proyek ……………………………………… 1
4
1.10.3 Profil PLTGU PT. PLN (Persero) Unit…………….. 15
BAB IV PENUTUP
4.1Kesimpulan………………………………………………… 43
Daftar Pustaka…………………………………………………. 44
LAMPIRAN ……………………………………………………. 45
DAFTAR GAMBAR
5
Gambar 1. 1 Layout PLTU dan PLTGU SektorBelawan…………………. 12
Gambar 1.2 Formasi PLTGU PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkita Belawan
Komponen Sistem PLTGU………………………………………………………… 14
Gambar 2.10.SistemMinyakPelumas……………………………………….. 25
6
Gambar 3.3Pemeliharaan CB 6 KV ………………………………………… 35
DAFTAR TABEL
7
Tabel 1.1 Kapasitas Terpasang pada Pembangkit Belawan………………….. 5
BAB I
8
PENDAHULUAN
PT PLN (Persero) UPK Belawan adalah salah satu unit kerja di lingkungan PT
PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara, yang dibentuk
sesuai dengan SK Direksi No. 125/Dir/1983 pada tanggal 24 Juni 1983 dengan tugas
pokok mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit.PT PLN (Persero) UPK
Belawan merupakan salah satu sektor dari PT PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang berkedudukan di Belawan di bawah pimpinan
seorang Manager.
9
Energi listrik merupakan energi yang dibutuhkan oleh industri serta kegiatan
manusia sehari-hari. Lebih-lebih di zaman modern ini, kebutuhan akan energi listrik
semakin hari semakin meningkat.Proses untuk menghasilkan energi listrik melalui
berbagai tahap , mulai dari proses sistem penggerak turbinnya (prime over) sebagai
penggerak rotor dari generator , sehingga terjadi perubahan fluks magnet pada lilitan
jangkar ,sehingga menghasilkan tenaga listrik . Energi listrik yang dihasilkan oleh
generator merupakan proses induksi elektromagnetik , Induksi Elektromagnetik adalah
gejala timbulnya gaya gerak listrik (ggl) di dalam suatu kumparan bila terdapat
perubahan fluks magnetik pada konduktor pada kumparan tersebut atau bila konduktor
bergerak relatif melintasi medan magnet. Medan magnet yang dibangkitkan ini biasanya
terletak pada bagian rotor generator ,medan magnet yang ditimbulkan oleh proses
exiciter menjadi komponen atama dalam pembangkitan tenaga listrik. Proses exiciter ini
memerlukan beberapa tahap dan bagaimana prinsip kerja . Maka dalam penulisan
laporan ini saya mengambil judul “Pengoperasian Sistem Eksitasi Pada GT 1.1
PLTGU Blok I UPK BELAWAN” . Selanjutnya energi listrik ini dikirim ke beban
melalui suatu sistem transmisi yang jaraknya tergantung pada letak lokasi dari
pembangkitan dan pusat-pusat beban, sehingga dalam pengoperasian penyaluran daya
listrik dibutuhkan pula listrik untuk penggunaan perusahaannya sendiri.
10
1.4. Maksud Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja lapangan
Praktek Kerja Lapangan Industri ini dilakukan pada tanggal 06 januari s/d 06
febuari 2020 di PLTGU UPK Belawan , Jl. Pulau Sicanang , SEI mati ,Medan Kota ,
Sumatera Utara .
11
1.7. Metode Pembahasan Laporan PKLI
Dalam menyusun laporan ini, penulis telah melakukan berbagai usaha untuk
mendapatkan informasi dan data-data yang berhubungan dengan topik pembahasan.
Adapun metode pengumpulan informasi dan data yang penulis lakukan yaitu:
a. Visi Perusahaan
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
b. Misi Perusahaan
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
2. Sejarah Perusahaan
12
PLTU dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera
Utara dengan kontraktor ENERGOINVEST dari Yugoslavia. Untuk menentukan letak
PLTU yang akan di bangun dilakukan studi/penelitian tempat. Penelitian tempat yang
dilakukan antara lain di Pulau Sicanang, Kampung Belawan II, Kampung Belawan III,
Muara Sungai II dan Pulau Naga Putri.
13
No Jenis Pembangkit Jumlah (unit) Kapasitas MW
1 PLTU 4 260
2 PLTG 5 636,3
3 PLTGU 2 270
TOTAL 11 1.166,3
PLTU unit 1 mulai beroperasi pada tanggal 30 Mei 1984 dan kemudian disusul
dengan PLTU unit 2 yang mulai beroperasi pada tanggal 14 November 1984. Dimana
dalam perjalanannya operasi mengalami gangguan-gangguan serius, sehingga PLTU
unit 2 stop untuk perbaikan dan perawatan (overhaul), karena kerusakan mesin ditemui
tidak memungkinkan untuk diperbaiki, maka diusulkan agar dilakukan rehabilitasi total,
sehingga sejak tenggal 17 September1988 PLTU harus dioperasikan walaupun
kondisinya tidak andal dengan kemampuan beban maksimal 26 MW.
14
Tahap kedua pada pertengahan tahun 1994 pembangunan PLTGU Blok II yang
terdiri dari dua unit instalasi tenaga gas turbin (GT 21 dan GT 22) dan satu unit instalasi
tenaga uap (ST 20) selesai dilaksanakan. Pada tanggal 11 Oktober 1994, PLTG unit 21
(GT 21) mulai dioperasikan dalam siklus terbuka (open cycle) dan tanggal 8 Desember
1994 PLTG unit 22 (GT 22) mulai dioperasikan. Instalasi tenaga uap ST 20
pembangunannya terus dilakukan. Mulai tanggal 8 Agustus 1995 pembangkit tenaga
kombinasi PLTGU dinyatakan bekerja dalam siklus tertutup (close cycle).
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat, maka pada
tahun 1978 mulai didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berlokasi di
Pulau Sicanang, Belawan.PLTU ini dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit dan
Jaringan Sumatera Utara dengan kontraktor ENERGOINVEST dari Yugoslavia. Pada
awal diadakan studi untuk menentukan PLTU yang akan dibangun, penelitian diadakan
diantaranya pada Pulau Sicanang, Kampung Belawan II, Kampung Belawan III dan
Muara Sungai II serta Pulau Naga Putri.
15
6. SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 226 / KPTS / M / Pertamben /
1983
7. SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 1034 / KPTS / M / Pertamben /
1983
PLTU unit 1 mulai beroperasi pada tanggal 30 Mei 1984 dan paralel dengan
sistem Medan, dan kemudian disusul dengan PLTU unit 2 yang mulai beroperasi pada
tanggal14 November 1984. Dimana dalam perjalanannya operasi mengalami gangguan-
gangguan serius, sehingga PLTU unit 2 stop untuk perbaikan dan perawatan (Overhaul).
Karena kerusakan mesin ditemui tidak memungkinkan untuk diperbaiki, maka diusulkan
agar dilakukan rehabilitasi total, sehingga sejak tanggal 17 September 1988 PLTU harus
16
dioperasikan walaupun kondisinya tidak handal dengan kemampuan beban maksimum
26 MW.
Pada tanggal 11 Juni 1991 ditanda tangani kontrak untuk pekerjaan rehabilitas
PLTU unit 1 dan 2 dengan Surat Perjanjian No. 018/PJPN/92201/M sebagai awal
dimulainya pelaksanaan rehabilitas PLTU unit 2 sedangkan PLTU unit 1 dapat keluar
dari pengusahaan untuk rehabilitas pada tanggal 2 Agustus 1991 karena masih
diperlukan untuk membantu sistem Medan.Pembangunan pembangkit listrik terus
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan energi listrik yang terus meningkat. Karena
banyaknya pembangkit-pembangkit yang sudah ada, menyebabkan timbulnya pemikiran
untuk membangun tenaga kombinasi gas dan uap untuk memperoleh efisiensi thermal
yang lebih baik.
Pada tanggal 11 Oktober 1994, PLTG unit 21 (GT 21) mulai dioperasikan dalam
siklus terbuka (open cycle) dan kemudian tanggal 8 Desember 1994 PLTG unit 22 (GT
22) mulai dioperasikan. Sementara pembangunan terus dilakukan untuk instalasi tenaga
uap (ST 20). Pembangkit tenaga kombinasi PLTG Blok II dinyatakan bekerja dalam
siklus tertutup (close cycle) mulai tanggal 8 Agustus 1995.Pada tahun 2018 PT PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Belawan berubah penamaan menjadi Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan.
17
PT PLN (Persero) UPK Belawan adalah salah satu unit kerja di lingkungan PT
PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara, yang dibentuk
sesuai dengan SK Direksi No. 125/Dir/1983 pada tanggal 24 Juni 1983 dengan tugas
pokok mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit. PT PLN (Persero) UPK
Belawan merupakan salah satu sektor dari PT PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang berkedudukan di Belawan di bawah pimpinan
seorang Manager.
Bahan bakar PLTU adalah MFO (minyak residu) sedangkan di PLTGU adalah gas alam
dan HSD. Bahan bakar MFO dan HSD diangkut melalui kapal tanker sedangkan gas
alam disalurkan melalui pipa gas dari PT. PGN PangkalanBerandan.
18
8 Agustus 1995
PLTG Unit 1.4 130 MW
13 130 MW
Untuk dapat saling membantu dalam hal mensuplai daya listrik, maka
PLTU/PLTGU Sektor Pembangkitan Belawan mengadakan sistem interkoneksi dengan
beberapa pembangkit antara lain seperti:
19
6. PLTA Renun
7. PLTM Tersebar
8. PLTD Lueng Bata Aceh
9. PLTU Labuan Angin
1. Lokasi Perusahaan
20
a.Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
PLTU (4 Unit) dengan kapasitas 260 MW.PLTU adalah suatu pusat pembangkit
tenaga listrik yang menggunakan turbin uap sebagai penggerak mulanya.Prinsip kerja
pembangkit ini adalah pertama air dipompakan ke boiler untuk dipanaskan sampai
menghasilkan uap, kemudian uap tersebut digunakan untuk memutar turbin, dimana
turbin dikopel dengan generator yang berfungsi untuk menghasilkan energi listrik.
Kemudian uap sisa keluaran turbin dikondensasikan pada kondensor untuk mengubah
uap sisa tersebut menjadi air yang akan dipompakan kembali ke boiler.
21
3. Profil PLTGU PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan
Adapun profil Pembangkit Tenaga Gas Uap yang terdapat di PT. PLN
(PERSERO) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan adalah terdiri dari dua blok dengan
formasi 2-2-1, seperti pada Gambar 2.3 berikut:
Gambar 1.2 Formasi PLTGU PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan
Komponen Sistem PLTGU
Berikut adalah gambar struktur organisasi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan seperti pada Gambar 1.3 berikut :
22
Gambar 1.3 Diagram Struktur Organisasi
1. Manajer
Tugas pokok Manajer Sektor adalah bertanggung jawab atas pencapaian produksi tenaga
listrik secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik dengan berorientasi kepada
pemenuhan kebutuhan pelanggan serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan
pemeliharaan seluruh asset perusahaan yang menjadi tanggung jawab unitnya.
23
1 Asisten Manajer Enjineering
Tugas pokok Asisten Manajer Pemeliharaan PLTGU adalah bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan sistem pembangkit serta keandalan tenaga listrik dan menyusun
Rancangan Anggaran Biaya pemeliharaan pembangkit serta membina Sumberdaya
Manusia di Bagian Pemeliharaan PLTGU. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Asisten
Manajer Pemeliharaan PLTGU dibantu oleh: Supervisor Pemeliharaan Turbin Gas dan
HRSG PLTGU, Supervisor Pemeliharaan Turbin Uap dan Alat bantu PLTGU,
Supervisor Pemeliharaan Listrik PLTGU, Supervisor Pemeliharaan Kontrol Instrumen
PLTGU, Supervisor Pemeliharaan PLTG, Supervisor Pemeliharaan Boiler dan Alat
bantu PLTU, Supervisor Pemeliharaan Turbin Uap dan Alat bantu PLTU, Supervisor
24
Pemeliharaan Listrik PLTU, Supervsior Pemeliharaan Kontrol Instrumen PLTU,
Supervisor Sarana Pembangkit PLTGU.
Tugas pokok Asisten Manajer Pemeliharaan PLTU adalah bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan sistem pembangkit serta keandalan tenaga listrik dan menyusun
Rancangan Anggaran Biaya pemeliharaan pembangkit serta membina Sumberdaya
Manusia di Bagian Pemeliharaan PLTU. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Asisten
Manajer Pemeliharaan PLTU dibantu oleh: Supervisor Pemeliharaan Boiler dan Alat
bantu PLTU, Supervisor Pemeliharaan Turbin uap dan Alat bantu PLTU, Supervisor
Pemeliharaan Listrik PLTU, Supervisor Pemeliharaan Kontrol Instrumen PLTU,
Supervisor Bengkel dan Sarana Pembangkit PLTU.
Tugas pokok Asisten Manajer SDM & Keuangan adalah bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan dan pembinaan kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga kantor,
pelaksanaan pembinaan administrasi Sumberdaya Manusia, pengelolaan sistem
Manajemen Unjuk Kerja pegawai, merencanakan Pendidikan & Pelatihan pegawai,
mengendalikan anggaran dan keuangan serta analisis penyerapannya, analisis
neraca/laporan laba rugi, mengelola logistik dan pergudangan. Dalam melaksanakan
tugas pokoknya, Asisten Manajer SDM & Keuangan dibantu oleh: Supervisor
Sekretariat dan Umum, Supervisor K3 dan Keamanan, Supervisor Kepegawaian dan
Diklat, Supervisor Keuangan, dan Supervisor Logistik.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
Adapun profil Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang terdapat di
PT PLN (PERSERO) UPK Belawan adalah terdiri dari dua blok dengan formasi 2-2-1,
bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Adapun proses-proses produksi listrik PLTGU UPK Belawan adalah sebagai berikut :
a. Gas Turbin
Turbin gas adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari
pembakaran dengan menggunakan kompresor untuk supply dan menaikkan tekanan
26
udara, seporos/dipasangkan dengan turbin, dan ruang pembakaran ditengahnya.Sistem
turbin gas terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin
seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Prinsip kerja turbin gas type V94.2 yang ada di PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawanadalah sebagai berikut:
sekitar P=1 bar, T=30oC.Saat proses start up, putaran akan naik bertahap dari putaran
turning gear (sekitar 112 rpm) sampai sekitar 2100 rpm dimana pada kondisi ini tekanan
dan suhu udara naik menjadi sepuluh kali lipatnya yaitu P=10 bar,T= 300oC.
Apabila sistem SFC sudah lepas, generator kembali ke fungsi semula dan
pembakaran awal sudah terjadi di ruang bakar (Combustion chamber). Udara dari
27
kompressor dan bahan bakar (minyak atau gas) akan tercampur di ruang bakar dan
terjadi pembakaran normal seiring dengan naiknya putaran sampai 3000rpm (setting
putaran turbin gas).Pada kondisi ini, suhu di ruang bakar meningkat sekitar 1050 oC dan
energi ini yang memutar sudu turbin sampai sudu tingkat terakhir turbin, temperatur
akan turun menjadi 560oC karena proses transfer panas dan selanjutnya udara panas
tersebut akan dibuang ke bypass stack atau dialirkan ke HRSG untuk dimanfaatkan
memanaskan air yang selanjutnya akan menjadi uap bertekanan tinggi dan akan
digunakan kembali untuk memutar turbin uap menghasilkan energi listrik dan
meningkatkan efisiensi dari operasi gas turbin. Pada putaran 3000 rpm, kumparan akan
diberi arus eksitasi dengan menggunakan sumber arus DC sehingga sesuai dengan
hukum Faraday yang akan tercipta GGL induksi pada kumparan stator dan terjadilah
energi listrik yang akan disalurkan untuk digunakan pada kehidupan kita.
o 3-4: Proses titik 3 menuju titik 4 merupakan proses ekspansi gas pada
turbin dengan kondisientropi konstan (isentropik).Pada kondisi ini
suhu,tekanandan volume udara akanturun.
o 4-1: Proses titik 4 menuju titik 1 merupakan proses pembuangan gas pada
kondisi volume konstan (heat rejection).
28
Adapun komponen-komponen yang terdapat pada gas turbin, yaitu :
1. Kompresor(Compressor)
29
Gambar 2.4. Ruang Bakar (tampak dalam)
3. TurbinGas
30
Turbin berfungsi untuk mengubah energi thermal dari hasil pembakaran di dalam
ruang bakar menjadi energi kinetik dalam sudu tetap kemudian menjadi energi mekanik
dalam sudu jalan sehingga energi mekanik akan memutar poros turbin.
B. Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik putaran pada rotor yang
terdapat kutub magnet, kemudian menjadi energi listrik pada kumparan stator
C . Bypass Stack
31
Bypass stackberfungsi sebagai saluran keluar gas udara setelah keluar dari turbin.
Turning gear, berfungsi sebagai pemutar turbin secara perlahan (putaran 110
rpm). Agar bias menjaga temperatur poros tetap merata, dan menjaga poros tetap
lurus dan tidakbending.
Sistem minyak pelumas, digunakan untuk melumasi bearing turbin dan bearing
generator, dimana pada sistem ini terdapat peralatan Main Lube Oil Pump
(MOP), Auxiliary Oil Pump (AOP), Emergency Oil Pump (EOP) dan Lube
32
OilCooler.
33
a. Sistem eksitasi
Selain itu sistem eksitasi generator yang digunakan mempuyai berbagai tipe.
Setiap tipe sistem eksitasi ini mempuyai karakteristik yang berbeda – beda. Dengan
adanya berbagai tipe dari sistem eksitasi ini maka karakteristik dari sistem eksitasi
generator akan berbeda- beda pula. Agar pengoperasian sistem eksitasi generator ini
34
berjalan efisien dan efektif maka perlu dilakukan studi untuk mengetahui karakteristik
dari setiap tipe sistem eksitasi. Sebelum studi dilakukan maka terlebih dahulu
ditentukan model matematis dari setiap sistem eksitasi generator. Adapun model sistem
eksitasi generator yang digunakan dalam penelitian ini adalah model sistem eksitasi
generator tipe arus searah, model sistem eksitasi generator tipe arus searah dengan Rate
Output Feedback, model sistem eksitasi generator tipe arus searah dengan Transient
Gain Reduction dan model sistem eksitasi generator tipe statik. Beberapa penelitian
yang telah dilakukan mengenai karakteristik dari model – model sistem eksitasi
generator ini diantaranya (Nagendra & Krishnarayalu, 2012) membahas pengendalian
sistem eksitasi generator dengan menggunakan pengendali Proporsional Integral
Diferensial dengan bantuan Simulink dan model sistem eksitasi generator yang
digunakan adalah model sistem eksitasi generator tipe arus searah. (Singh, Agarwal, &
Singh, 2013) membahas pengendalian sistem eksitasi generator dengan menggunakan
pengendali Proporsional Integral Diferensial dan Fuzzy Logic Control dengan bantuan
perangkat lunak Matlab. Pada jurnal ini model sistem eksitasi generator yang digunakan
adalah model sistem eksitasi generator tipe arus searah. (Bhatt
Bhongade, 2013),
Exciter pada generator terdiri dari berbagai bagian antara lain sebagai berikut:
1. AC exiciter
2. Pilot Exciter
35
Gambar 2.12 Bagian Bagian exiciter pada generator
1.AC Exciter
2.RotatingExiciter
penyearah 3 fasa dua arah tegangan dari AC Exciter sebagai sumber excitasi generator
utama. Terdiri dari dioda silikon dan fuse yang dipasang pada rectifier wheel.
2. Pada saat proses starting generator akan memperoleh sistem excitasi dari luar
generator (statik exicitasi) sumber daya ini bisa diperoleh dari pembangkit lainnya yang
terhubung melalui jaringan interkoneksi ,seperti PLTD.Proses pemutusan dan
penyambungan arus pada proses excitasi akan diatur dalam control excitasi. Pada
36
generator GT 1.1 Belawan menggunakan sistem static, tegangan eksitasi diperoleh dari
generator lainnya yang saling terhubung dalam sebuah jaringan sistem .
c. Brushless excitation
37
Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa untuk eksitasi generator disuplai dari
generator AC eksiter dengan melalui penyearah (rectifier wheel) yang terpasang pada
poros, sehingga arus eksitasi langsung terhubung dengan rotor generator. Kemudian
untuk eksitasi eksiter disuplai dari Pilot Exciter dengan kemagnitan tetap atau biasa
disebut PMG (Permanent Magnet Generator).
Output dari pilot eksiter tersebut adalah arus bolak balik 3 phasa, kemudian
dengan melalui penyearah pada regulator arus eksitasi eksiter diatur besar kecilnya,
sehingga dengan mengatur sistem eksitasi eksiter, maka tegangan output generator
utama akan mengalami perubahan secara langsung.
38
c. Prinsip kerja sistem eksitasi
Secara umum sistem eksitasi dibagi menjadi sistem eksitasi statik dan sistem
eksitasi dinamik.
adalah sistem eksitasi tersebut disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu
dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri atau
sumber lain dengan melalui transformer.
39
2. Sistem eksitasi dinamik
Sistem Eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi tersebut disuplai dari eksiter yang
merupakan mesin itu bergerak. Sebagai eksiternya merupakan generator DC atau dapat
juga menggunakan generator AC yang kemudian disearahkan menggunakan rectifier.
Urutan sistem eksitasi dinamik yaitu PMG (Permanen magnet generator),
mengghasilkan arus eksitasi AC yang disearahkan menggunakan rectifier pada stator AC
exsiter kemudian arus keluaran pada generator AC eksiter di searahkan menggunakan
rotating rectifier. Hasilnya digunakan untuk memberikan arus eksitasi pada generator
utama. Jika tegangan sudah mencapai nilai yang diinginkan untuk menjaga tegangan
agar berada pada nilai nominalnya menggunakan AVR (Automatic Voltage Regulator)
yang digunakan untuk memerintahkan PMG menaikkan atau menurunkan arus
eksitasinya.
40
BAB III
PENGALAMAN LAPANGAN
41
Gambar 3.1 Berkeliling diarea pembangkitan PT PLN (Persero)Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan.
3. Rabu, 08 Januari 2020
Mempelajari proses pembangkitan pada PLTGU mulai dari awal sampai listrik
siap di salurkan. Pada proses ini pembimbing mengajarkan kami siklus pembangkitan
pada PLTGU dan cara kerja setiap bagian. Pada kegiatan ini kami dibawa melihat secara
langsung bagian-bagiannya di GT 1.1. Mempelajari tentang proses starting generator
GT. 2.1, dimana pembimbing menjelaskan bagaimana tahapan yang harus dilakukan
agar generator dapat dilakukan starting yang dimulai dari turning gear, SFC, hingga
generator melakukan tahapan burning hingga memasuki 3000 rpm.
42
3. Kamis, 09 Januari 2020
Mempelajari tentang pemeliharaan CB 6 KV (Eksitasi,SFC,Aux Trans)
Circuit breaker adalah saklar elektrik yang berfungsi otomatis untuk mencegah
kerusakan terjadi pada sirkuit listrik dikarenakan adanya hubungan singkat / short
circuit, beban berlebihan/overload, dan gangguan ketanah/ ground fault.
Gambar 3.3Pemeliharaan CB 6 KV
4. Jumat, 10 Januari 2020
Mempelajari mengenai filter udara dan HRSG . Pada kegiatan ini pembimbing
lapangan mengajak kami berkeliling di wilayah PLTGU.
Filter udara berfungsi menyaring udara kotor agar tidak masuk ke sistem
injeksi atau karburator dan memastikan ruang bakar agar tetap bersih
Heat Recovery Steam Generator (HRSG) berfungsi untuk memanaskan
air dengan menggunakan panas gas buang dari turbin gas sehingga
dihasilkan uap dengan tekanan dan temperaturt ertentu yang konstan. HRSG
merupakan penghubung antara PLTG (siklus Brayton) dengan PLTU (siklus
Rankine).
5. Senin, 13 Januari 2020
Mempelajari tentang proses pembakaran yang terjadi di combustion chamber.Pada
kesempatan ini kami diajak langsung melihat dan mengamati combuster chamber.
Ruang Bakar (Combustion Chamber) adalah ruangan tempat proses
terjadinya pembakaran.
43
Gambar 3.4ruang bakar tampak atas (timur)
6. Selasa, 14 Januari 2020
Mempelajari tentang pemeliharaan trafo. Pada kesempatan ini kami diajak untuk
ikut berpartisipasi dalam rangka maintenance trafo. Pemeliharaan adalah suatu
kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.
Gambar 3.5Pemeliharaantrafo
44
7. Rabu, 15 Januari 2020
Mempelajari tentang change over. Change over adalah suatu alat listrik untuk
memindahkan daya listrik dari sumber listrik utama (PLN) dengan sumber listrik
cadangan (genset).
8. Kamis, 16 Januari 2020
Membersihkan baterai dan system common baterai ST 1.0
45
10. Senin, 20 Januari 2010
Melakukan kegiatan observasi terkait pemeliharaan fan Radiator GT 1.2
Transformator dengan kapasitas lebih dari 30 MWA biasanya dilengkapi
dengan riben kipas pendingin, radiator dan pompa minyak.
Radiator adalah suatu bagian atau komponen dari sistem pendinginan
yang menggunakan sistem pendinginan air.
Minyak panas dari dalam trafo dipompa dengan motor pompa minyak
dialirkan melalui radiator – radiator dan pada bagian depat radiator
terpasang kipas – kipas pendingin yang akan menarik udara panas yang
ditimbulkan oleh minyak panas ke udara luar dari sela – sela radiator
akan mengalir udara segar yang akan mendinginkan minyak trafo.
11. Kamis. 23 Januari 2020
46
12. Jumat, 24 Januari 2020
Pembimbing lapangan memberikan materi tentang kontaktor. Kontaktor adalah
suatu saklar otomatis yang bekerja dengan cara menggunakan sistem elektromagnetik
yang digunakan untuk menghubungkan – memutuskan sumber tegangan terhadap beban.
47
14. Selasa, 28 Januari 2020
Rangkaian star – delta adalah salah satu sistem starter elektro motor 3 phasa yang
bertujuan untuk meminimalkan lonjakan arus yang terjadi saat elektro motor
dioperasikan (starting).
48
Gambar 3.13 pembelajaran indikator pembangkit
18. Selasa, 04 Februari 2020
49
19. Kamis, 06 Februari 2020
Pembimbing lapangan mengajak peserta PKL untuk monitoring ruang kontrol
GT 2.2 dan generator.
50
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Energi listrik menjadi energi yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan
manusia , energi telah mencakup setiap pekerjaan setiap harinya.Pembangkit
listrik sebagai penyedia tegangan listrik harus terus bekerja keras dalam
melayani konsumen dengan baik slah satunya PLTU UPK Belawan ,yang
melayani sektor kota Medan dan berberapa provinsi lainnya . Proses
menghasilkan energi listrik dalam PLTU UPK Belawan terdiri dari tahap proses
yang mulai dari proses turning gear , proses SFC generator , eksitasi hingga pada
tahap akhir adalah proses input uap panas pada sudu- sudu turbin yang sudah
dijelaskan dalam laoran ini .proses eksitasi dalam generator , eksitasi adalah
proses membentuk medan magnet pada rotor generator yang akan digunakan
untuk menginduksi stator sehingga dapat menghasilkan GGL .
2. PLTU UPK Belawan terdiri dari beberapa generator yang nilai kapasitas daya
aktifnya berbeda- beda , jumlah keseluruhan generator apabila bekerja sekaligus
dapat menghasilkan kapasitas daya 1024 MW, pembangkit terdiri dari PLTG,
PLTU, PLTGU , dan Steam Turbin dengan kapasitas masing- masing.Proses
pemeliharaan dilakukan secara bertahap mulai dari sistem control, proses
menghasilkan aup panas, dan komponen lainnya yang membuat nya menjadi
sebuah sistem pembangkit tenaga listrik
4. 2 Saran
1. Dalam beberapa pembangkit UPK Di Belawan sudah tidak beroperasi lagi
secara optimal,perbaikan secara optimal dapat dilakukan disana sehingga proses
nya tidak kelamaan tidak beroperasi
2. Pembangkit Belawan harus meningkatkan proses pemeliharaan dalam
pembangkitan tenaga listrik , melihat umur dari pembangkit tidah muda lagi .
51
Daftar Pustaka
Heru dibyo laksono, 2014 , Pemodelan dan Analisa Sistem Eksitasi Generator, ISSN :
0854-8471
M , Revan , 2014 , Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe
Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel, ISSN : 0854-8471
Rosady , Siti Duraton Nasiqiati dan Bambang arif Dwinyantaro , 2014 , JURNAL
TEKNIK PMTS Vol .3No . 2 ISSN : 2301-9271
52
53