PROSES PRODUKSI 2
Disusun Oleh
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi II yang merupakan hasil dari pembuatan
sebuah Sekop Es yang dilakukan selama Praktikum Proses Produksi II.
Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi II ini disusun untuk menjelaskan
serta mendefinisikan langkah-langkah pembuatan sebuah Sekop Es dengan
menggunakan alat-alat produksi. Proses kerja tersebut dilengkapi dengan gambar
produk yang dibuat setiap minggunya.
Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi II ini dapat terselesaikan tidak
lepas karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar
memberikan sumbangan baik berupa ide, materi pembahasan dan juga bantuan
lainnya yang tidak dapat dijelaskan satu persatu. Oleh karena itu penyusun ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu. Prof. Dr. E.S. Margianti, SE, MM. Selaku Rektor Universitas
Gunadarma.
2. Bpk. Prof. Dr. Ir. Bambang Suryawan, MT. Selaku Dekan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Gunadarma.
3. Ibu. Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Selaku Ketua Jurusan dan Kepala
Laboratorium Teknik Mesin Menengah Universitas Gunadarma.
4. Dr. Ridwan ST., MT. Selaku Kordinator Laboratorium Teknik Mesin
Dasar Universitas Gunadarma.
5. Bpk. Ahmad Risa Harfid., ST., MT. Selaku Ketua Laboratorium Teknik
Mesin Dasar.
6. Para Asisten dan PJ Laboratorium Teknik Mesin Universitas
Gunadarma.
7. Kedua orang tua yang telah memberi bantuan moril maupun materil.
8. Teman-teman mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma
angkatan 2020.
ii
Laporan Proses Produksi II ini membahas proses pembuatan sebuah Sekop
Es yang berbahan dasar plat besi. Diharapkan dengan hadirnya Laporan Akhir
Proses Produksi II ini dapat memberikan gambaran tentang sebuah ilmu yang
mengulas tentang cara-cara melakukan sebuah proses hingga menghasilkan produk
dengan menggunakan mesin-mesin produksi.
Akhirnya penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Akhir Proses
Produksi II ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati, penyusun mohon para pembaca dan pembimbing berkenan memberikan saran
atau kritik demi perbaikan laporan berikutnya.
Semoga karya ini dapat memberikan suatu manfaat bagi pembaca dan semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi II
ini.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………… 2
1.4 Metode Penulisan…………………………………………... 2
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………. 3
iv
2.4 Elektroplating……………………………………………… 37
2.4.1 Proses Elektroplating……………………………...... 38
2.4.2 Jenis Pelapisan Pada Elektroplating………………... 41
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………… 51
4.2 Saran……………………………………………………….. 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Plasma Cutting…….………………………………….. 4
Gambar 2.2 Dual F Arc Plasma Rendah……..……………………………. 7
Gambar 2.3 Water Injection Plasma Cutting……………………………… 8
Gambar 2.4 Oxygen Injection Plasma Cutting……………………………. 11
Gambar 2.5 Mesin Pemotong Busur Plasma…………………………..…... 14
Gambar 2.6 Unit Pemotong Busur Plasma………………………………… 15
Gambar 2.7 Elektroda Tungsten…….....…………………………………... 15
Gambar 2.8 Regulator……………………………………………………... 17
Gambar 2.9 Alat Pelindung Telinga dan Pengisap Asap……….………….. 19
Gambar 2.10 Kedok Las……………………………………………………. 20
Gambar 2.11 Mesin Las SMAW……………………………………………. 22
Gambar 2.12 Proses Las SMAW Listrik……..……………………………... 22
Gambar 2.13 Proses Las OAW……….…………………………………….. 23
Gambar 2.14 Cacat Las Undercut………………………………………….. 23
Gambar 2.15 Porosity (Porositas)…...……………………………………... 24
Gambar 2.16 Slag Inclusion………………………………………………… 24
Gambar 2.17 Tungsten Inclusion…...………………………………………. 25
Gambar 2.18 Incomplete Penetration...……………………………………. 25
Gambar 2.19 Incomplete Fusion (Lack Of Fusion)……...………………… 26
Gambar 2.20 Proses Mengikir……………………………………………… 26
Gambar 2.21 Mesin Gerinda Lurus………………………………………... 27
Gambar 2.22 Mesin Gerinda Tangan……...………………………………. 28
Gambar 2.23 Mesin Gerinda Datar………...……………………………… 29
Gambar 2.24 Mesin Gerinda Duduk……………...……………………….. 30
Gambar 2.25 Kikir Plat (Kikir Gepeng)…………………………………… 30
Gambar 2.26 Kikir Blok…………………………………………………… 30
Gambar 2.27 Kikir Segiempat……………………………………………... 31
Gambar 2.28 Kikir Segitiga……...………………………………………… 31
vi
Gambar 2.29 Kikir Pisau……………………………………………………. 31
Gambar 2.30 Amplas Besi…………………………………………………... 32
Gambar 2.31 Amplas Kayu………………………………………………….. 33
Gambar 2.32 Amplas Kering………………………………………………... 34
Gambar 2.33 Amplas Basah………………………………………………… 35
Gambar 2.34 Proses Elektoplating………………………………………….. 41
Gambar 3.1 Flowchart Sekop Es……………….…………………………. 47
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Macam Gas dan Pemakaiannya………………………………. 16
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Pendahuluan
2. KRS
3. Kartu Praktikum
4. Gambar Sekop Es (ETIKET)
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
Pendekatan lain yang diambil untuk membatasi busur dengan air adalah
untuk mengembangkan pusaran pusaran air di sekitar busur. Dengan
teknik ini, penyempitan busur tergantung pada kecepatan pusaran yang
diperlukan untuk menghasilkan pusaran air yang stabil. Gaya sentrifugal
yang diciptakan oleh pusaran kecepatan tinggi cenderung untuk
meratakan film annulus air terhadap busur dan, oleh karena itu,
mencapai kurang dari efek konstriksi dibandingkan dengan injeksi air
radial.
Berbeda dengan proses konvensional dijelaskan sebelumnya, kualitas
optimal pemotongan dengan plasma injeksi air diperoleh pada semua
logam dengan hanya satu gas: nitrogen. Ini kebutuhan gas tunggal
membuat proses lebih ekonomis dan mudah digunakan. Secara fisik,
nitrogen ideal karena kemampuan unggul untuk mentransfer panas dari
busur untuk benda kerja. Energi panas yang diserap oleh nitrogen ketika
dipisahkan telah dilepaskan ketika direkombinasi di benda yang
dikerjakan. Meskipun suhu sangat tinggi pada titik di mana air dilanggar
busur, kurang dari 10% dari air itu menguap. Sisa air keluar dari nozzle
dalam bentuk semprotan berbentuk kerucut, yang didinginkan atas
permukaan benda kerja. Pendinginan tambahan ini mencegah
pembentukan oksida pada permukaan memotong dan efisien
didinginkan nozzle pada titik beban panas maksimum.
dengan benar dan apakah bahan yang akan menghasilkan kualitas yang
baik dipotong.
Akhirnya, ketika memotong dalam air, air yang mengelilingi zona
potong memisahkan diri menjadi oksigen dan hidrogen, dan oksigen
yang dibebaskan memiliki kecenderungan untuk menggabungkan
dengan logam cair dari luka (terutama aluminium dan logam ringan
lainnya) untuk membentuk oksida logam, yang daun gas hidrogen bebas
dalam air. Ketika hidrogen ini terkumpul dalam saku di bawah benda
kerja, itu menciptakan ledakan kecil ketika menyulut kembali dengan
jet plasma. Oleh karena itu, kebutuhan air terus menerus gelisah saat
memotong logam tersebut.
kontribusi lain dengan paten seperti blowback (atau hubungi start) obor
yang menghilangkan frekuensi tinggi busur mulai, dan nozzle perisai
udara disuntikkan, yang dilindungi akhir bagian depan selama
penindikan logam.
Proses ini digunakan secara eksklusif pada baja ringan dan sedikit
meningkatkan kecepatan pemotongan. Namun, kelemahan utama adalah
kurangnya kuadrat dipotong, penghapusan goresan berlebihan, hidup
nozzle pendek, dan fleksibilitas yang terbatas (baja ringan). Sementara
proses ini masih digunakan di beberapa lokasi, kenaikan terbatas dalam
kinerja yang terkait dengan itu tidak membenarkan biaya ekstra desain
obor ini agak rumit dan halus.
memotong bahan bukan besi seperti aluminium, tembaga dan baja tahan karat
(stainless steel).
Istilah plasma adalah pembentukan ionisasi gas. Apabila suatu gas mengalir
pada suatu busur listrik menimbulkan arus kuat yang bermuatan partikel gas. Arus
kuat ini menimbulkan energi panas yang diperlukan untuk memotong.
Suatu busur pengarah (pilot arc) yang berfrekuensi tinggi, menarik busur
api antara pusat elektroda tungsten dan benda kerja. Gaya ini menimbulkan gas
plasma dengan kecepatan tinggi mengalir melalui lubang yang kecil. Begitu arus
utama mengalir gas membentuk ion dengan listrik konduksi, busur menyembur
dengan kuat dan berpusat pada daerah yang sempit pada benda kerja. Panas yang
terus menerus mencairkan logam dan menghembuskanya dengan tekanan yang
besar pada garis pemotong, hasil pemotongannya bagus dan benar-benar sangat
cepat.
pembangkit
kabel
pembakar
1. Perlengkapan
a. Sumber Tenaga
Yang paling besar/banyak dipakai sebagai sumber tenaga adalah
transformator/ rectifier, di mana pada alat ini dirancang agar arus AC
dirubah menjadi arus keluar DC. Untuk menyetel kebutuhan arus
dipasang pengatur amper dan pengarah busur untuk memulai
pekerjaan pemotongan.
15
b. Pembakar
Pembakar plasma hampir sama dengan pembakar gas manual. Ada
beberapa bagian: cawan/tutup, pengarah, cincin, penyekat,
elektroda, tutup dan cincin O agar udara tidak bocor. Fungsi
utamanya dari pembakar adalah untuk memusatkan pemotongan
pada benda kerja.
elektroda
busur dan
benda
c. Elektroda Tungsten
Yang dipakai pada pemotongan plasma adalah tungsten thoriated
yang khusus dirancang untuk operasi DC Negative polarity.
Elektroda ini termasuk jenis elektroda tidak habis, dipasang/ terpusat
dimulut pembakar, membentuk dan menjaga agar busur nyala tetap
pada benda kerja.
d. Gas Potong
Pada pemotongan dengan plasma memerlukan gas. Gas yang dipilih
untuk pemotongan dengan busur plasma tergantung dari pada mesin
yang dipakai, jenis bahan yang dipotong serta hasil akhir yang
diinginkan.
Ada mesin potong plasma yang sangat ekonomis hanya
menggunakan udara kompresi sebagai media pemotong, sedangkan
yang lainnya dibutuhkan campuran gas yang berbeda-beda untuk
memotong dan sebagai gas pelindung.
Mesin dengan tegangan rendah (untuk benda yang relatif tipis)
dipakai udara kompresi sebagai gas pemotong. Mesin dengan
tegangan besar (untuk pengerjaan mekanis yang cepat), digunakan
beberapa gas pelindung yang murni atau gas campur untuk
membentuk plasma dan untuk sebagai gas pelindung sekunder
(melindungi busur potong dan benda kerja dari kontaminasi udara
luar).Berikut ini adalah macam gas plasma dan gas pelindung :
e. Regulator
Semua operasi pemotongan dan pengelasan, regulator diperlukan
untuk mengatur tekanan gas yang tinggi didalam silinder kepada
tekanan kerja yang sesuai. Regulator pada pemotongan plasma
tergantung jenis gas yang dipakai.
a. Kebisingan
Proses pemotongan dengan busur plasma menghasilkan suara sangat
bising, tingkat kebisingannya cukup tinggi sehingga dapat merusak
pendengaran operator dan orang yang berada disekelilingnya. Jadi
operator dan orang yang berdekatan dengannya harus menggunakan
tutup telinga atau sumbat telinga yang terpasang secara benar untuk
melindungi kerusakan karena suara keras/bising.
b. Asap
Panas yang tinggi dan terus menerus, menimbulkan asap beracun
dan baunya menyengat, sehingga jangan sampai tercium maupun
terhirup oleh operator maupun orang yang berdekatan dengannya.
Harus ada pengisap asap yang dipasang sedekat mungkin dengan
sumber asap untuk mencengah bahaya tersebut diatas.
c. Radiasi Cahaya
Proses pemotongan dengan busur plasma menimbulkan cahaya ultra
violet dan inframerah. Intensitas/ radiasi cahaya ini tergantung pada
kekuatan arus listrik/tenaga yang dipakai.
Oleh sebab itu, maka operator harus selalu memakai pakaian
pelindung seperti kedok las yang lengkap dengan kacamata
pengaman untuk melindungi muka dan mata dari radiasi cahaya-
cahaya tersebut.
20
Las OAW ini juga dapat digunakan untuk pemanasan atau pemotongan,
namun alat yang digunakan berbeda. Untuk pemotongan menggunakan torch yang
ada katup gas potong, sedangkan untuk pengelasan atau pemanasan menggunakan
welding gun tanpa katup gas potong. Untuk Anda yang ingin mengetahui skema
mesin las OAW, sebenarnya OAW tidak menggunakan mesin melainkan peralatan
1 set las OAW berikut ini penjelasannya.
2. Porosity (Porositas)
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah
lubang lubang kecil pada weld metal (logam las), dapat berada pada
permukaan maupun didalamnya. Porosity ini mempunyai beberapa tipe
yaitu Cluster Porosity, Blow Hole dan Gas Pore.
3. Slag Inclusion
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah
dalam hasil lasan. Cacat ini berupa slag (flux yang mencair) yang berada
dalam lasan, yang sering terjadi pada daerah stop and run (awal dan
berhentinya proses pengelasan). Untuk melihat cacat ini kita harus
melakukan pengujian radiografi atau bending.
4. Tungsten Inclusion
Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan
oleh mencairnya tungsten pada saat proses pengelasan yang kemudian
melebur menjadi satu dengan weld metal, cacat ini hampir sama dengan
slag inclusion namun saat diuji radiografi tungsten inclusion berwana
sangat terang (karena berat jenisnya lebih besar dibanding logam
lasnya). Untuk jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses pengelasan
GTAW.
5. Incomplete Penetration
Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang
terjadi pada daerah root atau akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP
jika pengelasan pada daerah root tidak tembus atau reinforcement pada
akar las berbentuk cekung.
2. Kikir Blok
Kikir blok berfungsi untuk meratakan, mensejajarkan dan menyikukan
bidang benda kerja yang satu dengan yang lainnya. Kikir blok memiliki
bentuk yang hampir sama dengan kikir plat. Kikir blok memiliki lebar
sisi yang sama hingga ke ujung sedangkan tebalnya menirus ke arah
ujung.
3. Kikir Segiempat
Seperti namanya kikir segiempat memiliki bentuk segiempat. Kikir
segiempat ini berfungsi untuk meratakan dan menyikukan bidang benda
kerja yang satu dengan yang lainnya.
4. Kikir Segitiga
Kikir segitiga memiliki bentuk segitiga yang mengecil pada bagian
ujungnya. Fungsi kikir segitiga ini adalah untuk meratakan dan
menghaluskan bidang benda kerja dengan sudut 60° atau lebih.
5. Kikir Pisau
Kikir pisau berfungsi untuk meratakan dan menghaluskan bidang benda
kerja dengan sudut 60° atau kurang. Kikir pisau ini memiliki bentuk
yang mirip dengan pisau.
b. Amplas Kayu
Amplas kayu adalah suatu jenis amplas yang digunakan meratakan
atau menghaluskan benda kerja dalam bentuk kayu. Jenis amplas
kayu tidak jauh beda dengan amplas besi atau logam, hanya terletak
pada penggunaannya.
b. Amplas Basah
Amplas basah adalah suatu jenis amplas yang digunakan untuk
meratakan atau menghaluskan benda kerja dengan
menggunakan air atau spirtus secara bersamaan.
Kelebihan dari kertas amplas basah:
1. Tidak menimbulkan debu
2. Kertas amplas tidak lekas kotor tidak lekas tertutup
3. Hasilnya bisa langsung dilihat
Kekurangan menggunakan kertas amplas basah:
1. Waktu pengeringan lebih lama
2. Tempat kerja jadi becek
3. Harus menyediakan air
4. Pengejaan lebih lama dan butuh isolasi
5. Kertas amplas tidak tahan lama
35
2.4 Elektroplating
Elektroplating adalah proses melapiskan suatu logam (atau bahan lainnya)
dengan logam lain dengan bantuan arus listrik sehingga kualitas dari logam pelapis
juga dapat dimiliki oleh materi yang akan dilapis.
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses elektroplating dikategorikan
sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana, elektroplating
dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus
listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke
material yang hendak dilapis. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zinc),
galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Perbedaan
utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan adalah larutan
elektrolisisnya.
38
4. Degreasing
Penghilangan kontaminan terdiri dari minyak dan grease dari berbagai
jenis, lilin dan bahan-bahan organik. Kontamin ini dapat dihilangkan
dengan pelarut-pelarut organik seperti n-heksana.
5. Modifikasi Permukaan
Modifikasi permukaan merupakan perubahan bentuk permukaan logam
yang akan dilapisi.
6. Etching
Etching adalah proses pembukaan pori-pori dengan menggunakan
larutan asam sulfat 10% yang bertujuan untuk mempercepat proses
pelapisan nikel dan krom. Proses ini dilakukan selama 3-5 menit.
Setelah itu dibilas menggunakan air mengalir.
7. Pembilasan
Pada proses pelapisan, bahan kerja yang mengandung sisa-sisa pelarut
atau residu, sehingga permukaan bahan kerja harus dibilas dengan air.
Air bilasan yang mengandung kotoran akan dikirim ke unit pengolahan
limbah untuk diproses sebelum dibuang ke lingkungan.
8. Proses Elektroplating
Ada tiga pengendapan logam secara elektrolitik yaitu elektrodeposisi
arus searah (DC), pulsa plating dan logam diinduksi-laser deposisi
(Deposition Laser-Induced Metal). Elektrodeposisi arus searah
merupakan plating menggunakan sumber listrik arus searah (DC) yang
berasal dari baterai atau rectifier (yang mengubah arus bolak-balik
menjadi arus DC dengan tegangan rendah) dan mampu memberikan
arus sesuai yang diperlukan.
41
9. Drying
Drying adalah proses pengeringan setelah bahan terlapisi. Dalam proses
ini terdiri dari dua cara yaitu dengan media pencelupan air panas pada
suhu 60 derajat Celcius dan proses ini hanya sebentar saja untuk
pembersihan. Cara kedua yaitu pemanasan menggunakan oven. Proses
ini dilakukan selama 20 menit dengan suhu 60 derajat celcius.
3. Pelapisan Seng
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah
harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik.
Pelapisan seng pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti
galvanizing, sherardizing, atau metal spraying. Namun pelapisan
secara listrik (elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa
keuntungan bila dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain,
diantaranya :
a. Lapisan lebih merata
b. Daya rekat lapisan lebih baik
c. Tampak permukaan lebih baik
Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan
pelapisan secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng
secara listrik kadang juga disebut electro-galvanizing. Larutan
elektrolit yang sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan
larutan sianida. Bila kedua larutan tersebut dibandingkan maka
permukaan lapisan hasil dari penggunaan larutan sianida adalah lebih
43
4. Pelapisan Nikel
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik
untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan.
Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah
yang paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam
pelapisan nikel selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis
pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi tampak permukaan yang
buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan mengkilap. Jenis lain
dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna
hitam ini pun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis
laras senapan dan lainnya.
5. Pelapisan Krom
Proses pelapisan krom mulai dikenal secara luas pada industri logam
sebagai lapisan pelindung atau pengerjaan permukaan (surface
treatment/metal finishing) pada tahun 1930 dan merupakan lapisan
yang mempunyai sifat yang keras, warna putih kebiruan, dan tahan
terhadap gesekan. Krom atau chromium adalah logam non ferro yang
dalam tabel periodik termasuk grup IV B, selain nikel maka pelapisan
krom banyak dilaksanakan untuk mendapatkan permukaan yang
menarik. Karena sifat khas krom yang sangat tahan karat maka
pelapisan krom mempunyai kelebihan tersendiri bila dibandingkan
dengan pelapisan lainnya (Saleh, 1998).
Selain nikel, maka pelapisan krom banyak dilaksanakan untuk
mendapatkan permukaan yang menarik. Karena sifat khas krom yang
sangat tahan karat maka pelapisan krom mempunyai kelebihaan
44
Mulai
Desain
Proses Marking
46
47
Proses Bending
Proses Pengelasan
Proses Penghalusan
Proses Elektroplating
Analisa
Selesai
3.2.1 Mulai
Pada tahap ini praktikan memasuki ruangan labortorium teknik mesin dasar.
sebelum melakukan apapun, mengenakan alat pelindung diri terlebih dahulu
seperti; jas laboratorium, sarung tangan, kaca mata pelindung, safety boots,
dan lain-lain.
3.2.2 Desain
Pada tahap ini, menyiapkan alat-alat berupa pensil mekanik, spidol,
penggaris dan bahan utama yang akan digunakan yaitu plat besi.
3.2.10 Analisa
Setelah tahap proses elektroplating selesai, periksa kembali produk yang
telah dibuat, jika sudah bagus maka pembuatan plat besi menjadi sekop es
telah selesai. Melalui beberapa proses seperti; marking, plasma cutting,
bending, pengelasan, penghalusan dan proses elektroplating.
3.2.11 Selesai
Semua tahapan telah selesai dilakukan, sekop es siap digunakan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Plasma cutting adalah sebuah mesin yang berfungsi untuk memotong
berbagai jenis logam, plat atau bahan lainnya dengan menggunakan
panas yang bersumber dari sinar laser berkonsentrasi tinggi dimana
tingkat kedalamannya diatur sesuai dengan tebal material yang akan
dipotong.
Cara pengoperasiannya adalah dengan menggunakan CNC atau
teknologi robot yang bekerja dengan pemrograman komputer secara
otomatis, yang dapat menghasilkan potongan yang cepat dan presisi.
51
52
4.2 Saran
1. Untuk video praktikumnya bisa dicari atau dibuat video yang lebih
detail supaya bisa dijelaskan lebih dalam dan juga agar mahasiswa bisa
lebih mudah memahami.
2. Materi yang diberikan dan yang dimasukkan pada soal ujian ada
baiknya dijelaskan juga ketika tatap muka supaya mahasiswa juga
paham kepada seluruh materi, tidak hanya pada materi produk yang
dibuat.
3. Setiap setelah pengumpulan laporan pendahuluan lebih baik untuk
diberi hasil penilaiannya dan diberi tahu dimana salah dan
kekurangannya perorangan, supaya di laporan selanjutnya bisa
diperbaiki dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
https://megaperkakas.com/mesin-plasma-cutting/
http://staffnew.uny.ac.id/upload/197902072014041001/pendidikan/Buku%20Ajar
%20Proses%20Produksi-Bab%209%20Proses%20penyambungan-OK.pdf
https://www.pengelasan.net/pengertian-las-listrik-smaw-adalah/
http://www.pengelasan.com/2014/06/pengertian-proses-las-smaw-adalah.html
https://www.pengelasan.net/las-OAW-oksigen-asetilen
https://www.pengelasan.net/cacat-las/
http://eprints.ums.ac.id/28972/2/BAB_I.pdf
https://www.teknikmart.com/blog/jenis-mesin-gerinda-dan-fungsinya/
http://keluargasepuh86.blogspot.com/2021/01/jenis-jenis-kikir-dan-
fungsinya.html
http://www.lautan-luas.com/id/industries/products/elektroplating/
http://blog.grahachemical.co.id/pengertian-elektroplating/
https://www.ansoriweb.com/2020/03/pengertian-flowchart.html
https://cyanidelabs.wordpress.com/2018/12/14/tahapan-tahapan-dalam-
elektroplating/
https://osf.io/trv4q/download/#:~:text=Grinding%20merupakan%20teknik%20yan
g%20digunakan,%C2%B5m(49%2D52).
https://id.wikipedia.org/wiki/Amplas
53
LAMPIRAN
54