Anda di halaman 1dari 23

Pemeliharaan dan Perbaikan

Motor Listrik

BAB II
PEMELIHARAAH DAN PERBAIKAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA

A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat cakupan materi.
Pada bagian ini dibahas pemeliharaan, gangguan, penyebab, dan
perbaikan motor sinkron (serempak) 3 phasa dan pemeliharaan, gangguan,
penyebab, dan perbaikan motor asinkron (induksi) 3 phasa.
2. Tujuan Pembelajaran.
a. Mahasiswa secara kolaboratif mampu melakukan pekerjaan persiapan,
melakukan pemeliharaan, dan melaporkan hasilnya pada pekerjaan
memelihara motor sinkron 3 phasa.
b. Mahasiswa secara kolaboratif mampu melakukan pekerjaan persiapan,
melaksanakan, dan melapokan hasilnya pada pekerjaan mengidentifikasi
gejala gangguan, penyebab, dan memperbaiki motor sinkron 3 phasa.
c. Mahasiswa secara kolaboratif mampu melakukan pekerjaan persiapan,
melakukan pemeliharaan, dan melaporkan hasilnya pada pekerjaan
memelihara motor asinkron 3 phasa.
d. Mahasiswa secara kolaboratif mampu melakukan pekerjaan persiapan,
melaksanakan, dan melapokan hasilnya pada pekerjaan mengidentifikasi
gejala gangguan, penyebab, dan memperbaiki motor asinkron 3 phasa.

B. Materi
1. Pemeliharaan motor sinkron 3 phasa
a. Pemeliharaan mingguan
Pemeliharaan mingguan pada motor sinkron 3 phasa adalah sebagai
berikut.
1) Keadaan di sekitar motor sinkron 3 phasa, memeriksa ada butiran air
atau tidak, debu, dan kotoran lain serta kelembaban. Jika hal tersebut
terjadi harus segera dibersihkan dan diatasi.
2) Keadaan minyak pelumas, memeriksa volume minyak pelumas sudah
susut atau belum, dan jika sudah susut dilakukan penambahan atau
penggantian dengan minyak baru.
3) Blok bantalan, memeriksa terjadi getaran pada rumah blok bantalan
yang berlebihan atau tidak. Jika terjadi getaran segera mematikan
sinkron 3 phasa dan melakukan pengencangan.
4) Kondisi mekanik, memeriksa ada suara yang tidak semestinya akibat
dari kontak-kontak metal atau yang lain dan kalau terjadi suara yang tidak
semestinya segera melakukan tindakan.
5) Sikat arang, memeriksa bunga api dan sikat arang bekerja dengan baik,
apakah geserannya pada cincin geser terlalu keras atau tidak. Jika terjadi
bunga api, kontaknya terlalu keras maka melakukan pembersihan dan
mengatur posisi sikat arang.

Buku Ajar Mahasiswa 39


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

6) Celah antara rotor dan stator, memeriksa jarak antara rotor dan stator
simetris, jika tidak simetris untuk kondisi darurat dilakukan dengan
mengatur kendor dan kerasnya tutup motor sinkron 3 phasa pada waktu
memasukkan kembali bagian rotor ke dalam stator.
7) Belitan kotor, membersihkan belitan kotor dengan penghisap debu atau
blower. Membersihkan debu dengan kain halus dan kering, jika ada
sistem pendinginan memeriksa dan memperbaiki supaya bekerja dengan
normal.
8) Pemeriksaan pada bagian mekanis, memeriksa dan mengatur
kekencangan sabuk atau belt dan roda-roda gigi, rumah stator dan sistem
pelumasan.
9) Memeriksa dan membersihkan sistem kontrol
b. Pemeliharaan bulanan
Pemeliharaan bulanan terdiri dari beberapa hal berikut ini.
1) Belitan, memeriksa belitan stator dan belitan rotor. Pemeriksaan belitan
stator dan belitan rotor meliputi kekencangan sambungan dan semua
hubungan kabel.
2) Sikat arang, pemegangnya sikat arang, tekanan pegas, dan penggantian
sikat arang jika sudah pendek atau habis.
3) Blok bantalan, membersihan pelumas yang ke luar lewat lubang dan
mengganti jika terjadi kebocoran serta memeriksa penyebabnya dan
membersihkan debu.
4) Roda-roda gigi yang tertutup, membuka penyumbat minyak yang
mengalir dan mengisinya jika habis.
5) Kopling dan penggerak lain, memeriksa apakah sabuk sudah cukup
kencang dan tepat pada pully motor sinkron 3 phasa. Membersihkan
bagian dalam dari rumah dan periksa hubungan dari sistem pelumasnya.
6) Pemeriksaan pembebanan, memeriksa beban pada motor sinkron
3 phasa yang bebannya selalu berubah.
7) Memeriksa sistem kontrol dan mengganti komponen yang rusakjika ada
yang rusak
c. Pemeliharaan musiman (lebih dari dua tahun)
Pemeliharaan musiman meliputi hal-hal berikut ini.
1) Memeriksa belitan, memeriksa tahanan isolasi dilakukan dengan cara
memeriksa permukaan isolasi apakah sudah kering atau perlu
pembungkusan lagi dan melakukan pemeriksaan besarnya tahanan
isolasi. Besar tahanan isolasi yang baik atau memenuhi persyaratan
(dalam ohm) minimal adalah 1000 kali tegangan kerja.
2) Permukaan saluran ventilasi, membersihkan permukaan saluran ventilasi
sampai ke dalam dan titik-titik serta debu yang ada.
3) Celah udara dan blok bantalan, memeriksa celah udara masih sama rata
atau tidak. Memeriksa blok bantalan, bola, roll, klaker atau bearing dan
yang perlu diganti.

40
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

4) Rotor, untuk motor sinkron 3 phasa ada yang putus atau lepas belitan
rotornya, dan membersihkan menggunakan kain halus.
5) Bagian mekanis, memeriksa pada bagian sabuk penggerak, kopling dan
bersihkan bagian luar dan dalam dari kerangka motor sinkron 3 phasa.
6) Pembebanan, memeriksa arus yang diperlukan motor sinkron 3 phasa
pada saat beban nol, beban penuh, dan menghitung effisiensi pada
setiap keadaan.
7) Memeriksa kondisi sistem kontrol dan melakukan perbaikan dan
mengganti komponen-komponen yang rusak.
8) Pada saat melakukan pemeliharaan dan atau perbaikan motor sinkron
3 phasa diperlukan pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan
memadai. Selain itu juga harus memiliki dan memahami kebesaran atau
standar alat dan bahan yang ada di pasaran.
2. Gangguan, penyebab, dan perbaikan motor sinkron 3 phasa
Jika pada motor sinkron 3 phasa tidak berputar, maka untuk
mengidentifikasi jenis gangguan yang mungkin terjadi dapat ditinjau dengan
menggunakan persamaan berikut.

(3.1)

atau
(3.2)
Pada saat motor sinkron 3 phasa diputar dengan kondisi putaran
konstan, faktor-faktor yang merupakan konstanta adalah:

(3.3)

atau
(3.4)
Sehingga persamaan di atas dapat ditulis menjadi
(3.5)
Keterangan:
E = tegangan listrik antara phasa dengan nol dalam volt
Z = jumlah batang konduktor
a = jumlah cabang belitan
f = frekuensi jala-jala dalam satuan Hz
kd= faktor distribusi
kp= faktor perpendekan
Փ = besanya fluksi
 =kecepatan putaran

Buku Ajar Mahasiswa 41


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

Gangguan, penyebab, dan perbaikan motor sinkron 3 phasa secara


prinsip sama dengan pada generator sinkron 3 phasa. Gangguan yang
mungkin terjadi pada motor sinkron 3 phasa adalah sebagai berikut.
a. Kecepatan putaran awal kurang tinggi
Penyebabnya kopel awal pada motor sinkron 3 phasa kecil sehingga
perlu bantuan kopel awal. Kondisi ini dapat diatasi dengan melakukan
bantuan putaran awal pada poros motor sinkron berulang-ulang dengan
kecepatan putaran yang sedikit lebih tinggi.
Jika belum teratasi caranya adalah beban mekanis dilepas dahulu dan
dicoba sekali lagi, dan jika keadaannya tetap maka terjadi kerusakan pada
bagian yang lain.
b. Beban mekanis terlalu berat
Gejala yang timbul jika beban mekanis pada motor sinkron terlalu
berat adalah mula-mula motor sinkron 3 phasa berputar tetapi setelah
beberapa saat putaran turun dan sampai pada akhirnya putaran motor
berhenti.
Satu-satunya cara untuk mengatasi atau mempebaiki adalah
mengurangi beban mekanis sampai sesuai dengan kemampuan motor
sinkron, jika sudah dilakukan pengurangan pada beban sampai sesuai
kemampuannya belum berhasil, maka dicari penyebab gangguan yang lain.
c. Motor sinkron 3 phasa tidak berputar
Gejala gangguan pada rotor adalah motor sinkron 3 phasa tidak
berputar sama sekali dan atau berputar dengan beban mekanis yang kecil.
Penyebabnya adalah terjadi kerusakan belitan kutub pada rotor, karena
tidak terjadi penguatan pada belitan kutubnya (pada motor sinkron rotornya
berupa kutub magnet).
Jika motor sinkron 3 phasa tidak berputar, gangguan yang mungkin
terjadi lainnya adalah tegangan input tidak masuk pada stator motor sinkron
3 phasa.
Tegangan input tidak masuk pada stator penyebabnya adalah
pengaman pada rangkaian input atau MCB trip. Cara untuk memperbaiki
dilakukan menghidupkan kembali MCB, dan jika MCB rusak harus diganti
baru dengan spesifikasi yang sama.
Untuk memastikan kerusakan terjadi pada sekering pengaman atau
MCB dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan avometer selektor pada
posisi ohmmeter atau pada sisi rangkaian setelah sekering pengaman/MCB
diukur tegangannya menggunakan voltmeter (gambar 3.1.)
Jika motor sinkron 3 phasa pada sisi input menggunakan sistem
kontrol, kemungkinan juga dapat menjadi penyebab motor sinkron
3 phasa tidak berputar. Untuk memperbaiki tergantung sistem kontrolnya,
misalnya menggunakan tanahan mula gerak, maka pada bagian tahanan
mula gerak harus diperiksa dan diperbaiki jika terjadi kerusakan.
Untuk memastikan penyebab motor sinkron 3 phasa tidak berputar
pada bagian sistem kontrol maka harus memastikan ada tegangan listrik

42
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

yang masuk pada rangkaian menunju ke sistem kontrol atau tidak, jika ada
tegangan listrik yang ditunjukkan voltmeter dapat dipastikan kerusakan pada
sistem kontrol.
R S T

V~

V~

Pen

dali
gen
M
3~

A
V

E
Gambar 3.1
Memeriksa Kerusakan Rangkaian Kutub
Penyebab lainnya adalah kerusakan pada belitan stator putus. Untuk
memastikan belitan stator (armature winding) motor sinkron 3 phasa
(gambar 3.2) putus diperiksa menggunakan ohmmeter. Pemeriksaan
dilakukan dengan mengukur tahanan resistansi pada masing-masing phasa
U-X, V-Y, dan W-Z, jika ohmmeter menunjuk nilai tertentu berarti belitan
stator pada phasa-phasa yang diukur tidak putus pada ketiga phasa .
Untuk memperbaiki belitan stator yang putus dilakukan
penyambungan ulang, dan jika terbakar harus diperbaiki atau diganti dengan
belitan baru. Cara memeriksa belitan stator pada ujung-ujung belitan motor
sinkron 3 phasa menggunakan ohmmeter ditunjukkan gambar 3.3.
Jika kontak antara sikat arang (brushes) dan cincin geser (slip ring)
tidak kontak, voltmeter arus bolak balik menunjukkan tegangan nominal
motor sinkron, amperemeter arus searah (A) tidak menunjuk, \dapat
dipastikan kerusakan terjadi pada belitan kutub (field winding) motor sinkron
3 phasa.

Buku Ajar Mahasiswa 43


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

Gambar 3.2
Tampak Depan Motor Sinkron 3 Phasa 4 Kutub

U
0

U V W
~

Z Y Z X Y

c. terminal motor
W V
belitan stator b. ohmmeter
Gambar 3 3
Memeriksa Belitan Stator Motor Sinkron 3 Phasa
Gangguan lainnya adalah terjadi hubung singkat antar belitan pada
phasa sama, hubung singkat belitan antar phasa, dan hubung singkat
belitan stator dengan badan motor sinkron 3 phasa.
Untuk memeriksa hubung singkat belitan stator pada phasa yang
sama menggunakan ohmmeter. Nilai yang ditunjukkan ohmmeter pada kecil

44
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

mendekati nol, menunjukkan pada phasa ersebut terjadi hubung singkat.


Untuk mengatasi masalah belitan hubung singkat diperbaiki dan setelah
selesai diberi isolasi cair, dan jika sudah rusak harus diganti belitan baru
(gambar 3.4).
Untuk memeriksa hubung singkat belitan stator antar phasa, dilakukan
menggunakan megger. Pada saat kedua probe megger dihubungkan pada
dua ujung belitan phasa berbeda nilainya 0, menunjukkan terjadi hubung
singkat antar phasa pada kedua belitan phasa tersebut. Untuk memperbaiki
dilakukan pemeriksaan dan melakukan perbaikan pada belitan antar phasa
yang hubung singkat dan diberi isolasi cair.
Untuk memeriksa hubung singkat belitan stator dengan badan motor
sinkron 3 phasa juga dilakukan menggunakan megger. Ujung probe megger
dihubungkan pada masing-masing ujung belitan phasa secara bergantian
dan probe satunya dihubungkan pada badan jika nilainya mendekati nol,
maka pada phasa tersebut terjadi hubung singkat antara belitan phasa
dengan badan motor sinkron 3 phasa.
Untuk memperbaiki dilakukan pemeriksaan dan perbaikan pada
belitan phasa yang hubung singkat dengan badan mptor sinkron 3 phasa
dan setelah selesai diberi isolasi cair.

U
0

U V W
~

X
Z X Y
Z Y
terminal motor
W V
belitan stator megger
Gambar 3 4
Memeriksa Hubung Singkat Belitan Stator Motor Sinkron 3 Phasa
Gangguan antara cincin geser dengan sikat arang dapat diatasi
dengan cara menggosok cincin geser menggunakan kertas gosok supaya
permukaan cincin bersih, mengganti pegas sikat jika sudah lembek,
mengatur permukaan sikat supaya sesuai dengan bentuk cicin, dan jika
melakukan penggantian sikat jika sudah aus. Pada saat mengganti sikat
arang bahan dan kekerasan sikat arang harus sama dengan aslinya
(gambar 3.5).

Buku Ajar Mahasiswa 45


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

cincin geser
rumah sikat (slip
tampak depan potongan motor sinkron rings)

sikat arang

Gambar 3.5
Rotor Motor Sinkron
Gangguan yang terjadi pada belitan kutub rotor antara lain disebabkan
oleh: 1) hubung singkat antara belitan kutub dengan badan, 2) hubung
singkat antara belitan magnet sesama kutub, 3) belitan magnet putus, dan
4) rangkaian kemagnetan kurang baik.
Untuk menguji hubung singkat pada belitan kutub dengan badan motor
sinkron 3 phasa dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur megger.
Salah satu probe megger dihubungkan dengan cincin geser, probe satunya
dihubungkan pada badan motor sinkron, dan posisi sikat arang harus
terlepas seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6. Untuk memperbaiki hubung
singkat antara belitan kutub dengan badan harus dicari dan diperbaiki
bagian yang hubung singkat dan selanjutnya diberi isolasi cair.
Hubung singkat belitan kutub pada kutub yang sama cara
memperbaiki adalah mencari bagian yang hubung singkat dan diberi cairan

46
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

isolasi, jika kondisinya sulit dicari maka harus diganti dengan belitan kutub
baru.
Belitan kutub putus dapat dicari dengan bantuan ohmmeter, jika kedua
ujung belitan kutub dihubungkan pada ohmmeter dan jarum tidak menunjuk
berarti belitan kutub putus. Jika belitan kutub yang putus di bagian
permukaan mudah untuk memperbaiki tinggal menyambung dan memberi
cairan isolasi. Jika belitan putus ada di bagian dalam, maka harus diganti
belitan baru.

Sikat dilepas
Generator
Sinkron

megger/ohmmeter

A
A
D B
D
C
B

C’

ohmmeter

Gambar 3.6
Memeriksa Kerusakan Belitan kutub

Untuk memeriksa betul dan salahnya pada penyambungan belitan


kutub atau belitan phasanya dapat juga dilakukan dengan tes kutub
menggunakan kompas.
Jika sambungan belitan phasanya benar dan jumlah kutub motor
sinkron 4 buah, jika pada ke empat bagian simetris diletakkan kompas,
maka pergerakan jarum pada kompas akan menunjuk U, S, U, S, dan jika
sambungan belitan pada ketiga phasa salah maka jarum kompas mungkin
akan menunjuk S,U,S,U, dan lainnya bergantung pada kesalahan
sambungannya. Untuk pengujian phasa yang lain dapat dilakukan dengan
cara yang sama.

Buku Ajar Mahasiswa 47


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

d. Pengaman lebur dan MCB sering putus waktu motor 3 phasa start
Penyebab gangguan atau gejala pengaman lebur dan atau MCB
sering putus dapat dianalisis berdasarkan persamaan berikut.
(3.6)
Keterangan
P = daya motor sinkron 3 phasa dalam watt.
V = tegangan antar phasa motor sinkron 3 phasa dalam volt
I = arus line motor sinkron 3 phasa dalam amper
Cos = faktor kerja atau faktor daya
Dalam kenyataannya besarnya V tetap, sehingga P semakin besar
arus (I) juga semakin besar. Sesuai teori motor listrik, daya listrik yang
digunakan oleh motor listrik sebanding dengan beban mekanis dari motor
listrik tersebut, sehingga daya motor sinkron 3 phasa akan bertambah besar
jika beban mekanis juga bertambah besar dan arus listrik juga menjadi
besar. Arus listrik yang besar ini akan memutuskan sekering pengaman
atau MCB trip.
Untuk memeriksa letak kesalahan gangguan sekering pengaman
sering putus atau MCB sering trip pada motor sinkron 3 phasa dapat
dilakukan pemeriksaan atau pemeliharaan berkala sebagai berikut.
1) Memeriksa beban mekanis pada motor sinkron 3 phasa
Melepas semua beban mekanis pada motor sinkron 3 phasa,
kemudian menjalankan kembali dan mengukur besar arus listrik yang
digunakan motor sinkron 3 phasa. Jika arus listrik yang digunakan motor
sinkron 3 phasa tersebut normal, berarti beban mekanis pada motor
sinkron 3 phasa terlalu besar dan harus dikurangi.
2) Memeriksa bantalan
Bantalan motor sinkron 3 phasa aus menyebabkan motor sinkron
3 phasa pada saat dibebani mekanis celah udara antara rotor dengan
sepatu kutub besinggungan sehingga menyebabkan beban mekanis
menjadi besar berakibat pada sering putusnya sekering pengaman atau
MCB. Memeriksa jarak celah udara menggunakan jangka pengukur
rongga perlu dilakukan pada waktu-waktu tertentu atau secara berkala.
3) Memeriksa tahanan pengasutan
Jika motor sinkron 3 phasa menggunakan tahanan pengasutan
sebagai tahanan mula gerak mungkin terjadi hubung singkat pada
tahanan pengasutan, nilainya menjadi kecil dan arus mula jadi besar
akibatnya sekering atau MCB sering putus.
Memeriksa kembali ukuran atau kapasitas pengaman lebur atau
MCB yang digunakan apakah tidak sesuai (lebih kecil dari semestinya).

48
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

Kalau hal tersebut maka pengaman lebur atau MCB harus diganti
kapasitasnya sesuai kebutuhan.

e. Suhu motor sinkron 3 phasa berlebihan pada saat bekerja


Kemungkinan penyebab waktu bekerja suhu motor sinkron 3 phasa
berlebihan adalah sebagai berikut.
1) Bantalan aus dan kering
2) Hubung singkat belitan
3) Beban lebih
4) Sikat arang tidak berfungsi
Cara memperbaiki motor sinkron 3 phasa waktu bekerja suhu
berlebihan adalah sebagai berikut.
1) Memeriksa bantalan dengan membongkar motor sinkron 3 phasa
Jika bantalan aus, maka melakukan pelapisan ulang, dan jika
bantalan kering harus diberi grease (pelumas).
2) Memeriksa belitan kutub magnit
Memeriksa belitan kutub magnit dengan menggunakan avometer
atau megger antara belitan kutub magnit dengan badan apakah ada yang
hubung singkat atau tidak, dan jika terjadi hubung singkat harus
diperbaiki dengan memberikan isolasi cair (lak).
3) Mengurangi pembebanan secara bertahap
Mengurangi pembebanan secara bertahap sampai besarnya beban
sesuai beban nominal motor sinkron 3 phasa yang ada pada name plate.
4) Memeriksa sikat arang
Memeriksa sikat arang, jika perlu mengganti dengan sikat arang
baru jika sudah pendek.
f. Kecepatan putaran berlebihan
Gangguan putaran motor sinkron 3 phasa disebabkan karena
kerusakan pada bagian rangkaian kemagnetan, diatasi dengan
mengencangan inti kutub dengan gandar pada bagian yang kendor, atau
antara sepatu kutub dengan inti kutub.
Gangguan juga bisa terjadi pada bagian sistem eksitasi. Untuk
membangkitkan fluks magnetik pada medan magnit (belitan magnit)
diperlukan penguatan (eksitasi) sumber DC. Penguatan DC untuk motor
sinkron 3 phasa dapat berasal dari sumber arus DC dari luar.
Gangguan pada sistem eksitasi bisa disebabkan sistem pengasutan
putus dan atau kontak-kontak pada pengasutan kendor dan aus
(gambar 3.7). Jika motor sinkron 3 phasa sudah bekerja dan secara tiba-tiba
putarannya menjadi sangat cepat disebabkan karena arus penguatan yang
kecil dan bahkan nol jika tahanan pengasutan putus.
Cara untuk melakukan perbaikan adalah dengan mematikan motor
sinkron 3 phasa, memeriksa dan memperbaiki tahanan pengasutan yang
mengalami gangguan.

Buku Ajar Mahasiswa 49


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

R S T

Ko
ntr
ol
Tahanan
M pengasutan
3~

A
V

E
Gambar 3.7
Pemeriksaan Tahanan Pengasutan Arus Penguatan
Penyebab lainnya adalah jika pada motor sinkron 3 phasa yang
menggunakan sumber penguatan arus bolak balik disearahkan dan diode
penyeaarahnya putusnya.
Cara melakukan pemeriksaan kerusakan pada rangkaian penyearah
(dioda) dilakukan menggunakan ohmmeter seperti ditunjukkan Gambar 3.7.
Jika dioda putus maka harus diganti dengan dioda yang memiliki spesifikasi
sama dan atau identik.

Dioda

ohmmeter

Gambar 3.7.

50
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

Memeriksa Penyearah Dioda Putus Menggunakan Ohmmeter

3. Pemeliharaan motor asinkron 3 phasa


Pemeliharaan motor asinkron 3 phasa terdiri dari pemeliharaan
mingguan, bulanan, dan musiman.
a. Pemeliharaan mingguan
Pemeliharaan mingguan pada motor asinkron 3 phasa adalah sebagai
berikut.
1) Keadaan di sekitar motor asinkron 3 phasa, memeriksa ada butiran air
atau tidak, debu, dan kotoran lain serta kelembaban. Jika hal tersebut
terjadi harus segera dibersihkan dan diatasi.
2) Keadaan minyak pelumas, memeriksa volume minyak pelumas sudah
susut atau belum, dan jika sudah susut dilakukan penambahan atau
penggantian dengan minyak baru.
3) Blok bantalan, memeriksa terjadi getaran pada rumah blok bantalan
yang berlebihan atau tidak. Jika terjadi getaran segera mematikan
sinkron 3 phasa dan melakukan pengencangan.
4) Kondisi mekanik, memeriksa ada suara yang tidak semestinya akibat
dari kontak-kontak metal atau yang lain dan kalau terjadi suara tidak
semestinya segera melakukan tindakan.
5) Celah antara rotor dan stator, memeriksa jarak antara rotor dan stator
simetris, jika tidak simetris untuk kondisi darurat dilakukan dengan
mengatur kendor dan kerasnya tutup motor asinkron 3 phasa pada waktu
memasukkan kembali bagian rotor ke dalam stator.
6) Sikat dan cincin geser/seret (untuk rotor belit). melihat bunga api dan
lihat apakah sikat bekerja dengan baik, demikian pula cincin geser
geserannya terlalu keras atau tidak. Jika terjadi bunga api dan cincin
geser kontaknya terlalu keras melakukan pembersihan dan mengatur
posisi.
7) Belitan kotor, membersihkan belitan kotor dengan penghisap debu atau
blower. Membersihkan debu dengan kain halus dan kering, jika ada
sistem pendinginannya memeriksa dan memperbaiki supaya bekerja
dengan normal.
8) Pemeriksaan pada bagian mekanis, memeriksa dan mengatur
kekencangan sabuk atau belt dan roda-roda gigi, rumah stator dan sistem
pelumasannya.
9) Membersihkan sistem kontrol
b. Pemeliharaan bulanan
Pemeliharaan bulanan yang dilakunan antara lain adalah sebagai
berikut.

Buku Ajar Mahasiswa 51


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

a. Belitan, memeriksa belitan stator (untuk rotor sangkar) dan belitan rotor
(untuk rotor belit). Pemeriksaan belitan stator dan batang rotor belitan
rotor meliputi kekencangan sambungan dan semua hubungan kabel.
b. Blok bantalan, membersihan pelumas yang ke luar lewat lubangya dan
menggantinya jika terjadi kebocoran serta memeriksa penyebabnya dan
membersihkan debu.
c. Roda-roda gigi yang tertutup, membuka penyumbat minyak yang
mengalir dan mengisinya jika habis.
d. Kopling dan penggerak lain, memeriksa sabuk sudah cukup kencang dan
tepat pada pully motor asinkron 3 phasa. Membersihkan bagian dalam
dari rumah dan periksa hubungan dari sistem pelumasnya.
e. Sikat-sikat arang, pemegangnya sikat, tekanan pegas, dan mengganti
sikat jika habis.
f. Pembebanan, memeriksa beban pada motor asinkron 3 phasa yang
bebannya selalu berubah.
g. Sistem kontrol, membersihkan sistem kontrol dan mengganti komponen
yang rusak
c. Pemeliharaan musiman
Pemeliharaan musiman meliputi hal-hal berikut ini.
1) Belitan, memeriksa tahanan isolasi dilakukan dengan cara memeriksa
permukaan isolasi apakah sudah kering atau perlu pembungkusan lagi
dan melakukan pemeriksaan besarnya tahanan isolasi. Besar tahanan
isolasi yang baik atau memenuhi persyaratan (dalam ohm) minimal
adalah 1000 kali tegangan kerja.
2) Permukaan saluran ventilasi, membersihkan permukaan saluran ventilasi
sampai ke dalam dan titik-titik serta debu yang ada.
3) Celah udara dan blok bantalan, memeriksa celah udara masih sama rata
atau tidak. Memeriksa blok bantalan, bola, roll, klaker atu bearing dan
yang perlu diganti.
4) Batang rotor, untuk motor asinkron 3 phasa adalah batang rotor lepas
pengikatnya atau lepas belitan rotornya dan harus disolder dan atau dilas
dan membersihkan dengan menggunakan kain.
5) Bagian mekanis, memeriksa pada bagian sabuk penggerak, kopling dan
bersihkan bagian luar dan dalam dari kerangka motor asinkron 3 phasa.
6) Pembebanan, memeriksa arus yang diperlukan motor asinkron 3 phasa
pada saat beban nol dan beban penuh serta menghitung effisiensi pada
setiap keadaan.
7) Sistem kontrol, memeriksa sistem kontrol dan melakukan perbaikan pada
komponen-komponen yang rusak.
Pada saat melakukan pemeliharaan dan atau perbaikan motor asinkron
3 phasa diperlukan pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan
memadai. Selain itu juga harus memiliki dan memahami kebesaran atau
standar alat dan bahan yang ada di pasaran.

52
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

4. Gangguan, penyebab, dan perbaikan motor asinkron


Motor asinkron 3 phasa banyak digunakan pada sistem pembangkitan
tenaga listrik. Peggunaan motor asinkron 3 phasa tersebut diantaranya adalah
untuk memompa sirkulasi minyak pendingin, memompa air, mengatur suhu
ruangan (blower), sebagai sistem pengaturan, maupun untuk menaikkan dan
menurunkan beban mekanis, dan penggunaan lainnya.
Pada bagian ini diuraikan mengenai jenis gangguan, pemeliharaan dan
perbaikan pada motor asinkron 3 phasa, baik untuk motor asinkron 3 phasa.
Istilah yang lebih populer untuk motor asinkron 3 phasa adalah motor induksi
3 phasa.
Secara umum motor asinkron 3 phasa terdiri dari dua bagian, yaitu
stator dan rotor. Stator motor asinkron 3 phasa berupa belitan yang
dihubungkan ke sumber tegangan listrik.

U
batere

kompas

U
S

X
S

Gambar 3.6.
Memeriksa Kutup Motor Asinkron Menggunakan Kompas
Gangguan pada motor asinkron 3 phasa secara garis besar terdiri dari
4 bagian.
a. Motor asinkron 3 phasa tidak dapat distart
Pada motor asinkron 3 phasa tidak dapat distart, penyebabnya
antara lain adalah sebagai berikut.
1) Sekering atau MCB putus
Gejala yang terjadi jika motor asinkron 3 phasa pada bagian
sekeringnya putus adalah motor asinkron 3 phasa tidak berputar tidak
normal (jika sekering putus pada salah satu phasa).
Cara untuk mengatasi adalah dengan melakukan pemeriksaan
pada sekering menggunakan avometer. Jika sekering masih baik, maka
jika diukur menggunakan avometer dengan posisi selektor pada

Buku Ajar Mahasiswa 53


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

ohmmeter, jarum akan menunjuk pada posisi nol dan sebaliknya jika
sekering putus jarum pada angka tidak terhingga.
Sekering putus harus diganti dengan sekering baru yang memiliki
ukuran sesuai dengan kapasitas motor asinkron 3 phasa, dalam hal ini
besar ukuran sekering adalah 1,5 arus nominal motor asinkron 3 phasa.
Jika sekering yang digunakan adalah mini circuit breaker (MCB), maka
perlu pemeriksaan sebelum mengganti MCB.
Jika MCB hanya trip, tinggal menghidupkan kembali (atau
menggerakkan tuas MCB) pada posisi On. Jika MCB sudah terbakar atau
aus harus diganti dengan MCB baru.
Supaya sekering pengaman tidak mudah putus harus dilakukan
pemeliharaan dengan cara memeriksa kerapatan kontak antara rumah
sekering pengaman dengan tudung sekering.
Hal yang harus perlu diperhatikan pada motor asinkron 3 phasa,
maka pemeriksaan sekering harus pada ketiga phasanya karena jika
putus satu phasa maka motor asinkron 3 phasa berputar tidak normal
dan bisa terbakar belitannya.
2) Bantalan aus
Gejala yang muncul adalah putaran motor asinkron 3 phasa tidak
smooth dan terdengar bunyi yang keras. Supaya tidak mudah aus, maka
pelumasan harus sering dilakukan dengan cara mengganti atau
menambah pelumas.
Untuk memperbaiki bantalan aus dilakukan dengan cara melepas
rotor dari bantalan. Bantalan terlalu aus harus dilakukan pelapisan tetapi
hasilnya kurang baik, dan lebih baik dilakukan penggantian.
3) Beban lebih
Gejalanya antara lain adalah motor asinkron 3 phasa tidak mau
berputar normal. Cara mengatasi dengan mengurangi beban sampai
sesuai dengan kemampuan motor atau sesuai daya nominalnya.
Supaya motor asinkron 3 phasa tidak cepat rusak akibat beban
berlebihan, maka sebelum pembebanan dilakukan perhitungan supaya
besar beban sesuai yang diijinkan atau sesuai beban nominal motor
asinkron 3 phasa yang ada pada name plate motor.
4) Phasa terbuka
Gejalanya, pada saat start motor asinkron 3 phasa berputar
sebentar dan tidak normal. Cara mengatasinya dengan melakukan
pemeriksaan pada bagian sambungan belitan phasa dan sambungan
antar belitan phasa pada saat motor listrik dihubungkan bintang atau
segitiga. Phasa terbuka juga dapat terjadi pada bagian sambungan di
terminal motor asinkron 3 phasa.
5) Belitan antar phasa hubung singkat
Cara mengatasinya adalah melakukan pengukuran menggunakan
avometer atau megger. Cara mengukur sama dengan pada pemeriksaan
dan perbaikan motor sinkron 3 phasa.

54
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

Pencegahan pada kasus ini dapat dilakukan dengan cara


melakukan pemeriksaan dan pengujian hubung singkat sebelum motor
asinkron 3 phasa dioperasikan.
6) Batang rotor terbuka atau lepas
Gejala yang muncul motor asinkron 3 phasa suaranya berisik atau
bising, bunga api terlihat pada bagian batang rotor dan pada ujung cincin
geser rotor pada saat motor asinkron 3 phasa berputar beberapa lama.
Batang rotor dapat diperiksa menggunakan growler dan bagian
yang memiliki getaran yang paling kuat menunjukkan ada sambungan
yang kurang baik atau putusnya rotor. Cara mengatasi dengan menyolder
atau mengelas batang rotorn yang terbuka atau lepas.
7) Kesalahan sambungan dalam
Gejala yang muncul motor asinkron 3 phasa tidak berputar sama
sekali atau berputar tidak normal. Cara mengatasi melepas bagian rotor
dulu. Pemeriksaan dilakukan dengan cara memasukkan gotri atau pelor
ke dalam stator motor asinkron 3 phasa yang sudah dilepas rotornya.
Jika sambungannya sudah benar pelor berputar sempurna. Cara
lain yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan
menggunakan avometer seperti pada pemeriksaan pada motor sinkron
3 phasa.
8) Bantalan pekat atau lengket
Gejalanya putaran motor asinkron 3 phasa sedikit berisik. Cara
mengatasi membersihan bantalan dan memberi pelumas baru yang
spesifikasinya sesuai.
Supaya tidak mudah terjadi kepekatan atau lengket pada
bantalan, pemeliharaan harus dilakukan rutin dengan cara melepas rotor
dari bantalan dan mengganti fet atau pelumas secara rutin .
9) Sistem kontrol rusak
Gejala yang muncul motor listrik tidak berputar sama sekali atau
motor listrik berputar tidak sesuai dengan kinerja yang tertera pada name
plate.
Untuk meyakinkan bahwa bagian sistem kontrol rusak, dilakukan
pemeriksaan dan atau pengukuran tegangan pada output atau keluaran
sistem kontrol.
Jika keluaran tegangan pada sistem kontrol tidak sesuai dengan
output yang diinginkansistem kontrolnya yang rusak, dengan tegangan
input pada sistem kontrol normal.
Cara lain dengan melepas motor asinkron 3 phasa sistem kontrol.
Motor asinkron 3 phasa selanjut diberi tegangan input langsung dari luar
sesuai tegangan kerja motor asinkron 3 phasa. Jika motor asinkron 3
phasa bekerja normal dipastikan bagian sistem kontrol rusak.
Karena sistem kontrol macamnya banyak, dalam memperbaiki
sistem kontrol diperlukan keterampilan khusus. Jika sistem kontrol
elektronik, kemungkinan terbesar kerusakan terjadi pada thyristor atau

Buku Ajar Mahasiswa 55


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

diode power. Jika sistem kontrol menggunakan rangkaian magnetic


contactor atau kontaktor dilengkapi timer dan saklar push-button,
kerusakan yang sering terjadi adalah pada bagian kontaktor (kontak-
kontak aus, terbakarnya coil), over load sudah jenuh. Kerusakan ringan
yang sering terjadi adalah kerusakan pada saklar push button.
10) Belitan stator terhubung singkat dengan badan atau bodi motor asinkron
3 phasa
Gejala yang muncul ada sengatan listrik pada badan motor listrik
jika sistem pentanahanya tidak baik atau kurang sempurna. Cara
mengatasi melakukan pemeriksaan terjadi hubung singkat atau tidak
antara belitan phasa terhadap badan motor asinkron 3 phasa dengan
menggunakan avometer atau megger. Jika terjadi hubung singkat, harus
segera dilakukan perbaikan dan memberi isolasi pada bagian yang
hubung singkat atau dengan memberi lapisan lak.
b. Motor asinkron 3 phasa putaran tidak normal
Penyebab motor asinkron 3 phasa putarannya tidak normal adalah
sebagai berikut.
1) Sekering putus
2) Bantalan aus
3) Belitan terhubung singkat
4) Sambungan dalam phasa terbalik
5) Hubungan paralel terbuka, gejalanya motor asinkron 3 phasa
mendengung pada saat dijalankan
6) Hubungan paralel terbuka
7) Belitan terhubung dengan badan motor asinkron 3 phasa, dan
8) Batang rotor terbuka,
Cara untuk mengatasi, memelihara dan melakukan perbaikan sama
dengan pada bagian 1 sampai 8 bagian a.
c. Kesalahan tegangan dan frekuensi
Jika besar tegangan atau frekuensi kurang dari nominalnya motor
asinkron 3 phasa berputar kurang dari putaran nominalnya.
Cara mengatasi adalah dengan mengatur besar tegangan dan
frekuensi pada input motor asinkron 3 phasa atau keluaran sistem kontrol
sampai sesuai dengan besar frekuensi dan tegangan sesuai yang ada pada
name plat.
d. Motor asinkron 3 phasa berputar pelan
Penyebab motor asinkron 3 phasa berputar pelan adalah sebagai
berikut.
1) Belitan atau group terhubung singkat
2) Belitan atau group terbalik
3) Bantalan aus
4) Beban lebih,
5) Salah sambung atau hubungan phasa terbalik, dan batang rotor terbuka
atau lepas.

56
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

e. Motor asinkron 3 phasa terlalu panas


Penyebab motor asinkron 3 phasa terlalu panas adalah sebagai
berikut.
1) Beban lebih
2) Bantalan aus
3) Motor asinkron 3 phasa berputar dengan tegangan satu atau dua phasa
(untuk motor asinkron 3 phasa).
4) Belitan atau group terhubung singkat, dan
5) Batang rotor terbuka
Pada saat melakukan pemeliharaan dan perbaikan motor asinkron
3 phasa diperlukan pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan
memadai. Selain itu juga harus memiliki dan memahami kebesaran atau
standar alat dan bahan yang ada di pasaran. Tabel 3.1 menunjukkan
standar kebutuhan hantaran, pengaman lebur, diameter pipa untuk
penyambungan motor asinkron 3 phasa.
Tabel 3.2 menunjukkan standar kabel dengan isolasi karet dalam
pipa sesuai standar American Wire Gauge (AWG), dan Tabel 3.3
menunjukkan pemakaian arus dan tegangan pada Motor DC dan Motor
AC 3 phasa menurut AEG.

Tabel 3.1.
Standar Kebutuhan Hantaran, Pengaman Lebur, dan
Diameter Pipa untuk Penyambungan Motor AC 3 Phasa

Daya Tegangan Phasa

220V 380V

Buku Ajar Mahasiswa 57


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

Aliran Peng. Penamp. Ø Aliran Peng. Penamp. Ø


arus Lebur Hantaran Pipa arus Lebur Hantaran Pipa

PK HP A A mm2 Inchi A A mm2 Inchi

0,50 0,37 1,7 6 15 5/8 0,9 4 1,5 5/8

0,75 0,55 2,5 6 1,5 5/8 1,3 4 1,5 5/8

1,00 0,74 3,2 10 1,5 5/8 1,8 4 1,5 5/8

1,50 1,11 4,6 15 2,5 0,75 2,7 6 1,5 5/8

2,00 1,47 6,0 15 2,5 0,75 3,5 10 1,5 5/8

2,50 1,84 7,3 15 2,5 0,75 4,2 10 1,5 5/8

3,00 2,20 8,5 15 2,5 0,75 5,0 10 1,5 5/8

4,00 2,94 11,6 15 2,5 0,75 6,7 15 2,5 0,75

5,00 3,70 13,6 20 4,0 0,75 8,0 15 2,5 0,75

6,00 4,40 16,5 20 4,0 0,75 9,6 15 2,5 0,75

7,50 5,50 19,0 25 6,0 1,00 11,6 15 2,5 0,75

10,00 7,35 26,5 35 10,0 1,00 15,3 20 4,0 0,75

12,00 8,85 31,8 35 10,0 1,00 18,4 25 6,0 1,00

15,00 11,05 39,0 60 16,0 1,25 23,0 25 6,0 1,00

20,00 14,70 52,0 60 16,0 1,25 30,0 35 10,0 1,00

25,00 18,84 63,0 80 25,0 1,50 37,0 60 16,0 1,25

30,00 22,00 76,0 80 25,0 1,50 44,0 60 16,0 1,25

40,00 29,40 98,0 100 35,0 1,50 56,5 60 16,0 1,25


50,00 37,00 12,0 125 50,0 2,00 70,0 80 25,0 1,50

60,00 44,16 147,0 160 70,0 2,00 79,1 100 35,0 1,50

75,00 55,20 183,0 200 95,0 2,00 99,0 125 50,0 2,00

95,00 69,90 228,0 260 120,0 2,50 125,3 160 70,0 2,00

120,00 88,32 286,0 300 150,0 2,50 215,0 240 90,0 2,50

Tabel 3.2.
Standar Kabel dengan Isolasi Karet dalam Pipa sesuai
Standar American Wire Gauge

58
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

1000m pada 200o CTahanan/


DianyamJumlah Inti
KaretTebal Isolasi

PUILPenampang
LuarDiameter
AWGUkuran

Penampang

20o CKHA
Code mm mm Buah mm2 mm2 Ohm A

18 0,794 3,63 1 0,822 0,75 20,950 3

16 0,794 3,94 1 1,308 1,50 13,180 6

14 1,191 4,82 1 2,080 2,50 8,280 15

12 1,191 5,33 1 3,310 4,00 5,210 20

10 1,191 5,84 1 5,260 6,00 3,280 25

8 1,588 8,38 7 8,460 10,00 2,060 35

6 1,588 9,65 7 133,00 16,00 1,236 50

4 1,588 1,43 7 211,50 25,00 0,870 70

2 1,588 12,95 7 336,30 35,00 0,815 90

1 1,984 15,00 19 424,10 35,00 0,408 100

0 1,984 16,00 19 535,30 50,00 0,320 125

00 1,984 17,00 19 674,40 70,00 0,260 150

000 1,984 18,55 19 850,30 95,00 0,203 175

0000 1,984 19,60 19 107,21 95,00 0,161 225

2,381 21,85 37 126,67 120,00 0,141 250

2,381 23,40 37 152,01 150,00 0,118 300

2,381 24,70 37 177,35 185,00 0,102 300

2,381 25,90 37 202,68 185,00 0,099 325

2,381 26,90 37 231,01 240,00 0,079 360

2,381 28,00 37 253,05 240,00 0,069 400

Buku Ajar Mahasiswa 59


Pemeliharaan dan Perbaikan Motor
Listrik

Tabel 3.3
Pemakaian Arus dan Tegangan Motor DC
dan Motor AC 3 Phasa Menurut AEG

Motor AC 3 Phasa
Motor DC
Rotor sangkar Rotor Slipring

220V 240V 220V 380V 500V 220V 380V 500V


HP PK
Amper Amper Amper Amper Amper Amper Amper Amper

1,0 1,4 6,4 3,2 5,2 3 2,4 5,5 3,5 2,6

1,5 2,0 9,5 4,8 7,5 4,3 3,3 8,5 5 3,7

2,0 2,7 13 6,5 9,2 5,4 4,1 11 6 4,6

3,0 4,0 18 9 14 7,9 6 15 8,2 6,2

4,0 5,5 24 12 18 10,5 7,6 19 11 8,3

5,0 7,0 29 14,5 21 12,5 9 22 13 10

6,0 8,0 34 17 26 14,2 11 26 15 11,5

7,0 9,5 40 20 29 16,5 12,5 29 17 13

8,0 11 45 22,5 32 19 14 32 19 14

9,0 12 50 25 36 21 16 36 21 16

10 13,5 56 28 40 23 17,5 40 23 18

12 16,5 66 33 46 27 21 47 27 21

15 20 85 425 56 33 26 56 33 26

20 27 110 55 75 43 33 73 43 33
30 40 160 80 110 64 48 110 66 47

40 55 210 110 145 84 64 140 83 62

50 68 260 130 180 107 79 172 100 76

60 82 300 150 210 125 95 200 120 90

70 95 360 180 250 145 110 230 140 105

80 110 400 200 280 160 120 280 155 120

90 125 450 225 305 180 140 305 175 140

100 136 500 250 345 200 150 330 195 145

60
Pemeliharaan dan Perbaikan
Motor Listrik

C. Perlatihan
Bentuk kelompok kolaboratif dengan jumlah anggauta dalam satu
kelompok 3-4 mahasiswa. Pelaksanaan perlatihan dilakukan di
laboratorium konversi energi listrik gedung A5 Lt 1 JTE FT Unesa. Motor
sinkron 3 phasa dan motor sinkron 3 phasa pada setiap kelompok
berbeda sesuai hasil undian.
a. Buat rencana pekerjaan persiapan, lakukan pekerjaan, dan laporkan
hasilnya pekerjaan pemeliharaan sebuah motor sinkron 3 phasa.
b. Buat rencana pekerjaan persiapan, melakukan pekerjaan, dan laporkan
hasilnya pekerjaan mengientifikasi gangguan, penyebab gangguan, dan
melakukan perbaikan sebuah motor sinkron 3 phasa.
c. Buat rencana pekerjaan persiapan, lakukan pekerjaan, dan laporkan
hasilnya pekerjaan pemeliharaan sebuah motor asinkron 3 phasa.
d. Buat rencana pekerjaan persiapan, melakukan pekerjaan, dan laporkan
hasilnya pekerjaan mengientifikasi gangguan, penyebab gangguan, dan
melakukan perbaikan sebuah motor asinkron 3 phasa.

D. Daftar Bacaan
Daftar bacaan terdiri atas buku-buku referensi, buku teks, jurnal, paper,
artikel ilmiah dan internet. Buku teks, urutan penulisannya adalah: nama
pengarang, tahun terbit, judul, kota penerbit dan nama penerbit. Daftar
Pustaka disusun secara berurutan. Baris pertama dimulai dari tepi dan baris
kedua diketik masuk sebanyak 1 tab. Bacaan diharapkan mempunyai tahun
terbit yang kurang dari sama dengan 5 tahun dari tahun sekarang.

Contoh penulisan daftar bacaan:


Nama Belakang, NmDpn. Tahun Terbit. Judul Bacaan. Kota Penerbit: Nama
Penerbit.

Quinn, M.J. 2015. Ethics for the Information Age, 6th Edition. Seattle:
Pearson.

Reynold, George W. 2015. Ethics in Information Technology, 5th Edition.


USA: Cengage Learning.

Buku Ajar Mahasiswa 61

Anda mungkin juga menyukai