Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087‐0922
Email : umyfadhil@yahoo.com
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh panjang poros ( r ) suatu benda terhadap besarnya
kecepatan sudut ( ω ). Penelitian dilakukan dengan merangkai alat berupa tongkat yang diikat dengan tali
dalam posisi tongkat horizontal. Dengan mengubah-ubah panjang poros, dan memutarnya 10 kali, serta
mengukur waktu yang dibutuhkan dengan stopwatch. Frekuensi yang didapatkan digunakan untuk
menganalisis kecepatan sudut. Setelah itu menghitung momen inersia dengan variasi panjang poros,
kemudian menghitung momentum sudut dan yang terakhir menganalisis hubungan antara panjang poros
dengan kecepatan sudut dengan teknik analisis regresi linear. Berdasarkan percobaan, didapatkan variasi
panjang poros berpengaruh terhadap kecepatan sudut. Semakin besar panjang poros suatu benda maka
kecepatan sudut semakin kecil dan didapat nilai seberapa besar panjang poros mempengaruhi kecepatan
sudut yaitu dan diperoleh R2 = 0,8 = 80 %, dari grafik didapatkan gradient
bernilai negatif yang menunjukkan bahwa panjang poros berbanding terbalik dengan kecepatan sudut.
Kata –Kata Kunci: panjang poros, frekuensi, momen inersia, kecepatan sudut.
133
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087‐0922
melakukan percobaan untuk mengetahui rotasi3. Momen inersia adalah perkalian massa
pengaruh perbedaan panjang poros suatu benda dengan kuadrat jarak benda ke poros.
terhadap kecepatan sudut. Persamaan ini dapat diperluas untuk sistem
benda yang berotasi maupun untuk benda
dengan bentuk tertentu.
B. Kajian Pustaka Momen inersia untuk sistem dengan beberapa
benda yang berputar bersama dapat ditinjau
1. Momen Gaya ( τ ) sebagai penjumlahan dari tiap-tiap massa
tersebut4. Adapun untuk benda-benda dengan
Momen gaya atau torsi adalah keefektifan bentuk tertentu perhitungan momen inersianya
sebuah gaya yang bekerja pada suatu benda menjadi lebih kompleks dan lebih mengarah
untuk memutar benda tersebut terhadap suatu persoalan matematis. Secara sederhana kita
titik poros tertentu.1 Torsi (momen gaya) sama dapat menulis pada persamaan momen inersia
dengan gaya pada gerak translasi. Torsi berbagai bentuk benda tegar sebagai integral
menunjukkan kemampuan sebuah gaya untuk kuadrat jari-jari terhadap massa.
membuat benda melakukan gerak rotasi.
Torsi dilambangkan dengan τ (huruf kecil dari
abjad yunani tau). Hasil kali antara gaya dan
lengan gaya dikenal dengan julukan torsi atau Momen Inersia Benda yang Bentuknya
momen gaya. Secara matematis : Beraturan
Selain bergantung pada sumbu rotasi, Momen
karena , torsi juga bisa dirumuskan : Inersia (I) setiap partikel juga bergantung pada
massa (m) partikel itu dan kuadrat jarak (r2)
partikel dari sumbu rotasi5. Total massa semua
Keterangan : partikel yang menyusun benda = massa benda
τ = Torsi (Nm) itu. Persoalannya, jarak setiap partikel yang
menyusun benda tegar berbeda-beda jika diukur
F = gaya (N) dari sumbu rotasi. Ada partikel yang berada di
r = lengan momen (m) bagian tepi benda, ada partikel yang berada
dekat sumbu rotasi, ada partikel yang sembunyi
θ = sudut antara gaya dan lengan gaya di pojok bawah, ada yang terjepit di tengah.
2. Momen Inersia Silinder Batang pejal yang panjangnya L
(sumbu rotasi terletak pada pusat )
Setiap benda memiliki kuantitas yang mewakili
keadaan benda tersebut. Massa suatu benda
mewakili kelembaman benda ketika benda
bergerak translasi2. Pada saat benda bergerak
rotasi massa tidak lagi mewakili kelembaman
benda, karena benda yang bergerak rotasi
terikat dengan suatu poros tertentu yang mana
keadaan ini tidak dapat diabaikan. Keadaan ini
mengharuskan adanya suatu kuantitas baru
yang mewakili kelembaman benda yang
bergerak rotasi. Besaran yang mewakili
kelembaman benda yang bergerak rotasi
dinamakan momen inersia (momen
kelembaman) dan dilambangkan dengan I.
Jika momen inersia benda terhadap pusat massa
Pernyataan untuk momen inersia muncul dari Ipm diketahui, maka momen inersia benda
analogi hukum Newton kedua untuk gerak terhadap sembarang sumbu yang paralel dengan
sumbu pusat massa dapat dihitung dengan
134
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087‐0922
2. Prosedur Eksperimen
Dengan d adalah jarak dari sumbu pusat massa
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan
ke sumbu paralel, dan M adalah
dalam eksperimen pada penelitian ini adalah
massa benda.
sebagai berikut7 :
3. Momentum Sudut ( L ) a. Menyiapkan semua peralatan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 1.
Setiap benda yang bergerak memiliki b. Memasang tali elastis pada kedua tongkat
momentum. Benda yang bergerak translasi penahan sehingga tali menjadi dua bagian
mempunyai momentum linear yang besarnya dan masing-masing ujungnya ditarik oleh
merupakan perkalian antara massa benda tongkat penahan tersebut.
dengan kecepatan linearnya ( ) . c. Memasang tongkat kayu panjang 60 cm
Demikian halnya pada gerak rotasi, kita dapat yang sudah diketahui massanya di tengah-
menuliskan pernyataan untuk momentum tengah tali elastis dengan poros ½ panjang
sebagai perkalian momen inersia dengan tongkat.
d. Memutar tongkat tersebut sepuluh kali
kecepatan sudutnya ω yang disebut momentum putaran.
sudut. Secara matematis : e. Menghitung waktu yang dibutuhkan agar
tongkat kembali seperti semula
menggunakan stopwatch.
C. Metode Penelitian f. Mengulangi langkah 3-5 dengan poros 1/3
panjang poros, ¼ panjang poros, 1/5
Metode yang digunakan dalam penelitian ini panjang poros dan 1/6 panjang poros.
adalah menggunakan metode eksperimen
dengan teknik analisis data menggunakan
teknik analisis regresi Linear6 dengan rumus D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
sehingga didapat persamaan
diperoleh berapa % panjang poros Setelah dilakukan eksperimen, didapatkan data
untuk mengetahui pengaruh perbedaan panjang
mempengaruhi kecepatan sudut putar.
poros terhadap kecepatan sudut sebagai berikut
1. Tahap Eksperimen :
No. l t ƒ ω I L
Gambar 1. Peraga sederhana Dinamika Rotasi 5 0,1 4,9 2,04 12,8 0,014 0,1
135
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087‐0922
Dari tabel 1 terlihat bahwa dengan panjang tidak dapat diterangkan oleh model yang kita
poros semakin diperpendek didapatkan nilai gunakan. Sisa 20 % ini mungkin disebabkan
kecepatan sudut yang semakin besar. Maka oleh faktor lain yang gagal diperhitungkan
semakin panjang poros batang dari titik tumpu dalam model diantaranya gesekan udara dan
kecepatan berputar batang akan semakin keelastisan karet.
lambat. Dan sebaliknya makin pendek panjang
poros dari titik tumpu kecepatan putar batang
akan semakin besar, ditunjukkan dengan Hubungan Panjang
kecepatan sudut yang semakin besar.
Poros dan
2. Hasil Analisis data
Momentum Sudut
Berdasarkan data percobaan pada tabel 1
dilakukan perhitungan menggunakan analisis 0.2
Y = 0,21-0,32x
regresi untuk mendapatkan hubungan antara 0.15 R2 = 0,8
panjang poros dan kecepatan sudut sebagai
berikut. 0.1
Y‐Values
0.05
Tabel 2. Hubungan antara Panjang Poros dan
0
Kecepatan Sudut
0.1
0.2
0.3
0.12
0.15
No
1. 0,30 0,12 0,09 0,02 0,04 0,001 0,114 0,001
2. 0,20 0,12 0,04 0,02 0,03 0,001 0,146 0,00002 Gambar 2. grafik Hubungan antara ℓ dan L
3. 0,15 0,15 0,02 0,02 0,02 0,000 0,162 0,0001
4. 0,12 0,17 0,01 0,03 0,02 0,000 0,172 0,0004 Dari hasil analisis data regresi di atas, pada
5. 0,10 0,18 0,01 0,03 0,02 0,000 0,178 0,0007
grafik terbentuk suatu garis dengan gradien
Σ 0,87 0,75 0,18 0,12 0,12 0,002 0,772 0,0022
negatif. Artinya bahwa hubungan antara
0,17 0,15 0,04 0,02 0,03 0,000 0,154 0,0004
panjang poros dan kecepatan sudut berbanding
terbalik. Jika panjang poros besar, maka
kecepatan sudut kecil. Artinya semakin panjang
Keterangan : poros batang dari titik tumpu kecepatan
= panjang poros berputar batang akan semakin lambat. Dan
= momentum sudut sebaliknya makin pendek panjang poros dari
titik tumpu kecepatan putar batang akan
semakin besar, ditunjukkan dengan kecepatan
sudut yang semakin besar. Perubahan panjang
poros ini dilakukan dengan mengubah-ubah
letak tali pengikat tongkat dari 1/3 panjang
poros, ¼ panjang poros, 1/5 panjang poros dan
1/6 panjang poros. Di dapatkan hasil analisis
hubungan panjang poros dan momentum sudut
berbanding terbalik. Hal ini sesuai dengan
persaman: L = I ω . Persamaan ini dapat
dituliskan dalam format hukum Newton II
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087‐0922
tetap. Jika torsi tota Στ l pada benda sama mengurangi kecepatan sudut putarnya, baru
ΔL kemudian masuk ke air. Hal ini berlaku untuk
dengan nol, maka juga sama dengan nol. momentum sudut kekal, yang disebabkan torsi
Δt
total yang nol, akan tetapi total gayanya tidak
Yaitu L tidak berubah. Hal ini merupakan
nol.
hokum kekekalan momentum sudut untuk
benda yang berotasi yang berbunyi “momentum E. Kesimpulan dan Saran
sudut total pada benda yang berotasi tetap
konstan, jika torsi total yang bekerja padanya Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
sama dengan nol.” dapat disimpulkan bahwa variasi panjang poros
berpengaruh terhadap kecepatan sudut.
Jika ada torsi total nol yang bekerja pada Semakin besar panjang poros suatu benda maka
sebuah benda, dan benda tersebut berotasi pada momentum sudut semakin kecil dan didapat
sumbu yang tetap atau sumbu yang melalui nilai seberapa besar panjang poros
pusat massanya sedemikian sehingga arahnya mempengaruhi kecepatan sudut yaitu
tidak berubah dapat dituliskan: dan diperoleh
I1 ω2 R2 = 0,8 = 80 %.
I1ω1 = I 2ω2 atau =
I 2 ω1 Sebaiknya dalam setiap pelaksanaan
pembelajaran fisika yang berhubungan dengan
I1 ω2 konsep dasar fisika, dijelaskan dengan
Dari persamaan = terlihat hubungan
menggunakan alat peraga agar peserta didik
I 2 ω1
lebih cepat memahami konsep dasar yang ingin
yang berbanding terbalik antara momen inersia
disampaikan.
dengan kecepatan sudut putar suatu benda.
F. Daftar Pustaka
Hukum kekekalan momentum sudut ini banyak
menjadi dasar dalam berbagai kejadian dalam
kehidupan sehari-hari. Misal seorang penari [1] Umar, Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika.
balet sedang melakukan putaran diujung jari Jakarta : Media Pusindo.
kakinya. Ia berotasi dengan laju yang relative
lambat dengan lengan yang terentang, tetapi [2] Giancoli. 2001. FISIKA Edisi kelima Jilid
ketika ia menekuk tangan ke tubuhnya, ia akan 2. Jakarta : Erlangga.
berputar lebih cepat. Hal ini sesuai dengan
[3] Bueche, Frederick J. Dan Eugene Hecht.
definisi momen inersia I = Σmr 2 . Jika tangan
2006. FISIKA UNIVERSITAS Edisi
ditekuk, maka akan lebih dekat dengan pusat
Kesepuluh. Jakarta : Erlangga.
poros, r untuk lengan diperkecil, sehingga
momen inersia mengecil. Karena momentum
[4] Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan
susudut L = I ω bersifat kekal, jika I Teknik jilid 1 (terjemahan). Jakarta :
berkurang, maka kecepatan sudut ω bertambah. Erlangga.
Jika penari balet tersebut memperkecil momen
inersianya dua kali, maka kecepatan putarnya [5] Resnick, Halliday. 2001. Fisika Jilid 1
akan bertambah dua kali lipat. edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.
Demikian juga dengan peloncat indah.
[6] Budiono. 2008. Statistika untuk Penelitian.
Dorongan pada saat meninggalkan papan
Surakarta
memberikan momentum sudut awal disekitar
pusat massanya. Ketika ia menggulung
[7] Hidayanti, Nur. 2011. Penggunaan Alat
tubuhnya, ia akan berotasi lebih cepat. Dengan
Peraga Sederhana pada Materi
meluruskan badannya kembali, ia telah
Momen Gaya.
menaikkan momen inersianya, yang berarti
137
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087‐0922
138