Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)130-137

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA

EKSPLORASI KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA PADA MATA


PELAJARAN KIMIA DI SMA NEGERI 9 SEMARANG

Oleh: Tin Rosidah1, Andari Puji Astuti2, VDR Andri Wulandari3


1,2
Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Muhammadiyah Semarang
3
SMA Negeri 9 Semarang

Article history Abstract


Submission : 26.09.2017 Keterampilan berpikir tingkat tinggi mencakup keterampilan dasar,
Revised :- keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan berpikir kreatif.
Accepted : 30.09.2017 Keterampilan dasar yang dimaksudkan yaitu keterampilan dasar
(generik) sains. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
Keyword: keterampilan generik sains siswa pada materi Stuktur Atom dam
Keterampilan Generik Sistem Periodik Unsur. Penelitian ini menggunakan metode pre-
Sains, Kimia, Struktur experiment design dengan rancangan penelitian One-Shot Case Study.
Atom dan Sistem Periodik Penentuan sampel dalam penelitian dengan menggunakan teknik
Unsur purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
teknik pengukuran menggunakan instrumen soal keterampilan generik
sains siswa. Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata keterampilan
generik sains siswa pada aspek pengamatan tidak langsung langsung
sebesar 32,83, aspek sense of scala sebesar 48,43, aspek bahasa
simbolik sebesar 74,87, aspek logika taat azas sebesar 72,55, aspek
membangun konsep sebesar 78,67, aspek abstraksi sebesar 81,5, dan
aspek inferensi logika sebesar 66,66. Hal ini membuktikan bahwa
banyak siswa yang belum menguasai keterampilan generik sains pada
materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur yang diberikan. Dari
tujuh aspek yang diujikan dalam bentuk soal ulangan harian, aspek
abstraksi memperoleh nilai rata-rata yang tertinggi, sedangkan nilai
rata-rata terendah diperoleh dari aspek pengamatan tidak langsung.

PENDAHULUAN serta keterampilan manusia menjadi lebih baik,


Perkembangan ilmu pengetahuan dan hal tersebut seperti dikutip Purwanto (2013)
teknologi yang semakin pesat dan perubahan bahwa pembangunan dalam bidang pendidikan
global dalam berbagai aspek kehidupan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia
menjadi tantangan bangsa dalam pembangunan yang berjiwa pancasila yang
mempersiapkan generasi masa depan, memiliki pengetahuan dan keterampilan.
termasuk siswa untuk bertahan dalam Wahyana (2001) mengatakan ilmu
menghadapi tantangan zaman. kimia sebagai salah satu bidang Ilmu
Pendidikan bertujuan membangun atau Pengetahuan Alam menyediakan berbagai
membentuk manusia-manusia yang memiliki pengalaman belajar untuk memahami konsep,
pengetahuan. Dengan adanya pengetahuan proses sains, melatih kerja ilmiah dan sikap
tersebut diharapkan dapat mengubah pola pikir ilmiah siswa. Ilmu kimia pada hakekatnya
*Corresponding Author:
Nama : Tin Rosidah, Andari Puji Astuti, VDR Andri Wulandari
Lembaga : pendidikan kimia, fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam,
universitas muhammadiyah semarang, sma negeri 9 semarang
Email : tinrosidah@gmail.com, andaripujiastuti@unimus.ac.id 130
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)130-137

dapat dipandang sebagai produk dan proses. kehidupan dengan wajar tanpa merasa
Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, mencari serta menemukan solusi sehingga
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip kimia, mampu mengatasinya. Lebih lanjut dipaparkan
sedangkan kimia sebagai proses meliputi dalam Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun
keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap 2006, bahwa tujuan pembelajaran pada
yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
memperoleh dan mengembangkan dan Teknologi adalah untuk mengembangkan
pengetahuan. Dalam pembelajaran sains, siswa logika, kemampuan berpikir dan analisis siswa.
diharapkan memiliki keterampilan dan mampu Kimia merupakan salah satu mata pelajaran
mengaplikasikannya ke dalam kehidupan dalam kelompok mata pelajaran Ilmu
sehari-hari. Pengaplikasian tersebut belum Pengetahuan dan Teknologi.
dapat dipenuhi apabila keterampilan dasarnya Menurut Kamsah (2004) keterampilan
belum terbentuk. Hal tersebut sesuai generik merupakan keterampilan employability
pernyataan Bailey seperti dikutip oleh yang digunakan untuk menerapkan
Saptorini (2008) bahwa keterampilan dasar pengetahuan. Sehingga, keterampilan generik
disebut sebagai keterampilan generik sains. juga merupakan keterampilan yang diperlukan
Belajar adalah sebuah proses yang untuk berbagai bidang pekerjaan dan
kompleks yang di dalamnya terkandung kehidupan. Selain itu, keterampilan generik
beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah juga merupakan keterampilan yang dihasilkan
bertambahnya jumlah pengetahuan, dari kemampuan intelektual yang dipadukan
menyimpulkan makna, menafsirkan dan dengan keterampilan psikomotorik sehingga
mengaitkan dengan realitas, dan adanya menghasilkan sikap yang akan melekat
perubahan sebagai pribadi (Siregar dan sepanjang hayat. Keterampilan generik dapat
Hartini: 2010). Menurut Sudirman (2011), bila dijadikan sebagai solusi integratif yang
terjadi proses belajar, maka bersama itu pula berkaitan dengan kemampuan kognitif, afektif,
terjadi proses mengajar. Hal ini mudah maupun psikomotorik yang dapat dipelajari
dipahami, karena bila ada yang belajar tentu dan ditanamkan pada siswa. Istilah
ada yang mengajarnya, dan sebaliknya. Dari keterampilan generik digunakan secara luas
proses belajar mengajar diperoleh suatu hasil mengacu pada kualitas dan kapabilitas yang
yang disebut hasil belajar. Tetapi, agar meliputi keterampilan berpikir seperti
memperoleh hasil yang optimal, proses belajar penalaran logis dan analitis, pemecahan
mengajar harus dilakukan dengan sadar dan masalah, dan keingintahuan intelektual;
sengaja serta terorganisasi secara baik. Proses keterampilan berkomunikasi yang efektif,
belajar akan menghasilkan hasil belajar. keterampilan bekerjasama, dan kemampuan
Namun harus diingat, meskipun tujuan mengidentifikasi, mengakses dan mengatur
pembelajaran dirumuskan secara jelas dan pengetahuan dan informasi; sifat-sifat personal
baik, belum tentu hasil belajar yang diperoleh seperti imajinasi, rigiditas kreativitas dan
optimal. Karena hasil belajar yang baik intelektual, dan nilai-nilai seperti etika,
dipengaruhi oleh komponen-komponen yang kegigihan, integritas, dan toleransi. Sementara
lain, terutama bagaimana aktivitas siswa itu, keterampilan atau kemampuan generik
sebagai subjek belajar. merupakan keterampilan yang dapat
Seperti yang tertuang pada Pedoman diterapkan pada beragam bidang dan untuk
Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian memperolehnya diperlukan waktu relatif lama.
Mata Pelajaran Kimia, Depdiknas (2003), Menurut Brotosiswoyo (2001)
bahwa pengalaman belajar tidak hanya keterampilan generik sains ialah kemampuan
diperuntukkan agar siswa dapat menguasai dasar (generik) yang diperlukan untuk melatih
kompetensi dasar yang ditentukan, tetapi juga kerja ilmiah siswa sehingga dapat
harus memuat kecakapan hidup (life skills) menghasilkan siswa-siswa yang mampu
yang harus dimiliki siswa. Kecakapan hidup memahami konsep, menyelesaikan masalah,
merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang dan kegiatan ilmiah yang lain, serta mampu
untuk berani menghadapi problem hidup dan belajar sendiri dengan efektif dan efisien.

131
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)130-137

Keterampilan generik dapat ditumbuhkan


ketika siswa menjalani proses belajar ilmu METODE PENELITIAN
kimia, salah satunya untuk mempelajari Penelitian dilakukan di SMA Negeri 9
berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai Semarang pada tanggal 1 Agustus sampai 25
masalah sains. Pentingnya keterampilan September 2017. Bentuk penelitian yang
generik sains pada pembelajaran sains salah digunakan adalah pre-experimental design
satunya pada pembelajaran kimia diakui oleh dengan menggunakan rancangan one-shot case
beberapa peneliti sebelumnya (Harris et al, study (Sugiyono, 2016). Sampel dalam
2007). Menurut Semiawan (1987) untuk penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 1
memahami suatu konsep-konsep yang rumit yang berjumlah 30 orang. Teknik
dan abstrak lebih mudah jika disertai contoh pengumpulan data pada penelitian ini adalah
yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang teknik pengukuran, teknik observasi,
nyata. Dalam pembelajaran kimia salah wawancara terbuka, dan dokumentasi. Teknik
satunya pada materi Struktur Atom dan Sistem pengukuran berupa pemberian skor terhadap
Periodik Unsur sangat perlu dikembangkan lembar keterampilan generik sains siswa dan
keterampilan generik sains. Keterampilan teknik observasi dilakukan dengan mengamati
generik sains juga memberi kesempatan secara langsung pada objek penelitian. Alat
kepada siswa agar terlibat aktif dalam pengumpul data dalam penelitian ini berupa
pembelajaran sehingga terjadi interaksi antara lembar soal dengan indikator keterampilan
keterampilan dengan konsep, prinsip dan teori generik sains siswa. Langkah-langkah yang
yang telah ditemukan atau dikembangkan dilakukan untuk menganalisis data adalah
(Indrawati, 2012). sebagai berikut:
Indikator keterampilan generik sains a. Memberikan skor pada setiap indikator
menurut Brotosiswoyo (2001) seperti yang penilaian sesuai dengan rubrik yang telah
dirumuskan dalam Ahmadi dan Widodo dibuat.
(2008) yaitu pengamatan langsung, b. Menghitung banyaknya skor siswa pada
pengamatan tidak langsung, kesadaran tentang setiap indikator.
skala besaran, bahasa simbolik, kerangka c. Mengubah banyaknya skor siswa pada
logika, inferensi logika, hukum sebab akibat, setiap indikator keterampilan generik sains
pemodelan matematika, dan membangun ke dalam bentuk rata-rata nilai dengan
konsep. rumus :
Dalam mempelajari ilmu kimia muncul NP =
persoalan yang berhubungan dengan
Keterangan:
perhitungan matematika. Dalam memecahkan
NP = Nilai rata-rata indikator yang dicari
persoalan-persoalan yang memerlukan
R = Skor yang diperoleh setiap indikator
perhitungan ini tentunya siswa akan
M = Skor maksimum (Purwanto, 2010)
mengalami kesulitan mulai dari memahami
Data rekapitulasi nilai rata-rata soal
soal, menulis apa yang diketahui seperti
kemudian dikelompokan berdasarkan kategori
menulis lambang, menulis apa yang
kualitatif dan disajikan dalam bentuk grafik.
ditanyakan, menulis rumus-rumus hingga
Observasi dilakukan di dalam kelas
mencapai penyelesaian atau operasi
yaitu kelas X MIPA 1 untuk mengetahui
matematika.
keterampilan generik sains siswa di SMA
Permasalahan yang dibahas dalam
Negeri 9 Semarang pada saat mengerjakan soal
penelitian ini adalah eksplorasi keterampilan
di depan kelas, mengerjakan soal secara
generik sains terhadap hasil belajar siswa mata
diskusi, dan mengerjakan soal ulangan harian
pelajaran kimia serta aspek-aspek yang
pada saat mata pelajaran kimia.. Pada
menjadi indikator keterampilan generik sains.
pelaksanaan observasi, peneliti terlibat
Penelitian ini menitikberatkan pada
langsung dalam kegiatan pembelajaran kimia.
eksplorasi keterampilan generik sains siswa
Teknik wawancara yang digunakan
pada mata pelajaran kimia serta aspek-aspek
adalah wawancara terbuka, di mana
yang menjadi indikator keterampilan generik
wawancara ini berdasarkan pada pertanyaan
sains siswa SMA Negeri 9 Semarang.
yang tidak terbatas (tidak terikat) jawabannya.

132
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)130-137

Pengumpulan data dilakukan dengan 1. Pengamatan Tidak Langsung


pencatatan di sebuah buku. Peneliti bertindak Menurut Liliasari (2007),
sebagai instrumen utama dalam penelitian ini. pengamatan langsung menggunakan alat
Untuk membantu peneliti yang bertindak indera manusia memiliki keterbatasan alat
sebagai instrumen utama, maka digunakan indera yang menyebabkan banyak gejala
panduan analisis untuk menampung data dan perilaku alam tidak dapat diamati
penelitian. secara langsung dan hanya dapat diketahui
Metode dokumentasi dilakukan setiap melalui pengukuran dengan suatu alat
diadakan observasi di dalam kelas dengan cara tertentu. Cara ini dikenal sebagai
mengambil foto kegiatan pembelajaran kimia pengamatan tidak langsung. Indikator yang
di kelas X MIPA 1 serta nilai ulangan harian diukur pada aspek pengamatan tidak
mata pelajaran kimia. langsung yaitu mengumpulkan fakta-fakta
hasil percobaan atau fenomena alam
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan bantuan gambar. Berdasarkan data
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X gambar 1, indikator pengukuran
MIPA 1 SMA Negeri 9 Semarang. Dari hasil keterampilan generik sains pada aspek
penelitian ini diperoleh data dengan metode pengamatan tidak langsung yaitu siswa
penelitian yang digunakan adalah deskriptif dituntun untuk dapat mengumpulkan data
kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui gambar atau dokumentasi
meliputi lembar keterampilan generik sains, percobaan yang dilakukan oleh ahli kimia
observasi, wawancara, dan dokumentasi. pada materi Struktur Atom dan Sistem
Keterampilan generik sains merupakan Periodik Unsur. Rata-rata nilai pada aspek
keterampilan dasar yang diperlukan untuk pengamatan tidak langsung merupakan
melatih kerja ilmiah siswa sehingga dapat yang terendah dibandingkan enam aspek
menghasilkan siswa-siswa yang mampu lainnya yaitu 32,83.
memahami konsep, menyelesaikan masalah, 2. Kesadaran tentang Skala Besaran (Sense of
dan kegiatan ilmiah yang lain, serta mampu Scale)
belajar sendiri dengan efektif dan efisien. Kesadaran mengenai skala besaran
Terdapat tujuh aspek keterampilan generik adalah mengenai pemahaman akan
sains yang diukur dalam penelitian ini yaitu perbandingan ukuran benda yang
aspek pengamatan tidak langsung, kesadaran sesungguhnya dengan ukuran benda
tentang skala besaran (sense of scale), bahasa tiruannya (Utami, 2012). Kesadaran tentang
simbolik, logika taat azas, membangun konsep, skala besaran adalah suatu bentuk sikap dan
abstraksi, dan inferensi logika. Keterampilan pemikiran untuk mempelajari ukuran yang
generik ini diukur dari hasil lembar tak sesuai dengan ukuran benda yang
keterampilan generik sains berdasarkan proses ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
pembelajaran siswa. Rekapitulasi nilai yang seperti ukuran molekul dan elektron
diperoleh pada lembar keterampilan generik (Liliasari, 2007). Indikator yang digunakan
untuk setiap aspek sebagai berikut: dalam pengukuran aspek kesadaran tentang
skala besaran ini yaitu menyadari objek-
objek alam dan kepekaan tinggi terhadap
skala numerik sebagai besaran/ukuran skala
mikroskopis atau makroskopis. Siswa
dituntun untuk dapat menentukan jari-jari
atom dengan kepekaan tinggi yang
dikaitkan dengan teori yang telah
dikuasainya agar mampu menyadari
perbedaan ukuran/besaran jari-jari atom
suatu unsur. Nilai rata-rata pada aspek
kesadaran tentang skala besaran ini yaitu
Gambar 1. Keterampilan Generik Sains Siswa
48,43. Nilai rata-rata ini masih tergolong
Adapun hasil analisis setiap aspek
keterampilan generik sains sebagai berikut:

133
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)130-137

rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata perhitungan konfigurasi elektron yang telah
aspek keterampilan generik sains lainnya. diketahui nomor atom dan letak periodenya.
3. Bahasa Simbolik Dari perhitungan indikator tersebut
Tidak semua perilaku alam dapat diperoleh nilai rata-rata aspek logika taat
diungkapkan dengan bahasa sehari-hari, azas yaitu 72,55. Data tersebut didukung
namun ada beberapa yang memang harus oleh hasil observasi yang dilakukan peneliti
diungkapkan secara kuantitatif, sifat pada saat siswa mengerjakan soal latihan.
tersebut yang menyebabkan perlunya Siswa mampu memecahkan suatu masalah
manusia menggunakan bahasa yang bersifat yang dikaitkan dengan hal yang sudah
kuantitatif (Brotosiswoyo, 2001). Menurut diketahui dalam soal. Contohnya saat
Rimatusodik (2010), Bahasa simbolik mengerjakan soal tentang perhitungan
berfungsi untuk menggambarkan simbol konfigurasi ion yang sudah diketahui
dalam pembelajaran sains, misalnya dalam nomor atom dan muatannya dalam soal.
mengenal lambang unsur, persamaan 5. Membangun Konsep
reaksi, simbol-simbol untuk reaksi searah, Membangun konsep adalah
reaksi kesetimbangan, resonansi dan lain- mengembangkan lebih lanjut ide dari suatu
lain dalam pembelajaran kimia. Indikator objek atau proses untuk memahami suatu
yang digunakan untuk mengukur aspek gejala alam yang tidak bisa dipahami
bahasa simbolik ini yaitu memahami dengan bahasa sehari-hari (Liliasari, 2007).
simbol, lambang, dan istilah. Siswa Indikator yang digunakan untuk mengukur
diarahkan untuk memahami simbol, aspek ini yaitu menambah konsep baru.
lambang, dan istilah bilangan kuantum Siswa diberikan soal yang bertujuan untuk
yang dipelajari dalam bab Struktur Atom menambah konsep baru yang belum
dan Sistem Periodik Unsur. Berdasarkan diketahui maupun belum dipahami siswa
pengukuran indikator tersebut, diperoleh agar pengetahuan siswa semakin bertambah
nilai rata-rata aspek bahasa simbolik dan keterampilan generik siswa dapat
sebesar 78,87. Nilai tersebut merupakan berkembang dengan baik. Mata pelajaran
nilai yang baik dibandingkan dengan nilai kimia merupakan mata pelajaran baru bagi
pada aspek pengamatan tidak langsung dan siswa kelas X MIPA karena pada saat SMP
kesadaran tentang skala besaran. hanya ada IPA yang mempelajari secara
Keterampilan generik sains aspek bahasa keseluruhan baik kimia, biologi, maupun
simbolik ini dipengaruhi oleh kemampuan fisika. Hal ini membuat siswa kelas X
masing-masing siswa. Berdasarkan hasil MIPA beradaptasi dengan materi pelajaran
observasi dan wawancara terbuka yang baru yang dipelajari di SMA, terlebih jika
dilakukan peneliti pada siswa kelas X sudah diterapkannya kurikulum 2013. Di
MIPA 1, ada beberapa siswa yang sulit SMA Negeri 9 Semarang, kelas X MIPA
dalam memahami bahasa simbolik. “Saya sudah menggunakan kurikulum 2013 yang
sulit memahami simbol dan lambang kimia menuntut siswa untuk lebih aktif dalam
karna saya lebih suka materi pelajaran pembelajaran. Keaktifan siswa
yang bersifat hitungan daripada hafalan,” berhubungan dengan komunikasi siswa
komentar salah seorang siswa X MIPA 1 dengan siswa lainnya yang mampu
yang diwawancarai. mendukung pembangunan konsep baru.
4. Logika Taat Azas Komunikasi siswa yang dimaksud yaitu
Kerangka logika taat azas adalah pada saat kegiatan diskusi. Siswa dapat
suatu pemikiran yang muncul karena saling bertanya dan berdiskusi terkait
adanya keganjilan tentang beberapa hukum informasi yang belum dipahaminya dengan
yang menjelaskan suatu gejala alam yang siswa lain sehingga konsep dapat terbangun
sama (Liliasari, 2007). Indikator yang dengan sendirinya. Siswa dapat membentuk
digunakan untuk mengukur aspek logika konsep sesuai dengan kemampuan
taat azas ini yaitu mencari hubungan logis pemahaman yang dimilikinya.
antara dua aturan. Siswa dituntun untuk Berdasarkan perhitungan indikator
menentukan letak unsur melalui yang digunakan, diperoleh nilai rata-rata

134
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)130-137

aspek membangun konsep yaitu sebesar yang ada, tanpa melihat bagaimana makna
78,67. Nilai rata-rata tersebut merupakan konkret sesungguhnya.Aspek inferensi
nilai tertinggi kedua diantara nilai rata-rata logika atau konsistensi logis diukur melalui
aspek keterampilan generik sains lainnya. beberapa indikator, diantaranya yaitu
Hal ini menunjukkan bahwa konsep siswa memahami aturan-aturan, berargumentasi
kelas X MIPA 1 dalam memahami mata berdasarkan aturan, menjelaskan masalah
pelajaran yang disampaikan sudah berdasarkan aturan, dan menarik
terbangun dengan baik. kesimpulan dari suatu gejala berdasarkan
aturan atau hukum-hukum terdahulu. Siswa
6. Abstraksi diarahkan untuk menarik kesimpulan dari
Abstraksi merupakan kemampuan data yang disajikan dalam soal. Dari hasil
untuk menganalisis dalam khayal atau alam perhitungan indikator aspek inferensi logika
pikiran tanpa dapat diragukan, misalnya ini diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,66.
proses fotosintesis, struktur atom, dan lain- Data ini diperkuat dengan hasil observasi
lain. Dalam ilmu kimia, terdapat beberapa dan wawancara peneliti dengan siswa kelas
materi yang bersifat abstrak sehingga perlu X MIPA 1. Hasil observasi menunjukkan
menggambarkan atau menganalogikan bahwa masih ada siswa yang belum mampu
konsep atau peristiwa yang abstrak ke menarik kesimpulan pada materi yang
dalam bentuk kehidupan sehari-hari dan dipelajarinya. Hal ini dapat dipengaruhi
membuat visual animasi-animasi dari oleh rendahnya pemahaman siswa tentang
peristiwa mikroskopik yang bersifat abstrak materi pelajaran yang diterimanya. Dalam
(Sudarmin, 2007). Indikator yang pembelajaran, jika konsep belum
digunakan untuk mengukur aspek ini yaitu sepenuhnya dipahami siswa maka akan
menggambarkan atau menganalogikan sulit dalam menarik kesimpulannya. Ini
konsep atau peristiwa yang abstrak ke tentu saja akan mempengaruhi keterampilan
dalam bentuk kehidupan sehari-hari. Siswa generik sains siswa dalam aspek inferensi
dituntun untuk menjelaskan suatu teori logika. “Saya tidak dapat menarik
atom dengan bantuan gambar yang abstrak. kesimpulan jika belum paham sepenuhnya
Dari hasil perhitungan indikator aspek ini mengenai materi pelajaran yang saya
diperoleh nilai rata-rata yaitu 81,5. Nilai pelajari,” demikian jawaban seorang siswa
rata-rata aspek abstraksi ini merupakan kelas X MIPA 1 saat diwawancarai peneliti
nilai tertinggi yang diperoleh jika secara terbuka.
dibandingkan dengan enam aspek lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan PENUTUP
generik sains siswa pada aspek abstraksi Berdasarkan hasil penelitian dan
sudah baik. Siswa mampu menganalogikan analisis data yang telah diuraikan maka
konsep yang abstrak ke dalam bentuk diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
kehidupan sehari-hari yang mudah berikut:
dipahami. Kemampuan abstraksi ini tidak 1. Keterampilan generik sains ialah
lepas dari konsep yang terbangun dalam kemampuan dasar (generik) yang
diri siswa untuk memahami apa yang diperlukan untuk melatih kerja ilmiah
dipelajarinya. siswa sehingga dapat menghasilkan
7. Inferensi Logika siswa-siswa yang mampu memahami
Menurut Liliasari (2007), inferensi konsep, menyelesaikan masalah, dan
logika atau konsistensi logis merupakan kegiatan ilmiah yang lain, serta
kemampuan generik yang ditujukan untuk mampu belajar sendiri dengan efektif
membuat suatu kesimpulan. Kesimpulan dan efisien.
yang ditarik dapat berupa penjelasan atau 2. Nilai rata-rata keterampilan generik
interpretasi dari hasil suatu observasi atau sains siswa pada aspek pengamatan
kajian atau berupa kesimpulan terhadap tidak langsung langsung sebesar 32,83,
persoalan baru sebagai akibat logis dari aspek sense of scala sebesar 48,43,
kesimpulan-kesimpulan atau teori-teori aspek bahasa simbolik sebesar 74,87,

135
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)130-137

aspek logika taat azas sebesar 72,55, Liliasari, Ikhsanuddin, dan Anna Permanasari.
aspek membangun konsep sebesar 2007. Pembelajaran Inkuiri Berbasis
78,67, aspek abstraksi sebesar 81,5, Teknologi Informasi untuk
dan aspek inferensi logika sebesar Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
66,66. Keterampilan Generik Sains Siswa SMA
3. Dari tujuh aspek yang diujikan dalam pada Topik Hidroliss Garam. Jurnal
bentuk soal ulangan harian, aspek Penelitian Pendidikan IPA. vo. I, no. 2.
abstraksi memperoleh nilai rata-rata
yang tertinggi, sedangkan nilai rata- Nurjannah, Fitri. 2014. Analisis Kemampuan
rata terendah diperoleh dari aspek Generik Siswa Melalui Kegiatan
pengamatan tidak langsung. Praktikum Fotosintesis. Skripsi S1
4. Aspek-aspek keterampilan generik Pendidikan Biologi. Jakarta: UIN Syarif
sains siswa dalam mata pelajaran Hidayatullah.
kimia harus dikembangkan lagi agar
seimbang sehingga proses Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik
pembelajaran dapat berjalan dengan Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT.
baik. Remaja Rosda Karya.

DAFTAR PUSTAKA Purwanto, M. Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip


Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2008. dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: PT Remaja Rosda Karya.

Brotosiswoyo, Benedictus Suprapto. 2001. Rimatusodik, Reva. 2010. “Profil


Hakikat Pembelajaran Fisika di Keterampilan Generik Siswa SMP
Perguruan Tinggi, dalam Tim Penulis dalam Praktikum Kerusakan
Pekerti Bidang MIPA (ed.). Hakikat Lingkungan Menggunakan Kotak
Pembelajaran MIPA dan Kiat Erosi”, Skripsi pada Sarjana (S1)
Pembelajaran Matematika di Perguruan Pendidikan UPI Bandung, Bandung.
Tinggi, cet. 1. Jakarta: Universitas
Terbuka. Saptorini. 2008. Peningkatan Keterampilan
Generik SAINS bagi Mahasiswa malalui
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis
Pengembangan Silabus dan Penilaian. Instrumen Berbasis Inkuiri. Jurnal
Jakarta: Depdiknas Inovasi Pendidikan Kimia. vol. II, no. 1.

Depdiknas. 2006. Pedoman Khusus Semiawan. 1987. Pendekatan Keterampilan


Pengembangan Silabus dan Penilaian Proses. Jakarta : PT. Gramedia.
Mata Pelajaran Kimia. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional. Siregar, Eveline dan Nara Hartini. 2010. Teori
Belajar dan Pembelajaran. Bogor: PT.
Harris et al. 2007. Hakikat Pembelajaran Ghalia Indonesia.
MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di
Perguruan Tinggi. Dapertemen Sudarmin, 2007. Pengembangan Model
Pendidikan Nasional. Jakarta: PAU- Pembelajaran Kimia Organik dan
PPAL. Keterampilan Generik Sains Bagi Calon
Guru Kimia. Rangkuman Disertasi
Indrawati. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan IPA. Program Pascasarjana-
Sains. Jakarta: Rineka Cipta. Sekolah Pascasarjana UPI-Bandung.

Kamsah, M.Z. 2004. Developing Generic Sudirman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi
Skills in Classroom Environment : Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT.
Engineering Student’s Perspective. Grafindo Indonesia.

136
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)130-137

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.

Utami, Tuti. 2012. “Profil Kemampuan


Generik Siswa SMP RSBI yang Muncul
Melalui Kegiatan Praktikum Uji
Makanan”. Skripsi pada Sarjana (S1)
Pendidikan UPI Bandung, Bandung.

Wahyana. 2001. Perencanaan dan


Pengelolaan Pembelajaran IPA. Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

137

Anda mungkin juga menyukai