Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020

Nama : Khansa Rizki Syukrina, S.Kep


NIM : 2011436887
TANGGAL : 04 Januari – 16 Januari 2021
PERTEMUAN : Minggu Ke-1 (Kunjungan 1 - 3)

1. Latar Belakang
a. Karakteristik Lansia
Menurut Muhith dan Siyoto (2016), lansia adalah seseorang individu yang berumur
diatas 60 tahun, pada umumnya terjadi penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial
dan ekonomi. Lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun keatas baik pria maupun
wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya
untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi
dirinya (Ineko, 2012).
Proses menua adalah proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa anak,
masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh individu. Menurut organisasi
kesehatan dunia (WHO), sesorang yang dikatakan lanjut usia (lansia) meliputi usia
pertengahan (middle age) dengan rentang usia 45 sampai 59 tahun, usia lanjut (elderly)
antara 60 sampai 74 tahun, usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua
(very old) di atas 90 tahun (Mubarak dkk, 2006). Departemen kesehatan RI (2006)
memberikan batasan lansia dengan 3 kategori yaitu Virilitas (prasenium) yang merupakan
masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa yakni dengan rentang usia
55 sampai 59 tahun, usia lanjut dini (senescen) yakni kelompok yang mulai memasuki
masa usia lanjut dini dengan rentang usia 60 sampai 64 tahun, dan lansia berisiko tinggi
untuk menderita berbagai penyakit degeneratif yakni dengan usia di atas 65 tahun (Fatmah,
2010). Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1965 pasal 1 “seseorang dinyatakan sebagai
orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-
hari dan menerima nafkah dari orang lain.
Golongan di atas merupakan orang-orang yang mengalami pertambahan usia
dimana pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan
fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses
ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan
lambat, dan kelainan di berbagai organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi
peningkatan sensitivitas emosional, menurunnya gairah, bertambahnya minat terhadap diri,
berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatnya minat terhadap material, dan
minat kegiatan rekreasi tidak berubah hanya orientasi dan subyek yang berbeda.
Kemunduran-kemunduran yang dialami oleh lansia berdampak pada penyakit yang
dideritanya. Beberapa penyakit yang ditemukan pada lansia memiliki karakteristik tertentu
yaitu penyakit yang sering multiple (berhubungan satu sama lain), penyakit bersifat
degenerative (sering menimbulkan kecacatan), gejala sering tidak jelas yakni berkembang
secara perlahan), sering bersama-sama problem psikologis dan sosial, lansia sangat peka
terhadap penyakit infeksi akut, dan sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik
(Mubarak, 2006).
Proses asuhan keperawatan individu gerontik merupakan suatu proses kompleks
dengan pendekatan yang sistematis berdasarkan konseptualisasi keperawatan keluarga
untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga digunakan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi serta evaluasi. Pengkajian
merupakan tahap utama dimana seorang perawat harus mengumpulkan data dan menggali
informasi secara bertahap dan terus-menerus terhadap lansia. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisa sehingga mendapatkan suatu rumusan masalah dan dapat ditegakkan
suatu diagnosa keperawatan. Setelah diagnosa keperawatan ditegakkan maka perawat akan
merumuskan rencana asuhan keperawatan yang kemudian akan di implementasikan kepada
lansia binaan.
b. Data yang perlu dikaji
Data yang perlu dikaji pada tahap penjajakan 1, meliputi :
1. Data umum yang terdiri dari nama kepala keluarga, alamat dan nomor telepon,
komposisi keluarga, suku, agama, status sosial ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi.
2. Riwayat kesehatan sebelumnya.
3. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga,
struktur peran serta nilai dan norma budaya.
4. Stress dan koping terdiri dari stress jangka pendek, stress jangka panjang, kemampuan
keluarga berespon terhadap masalah, strategi koping yang digunakan, dan strategi
adaptasi disfungsional.
5. Pemeriksaan fisik secara head to toe.
c. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan belum dapat dirumuskan karena ners muda belum
melakukan pengkajian secara mendalam terhadap klien. Masalah kesehatan baru bisa
ditemukan pada hari ketiga setelah melakukan pengkajian terhadap klien.
2. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum bisa ditegakkan karena belum melakukan pengkajian
mendalam terhadap klien. Pengkajian dilakukan mulai tanggal 04 Januari 2021,. Diagnosa
keperawatan bisa ditegakkan pada hari ketiga tanggal 06 Januari 2021.
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 6 pertemuan x 60 menit dapat mengidentifikasi dan membuat asuhan
keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga dimulai dari tahap
pengkajian, diagnosa, dan menyusun rencana asuhan keperawatan.
c. Tujuan Khusus
1) Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dan terbina hubungan saling percaya dalam 1
x 60 menit.
2) Keluarga memberikan informasi masalah kesehatan yang dialami lansia, pemeriksaan
fisik.
3) Teridentifikasi masalah keperawatan
3. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Topik
Melakukan pengkajian secara menyeluruh dari berbagai aspek lansia binaan.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data yaitu dengan cara
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).

c. Media dan alat


Media dan alat yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data yaitu format
pengkajian, nursing kit, dan alat tulis.
d. Waktu dan tempat
Waktu kunjungan dengan lansia binaan berlangsung yang dimulai dari tahap pengkajian
sampai dengan implementasi dan evaluasi selama dua minggu dimulai dari tanggal 04
Januari sampai 16 Januari 2021 di RW 13 Kelurahan Tobek Godang Kecamatan Tampan.
4. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria terstruktur
1) Menyiapkan laporan pendahuluan.
2) Menyiapkan alat bantu dan media yang digunakan.
3) Mendapatkan lansia binaan dan membuat kontrak selanjutnya.
b. Kriteria proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan tempat yang ditetapkan
2) Keluarga menerima mahasiswa dan aktif dalam kegitan.
c. Kriteria hasil
1) Diperoleh data umum keluarga, riwayat kesehatan, kebiasaan sehari hari dan
pemeriksaan fisik.
2) Teridentifikasi masalah kesehatan dalam keluarga.
3) Diagnosa dapat ditegakkan.
4) Menetapkan skala prioritas dari diagnosa yang sudah diangkat.
5) Rencana tindakan keperawatan disusun sesuai dengan diagnosa.
5. Konsep lansia
a. Definisi Lansia

Menurut Muhith dan Siyoto (2016), mendefinisikan lansia adalah seseorang

individu yang berumur diatas 60 tahun, pada umumnya terjadi penurunan fungsi-

fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Lanjut usia (lansia) merupakan

kelompok orang yang sedang mengalami proses perubahan secara bertahap dalam

jangka waktu tertentu (Fatmah, 2010).

b. Batasan Umur Lansia

Menurut Aspiani (2014) membagi lansia menjadi 3 kelompok, yaitu lanjut

usia peralihan awal (50-55 tahun), lanjut usia peralihan menengah (55-60 tahun) dan

lanjut usia peralihan akhir (60-65 tahun). Sedangkan menurut World Health

Organization (WHO) dalam Fatmah (2010), membagi batasan lansia dalam 4 tahap

yaitu usia pertengahan (middle age) (usia 45-59 tahun), lansia (elderly) (usia 60-74

tahun), lansia tua (old) (usia 75-90 tahun) dan usia sangat tua (very old) ( usia > 90

tahun).

c. Tugas Perkembangan Lansia

Menurut dewi (2014), ada beberapa tugas perkembangan pada lansia yaitu:

1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang semakin menurun.

2) Mempersiapkan diri untuk pensiun.

3) Membentuk hubungan baik dengan orang yang seusianya.

4) Mempersiapkan kehidupan yang baru.

5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau masyarakat secara santai.

6) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangannya.


d. Perubahan Pada Lansia

Menurut Aspiani (2014) ada beberapa perubahan yang terjadi pada usia lanjut

yaitu:

1) Perubahan fisiologis

a) Sel

Perubahan yang terjadi pada sel ini seperti lebih sedikitnya jumlah sel,

sel berubah menjadi besar, berkurangnya jumlah cairan tubuh dan

bertambahnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein.

b) Sistem kardiovaskuler

Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler ini seperti

menurunnya dinding aorta, katup jantung aorta menjadi menurun,

kemampuan jantung memompa darah menurun.

c) Sistem pernafasan

Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan seperti otot-otot

pernafasan kehilangan kekuatan dan mejadi kaku, terjadi penurunan aktivitas

silia, kehilangan elastisitas pada paru-paru, alveoli melebar dari biasanya.

d) Sistem persarafan

Perubahan yang terjadi pada sistem persarafan ini seperti berat otak

menurun 10-20%, cepatnya menurun hubungan persarafan, lambat dalam

respon dan waktu untuk bereaksi, terjadi pengecilan pada panca indra.

e) Sistem gastrointestinal

Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal seperti kehilangan

gigi. Kehilangan gigi disebabkan karena adanya periodontal disease yang


terjadi setelah umur 30 tahun, adapun penyebab lain meliputi kesehatan gigi

yang buruk dan gizi buruk. Pada perubahan sistem gastrointestinal indra

pengecap juga menurun karena adanya iritasi yang kronis dan selaput lender,

atrofi indra pengecap (+ 80 %), hilangnya sensitivitas dari indra pengecap

dilidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensivitas dari saraf pengecap

tentang rasa asin, asam dan pahit. Selain itu perubahan lainnya pada

gastrointestinal seperti esophagus membesar, lambung (rasa lapar menurun,

asam lambung menurun, waktu pengosongan juga menurun), peristaltik

lemah dan biasanya timbul konstipasi.

f) Sistem genitourinaria

Perubahan yang terjadi pada sistem genitourinaria seperti pada ginjal.

g) Sistem endokrin

Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin pada usia lanjut seperti

produksi dari hampir seluruh hormon menurun, fungsi parathoid dan

sekresinya tidak berubah, perubahan juga terjadi pada pituitari (pertumbuhan

ada tetapi lebih rendah dan hanya di pembuluh darah, berkurangnya produksi

dari ACTH (Adrenocortikotropic Hormone), TSH (Thyroid Stimulating

Hormone), FSH (Folikel Stimulating Hormone) dan LH (Leutinezing

Hormone).

h) Sistem indera: pendengaran, penglihatan, perabaan dan pengecap atau

penhidu
i) Sistem integumen

Dengan bertambahnya usia, terjadilah perubahan instrinsik dan

ekstriksik yang dapat mempengaruhi penampilan kulit seperti kulit menjadi

mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak, permukaan kulit

menjadi kasar dan bersisik karena akibat kehilangan proses keratinisasi serta

perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis.

j) Sistem muskuloskeletal

Penurunan progresif dan gradual masa tulang mulai terjadi sebelum

usia 40 tahun seperti tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh serta

osteoporosis, mengalami kifosis, pinggang dan lutut serta jari-jari

pergelangan terbatas, discus intervertebralis menjadi menipis.

k) Sistem reproduksi dan seksualitas

Perubahan pada sistem ini pada lanjut usia seperti pada vagina (selaput

lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi mejadi berkurang,

reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna).

2) Perubahan psikososial lansia

Menurut Efendi dan Makhfudli (2009), perubahan psikososial pada

lansia yaitu:

Psikososial terjadi terutama setelah seseorang mengalami pensiun.

Berikut ini adalah hal-hal yng akan terjadi pada masa pensiun.

a) Kehilangan sumber finansial atau pemasukan berkurang.

b) Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,

lengkap dengan segala fasilitasnya.


c) Kehilangan teman atau relasi.

d) Kehilangan pekerjaan atau kegiatan.

e) Merasakan atau kesadaran akan kematian (sense of awarensess of mortality).

Menurut Aspiani (2014) perubahan mental yang terjadi pada usia lanjut

yaitu:

i) Kenangan (memory)

Kenangan jangka panjang (berjam-jam hingga berhari-hari yang

lalu mencakup beberapa perubahan). Kenangan jangka pendek 0-10 menit,

kenangan buruk.

ii) IQ (Intellegentia Quantion)

Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.

Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan.

e. Psikososial Lansia

Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada seseorang yang

mencakup aspek psikis dan sosial. Psikososial menunjukan pada hubungan yang

dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan mempengaruhi

satu sama lain. Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan sosial. sosial mengacu

pada hubungan eksternal individu dengan orang-orang disekitarnya (Padila, 2013).

f. Kondisi kesehatan psikologis

Kata psiko mengacu pada aspek psikologis dari individu (pikiran, perasaan

dan perilaku), jadi yang dimaksud dengan kondisi kesehatan psikologis itu adalah

kondisi individu atau seseorang sehat secara pikiran, perasaan dan juga perilaku
(Padila, 2013). Kondisi kesehatan psikologis ini dapat ditinjau dari konsep diri

seseorang.

1) Konsep diri

Konsep diri merupakan ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan

pendirian yang dapat diketahui oleh individu mengenai diri sendiri dan

mempengaruhi individu dalam berhubungan kepada orang lain (Yusuf, PK, &

Nihayati, 2015). Menurut Yusuf et al., (2015), ada beberapa komponen konsep

diri diantaranya adalah:

a) Citra tubuh

Citra tubuh atau Gambaran diri adalah sikap individu terhadap

tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi penampilan,

potensi tubuh, fungsi tubuh, serta persepsi dan perasaan tentang ukuran dan

bentuk tubuh (Sunaryo, 2013).

b) Ideal diri

Ideal diri merupakan suatu persepsi seseorang tentang bagaimana ia

harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku (Tarwoto & Wartonah,

2010).

c) Harga diri

Harga diri adalah suatu penilaian seseorang tentang pencapaian diri

dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Dalami

et al., 2009).
d) Peran

Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial

yang berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial,

dimana tiap individu mempunyai berbagai peran yang terintegrasi dalam pola

fungsi individu. Peran ini memberikan sarana untuk berperan serta dalam

kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan

memvalidasi pada orang yang berarti (Dalami et al., 2009).

e) Identitas diri

Identitas diri merupakan kesadaran akan dirinya sendiri yang

bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua

aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh (Tarwoto & Wartonah,

2010).

g. Kondisi kesehatan sosial

Kata sosial mengacu pada hubungan eksternal individu dengan orang-orang

disekitarnya. Jadi kondisi kesehatan sosial itu adalah kondisi dimana seseorang atau

individu mampu berhubungan (berinteraksi) dengan orang disekitarnya (Padila,

2013).

1) Interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan suatu hubungan manusia dengan manusia

lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok

dengan kelompok (Sarwono, 2014).


h. Masalah psikososial

Menurut Maas, Buckwalter, Hardy, Tripp-Reimer, Titler dan Specht (2011),

ada beberapa masalah psikososial yang terjadi pada usia lanjut yaitu:

1) Kecemasan (ansietas)

a) Pengertian kecemasan

Menurut Direja (2011), kecemasan (ansietas) adalah kekhawatiran

yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan adanya perasaan tidak

pasti dan tidak berdaya. Biasanya keadaan emosi ini tidak memiliki objek

yang spesifik.

2) Kehilangan

a) Pengertian kehilangan

Menurut Yusuf et al., (2015), kehilangan merupakan suatu keadaan

individu mengalami kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada dan dimiliki.

Menurut Direja (2011), kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah

dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian

ataupun keseluruhan.

3) Ketidakberdayaan

a) Pengertian ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan merupakan persepsi bahwa segala tindakannya

akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat

mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (Direja,

2011).
4) Keputusasaan

a) Pengertian keputusasaan

Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif terus menerus,

dimana seseorang individu tidak melihat alternatif atau tersedia pilihan

pribadi untuk memecahkan masalah-masalah atau mencapai apa yang

diinginkan dan tidak dapat menggerakkan energi atas namanya sendiri untuk

menentapkan suatu tujuan (Direja, 2011).

5) Isolasi sosial

a) Pengertian isolasi sosial

Menurut Yusuf et al. (2015), isolasi sosial adalah keadaan seseorang

mengalami penurunan atau bahkan individu tidak mampu berinteraksi

dengan orang lain di sekitarnya.

6) Harga diri rendah

a) Pengertian harga diri rendah

Harga diri rendah adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau

kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama.

(Direja, 2011).

7) Depresi

a) Pengertian depresi

Menurut Lubis (2016) depresi adalah suatu gangguan perasaan atau

afek yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan/ gairah).


DAFTAR PUSTAKAXAspiani, R.Y. (2014). Buku ajar asuhan keperawatan gerontik aplikasi
nanda NIC & NOC Jilid 1. Jakarta: CV Trans Info Media
Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Mahendra, B., & Darmawan, R. (2008). Can your
self hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.
Dewi, S. R. (2014). Buku ajar keperawatan gerontik Ed I.Yogjakarta: Deepublish.
Direja, A. H. S. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Fatimah. (2010). Merawat manusia lanjut usia suatu pendekatan proses keperawatan gerontik.
Jakarta: CV TIM
Fatmah. (2010). Gizi usia lanjut . Jakarta: Penerbit Erlangga
Kartinah. & Sudaryanto. A. (2017). Masalah psikososial pada lanjut usia. Jurnal UMS FIK UMS.
Retrieved from http://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/view/3743
Keliat, B. A., Helena, N. & Farida, P. (2013). Manajemen keperawatan psikososial dan kader
kesehatan jiwa. Jakarta: EGC
Padila. (2013). Buku ajar keperawatan gerontik. Jakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai