Anda di halaman 1dari 15

DETEKSI SUHU UDARA, KELEMBABAN DAN pH TANAH DENGAN

MENGGUNAKAN DHT22 DAN BERBASIS SENSOR MIKROKONTROLLER


ARDUINO NANO

MAHARANI TRI LESTARI

H021191017

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas

segala nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat dengan cepat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Deteksi suhu udara, Kelembaban dan pH

Tanah dengan Menggunakan DHT22 dan Berbasis Sensor Mikro Kontroller

Arduino nano” ini dengan baik dan tanpa ada halangan yang berarti. Oleh karena

itu kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktunya.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penulisan makalah ini, baik dari segi tatabahasa, susunan kalimat, terlebih isi.

Oleh sebab itu kami selaku penyusun dari makalah ini memohon maaf atas segala

kekurangan yang ada. Kami juga berharap bahwa para pembaca dapat

memberikan saran dan kritik yang membangun sehingga dimasa yang akan datang

supaya dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat

menambah pengetahuan dan pemahaman pembaca.

Makassar, 3 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................

ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 5

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 6

2.1 Pengukuran Suhu........................................................................................... 6-

2.2 Kelembaban Ph di Tanah Tanaman Strawberry........................................ 7- 12

BAB III PENUTUP............................................................................................

13

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, pengumpulan

informasi yang akurat dan cepat sangat dibutuhkan. Salah satunya dalam

bidang klimatologi. Informasi iklim suatu wilayah sangat dibutuhkan terutama

dalam bidang pertanian. Informasi ini diperlukan untuk mengidentifikasi

potensi dan daya dukung wilayah seperti pola tanam, metode irigasi,

penentuan kawasan agro ekologi dan komoditas. Tanah merupakan media

alami untuk pertumbuhan tanaman. Penelitian untuk mengetahui faktor

internal kegagalan panen petani salah satunya disebabkan keseimbangan alam

pada tanah yang labil sehingga menghambat pertumbuhan tanaman dan

perkembangan akar tanaman. pH tanah adalah keasaman atau kebasaan suatu

benda yang diukur pada skala pH antara 0 sampai 14. Suatu benda dikatakan

asam jika angka skala pH kurang dari 7 dan disebut basa jika skala pH lebih

dari 7. Jika skala pH 7 maka benda tersebut netral, tidak asam maupun basa.

Kondisi tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan berkembang tanaman

adalah tanah netral. Namun, beberapa jenis tanaman masih toleran terhadap

tanah dengan pH agak asam, yaitu tanah dengan pH maksimum Stroberi

2
merupakan tanaman buah bernilai ekonomi tinggi. Daya tariknya terletak pada

warna buahnya yang merah mencolok dan rasanya yang segar dan manis.

Tanaman stroberi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah yang

memiliki kondisi iklim dengan suhu udara optimum antara 17-20°C,

kelembaban 80-90%, paparan sinar matahari 8-10 jam per hari, curah hujan

berkisar antara 600- a) Penulis korespondensi: yuan@usu.ac.id

b)sustialistiari@gmail.com 700 mm per tahun dan pH tanah 6,5–7,0. Tanaman

stroberi membutuhkan kondisi lingkungan dan sumber cahaya yang cukup,

tanaman stroberi juga membutuhkan media tumbuh yang baik dan seimbang,

seperti ketersediaan air yang cukup dan kesuburan tanah. Keadaan ini sangat

penting untuk kelangsungan fotosintesis, respirasi, dan metabolisme [3-4].

Penanaman stroberi di Indonesia sudah dilakukan sejak zaman Belanda,

namun pengembangannya masih dalam skala kecil. Saat ini perkembangan

tanaman strawberry di Indonesia telah mengalami banyak peningkatan. Ini

didorong oleh meningkatnya kebutuhan stroberi untuk konsumsi dalam negeri.

Berdasarkan sumber dari Badan Pusat Statistik, produksi stroberi di Indonesia

sebesar 24.846 ton pada tahun 2010, 41.035 ton pada tahun 2011, 169.796 ton

pada tahun 2012, 90.352 ton pada tahun 2013, dan 58.882 ton pada tahun

2014.

Salah satu penghasil stroberi di Sumatera Utara adalah Berastagi, Kabupaten

Karo. Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Bukit Barisan dengan elevasi

terendah 140 m dpl dan tertinggi 2.451 mdpl. Sebagian besar (90%) wilayah

Kabupaten Karo berada pada ketinggian 140 m sampai dengan 1400 m di atas

3
permukaan laut. Kabupaten Karo beriklim tropis dengan curah hujan yang

signifikan, curah hujan rata-rata di atas 1.000 mm/tahun dan merata sepanjang

tahun. Kemudian curah hujan tahunan berkisar antara 1.000-4.000 mm/tahun.

Curah hujan terbesar terjadi pada bulan-bulan basah, yaitu Agustus hingga

Januari dan Maret hingga Mei.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Soelaeman dan Abdullah (2014)

abu vulkanik yang dikeluarkan pada saat erupsi Gunung Sinabung memiliki

pH asam sebesar 4,3. Keasaman abu vulkanik dapat mengubah sifat fisik,

kimia dan biologi tanah. Sifat fisik tanah yang berubah akibat abu vulkanik

adalah massa jenis yang relatif tinggi dan daya ikat air yang sangat rendah,

sedangkan sifat kimia yang berubah akibat abu vulkanik adalah pH dan

Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang sangat rendah. Keasaman abu vulkanik

juga mempengaruhi sifat biologis tanah, terutama kandungan dan aktivitas

mikroorganisme di dalam tanah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup tanaman strawberry yang dapat bertahan hidup jika pH

6,5-7,0.

Untuk itu peneliti merasa perlu membuat suatu sistem pengukuran data suhu

dan kelembaban udara serta pH tanah yang cepat dan akurat. Alat ini

menggunakan sensor DHT22 sebagai penginderaan suhu dan kelembaban

serta sensor pH sebagai penginderaan pH tanah pada pertumbuhan tanaman

strawberry. Mikrokontroler Arduino Uno digunakan sebagai pembaca data

sensor yang kemudian diolah dan ditampilkan pada LCD 16×2. Diharapkan

sistem ini dapat bekerja atas nama instrumen pengukur suhu, kelembaban dan

4
pH tanah, tetapi dengan biaya yang lebih rendah, konsumsi daya yang lebih

rendah tetapi tetap akurat dan presisi dengan sensor yang dikalibrasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut, yaitu:

1. Apa pengertian suhu udara?

2. Bagaimana kondisi kelembaban tanah pada tanaman strawberry?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengukuran suhu udara.

b. Untuk Mengetahui bagaimana kelembaban Ph di tanah tanaman

strawberry.

5
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Suhu Udara

Suhu merupakan karakteristik inherent yang dimiliki oleh suatu

benda yang berhubungan dengan panas dan energi. Suhu udara adalah ukuran

energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul – molekul. Suhu

merupakan keadaan yang menentukan kemampuan benda untuk

memindahkan panas benda ke benda lain. Jika panas dialirkan pada suhu

benda, maka suhu benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan

kehilangan panas. Akan tetapi hubungan antara satuan panas dengan satuan

suhu tidak merupakan suatu konstanta, karena besarnya peningkatan suhu

akibat penerimaan panas dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi oleh daya

tampung panas (heat capacity) yang dimiliki oleh benda penerima.

Suhu udara akan berfluktuasi dengan nyata selama setiap periode 24

jam. Fluktuasi suhu udara (dan suhu tanah) berkaitan dengan proses

pertukaran energi yang berlangsung di atmosfer. Pada siang hari, sebagian

dari radiasi matahari akan diserap oleh gas-gas atmosfer dan partikel-partikel

padat yang melayang di atmosfer. Serapan energi radiasi matahari akan

menyebabkan suhu udara meningkat. Suhu udara harian maksimum tercapai

beberapa saat setelah intensitas cahaya maksimum tercapai. Intensitas cahaya

maksimum tercapai pada saat berkas cahaya jatuh tegak lurus, yakni pada

waktu tengah hari (Lakitan, 1994: 90). Di atas lautan perubahan suhu

berlangsung lebih banyak kurang dari 1°C, dan dalam keadaan tenang variasi

6
suhu udara dekat laut hampir sama. Sebaliknya diatas daerah pedalaman

continental dan padang pasir perubahan suhu udara permukaan antara siang

dan malam mencapai 20°C. Sedangkan pada daerah pantai variasinya

tergantung dari arah angin yang bertiup. Variasinya besar bila angin bertiup

dari atas daratan dan sebaliknya.

2.2 Kelembaban Tanah di Tanaman Strawberry

Pengujian alat dilakukan dengan memasukkan program ke dalam

mikrokontroler, kemudian dilakukan pengukuran langsung di kebun

strawberry dan di beberapa titik di Berastagi dengan cara membandingkan

nilai alat standar dengan nilai alat yang telah dibuat. Konfigurasi alat ukur

suhu dan kelembaban udara serta pH tanah ditunjukkan oleh Gambar 2. Dari

Gambar 2 terlihat bahwa Sensor DHT 22 terpasang pada pin 12 mi

krokontroler Arduino Nano, sensor pH pada pin A0, IC regulator pada pin 5V

dan GND, kemudian LCD Display 16x2 pada pin 5, 6, 7, 8, 10 dan 11.

Instrumen nyata disediakan pada Gambar dibawah ini..

7
Gambar Alat Ukur Suhu dan Kelembaban Udara serta pH Tanah

Dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan di empat titik lokasi perkebunan

strawberry di Berastagi, Kabupaten Karo. Menit – 3 Pelatih Unit Penanganan

Udara KTENG 22.59 Menit – 1 Menit – 1 23.54 Menit – 6 Pelatih Unit

Penanganan Udara KTENG 23,2 45,5 70,0 85,2 94,7 95,6 Menit – 6 23.30

22.51 Kemudian alat sendiri diuji di empat titik di sekitar Gunung Sinabung.

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah kawasan di sekitar Gunung

Sinabung cocok untuk ditanami stroberi. Mengingat Gunung Sinabung masih

menunjukkan aktivitasnya sejak tahun 2010 hingga sekarang. Pengujian

dilakukan di semua lokasi yaitu suhu dan kelembaban udara serta pH tanah.

Hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar .diatas.

Titik 1 adalah Tambak Lau Mulgap II, titik 2 Berastepu, titik 3 Jl. Udara dan

titik 4 adalah Sempa Jaya, Berastagi, Kabupaten Karo. Berdasarkan Gambar 4.

(a), kita dapat melihat bahwa suhu udara di titik 1 adalah 30,92°C dengan

menggunakan alat sendiri dan 31,68°C dengan menggunakan termometer.

Sedangkan pada titik 2, 3, dan 4 suhu udara masing-masing adalah 29,32°C,

8
29,42°C dan 31,05°C dengan menggunakan alat sendiri dan 30,42°C, 30,21°C

dan 31,52°C dengan menggunakan termometer. Menit – 4 21.52 Keempat titik

tersebut adalah Tambak Lau Mulgap II, Berastepu, Jl. Udara, dan Sempa Jaya,

Berastagi, Kabupaten Karo. Tambak Lau Mulgap II berada di sisi timur

Gunung Sinabung dengan jarak tempuh sekitar 15 km. Berastepu berada di

sisi selatan dengan jarak 7 km. Jl. udara di sisi timur dengan jarak 15 km dan

Sempa Jaya di sisi timur dengan jarak 18 km.

Sebelum alat diuji pada keempat titik tersebut, alat dicek terlebih dahulu

dengan alat pembanding KTENG Air Handling Unit Trainer Model KTE –

2000AHU. DHT22 Sensor Suhu dan Kelembaban dibandingkan dengan

KTENG Air Handling Unit Trainer Model KTE – 2000AHU. Hasil pengujian

alat sendiri dengan alat pembanding. Dari Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dilihat

bahwa alat sendiri menunjukkan hasil yang hampir sama dengan alat Trainer

9
KTENG Air Handling Unit. Kesalahan pembacaan alat sendiri tidak lebih dari

5%. Jadi hasil ini menegaskan bahwa perangkat dapat diuji pada sampel lain.

Kemudian alat sendiri diuji di empat titik di sekitar Gunung Sinabung.

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah kawasan di sekitar Gunung

Sinabung cocok untuk ditanami stroberi. Mengingat Gunung Sinabung masih

menunjukkan aktivitasnya sejak tahun 2010 hingga sekarang. Pengujian

dilakukan di semua lokasi yaitu suhu dan kelembaban udara serta pH tanah.

Hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4. Titik 1 adalah Tambak Lau

Mulgap II, titik 2 Berastepu, titik 3 Jl. Udara dan titik 4 adalah Sempa Jaya,

Berastagi, Kabupaten Karo. Berdasarkan Gambar 4.(a), kita dapat melihat

bahwa suhu udara di titik 1 adalah 30,92°C dengan menggunakan alat sendiri

dan 31,68°C dengan menggunakan termometer. Sedangkan pada titik 2, 3, dan

4 suhu udara masing-masing adalah 29,32°C, 29,42°C dan 31,05°C dengan

menggunakan alat sendiri dan 30,42°C, 30,21°C dan 31,52°C dengan

menggunakan termometer.

10
Gambar Hasil Pengujian Antara Alat Sendiri dan Alat Pembanding pada a)

Suhu Udara, (b) Kelembaban Udara dan (c) pH Tanah.

Selanjutnya, kelembaban udara ditunjukkan pada Gbr.4.(b). Kelembaban

udara di empat titik tersebut adalah 69,06%, 68,62%, 68,25%, dan 67,65%

dengan menggunakan alat sendiri, kemudian 70,21%, 69,07%, 68,82%, dan

69,75% dengan menggunakan higrometer. Sedangkan pH tanah pada empat

titik ditunjukkan pada Gbr.4.(c). PH tanah pada keempat titik tersebut

berturut-turut adalah 6,95, 6,75, 6,29 dan 7,08 dengan menggunakan alat

sendiri. Kemudian 7,27, 6,90, 6,85 dan 7,63 adalah pH tanah masing-masing

pada empat titik dengan menggunakan pH meter Semua hasil tersebut

ditunjukkan oleh alat sendiri dan alat pembanding dapat dikatakan bahwa alat

sendiri memberikan hasil yang akurat. Empat titik di sekitar Gunung Sinabung

yaitu Tambak Lau Mulgap II, Berastepu, Jl. Udara dan Sempa Jaya memiliki

suhu dan kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan strawberry serta

pH tanah. Erupsi Gunung Sinabung tidak berpengaruh nyata terhadap pH

tanah. Pengujian juga perlu dilakukan dalam radius 5 km dari Gunung

Sinabung. Radius 5 km dari Gunung Sinabung merupakan kawasan terlarang

untuk ditinggali. Sehingga masyarakat tidak dapat mengolah tanahnya untuk

pertanian.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Telah dilakukan alat pendeteksi suhu udara, kelembaban dan pH tanah

dengan menggunakan DHT22 dan Sensor pH berbasis mikrokontroler

Arduino Nano. Pengukuran dilakukan di empat titik lokasi perkebunan

strawberry di Berastagi, Kabupaten Karo. Titik 1 adalah Tambak Lau Mulgap

II, titik 2 adalah Berastepu, titik 3 adalah Jl. Udara dan titik 4 adalah Sempa

Jaya, Berastagi, Kabupaten Karo. Semua hasil ditunjukkan oleh alat sendiri

dan alat pembanding dapat dikatakan bahwa alat sendiri memberikan hasil

yang akurat. Empat titik di sekitar Gunung Sinabung memiliki suhu dan

kelembaban udara yang cocok untuk menanam stroberi serta pH tanah.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. DV San, S. Aril dan Warsito. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika 4(1), 83-90
(2016). 2. H. Gulen dan A. Eris, Ilmu Tumbuhan 166, 739-744 (2004).
2. R. Noviyanti, Yuliani, ER Sari dan H. Ashari, Lentera Bio 3(3), 243-247
(2014). 4. H. Ito dan T. Saito, Jurnal Penelitian Pertanian Tohoku 13(3), 191-
203 (1962).
3.Badan Pusat Statistik dalam
http://hortikultura.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/02/Statistik-
Produksi 2014.pdf (2014). 6. Y. Soelaeman dan Abdullah, Rehabilitasi Sifata
Tanah Pertanian (Balai Peneliti Tanah, Bogor, 2014).P Sarah, D. Elfiati dan
Delvian, Jurnal Ilmu Kehutanan Peronema 4(4), 1-6 (2015).
4. W. Budiharto, Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR ATmega16 (PT
Elex Media Komputindo, Jakarta,2008).
5. E. Ihsanto dan S. Hidayat, Jurnal Teknik Elektro 5(3), 130-137 (2014),
6. A. Kadir, Pemrograman Arduino dan Pengolahan (PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2017).
7. Sumardi, Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dan Nol (Graha limu,
Yogyakarta, 2013).
8. L. Susanto, Mikrokontroller Menguasai Arduino (Teknosain, Yogyakarta,
2013).

13

Anda mungkin juga menyukai