Anda di halaman 1dari 116

PROYEK AKHIR

ANALISA PENGARUH KELEMBABAN TANAH TERHADAP


PERTUMBUHAN TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYSIS OF VARIANCE
The Analysis of the Influence of Soil Moisture Towards Plants
by Using Analisys of Variance Method
Oleh:
ANGGA RASULIL VIDIAWAN
NRP. 7107 040 006

Dosen Pembimbing:
Ir. Rika Rokhana, MT
NIP. 19690905 199802 2 001

Budi Nur Iman, S.Si, M.Kom


NIP. 19690427 199403 1 001

Ardik Wijayanto, ST, MT


NIP. 19770620 200212 1 002

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2011
i

ANALISA PENGARUH KELEMBABAN TANAH TERHADAP


PERTUMBUHAN TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYSIS OF VARIANCE
Oleh :
ANGGA RASULIL VIDIAWAN
NRP. 7107 040 006
Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST.)
Periode Wisuda September 2011
di
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Disetujui dan disahkan pada tanggal 26 Juli 2011
Oleh
Dosen Penguji Proyek Akhir :
Dosen Pembimbing :
1.
1.
Ir. Kemalasari, MT
NIP : 19630314 200003 2 001

Ir. Rika Rokhana, MT


NIP : 19690905 199802 2 001

2.

2.
Firman Arifin, ST, MT
NIP : 19740925 200112 1 002

Budi Nur Iman, S.Si, M.Kom


NIP : 19690427 199403 1 001

3.

3.

Agus Indra Gunawan, ST, M.Sc


NIP : 19760821 200112 1 002

Ardik Wijayanto, ST, MT


NIP : 19770620 200212 1 002

Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Elektronika

Ir. Rika Rokhana, MT


NIP. 19690905 199802 2 001
i

ABSTRAK
Tanaman cabai sudah dikenal oleh masyarakat indonesia sejak
zaman dahulu dan seakan menjadi kebutuhan pokok setiap keluarga
sehingga permintaannya pun ada setiap hari. Secara umum tanaman
cabai dapat ditanam di areal sawah maupun tegal, di dataran tinggi
maupun rendah. Namun demikian, ada beberapa persyaratan yang
diperlukan agar tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik seperti
ketinggian tempat, iklim, air, tanah, dan kelembaban. Kelembaban dapat
berupa kelembaban pada udara maupun kelembaban tanah.
Modifikasi iklim mikro di sekitar tanaman cabai merupakan
suatu usaha agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Kelembaban udara dan tanah, suhu udara dan
tanah merupakan komponen iklim mikro yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, dan masing-masing berkaitan mewujudkan
keadaan lingkungan optimal bagi tanaman. Kelembaban tanah dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai baik berupa
pertumbuhan daun, tinggi, dan lebar batang cabai. Pengaruh
kelembaban tanah ini dapat kita analisa dengan menggunakan prinsip
pengolahan citra dimana kamera sebagai alat untuk mengembil inputan.
Threshold citra merupakan proses memisahkan objek objek
dari citra ke dalam bagian bagian, sehingga informasi yang ada pada
citra dapat dengan mudah dibaca. Informasi yang ada dalam citra
tersebut membagi citra ke dalam daerah daerah terpisah dimana setiap
daerah adalah homogen dan mengacu pada sebuah kriteria keseragaman
yang jelas. Threshold yang dilakukan pada citra harus tepat agar
informasi yang terkandung di dalamnya dapat diterjemahkan dengan
baik.
Kelembaban tanah yang sesuai dengan karakteristik tanaman
cabai sekitar 50%-60%. Semakin rendah kelembaban tanahnya maka
pertumbuhan tanaman cabai tidak akan maksimal (mengalami
kekerdilan) dan semakin tinggi kadar kelembaban tanahnya maka
tanaman cabai akan layu.

Kata kunci : Cabai, kamera, kelembaban, pengolahan citra, Threshold

ii

ABSTRACT
Pepper plants have been recognized by Indonesian society since
ancient times and it was as a basic need of every family so that the
demand was there every day. In general, hot pepper plants may be
planted in paddy fields and dry areas at high and low plains. However,
there are several requirements needed for chili plants can grow well,
such as altitude, climate, water, soil and moisture. Humidity can be
humidity in the air and soil moisture. Too high a level of soil moisture
will affect the growth of pepper, as well as too low when the moisture
of the soil.
Modification of the microclimate around the pepper plant is a
business for the cultivated plants can grow and develop properly. Air
and soil moisture, air temperature and soil micro-climate is a component
that greatly affect plant growth, and each relates to realize optimal
environmental conditions for plants. Soil moisture can influence the
growth of pepper plants in the form of leaf growth, height, and width of
stem chili. Effect of soil moisture is to our analysis using the principles
in which the camera image processing as a tool for mengembil imputan.
Threshold is the process of separating the object - the object of
the image to the part - the part, so that the information contained in the
image can be easily read. The information contained in the image
divides the image into the area - a separate area where each region is
homogeneous and refers to a clear uniformity of criteria. Threshold is
performed on the image to be right for the information contained in it
can be translated properly.
Soil moisture in accordance with the characteristics of chilli
plants about 50% -60%. The lower the humidity of the soil so plant
growth will not be maximized peppers (experiencing dwarfism) and the
higher levels of soil moisture so plants will wilt chili.
Keywords: Chili camera humidity, processing image, Threshold

iii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun proyek akhir yang
berjudul :
ANALISA PENGARUH KELEMBABAN TANAH TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYSIS OF VARIANCE
Pembuatan dan penyusunan proyek akhir ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Diploma-4 (D4) dan
memperoleh gelar Sarjana Sain Terapan (SST) di jurusan Elektronika
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
Penulis berusaha secara optimal dengan segala pengetahuan dan
informasi yang didapatkan dalam menyusun laporan proyek akhir ini.
Namun, penulis menyadari berbagai keterbatasannya, karena itu penulis
memohon maaf atas keterbatasan materi laporan proyek akhir ini.
Penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan laporan proyek akhir ini.
Demikian besar harapan penulis agar laporan proyek akhir ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya para petani cabai di seluruh
Indonesia.
Surabaya, 27 Juli 2011

Penulis

iv

UCAPAN TERIMA KASIH


Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya saya bisa merasakan nikmat ber-Islam.
Dan kepada Rasulullah SAW yang telah mencintai kita semua dan
menuntun kita dari kegelapan ke zaman terang benderang.
Dengan selesainya proyek akhir ini bukanlah semata - mata
usaha individu penulis, melainkan adanya kerja sama dengan berbagai
pihak yang telah memberikan kontribusi dalam pengerjaan proyek akhir
ini, antara lain :
1. Ibu, Ayah, serta keluarga besarku, kalian begitu berharga bagiku.
Hanya do'a yang teralun setiap waktu yang bisa aku persembahkan,
semoga Allah memberikan rahmat, hidayah, keselamatan,
keberkahan dan ridho- Nya kepada kalian semua di dunia maupun di
akhirat.
2. Bapak Dr. Ir. Dadet Pramadihanto, M.Eng selaku direktur PENSITS.
3. Ibu Ir. Rika Rokhana, M.T. selaku ketua jurusan Teknik
Elektronika PENS-ITS dan dosen pembimbing proyek akhir saya.
4. Bapak Budi Nur Iman, S.Si, M.Kom dan bapak Ardik Wijayanto,
ST, MT selaku dosen pembimbing saya.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing dan
membekali ilmu kepada penulis selama penulis menempuh
pendidikan di kampus tercinta ini, Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya-ITS (PENS-ITS).
6. Bapak Ronny Susetyoko, Ibu Retno Sukmaningrum, dan Ibu
Kemalasari atas saran-saran dan kritikannya.
7. Bapak-Ibu Dosen khususnya staf dan pengajar jurusan Elektronika,
PENS-ITS.
8. Teman-teman penghuni lab pojok lab elka lt2 terima kasih.
9. Rekan-rekan Elkaangkatan 2007 khususnya 4ED4A, terima kasih
atas kebersamaannya dalam menempuh perkuliahan di PENS-ITS.
10. Seluruh mahasiswa PENS ITS yang pernah mengenalku serta
semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan TA ini.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................
ABSTRAK ............................................................................
ABSTRACT ..........................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................
DAFTAR ISI .........................................................................
DAFTAR GAMBAR .............................................................
DAFTAR TABEL .................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................


1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ..............................
1.2 TUJUAN .......................................................................
1.3 PERUMUSAN MASALAH ..........................................
1.4 BATASAN MASALAH ................................................
1.5 METODOLOGI ...........................................................
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN ................................

1
2
2
2
2
3
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................


2.1 Tanaman Cabai ..............................................................
2.1.1 Karakteristik Tanaman Cabai .................................
2.2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Cabai .............................
2.1.3 Persemaian ............................................................
2.1.4 Pengolahan Tanah ..................................................
2.1.5 Hama dan Penyakit ................................................
2.2 Karakteristik Tanah ........................................................
2.2.1 Syarat Tanah ..........................................................
2.3 Pengolahan Citra ............................................................
2.3.1 Operasi Pengolahan Citra .......................................
2.3.2 Threshold ...............................................................
2.3.3 GrayScale...............................................................
2.3.4 Pengertian Pixel ......................................................
2.3.5 Citra Biner .............................................................
2.3.6 Warna.....................................................................
2.4 Internet ..........................................................................

5
5
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
12
13
14
17

vi

2.5 Pemrograman Web Dengan PHP ....................................


2.5.1 Cara Kerja Web .....................................................
2.5.2 Web Server ............................................................
2.5.3 Server Side Scripting .............................................
2.5.4 Web Programing ASP .............................................
2.6 Analysis of Variance (ANOVA) ......................................
2.6.1 Analysis of Multivariat (MANOVA) .......................
2.7 Penggunaan Kamera Sebagai Sensor ...............................
2.8 ATMEGA 16 .................................................................
2.9 Program SPSS Sebagai Pengolah Data ............................
2.9.1 Menjalankan SPSS .................................................
2.9.2 Membaca Data .......................................................
2.10 Visual Basic ...................................................................
2.10.1 IDE Visual Basic 6.0 ............................................
2.10.2 Deklarasi Variabel ...............................................
2.10.3 Operator ..............................................................

18
19
19
20
20
25
25
28
29
29
30
31
34
35
36
36

BAB III PERENCANAAN SISTEM ....................................


3.1 Blok Diagram Sistem ......................................................
3.1.1 Mekanisme Kerja Sistem ........................................
3.2 Perancangan Hardware ....................................................
3.2.1 Pembuatan Driver Kamera ......................................
3.2.2 Pembuatan Driver Motor .........................................
3.2.3 Pembuatan Mikrokontroler ......................................
3.2.4 Pembuatan Prototipe Sawah ....................................
3.6 Perancangan dan Pembuatan Perangkat lunak ..................
3.6.1 Load Image ............................................................
3.6.2 Grey Scale ..............................................................
3.6.3 Pemisahan Background Objek ...............................
3.6.4 Thresholding ...........................................................
3.6.5 User Interface Visual Basic ......................................
3.6.6 User Interface SPSS .................................................
3.6.7 User Interface WEB.................................................

39
39
40
41
41
42
44
46
46
49
50
52
52
53
55
56

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ................................


4.1 Kelembaban Tanah .........................................................
4.2 Tegangan Output Pada Rangkaian Motor Driver ..............
4.3 Pengaruh Tegangan Input Pada Kecepatan Motor ..............
4.4 Pengujian Downloader dan Minimum Sistem ATmega16..

59
59
62
63
64

vii

4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12

4.4.1 Rangkaian Downloader ..........................................


4.4.2 Pengujian Rangkaian Sistem Minimum ..................
Nilai Warna RGB (red, green, blue) Pada Gambar Hasil
Capture ...........................................................................
Memisahkan Objek (Tanaman Cabai) dengan
Background .....................................................................
Proses Menentukan Tinggi Objek ...................................
Proses Menentukan Lebar Objek .....................................
Komunikasi Via WEB ....................................................
Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Tinggi Tanaman
Cabai ..............................................................................
Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Lebar Batang
Tanaman Cabai ...............................................................
Analisa Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap
Pertumbuhan Tanaman cabai Menggunakan Metode
Manova ..........................................................................
4.12.1 Uji Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap
pertumbuhan Tanaman Cabai Menggunakan
metode Manova. ...................................................
4.12.2 Uji Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap
pertumbuhan Tanaman Cabai Menggunakan
metode Manova. ...................................................

64
64
65
68
72
74
77
79
83

86

86

92

BAB V PENUTUP ................................................................ 99


5.1 Kesimpulan .................................................................... 99
5.2 Saran .............................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 101
LAMPIRAN

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 2.15
Gambar 2.16
Gambar 2.17
Gambar 2.18
Gambar 2.19
Gambar 2.20
Gambar 2.21
Gambar 2.22
Gambar 2.23
Gambar 2.24
Gambar 2.25
Gambar 2.26
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Gambar 3.10
Gambar 3.11

Tanaman cabai ..................................................


Proses color RGB ke Grayscale .........................
Citra Grayscale .................................................
Konversi citra biner ............................................
Sprektum cahaya ...............................................
Nilai warna RGB dalam hexadesimal .................
Komposisi warna RGB .......................................
Nilai warna .......................................................
Interaksi FTP ....................................................
Standart web architecture ...................................
Dinamic web architecture...................................
Tampilan web pada browser ...............................
Tampilan web pada browser ...............................
Scematic ATMEGA16 .......................................
Jalankan SPSS melalui Windows Start................
Jalankan SPSS melalui Desktop Shortcut ............
Tampilan awal SPSS berupa tabel kosong...........
Buka data melalui menu pull-down .....................
Jendela untuk membuka data ..............................
File data voter.sav ..............................................
Variebel view data voter.sav...............................
Value label .........................................................
Missing values ...................................................
Skala data ..........................................................
IDE visual Basic dengan jendela.........................
IDE visual Basic dengan jendela terbuka ............
Blok diagram .....................................................
Kamera Webcam ................................................
Konfigurasi pin L298HN ....................................
Rangkaian motor driver yang sudah jadi .............
Rangkain Minimum Sistem Atmega 16...............
Minimum Sistem Atmega 16 ..............................
Flowchart algoritma threshold ............................
Flowchart konversi RGB....................................
Contoh file image ...............................................
Flowchart pengambilan gambar .........................
Subrutin load image ...........................................
ix

6
11
12
13
14
15
15
15
17
19
20
22
24
29
30
31
31
32
32
32
33
33
34
34
35
35
40
42
43
44
44
45
47
48
49
49
50

Gambar 3.12 Subrutin grayscale .............................................


Gambar 3.13 Citra berwarna menjadi citra grayscale ...............
Gambar 3.14 Pemisahan background dengan objek .................
Gambar 3.15 Thresholding ......................................................
Gambar 3.16 Interface program VB.........................................
Gambar 3.17 Interface program SPSS .....................................
Gambar 3.18 Interface WEB ...................................................
Gambar 4.1 Tanaman cabai umur 80 hari ...............................
Gambar 4.2 Rangkaian motor driver .......................................
Gambar 4.3 Tampilan LED ....................................................
Gambar 4.4 Tampilan LED ....................................................
Gambar 4.5 Listing program ..................................................
Gambar 4.6 Tampilan form pendaftaran ................................
Gambar 4.7 Database pada server ..........................................
Gambar 4.8 Interface upload .................................................
Gambar 4.9 Tampilan konfirmasi ..........................................

51
52
52
53
53
55
56
61
62
65
65
69
77
77
78
78

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7

Skala keabuan........................................................ 10
Daftar Operator Aritmatika ........................................ 37

Operator Pembanding ............................................ 37


Spesifikasi Komputer ............................................. 39
Data sheet L298HN ............................................... 43
Pertumbuhan Tanaman Cabai................................. 60
Pertumbuhan Tanaman Cabai Umur 104 Hari......... 61
Hasil tegangan output motor driver ........................ 63
Kecepatan putaran motor ....................................... 63
Hasil percobaan nilai warna pada image ................. 67
Hasil percobaan proses deteksi daun....................... 70
Percobaan deteksi daun dengan background
berbeda .......................................................................71
Tabel 4.8 Tabel tinggi objek (penggaris)................................ 72
Tabel 4.9 Percobaan menentukan tinggi tanaman cabai setelah
di threshold........................................................... 73
Tabel 4.10 Percobaan menentukan lebar batang tanaman cabai
setelah di threshold.....................................................75
Tabel 4.11 Data pertumbuhan tanaman cabai...............................80
Tabel 4.12 Pengaruh kelembaban terhadap tinggi tanaman
cabai ...................................................................... 81
Tabel 4.13 Rata-rata pengaruh kelembaban terhadap tinggi
tanaman cabai ........................................................ 82
Tabel 4.14 Pengaruh kelembaban terhadap lebar batang
tanaman cabai ........................................................ 84
Tabel 4.15 Rata-rata pengaruh kelembaban terhadap lebar
batang tanaman cabai ............................................ 85
Tabel 4.16 Descriptive statistic tinggi tanaman cabai ............... 87
Tabel 4.17 Multivariate test tinggi tanaman cabai .................... 88
Tabel 4.18 Levene Test of Equality of Error Variancesa tinggi
Tanaman cabai ....................................................... 89
Tabel 4.19 Tests of Between Subjects effects tinggi tanaman
cabai ....................................................................... 91
Tabel 4.20 Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Lebar
Batang Tanaman Cabai ........................................... 92
xi

Tabel 4.21 Descriptive statistic lebar batang tanaman cabai ......


Tabel 4.22 Multivariate test lebar batang tanaman cabai ...........
Tabel 4.23 Levene Test of Equality of Error Variancesa lebar
batang tanaman cabai ............................................
Tabel 4.24 Tests of Between Subjects effects lebar batang
tanaman Cabai .......................................................

xii

93
95
95
97

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Mendengar kata cabai akan terlintas pada benak kita suatu rasa
yang pedas. Walaupun rasanya pedas, banyak orang yang menyukai
cabai karena dipercaya sebagai obat penambah nafsu makan dan banyak
manfaat lainnya. Banyaknya kandungan zat gizi menjadikan
kehadirannya di pasaran berawal dari pembudidayaannya. Untuk itu
orang yang terlibat langsung pada pembudidayaannya perlu mengetahui
cara budi daya cabai yang tepat serta faktor faktor apa saja yang
menunjang pertumbuhannya. Akibat banyaknya akan kebutuhan cabai
maka mengakibatkan walaupun harganya mahal, tetap saja cabai banyak
dibeli. Kenaikan permintaan pasar menarik para investor untuk
menanamkan modalnya pada pembudidayaan tanaman cabai ini. Tidak
semua investor dapat mengontrol perkembangan dari pertumbuhan
cabai yang mereka budidayakan dikarenakan faktor jarak dan kesibukan
sehingga diperlukan adanya alat yang bisa mengontrol dan mengawasi
pertumbuhan cabai tersebut karena tidak semua investor yang
menanamkan modalnya percaya seratus persen pada orang yang mereka
percayai sebagai pelaku usaha yang membudidayakan tanaman cabai
tersebut.
Pengawasan dan pengontrolan pertumbuhan tanaman cabai
antara investor sebagai penanam modal dan pelaku usaha
pembudidayaan dilakukan dengan menggunakan komunikasi via
internet. Penggunaan komunikasi secara internet dimaksudkan agar
penyampaian data dapat dilakukan secara cepat antara komputer
investor dimana sebagai client dengan komputer pembudidaya dimana
sebagai server. Pengontrolan kelembaban dapat dilakukan dengan
mengirinkam perintah kepada mikrokontroler dan mikrokontroler akan
mengaktifkan aktuator.
Disamping adanya alat untuk mengontrol dan mengawasi
pertumbuhan tanaman cabai diperlukan juga alat yang dapat
menganalisa pengaruh kelembaban tanah terhadap tanaman cabai
mengingat bahwa kelembaban tanah merupakan faktor yang penting
dalam perkembangan pertumbuhan tanaman cabai. Mengingat bahwa

kelembaban tanah dapat dengan mudah berubah ubah setiap waktu


tergantung pada cuaca pada waktu itu dan persediaan air dalam tanah.
Kelembaban tanah merupakan faktor penting dalam menentukan
pertumbuhan tanaman cabai. Dengan menganalisis pengaruh
kelembaban tanah diharapkan perkembangan tanaman cabai dapat
dikontrol sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
1.2 TUJUAN PROYEK AKHIR
Tujuan utama dari proyek akhir ini adalah merencanakan dan
merealisasikan alat yang dapat mengalisis pengaruh kelembaban tanah
terhadap perkembangan pertumbuhan tanaman cabai dengan
menggunakan metode Annova sehingga dalam proses analisisnya dapat
meningkatkan jumlah produksi cabai. Mengacu pada tujuan utama
proyek akhir ini maka terdapat beberapa tujuan khusus antara lain :
1. Meningkatkan mutu dan produktifitas tanaman cabai dengan
mengatur kelembaban tanahnya.
2. Bagaimana merancang algoritama dan program yang dapat menga
nalisa pengaruh kelembaban tanah terhap petumbuhan cabai.
1.3 PERUMUSAN MASALAH
1.
2.

3.
4.

Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:


Bagaimana merancang alat yang dapat memonitor pertumbuhan
tanaman cabai khususnya memonitor tinggi tanaman.
Bagaimana merancang program untuk mengetahui laju
pertumbuhan tanaman cabai dengan menggunakan metode
analysis of variance.
Bagaimana menggunakan metode yang tepat dalam menganalisis
pengaruh kelembaban tanah terhadap pertumbuhan tanaman cabai.
Bagaimana merancang program dan membuat algoritma sistem
komunikasi antara server dan clien menggunakan komunikasi
internet.

1.4 BATASAN MASALAH


Adapun batasan-batasan masalah yang dibuat agar dalam
pengerjaan proyek akhir ini dapat berjalan dengan baik adalah sebagai
berikut :
2

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tinggi batang yang akan diukur mulai dari permukaan tanah


hingga ujung tertinggi dari daun.
Tanaman cabai yang akan dianalisis berumur 6 minggu sampai 13
minggu dengan jarak tanam antara cabai 20 cm.
Jenis cabai yang digunakan adalah cabai rawit hijau.
Prototipe yang digunakan berukuran 60 cm x 60 cm x 20 cm.
Kamera dapat bergerak sepanjang lebar dari prototipe dan
bergerak mundur dan mempunyai resolusi sebesar 320 x 240 pixel.
Jarak kamera ke tanaman cabai sejauh 50 cm sejajar tanaman
cabai.

1.5 METODOLOGI
a. Studi Literatur
Studi literatur ini bertujuan untuk memperoleh teori-teori
penunjang yang melandasi pemecahan masalah dilapangan, baik itu
bersumber dari hasil wawancara, penelitian, buku, website, ataupun
jurnal ilmiah.
b. Pembuatan Perangkat Keras
Pembuatan perangkat keras (hardware) meliputi pembuatan
prototipe lahan sawah seluas 60 cm x 60 cm x 20 cm, pembuatan motor
untuk menggerakkan kamera, linetracer mikro, dan lintasan untuk
pergerakan linetracer.
c. Pembuatan Perangkat Lunak
Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat perancangan
perangkat lunak dengan membuat algoritma program yang mengatur
bagaimana jalannya program yang digunakan untuk memproses gambar
yang diambil oleh kamera serta pengolahan data deskripsi.
d. Pengujian Sistem dan Integrasi
Dilakukan pengujian perangkat keras dengan beberapa parameter
pengujian setelah diintegrasikan dengan HMI perihal kecepatan,
ketepatan, manajemen memori, dan penyampaian informasi sistem.
Pengujian dilakukan dengan running test pada setiap sistem.

e. Analisa dan Kesimpulan


Dari hasil integrasi dan pengujian sistem secara keseluruhan
dilakukan analisa dan memberikan kesimpulan atas analisa tersebut.
f. Pembuatan Laporan Tugas Akhir
Pada tahap ini merupakan tahap terakhir yang merupakan tahap
pelaporan mengenai hasil akhir yang didapatkan.
1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan yang akan diuraikan dalam buku
laporan proyek akhir ini terbagi dalam bab-bab yang akan dibahas
sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Berisi latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, dan
metodologi, dan sistematika pembahasan.
Bab II : Teori Penunjang
Berisi penjelasan tentang teori-teori penunjang atau bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan Proyek Akhir ini.
BAB III : Perencanaan Pembuatan
Bab ini membahas proses software yang diaplikasikan ke dalam sistem
dan tata cara pembuatannya.
BAB IV : Pengujian dan Analisa
Bab ini membicarakan tentang langkah langkah dalam pengujian
software dan hardware, serta memberikan analisa terhadap hasil yang
dicapai.
BAB V : Penutup
Bab ini menyatakan kesimpulan dari hasil pengujian software dan
sejumlah kemungkinan dalam format saran untuk pengembangan
selanjutnya.

BAB II
TEORI PENUNJANG
2.1 Tanaman Cabai
Cabai atau lombok (Capsicum annum) termasuk suku
Solanaceae dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran
rendah ataupun di dataran tinggi. Cabai merupakan tanaman perdu dari
famili terung-terungan (solanaceae). Tanaman cabai banyak
mengandung vitamin A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang
rasanya pedas dan memberikan kehangatan panas bila kita gunakan
untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Kita sering melihat para ibu
rumah tangga yang menanam cabai sebagai selingan yang
menguntungkan[1].
2.1.1 Karakteristik Tanaman Cabai
Cabai merupakan tanaman hortikultura sayur sayuran buah
semusim untuk rempah-rempah yang diperlukan oleh seluruh lapisan
masyarakat sebagai penyedap masakan dan penghangat badan. Pada
umumnya tanaman cabai merah dapat ditanam di daerah dataran tinggi
maupun di dataran rendah, yaitu lebih dari 200 m di atas permukaan
laut[1].
2.1.2 Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus,
gembur dan sarang serta tidak tergenang air ; pH tanah yang ideal
sekitar 5 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada
akhir musim hujan (Maret April). Untuk memperoleh harga cabai
yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada
bulan Desember, walaupun ada resiko kegagalan. Usahakan dibuat
saluran drainase yang baik.
Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai
pegunungan (dataran tinggi) dengan temperatur yang baik untuk
tanaman cabai adalah 240 - 270 C, dan untuk pembentukan buah pada
kisaran 160 - 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya
penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Kisaran temperatur
optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika
5

antara 210 - 250 C, sedangkan untuk pembentukan buah memerlukan


temperatur 18,30C[2].
2.1.3 Persemaian
Tanah persemaian digemburkan dan dibikin bedengan dengan
lebar 125 cm panjang menurut ukuran tanah dan diberi pupuk kandang
dan diberi TSP I Kg per meter bujur sangkar 2 (dua) hari sebelum benih
ditaburkan. Setelah itu ditutup dengan tanah atau sekam untuk
menghindari hujan dan angin. Benih cabai dapat dipindahkan setelah
berumur 1 bulan. Pada saat benih cabai berumur 1 bulan, tinggi tanaman
mencapai 20-25 cm dan pada saat berumur 3 bulan tingginya bisa
mencapai 50-60 cm sehingga apabila diambil rata rata
pertumbuhannya mencapai 5 cm perminggu[2].

Gamabar 2.1 Tanaman cabai


2.1.4 Pengolahan Tanah
Sambil menunggu bibit yang akan dipindahkan, tanah disiapkan
dengan pengolahan yang baik, bersamaan dengan itu diperam pupuk.
kandang yang dicampur dengan TSP dan Urea selama 20 hari (1 karung
pupuk kandang + 1 Kg TSP + 1 \4 Kg Urea). Satu hektar membutuhkan
pupuk kandang 15 ton. Seminggu sebelum tanam, pupuk kandang
dimasukkan kedalam lubang tanam kurang lebih 1\5 Kg per lubang
dengan jarak tanam 50 x 60 Cm. Umur bibit 1-1,5 bulan. Bila tersedia
Biofert, berikan soil conditioner (penyubur tanah) ini dengan dosis 30
Kg per hektar. Biofert membuat pemupukan lebih efisien dan
meningkatkan mutu buah cabai[3].
6

2.1.5 Hama dan Penyakit


Ada musim agar penyakitnya tidak menular. Keberhasilan kebun
cabai sangat diperlukan. Kebun yang kotor akan merangsang
berjangkitnya penyakit keriting. Oleh karena itu, tanamlah bibit-bibit
yang sehat. Gunakanlah pupuk yang sesuai jenis dan dosisnya, karena
pemupukan yang tepat akan berpengaruh kepada pertumbuhan tanaman
cabai yang akibatnya akan menambah daya tahan terhadap serangan
hama dan penyakit[3].
2.2 Karakteristik Tanah
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan
mengalami proses pembentukan lanjutan. Tubuh tanah terbentuk dari
campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah
mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral.
Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari
pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama
lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik
cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa
asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan
organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral
berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup.
Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur
(sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena
memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan
memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat
orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat,
merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat
memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai
akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah
berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan
organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses
pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh
kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau
kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang
tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses
7

kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna


yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana
anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau
warna yang terkonsentrasi[4].
2.2.1 Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman
pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas
dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur,
gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas
cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang
ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas
6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada
tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga
tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk tanah yang
pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan
cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal[4].
2.3 Pengolahan Citra
Citra adalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari gambar
analog dua dimensi yang kontinyu menjadi gambar diskrit melalui
proses digitalisasi. Citra yang terlihat merupakan cahaya yang
direfleksikan dari sebuah objek. Sumber cahaya menerangi objek lalu
memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya tersebut dan
pantulan cahaya tersebut ditangkap oleh alat optik seperti mata manusia,
kamera, scanner, sensor satelit, dan sebgainya.
Pada dasarnya ada tiga bidang yang menangani pengolahan data
berbentuk citra yaitu : grafika komputer, pengolahan citra, dan visi
komputer. Pada bidang grafika komputer banyak dilakukan proses yang
bersifat sintesis yang mempunyai ciri data masukan berbentuk deskriptif
dan data keluaran berbentuk citra. Sedangkan proses dalam visi
komputer merupakan kebalikan dari proses grafika komputer. Bidang
pengolahan citra merupakan proses pengolahan citra dan analisi citra
data masukan maupun data keluaran berupa citra[5].

2.3.1 Operasi Pengolahan Citra


Operasi operasi yang dilakukan dalam pengolahan citra banyak
ragamnya. Namun secara umum, pada pengolahan terdapat empat jenis
operasi pengolahan, yaitu :
1. Peningkatan kwalitas citra ( image enhancement)
Jenis operasi ini bertujuan memperbaiki kwalitas citra dengan cara
memanipulasi parameter parameter citra.
2. Restorasi citra (image restoration)
Operasi ini bertujuan menghilangkan / meminimkan cacat pada
citra. Restorasi citra hampir sama dengan operasi peningkatan
kwalitas citra. Bedanya, pada operasi citra menyebabkan degradasi
gambar diketahui.
3. Kompresi citra (image compression)
Jenis operasi ini dilakukan agar citra dapat direspresentasikan dalam
bentuk yang lebih kompak sehingga memerlukan memori yang lebih
sedikit. Hal penting yang harus diperhatikan dalam kompresi citra
adalah citra yang telah dikompresikan harus tetap mempunyai
kwalitas yang bagus.
4. Segmentasi citra (image segmentation)
Operasi ini adalah suatu tahap pada proses analisa citra yang
bertujuan untuk memperoleh informasi yang ada dalam citra tersebut
dengan membagi citra ke dalam daerah daerah terpisah dimana
setiap daerah adalah homogen dan mengacu pada kriteria
keseragaman yang jelas. Segmentasi yang dilakukan pada citra harus
tepat agar informasi yang terkandung didalamnya dapat
diterjemahkan dengan baik[5].
2.3.2 Thresholding
Thresholding adalah konversi citra hitam putih ke citra biner
dilakukan dengan cara mengelompokkan nilai derajat keabuan setiap
pixel kedalam 2 kelas , hitam dan putih. Dua pendekatan yang
digunakan dalam operasi pengambangan adalah pengambangan secara
global dan pengambangan secara lokal. Pada citra hitam putih terdapat
256 level , artinya mempunyai skala 0 asampai 255 atau [0,255],
dalam hal ini nilai intensitas 0 menyatakan hitam , dan nilai intensitas
255 menyatakan putih , dan nilai antara 0 sampai 255 menyatakan
warna keabuan yang terletak antara hitam dan putih .
9

Tabel 2.1 Skala keabuan

Setiap pixel di dalam citra dipetakan ke 2 nilai 1 atau 0 dengan


fungsi pengambangan sebagai berikut :
1,fg (i,j)
Fb (i,j) =

........... (2-

1)
0

fB (i,j)

= Citra Hitam Putih

f (i,j)

= Citra Biner

T
= Nilai ambang yang dispesifikasikan
Dengan operasi pengambangan tersebut , obyek dibuat berwarna gelap
(1 atau hitam ) sedangkan latar belakang berwarna terang (0, putih )[6].
2.3.3 GrayScale
Proses awal yang banyak dilakukan dalam image processing
adalah mengubah citra berwarna menjadi citra grayscale, hal ini
digunakan untuk menyederhanakan model citra. Seperti dijelaskan
didepan, citra berwarna terdiri 3 layer matrik yaitu R-layer,G-layer,Blayer. Sehingga untuk melakukan proses selanjutnya tetap diperhatikan
tiga layer diatas. Bila setiap perhitungan dilakukan menggunakan 3
layer,berarti dilakukan tiga perhitungan yang sama, sehingga konsep itu
diubah dengan menggunakan 3 layer menjadi 1 layer matrik grayscale
dan hasilnya adalah citra grayscale. Dalam citra ini tidak lagi warna,
yang ada adalah derajat keabuan[6].
10

Untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matrik


masing-masing r,g,b menjadi citra grayscale dengan nilai s, maka
konversi dapat dilakukan mengambil rata-rata nilai dari r, g, dan b
sehingga dapat dituliskan menjadi :
S = r + g + b.

.............(2-

2)
3
Keterangan:
S = wilai warna grayscale
r = warna merah
g = warna hijau
b = warna biru
Berikut ini adalah blok diagram untuk mengubah citra dari citra
warna menjadi citra grayscale.

Gambar 2.2 Proses warna RGB ke grayscale


Berikut ini adalah hasil konversi citra warna RGB ke grayscale
dengan ukuran citra pixel adalah 240 x 320 pixel. Image dicapture
dengan menggunakan kamera webcame dengan jarak antara kamera dan
tanaman cabai sejauh 50cm. Hasil capture dari tanaman cabai dapat
dilihat pada gambar 2.3.

11

Gambar 2.3 Citra grayscale


2.3.4 Pengertian Pixel
Salah satu komponen dari gambar yang menentukan resolusi dari
gambar tersebut adalah pixel, misalnya sebuah gambar dikatakan
resolusinya sebesar 800 x 600 maka berarti panjang pixel horisontalnya
800 dan panjang pixel vertikalnya 600 dan jumlah total keseluruhan
pixel dari gambar tersebut yaitu 480000 atau dapat dikatakan bahwa
gambar tersebut terdiri dari 480000 pixel. Dalam pengolahan citra, pixel
mempunyai hubungan antara satu dengan yang yang lainnya. Sebuah
pixel p pada koordinat (x,y) mempunyai empat tetangga horisontal dan
vertikal yang koordinat-koordinatnya sebagai berikut,
(x+1,y+1), (x+1,y-1), (x,y+1), dan (x,y-1)

...............(2-3)

Kumpulan dari pixel diatas yang disebut 4-neighbours of p dapat


dinyatakan sebagai N(p), kecuali jika p(x,y) posisinya terletak digaris
batas gambar, sehingga jumlah pixel tetangga tidak terdiri dari 4
tetangga. Selain 4 tetangga diatas, p juga mempunyai 4 tetangga
diagonal, yaitu :
(x+1,y+1), (x+1,y-1), (x-1,y+1), dan (x-1,y-1) ............. (24)
Keterangan:
x = koordinat titik x
y = koordinat titik y
12

2.3.5 Citra Biner


Citra biner adalah citra yang hanya mempunyai dua nilai derajat
keabuan yaitu hitam dan putih. Meskipun saat ini citra berwarna lebih
disukai karena memberi kesan yang lebih kaya dari pada citra biner,
namun tidak membuat citra biner mati. Pada beberapa aplikasi citra
biner masih tetap dibutuhkan, misalnya citra logo, citra bar code dan
sebagainya.alasan-alasan sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi keberadaan obyek, yang direpresentasikan
sebagai daerah region didalam citra. Misalnya untuk memisahkan
obyek dengan latar belakangnya. Pixel-pixel obyek dinyatakan
dengan nilai 1 atau 255 sedangkan pixel lainnya diberi nilai 0.
2. Untuk lebih memfokuskan pada analisis bentuk morfologi, yang
dalam hal ini intensitas pixel tidak terlalu penting dibandingkan
bentuknya. Setelah obyek dipisahkan dari latar belakangnya,
properti geometri dan morfologi/topologi obyek dapat dihitung dari
citra biner. Hal ini berguna untuk pengambilan keputusan.
3. Untuk menampilkan citra pada piranti keluaran yang hanya
mempunyai resolusi intensitas satu bit, misalnya pencetak (printer).
Mengkonversi citra yang telah dtingkatkan kualitas tepinya ke
penggambaran garis-garis tepi. Ini perlu untuk membedakan tepi yang
kuat yang berkoresponden dengan batas-batas obyek dengan tepi lemah
yang berkoresponden dengan perubahan illumination, bayangan dan
lain-lain[5].

Gambar 2.4 Konversi citra biner


13

2.3.6 Warna
Warna sinar yang direspon oleh mata adalah sinar tampak
(visible spectrum) dengan panjang gelombang berkisar antara 400 (biru)
sampai 700 nm (merah).

Gambar 2.5 Spektrum Cahaya


Warna-warna yang diterima oleh mata manusia merupakan hasil
kombinasi cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Warnawarna tersebut dinamakan warna pokok (primaries) dengan warna dasar
red (R), green (G), dan biru (B). Warna-warna lain dapat diperoleh
dengan mencampurkan ketiga warna pokok dengan perbandingan
tertentu yang akan menghasilkan warna C dengan rumusan sebagai
berikut:
C =( rR + gG + bB )
.............. (2-5)
Keterangan:
C = wilai warna grayscale
R = warna merah
G = warna hijau
B = warna biru
Dasar dari pengolahan citra adalah pengolahan warna RGB pada
posisi tertentu. Dalam pengolahan citra warna dipresentasikan dengan
nilai hexadesimal dari 0x00000000 sampai 0x00ffffff. Warna hitam
adalah 0x00000000 dan warna putih adalah 0x00ffffff. Definisi nilai
warna di atas seperti gambar 2.2, variabel 0x00 menyatakan angka
dibelakangnya adalah hexadecimal.

14

Gambar 2.6 Nilai warna RGB dalam hexadesimal


Terlihat bahwa setiap warna mempunyai range nilai 00 (angka
desimalnya adalah 0) dan ff (angka desimalnya adalah 255), atau
mempunyai nilai derajat keabuan 256 = 28. Dengan demikian range
warna yang digunakan adalah (28)(28)(28) = 224 (atau yang dikenal
dengan istilah True Colour pada Windows). Nilai warna yang digunakan
di atas merupakan gambungan warna cahaya merah, hijau dan biru
seperti yang terlihat pada gambar 2.7. Sehingga untuk menentukan nilai
dari suatu warna yang bukan warna dasar digunakan gabungan skala
kecerahan dari setiap warnanya[6].

Gambar 2.7 Komposisi warna RGB


Jika scalar r, g, b kita beri harga antara 0 dan 1, maka semua definisi
warna akan berada dalam kubus seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.8 Nilai warna


15

Ruang warna ini adalah dasar dari warna display monitor


komputer. Garis sepanjang titik hitam (0,0,0) RGB hingga titik putih
(1,1,1) RGB disebut dengan titik keabuan atau greyscale. Sehingga
dengan mudah kita dapatkan hubungan antara RGB dengan greyscale
sebagai berikut:
(a)G (a,a,a) RGB
............ (2-6)
Sementara hubungan antara RGB dengan CMY diberikan oleh rumusan,
(r,g,b) RGB = (1,1,1) + (c,m,y) CMY

............. (2-

7)
Sehingga apabila nilai dari B diturunkan akan menyebabkan warna
bergeser menjadi kekuningan.
Pada proses penjumlahan warna, warna yang dideskripsikan
dengan RGB adalah pemetaan yang mengacu pada panjang gelombang
dari RGB. Pemetaan tersebut menghasilkan nuansa warna sekitar 16
juta (2563=16.777.216) yaitu 256 (8 bit) untuk masing-masing R, G,
dan B.
Masing-masing R, G, dan B didiskritkan dalam skala 256,
sehingga RGB akan memiliki indeks antara 0 sampai 255. penjumlahan
warna RGB ini adalah:
...........

(2-

8)
Keterangan:
C1 = Nilai RGB warna 1
C2 = Nilai RGB warna 2
Penjumlahan ini menghasilkan nilai RGB yang tidak bulat,
sehingga kita harus membulatkannya nilainya, yaitu dengan metode
bulat keatas atau kebawah. Misalkan dua warna yaitu hitam (0, 0, 0) kita
jumlahkan dengan warna putih (255, 255, 255) akan menghasilkan
warna abu-abu antara warna hitam dan putih (127, 127, 127). Hasil
akhir dibulatkan kebawah. Contoh lain misalnya ingin menjumlahkan
warna merah (255, 0, 0) dengan warna hijau (0, 255, 0) maka akan
menghasilkan warna kuning (127, 127, 0).
Dalam sebuah citra monochrome, sebuah pixel diwakili oleh 1
bit data yang berisikan data tentang derajat keabuan yang dimiliki pixel
16

tersebut. Data akan berisi 1 bila pixel tersebut berwarna putih dan data
akan berisi nilai 0 bila pixel tersebut berwarna hitam.
Citra yang memiliki 16 derajat keabuan (mulai dari 0 yang
mewakili warna hitam sampai dengan 15 yang mewakili warna putih)
direpresentasikan oleh 4 bit data, sedangkan citra dengan 256 derajat
keabuan (nilai dari 0 yang mewakili warna hitam sampai dengan 255
yang mewakili warna putih) direpresentasikan oleh 8 bit data.
Dalam citra berwarna, jumlah warna bisa beragam mulai dari 16,
256, 65536 atau 16 juta warna, yang masing-masing direpresentasikan
oleh 4, 8, 16, atau 24 bit data untuk setiap pixelnya. Warna yang ada
terdiri dari 3 komponen utama yaitu nilai merah (red), nilai hijau
(green), dan nilai biru (blue). Paduan ketiga komponen utama
pembentuk warna ini dikenal sebagai RGB color[6].
2.4 Internet
Internet berawal dari diciptakannya teknologi jaringan komputer
sekitar tahun 1960. Jaringan komputer adalah beberapa komputer
terhubung satu sama lain dengan memakai kabel dalam satu lokasi,
misalnya dalam satu kantor atau gedung. Jaringan komputer ini
berfungsi agar pengguna komputer bisa bertukar informasi dan data
dengan pengguna komputer lainnya.
Dengan begitu tersedianya beragam informasi di Internet,
seringkali pengguna ingin mengcopy file tersebut. Sebagai contoh, bila
ditemukan file atau program yang menarik dan berhubungan dengan
masalah yang dihadapi, untuk itu biasanya dilakukan modifikasi pada
program tersebut sesuai dengan kebutuhan. Hal ini tidak mungkin
dilakukan modifikasi file tersebut pada remote login.

17

Gambar 2.9 Interaksi FTP


Seperti juga telnet, ftp juga mempunyai akses berbagai macam
database dan service. Dapat ditemukan berbagai macam dari file artikel
hinggai software dengan cuma-cuma. Bagi seorang peneliti maka
fasilitas ftp sangat membantu dalam membantu kerja dan ada yang
menganggap bahwa ftp merupakan suatu sarana umum untuk saling
membagi data. Proses ftp menggunakan ftp sebagai client, dan ftpd
sebagai server. Tetapi berbeda dengan koneksi telnet, ada 2 jenis
koneksi yang terjadi. Sesuai dengan namanya, tugas protocol ftp ini
adalah mentransfer file dari komputer satu ke komputer lainnya. Ini
tidak tergantung dari lokasi komputer itu berada, bagaimana cara
koneksinya, atau bahkan sistem operasinya. Selama komputer tersebut
mempunyai akses ke Internet , berarti fasilitas ftp bisa digunakan.
Dengan kata lain selama sistem komputer tersebut memiliki protocol
TCP/IP, maka fasilitas ftp dapat digunakan.
Ftp adalah program yang complex karena ada beberapa cara
untuk memanipulasi file dan struktur file. Beberapa format untuk
menyimpan (binary atau ASCII, compress atau uncompress, dll) dan
ada beberapa cara tambahan untuk mendapatkannya secara benar. Akan
dibahas juga sekilas tentang FTP anonymous. Hampir semua public
archives mempunyai fasilitas ini[10].
2.5 Pemrograman Web Dengan PHP
2.5.1 Cara Kerja Web
Pada saat kita mengetikkan sesuatu alamat pada browser maka
data akan dilewatkan oleh suatu protocol HTTP melewati port 80 pada
server. Alamat ini adalah URL dari suatu situs yang mempunyai alamat
yang unik di Internet. Web browser akan mengirimkan suatu aturan
yang telah disepakati sebelumnyua, aturan ini biasa disebut sebagai
protocol, stadar protocol menggunakan TCP/IP, proses ini dimulai
dengan melakukan 3 way handshakes antara sumber dan tujuan.
Web browser, suatu aplikasi pada client yang akan menampilkan
halaman web sites dari internet. Web browser di install di sisi user (OS)
menampilkan informasi ke komputer dengan interpreting bahasa
18

pengkodean HTML, dimana homepage berisi gambar, suara,


multimedia, dan resources lainnya yang dapat diakases.
File Coding pada HTML memberikan datanya ke browser apa
yang akan ditampilkan ke sisi client. Isi HTML yang akan ditampilkan
bukan dari browsernya tetapi dari web servernya dan Browser akan
menginterpret tag HTML untuk link ke halaman berikutnya
Misalnya
pada
browser
kita
memasukan
alamat
www.deris.co.tv maka yang akan terjadi adalah permintaan client
akan diteruskan ke sebuah webserver yang mempunyai alamat tertentu
misalnya 202.159.31.150, agar mudah untuk diingat maka penulisan
menggunakan layanan DNS, dimana DNS untuk merubah alamat IP tadi
ke suatu kata yang mudah untuk diingat misalnya deris.co.tv[11].
2.5.2 Web Server
Web Server merupakan sebuah perangkat lunak dalam server
yang berfungsi menerima permintaan (request) berupa halaman web
melalui HTTP atau HTTPS dari client yang dikenal dengan browser
web dan mengirimkan kembali (response) hasilnya dalam bentuk
halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML.

Gambar 2.10 Standar Web Architecture


Beberapa Web Sever yang banyak digunakan di internet antara lain :
1. Apache Web Server (http://www.apache.org)
2. Internet Information Service, IIS (http://www.microsoft.com/iis)
3. Xitami Web Server (http://www.xitami.com)
4. Sun Java System Web Server

19

Gambar 2.11 Dynamic Web Architecture


2.5.3 Server Side Scripting
Server Side Scripting merupakan sebuah teknologi scripting atau
pemrograman web dimana script (program) dikompilasi atau
diterjemahkan di server. Dengan server side scripting, memungkinkan
untuk menghasilkan halaman web yang dinamis.
Beberapa contoh Server Side Scripting (Programming) :
1. ASP (Active Server Page) dan ASP.NET
2. ColdFusion (http://www.macromedia.com/software/coldfusion)
3. Java Server Pages (http://java.sun.com/products/jsp/)
4. Perl (http://www.perl.org)
5. Phyton (http://www.python.org)
6. PHP (http://www.php.net)
Keistimewaan PHP
1. Cepat
2. Free
3. Mudah dipelajari
4. Multi-platform
5. Dukungan technical-support
6. Banyaknya komunitas PHP
7. Aman

20

2.5.4 Web Programing ASP


ASP diperkenalkan ke dunia pertama kali oleh Microsoft pada
tanggal 16 Juli 1996, dan diberi nama kode Denali. Beta version dirilis
pada bulan November 1996, dan akhirnya ASP Version 1.0 secara
resmi dipasarkan ke publik pada tanggal 12 Desember 1996. Microsoft
terus mengembangkan ASP.
Kita dapat menggunakan program notepad untuk menuliskan
kode-kodenya dan nanti akan dieksekusi oleh browser, namun saat ini
ada banyak program untuk editor web seperti dreamweaver yang sangat
disukai penulis karena perfomanya. Agar supaya ASP dapat dijalankan
dikomputer local maka dibutuhkan suatu webserver localhost seperti IIS
(internet information server) atau PWS (Personal web server) yang ada
pada cd Windowsnya.
Seperti telah disinggung diawal bahwa pemrograman ASP akan
kita sisipkan pada kode HTML biasa. ASP merupakan penerjemah
VBScript dan Jscript pada web server, sampai saat ini terdapat
teknologi terayar Microsoft yaitu ASP.NET yang terintegrasi dalam
Microsoft.Net. Bila VBScript kita gunakan untuk dieksekusi pada
server, kita menamakannya ASP dan jika dieksekusi pada client
(browser) maka kita namakan VBScript[12].
Contoh penulisan pertama ASP
Tag html

<%
Script ASP
%>

Tag html
Contoh penulisan VBScript
Tag html

<script language=VBScript)
Script VBScript
</script>
Tag html

21

Setelah kita menuliskan pada editor buatlah ekstension dengan


*.asp, dan tempatkan pada direktori yang telah kita konfigurasi di
virtual direktori pada saat instalasi webserver IIS atau PWS. Untuk
kasus di LAB perhatikan penomeran IP pada masing-masing meja
computer.

Contoh program ASP


<html>
<head>
<title> ASP Pertamaku</title>
</head>
<body>
<%
Dim halos
halos = "Hallo dieksekusi dari server"
Response.Write(halos)
%>
<hr>
<script language=VBScript>
Dim haloc
haloc = "Hallo dieksekusi dari client"
Document.Write(haloc)
</script>
</body>
</html>
Maka hasilnya di browser adalah :

Gambar 2.12 Tampilan web pada browser


22

Variabel
Untuk mendeklarasikan variable, kita menggunakan statemen
DIM seperti dibawah ini;
Dim nama_variabel, contohnya :
Dim ilkom
Dim raihan
Setelah melakukan deklarasi barulah kita mengisikan sebuah
nilai pada variable tersebut. Untuk mengisinya kita gunakan operator
penugasan (assignment operator) seperti :
ilkom = 15
raihan = nasyedman
dari variable diatas maka variable stmik akan menyimpan nilai numeric
15 dan variable raihan akan menyimpan string nasyedman.
Ada beberapa petunjuk pemberian nama Variabel diantaranya,
harus dimulai dengan suatu karakter alpabetik, tidak dapat mengandung
titik atau karrakter untuk deklarasi tipe, harus unik dengan jangkauan
yang samaa (lihat yang dibawah ini untuk catatan tentang jangkauan,
harus berupa 255 karakter atau kurang[13].
Contoh dalam pendeklarasian suatu variable dalam sebuah
program pendek looping , seperti :
<% dim HP HP = Samsung If HP = Nokia Then %>
HP kita sama donk..
<% Else %> HP kita lain ya <% End If %>
Hasil : HP kita lain ya
String
Digunakan untuk menyimpan data berupa teks, karakter, maupun
kumpulan karakter, penulisannya diapit dengan tanda kutip (),
contohnya adalah ;
<html>
<head>
<title>Fungsi STRING </title>
</head>
<body>
<script language="vbscript">
data1= "bandung lautan artis"
23

document.write "menampilkan tiga dari kiri = "


document.write left(data1,3)
document.write "<br>"
document.write "menampilkan 4 dari kanan = "
document.write right (data1,4)
document.write "<br>"
document.write "menampilakn tengah = "
document.write mid (data1,2,3)
document.write "<br>"
document.write mid(data1,1,3)
document.write "<br>"
document.write mid(data1,19,2)
document.write "<BR>"
document.write "mengetahui jumlah karakter di data1 = "
document.write len(data1)
document.write "<br>"
</script>
</body>
</html>
Maka hasil dari program diatas adalah:

Gambar 2.13 Tampilan Web pada browser


Konstanta
Beberapa variable tidak dapat diubah nilainya selama program
dieksekusi dan dapat kita jadikan sebagai konstanta. Nilai konstanta
tetap sampai program berakhir, pendefinisian konstanta dilakukan

24

bersama dengan pendeklarasian, contohnya ; Const nama_konstanta =


nilanya_konstanta, contohnya : Const pi =3.14
Konstanta sangat berguna dalam perhitungan-perhitungan dalam
matematikan and fisika. Konstanta juga memiliki batas definisi, jadi
sebuah konstanta bisa pula memiliki btas definisi yang local maupun
global, cara melakukan pembatasan ini sama dengan pada vaiabel,
yaitu:
Public Const pi = 3.14
Private Const nama = deris
2.6 Analysis of Variance (ANOVA)
Analisis ragam atau analysis of variance (ANOVA) adalah suatu
metode untuk menguraikan keragaman total data menjadi komponenkomponen yang mengukur berbagai sumber keragaman. Secara
aplikatif, ANOVA digunakan untuk menguji rata rata lebih dari dua
sampel berbeda secara signifikan atau tidak. Dalam literatur Indonesia
metode ini dikenal dengan berbagai nama lain, seperti analisis ragam,
sidik ragam, dan analisis variansi. Anova merupakan pengembangan
dari masalah Behrens-Fisher, sehingga uji-F juga dipakai dalam
pengambilan keputusan. Analisis varians pertama kali diperkenalkan
oleh Sir Ronald Fisher, bapak statistika modern. Dalam praktek, analisis
varians dapat merupakan uji hipotesis (lebih sering dipakai) maupun
pendugaan (estimation, khususnya di bidang genetika terapan)[14].
Secara umum, analisis varians menguji dua varians (atau ragam)
berdasarkan hipotesis nol bahwa kedua varians itu sama. Varians
pertama adalah varians antarcontoh (among samples) dan varians kedua
adalah varians di dalam masing-masing contoh (within samples).
Dengan ide semacam ini, analisis varians dengan dua contoh akan
memberikan hasil yang sama dengan uji-t untuk dua rerata (mean).
Supaya valid dalam menafsirkan hasilnya, analisis varians
menggantungkan diri pada empat asumsi yang harus dipenuhi dalam
perancangan percobaan:
1. Data berdistribusi normal, karena pengujiannya menggunakan
uji F-Snedecor.
2. Varians atau ragamnya homogen, dikenal sebagai
homoskedastisitas, karena hanya digunakan satu penduga
(estimate) untuk varians dalam contoh.

25

3.
4.

Masing-masing contoh saling bebas, yang harus dapat diatur


dengan perancangan percobaan yang tepat.
Komponen-komponen dalam modelnya bersifat aditif (saling
menjumlah).

2.6.1 Analisis Varians Multivariat (MANOVA)


Manova adalah pengembangan dari analisis varians (ANOVA) di
mana untuk mengukur perbedaan rata-rata untuk dua atau lebih variabel
dependen berdasarkan sebuah atau beberapa variabel kategori yang
bertindak sebagai variabel prediktor. Perbedaan antara MANOVA dan
ANOVA adalah sebagai berikut :

............ (2-9)

....
............ (2-10)

Keterangan:
X = data variabel X
Y = data variabel Y
Beberapa metode statistika multivariate seperti : MANOVA, dan
discriminant analysis seringkali mensyaratkan terpenuhinya asumsi
distribusi multinormal. Asumsi ini diperlukan karena di dalam
MANOVA dan discriminant analysis dilakukan pengujian dengan
menggunakan statistik uji Wilk. Kesimpulan yang diambil berdasarkan
statistik ini dikatakan sahih (valid), jika syarat distribusi multinormal
dipenuhi.
Variabel Xi , X 2 ,...,X p dikatakan berditribusi normal multivariate
dengan parameter dan jika mempunyai probability density function :

26

f (X i, X

,..., X

1
(2 )

p / 2

Xi , X 2 ,...,X p berdistribusi

Jika

p /2

1
( X )'
2

(X )

...........(2-11)
normal

multivariate

maka

( X )' ( X ) berditribusi 2p . Berdasarkan sifat ini maka


pemeriksaan distribusi multinormal dapat dilakukan dengan cara
membuat q-q plot dari nilai

............ (2-12)
Tahapan dari pembuatan q-q plot ini adalah sebagai berikut (Johnson,
1990).
1. Mulai
2. Tentukan nilai vektor rata-rata : X
3. Tentukan nilai matriks varians-kovarians : S
4. Tentukan nilai jarak Mahalanobis setiap titik pengamatan dengan
vektor rata-ratanya d i2 X i X )' S 1 ( X i X , i 1,..., n
d i2 X

X )' S

(X

X , i 1 ,..., n .

5. Urutkan nilai d i2 dari kecil ke besar :

d (21) d (22 ) d (23) ... d (2n )


6. Tentukan nilai p i 1 / 2 , i 1,..., n
i
n

7. Tentukan nilai q i sedemikian hingga

qi

f (

) d 2 p i

2
8. Buat scatter-plot d (i ) dengan q i

9. Jika scatter-plot ini cenderung membentuk garis lurus dan lebih


dari 50 % nilai

d i2 2p,0.50

10. Selesai
Implementasi pembuatan q-q plot dari nilai

d i2 X i X )' S

( X i X , i 1 ,..., n

Keterangan:
N = banyaknya sampel data
X i = data ke i
27

............ (2-13)

X = rata-rata data sampel


Selain dengan memeriksa nilai jarak Mahalanobis setiap
pengamatan dengan vektor rata-ratanya. Menurut Mardia (1974) di
dalam Rencher (1995) pemeriksaan kemultinormalan data dapat juga
dikaji melalui nilai multivariate skewnewss ( b1, p ) dan kurtosisnya
( b2 , p ) .
n

1
1 n n 3 dan
............ (2-14)
b2, p
g ii2
g
2 ij
n i 1
n i1 j 1
Jika X i , X 2 ,..., X p dikatakan berditribusi normal multivariate maka :
b1, p

z1

( p 1)(n 1)(n 3)
b1, p berditribusi
6( n 1)( p 1) 6

z2

b 2 , p p ( p 2 ) berdistribusi normal baku[15].


8 p( p 2) / n

2p ( p 1)( p 2) / 6

dan

2.7 Penggunaan Kamera Sebagai Sensor


Teknologi vision tidak dapat lepas dari penggunaan kamera. Hal
ini disebabkan sistem sensor menggunakan kamera adalah cara paling
mudah untuk mengetahui informasi yang kompleks yang ada di sekitar
dari sistem yang menggunakan kamera tersebut. Sebenarnya, sampai
saat ini teknologi kamera dapat dipisahkan dalam tiga jenis, kamera
cahaya tampak, kamera merah infra, kamera sinar X15. Salah satu jenis
kamera yang sering digunakan sebagai sensor adalah kamera WebCam.
Kamera WebCam biasa digunakan untuk menangkap gambar bergerak
dan mengirimkan data gambar langsung ke penerima. Karena
berhubungan dengan saluran transmisi untuk penyaluran data
gambarnya, maka mutu yang dihasilkan sangat kurang, namun cukup
untuk keperluan komunikasi menggunakan gambar bergerak. Karena
sederhana, maka kamera ini umumnya harganya murah (terjangkau),
sehingga sering juga digunakan untuk berbagai keperluan lainnya yang
berhubungan penangkapan atau perekaman gambar bergerak.
Suatu kamera memiliki fasilitas pengaturan kemampuan yang
beragam, baik dari type kamera murah sampai kamera yang mahal
(professional). Namun secara umum dapat dibagi dalam beberapa
karakteristik atau spesifikasi sebagai berikut:
28

a.

RGB
Ukuran dari kedalaman warna yang dihasilkan umumnya
dinyatakan dalam berapa kemungkinan nilai yang terbentuk dari satu
pixel. Secara umum dapat juga dinyatakan dalam berapa bit yang
digunakan untuk merepresentasikan suatu pixel.
b. Pixel
Menyatakan ukuran ketelitian gambar yang dihasilkan, yang
diwakili oleh jumlah penggunaan pixel dalam ukuran x dan y. Misalkan
320 x 240, 640 x 480 atau 380 k pixel, 1,2 M pixel dan sebagainya.
2.8 ATMEGA 16
Mikrokontroler AVR menggunakan teknologi RISC dimana set
instruksinya dikurangi dari segi ukurannya dan kompleksitas mode
pengalamatannya. Pada awal era industri komputer, bahasa
pemrograman masih menggunakan kode mesin dan bahasa assembly.
Untuk mempermudah dalam pemrograman para desainer komputer
kemudian mengembangkan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang
mudah dipahami manusia. Namun akibatnya, instruksi yang ada
menjadi semakin komplek dan membutuhkan lebih banyak memori.
Dan tentu saja siklus eksekusi instruksinya menjadi semakin lama.
Dalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi
berukuran 16 bit dan sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock.
Berbeda dengan mikrokontroler MCS-51 yang instruksinya bervariasi
antara 8 bit sampai 32 bit dan dieksekusi selama 1 sampai 4 siklus
mesin, dimana 1 siklus mesin membutuhkan 12 periode clock[9].

29

Gambar 2.14 Scematic ATMEGA16


2.9 Program SPSS Sebagai Pengolah Data
SPSS pada awalnya singkatan dari Statistical Package for the
Social Sciences namun seiring dengan perkembangan pasar software
ini yang semakin meluas sehingga bukan hanya paket software yang
tadinya diperuntukkan bagi ilmu sosial saja tetapi menjadi Statistical
Product and Service Solutions merupakan aplikasi statistik untuk
mengelola dan menganalisis data untuk berbagai keperluan dengan
menggunakan teknik statistik.
Versi pendahulu dari SPSS ini adalah SPSSPC+ berbasis DOS di
mana user dalam menjalankan perintah harus melalui syntax code yang
sangat tidak familiar sehingga membutuhkan usaha menghapal setiap
perintah teknik analisis. Sekarang ini SPSS yang berkembang sudah
berbasis Windows sehingga dikenal dengan SPSS for Windows.
Pertama kali muncul versi Windows adalah SPSS fo Windows versi
6.00, dan sekarang sudah sampai SPSS for Windows versi 14.00, di
mana setiap versi yang lebih baru tentu saja mempunyai fasilitas yang
lebih lengkap tetapi membutuhkan spesifikasi komputer yang lebih
canggih. Modul pelatihan ini berpedoman pada SPSS for Windows versi
10.00 dengan dua alasan utama (1) Sesuai dengan spesifikasi hardware
yang dimiliki, (2) sesuai dengan kebutuhan untuk analisis data
penelitian di lingkungan fakultas kita[15].
Spesifikasi komputer yang harus dimiliki untuk menjalankan
program SPSS for Windows Versi 10.00:
- Windows 98/ME/NT/2000/XP.
- Pentium or Pentium-class processor
- 32 MB minimum for Win 98/ME, 64 MB minimum for Win
NT/2000/XP
- 100 MB hard disk space
- SVGA (800x600 resolution) graphics card
2.9.1 Menjalankan SPSS
Dari Windows Start

, pilih Programs _ SPSS for Windows

30

Gambar 2.15 Jalankan SPSS melalui Windows Start


Kita juga bisa menjalankan SPSS dengan cara double-click icon SPSS
pada desktop.

Gambar 2.16 Jalankan SPSS melalui Desktop Shortcut


Tampilan awal SPSS dalam bentuk default adalah seperti di bawah ini:

Gambar 2.17 Tampilan awal SPSS berupa tabel kosong


2.9.2 Membaca Data
Untuk membaca data, kita harus mempunyai file data terlebih
dahulu. Sebelum berlatih bagaimana cara melakukan input (entri) data,
terlebih dahulu kita mencoba membuka file data yang sudah ada di
dalam komputer yang merupakan bawaan program SPSS. Komputer
31

akan menyimpan data input SPSS dengan nama belakang .sav


Sedangkan output datanya tersimpan dengan nama belakang .sp.
Bukalah file data bawaan SPSS yang bernama voter.sav yang
biasanya tersimpan dalam harddisk komputer pada drive C, folder
Program Files sub folder SPSS atau alamat singkatnya adalah:
C:\Program Files\SPSS\voter.sav
Namun perlu diketahui, tidak semua file data bawaan SPSS
tersebut tersimpan pada drive yang sama, ini tergantung pada proses
instalasi dan versi SPSS yang digunakan. Maka dari itu perlu adanya
proses instalasi yang sama agar data nudah didapatkan.
Cara membuka file data dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.18 Buka data melalui menu pull-down


Sehingga akan tampil jendela baru seperti di bawah:

Gambar 2.19 Jendela untuk membuka data


Arahkan Look in ke C:\Program Files\SPSS\voter.sav kemudian tekan
Open. Sehingga akan tampil file voter.sav seperti terlihat pada gambar
berikut:

32

Gambar 2.20 File data voter.sav


Data di atas merupakan Data View survey mengenai Pemilu
Presiden di USA pada tahun 1992, dimana kolom menunjukkan variabel
yang diteliti [pres92, age, agecat, educ, degree, sex] dan baris
menunjukkan jumlah responden. Untuk mengetahui karakteristik
variabel lebih detail mengenai varaibel tersebut bisa dilihat melalui
Variable View

Gambar 2.21 Variebel view data voter.sav


Variable View terdiri dari sepuluh kolom, dimana masing-masing
kolom mempunyai fungsi masing-masing
1. Name. Nama variabel, caranya dengan mengetik langsung nama
singkat variabel pada cell yang bersangkutan. Perhatian: ada
bebarapa karakter yang tidak diperbolehkan seperti spasi, &, *.
2. Type. Tipe data [numeric, comma, dot, scientific notation, date,
dollar, custom currency, string].
3. Width. Lebar kolom yang harus disediakan dan harus disesuaikan
dengan jumlah karakter data yang akan diisi.
4. Decimals. Tentukan berapa angka desimal setelah tanda koma.

33

5. Label. Nama lengkap variabel atau berisi tentang keterangan


tambahan dari masing-masing variabel.

Gambar 2.22 Value label


7. Missing. Data yang dianggap hilang yang tidak akan kita ikutkan
analisis. Ada tiga pilihan:
a. No missing values
b. Discrete missing values. Angka tertentu yang kita anggap hilang
c. Range plus one optinal discrete missing value. Jika ada data hilang
dengan range yang jelas.

Gambar 2.23 Missing values


8. Columns. Lebar kolom
9. Align. Rata kanan, kiri, atau tengah untuk setiap data yang diinput.
10.Measure. Jenis skala data untuk setiap varaibel:

Gambar 2.24 Skala data


2.10 Visual Basic
34

Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan produk pengembangan


dari Microsoft Visual Basic yang sebelumnya. Teknologi akses data
yang dimiliki oleh Visual Basic 6.0 yaitu teknologi ActiveX Data
Object atau yang lebih dikenal dengan nama ADO. ADO adalah
teknologi terbaru dari Microsoft untuk memanipulasi informansi dari
database relasional dan nonrelasional. ADO mampu mengintegrasikan
program aplikasi database yang dibangun dengan berbagai sumber data
seperti Microsoft Access, SQL Server, ODBC, Oracle dan lain
sebagainya.
Pada pemrograman Visual Basic, pengembangan aplikasi
dimulai dengan pembentukkan user interface, kemudian mengatur
properti dari objek-objek yang digunakan dalam user interface, dan baru
dilakukan penulisan kode program untuk menangani kejadian - kejadian
(event)[7].

Gambar 2.25 IDE visual Basic dengan jendela


2.10.1 IDE Visual Basic 6.0
Untuk dapat menggunakan Visual Basic, harus mengetahui
terlebih dahulu tentang IDE (Integrated Development Evironment) atau
lingkungan kerja Visual Basic itu sendiri. Tampilan IDE Visual Basic
terlihat seperti gambar dibawah. IDE pada Visual Basic dibagi menjadi
delapan bagian besar, yaitu menu, toolbar, toolbox, project explorer,
properties window, form layout window, form, dan kode editor[8].
35

Gambar 2.26 IDE visual Basic dengan jendela terbuka


2.10.2 Deklarasi Variabel
Variabel merupakan tampungan atau tempat untuk menampung
nilai yang bersifat sementara saja. Nilai yang akan diisikan ke dalam
variabel harus sesuai dengan tipe data dari variabel tersebut. Sebab
apabila tidak sesuai dengan tipe data dari variabel, program akan error,
kecuali jika memakai tipe data variant.
Variabel digunakan untuk menyimpan suatu nilai dan nilai yang
ada didalamnya dapat diubah sewaktu-waktu. Dalam membuat suatu
nama variabel, nama yang dipilih harus memenuhi aturan pengenal,
adapun aturan yang berlaku untuk pengenal, yaitu :
Karakter yang dapat digunakan yaitu huruf, angka, atau garis bawah
Karakter pertama harus berupa huruf atau garis bawah.
Panjang variabel tidak boleh lebih dari 255 karakter.
Huruf kecil dan huruf kapital dibedakan.
Tidak boleh memakai kata yang dipakai Visual Basic seperti
dim, if, then, private dan lain-lain.
Visual Basic memungkinkan untuk menggunakan variabel tanpa
deklarasi. Tetapi hal ini adalah kurang baik untuk program yang
terstruktur dan menghindari kesalahan pengolahan yang diakibatkan
oleh kesalahan dalam pengetikkan nama variabel. Setiap variabel yang
digunakan harus dideklarasikan, dapat digunakan perintah : Option
Explicit.

36

2.10.3 Operator
Operator adalah simbol yang digunakan dalam program untuk
melakukan suatu operasi. Dalam Visual Basic terdapat tiga jenis
operator utama, yaitu operator untuk operasi pembagian, operator untuk
operasi perbandingan dan operator untuk operasi logika.
Operator untuk Operasi Aritmatika
Operasi aritmatika adalah operator yang digunakan dalam operasi
matematika. Operasi aritmetika meliputi operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan operasi pembagian, pembagian integer,
modulus (sisa pembagian) dan pemangkatan. Operator yang digunkan
dalam operasi aritmetika sebagai berikut.

Tabel 2.2 Daftar operator aritmatika

Operasi perbandingan adalah opersi yang mebandingkan nilai antara


dua operand atau variabel dan menghasilkan nilai benar atau salah.
Daftar operator Pembanding seperti terlihat pada gambar dibawah.
.Operator untuk Operasi Logika
Operasi logika terdiri atas operasi NOT, operasi AND dan operasi OR.
Pada operasi NOT yang dihasilkan adalah nilai negasi (kebalikan dari
nilai asal). Pada operasi AND yang dihasilkan adalah nilai benar.
Sedangkan pada operasi OR yang dihasilkan adalah nilai benar jika
salah satu atau kedua-duanya dari kedua operand ada yang bernilai
benar.
Operasi logika ini juga dapat ditulis dengan :
- AND atau &&
37

OR atau ||
NOT
Tabel 2.3 Operator pembanding

Struktur kontrol
Struktur kontrol di dalam bahasa pemrograman adalah perintah
dengan bentuk (struktur) tertentu yang digunakan untuk mengatur
(mengontrol) jalannya program.
Visual Basic 6 mengenal dua jenis struktur kontrol, yaitu :
1. Struktur kontrol keputusan digunakan untuk memutuskan kode
program mana yang akan dikerjakan berdasarkan suatu kondisi.
Bentuk struktur kontrol keputusan yaitu :
a. Struktur IF ... THEN
Sintaxnya :
IF<kondisi>THEN<kode program>
Bila <kondisi bernilai True maka <kode program>
akan dikerjakan
IF<kondisi>THEN
<blok kode program 1>
ELSE
<blok kode program 2>
END IF
program1> akan
dikerjakan, tapi bila <kondisi>bernilai False maka<blok kode
program 2> yang akan dikerjakan.
2.

Struktur pengulangan digunakan untuk melakukan pengulangan


kode program.Bentuk Struktur Kontrol Pengulangan
38

a. Struktur FOR...NEXT :
Sintaxnya :
FOR<pencacah>=<awal>TO<akhir>STEP<langkah>
NEXT<pencacah
<pencacah>adalah variable (tipe integer) yang gunakan
untuk menyimpan angka pengulangan
<awal> adalah awal dari <pencacah>
<akhir>adalah nilai akhir dari <pencacah>
<langkah>adalah perubahan nilai <pencacah> setiap
pengulangan. Sifatnya optional (boleh ditulis ataupun
tidak). Bila tidak ditulis maka nilai <langkah> adalah 1.

39

BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Pembahasan materi dalam bab ini diarahkan pada langkah
langkah perencanaan perangkat keras dan lunak secara keseluruhan
yang merupakan pokok bahasan utama proyek akhir. Pada penyusunan
proyek akhir ini secara umum terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Perancangan dan pembuatan sistem komunikasi dan perangkat
keras.
Pembuatan perangkat keras (hardware) meliputi pembuatan
prototipe lahan sawah dengan 60 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 20 cm.
Untuk pembuatan prototipe sawah dan mekanik untuk pergerakan
kamera dibutuhkan spesifikasi sebagai berikut :
Bahan:
- Besi aluminium untuk kerangka dan penyangga kamera
- Motor untuk menggerakkan kamera
- Pot tanaman
- Tanah
2. Perancangan dan pembuatan perangkat lunak yang meliputi pengo
lahan citra, PHP, dan SPSS.
3. Perancangan dan pembuatan perangkat keras (mekanik) berupa
minimum sistem dan driver kamera.
Spesifikasi komputer yang dibutuhkan sistem ini tidak terlalu
mahal dan tidak harus terbaru, yang penting mempunyai slot PCI dan
bisa digunakan untuk koneksi serial. Sementara spesifikasi minimal
yang pernah saya gunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Spesifikasi komputer
No

Deskripsi

Spesifikasi

1.

CPU

2.

RAM

Intel Pentium Processor T4300 (2,1


GHz, 800 MHz FSB)
1 Gb

3.

Graphic card

Intel GMA 4500M

4.

Sistem Operasi

Windows 7 dan Windows XP

40

3.1 Blok Diagram Sistem

Gambar 3.1 Blok diagram


3.1.2 Mekanisme Kerja Sistem
Pada bulan pertama penanaman cabai, kamera akan mengambil
gambar tanaman cabai tersebut. Kamera memfokuskan pada
pengambilan gambar diameter batang dan ketinggian tanaman cabai
serta mengirimkan gambar berupa citra pada komputer pertama dimana
komputer pertama sebagai server. Kamera dapat bergerak secara
horisontal dan mundur. Pergerakan mundur secara konstan dilakukan
agar kamera dapat mengambil gambar berupa ketinggian tanaman cabai,
hal ini mengingat bahwa tanaman cabai pertumbuhannya cepat sehingga
perlu diimbangi oleh kamera. Pergerakan secara horisontal dilakukan
agar kamera dapat mengambil gambar secara keseluruhan dan kamera
dapat bergerak sejauh lebar prototipe dimana setiap 20 cm kamera
berhenti untuk ambil gambar.
Gambar yang sudah diambil kemudian diproses didalam
komputer server. Dalam pemrosesan gambar, pertama gambar yang
berupa citra RGB dikonversi menjadi citra grayscale dan citra grayscale
diubah dalam bentuk data biner serta dibagi dalam beberapa blok dan
41

dianalisis tiap satuan bloknya, lebih dikenal dengan proses threshold.


Setelah dilakukan proses threshold maka data statistik yang diperolah
diolah lagi dengan menggunakan metode Manova sehingga didapatkan
data output dari pertumbuhan tanaman cabai. Dari prosedur tersebut
maka dapat diketahui pengaruh kelembaban tanah terhadap
pertumbuhan tanaman cabai.
Data yang terdapat pada komputer server dapat diakses oleh
komputer client melalui kominikasi secara internet. Client disini adalah
pemilik modal atau investor yang menanamkan modalnya untuk
budidaya tanaman cabai sehingga investor dapat mengontrol dan
mengawasi tanaman cabai tersebut dan membandingkan dengan
referensi yang ada.
Apabila tanah terlalu lembab sehingga menyebabkan tanaman
cabai layu maka server mengirimkan perintah pada mikrokontroler dan
mikrokontroler akan memprosesnya sehingga aktuator yang terhubung
dengan mikrikontroler menjdi aktif. Aktuator akan menambahkan
tingkat kelembaban tanah sehingga tanah menjadi lebih lembab. Client
dapat secara langsung memerintah atau mengirim data ke
mikrokontroler sehingga client juga dapat mengontrol sistem kerja dari
mikrokontroler, tentunya melalui server.
3.2 Perancangan Hardware
Dari blok digram diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat terdapat
beberapa hardware yang diperlukan dalam tugas akhir ini yaitu:
3.2.1 Pembuatan Driver Kamera
Webcam (singkatan dari web camera) adalah sebutan bagi

kamera real-time (bermakna keadaan pada saat ini juga) yang


gambarnya bisa diakses atau dilihat melalui World Wide Web,
program instant messaging, atau aplikasi video call. Istilah webcam
merujuk pada teknologi secara umumnya, sehingga kata web terkadang
diganti dengan kata lain yang mendeskripsikan pemandangan yang
ditampilkan di kamera, misalnya StreetCam yang memperlihatkan
pemandangan jalan.
Pada proses capture, gambar diambil melalui kamera webcam
untuk mendapatkan input gambar yang kemudian akan diproses
42

dilanjutkan ke proses selanjutnya. Kamera webcame akan bergerak


maju mundur sesuai dengan program untuk mendapakan hasil gambar
tanaman yang baik.

Gambar 3.2 Kamera Webcam


Proses capture adalah proses pengambilan image melalui
kamera. Hasil capture dari webcam ini mengalami penurunan kualitas
citra, sehingga perlu dilakukan proses image enhanchement yang berupa
proses perbaikan kualitas. Dalam melakukan capture image dari
kamera, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Spesifikasi kamera
Kamera yang digunakan untuk mengambil image adalah webcam.
Jarak kamera dengan image tanaman cabai adalah tetap, yaitu 50 cm.
Setting kamera
Setting kamera dalam penyimpanan gambar dan pengenalan gambar
dibuat sama, agar dapat dikenali dengan tepat.
Exposure = 1320000
Brightness = 127
Contrast = 127
Hue = 11
Saturation = 90
Sharpness = 1
White Balance = 1
Gamma = 4
Backlight Comp = 1
3.2.2 Pembuatan Driver Motor
Pada rangkaian motor driver yang berfungsi untuk mengerakkan
kamera ke arah kanan atau kiri dan kearah belakang. Pada gambar 3.3
43

merupakan gambar rangkaian motor driver untuk 2 motor saja yang


menggunakan IC L298 H yang merupakan IC khusus rangkaian motor
driver sehingga dibutuhkan 1 rangkaian motor driver. Input tegangan
dari motor driver didapatkan dari mikrokontroler sebesar 5 volt dan
tegangan output dari motor driver sebesar 9 volt yang didapatkan dari
tegangan power supply(vs). Enable dari motor driver diberikan
tegangan sebesar 5 volt agar dapat mengaktifkan motor driver. Input
rangkaian motor driver dapat dikontrol oleh mikrokontroler yang
dihubungkan dengan port D.

Gambar 3.3 Konfigurasi pin L298HN


Pada gambar 3.3 merupakan ggambar kaki-kai dari IC L298 HN
dimana terdapat 4 output yang terlatak di kaki nomer 2, 3, 13, dan 14.
Sedangkan inputnya terletak pada kaki nomer 5,7,10, dan 12. Pada
mikrokontroler enable A dan enable B diberi nilai logika 1 untuk
mentriger IC L298 HN.
Tabel 3.2 Data sheet L298HN

44

Dari tabel 3.2 dapat diketahui bahwa IC l298 HN mampu


menerima tegangan input sampai sebesar 50 V dan minimum 7V
sehingga pada linetracer mikro menggunakan 8 buah baterai yang
disusun secara seri.

Gambar 3.4 Rangkaian motor driver yang sudah jadi


3.2.3 Pembuatan Mikrokontroler
Minimum sistem ini merupakan sistem kontrol dari keseluruhan
sistem kerja. Pada proyek akhir ini digunakan sistem minimum yang
berbasis pada mikrokontroler Atmega 16, digunakan Atmega16 karena
bahasa pemrograman AVR tersebut adalah bahasa C yaitu bahasa
pemrograman tingkat menengah (bahasa instruksi program mendekati
bahasa manusia) sehingga lebih mudah untuk membuat atau
menerapkan suatu algoritma program.

45

Gambar 3.5 Rangkain minimum sistem Atmega 16


Mikrokontroler ATMEL Atmega 16 mempunyai 32 bit jalur I/O
yang terbagi menjadi 4 port, yaitu portA, portB, portC dan portD, dan
alokasi penggunaan port dijelaskan sebagai berikut :
Port A
Port A merupakan port I/O 8 bit bi-directional yang masing
masing pinnya dikonfigursikan sebagai ADC. Masing-masing pin dlm
port ini juga memiliki fasilitas berupa resistor pull-up internal yang
berguna untuk memberikan kondisi yang tentu (tidak ngambang) pada
saat dikonfigursikan sebagai input, tanpa harus memberikan pull-up
eksternal.
Port B
Port B merupakan port I/O 8 bit bi-directional yang masingmasing pinnya dikonfigursikan secara individual. Masing-masing pin
dalam port ini juga memiliki fasilitas berupa resistor pull-up internal
yang berguna untuk memberikan kondisi yang tentu (tidak ngambang)
pada saat dikonfigursikan sebagai input, tanpa harus memberikan pullup eksternal. Untuk mendukung alamat port ini terdapat tiga buah
alamat mermori khusus yang digunakan untuk menangani fungsi dari
port B.
Port C
Sebgaimana penjelasan seperti Port B, tetapi Port C memiliki
pin-pin khusus yaitu antarmuka JTAG enable, resistor-resistor pull-up
pada pin-pin PC5(TDI), PC3(TMS), PC2(TCK) akan diaktifkan
sekalipun terjadi reset.
Port D
Sebagaimana Port B, Port D juga memiliki tiga buah lokasi
memori yang berkitan dengan penggunanya sebaga port I/O. Memori
tersebut yaitu PORTD, DDRD, dan PIND.

46

Gambar 3.6 Minimum sistem Atmega 16


3.2.4 Pembuatan Prototipe Sawah
Pada pembuatan prototipe lahan sawah seluas 60 cm x 60 cm x
20 cm. Tanaman cabai ditanam sejajar dengan jarak tanam sekitar 25
cm. Tanaman cabai yang akan dianalisis berumur 6 minggu sampai 12
minggu dengan kedalaman akar sekitar 15 cm sehingga sensor
kelembaban ditancapkan pada tanah pada kedalaman 15-20 cm. Tanah
yang digunakan mempunyai pH sebesar 5,5-6,8 dan kelembaban sekitar
60%-70%.
3.6 Perancangan dan Pembuatan Perangkat lunak
Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat perancangan
perangkat lunak dengan membuat algoritma program yang mengatur
bagaimana jalannya program yang digunakan untuk memproses gambar
yang diambil oleh kamera. Secara garis besar perencanaan dan
pembuatan perangkat lunak menggunakan program Visual Basic, AVR,
SPSS, dan PHP. Adapun beberapa fungsi program tersebut adalah:
1. Program Visual Basic digunakan untuk memproses image
processing.
2. AVR digunakan untuk mengontrol jalannya line tracer dan
gerak kamera.
3. SPSS digunakan untuk analisa data pertumbuhan tanaman
cabai menggunakan metode MANOVA.
4. PHP digunakan untuk komunikasi 2 arah menggunakan
internet.

47

Flowchart Algoritma Threshold

Gambar 3.7 Flowchart algoritma threshold


48

Flowchart Konversi RGB


Start

For x=0 to lebar-1

For y=0 to panjang-1

Ambil nilai pixel pada posisi

Pisahkan antara warna Red,Green,Blue

Nilai yang baru=0,299*Red+0,587*Green+0,114*Blue

Isikan nilai Red = Green = Blue = Nilai yang baru


Menentukan nilai x

Menentukan nilai y

End
Gambar 3.8 Flowchart konversi RGB

49

3.6.1 Load Image


Setelah capturing dilakukan load image diperlukan untuk
menganalisis metode ekstraksi ciri. Load image adalah proses untuk
mengambil image yang nantinya akan diproses dalam serangkaian
pengenalan pola pada gambar dengan metode euclidean.

Gambar 3.9 Contoh file image


Pada bagian berikut akan disajikan flowchart dan coding
program untuk load image. Setelah tanda tangan di capture kemudian
hasil capturing tersebut disimpan dalam bentuk *.jpeg. Untuk
menganalisis, maka dilakukan proses load image.

Gambar 3.10 Flowchart pengambilan gambar


50

Koding program dalam VB untuk proses load image adalah sebagai


berikut:
Private Sub Drive1_Change()
Dir1.Path = Drive1.Drive
End Sub
Private Sub File1_Click()
Picture1.Picture = LoadPicture(File1.Path + "\" + File1.FileName)
End Sub
Gambar 3.11 Subrutin load image
3.6.2 Gray Scale
Dalam banyak khasus diperlukan peprosesan image yang tidak
bergantung dengan warna.Hal ini dengan alasan cukup banyak obyekobyek tertentu yang harus dikenali berdasarkan, misalkan bentuk atau
pola, dibandingkan dengan pengujian warna. Misalkan pisang memiliki
beberapa jenis warna, tetapi secara umum bentuknya sama. Salah satu
alasan lainnya adalah identifikasi dengan warna sering mengacaukan,
hal ini disebabkan dengan penggunaan kamera yang sering mengalami
pemalsuan warna (pengaturan keseimbangan warna putih yang kurang
baik). Beberapa metode yang dapat digunakan untuk konversi ke gray
scale telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Proses awal yang banyak dilakukan dalam image processing
adalah mengubah citra berwarna menjadi citra gray scale, hal ini
digunakan ntuk menyederhanakan model citra. Citra berwarna terdiri
dari 3 layer matriks yaitu R-layer, G-layer, B-layer. Sehingga untuk
melakukan proses-proses selanjutnya tetap diperhatikan tiga layer di
atas. Bila setiap proses perhitungan dilakukan menggunakan tiga layer,
berarti dilakukan tiga perhitungan yang sama. Sehingga konsep itu
diubah dengan mengubah 3 layer di atas menjadi 1 layer matriks gray
scale dan hasilnya adalah citra gray scale.
Input dari kamera webcam langsung dijadikan sebagai input pada
proses grayscale, yaitu Vin dan keluarannya ( output) Vgray sebagai
inputan bagi program kuantisasi. Program dari Grayscale dijelaskan
pada gambar dibawah ini.

51

Sub Grayscale()
Dim R As Integer
Dim B As Integer
Dim w As Integer
Dim y As Integer
Dim x As Integer
For y= 0 To 319
For y= 0 To 319
R = vIn(x, y).R
G = vIn(x, y).G
B = vIn(x, y).B
w = (R + G + B) / 3
If w > 255 Then w = 255
vGray(x, y).R = w
vGray(x, y).G = w
vGray(x, y).B = w
Next
Next
End Sub
Gambar 3.12 Subrutin grayscale
Dari program diatas dijelaskan x dan y adalah besar ukuran pixel
dan R, G dan B masing masing matriks yang kemudian dari ketiganya
dijumlahkan dan dibagi 3.

Gambar 3.13 Citra berwarna menjadi citra grayscale


Untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matriks
masing-masing r, g, b menjadi citra gray scale dengan nilai x, maka
konversi dapat dilakukan dengan mengambil rata-rata dari nilai nilai r,
g, b sehingga dapat dituliskan menjadi:
52

...

................ (3-1)

Dimana:
S = nilai derajat keabuan (grayscale)
r = Nilai warna merah
g = Nilai warna hijau
b = Nilai warna biru
3.6.3 Pemisahan Background Objek
Sebelum dilakukan proses deteksi daun, maka terlebih dahulu
dilakukan pemisahan antara background dengan objek. Yaitu dengan
melakukan pengurangan antara background yang telah di gray dengan
objek yang telah di gray.

Gambar 3.14 Pemisahan background dengan objek


3.6.4 Thresholding
Setelah melakukan pengurangan dengan terhadap background
citra tersebut diberi nilai threshold untuk mengetahui dengan jelas
bentuk dari objek tersebut (tanda tangan).
Thresholding biasanya banyak digunakan jika diperlukan sebuah
informasi mengenai ada tidaknya suatu objek pengamatan tertentu. Ada
atau tidaknya dapat berasal dari perbedaan level intensitas (lebih terang
atau lebih gelap) dan dapat berasal dari nilai ambang batas atau
threshold (gelap atau terang). Format biner disimpan dalam bentuk data
biner satu bit (0/1).
Cm,n = {0,1} atau {0,255}

............................. (3-2)

53

Gambar 3.15 Thresholding


Format biner banyak diimplementasikan pada aplikasi deteksi
benda kerja, jalur permainan line-tracer, atau untuk membaca tulisantulisan tertentu temasuk tanda tangan.
3.6.5 User Interface Visual Basic
User interface pada proyek akhir yang akan digunakan adalah
sebagai berikut :

4
5

Gambar 3.16 Interface program VB


54

Keterangan:
1. Gambar tanaman cabai yang akan diproses.
2. Hasil gambar tanaman cabai yang telah diproses.
3. Load gambar : Untuk menampilkan gambar KWH Meter yang
akan diproses.
4. Threshold : Untuk memisahkan gambar tanaman dengan
lingkungan sekitarnya.
5. Menu threshold data
Ambil data : Untuk mengambil data dari nilai R, G, B
gambar tanaman cabai.
Hapus data : Untuk menghapus data dari nilai R, G, B
gambar tanaman cabai.
Max : Nilai maksimum dari nilai R, G, B dari gambar
yang telah terdeteksi
Min : Nilai minimum dari nilai R, G, B dari gambar
yang telah terdeteksi
6. Menu pixel gambar
Pixel tinggi : Besarnya pixel dari gambar yang diukur
sejajar sumbu Y
Pixel lebar : Besarnya pixel dari gambar yang diukur
sejajar sumbu X
7. Menu ukuran tanaman
Tinggi : Besarnya tinggi tanaman yang telah diproses
dalam satuan sentimmeter.
Lebar : Besarnya lebar tanaman yang telah diproses
dalam satuan sentimmeter.

55

3.6.6 User Interface Program SPSS

Gambar 3.17 Interface program SPSS


Perhatikan pada sudut kiri bawah, ada 2 sheet (seperti Excel),
yaitu Data View dan Variabel View. Untuk memasukkan data, terlebih
dahulu tentukan variabelnya yang kemudian diinput pada Variabel
View, seperti Nama, Berat Badan, Tinggi Badan, Tekanan Darah,
Tanggal Lahir, dan sebagainya.
Name : diisi nama variabel, misalkan nama
Type
: diisi tipe data, misalkan numeric (untuk data angka).
Width : diisi jumlah karakter maksimal yang akan diinput dalam Data
View.
Decimal : diisi jumlah karakter maksimal yang akan diinput dalam
Data View.
Label
: diisi keterangan untuk variabel (boleh dikosongkan).
Value : untuk memberi kodefikasi, misalnya Lakilaki=1,
Perempuan=2.
Missing : untuk perlakuan data terhadap Missing Value (abaikan
sesuai default).
Align : untuk pengaturan tampilan perataan dalam Data View,
seperti left, centre, right.

56

3.6.7 User Interface WEB

2
3
5
4
Gambar 3.18 Interface WEB
Pada interface web, setiap orang dapat menjadi member untuk
mendapatkan info tentang pengaruh kelembaban tanah terhadap
pertumbuhan tanaman cabai. Terdapat perbedaan antara member dan
client. Member memiliki fasilitas untuk memperolaeh data tentang
pengaruh kelembaban tanah dan dapat mendownload data tersebut dan
segala macam infonya sedangkan client dapat mengakses dan
mengontrol kelembaban tanahnya dengan cara mengirimkan program ke
server. Member dan client harus memiliki username dan pasword untuk
dapat mengontrol alat pengatur kelembaban tanah yang terhubung pada
server. Tidak semua pendaftar dapat mendaftarkan diri sebagai client.
Pada tugas akhir ini hanya terdapat 1 client yang dapat mengontrol
kelembaban tanah sedangkan client yang lainnya hanya dapat
mengakses dan melihat data hasil dari pengaruh kelembaban tanah
terhadap pertumbuhan tanaman. Pembatasan terhadap pengontrolan
kelembaban tanah dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengiriman program.

57

Keterangan :
1. Alamat website
2. Form untuk username untuk mengisi nama yang sudah
terdaftar
3. Form untuk password
4. Link untuk daftar sebagai member
5. Tombol login

58

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

59

BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai cara pengujian dan hasil
pengukuran, serta pengujian perangkat lunak untuk mengetahui apakah
program yang dibuat telah berhasil atau tidak. Pada pengujian dilakukan
secara bertahap dimulai dengan menguji rangkaian perangkat keras tiap
blok kemudian dilakukan pengujian perangkat lunak barulah dilakukan
pengujian secara keseluruhan. Pengujian dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan. Hasil dari tiap tahap pengujian kemudian dianalisis
sehingga dapat diketahui kelebihan maupun kekurangan dari metode
yang digunakan.
4.1 Kelembaban Tanah
Sebelum melakukan uji coba alat, tahap awal yang dilakukan
adalah menguji kelembaban tanah dalam pot yang telah ditanami
tanaman cabai sehingga diketahui karakteristik pengaruh kelembaban
tanah terhadap tanaman cabai. Adapun beberapa perhitungan volume
tanah dan kelembabannya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Perhitungan Kelembaban :
1. Volume tanah pada pot :
P = 60 cm, l = 60cm, dan T = 25cm
Volume tanah = 90.000 cm3
2. Kelembaban normal pada tanah untuk tanaman cabai :
60% - 80%.

1.
2.
3.
4.

Cara menghitung kelembaban :


Ambil sampel tanah asli 1 gram
Masukkan kedalam oven bakar, pastikan sampai kering 100%
Keluarkan dan ditimbang dengan teliti berat keringnya,catat hasilnya
Hitung kelembaban/kadar airnya sbb :

Prosentase kelembaban = Volume tanah x 100%


Volume Air
Kuncinya adalah : ketepatan timbangan dan pengeringan.

60

........ (4-1)

Hanya H2O (air murni tanpa ada kandungan mineral) yang benar
benar pas apabila ada kandungan mineral yang nilai berat jenisnya
lebih berat dari O2 atau H2 sudah pasti 1000L lebih dari 1 ton
Sebenarnya volume cairan di ukur dalam satuan liter, gallon,barrel,
sedangkan kg/ton, pound, ounce, stone lebih untuk benda padat/ massa.
Dikarenakan dalam dunia fisika umum diketahui 1kg adalah 1liter air
pada suhu ruangan (semakin dingin akan lebih ringan, semakin panas
akan lebih berat) maka pada umumnya digunakan istilah ton dalam
menentukan ukuran air, karena walaupun ada kandungan mineral yg
tinggi seperti air laut bedanya sedikit sekali sekitar 3%, air tanah <
1%. Kondisi tanah menentukan kapasitas air kolam/bak berdasarkan
dimensi panjang x lebar x tinggi ini sudah tepat, jadi bak dengan
dimensi 1 x 1 x 1 m diisi dengan cairan apapun pasti isinya 1000L
hanya berat yang beda (tergantung massa jenis zat tersebut).
Tabel 4.1 Pertumbuhan Tanaman Cabai
*Umur 80 hari
Cabai keLebar Akar
Panjang Akar

Tinggi Batang

6 cm

7 cm

33 cm

7 cm

5 cm

36 cm

4 cm

6 cm

35 cm

3 cm

4 cm

22 cm

3 cm

4 cm

23 cm

Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan pertumbuhan


tanaman cabai yang berumur 80 hari didapatkan lebar akar maksimum
mencapai 7 cm dan tinggi tanaman mencapai 36 cm. Perbedaan tinggi
tanaman cabai dipengaruhi oleh faktor kesuburan tanah dan kelembaban
tabah. Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh referensi yang valid. Pengukuran tinggi tanaman
cabai dilakukan untuk memperoleh rumus perhitungan perbandingan
pixel pada proses pengolahan citra yang menggunakan program visual
basic.

61

Gambar 4.1 Tanaman cabai berumur 80 hari


Pada gambar 4.1 merupakan contoh tanaman cabai yang masih
berumur sekitar 80 hari. Perhitungan tinggi tanaman secara manual
dimaksudkan untuk mendapatkan data tinggi tanaman cabai yang valid.
Tabel 4.2 Pertumbuhan Tanaman Cabai Umur 104 Hari
*Umur 104 hari
Cabai keLebar Akar
Tinggi Akar
Tinggi Batang
1

4 cm

12 cm

46 cm

5 cm

6 cm

49 cm

6 cm

8 cm

44 cm

7 cm

7 cm

60 cm

6 cm

8 cm

44 cm

Pada proses penanaman cabai, pemberian pupuk dilakukan


pertama kali saat proses penanaman. Adapun pupuk yang dipakai adalah
pupuk kompos dan pupuk kandang. Lapisan tanah pada pot yang
terbawah diberi tanah sawah setinggi 5 cm dan diatasnya diberikan
pupuk kandang setinggi 1 cm. Setelah itu pemberian pupuk kompos
setinggi 3 cm dan yang terahir adalah pemberian tanah sawah. Tanaman
cabai dapat tumbuh dengan baik apabila cukup mendapatkan sinar
matahari.

62

4.2 Tegangan Output Pada Rangkaian Motor Driver


Hasil yang didapatkan pada pengujian sistem berupa linetracer
yang berfungsi untuk menggerakkan kamera dimana tegangan input
untuk mengaktifkan mikrokontroler didapatkan dari adaptor dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Input
: 220V-50/60Hz
Output
: DC 3V-12V
Current
: DC 1200 mA
Rangkaian motor driver ini berfungsi untuk menggerakkan kedua
motor, dimana motor pertama untuk menggerakkan kamera ke arah
kanan dan kiri sedangkan motor kedua berfungsi untuk menggerakkan
linetracer. Pada rangkaian motor driver itu sendiri menggunakan IC
L298 NH yang merupakan IC khusus rangkaian motor driver sehingga
dibutuhkan 1 rangkaian motor driver. Input tegangan dari motor driver
didapatkan dari mikrokontroler sebesar 5 volt dan tegangan output dari
motor driver sebesar 9 volt yang didapatkan dari tegangan baterai(vs).
Enable dari motor driver diberikan tegangan sebesar 5 volt agar dapat
mengaktifkan motor driver. Input rangkaian motor driver dapat
dikontrol oleh mikrokontroler yang dihubungkan dengan port D.

Gambar 4.2 Rangkaian motor driver


Dari pengujian alat dapat diketahui bahwa tegangan ouput
(Vout) lebih besar dari tegangan input (Vin). Hal ini karena pada
karakteristik dari IC L298 NH dimana tegangan iput maksimal 5V dan
tegangan output (Vss) yang keluar sebesar 7V. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
63

Tabel 4.3 Hasil tegangan output motor driver


NO
1
2
3
4
5

Tegangan Input
(adaptor)
4,5 V
6V
7,5 V
9V
12 V

Tegangan Output Motor


Driver
7V
8,3 V
11,1 V
12,6 V
15 V

4.3 Pengaruh Tegangan Input Pada Kecepatan Putar Motor


Hasil yang didapatkan pada pengujian sistem berupa linetracer
yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh tegangan input terhadap
kecepatan putaran motor sehingga mempungaruhi jarak yang ditempuh
oleh linetracer. Tegangan input berasail dari baterai AA size 1,5 V yang
disusun secara seri sebanyak 8 buah, mengingat motor DC memerlukan
tegangan input minimal 9 V. Penyusunan baterai secara seri selain
menambah tegangan, arus listrik yang dihasilkan juga cukup besar.
Rumus umum untuk menghitung kecepatan motor adalah dengan
menghitung jarak tempuh dan membaginya dengan waktu tempuh atau
dengan persamaan:
............ (4-2)

V=S/T
Dimana V = kecepatan motor (m/s)
S = Jarak tempuh (meter)
T = Waktu temput (detik)
Tabel 4.4 Kecepatan putaran motor
NO
1
2
3
4
5

Tegangan Input
(adaptor)
4,5 V
6V
7,5 V
9V
12 V

Waktu

Jarak

1 detik
1 detik
1 detik
1 detik
1 detik

30 cm
43,5 cm
61 cm
72,5 cm
79,5 cm

64

Kecepatan
Motor
30 cm/ detik
43,5 cm/ detik
43,5 cm/ detik
2,5 cm/ detik
79,5 cm/ detik

Pada motor DC, semakin besar tegangan yang diberikan maka


semakin cepat putaran motor dan menghasilkan kecepatan yang
semakin meningkat. Pemberian tegangan input yang berbeda dari
adaptor dimaksudkan agar mendapatkan tegangan yang pas sehingga
kecepatan motor dapat konstan dan sesuai program. Agar kamera
mendapatkan posisi yang tepat dalam pengambilan gambar maka
diperlukan perhitungan kecepatan putaran motor yang tepat supaya
linetracer berhenti pada jarak yang diinginkan dan kamera dapat
mengambil gambar dengan baik.
4.4 Pengujian Downloader dan Minimum Sistem ATmega 16
Pada pengujian dan pengukuran sistem minimum Atmega 16,
juga disertai dengan pengujian downloader. hal ini dikarenakan
downloader merupakan interface antara ATmega 16 dengan computer
pada saat melakukan proses downloading.
4.4.1 Rangkaian Downloader
Pada proses pengujian downloader dilakukan dengan cara :
1. MISO, MOSI, SCK, RESET, VCC, dan Ground yang terdapat pada
rangkaian downloader harus disambungkan dengan Pin MISO,
MOSI, SCK, RESET, VCC, dan Ground dari Mikrokontroller
ATmega 16.
2. Cek Pin antara MISO,MOSI, SCK, RESET, VCC dan ground pada
downloader dengan Pin MISO,MOSI, SCK, RESET, VCC dan
ground pada ATmega 16 apakah ada yang tidak terhubung.
3. Jika semua sudah terhubung maka Downloader siap untuk melaku
kan downloading .
4.1.2 Pengujian Rangkaian Sistem Minimum
Pengujian dan Analisa system minimum dilakukan dengan cara
mengintegrasikan Mikrokontroller ATMega 16 dengan 4 buah led yang
dipasang pada PORT A.4 sampai PORT A.7. untukpengujian sistem
minimum dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Aktifkan 4 buah led yang ada pada PORT A.4 sampai PORT A.7
dengan mendownload program ke microcontroller ATmega 16.
program yang akan di download seperti dibawah ini:
Void main (){
While (1){
65

PORT A.4==1;
PORT A.5==1;
PORT A.6==1;
PORT A.7==1;}};
2. Setelah program tersebut didownload, maka dilihat tampilan Led pa
da system minimum. Jika nyala Led Pada PORT A.4 sampai PORT
A.7 menyala seperti gambar 4.1 dibawah ini, maka system minimum
ini bisa digunakan.

PORT A.4 PORT A.5 PORT A.6 PORT A.7


Gambar 4.3 Tampilan Led
3. Sebaliknya bila nyala led tidak sesuai dengan yang diharapkan misal
seperti gambar dibawah ini maka hal ini mungkin disebabkan oleh
Ic ATmega16 atau ada beberapa komponen pembantu mengalami
troubel shoting.

PORT A.4 PORT A.5 PORT A.6 PORT A.7


Gambar 4.4 Tampilan Led
4. Cek IC 16 apakah rusak atau tidak dengan cara melepas IC 16
tersebut dan mengganti dengan IC ATmega 16 yang baru.
5. Jika ternyata setelah diganti, dan Didownloading ulang Nyala led
hidup semua maka, IC Yang telah dilepas tadi mengalami
kerusakan. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan dalam
pamasanga tegangan masukan atau kesalahan dalam pemasangan IC
Atmega 16.
4.5 Nilai Warna RGB (red, green, blue) Pada Gambar Hasil
Capture
Pada pengujian selanjutnya adalah perangkat lunak (program)
dimana pada proses ini adalah image processing. Pada proses ini,
gambar hasil dari capture kamera selanjutnya akan diproses dengan
menggunakan program Visual basic (VB) agar didapatkan nilai warna
Red, Green, dan Blue (RGB) dari suatu image. Dengan demikian maka

66

akan memudahkan dalam pemisahan objek ( berupa tanaman cabai)


dengan background gambar.
Untuk mendapatkan nilai warna Red, Green , dan Blue pada
image dapat dilakukan dengan cara mengambil gambar pada folder
yang sudah ditentukan dan menampilkan pada program VB dengan cara
load image. Proses yang terjadi pada load image menampilkan data
input, yaitu suatu proses untuk menampilkan image pada layar dalam
bentuk file *.jpg.
Pada bagian berikut akan disajikan flowchart dan coding
program untuk load image. Setelah tanda tangan di capture kemudian
hasil capturing tersebut disimpan dalam bentuk *.jpg. Untuk
menganalisis, maka dilakukan proses load image.
Proses selanjutnya adalah grayscale agar mempermudah
memisahkan objek gambar dengan background sekitar, hal ini
digunakan untuk menyederhanakan model citra. Citra berwarna terdiri
dari 3 layer matriks yaitu R-layer, G-layer, B-layer.
Untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matriks
masing-masing r, g, b menjadi citra gray scale dengan nilai x, maka
konversi dapat dilakukan dengan mengambil rata-rata dari nilai nilai r,
g, b sehingga dapat dituliskan menjadi:
............. (4-3)
Dimana:
s = nilai derajat keabuan (gray scale)
r = Nilai warna merah
g = Nilai warna hijau
b = Nilai warna biru
Setelah melakukan pengurangan dengan terhadap background
citra tersebut diberi nilai threshold untuk mengetahui dengan jelas
bentuk dari objek tersebut (tanda tangan).
Thresholding biasanya banyak digunakan jika diperlukan sebuah
informasi mengenai ada tidaknya suatu objek pengamatan tertentu. Ada
atau tidaknya dapat berasal dari perbedaan level intensitas (lebih terang
atau lebih gelap) dan dapat berasal dari nilai ambang batas atau
threshold (gelap atau terang).

67

Format biner disimpan dalam bentuk data biner satu bit (0/1).
Cm,n = {0,1} atau {0,255}
Tabel 4.5 Hasil percobaan nilai warna pada image
Gambar
Gambar Hasil
Merah
Threshold
(biner)

68

Hijau
(biner)

Biru
(biner)

Perhitungan komposisi warna red, green, blue pada suatu gambar


objek dapat ditentukan dengan cara menscanning koordinat X dan Y
sehingga dapat diketahui komposisi warnanya. Setelah komposisi warna
diketahui maka membatasi warna hijau. Ada beberapa variabel warna
hijau yaitu hijau muda dengan nilai biner (0-85), hijau dengan nilai
biner (86-172) dan hijau tua dengan nilai biner (173-255).
Dari proses image processing pada tabel 4.5 dapat diketahui
bahwa setiap gambar (objek) memiliki nilai warna yang berbeda. Nilai
warna ini mempengaruhi proses dalam memisahkan objek (berupa
tanaman cabai) dengan background gambar sekitarnya sehingga
diperlukan adanya program yang dapat mengenali objek (tanaman
cabai) dengan backgroundnya. Pada proses untuk menentukan nilai
warna pada objek, dilakukan secara manual yaitu dengan cara mengklik bagian dari objek tanaman yang akan dicari nilai warnanya
sehingga akan muncul dalam interface Visual Basic (VB). Nilai warna
(red, green, blue) dapat dijadikan acuan dalam membuat program yang
dapat membedakan objek tanaman dengan backgroundnya.
4.6 Memisahkan Objek (Tanaman Cabai) Dengan Background
Pengujian kali ini adalah pengujian program dalam memisahkan
objek tanaman dengan background sekitarnya. Sebelum melakukan
proses pemisahan objek maka perlu dilakukan pengujian terhadap nilai
warna tanaman sebagai sampel dan acuan dalam menentukan program.
Penentuan objek dengan cara menscanning koordinat X dan Y sehingga
pixel objek dan backgroundnya dapat diketahui. Setelah proses
scanning, maka komposisi warna dari gambar dapat diketahui dan
dengan menentukan nilai RGB objek tanaman sehingga nilai warna
yang tidak sesuai dengan nilai warna tanaman dianggap sebagai
background. Setelah penentuan nilai warna maka nilai warna dari
background dikonversi menjadi nilai R=0, G=0, B=0, sehingga warna
backgroundnya berubah menjadi warna hitam.
69

Adapun listing program dalam menentukan nilai RGB tanaman cabai


adalah:
Private Sub Command7_Click()
Dim X As Integer, Y As Integer
For Y = 0 To Picture1.ScaleHeight - 1
For X = 0 To Picture1.ScaleWidth - 1
p = GetPixel(Picture2.hdc, X, Y)
R = p And &HFF
G = (p \ &H100) And &HFF
B = (p \ &H10000) And &HFF
If R >= 0 And R <= 100 And G >= 1 And G <= 255 And
B >= 9 And B <= 101 Then
SetPixel Picture2.hdc, X, Y, RGB(R, G, B)
Else
SetPixel Picture2.hdc, X, Y, RGB(0, 0, 0)
End If
Next
Next
Picture2.Refresh
usc2
Gambar 4.5 Listing program
Pada program di gambar 4.5 didapatkan rumus untuk mendeteksi
tanaman cabai yakni dengan cara mengambil nilai warna dari berbagai
macam warna hijau sehingga didapatkan komposisi dari warna hijau
tersebut. Untuk pengambilan contoh warna hiaju dilakukan dengan cara
mencari nilai RGB daro setiap image tanaman cabai.
Pada percobaan kali ini backgroundnya berwarna putih.
Percobaan pertama dan kedua menggunakan image berupa tanaman
cabai sebanyak 1 pohon. Dari percobaan didapatkan bahwa program
dapat berjalan dengan baik, artinya program dapat membedakan
tanaman cabai dengan background sekitarnya. Hal ini dikarenakan
komposisi warnanya tidak begitu banyak sehingga memudahkan dalam
mendefinisikan warna hijau. Perlu diketahui bahwa komposisi warna
hijau terdiri dari hijau muda dengan nilai biner (0-85), hijau dengan
nilai biner (86-172) dan hijau tua dengan nilai biner (173-255).
70

Tabel 4.6 Hasil percobaan proses deteksi daun


NO

Gambar

Hasil Gambar Yang


Telah Diproses

71

Pada percobaan ketiga menggunakan 2 tanaman cabai dimana


program masih dapat membedakan tanaman cabai dengan background
sekitar. Buah cabai pada image dianggap sebagai tanaman cabai
sehingga tidak mengalami perubahan warna menjadi hitam. Pada
percobaan keempat dan kelima program masih dapat membedakan
tanaman cabai dengan background, dikarenakan backgroundnya
mempunyai warna yang kontras dengan tanaman cabai sehingga mudah
untuk membedakannya. Apabila backgroundnya mempunyai nilai
warna yang berbeda beda dan mirip dengan image maka program sulit
untuk membedakannya sehingga memiliki error yang cukup besar.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Percobaan deteksi daun dengan background berbeda
Gambar

Gambar Yang Telah Diproses

Pada percobaan diatas menggunakan background yang memiliki


nilai warna yang beragam sehingga program tidak dapat bekerja dengan
baik dan sulit membedakan antara tanaman cabai dengan background
sekitarnya. Untuk mengatasi masalah diatas maka diberikan perlakuan
berbeda yakni mengcapture tanaman cabai di dinding yang berwarna
putih sehingga program dapat berjalan dengan baik.

72

4.7 Proses Menentukan Tinggi Objek


Pada pengujian kali ini adalah bagaimana menentukan tinggi
tanaman cabai dengan menggunakan program Visual Basic. Sebelum
menemukan rumus untuk menghitung tinggi tanaman maka dilakukan
percobaan pada penggaris karena bentuk penggaris mudah untuk
dikenali. Pada pengujian kali ini menggunakan penggaris yang
ukurannya berbeda sebanyak 3 kali.
Untuk mengetahui tinggi penggaris dari hasil capture kamera
diperlukan spesifikasi pixel kamera webcame yang digunakan. Dalam
sistem ini menggunakan kamera webcame prolink dengan spesifikasi
pixel 320 x 240 dengan batasan bahwa jarak kamera ke penggaris
sejauh 50 cm lurus berhadapan. Dengan melakukan beberapa kali
percobaan maka didapatkan perhitungannya.
Dengan menggunakan objek berupa penggaris dengan tinggi
yang berubah ubah ( 20 cm, 18 cm, 16 cm) dan lebar 1,68 cm maka
didapatkan tinggi pixel penggaris yang bebeda pula. Untuk lebih
detailnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Tabel tinggi objek (penggaris)
Jarak
Tinggi
Batas tinggi pixel
Tinggi pixel
kamera
penggaris
frame
penggaris
50 cm
20 cm
320 pixel
124 pixel
50 cm

18 cm

320 pixel

110 pixel

50 cm

16 cm

320 pixel

102 pixel

Setelah diketahui tinggi pixel dari penggaris maka kita dapat


mencari persamaan untuk menghitung tinggi objek yang diinginkan.
Adapaun perhitungan untuk mencari rumus persamaannya adalah:
Percobaab 1 : 20 cm / 124 pixel = 0,1612
Percobaab 2 : 18 cm / 110 pixel = 0,1636
Percobaab 3 : 16 cm / 102 pixel = 0,1568
maka
rata-rata = ( 0,1612 + 0,1636 + 0,1568 ) / 3 = 0,1605
Sehingga didapatkan konstanta
Tinggi objek = rata-rata * Pixel Koordinat X
= 0,1605 * Pixel Koordinat X
........... (4-4)

73

Tabel 4.9 Percobaan menentukan tinggi tanaman cabai setelah di


threshold
Gambar Hasil
Gambar Hasil
Tinggi Tinggi Objek
Capture
Threshold
Objek
Setelah di
Threshold
20 cm

45 cm

47 cm

51cm

Rumus pada persamaan (4-4) digunakan sebagai acuan dalam


menentukan tinggi tanaman cabai di program Visual Basic.
Pengambilan konstanta sebesar 0,1605 sangat berpengaruh terhadap
proses menentukan tinggi tanaman cabai sebab adanya pembulatan
74

angka. Selain itu, keberhasilan proses threshold merupakan faktor yang


penting dalam menentukan tinggi tanaman cabai.
Pada percobaan pertama objek yang digunakan berupa penggaris,
perhitungan tinggi penggaris memiliki error sebesar 1,56%. Hal ini
disebabkan oleh proses perhitungan dalam menentukan konstata tinggi
objek dimana nilai dari konstantanya sebesar 0,1605 yang didapatkan
dengan cara mengambil rata-ratanya (dapat dilihat pada perhitungan
diatas). Pembulatan angka dibelakang koma sangat berpengaruh pada
proses mencari tinggi objek pada program VB.
Pada percobaan kedua objek yang digunakan berupa tanaman
cabai dengan tinggi 46,7 cm dan pada proses image processing
didapatkan tingginya sebesar 45,658 cm. Terjadinya perbedaan tinggi
objek
disebabkan oleh faktor pembulatan angka pada proses
perhitungan konstanta. Begitu pula pada percobaan ketiga, keempat, dan
kelima. Faktor yang dapat menimbulkan kesalahan pengukuran pada
program Visual Basic adalah pada saat proses deteksi daun. Terdapat
beberapa bagian dari objek yaitu daun dan buah cabai yang dianggap
sebagai background pada proses threshold sehingga berakibat kesalahan
pada proses penentuan tinggi tanaman cabai. Akan tetapi error
kesalahannya tidak terlalu besar yakni sekitar 2,231% dan masih dapat
dianulir.
4.8 Proses Menentukan Lebar Objek
Pada pengujian kali ini adalah menentukan lebar objek dengan
menggunakan program Visual Basic. Untuk mengetahui lebar dari suatu
image caranya sama dengan mencari tinggi tanaman cabai. Yang
membedakannya adalah terdapat proses cropping. Proses cropping ini
bertujuan untuk memotong image tanaman cabai agar memudahkan
dalam menentukan lebar batang tanaman. Hal ini dikarenakan apabila
tidak melalui proses cropping maka daun tanaman akan dianggap
sebagai batang.. Setelah melakukan proses
scanning maka
membandingkan pixel hasil dari scanning dengan pixel image
(240x320). Perhitungan dan pengambilan data dilakukan secara
berulang-ulang sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut:
Lebar Objek = 0,1205 * Pixel Koordinat Y ............ (4-5)
Tabel 4.10 Percobaan menentukan lebar batang tanaman cabai setelah
di threshold
75

Gambar Hasil
Capture

Gambar Hasil
Treshold

Lebar
Objek

Lebar Image
Setelah di
Threshold

1,3 cm

0,7 cm

0,7 cm

0,8 cm

1 cm

Rumus persamaan (4-5) digunakan sebagai acuan dalam


menentukan lebar tanaman cabai pada image processing. Pengambilan
76

konstanta sebesar 0,1205 sangat berpengaruh terhadap proses


menentukan tinggi tanaman cabai sebab adanya pembulatan angka.
Selain itu, keberhasilan proses threshold merupakan faktor yang penting
dalam menentukan tinggi tanaman cabai.
Pada percobaan pertama menggunakan objek berupa penggaris
dengan lebar penggaris sebesar 1,3 cm. Setelah webcame mengambil
gambar maka akan diproses di program VB dimana langkah pertama
adalah upload image dan diproses dengan membandingkan nilai warna
hijau penggaris dengan background sekitarnya. Nilai warna yang
digunakan dalam program ini adalah warna merah 0-100, warna hijau 1255, dan warna biru 9-101. Dengan rumus diatas maka pada percobaan
pertama memiliki error sebesar 0,689%.
Pada percobaan kedua menggunakan objek berupa tanaman
cabai dimana batang tanaman cabai yang akan diukur mulai dari 0
sampai 15 cm diatas permukaan tanah sehingga diperlukan program
tambahan pada VB yaitu copping. Program cropping ini bertujuan untuk
memotong image sehingga lebar batang tanaman cabai dapat diukur.
Lebar batang tanaman cabai setelah melalui proses image processing
sebesar 0,896, sedangkan lebar batang sebenarnya 0,7 cm. Terjadi
sedikit kesalahan pada proses image processing. Hal ini terjadi pula
pada percobaan ketiga, keempat, dan kelima. Untuk mengatasi
kesalahan perhitungan lebar batang tanaman cabai maka dapat
dilakukan dengan cara mengubah-ubah nilai konstantanya sehingga
dapat memperkecil kesalahan. Faktor-faktor yang menyebabkan
kesalahan pada proses imange processing untuk mencari perhitungan
lebar batang tanaman cabai adalah:
1. Bentuk batang tanaman cabai. Banyak bentuk dari batang tanaman
cabai yang bengkok (tidak lurus) sehingga mempunyai nilai pixel
lebar yang cukup besar. Pada proses image processing dalam
menentukan lebar batang berpedoman pada nilai pixel lebar dari
suatu image.
2. Kurang sempurnanya dalam proses threshold image sehingga
terdapat bayangan tanaman cabai yang dianggap sebagai batang.
3. Keragaman nilai warna dari background. Semakain beragam nilai
warna backgroundnya maka semakin besar error yang terjadi.

4.9 Komunikasi Via WEB

77

Pada pengujian kali ini adalah pengujian dari komunikasi via


WEB dimana pada komunikasi ini menekankan pada proses pengiriman
data hasil analisa kelembaban tanah. Pada pengian web ini dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
1. Pengujian pada login untuk member dan databasenya.
Untuk dapat mengakses data mengenai pengaruh kelembaban
tanah maka setip pengakses wajib memiliki username dan pasword
untuk login. Sebelum melakukan proses login maka setiap
pengakses harus mendaftar sebagai member. Untuk proses registrasi
maka pengakses harus mengisi form pendaftaran online

Gambar 4.6 Tampilan form pendaftaran


Setelah melakukan pendaftaran maka pada server akan terdapat
database pengakses yang sudah menjadi member.

Gambar 4.7 Database pada server


2. Pengaksesan data pada server.

78

Setiap client yang sudah terdaftar dan telah memiliki


username dan password dapat mengakses dan memperoleh data
web tersebut. Data yang akan diperoleh berupa data pengaruh
kelembaban pada pertumbuhan tanaman cabai. Apabila client
ingin mengabial data, maka tersedia layanan Upload data pada
web. Data yang diupload akan tersimpan dalam direktori :
C:\xampp\htdocs.
Pada proses upload, terdapat 2 pemrograman yaitu HTML
dan PHL. Dalam proses upload data, HTML berguna untuk
menuliskan halaman web. Pada halaman web HTML dijadikan
sebagai bahasa script yang berjalan bersama program PHP. PHP
digunakan sebagai interpreter bukan sebagai compiler sehingga
sript mentahnya tidak harus diubah ke dalam bentuk source code.

Gambar 4.8 Interface upload


Setelah tampil layanan upload maka cari data yang akan
dikirim dengan menekan tombl browse maka akan ditampilkan
alamat data yang akan diupload dan kirimkan datanya. Setelah
melakukan proses upload maka akan muncul konfirmasi apakah
data yang dikirm telah berhasil atau gagal.

Gambar 4.9 Tampilan konfirmasi


3. Pengiriman data (program) dari server ke client.
79

Untuk mengontrol kelembaban tanah, maka pada komputer


server terhubung dengan mikrokontroler yang dapat mengakses
sensor kelembaban tanah. Hanya ada 1 client khusus yang dapat
mengontrol kelembaban tanah dimana username dan
passwordnya sudah ditentukan oleh server. Program yang akan
dikirim sebaiknya di kompare ke dalam bentuk winran.rar agar
ukurannya kecil.
4.10 Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Tinggi Tanaman
Cabai
Selain cuaca, kadar keasaman tanah (pH), dan air, kelembaban
tanah juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman
cabai. Perubahan kadar air tanah (kelembaban tanah) menyebabkan
perubahan terhadap fisik dan kimia tanah serta perubahan organisme di
dalam tanah (Hadi et al., 1974).
Pada pengujian kali ini adalah memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap kelembaban tanahnya mulai dari kelembaban 50%
hingga kelembaban100% dan menganalisa pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman cabai. Tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik
pada kelembaban 60%-70% dengan suhu 240 - 270 C. Tanaman cabai
cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta
tidak tergenang air ; pH tanah yang ideal sekitar 5 6. Waktu tanam
yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret
April). Untuk memperoleh harga cabai yang tinggi, bisa juga dilakukan
pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada
resiko kegagalan. Usahakan dibuat saluran drainase yang baik.
Semakin lembab kondisi tanahnya maka tanaman cabai akan
mengalami layu dan bahkan mati, sedangkan apabila kelembaban
tanahnya kurang maka berakibat daunnya mengalami kerusakan yaitu
bentuk daunnya keriting.
Pengambilan data mengenangi tinggi tanaman referensi
didapatkan dengan cara pengujian langsung pada lapangan dimana
tempat untuk melakukan pengambilan data di sawah milik petani yang
terletak di desa Kangenan, kabupaten Pamekasan. Pengambilan data
referensi tentang tanaman cabai dilakukan dengan sampel sebanyak 20
sampel dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.11 Data Pertumbuhan Tanaman Cabai (referensi)
80

Tinggi Tanaman

Lebar Batang Tanaman

Minggu Ke-

Minggu Ke-

Referensi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata-rata

4-6

7-9

10-12

4-6

7-9

10-12

18,5
19
21,6
23
22,2
19,7
17,2
18
18,3
20,7
21
22,7
19
20
21,8
20,9
18,1
17
19,5
24,2
20,12

30,7
31
32,1
33,5
33
30
28,9
29
31
32,9
29
35,2
30
31,1
32
31,7
31,9
29
30
36,7
31,43

39
38,9
40
41,8
41
40,9
39
39,9
44,4
45
39,7
43
44,4
42,2
45,5
40
37,8
35,2
38,7
51
41,37

0,1
0,1
0,2
0,3
0,2
0,1
0,1
0,1
0,1
0,2
0,2
0,2
0,1
0,2
0,2
0,2
0,1
0,1
0,2
0,3
0,16

0,2
0,2
0,3
0,3
0,3
0,2
0,2
0,2
0,2
0,3
0,3
0,3
0,2
0,3
0,3
0,3
0,2
0,2
0,2
0,4
0,25

0,3
0,4
0,5
0,7
0,6
0,5
0,4
0,4
0,4
0,5
0,6
0,6
0,4
0,4
0,5
0,6
0,4
0,4
0,5
0,8
0,49

Setelah mendapatkan data referensi tentang tinggi dan lebar


batang tanaman cabai maka akan dicari pengaruh kelembaban tanah
81

terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Adapun pengaruh kelembaban


tanahnya terhadap pertumbuhan tanaman cabai dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.12 Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Tinggi Tanaman
Cabai
Tinggi Tanaman Percobaan
Kelembaban Tanaman
Minggu keke4-6
7-9
10-12
1
18,2
31,4
45
50%
2
17,7
33
47
3
19,3
35
46
4
20,1
33,9
51
1
21,6
30,7
40
60%
2
20,4
30,6
42
3
21,9
32,1
43,5
4
22,7
31,5
44
1
19,4
31
39,7
70%
2
23,1
31,1
41
3
21
29,8
41,8
4
21,6
30
44,2
1
18
27,7
38,8
80%
2
19,4
30,1
40
3
17,9
26
42
4
20,7
28
43,3
1
17,5
26
36,1
90%
2
18,7
27,1
37
3
19,2
25,5
39,9
4
20
27
40,4
Dari table 4.12 maka dapat dicari rata-rata tinggi tanaman cabai
dengan umur yang berbeda dan membandingkannya dengan tinggi ratarata referensi sehingga dapat diketahui pengaruh kelembaban tanahnya.
82

Pada minggu ke 4-6 pertumbuahan tanaman cabai kurang begitu


mencolok, berbeda pada saat menginjak usia 7-9 minggu yang
perkembangannya relatif cepat.
Tabel 4.13 Rata-Rata Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Tinggi
Tanaman Cabai
Umur
Kelembaban
Percobaan
Referensi
(minggu)
Tinggi Rata-rata Tinggi Rata-rata
(cm)
(cm)
50%
18,82
20,12
60%
21,65
20,12
4-6
70%
21,17
20,12
80%
19
20,12
90%
18,85
20,12
50%
25,82
31,43
60%
31,22
31,43
7-9
70%
30,47
31,43
80%
27,77
31,43
90%
26,4
31,43
50%
47,25
41,37
60%
42,37
41,37
10-12
70%
41,67
41,37
80%
41,02
41,37
90%
38,35
41,37
Dari tabel 4.13 didapatkan bahwa pada kelembaban 50% tidak
terlalu berpengaruh pada pertambahan tinggi tanaman cabai umur 4-6
minggu, hal ini disebabkan bahwa tanaman cabai masih dapat
beradaptasi dengan lingkungannya.
Pada saat tanaman cabai berumur 7-9 minggu dengan
kelembaban 60% tinggi tanaman hasil percobaan mendekati tinggi
tanaman referensi. Itu artinya pada kelembaban 60% tanaman cabai
mencapai puncak maksimal dalam pertumbuhannya. Pada usia yang
83

sama dan kelembaban 70% maka tinggi tanaman hasil percobaan lebih
rendah dari tinggi referensi, hal ini dikarenakan tanaman cabai mulai
layu karena kandungan air dalam tanah terlalu banyak.
Pada kelembaban sekitar 80% -90 %di usia 10-12 minggu,
tanaman cabai mulai mengalami layu karena kondisi tanahnya terlalu
banyak air dan kurang tersedianya cahaya matahari. Hal ini dapat dilihat
dari perbandingan antara tinggi rata-rata tanaman hasil percobaan
dengan tinggi rata-rata tanaman referensi yang cukup signifikan.
Perbedaan antara tinggi rata-rata tanaman hasil percobaan dengan tinggi
rata-rata referensi sangat ditentukan oleh keberhasilan proses image
processing.
Kebutuhan air perlu mendapat perhatian, karena pemberian air
yang terlalu banyak akan mengakibatkan padatnya permukaan tanah,
terjadinya pencucian unsur hara, dan dapat pula terjadi erosi aliran
permukaan dan erosi percikan. Erosi ini bila curah hujan tinggi dan
penyiraman yang banyak pada musim kemarau.
4.11 Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Lebar Batang
Tanaman Cabai
Kondisi tanah, luas permukaan tanah dan intensitas cahaya
matahari sangat berpengaruh terhadap kelembaban tanahnya. Semakin
luas permukaan tanahnya maka semakin cepat air dalam tanah
mengalami penguapan sehingga kelembabannya akan cepat turun (tanah
kering). Tanaman kekurangan air dapat mengakibatkan kematian,
sebaliknya kelebihan air dapat menyebabkan kerusakan pada perakaran
tanaman, disebabkan kurangnya udara pada tanah yang tergenang.
Penambahan volume air akan menambah kebasahan tanah dan
memperbaiki kondisi lingkungan untuk mencapai keadaan optimal
sehingga kelembaban tanah tetap terjaga. Banyaknya air yang diberikan
pada tanah sangat berpengaruh terhadap kelembaban tanah. Persediaan
air tanah dalam bentuk kelembaban air tanah tergantung pada curah
hujan atau besarnya volume siraman yang diberikan pada tanah.

Tabel 4.14 Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Lebar Batang


Tanaman Cabai
Lebar Batang Tanaman
84

Kelembaban

50%

60%

70%

80%

90%

Tanaman
ke1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

Percobaan
4-6
0,2
0,1
0,1
0,2
0,2
0,1
0,1
0,2
0,2
0,2
0,1
0,2
0,2
0,2
0,1
0,2
0,2
0,2
0,1
0,2

Minggu ke7-9
0,4
0,3
0,2
0,4
0,4
0,3
0,2
0,4
0,5
0,3
0,3
0,4
0,4
0,4
0,3
0,4
0,6
0,4
0,2
0,5

10-12
0,5
0,4
0,4
0,6
0,5
0,4
0,4
0,5
0,6
0,4
0,4
0,6
0,5
0,6
0,4
0,6
0,8
0,7
0,4
0,8

Dari table 4.14 maka dapat dicari rata-rata lebar batang tanaman
cabai deangn umur yang berbeda dan membandingkannya dengan tinggi
rata-rata referensi sehingga dapat diketahui pengaruh kelembaban
tanahnya.
Tabel 4.14 Rata-rata Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Lebar
Batang Tanaman Cabai
Umur
Kelembaban
Percobaan
Referensi

85

(minggu)

4-6

7-9

10-12

50%
60%
70%
80%
90%
50%
60%
70%
80%
90%
50%
60%
70%
80%
90%

Lebar Batang
Rata-rata (cm)
0,15
0,15
0,175
0,175
0,175
0,325
0,325
0,35
0,35
0,425
0,475
0,45
0,5
0,525
0,675

Lebar Batang
Rata-rata (cm)
0,16
0,16
0,16
0,16
0,16
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,49
0,49
0,49
0,49
0,49

Dari tabel 4.14 didapatkan bahwa pada kelembaban 50% tidak


terlalu berpengaruh pada pertambahan lebar batang tanaman cabai.
Begitu pula pada kelembaban 60%, 70%, 80%, dan 90%. Pada usia 1012 minggu tidak terlalu signifikan walaupun variabel kelembaban
berunbah-ubah. Pada saat kandungan air dalam tanah terlalu banyak
maka akan berpengaruh terhadap tinggi tanaman cabai sebab layunya
tanaman tidak berpengaruh pada lebar batang tanaman. Secara
keseluruhan data lebar batang tanaman cabai hasil pengujian dan data
referensi sama. Terjadinya perbedaan data yang tidak terlalu signifikan
diakibatkan pada proses image prosesingnya, menginat bahwa bahwa
pada proses image processing tersebut terjadi beberapa kali error.
4.12 Analisa Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Cabai Menggunakan Metode Manova

86

Manova adalah teknik statistik yang dapat digunakan secara


simultan untuk mengeksplor hubungan antara beberapa kategori
variabel independen (biasanya berupa perlakuan) dan dua atau lebih
variabel dependen. Manova bergina ketika peneliti mendesain situasi
eksperimental (manipulasi beberapa variabel perlakuan nonmetrik)
hipotesis uji t mengenai varians pada respons kelompok dua atau lebih
variabel dependen.
4.12.1 Uji Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Tinggi
Tanaman Cabai Menggunakan Metode Manova
1. Uji Descriptive
Pada program SPSS tinggi tanaman hasil percobaan
diinisialisasikan dengan angka 1, dan tinggi tanaman referensi
diinisialisasikan dengan angka 2. Hal ini dimaksudkan agar
memudahkan dalam proses analisa.
Tabel Descriptive Statistics menjelaskan rata-rata dan standar
deviasi dari tinggi tanaman cabai terhadap perubahan kelembaban
tanah.
Standar deviasi adalah simpangan nilai pengukuran terhadap
nilai sebenarnya, artinya perbandingan antara tinggi tanaman hasil
percobaan dengan tinggi tanaman referensi. Simpangan baku
merupakan variasi sebaran data. Semakin kecil nilai sebarannya berarti
variasi nilai data makin sama. Jika sebarannya bernilai 0, maka nilai
semua datanya adalah sama. Semakin besar nilai sebarannya berarti data
semakin bervariasi. Adapun rumus untuk mencari standar deviasi
adalah:

............ (4-6)
Keterangan : Xi = data ke-i
X = rata-rata seluruh data
N = banyaknya data

Tabel 4.15 Descriptive Statistic Tinggi Tanaman Cabai


87

Dari tabel 4.15 maka dapat diambil kesimpulan bahwa:


1. Pada kelembaban 50%, tinggi tanaman pada pengujian memiliki
rata-rata (mean) lebih kecil daripada tinggi tanaman hasil referensi
dan standar deviasi sebesar 1,4728.
2. Pada kelembaban 60%, tinggi tanaman pada pengujian memiliki
rata-rata (mean) lebih kecil daripada tinggi tanaman hasil referensi
dan standar deviasi sebesar 0,9539.
3. Pada kelembaban 70%, tinggi tanaman pada pengujian memiliki
rata-rata (mean) lebih kecil daripada tinggi tanaman hasil referensi
dan standar deviasi sebesar 0,7089.
4. Pada kelembaban 80%, tinggi tanaman pada pengujian memiliki
rata-rata (mean) lebih kecil daripada tinggi tanaman hasil referensi
dan standar deviasi sebesar 4,5453.
5. Pada kelembaban 90%, tinggi tanaman pada pengujian memiliki
rata-rata (mean) lebih kecil daripada tinggi tanaman hasil referensi
dan standar deviasi sebesar 1,7969.
2. Uji MANOVA
Setelah kedua uji persyaratan hipotesis dipenuhi dilanjutkan
dengan uji hipotesis MANOVA. Uji MANOVA digunakan untuk
menguji apakah terdapat perbedaan beberapa variabel terikat antara
88

bebrapa kelompok yang berbeda. Keputusan diambil dengan analisis


Pillae Trace, Wilk Lambda, Hotelling Trace, Roys Largest Root. Hasil
analisanya atas adalah sebagai berikut
Tabel 4.16 Multivariate Test Tinggi Tanaman

Pada tabel multivariate test tinggi tanaman terdapat 4 pengujian


ini didasarkan kepada nilai eigen di mana formula adalah sebagai
berikut :
............ (4-7)

............ (4-8)

............ (4-9)

........... (4-10)
Keterangan:

= rasio kemungkinan yang terjadi

Wilks 'Lambda dan F terkait pendekatan dengan derajat


kebebasan dan Pr <F, tingkat probabilitas terkait setelah variabel yang
dipilih telah dimasukkan atau dihapus. Wilks 'lambda adalah rasio
kemungkinan statistik untuk menguji hipotesis bahwa sarana kelas pada
89

variabel yang dipilih adalah sama dalam populasi Lambda mendekati


nol jika ada dua kelompok baik dipisahkan. Nilai Wilk's lambda 0,166
dengan signifikansi (0,365) yang berarti ada perbedaan rata-rata antara
kelompok data.
Nilai Pillai's Trace menunjukan positif, yaitu 0,834 dengan
signifkansi 0,365. Meningkatnya nilai ini memberikan nilai yang berarti
pada model atau adanya perbedaan rata-rata yang signifikan antara
kelompok data.
Nilai Hotelling's trace adalah jumlah dari nilai eigen dan
merupakan generalisasi langsung dari statistik F pada ANOVA. Nilai
Hotelling's trace menunjukan nilai positif, yaitu 5,029 dengan
signifikansi (0,365) yang berarti ada perbedaan rata-rata antara
kelompok data.
Nilai Roy's largest root 5,091 dengan signifikansi sebesar (0,365)
yang berarti ada perbedaan yang berarti antara kelompok data. Kita
dapat menghitung nilai Roy's largest dengan cara membagi nilai eigen
terbesar dengan nilai eigen maksimum. Nilai eigen adalah nilai
karakteristik dari suatu matriks bujur sangkar.
a. Uji Levene Test of Equality of Error Variancesa
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas
variansi digunakan untuk membandingkan dua buah peubah bebas.
Kriteria uji yang digunakan adalah dua buah distribusi dikatakan
memiliki penyebaran yang homogen apabila nilai hitung F lebih kecil
dari nilai tabel F dengan a tertentu dan dk1 = (n1-1) dan dk2 = (n2 1).
Dalam hal lainnya distribusi tidak homogen/ berbeda.
Tabel 4.17 Levene Test of Equality of Error Variancesa Tinggi
Tanaman

Tabel Levene's Test digunakan untuk menguji homogenitas


varians secara univariat.
90

Hipotesis :
H0 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan
referensi untuk kelembaban 50% homogen.
H1 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan
referensi untuk kelembaban 50% heterogen.
H0 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan
referensi untuk kelembaban 60% homogen.
H1 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan
referensi untuk kelembaban 60% heterogen.
H0 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan
referensi untuk kelembaban 70% homogen.
H1 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan
referensi untuk kelembaban 70% heterogen.
H0 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan
referensi untuk kelembaban 80% homogen.
H1 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan
referensi untuk kelembaban 80% heterogen.
H0 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan
referensi untuk kelembaban 90% homogen.
H1 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan
referensi untuk kelembaban 90% heterogen.

tinggi tanaman
tinggi tanaman
tinggi tanaman
tinggi tanaman
tinggi tanaman
tinggi tanaman
tinggi tanaman
tinggi tanaman
tinggi tanaman
tinggi tanaman

Kriteria uji :
Jika nilai signifikansi p-value untuk pengujian ini lebih besar (> 0,05),
maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi p-value untuk pengujian ini
lebih kecil (< 0,05), maka H0 ditolak.
1. Berdasarkan nilai p-value, diketahui untuk kelembaban 50%
sebesar 0,438 (> 0,05), maka terima H0 yang berarti varians
antara kedua kelompok homogen.
2. P-value untuk kelembaban 60% sebesar 0,233 (> 0,05), maka
terima H0 yang berarti varians antara kedua kelompok homogen.
3. P-value untuk kelembaban 70% sebesar 0,234 (> 0,05), maka
terima H0 yang berarti varians antara kedua kelompok homogen.
4. P-value untuk kelembaban 80% sebesar 0,519 (> 0,05), maka
terima H0 yang berarti varians antara kedua kelompok homogen.
5. P-value untuk kelembaban 90% sebesar 0,581 (> 0,05), maka
terima H0 yang berarti varians antara kedua kelompok homogen.
Tabel 4.18 Tests of Between-Subjects Effects tinggi tanaman

91

Test of Between Subject Effect menggambarkan pengujian model


secara univariat. Dari nilai signifikannya maka didapatkan:
1. Terlihat nilaip-value untuk kategori metode untuk kelembaban
50% nilainya sebesar 0,27 (>0,05), yang berarti tidak terdapat
perbedaan tinggi tanaman antara hasil pengujian dengan
referensi.
92

2.

3.

4.

Nilai signifikansi untuk kelembaban 60% sebesar 0,007 (<


0,05), yang berarti terdapat perbedaan tinggi tanaman antara
hasil pengujian dengan referensi.
Nilai signifikansi untuk kelembaban 70% sebesar 0,046 (<
0,05), yang berarti terdapat perbedaan tinggi tanaman antara
hasil pengujian dengan referensi.
Nilai signifikansi untuk kelembaban 80% sebesar 0,268 (>
0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan tinggi tanaman
antara hasil pengujian dengan referensi.

4.12.2 Uji Pengaruh Kelembaban Tanah Terhadap Tinggi


Tanaman Cabai Menggunakan Metode Manova
Sebelum menganalisis pengaruh kelembaban tanah terhadap
lebar batang tanaman cabai maka terlebih dahulu membuat tabel ratarata lebarnya.
Setelah data pada tabel 4.19 dimasukkan dalam program SPSS
maka hasil output dari program SPSS adalah:
1. Uji Descriptive
Tabel Descriptive Statistics menjelaskan rata-rata dan standar
deviasi dari tinggi tanaman cabai terhadap perubahan kelembaban
tanah.
Pada program SPSS lebar batang tanaman hasil percobaan
diinisialisasikan dengan angka 1, dan lebar batang tanaman referensi
diinisialisasikan dengan angka 2. Hal ini dimaksudkan agar
memudahkan dalam proses analisa.
Standar deviasi adalah simpangan nilai pengukuran terhadap
nilai sebenarnya, artinya perbandingan antara tinggi tanaman hasil
percobaan dengan tinggi tanaman referensi. Simpangan baku
merupakan variasi sebaran data. Semakin kecil nilai sebarannya berarti
variasi nilai data makin sama. Jika sebarannya bernilai 0, maka nilai
semua datanya adalah sama. Semakin besar nilai sebarannya berarti data
semakin bervariasi.

Tabel 4.19 Descriptive statistic lebar batang tanaman


93

Adapun rumus untuk mencari standar deviasi adalah:

........... (4-11)
Keterangan : Xi = data ke-i
X = rata-rata seluruh data
N = banyaknya data
1. Pada kelembaban 50%, lebar batang tanaman cabai pada pengujian
memiliki rata-rata (mean) lebih kecil daripada tinggi tanaman hasil
referensi dan standar deviasi sebesar 0,0577
2. Pada kelembaban 60%, tinggi tanaman pada pengujian memiliki
rata-rata (mean) lebih kecil daripada tinggi tanaman hasil referensi.
dan standar deviasi sebesar 0,0500.
3. Pada kelembaban 70%, tinggi tanaman pada pengujian memiliki
rata-rata (mean) lebih kecil daripada tinggi tanaman hasil referensi
dan standar deviasi sebesar 0,1000.
4. Pada kelembaban 80%, tinggi tanaman pada pengujian memiliki
rata-rata (mean) lebih kecil daripada tinggi tanaman hasil referensi
dan standar deviasi sebesar 0,0500.

94

5. Pada kelembaban 90%, tinggi tanaman pada pengujian memiliki


rata-rata (mean) lebih kecil daripada tinggi tanaman hasil referensi
dan standar deviasi sebesar 0,18257.
2. Uji MANOVA
Setelah kedua uji persyaratan hipotesis dipenuhi dilanjutkan
dengan uji hipotesis MANOVA. Uji MANOVA digunakan untuk
menguji apakah terdapat perbedaan beberapa variabel terikat antara
bebrapa kelompok yang berbeda. Keputusan diambil dengan analisis
Pillae Trace, Wilk Lambda, Hotelling Trace, Roys Largest Root. Hasil
analisanya atas adalah sebagai berikut. Uji validitas digunakan untuk
mengetahui valid tidaknya instrumen pengukuran. Dimana instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang semestinya diukur
atau mampu mengukur apa yang ingin dicari secara tepat. Valid
tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi
antara skor item dengan skor totalnya pada taraf signifikan 5%, itemitem yang tidak berkorelasi secara signifikan dinyatakan gugur.
Tabel 4.20 Multivariate test lebar batang tanaman

Nilai Pillai's Trace menunjukan positif, yaitu 0,750 dengan


signifkansi 0,513. Meningkatnya nilai ini memberikan nilai yang berarti
pada model atau adanya perbedaan rata-rata yang signifikan antara
kelompok data. Nilai Wilk's lambda 0,250 dengan signifikansi (0,513)
yang berarti ada perbedaan rata-rata antara kelompok data. Nilai
Hotelling's trace menunjukan nilai positif, yaitu 3,000 dengan
signifikansi (0,513) yang berarti ada perbedaan rata-rata antara
kelompok data. Nilai Roy's largest root 3,000 dengan signifikansi

95

sebesar (0,365) yang berarti ada perbedaan yang berarti antara


kelompok data.
a. Uji Levene Test of Equality of Error Variancesa
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas
variansi digunakan untuk membandingkan dua buah peubah bebas.
Tabel 4.21 Levene's Test of Equality of Error Variancesa lebar batang
tanaman

Kriteria uji yang digunakan adalah dua buah distribusi dikatakan


memiliki penyebaran yang homogen apabila nilai hitung F lebih kecil
dari nilai tabel F dengan a tertentu dan dk1 = (n1-1) dan dk2 = (n2 1).
Dalam hal lainnya distribusi tidak homogen/ berbeda.
Tabel Levene's Test digunakan untuk menguji homogenitas
varians secara univariat.
Hipotesis :
H0 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan tinggi tanaman
referensi untuk kelembaban 50% homogen.
H1 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan tinggi tanaman
referensi untuk kelembaban 50% heterogen.
H0 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan tinggi tanaman
referensi untuk kelembaban 60% homogen
H1 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan tinggi tanaman
referensi untuk kelembaban 60% heterogen.
H0 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan tinggi tanaman
referensi untuk kelembaban 70% homogen
H1 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan tinggi tanaman
referensi untuk kelembaban 70% heterogen.
96

H0 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan tinggi tanaman


referensi untuk kelembaban 80% homogen
H1 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan tinggi tanaman
referensi untuk kelembaban 80% heterogen.
H0 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan tinggi tanaman
referensi untuk kelembaban 90% homogen
H1 = varians antara tinggi tanaman pengujian dan tinggi tanaman
referensi untuk kelembaban 90% heterogen.
Kriteria uji :
1. Berdasarkan nilai p-value, diketahui untuk kelembaban 50%
sebesar 0,356 (>0,05), maka terima H0 yang berarti varians
antara kedua kelompok homogen.
2. P-value untuk kelembaban 60% sebesar 0,168 (>0,05), maka
terima H0 yang berarti varians antara kedua kelompok homogen.
3. P-value untuk kelembaban 70% sebesar 0,620 (>0,05), maka
terima H0 yang berarti varians antara kedua kelompok homogen.
4. P-value untuk kelembaban 80% sebesar 0,186 (> \0,05), maka
terima H0 yang berarti varians antara kedua kelompok homogen.
5. P-value untuk kelembaban 90% sebesar 0,656 (> 0,05), maka
terima H0 yang berarti varians antara kedua kelompok homogen.

Tabel 4.22 Tests of Between-Subjects Effects lebar batang tanaman

97

Test of Between Subject Effect menggambarkan pengujian model


secara univariat. Dari nilai signifikannya maka didapatkan:
1. Terlihat nilaip-value untuk kategori metode untuk kelembaban 50%
nilainya sebesar 0,537 (>0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan
lebar tanaman antara hasil pengujian dengan referensi.
2. Nilai signifikansi untuk kelembaban 60% sebesar 1,000 (>0,05),
yang berarti tidak terdapat perbedaan lebar tanaman antara hasil
pengujian dengan referensi.
3. Nilai signifikansi untuk kelembaban 70% sebesar 0,585 (> 0,05),
yang berarti yidak terdapat perbedaan lebar tanaman antara hasil
pengujian dengan referensi.

98

4. Nilai signifikansi untuk kelembaban 80% sebesar 0,207 (> 0,05),


yang berarti tidak terdapat perbedaan lebar tanaman antara hasil
pengujian dengan referensi.
5. Nilai signifikansi untuk kelembaban 90% sebesar 0,881 (< 0,05),
yang berarti tidak terdapat perbedaan lebar tanaman antara hasil
pengujian dengan referensi.

BAB V
PENUTUP
99

Setelah dilakukan pengujian, maka diperoleh beberapa


kesimpulan dan saran yang diharapkan berguna untuk perbendaharaan
ilmu dan teknologi serta bagi kelanjutan dalam penyempurnaan proyek
akhir ini.
5.1 Kesimpulan
1. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses
pemisahan objek tanaman cabai dengan backgroundnya maka
sebaiknya menggunakan background yang mimiliki nilai warna
tidak beragam.
2. Perhitungan tinggi tanaman pada proses image processing sangat
bergantung pada keberhasilan proses threshold, sebab
perhitungan tinggi tanaman didapatkan dari perhitungan pixel
hasil threshold.
3. Perhitungan lebar tanaman pada proses image processing sangat
bergantung pada keberhasilan proses threshold, cropping, dan
bentuk dari batang tanaman. Semakin bengkok batang tanaman
maka semakin besar prosentase errornya.
4. Kelembaban tanah memberikan pengaruh yang signifikan pada
tinggi tanaman cabai. Semakin tinggi tingkat kelembaban
tanahnya maka akan berpengaruh pada tanaman cabai yaitu
tanaman akan layu.
5. Pertumbuhan tanaman cabai mencapai nilai maksimal pada saat
kelembaban tanahnya sebesar 50%.
6. Tinggi tanaman cabai berkembang secara maksimal pada saat
usia 7-10 minggu dengan kelembaban sebesar 60%.
7. Kelembaban tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap
perubahan lebar batang tanaman cabai.
8. Selain cahaya matahari, kesuburan tanah, kelembaban tanah juga
merupakan faktor yang penting dalam proses pertumbuhan
tanaman cabai.

5.2 Saran

100

Berdasarkan analisa kesimpulan di atas yang didapat setelah


pengujian dan analisa sistem, ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan agar sistem dapat bekerja baik secara keseluruhan antara
lain :
1. Pemilihan kamera sebaiknya mengunakan kamera yang tidak
berubah-ubah hasilnya saat kondisi yang berbeda (intensitas
cahaya harus stabil).
2. Pada saat pengambilan capture gambar pada sebaiknya
menggunakan background yang nilai warnanya tidak beragam.
3. Pengaturan kelembaban tanah sebaiknya dilakukan setiap 1-2
minggu sekali dan melakukannya pada waktu siang atau sore
hari.

DAFTAR PUSTAKA

101

[1] Samsudin, U. S. Usaha Tani Cabai , Bandung: Bina Cipta,


1993.
[2] Soedijanto dan Warsito,Cabai Rawit dan Cabai Besar, Seri
pertanian Populer, Jakarta: Bumi Aksara, 1981.
[3] Hartingsih dan Hendro Sunaryono,"Obsrvasi Varietas - Varietas
Lombok Introduksi", Penelitian Holtikultura, Volume IV, No. 3,
1976.
[4] Budidaya tanaman cabai:

http://www.Teknik budidaya tanaman cabai


merah.com.html
[23Juni 2010]
[5] Ahmad, Usman,Pengolahan Citra Digital dan teknik
Pemrogramannya, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.
[6] Sigit, Riyanto, ST, M.kom, 2006, Digital Image Processing,
Modul Pengolahan Citra, PENS-ITS.
[7] Madcoms LPKBM, Seri Panduan Pemrograman Microsoft
Visual Basic 6.0, Andi, Madcoms, Madiun, 2001.
[8] Firdaus,64 Trik Tersembunyi Visual Basic, Palembang, 2007.
[9] Tutorial ATMega 16
http://www.polibatam.ac.id
[28 Juni 2010]
[10] Mengenal sejarah internet

http://www.sejarah internet.com/hal2801.htm
[11]
[12]
[13]
[14]

[24 Juni 2010]


Bunafit Nugroho, PHP dan MySQL dengan Editor Dreamweaver
MX, Penerbit ANDI Jogja, 2004.
Manual PHP, http://www.php.net, 2004.
Manual MySQL, http://www.mysql.net, 2004.
Ilmu statistik

http://www.Statistik deskriptif.htm
[ 26 Juni 2010]
[15] SPSS Dengan metode Manova
http://www.Metode Manova.ac.id
[28 April 2011]

102

103

Anda mungkin juga menyukai