Anda di halaman 1dari 36

DISTOSIA

Hello!
NIKEN DWI PERMATA SARI 1810711104
NUR SARI DEWI 1810711105

2
PREVALENSI
DISTOSIA
Global
Prevalensi distosia diperkirakan antara 4,8 – 21% diantara seluruh persalinan pervaginam. Sebuah
penelitian kohort lain di Denmark pada 2.810 wanita hamil menemukan bahwa 37% pasien nulipara
mengalami perlambatan persalinan dan 61% nya terjadi saat kala 2.
Data dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 3 wanita hamil mengalami persalinan melalui
sectio caesarian dan distosia menjadi penyebab operasi sectio caesaria pada 34% kasus. Sebuah
penelitian di Nigeria menemukan bahwa prevalensi distosia adalah 2,13%.

Indonesia
Data mengenai prevalensi distosia di Indonesia masih belum banyak ditemukan. Studi di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh menemukan bahwa 6,52% persalinan
melalui sectio caesarea disebabkan oleh distosia.

4
PENGERTIA
N DISTOSIA
✘ Distosia secara harfiah, berarti persalinan sulit, ditandai oleh kemajuan persalinan yang
terlalu lambat. Secara umum, persalinan abnormal sering terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan ukuran antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Distosia
merupakan akibat dari beberapa kelainan berbeda yang dapat berdiri sendiri atau
kombinasi. (Leveno, 2009)
✘ Defenisi Distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandai dengan adanya hambatan
kemajuan dalam persalinan (tim obstetric.FKUNPAD, 2005)

Kesimpulan :
Distosia adalah persalinan sulit yang ditandai dengan hambatan kemajuan dalam
persalinan.

6
FAKTOR
RISIKO
DISTOSIA
Jarak
kehamilan
Pendidikan
Umur ibu atau Parietas
ibu
kelahiran
sebelumnya
Sosial Riwayat
Etnisitas Faktor Gizi
ekonomi distosia bahu
Tinggi Status gizi /
Obesitas Diabetes
Badan IMT
8
KLASIFIKAS
I DISTOSIA
DISTOSIA KARENA
RESPON
PSIKOLOGIS

DISTOSIA KARENA
DISTOSIA
KELAINAN TRAKTUS
DISFUNGSIONAL
GENITALIS

DISTOSIA KARENA
KELAINAN PADA DISTOSIA KARENA
JALAN LAHIR KELAINAN JANIN

DISTOSIA KARENA
KELAINAN
PRESENTASI,
POSISI
10
Distosia Disfungsional
Distosia disfungsional adalah distosia karena kekuatan-kekuatan yang
mendorong anak tidak memadai (Bratakoesoema, 2005).

Distosia karena kelainan HIS Distosia karena kekuatan mengejan


Distosia karena kelainan his adalah kurang kuat
perlambatan persalinan yang Yaitu distosia yang disebabkan
diakibatkan kontraksi uterus abnormal. kekuatan abdomen untuk mendorong
Distosia karena HIS dibagi menjadi 2, janin kurang kuat. Kekuatan ini
yaitu : normalnya berfungsi untuk membantu
✘ Disfungsi hipotonis kontraksi uterus/his.
✘ Disfungsi hipertonis
11
Distosia Karena Kelainan Pada
Jalan Lahir
Selama proses kelahiran pervaginam, bayi harus dapat melewati kedua pembukaan
panggul sejati ini (Amatsu Therapy Association and Amatsu Association of Ireland,
2006). Perbandingan antara kepala janin dan panggul yang tidak serasi dapat
menyebabkan distosia. Distosia karena kesempitan panggul dibagi menjadi tiga yaitu:

Kesempitan Pintu Atas Kesempitan Pintu


Panggul Bawah Panggul
Kesempitan Bidang
Tengah Panggul

12
Distosia Karena Kelainan
Presentasi, Posisi
Kelainan Posisi Kelainan presentasi
Pada kebanyakan persalinan dengan posisi ✘ Presentasi Muka
oksipito posterior, kepala akan mengalami ✘ Presentasi Dasi
putaran paksi sehingga anak lahir dengan
✘ Letak Sungsang
oksiput di bawah simfisis, namun karena
sudut pemutaran besar (umumnya 1350), ✘ Letak Lintang
kala II biasanya sedikit lebih lama. ✘ Presentasi Ganda

13
Distosia Karena Kelainan Janin
Pertumbuhan Janin yang
Hidrosefalus
Berlebihan

Kelainan Bentuk Janin Yang Lain


(Janin kembar melekat dan janin Prolapsus Foeniculi
dengan perut besar)

14
Distosia Karena Kelainan
Traktur Genitalis
Vagina Servik Uteri
Vulva (Konglutinasio Orivisii
(Septum tidak
(edema, stenosis, Externi servik uteri
lengkap menahan menipis tetapi tidak
dan tumor)
turunnya kepala janin) terjadi pembukaan)

Uterus Ovarium
(Mioma uteri (Terjadi apabila
merupakan tumor menghalangi lahirnya
pada uteri) jalan pervaginam)

15
Distosia Karena Respon
Psikologis
Stress karena hormon dan Cemas berlebihan dapat
neurotransmitter dapat menghambat dilatasi servik
menyebabkan distosia secara normal, persalinan
berlangsung lama dan nyeri
meningkat

16
ETIOLOGI
DISTOSIA
Faktor Kekuatan HIS (Power) Faktor Jalan Lahir (Passege)
His yang tidak normal, baik kekuatan Ukuran atau konfigurasi tulang, kelainan
maupun sifatnya, sehingga menghambat jalan lahir dan neoplasia organ reproduksi
kelancaran persalinan. lainnya termasuk kandung kemih atau usus
yang meregang.

Faktor Bayi (Passeger)


Distosia janin meliputi ukuran janin yang
terlalu besar (>4000 gram), malposisi ,
kelainan congenital dan kehamilan
multiple
18
MANIFESTA
SI KLINIS
DISTOSIA
MANIFESTASI KLINIS
DISTOSIA
Persalinan Disfungsional (Distosia karena kelainan kekuatan)

DISFUNGSI DISFUNGSI
HIPOTONIK HIPERTONIK
Waktu persalinan memanjang Persalinan lebih singkat
Kontraksi uterus kurang dari normal atau Gelisah akibat nyeri terus menerus
lemah dalam jangka waktu pendek sebelum dan selama kontraksi
Dilatasi serviks lambat Ketuban pecah dini
Membran biasanya masih utuh Distres fetal dan maternal
Lebih rentan terdapatnya plasenta yang Regangan segmen bawah uterus
tertinggal melampaui kekuatan jaringan sehingga
terjadi ruptur

20
MANIFESTASI KLINIS
DISTOSIA
Distosia karena kelainan struktur pelvis

Dijumpai kesalahan-
Bagian terbawah
kesalahan letak
anak goyang dan
presentasi dan
tes osborn (+)
posisi

Fleksi kepala tidak Sering dijumpai tali


ada, bahkan setelah pusat terkemuka
persalinan dimulai dan menumbung

21
MANIFESTASI KLINIS
DISTOSIA
Distosia karena kelainan letak dan bentuk janin

Kelainan letak, KELAINAN BENTUK


presentasi / posisi JANIN
Posisi oksipitalis posterior persistens Hidrosefalus (pembesaran kepala yang
(presentasi belakang kepala, UUK dekat abnormal, mata melihat kebawah,
sacrum) mudah terstimulasi, lemah)
Letak sungsang
Letak lintang
Ukuran TFU lebih rendah tidak sesuai
dengan umur kehamilan
Bunyi DJJ terdengar disekitar umbilikus
Presentasi ganda
22
PEMERIKSA
AN
PENUNJANG
DISTOSIA
INTRAUTERINE Pemeriksaan dengan cara menempatkan
PRESSURE perangkat yakni kateter ke dalam ruang amnion
CATHETHER
PLACEMENT
selama persalinan untuk mengukur kekuatan
kontraksi uterus

Alat kardiotokografi (CTG) atau


juga disebut Fetal Monitor
KARDIOTOKOG merupakan alat untuk
RAFI (CTG) melakukan pemantauan
kesejahteraan dan kondisi
kesehatan janin
24
Palpasi abdomen ini berguna untuk mengkaji kemajuan
PALPASI persalinan melalui pengkajian abdomen ini juga berguna
ABDOMEN untuk mengkaji kemajuan persalinan melalui pengkajian
kontraksi uterus

Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan cara PELVIME


pemeriksaan yang penting untuk mendapatkan TRI
keterangan tentang keadaan panggul. KLINIS

USG
(ULTRASO USG adalah alat bantu diagnostik untuk memantau
NOGRAPH keadaan janin selama masa kehamilan
Y)
25
PENATALAK
SANAAN
MEDIS
DISTOSIA
PENATALAKSANAAN MEDIS
Distosia karena kelainan HIS (Power)

Inersia Uteri Tetania Uteri Aksi Uterus Inkoordinasi


✘ Berikan oksitosin drips 5- ✘ Berikan obat (morfin, ✘ Untuk mengurangi rasa
10 satuan dalam 500 cc luminal) takut, cemas dan tonus
dekstrosa ✘ Bila ada tanda-tanda otot berikan obat anti
✘ Berikan obat penenang obstruksi, segera lakukan sakit dan penenang
pada malam hari (valium SC
(morfin, petidin, dan
10 mg) ✘ Pada partus presipitatus valium)
✘ Bila inersia disertai tidak banyak yang dapat
disproporsi sefalopelvis, dilakukan karena jalan
lakukan SC lahir tiba-tiba dan cepat

27
PENATALAKSANAAN
Distosia perubahan panggul
MEDIS
Bila conjugata vera 11 cm dapat dipastikan partus biasa, dan bila ada kesulitan
persalinan, pasti tidak disebabkan faktor panggul. Untuk C.V kurang dari 8,5 cm dan anak
cukup bulan tidak mungkin melewati panggul tersebut.
a) C.V = 8,5 -10 cm dilakukan partus percobaan yang kemungkinan berakhir dengan
partus spontan atau dengan ekstraksi vakum-ekstraksi forsep, atau ditolong dengan
seksio sesarea sekunder atas indikasi obstetrik lainnya.
b) C.V = 6-8,5 cm dilakukan S.C primer
c) C.V = 6 cm dilakukan S.C primer induk

28
PENATALAKSANAAN
Distosia karena sebab-sebab janin
MEDIS
Pertumbuhan Janin yang Hidrosefalus Monster / kelainan bentuk janin
berlebihan Kadang – kadang masih dapat
✘ Kepala janin dikecilkan
✘ Pada disproporsio sefalo dan diusahakan kelahiranb pervaginan
dengan menggunakan
feto pelvis, lakukan SC baik secara
jarum pungsi spinal yang
✘ Pada kesukaran melahirkan biasa ataupun dengan vaginal
besar
bahu dan janin dilakukan operatif, tetapi bila usaha ini tidak
episiotomy atau bahu ✘ Pada letak sungsang dan berhasil atau ada
diperkecil dengan kleidotomi terjadi after coming head, indikasi obstetric lainnya dapat
unilateral atau bilateral lakukan perforasi dari dilakukan sectio cesarea
✘ Apabila janin meninggal foramen ovale untuk
lakukan embriotomi mengeluarkan cairan

29
Distosia karena kelainan letak dan posisi janin
1. Letak defleksi / letak kepala tengadah
Presentase puncak kepala Presentase muka Presentase dahi
✘ Dilakukan pengawasan ✘ Bila dagu tidak berada Kepala memasuki panggul
persalinan denganharapan didepan muka bisa diharapkan biasanya dengan dahi melintang,
dapat lahir spontan partus spontan atau miring. Pada waktu putar
✘ Dilakukanekstraksi vacum ✘ Bila selama pengamatan kala paksi, dahi memutar ke depan.
atau cunam II terjadi posisi mento Maxilla (fosa canina) sebagai
posterior persistens maka hipomokhlion berada dibawah
✘ Dilakukan episiotomi medio
usahakan memutar dagu simfisis, kemudian terjadi fleksi
lateral
kedepan dengan satu tangan untuk melahirkan belakang kepala
yang dimasukan kedalam melewati perineum, lalu defleksi
vagina. Apabila tidak berhasil, maka lahirah mulut dagu dibawah
lakukan CS simfisis.

30
Distosia karena kelainan letak dan posisi janin
2. Letak belakang kepala melintang
✘ Observasi dan tunggu, karena kalau his kuat terjadi putaran UUK ke depan
dan janin lahir spontan
✘ Ibu diminta berbaring kea rah punggung janin
✘ Dapat dicoba memutar UUK ke depan dengan koreksi manual, caranya ibu
jari diletakkan pada UUK, jari – jari lainnya pada oksiput lalu dicoba
reposisi sehingga UUK berada dibawah simfisis
✘ Coba dengan pemberian uterotonika, bila his lemah

31
Distosia karena kelainan letak dan posisi janin

3. Letak tulang ubun-ubun (POSITIO OCCIPUT DIRECTA)

✘ Observasi persalinan dengan teliti karena masih dapat lahir spontan.


✘ Bisa dicoba manual correction
✘ Bila syarat terpenuhi lakukan versidan ekstraksi
✘ Bila anak mati lakukan embriotomi
✘ Seksio cesarean dapat dilakukan jika da indikasi

32
Distosia karena kelainan letak dan posisi janin
4. Letak Sungsang
✘ Sikap sewaktu hamil c. Putar kea rah muka/ perut janin Melahirkan bokong
Karena kita tahu bahwa prognosa d. Lalu tukar tangan kiri diletkakkan - Mengawasi sampai lahir spontan
anak tidak begitu baik, maka di bokong dan tangan kanan di kepala - Mengait dengan jari
usahakan merubah letak janin dengan e. Setelah berhasil pang gurita, dan - Mengait dengan pengait bokong
versi luar. observasi tensi, djj serta keluhan
- Mengait dengan tali sebesar
f. Pimpinan persalinan kelingking
Teknik
a. Lebih dahulu bokong lepaskan dari Cara berbaring : Ekstraksi kaki
p.a.p dan ibu berda dalam posisi
- Litotomi sewaktu inpartu Pada letak bokong janin dan
Trendelenburg
- Trendelenburg dilahirkan dengan cara vaginal atau
b. Tangan kiri letakkan di kepala dan
abdominal (seksio cesarea)
tangan kanan pada bokong

33
KOMPLIKAS
I DISTOSIA
Distosia yang tidak ditangani dengan segera
dapat mengakibatkan komplikasi antara lain :
• Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat
his yang kuat sementara kemajuan janin
dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat
mengakibatkan terjadinya fistula karena
nekrosis pada jalan lahir
• Pada janin distosia akan berakibat kematian
karena janin mengalami hipoksia dan
perdarahan
THANKS!
36

Anda mungkin juga menyukai