Anda di halaman 1dari 21

GANGGUAN HAID

A. Defenisi Gangguan Haid

Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologi pancaindra,
korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus-endometrium dan
alat seks sekunder).

Gangguan menstruasi adalah kelainan yang terjadi pada siklus menstruasi. Ini bisa berupa
perdarahan menstruasi yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit, atau siklus menstruasi
yang tidak beraturan, atau bahkan tidak haid sama sekali.

Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid,
lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan
endometrium

Gangguan menstruasi sangat umum terjadi. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan
usia berapapun. Gangguan menstruasi dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor
risiko.

B. Klasifikasi Gangguan Haid


A. Amenore (tidak menstrulasi)
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Jika menstruasi tidak pernah terjadi
maka disebut amenore primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti
selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenore sekunder. Amenore yang normal hanya
terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah
menopause. 

PENYEBAB
Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid,
kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya. 
Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas kelenjar
hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk melepaskan hormon-hormon
yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium. 
Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa menyebabkan
terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian proses hormonal yang
terlibat dalam terjadinya menstruasi. 
Penyebab amenore primer: 
1.Tertundanya menarke (menstruasi pertama) 
2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim atau vagina,
adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi
vagina terlalu sempit/himen imperforata) 
3. Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia
nervosa, bulimia, dan lain lain) 
4.Kelainan bawaan pada sistem kelamin 
5. Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer) dimana sel
hanya mengandung 1 kromosom X) 
6.Obesitas yang ekstrim 
7.Hipoglikemia 
8.Disgenesis gonad 
9.Hipogonadisme hipogonadotropik 
10.Sindroma feminisasi testis 
11.Hermafrodit sejati 
12.Penyakit menahun 
13.Kekurangan gizi 
14.Penyakit Cushing 
15.Fibrosis kistik 
16.Penyakit jantung bawaan (sianotik) 
17.Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal 
18.Hipotiroidisme 
19.Sindroma adrenogenital 
20.Sindroma Prader-Willi 
21.Penyakit ovarium polikista 
22.Hiperplasia adrenal kongenital 
Penyebab amenore sekunder: 
1.Kehamilan 
2.Kecemasan akan kehamilan 
3.Penurunan berat badan yang drastis 
4.Olah raga yang berlebihan 
5.Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme 
6.Mengkonsumsi hormon tambahan 
7.Obesitas 
8.Stres emosional 
9.Menopause 
10.Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar
hormon kortisol oleh kelenjar adrenal) 
11.Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid) 
12.Prosedur dilatasi dan kuretase 
13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman
(pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan). 

GEJALA
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah
kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan
bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka
gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta
tungkai yang kurus. 

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore: 


1. Sakit kepala 
2. Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang
menyusui) 
3. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa) 
4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti 
5. Vagina yang kering
6. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria),
perubahan suara dan perubahan ukuran payudara 

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan usia penderita.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: 
a. Biopsi endometrium 
b. Progestin withdrawal 
c. Kadar prolaktin 
d. Kadar hormon (misalnya testosteron) 
e. Tes fungsi tiroid 
f. Tes kehamilan 
g. Kadar FSH (follicle stimulating hormone) < LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid
stimulating hormone) 
h. Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom 
i. CT scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa). 

B. Pre menstruasi syndrome


PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat menyertai sebelum
atau saat menstruasi, seperti:
1. Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
2. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.
3. Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan
negatif lainnya.
4. Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
5. Kepala nyeri.
6. Pingsan.
7. Berat badan bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak
8. Pinggang terasa pegal.

Faktor penyebab PMS :


1. Sekresi abnirnal yang abnormal.
2. Kelebihan atau definisi progesterone.
3. Kelebihan atau definisi kolesterol, androgen dan prolaktin.
4. Kelebihan hormon anti dieresis.
5. Kelebihan atau definisi prostaglandin.

Tipe dan gejala PMS


Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari
Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H,
C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar
60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala
gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.
Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala
seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita
mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul
akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu
tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang
dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita
PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya
banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung,


nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum
haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain.
Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel)
karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika
untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi
gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi
asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.

PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang
manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya
sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala
hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai
pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh
meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi
garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau
kurangnya magnesium.

PMS tipe D(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah,
gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi),
bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya
PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari selururh
tipe PMS benar-benar murni tipe D.
PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen,
di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan
hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal
di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan
konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu
mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.
Ada pula kram perut Pada hari pertama atau satu hari menjelang datang bulan, banyak
wanita yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram perut. Gangguan kram perut ini
tidak termasuk PMS walaupun ada kalanya bersamaan dengan gejala PMS.
Kram pada waktu haid atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering.
Gangguan nyeri yang hebat, atau dinamakan dismenorea, sangat mengganggu aktivitas
wanita, bahkan acap kali mengharuskan penderita beristirahat bahkan meninggalkan
pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari.

Dismenorea memang bukan PMS. Dismenorea primer umumnya tidak ada hubungannya
dengan kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terjadi sehari sebelum haid atau
hari pertama haid. Nyeri perut ini juga tidak ada hubungannya dengen PMS yang mulai
terasa 10 - 14 hari sebelum haid. Gejala malah hilang begitu haid datang. Kalau
dismenorea membaik atau bahkan hilang sama sekali setelah seseorang melahirkan, tidak
demikian dengan PMS. Wanita yang pernah melahirkan malah berisiko lebih tinggi
menderita PMS.

Untuk mengatasi PMS, biasanya dokter memberikan pengobatan diuretika untuk


mengatasi retensi cairan atau edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan. Pemberian
hormon progesteron dosis kecil dapat dilakukan selama 8 - 10 hari sebelum haid untuk
mengimbancgi kelebihan relatif estrogen. Pemberian hormon testosteron dalam bentuk
methiltestosteron sebagai tablet isap dapat pula diberikan untuk mengurangi kelebihan
estrogen.

C. Pseudominore
Suatu keadaan haid tetapi darah haid tersebut tidak dapat keluar, karena tertutupnya leher
rahim, vagina atau selaput darah.
Penyebab:
1. Kongenital yaitu suatu keadaan dimana selaout dara tidak brubang.
2. Acquisita, yaitu suatu keadaan dimana terjadi perlekatan saluran leher rahim atau
vagina akibat adanya radang, gonorrhea, diptheri.

Tanda dan gejala:


1. Nyeri lebih dari 5 hari tanpa pendarahan
2. Pada pemeriksaan terlihat sel darah menonjol berwarna kebiru-biruan karena adanya
darah yang derkumpul dibelakang.

D. Menstruasi Praecox
Perdarahan pada anak muda kurang dari 8-10 tahunn disertai dengan tumbuhnya rambut
kelamin, pertumbhan buah dada.
Klasifikasi dan penyebab:
1. Pubertas paredox yang disertai terbentuknya hormone gonadotropin dan dapat
menimbulkan kehamilan
2. Pseudo pubertas praedox tidak adanya hormone gonadotropin.

E. Hypomenorea
Suatu keadaan dimana perdarahan haid yabg lebih pendek dan atau lebih kurang dari
biasanya.
Lama perdarahan secara normal haid sudah berhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih dari 7
hari maka daya regenerasi selaput lender kurang. Misalnya pada endometritis, mioma.
Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah
miomekumi), pada gangguan endokrim dan lain-lain.
Kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita.
Adanya hipomenore tidak mengganggu fertilitas. Tanda dan gejala, waktu haid singkat
dan perdarahan singkat.

F. Oligomenorrhoe
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari.
Penyebab :
a) Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8-9 hari di mulai dari hari ke-5 menstruasi )
b) Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15-18 hari setelah ovulasi )
c) Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid
Tanda dan gejala :
a) Haid jarang yaitu setiap 35 hari sekali
b) Pendarahan hadi biasanya berkurang

G. Hipermenorrhoe / Menorrhagia
Pendarahan haid yang lebih banyak dari normal dan lebih lama di sertai dengan adanya
bekuan darah tetapi siklus teratur.

Penyebab :
a) Terlalu lelah 
b) Mioma uteri
c) Hipertensi
d) Penyalit jantung
e) Endometritis
f) Hemofili ( penyakit darah )

Tanda dan gejala :


a) Waktu haid panjang 7-8 hari
b) Perdarahan haid terlalu banyak disertai bekuan darah
c) Siklus haid teratur

H. Polimenorrhoe
Suatu keadaan dimana haid sering terjadi karena siklus yang pendek kurang dari 21 hari.
Penyebab :
a) Gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau masa subur
b) Kelainan ovarium karena peradangan, endometriosis.

I. Metrorrhagia
Suatu keadaan dimana pendarahan yang teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid
karena terjadi diantara dua haid.
Penggolongan :
a) Disebabkan oleh kehamilan seperti ; abortus, kehamilan ektopik
b) Metrorrhagia di luar kehamilan: karena luka yang tidak sembuh missal wanita
menopause, wanita tanpa anak atau wanita yang mempunyai anak banyak, peradangan
endometritis maupun pengaruh hormonal

J. Dismenorrhoe
Nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid dapat bersifat kolik terus-
menerus. Nyeri di duga karena kontraksi rahim.

Penggolongan :
a) Dismenorrhoe primer, yaitu sejak menstruasi pertama kali, nyeri dan tidak ada kelainan
dari alat kandungan.
b) Dismenorrhoe sekunder, yaitu nyeri haid yang terjadi karena haid yang terjadi
kemudian, biasanya terdapat kelainan dari alat kandungan.

Penyebab :
a) Dismenorrhoe primer : psikis, anemia, TBC, kelelahan, serviks sempit dan masalah
endokrin
b) Dismenorrhoe sekunder : infeksi, nyeri sudah terasa sebelum haid, nyeri bersifat kolik,
nyeri disebabkan oleh tekanan tumor, nyeri masih ada setelah haid berhenti.

Tanda dan gejala :


Rasa tidak nyaman di perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid, kadang-kadang
nyebar ke daerah pinggang dan paha, mual, muntah, sakit kepala, diare kadang hingga
kejang.Pencegahan kram perut dengan olahraga ringan dan tehnik relaksasi.
Patofisiologi

Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon


(GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH).
Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan
siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan
folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar
berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah
kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan
mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk
berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi
berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan
progesteron akibat involusi korpus luteum.

Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang
disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa
kondisi patologis.

Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari
FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus
luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi
dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan
perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal,
namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan
pendarahan hebat.

Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah,


yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia
tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.

Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin.
Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah
esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu
banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua
hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin
dapat tinggi atau normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA).
Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon
esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.

WOC AMENORE

Kelainan
Kegagalan fungsi genetik
hipotalamus-hipofisis
Penyakit
stress, obat-
Testikular obatan, dll
hipogonadotropin feminization Disgenesis gonad

Siklus
FSH & LH Ovarium menstruasi
gagal terganggu
Tidak punya Testis
berkembang
uterus menggantikan
Ovarium
ovarium
tidak
terangsang Tidak terjadi
Ovarium berupa siklus
jaringan menstruasi
pengikat

Estrogen & Tidak dapat mengalami


progesteron menstruasi
tidak Tidak terjadi
dihasilkan menstruasi

Siklus
menstruasi Amenore sekunder
Amenore primer
Tanda seks MK: ansietas,
sekunder nyeri, kerusakan
tidak terjadi integritas
jaringan

MK: gangguan
citra tubuh, harga
diri rendah

WOC DISMENORE

Bila tidak terjadi kehamilan Penyakit :endometriosis,


inflamasi pelvis,
adenomiosis, kista
Regresi korpus luteum ovarium, kelainan otak

Progesterone menurun
Dismenore
sekunder
Labilisasi membrane
lisosom (mudah pecah)
Nyeri haid

Enzim fosfolipase MK:nyeri MK:Intoleran


A2 meningkat aktivitas

Hidrolisis senyawa
fosfolipid

Terbentuk asam arakidonat


Meningkatkan sensitisasi
& menurunkan ambang
prostaglandin rasa sakit pada ujng saraf
aferen nervus pelvicus
PGE 2 PGF 2α
PGE 2 & PGF 2α dalam MK:
darah meningkat intoleransi
aktivitas

Miometrium terangsang

Meningkatkan kontraksi MK: nyeri


& disritmia uterus

Nyeri MK:
iskemia Dismenore primer
haid ansietas

WOC PMS (PRE MENSTRUAL SINDROM)

Prolaktin ↑ Gamma linoleic acid


(GLA) ↓

Estrogen ↑ dan
Gangguan metabolism
progesteron↓
prostaglandin

Proses kimia tubuh Neurotransmitter otak


terganggu terganggu

Metabolism vit.B6
(anti depresi)
terganggu

Deficit vit. B6

Produksi
serotonin
terganggu

Pre menstrual
Kelemahan umum Nyeri payudara acne Mood labil

MK: intoleransi MK: nyeri MK: gangguan MK:


aktivitas integritas kulit ansietas

KOMPLIKASI

1. Amenorrhea

Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah infertilitas. Komplikasi


lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat menggangu kompartemen IV
dan terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya munculnya gejala-
gejala lain akibat insufisiensi hormon seperti osteoporosis.

2. Oligomenorrhea

Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional
pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa
akan buruk bila oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan

Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan setres emosional pada
penderita sehingga dapat memperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan
memburuk bila oligomenorea mengarah pada fertilitas atau tanda dari keganasan
Pada umumnya oligomenorea yang avulator tidak memerlukan teraphi, kalau mendekati
amenorea maka dapat diusahakan mangadakan ovulasi. Kelainan banyaknya perdarahan dan
lamanya perdarahan, banyak perdarahan ditentukan oleh:

a) Lebarnya pembuluh darah: pada hipoplasia uteri, astheni, tumor-tumor yang


mengurangi daya kontraksi seperti mioma.
b) Banyaknya pembuluh darah yang terbuka atau luasnya luka: pada uterus myomatosus,
endrometriosis interna.
c) Tekanan intravaskuler: tekanan arteriil meninggi, pada tumor-tumor, kelainan letak.
d) Daya beku darah.

Kita tahu bahwa darah haid terlalu banyak apabila ada bekuan darah dalam darah haid.
Lamanya perdarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau dengan perkataan lain
oleh daya regenerasi endometrium. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, pada myoma
atau polip dan pada carcinoma (Offset, Elstar. 1981).

Penatalaksanaan Medis

50 % dari kaum wanita pernah mengalami gangguan haid pada masa remaja.
Biasanya gangguan ini mencapai puncaknya pada umur 17-25 tahun. Karena tingginya
kejadian ini, berbagai pengobatan pun telah diberikan. Ketidakteraturan menstruasi biasanya
tanpa sebab fisik dihubungkan dengan disfungsi hipotalamus, yang dapat dikaikan dengan
stres fisik (misalnya cedera kepala ringan) atau stres emosional (misalnya ketika akan
menghadapi ujian). Ada beberapa cara untuk menghadapi keadaan ini secara medis. Cara
Universitas Sumatera Utara paling mudah adalah dengan memberikan pil KB, yang
mengandung progesteron dan estrogen dalam kadar tertentu. Berikan selama 10-12 hari.
Dalam 7 hari pasien akan mengalami perdarahan. Progesteron bekerja dengan memproduksi
estrogen dari dalam tubuhnya sendiri, membangun dan meluruhkan lapisan dalam rahim,
melindunginya dari overstimulasi endometrium.

Cara lain untuk menanggani gangguan menstruasi yang tidak teratur adalah
mengobati akar permasalahannya dan ini memerlukan peran seorang ginekolog (Livoty,
Carol. Dan Topp.; 2006). Terapi unruk hipermenorea (menoragia) khususnya pada mioma
uteri tergantung pada penangganan mioma uteri, sedangkan pada wanita (Wknjosastro, 2008)
yang didiagnosis menderita polip endometrium penangganannya adalah kuretase
(wknjosastro,2008). Terapi untuk amenorea primer, jika amenorea menetap 9-12 bulan dan
anovulasi merupakan penyebab utama, dapat diberikan klomifen, terutama Klomifen
merupakan anti estrogen. Dengan pengobatan ini kira-kira 90 % wanita amenorea dan 40 %
wanita yang mengalami oligomenorea akan membaik. Terapi amenorea sekunder perbaiki
kebiasaan makan dan menjaga kebersihan diri (Llewellyn, Derek. Dan Jones,2002). Untuk
gangguan haid lainnya cukup diberikan keterangan bahwa hal tersebut tidak mengganggu
fertilitas/kesuburan dari wanita yang bersangkutan (Wknjosastro,2008). Ada banyak cara
untuk mengobati kram. Olahraga adalah terapi yang sangat efektif, seperti juga dietyang
bergizi. Kalsium dan vitamin B6 telah dikaitkan sebagai pereda nyeri/kram. Obat
antiprostaglandin seperti aspirin, naproxen, ibuprofen merupakan obat ideal untuk kram
menstruasi. Obat ini diminum sejak terasa sakit selama 2-3 hari. Kebanyakan dari mereka
yang mengeluhkan rasa sakit tidak memerlukan pengobatan, tetapi butuh pengertian dan
penerangan. Jika sakit semakin parah segeralah berobat ke dokter (Llewellyn,2001).

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan usia penderita.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:

a. Biopsi endometrium

b. Progestin withdrawal

c. Kadar prolaktin

d. Kadar hormon (misalnya testosteron)

e. Tes fungsi tiroid

f. Tes kehamilan

g. Kadar FSH (follicle stimulating hormone) < LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid
stimulating hormone)

h. Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom

i. CT scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa).

Pemeriksaan penunjang

1. B-USG

Deteksi kondisi rahim, ovarium, dan panggul.

2. Sitologi

Untuk memeriksa fungsi ovarium serta menghilangkan lesi ganas

3. Biopsy

Untuk menentukan jenis penyakit, lebih sering digunakan untuk mendiagnosis tumor
4. Penentuan endokrin

Dapat digunakan untuk mengukur gonadotropin, hipofisis, prolaktin, ovarium, tyroid, dan
hormon adrenal secara klinis untuk memahami fungsi ovarium dapat menggunakan cara pap
smear vagina, mucus serviks, suhu tubuh basal dan biopsi endometrium

5. X-Ray

Pemeriksaan uterin lipiodol dapat digunakan untuk memahami kondisi rongga rahim apakah
terdapat fibroid mukosa atau terdapat polip juga untuk memahami terdapat apakah terdapat
tumor hipopisis

6. Laparoskopi dan Histeuroskopi

Untuk mendeteksi lesi uterine serta panggul

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah diberikan asuhan Manajemen nyeri
berhubungan keperawatan selama 2x 24 jam,  Lakukan pengkajian ntyeri
dengan perawat dapat meminimalkan secara kompeherensif yang
peningkatan nyeri yang terjadi dengan meliputi
kontraksi uterus kriteria hasil: lokasi,karakteristik,kualitas,int
saat menstruasi NOC : ensitasatau beratnya nyeri.
Kontrol Nyeri  Pastikan perawatan analgesik
a. Klien Dapat Mengenali bagi pasien dilakukan dengan
kapan nyeri terjadi pemantauan yang ketat
b. Klien dapat  Gali pengetahuan dan
Menggambarkan faktor kepercayaan pasien mengenai
penyebab nyeri nyeri
c. Klien dapat  Ajarkan prinsip-prinsip
Menggunakan tindakan manajemen nyeri
pengurangan nyeri  Ajarkan penggunaan teknik
tanpa anlgesik non farmakologi seperti teknik
d. Klien Menggunakan relaksasi
analgesik yang  Monitor ttv
dipelukan
e. Klien dapat
Melaporkan perubahan
terhadap gejala nyeri
pada profesional
kesehatan
Tingkat nyeri
a. Nyeri dilaporkan
sedang
b. Ekspresi nyeri wajah
sedang
c. Mengerang dan
menangis
d. Klien tidak Kehilangan
nafsu makan
2. Intoleransi Setelah diberikan asuhan Terapi aktivitas
aktivitas keperawatan selama 2x 24 jam,  Bantuan klien untuk
berhubungan perawat dapat meminimalkan memilih aktivitas dan
dengan nyeri nyeri yang terjadi dengan pencapaian tujuan melalui
dismenore kriteria hasil: aktivitas yang konsisten
a. Kemudahan bernafas dengan kemampuan
saat beraktivitas fisik,fisiologis dan sosial
b. Peningkatan toleransi  Bantu klien untuk
aktivitas meningkatkan motivasi diri
c. Bisa melakukan dan penguatan
aktivitas fisik  Berikan kesempatan
keluarga untuk terlibat
dalam aktivitas, dengan
cara yang tepat
 Bantu klien dan keluarga
memantau perkembangan
klien terhadap
3. Keletihan Setelah diberikan asuhan Manajemen eneergi
berhubungan keperawatan selama 2x 24 jam,  Perbaiki defisit status
dengan perawat dapat meminimalkan fisiologi sebagai prioritas
kelesuan nyeri yang terjadi dengan utama
fisiologis kriteria hasil:  Monitor intake/asupan
(anemia) Tingkat Kelelahan nutrisi untuk mengetahui
1 2 3 4 5 sumber energy yang
adekuat
a. Kelelahan
 Bantu pasien indentifikasi
b. Kelesuan
pilihan aktivitas yang akan
c. Kehilangan selera
dilakukan
makan
 Anjurkan pasien untuk
d. Gangguan konsentrasi
memilih aktivitas yang
e. Sakit kepala
membangun ketahanan
f. Nyeri otot
 Anjurkan tidur siang bila
g. Nyeri sendi
diperlukan
Kelelahan: efek yang
Monitor pemberian dan efek obat
mengganggu
stimulant dan depresan
1 2 3 4 5

a. Penurunan energi
b. Gangguan dengan
aktivitas sehari-hari
c. Gangguan pada
rutinitas
d. Nafsu makan menurun
e. Gangguan aktivitas
fisik
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-Ginekologi


Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG

Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku Panduan


Praktikum Kesehatan Reproduksi

Affandi, Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja dan Dewasa. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta.

Anthony. 2002. Wanita dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai