(STIKes PERTAMEDIKA)
Jl. Bintaro Raya No.10, Tanah Kusir – Kebayoran Lama Utara – Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7234122, 7207184, Fax (021) 7234126
Website : www.stikes-pertamedika.ac.id
Email : stikespertamedika@gmail.com
HIPOGLIKEMIA
1. DEFINISI
Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal rendah) terjadi kalau kadar gula darah
turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3.3 mmol/L). keadaan ini dapat terjadi akibat
pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit
atau karenan aktivitas fisik yang berat (Brunner & suddart, 2001).
Hipoglikemia adalah komplikasi diabetes tipe 1 yang mudah dikenal pada pasien.
Masalah hipoglikemia didokumentasikan dengan baik pada diabetes control and complication
trial (DCCT) penting, yaitu penderita diabetes yang mempertahankan terapi ketat dan intensif
memiliki insiden tiga kali lebih besar untuk mengalami hipoglikemia berat daripada pasien yang
mendapat protocol pengobatan kurang ketat. United kingdom prospective diabetes study
(UKPDS) menunjukkan beberapa peningkatan insiden hipoglikemia diantara penderita diabetes
tipe 2, meskipun beberapa kasus berat yang mengancam jiwa di dokumentasikan dalam study ini
(Barbara M. gallo, 2011).
Hipoglikemia adalah kadar gula darah rendah secara abnormal terjadi jika gula darah
turun dibawah 50-60 mg/dl. Hipoglikemia dapat disebabkan karena terlalu banyak insulin atau
preparat terjadi setiap saat. Biasanya sering terjadi sebelum makan, terutama jika menunda
makan atau jika tidak makan makanan kecil. Hipoglikemia tengah malam dapat terjadi karena
memuncakkan NPH malam hari atau insulin lente, terutama pada pasien yang tidak makan
makanan kecil sebelum tidur (Brunner dan suddart, 2000).
2. KLASIFIKASI
3. ETIOLOGI
4. MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala hipoglikemia dapat dikelompokkan kedalam 2 kategori : gejala adrenergic dan gejala
sistem saraf pusat.
2. Gejala hipoglikemi dapat terjadi secara mendadak dan tidak diperkirakan dan beragam dari
orang ke orang.
3. Pasien yang mempunyai kadar glukosa dalam batas hiperglikemik (200mg/dl atau lebih)
dapat merasa hipoglikemik.
4. Gejala adrenergic terjadi jika glukosa darah turun asampai 120 mg/dl atau kurang.
5. Penurunan respon hormonal (adrenergik) dapat terjadi pada pasien yang mempunyai
diabetes sudah bertahun tahun.
6. Dengan turunnya kadar glukosa, dorongan adrenalim tidak terjadi dan pasien tidak
merasakan gejala adrenergic yang lazim, berkeringat dan bergetar.
Pada hipoglikemia ringan, ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik
akan terangsang. Pelimpahan adrenalin kedalam darah menyebabkan gejala seperti
perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukoasa darah menyebabkan sel-sel otak
tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda tanda
gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi,
sakit kepala, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, patirasa didaerah bibir serta lidah,
bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak
rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan. Kombinasi semua gejala ini
(disamping gejala adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang.
Pada hipoglikemia berat, fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang sangat
berat sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi
hipoglikemia yang dideritanya. Gejalanya dapat mencakup perilaku yang mengalami
disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan
kesadaran.
(Brunner dan Suddarth, 2000)
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. gula darah puasa
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi glukosa 75 gram oral)
dan nilai normalnya antara 70 – 110 mg/dl
2. gula darah 2 jam post prandial
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140mg/dl/2jam
3. HBA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh kadar gula darah yang
sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2 – 3 bulan,
HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara 4 –
6%. Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut menunjukkan bahwa
orang tersebut menderita DM dan beresiko terjadinya komplikasi.
4. elektrolit, terjadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah terganggu.
5. leukosit, terjadi peningkatan jika dampai terjadi infeksi.
9. PENATALAKSANAAN
1. Anjuran yang lazim adalah pemberian gula per oral 10-15 g:
(a) 2-4 preparat glukosa yang dijual bebas
(b) 130-180 cc jus buah atau soda regular.
(c) 6-10 lifesaver atau gula-gula keras
(d) 2-3 sendok teh gula atau madu.
2. Hindari menambahkan gula kedalam jus, bahkan jus yang tidak dimaniskan sekali pun,
yang dapat menyebabkan peningkatan tajam kadar glukosa dan pasien dapat mengalami
hiperglikemia nantinya.
3. Ulangi pengobatan jika gejala menetap lebih dari 10 – 15 menit
4. Berikan makanan kecil yang mengandung protein dan zat tepung (susu, atau keju dan
krakers) setelah gejala menghilang.
5. Anjurkan untuk pasien diabetic untuk selalu membawa gula dalam bentuk sederhana
sepanjang waktu.
6. Jangan ajurkan makan makanan penutup tinggi kalori, tinggi lemak untuk mengatasi
hipoglikemia. Kandungan tinggi lemak dapat melambatkan penyerapan glukosa.
PENATALAKSANAAN HIPOGLIKEMIA BERAT
1. Glukagon 1 mg subkutan (SC) atau Intramuskuler (IM) untuk pasien yang tidak mampu
menelan, atau menolak pengobatan. Mungkin membutuhkan waktu 20 menit untuk
memulihkan kesadaran. Berikan gula sederhana disertai makan kecil jika sudah sadar.
2. Instruksiakan pasien untuk mengingatkan dokter setelah terjadi hipoglikemia berat.
3. Diberikan D50% dalam air 25-50 ml (D-50) melalui intravena untuk pasien yang tidak sadar
atau tidak mampu untuk menelan dalam lingkungan rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Airway
Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bernafas dengan bebas,ataukah ada secret yang
menghalangi jalan nafas. Jika ada obstruksi, lakukan :
- Chin lift/ Jaw thrust
- Suction
- Guedel Airway
- Intubasi Trakea
2. Breathing
Bila jalan nafas tidak memadai, lakukan :
- Beri oksigen
- Posisikan semi Flower
3. Circulation
Menilai sirkulasi / peredaran darah
- Cek capillary refill
- Auskultasi adanya suara nafas tambahan
- Segera Berikan Bronkodilator, mukolitik.
- Cek Frekuensi Pernafasan
- Cek adanya tanda-tanda Sianosis, kegelisahan
- Cek tekanan darah
Penilaian ulang ABC diperlukan bila kondisi pasien tidak stabil
4. Disability
Menilai kesadaran pasien dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respon terhadap nyeri atau sama
sekali tidak sadar. Kaji pula tingkat mobilisasi pasien. Posisikan pasien posisi semi fowler,
esktensikan kepala, untuk memaksimalkan ventilasi. Segera berikan Oksigen sesuai dengan
kebutuhan, atau instruksi dokter.
f. Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesi, gangguan
penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut),gangguan memori (baru, masa
lalu), kacau mental, refleks tendon dalam menurun (koma), aktifitas kejang
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
h. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi/tidak)
Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan meningkat
i. Integritas kulit
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya kekuatan umum/rentang gerak,
parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam)
j. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi). Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
k. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang lambat,
penggunaan obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan
kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan. Rencana
pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diit, pengobatan, perawatan diri,
pemantauan terhadap glukosa darah.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
(STIKes PERTAMEDIKA)
Jl. Bintaro Raya No.10, Tanah Kusir – Kebayoran Lama Utara – Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7234122, 7207184, Fax (021) 7234126
Website : www.stikes-pertamedika.ac.id
Email : stikespertamedika@gmail.com
FORMAT PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 11 September 2017
Tanggal Masuk : 07 September 2017
Ruang/Kelas : HCU/III
Nomor Register : 09.23.26
Diagnosa Medis : Penurunan kesadaran ec susp Koma hipoglikemia
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny.A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 49 tahun
Status Perkawinan : kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Bahasa yang digunakan: Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : Cinere, Depok
Sumber biaya : BPJS, Pribadi
Sumber Informasi : Rekam Medis, keluarga
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Kesehatan sekarang
1) Alasan masuk rumah sakit :
Tidak sadar sejak 9 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien sebelumnya sedang tidar
dan mengorok, keringat banyak, 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien ke klinik
PLN, tekanan darah 150/100 diberi obat tensi.
2) Keluhan utama :
Tidak sadar sejak 9 jam sebelum masuk rumah sakit
3) Kronologis keluhan :
* Faktor pencetus : Tidak sadar 9 jam sebelum masuk rumah sakit
* Timbulnya keluhan : Mendadak
* Lamanya : 9 jam
* Upaya mengatasi : dibawa ke layanan kesehatan
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Riwayat Alergi (Obat, makanan, Bianatang, Lingkungan) :
Tidak ada
2. Riwayat Kecelakaan :
Tidak ada
3. Riwayat dirawat di Rumah Sakit (Kapan, alasan, dan berapa lama) :
Tidak ada
4. Riwayat pemakaian obat:
Obat rutin Amlodipine 1 x 10mg
c. Riwayat kesehatan keluarga (genogram dan keterangan tiga generasi dari Pasien)
Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko
Ket :
Laki-laki
Perempuan
Klien
X meninggal
- - - satu rumah
d. Riwayat Psikososial dan Spiritual
1. Adakah orang yang terdekat dengan Pasien :
Suami, anak, keluarga
2. Interaksi dalam keluarga :
* Pola komunikasi : baik
* Pembuatan Keputusan : secara bersama
* Kegiatan Kemasyarakatan : tidak ada
3. Dampak penyakit Pasien terhadap keluarga :
Keluarga menjadi cemas
4. Masalah yang mempengaruhi Pasien :
Aphasia, bicara sesekali jelas
5. Mekanisme Koping terhadap stress :
( ) Pemecahan Masalah ( ) Minum obat
( ) Makan (√) Cari pertolongan
( ) Tidur ( ) Lain – lain (Misal : Marah, diam)
6. Persepsi Pasien terhadap penyakitnya :
* Hal yang sangat dipikirkan saat ini :
Tidak terkaji
* harapan setelah menjalani perawatan:
Tidak terkaji
* Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit :
Tidak terkaji
7. Sistem nilai kepercayaan
* Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan :
Tidak ada
* Aktivitas Agama / kepercayaan yang dilakukan :
Sholat
e. Kondisi lingkungan Rumah
(Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini)
Tidak ada
f. Pola Kebiasaan
POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI
Sebelum Sakit Di Rumah Sakit
1. Pola Nutrisi
Frekuensi makan : x / hari 3x Entramix 3x150 kkal
Nafsu makan : baik / tidak baik N.Optinum 3x 150 kkal
Alasan :
(mual, muntah, sariawan)
Porsi makanan yang dihabiskan Tidak terkaji cair 300 kkal
Makanan yang tidak disukai Tidak terkaji Tidak terkaji
Makanan yang membuat alergi Tidak terkaji Tidak terkaji
Makanan pantangan Tidak terkaji Tidak terkaji
Makanan diet Tidak terkaji cair
Tidak terkaji Tidak terkaji
Penggunaan obat-obatan sebelum makan
Tidak terkaji NGT (+)
Penggunaan alat bantu (NGT, dll)
2. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : x / hari Tidak tentu Tidak tentu
Warna : Tidak terkaji Kuning jernih
Keluhan : Tidak terkaji Tidak terkaji
Penggunaan alat bantu (kateter,dll) (-) DC (+)
b. BAB
Frekuensi : Tidak tentu Tidak tentu
Waktu : Tidak tentu Tidak tentu
(Pagi/Siang/Malam/Tidak tentu)
Warna : Tidak terkaji Kuning kecoklatan
semipadat semipadat
Konsistensi :
Tidak terkaji Tidak terkaji
Keluhan :
Tidak terkaji -
Penggunaan Laxatif : (-) -
3. PENGKAJIAN FISIK
a. Pemeriksaan Fisik Umum
1. Berat Badan : 100 Kg (Sebelum Sakit : 102 Kg)
2. Tinggi Badan : 150 cm
3. Tekanan Darah : 144/88 mmHg
4. Nadi : 88 x / menit
5. Frekuensi Nafas :19 x / menit
6. Suhu Tubuh : 36 ̊ C
2
7. Saturasi O : 98 %
8. Keadaan Umum : ( )Ringan ( √ )Sedang ( )Berat
9. Pembesaran kelenjr getah bening : (√) Tidak
( ) Ya, Lokasi
b. Sistem Penglihatan
1. Posisi mata : (√) Simetri ( ) Asimetris
2. Kelopak mata : (√) Normal ( ) Ptosis
3. Pergerakan bola mata : (√) Normal ( ) Abnormal
4. Konjutiva : (√) Merah muda ( ) Anemis ( ) Sangat merah
5. Kornea : (√) Normal ( ) Keruh / berkabut
( ) Terdapat pendrahan
6. Sklera : ( ) Ikterik (√) Anikterik
7. Pupil : (√) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
8. Otot-otot mata : (√) Tidak ada kelainan ( ) Juling keluar
( ) Juling kedalam ( ) Berada di atas
9. Fungsi penglihatan : (√) Baik ( ) kabur ( ) Dua bentuk/diplopia
10. Tanda-tanda radang : Tidak ada
11. Pemakaian kacamata : (√) Tidak ( ) Ya, Jenis
12. Pemakaian lensa kontak: Tidak ada
13. Reaksi terhadap cahaya : + / +
c. Sistem Pendengaran
1. Daun telinga : (√) Normal ( ) Tidak, Kanan, Kiri
2. Karakteristik serumen (warna, kosistensi, bau) :
Tidak terkaji
3. Kondisi telinga tengah : (√) Normal ( ) Kemerahan
( ) Bengkak ( ) Terdapat lesi
4. Cairan dari telinga : (√) Tidak ( ) Ada
(Darah, nanah, dll)
5. Perasaan penuh di telinga : ( ) Ya (√) Tidak
6. Tinitus : ( ) Ya (√) Tidak
7. Fungsi Pendengaran : (√) Normal ( ) Kurang ( ) Tuli
8. Gangguan keseimbangan : ( ) Ya (√) Tidak
9. Pemakaian alat bantu : ( ) Ya (√) Tidak
d. Sistem Wicara : ( ) Normal ( ) Tidak
(√) Aphasia
( ) Aphonia
( ) Dysartria
( ) Dysphasia
( ) Anarthia
e. Sistem Pernapasan
1. Jalan nafas : (√) Bersih
( ) Ada sumbatan
2. Pernafasan : ( ) Tidak sesak ( ) Sesak
3. Menggunakan otot bantu pernafasan : ( ) Ya (√) Tidak
4. Frekuensi : 19 x / menit
5. Irama : (√) Teratur ( ) Tidak teratur
6. Jenis pernapasan : Spontan
7. Kedalaman : (√) Dalam ( ) dangkal
8. Batuk : (√) Tidak ( ) Ya
9. Sputum : (√) Tidak ( ) Ya
10. Konsistensi : ( ) Kental ( ) Encer
11. Terdapat darah : ( ) Tidak ( ) Ya
12. Palpasi dada :
13. Perkusi dada :
14. Suara nafas : (√) Vesikuler ( ) Ronkhi
( ) Wheezing ( ) Rales
15. Nyeri saat bernafas : (√) Tidak ( ) Ya
16. Penggunaan alat bantu : ( ) Tidak (√) Ya NK 3lpm
f. Sistem Kardiovaskuler
1. Sirkulasi peripher
- Nadi 88 x / menit : Irama : (√)Teratur ( ) Tidak teratur
Denyut : ( ) Lemah (√) Kuat
- Tekanan darah : 144/88 mmHg
- Distensi vena jugularis : Kanan : ( ) Ya (√) Tidak
Kiri : ( ) Ya (√) Tidak
- Temperatur kulit : (√) Hangat ( ) Dingin
- Warna Kulit : ( ) Pucat ( ) Cyanosis ( ) Kemerahan
- Pengisian kapiler : < 2detik
- Edema : ( ) Ya (√) Tidak
( ) Tungkai atas ( ) Tungkai bawah
( ) Periorbital ( ) Muka
( ) Skrotalis ( ) Anarsarka
2. Sirkulasi jantung
- Kecepatan denyut apical : x /menit
- Irama : (√) Teratur ( )Tidak teratur
- Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
- Sakit dada : ( ) Ya (√) Tidak
* Timbulnya : ( ) Saat aktivitas ( ) Tanpa aktivitas
* Karakteristik : ( ) Seperti di tusuk-tusuk
( ) Seperti terbakar
( ) Seperti tertimpa benda berat
* Skala nyeri :
g. Sistem Hematologi
Gangguan hematologi :
- Pucat : ( ) Tidak (√) Ya
- Pendarahan : (√) Tidak ( ) Ya
( ) Ptechie ( ) Purpura ( ) Mimisan
( ) Pendarahan gusi ( ) Echimosis
h. Sistem Saraf Pusat
- Keluhan sakit kepala :
- Tingkat kesadaran : ( ) Composmentis (√) Apatis
( ) Somnolent ( ) Soporokoma
- Glasgow coma scale (GCS) E : 4 M: 5 V2 11
- Tanda-tanda peningkatan TIK: ( ) Tidak ( )Ya
( )Muntah proyektil
( ) Nyeri kepala berat
( ) Papil Edema
- Gangguan Sistem persyarafan : ( ) Kejang (√) Pelo
( ) Mulut mencong ( ) Disorentasi
( ) Polineuritis/Kesemutan
( ) kelumpuhan ekstermitas
- Pemeriksaan Refleks :
a. Refleks fisiologis : ( ) Normal (√) Tidak
b. Refleks Patologis : (√) Tidak ( ) Ya
i. Sistem Pencernaan
1. Keadaan mulut :
1). Gigi : ( ) caries (√) Tidak
2). Penggunaan gigi palsu: ( ) Ya (√) Tidak
3). Stomatitis : ( ) Ya (√)Tidak
4). Lidah kotor : ( ) Ya (√) Tidak
5). Salifa : (√) Normal ( ) Abnormal
2. Muntah : (√) Tidak ( ) Ya
- Isi : ( ) Makanan ( ) Cairan ( ) Darah
- Warna: ( ) Sesuai warna makanan ( ) Kehijauan
( ) Coklat ( ) Kuning ( ) Hitam
- Frekuensi: x / hari
- Jumlah : ml
3. Nyeri daerah perut : ( ) Ya (√) Tidak
4. Skala Nyeri :
5. Lokasi & karakteristik nyeri :
( ) Seperti ditusuk-tusuk ( ) Melilit ( ) Cramp
( ) Panas/seperti terbakar ( ) Setempat ( ) Menyebar
( ) Berpindah-pindah ( ) Kanan atas ( ) Kanan bawah
( ) Kiri atas ( ) Kiri bawah
6. Bising usus : x / menit
7. Diare : (√) Tidak ( ) Ya
Lamanya :
Frekuensi : x / hari
8. Warna feses : (√) kuning ( ) Putih seperti air cucian beras
( ) Coklat ( ) Hitam
( ) Dempul
9. Kosistensi feses : (√) Setengah padat
( ) cair
( ) Berdarah
( ) Terdapat lendir
( ) Tidak ada kelainan
10. Konstipasi : (√) Tidak ( ) Ya
Lamanya: hari
11. Hepar : (√) Teraba ( ) Tak teraba
12. Abdomen : (√) Lembek ( ) Kembung
( ) Asites ( ) Distensi
j. Sistem Endokrin
Pembesaran Kelenjar Tiroid : (√) Tidak ( ) Ya
( ) Explotalmus
( ) Tremor
( ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( ) Ya ( ) Tidak
( ) Poliuri ( ) Polidipsi ( ) Poliphagi
Luka ganggren : (√) Tidak ( ) Ya, Lokasi
Kondisi Luka
k. Sistem Urogenital
Balance cairan : Intake 674 ml ; Output 641 ml
Perubahan pola kemih : ( ) Retensi ( ) Urgency
( ) Disuria ( ) Tidak lampias
( ) Nocturia ( ) Inkontinesia ( ) Anuria
BAK:
Warna : (√) Kuning jernih ( ) Kuning kental/coklat
( ) Merah ( ) Putih
Distensi/ ketegangan kandung kemih : ( ) Ya (√) Tidak
Keluahan sakit pinggang : ( ) Ya (√) Tidak
Skala nyeri :
l. Sistem Integumen
Turgor kulit : (√) Baik ( ) Buruk
Temperatur kulit : 36 ̊ C
Warna kulit : (√) Pucat ( ) Sianosis ( ) Kemerahan
Keadaan kulit : (√) Baik ( ) Lesi ( ) Ulkus
( ) Luka, Lokasi
( ) Insisi operasi, Lokasi
Kondisi
( ) Gatal-gatal ( ) Memar/lebam
( ) Kelainan pigmen
( ) Luka bakar, Grade
Presentasi
( ) Dekubitus, Lokasi
Kelainan kulit : ( ) Tidak (√) Ya, Jenis
terdapat selulitis di lipatan
paha dan dada, sela jari dan paha pasien
ada kulit yang kemerahan dan
mengelupas
Kondisi kulit daerah pemasangan infus :
Keadaan rambut : Tekstur : (√) Baik ( ) Tidak ( ) Alopesia
Kebersihan : (√) Ya ( ) Tidak
m. Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya (√) Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) Ya (√) Tidak
Fraktur : ( ) Ya (√) Tidak
Lokasi :
Kondisi :
Kelaianan bentuk sendi : ( ) kontraktur ( ) Bengkak
( ) lain-lain, sebutkan :
Kelainan struktur tulang belakang : ( ) Skoliasis
( ) Lordosis
( ) Kiposis
Keadaan tonus otot : (√) Baik
( ) Hipotoni
( ) Hipertoni
( ) Atoni
Kekuatan otot :
Hasil CXR
Susp kardiomegali
Hasil GDS
Jam : 12.00
108 mg/dL
Jam : 18.00
113 mg/dL
DIET
Entramix 3 x 200 cc
Nutrien Optinum 3 x 200 cc
6. RESUME
Pasien masuk dari IGD RSUD Pasar Minggu pada tanggal 7 September 2017 dengan alasan
masuk RS tidak sadar sejak 9 jam SMRS. Sebelumnya pasien sedang tidur dan menggorok,
keringat banyak, BAB dan BAK normal, makan terakhir 12 jam sebelum masuk RS. 1 hari
sebelum masuk RS pasien ke klinik PLN, tekanan darah 150/100 mmHg dan diberikan obat
tensi. Pasien memiliki riwayat hipertensi dengan rutin mengkonsumsi amlodipine 1x10 mg.
Saat masuk RS TTV pasien tekanan darah 130/80, nadi 81x/menit, pernapasan 22x/menit,
suhu 36,7 ̊ C, saturasi O2 100%, GCS 9 E2V3M4, kesadaran soporokoma, GDS 37 mg/dL.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 September 2017 yaitu 5 hari perawatan di ruang HCU,
tekanan darah 144/88 mmHg, nadi 88 x / menit, pernapasan 19 x/ menit, suhu 36 ̊C, saturasi
O2 99%. Pasien mengatakan lemas, keluarga mengatakan Pasien memiliki riwayat hipertensi
dan rutin mengkonsumsi obat, keluarga mengatakan Pasien masuk RS karena gula darah
rendah dan tidak sadar. Keadaan umum berat, kontak (+), bicara pelo dan sesekali tidak
jelas, GCS 11 E4M5V2 kesadaran apatis, terpasang O2 3lpm Nasal kanul, terpasang
IVFD hari ke 2 : RL 500/12 jam (08/09/2017), terpasang DC (+) (07/09/2017), terpasang
NGT (+) (07/09/2017), terdapat selulitis di lipatan paha dan dada, sela jari dan paha
pasien ada kulit yang kemerahan dan mengelupas. Cek GDS/8 jam jam 18.00 113
mg/dL. Hasil CXR susp kardiomegali. Hasil CT scan normal. Diagnosa medis : penurunan
kesadaran ec susp koma hipoglikemia dengan riwayat hipertensi, DM tipe 2, HHD, susp
urosepsis. Terapi medikasi RL 1000cc/24 jam, diet cair 6 x 100 cc, levofloxacin 1 x 750 mg/
drips, ranitine 2x1 tab, ulsafat 3 x1 , vit bcomp 2x1tab, captropril 2x25mg, Amlodipine 2
x5mg. Diagnosa keperwatan yang didapat perubahan sensori – perseptual berhubungan
dengan hipoglikemia, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakseimbangan menelan makanan (dibantu oleh NGT),
7. DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif
Pasien mengatakan lemas - TTV
Keluarga Pasien mengatakan Pasien BB : 100 kg Sebelum sakit 102 kg
memiliki riwayat hipertensi dan rutin BP : 144/88 mmHg
minum obat. HR : 88 x / menit
Keluarga Pasien mengatakan Pasien RR : 19 x / menit
masuk RS karena gula darah rendah T : 36 ̊ C
dan tidak sadar. SpO2 ; 98 %
- Keadaan umum berat
- Kelemahan
- Aphasia
- Kesadaran Apatis
- GCS 11 E4M5V2
- Bicara pelo dan sesekali jelas
- Mukosa bibir kering
- BAK dibantu alat DC
- BAB dibantu (pempres)
- Mandi dibantu oleh perawat
- Oral hygiene dibantu perawat
- Makan NGT (+)
- Terdapat selulitis di lipatan paha dan
dada, sela jari dan paha pasien ada kulit
yang kemerahan dan mengelupas.
- GDS 37 mg/dL
8. ANALISA DATA
No. Data Masalah Etiologi
1 DS :
Pasien mengatakan
lemas
Keluarga Pasien perubahan sensori- hipoglikemia
mengatakan Pasien perseptual
memiliki riwayat
hipertensi dan rutin
minum obat.
Keluarga Pasien
mengatakan Pasien
masuk RS karena
gula darah rendah
dan tidak sadar.
DO :
GDS 37 mg/dL
Kesadaran Apatis
GCS 11 E4M5V2
Bicara pelo dan
sesekali jelas
TTV
BP : 144/88 mmHg
HR : 88 x / menit
RR : 19 x / menit
T : 36 ̊ C
SpO2 ; 98 %
2 DS :
3 DS :
1 3. Memanggil pasien dengan nama, orientasikan terhadap tempat, orang, dan waktu
Pasien mengatakan namanya Aisyah
3
4. Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering. Oral hygiene, mulut Pasien tampak bersih.
3
5. Memobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali. Menggunakan bantal sebagai penganjal pasien
dibuat posisi miring.
3
6. Mengoleskan lotion/minyak/baby oil pada daerah yang tertekan.
17.00 1
7. Memantau TTV : TD 144/80 mmHg, N 90 x/menit, RR 21x/menit
1
8. Memberikan makan via NGT dan obat oral
Diet cair Entramix 1 x 200 cc dan N.Optinum 1x200cc
1
18.00 1 9. Memantau glukosa darah : GDS 113 mg/dL
10. Memantau TTV : TD 150/90 mmHg, N 85 x/menit, RR 22x/menit
2
2 11. Mengkaji kemampuan Pasien dalam berkomunikasi.
19.00 1 12. Meminta Pasien untuk mengikuti perintah sederhana. (Ibu coba angkat tangannya bu ?)
13. Memantau TTV : TD 140/81 mmHg, N 81 x/menit, RR 20x/menit
Selasa,
12/09/17
15.00 1 1. Memantau TTV : TD 130/90 mmHg, N 88 x/menit, RR 19x/menit
1 3. Memanggil pasien dengan nama, orientasikan terhadap tempat, orang, dan waktu
Pasien tidak menjawab saat ditanyakan sedang berada dimana.
Rabu,
13/09/17
16.00 1 1. Memantau TTV : TD 160/100 mmHg, N 88 x/menit, RR 19x/menit
1 2. Memantau status mental : GCS E 4 V 5 M 6 Kesadaran CM
1 3. Memanggil pasien dengan nama, orientasikan terhadap tempat, orang, dan waktu
3 4. Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3 5. Memobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali. Menggunakan bantal sebagai penganjal pasien
dibuat posisi miring.
3 6. Mengoleskan lotion/minyak/baby oil pada daerah yang tertekan.
17.00 1 7. Memantau TTV : TD 144/80 mmHg, N 90 x/menit, RR 21x/menit
1 8. Memberikan makan via NGT dan obat oral
1 9. Memantau glukosa darah : GDS 113 mg/dL
18.00 1 10. Memantau TTV : TD 150/90 mmHg, N 85 x/menit, RR 22x/menit
2 11. Mengkaji kemampuan Pasien dalam berkomunikasi.
2 12. Minta Pasien untuk mengikuti perintah sederhana. (Ibu coba angkat tangannya bu ?)
19.00 1 13. Memantau TTV : TD 140/81 mmHg, N 81 x/menit, RR 20x/menit
E. EVALUASI (Catatan Perkembangan)
No. Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan
DK. Jam (Mengacu pada tujuan) Nama Jelas
Senin, 11/09/17
1 S=-
O = GCS E 4 V 2 M 5 Kesadaran Apatis
TD 140/81 mmHg, N 81 x/menit, RR 20x/menit
GDS 113 mg/dL
A = Masalah Perubahan sensori-perseptual belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi
1. Pantau TTV dan status mental
2. Panggil pasien dengan nama, orientasikan terhadap tempat, orang, dan waktu
3. Lindungi pasien dari cidera
4. Berikan tempat tidur yang lembut. Pelihara kehangatan kaki / tangan.
5. Pantau glukosa darah
6. Berikan larutan glukosa, seperti dekstrosa dan setengah salin normal.
2 S=-
O = Belum dapat mengikuti perintah sederhana
A = Masalah Hambatan komunikasi verbal belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi
1. Kaji kemampuan Pasien dalam berkomunikasi.
2. Dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan. Dengarkan dengan penuh perhatian.
3. Minta Pasien untuk mengikuti perintah sederhana.
4. Tunjukkan objek dan minta pasien menyebutkan nama benda tersebut.
5. Ajarkan Pasien tekhnik berkomunikasi non verbal (bahasa isyarat).
6. Anjurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk memberi stimulus komunikasi.
7. Konsultasikan dengan dokter kebutuhan terapi wicara
S=-
3 O = Kulit lembab setelah diberi minyak zaitun, tidak ada eritema
A = Masalah gangguan integritas kulit teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali
4. Observasi terhadap eritema, kepucatan, dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan
pelunakan jaringan tiap merubah posisi.
5. Oleskan lotion/minyak/baby oil pada daerah yang tertekan.