Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN

PRAKTIK ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RT 08


KELURAHAN MUARA RAPAK KECAMATAN
BALIKPAPAN UTARA TANGGAL
15 APRIL S/D 27 APRIL 2019

Dosen Pembimbing :

Ns. Siti Nuryanti., S.Kep.,M.Pd


Rus Andraini., A.Kp.,MPH

Disusun Oleh :

1. Eka Sri Wanda W P07220116091


2. Fitriyana P07220116096
3. Helda Wuri Chandra N P07220116098
4. Nurlyanti P07220116111
5. Anita Cintya R P07220116083
6. Eta Ari Y P07220116094
7. Hanifah Tri L P07220116097
8. Mukhlis Abdi S P07220116106
9. Yulpianti Annisa P07220116120

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN


TIMUR PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan karunia-Nya, serta taklupa shalawat dan salam pada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah ”
Laporan Asuhan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Keperawatan Komunitas di RT.
08 Kelurahan Muara Rapak Balikpapan Utara Tanggal 15 April 2019 sampai 27
April 2019” ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya adapaun
tujuan penulisan laporan ini adalah unutk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas, ditahun ajaran 2019 semester VI.

Dengan membuat tugas laporan ini kami berharap pembaca mampu


mengenal tentang permasalahan serta solusi menangani komunitas. Dalam
penyelesaian laporan ini kami mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya laporan ini dapat terselesaikan dengan
cukup baik. Oleh karena itu kami ucapkan banyak terima kasih.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam
proses pembelajaran, pembuatan laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif dan membangun, guna pembuatan laporan yang lebih baik lagi dimasa
yang akan datang. Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan informasi
yang cukup baik dan bermanfaat bagi pembacanya

Balikpapan 23 April 2019

Penyusun

Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan

upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai

derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum

seperti yang dimaksud Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 4 Ayat 1.

Orientasi kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami

pergeseran menuju paradigma sehat. Mengutamakan tindakan promotif,

preventif dan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam

rangka mencapai visi Indonesia sehat, dimana diproyeksikan tentang keadaan

masyarakat mayoritas hidup dalam lingkungan yang sehat, berprilaku sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang optimal.

Kesehatan yang optimal adalah kesehatan bagi setiap individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat yang merupakan tujuan dari keperawatan,

khususnya keperawatan kesehatan masyarakat yang lebih menekankan kepada

upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan

kesehatan dan keperawatan.

Keperawatan adalah suatu bagian integral dari pelayanan kesehatan di

Indonesia, memiliki kontribusi yang nyata dalam pembangunan kesehatan

terutama dalam mendukung kebijakan pemerintahan melalui paradigma sehat


menuju visi Indonesia sehat. Perawatan kesehatan masyarakat atau komunitas

merupakan perpaduan antara praktek keperawatan dan praktek kesehatan

masyarakat yang di lakukan untuk menunjang dan memulihkan kesehatan

populasi. Kegiatan peraktek ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak

terbatas pada sekelompok umur dan diagnose tertentu serta dilakukan secara

berkelanjutan.

Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang

kesehatan tersebut, maka Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Kalimantan Timur Jurusan Keperawatan Kelas Balikpapan sebagai salah satu

institusi pendidikan kesehatan khususnya keperawatan memiliki tanggung

jawab dalam rangka mempersiapkan tenaga kesehatan dan keperawatan yang

berkualitas di masa depan melalui penyelenggaraan praktek keperawatan

komunitas, sehingga visi Indonesia sehat dapat tercapai dengan baik.

Praktik keperawatan komunitas juga merupakan suatu bentuk

pengembangan dari praktik lapangan atau praktik klinik keperawatan bagi

mahasiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata dalam penerapan asuhan

keperawatan komunitas.

Dipilihnya RT. 08 Kelurahan Muara Rapak sebagai lokasi praktik

keperawatan komunitas dengan tujuan untuk melihat secara nyata pola

perilaku kebiasaan hidup sehat masyarakat di lingkungan tersebut. Hal ini

dengan tujuan untuk merubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan tentang

pola hidup sehat dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan juga memberikan

pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan – penyuluhan atau


mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi penyakit yang

dapat berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, serta

penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat itu sendiri.

B. Tujuan Praktik

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemandirian masyarakat di lokasi praktik

keperawatan komunitas dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat

setempat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan praktik keperawatan komunitas mulai dari tanggal

15 April 2019 sampai dengan 27 April 2019 diharapkan mahasiswa

mampu :

a. Melakukan pengkajian masalah keperawatan komunitas

b. Menegakkan diagnosa keperawatan komunitas

c. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas

d. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas

e. Melakukan evaluasi dan monitoring terhadap asuhan keperawatan

komunitas yang telah diberikan.

C. Manfaat

1. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya

keperawatan komunitas

2. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan

serta pemecahan masalah kesehatan


3. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan

keperawatan, instistusi pelayanan kesehatan serta masyarakat sebagai

penerima pelayanan kesehatan

4. Dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya

kesehatan secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

D. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Pembagian waktu program praktik keperawatan komunitas di RT.08

Kelurahan Muara Rapak Balikpapan Utara adalah sebagai berikut :

a. Pembukaan praktik keperawatan komunitas oleh mahasiswa Tk. III

Smt. VI Prodi DIII Keperawatan Samarinda Kelas Balikpapan di

Kelurahan Muara Rapak.

b. Praktik Keperawatan RT.08 Kelurahan Muara Rapak Balikpapan

Utara yang meliputi pengkajian, pendataan, menegakkan diagnose

keperawatan komunitas, perencanaan penyusunan laporan serta

penyajian hasil data pengkajian terhitung mulai tanggal 15 April 2019

sampai dengan 27 April 2019

c. Penyusunan laporan dilaksanakan pada tanggal 15 April 2019 sampai

dengan 27 April 2019

2. Tempat

Praktik Keperawatan Komunitas akan dilaksanakan di wilayah kerja

RT.08 Kelurahan Muara Rapak.


E. Metode

Metode keperawatan kesehatan komunitas yang digunakan meliputi :

1. Kuliah (Pengkayaan Materi)

2. Diskusi

3. Hasil penyajian data

4. Survey kesehatan (observasi, pengukuran, dan sebagainya)

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan ini, untuk memudahkan dalam memahami

maka kami bagi laporan ini menjadi 5 BAB, antara lain kami susun sebagai

berikut :

BAB I sebagai Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat,

waktu dan tempat, metode pelaksanaan serta sistematika penulisan.

BAB II berisi tinjauan teori.

BAB III terdiri dari data hasil pengkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi keperawatan.

BAB IV terdiri dari pembahasan dari analisa yang telah ditemukan hasil

pengkajian, diagnose, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

BAB V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas

1. Filosofi Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan

perhatian (bio, psiko, sosial, kultural, dan spiritual) terhadap kesehatan

komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit

dan peningkatan kesehatan. Falsafah dan paradigma keperawatan

komunitas terdiri dari 4 komponen dasar, seperti yang diuraikan di bawah

ini:

a. Manusia

Dalam konteks komunitas sebagai klien. Klien berarti

sekumpulan individu yang berada pada lokasi atau batas geografis

tertentu yang memiliki nilai–nilai, keyakinan dan minat yang relatif

sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.

Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi

keluarga.Komunitas sebagai klien yang dimaksud adalah kelompok

resiko tinggi. Antara lain : daerah terpencil, daerah rawan dan daerah

kumuh perkotaan.

b. Kesehatan

Sehat merupakan suatu kondisi dan persepsi yang didefinisikan,

dimana gambaran seseorang tentang sehat sangat bervariasi. Persepsi


seseorang tentang sehat tergantung dari status perkembangan,

pengalaman, harapan akan dirinya, dan kondisi social kulturalnya.

c. Lingkungan

Lingkungan yaitu semua faktor internal atau eksternal ataupun

pengaruh yang ada di sekitar klien yang bersiifat biologis, psikologis,

sosial kultural dan spiritual.

d. Keperawatan

Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk menekan stressor

atau meningkatkan kemampuan klien atau komunitas untuk

menghadapi stressor, melalui pencegahan primer, sekunder, dan

tersier.

MANUSIA

( Keluarga, komunitas)

KEPERAWATAN KESEHATAN

(3 level prevensi ) (Sehat, sakit)

LINGKUNGAN

2. Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional

yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi

dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi


dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pelayanan keperawatan. Di Indonesia dikenal dengan sebutan

perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak

permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan

kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat secara komprehensif.

Menurut Ruth B. Freeman (2003), mendefinisikan keperawatan

komunitas adalah kesatuan yang unik dari keperawatan dan kesehatan

masyarakat ditujukan pada pengembangan dan peningkatan kemampuan

kesehatan baik sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai

keluarga, kelompok khusus atau masyarakat. Pelayanan ini tercakup dalam

spektrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Pengertian Komunitas menurut para ahli :

a. Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai

suatu kelompok sosial yang di tentukan oleh batas-batas wilayah,

nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling

mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang

lainnya.

b. Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai

sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam

hidupnya.
c. Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas

(community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan

kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan

norma dan nilai yang telah melembaga.

3. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk

pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya

sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health

general community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu

kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu,

dan kelompok. 

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami

b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut

c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi


4. Ruang Lingkup/Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,

keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang

mempunyai masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari :

1. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh

dari aspek biologi, psikologi, social dan spritual.

2. Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya

sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.

3. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.

Termasuk diantaranya adalah:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat

perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:

1) Ibu hamil

2) Bayi baru lahir

3) Balita

4) Anak usia sekolah


5) Usia lanjut

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan

dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit

kelamin lainnya.

2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit

diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental

dan lain sebagainya.

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

1) Wanita tuna susila

2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

1) Panti werdha

2) Panti asuhan

3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

4) Penitipan balita.

5. Prinsip-Prinsip Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa 

prinsip, yaitu :

1. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan

manfaat yang  besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang


dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,

artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak,

2009).

2. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat

berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas

sektoral (Riyadi, 2007)

3. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan

intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,

ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan

(Riyadi, 2007).

4. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau

kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan

upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas

komunitas (Mubarak, 2009).

5. Otonomi Klien

Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau

melaksanakan  beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan

masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

6. Peran dan Fungsi Perawat Komunitas

Elemen Peran :
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat

professional (ELEMENT ROOL) antara lain : care giver, client advocate,

conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan

interpersonal proses.

a. Client Advocate (Pembela Klien)

Tugas perawat :

Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan

dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil

persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepadanya.

Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan

karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi

dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim

kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan

perawat harus mampu membela hak-hak klien.

Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.

Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk

klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak

klien (Disparty, 1998 ).

Hak-Hak Klien (Dysparty,1998) antara lain :

1) Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya

2) Hak atas informasi tentang penyakitnya


3) Hak atas privacy

4) Hak untuk menentukan nasibnya sendiri

5) Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :

1) Hak atas informasi yang benar

2) Hak untuk bekerja sesuai standart

3) Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien

4) Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok

5) Hak atas rahasia pribadi

6) Hak atas balas jasa

b. Conselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan

mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun

hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan

perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional

dan intelektual.

Peran perawat :

Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan

sehat sakitnya. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam

merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya

Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu

atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan


pengalaman yang lalu. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah

keperawatan.

c. Educator

Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru

membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses

interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana

pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku

adalah tujuannya. (Redman, 1998). Inti dari perubahan perilaku selalu

didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.

1) Dilakukan kepada klien /klg , tim kes. Lain baik secara spontan

pada saat berinteraksi maupun formal.

2) Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya

meningkatkan kesehatan .

3) Dasar pelaksanaan adalah intervensi dalam proses keperawatan.

d. Collaborator

Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena

perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter

fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi

pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar

pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya dalam

kaitannya membantu mempercepat penyembuhan klien.

e. Coordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta me-


ngorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga

pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan

kebutuhan klien.

Tujuan Perawat sebagai coordinator adalah :

1) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan

menguntungkan klien.

2) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.

3) Menggunakan keterampilan perawat untuk :

a) Merencanakan

b) Mengorganisasikan

c) Mengarahkan

d) Mengontrol

f. Change Agent

Pembawa perubahan adalah seseorang yg berinisiatip membantu

orla membuat perubahan pada dirinya atau pada system (Kemp,1986).

Mengidentifikasi masalah, mengkaji motifasi pasien dan membantu

klien tuk berubah, menunjukan alternated, menggali kemungkinan

hasilk dari alternative, mengkaji sumber daya menunjukan peran

membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,

membantu selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien

melalui fase ini (Marriner Torney).

7. Tingkat Pencegahan Pada Praktik Keperawatan Komunitas

Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehata


komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga

tingkat yaitu (Mubarak, 2009) :

a. Pencegahan primer

Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian

penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup

peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan

spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan

kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer

juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu melawan

agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum

yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil,

penyuluhan gizi bayi dan balita.

b. Pencegahan sekunder

Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi

penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan

yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikan sebagai pencegahan

sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan

puskesmas.

c. Pencegahan tertier

Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada

seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang

mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai


dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada

penderita patah tulang.

8. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi

intervensi keperawatan komunitas antara lain :

a. Proses kelompok (group process) 

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya

setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor

pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan

yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan

masalah  kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya

gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya

sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang

mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat

individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas

penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-

pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok. 

b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses

transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula

seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya

kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.


Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang

Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara

ekonomi maupun secara sosial.

c. Kerjasama (Partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan

masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman

bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat

dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan

komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan

masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

9. Asumsi Dasar dan Keyakinan dalam Keperawatan Komunitas

Asumsi Dasar

Menurut American Nurses Association (ANA, 1980) asumsi dasar

keperawatan komunitas didasarkan asumsi berikut :

a. Sistem kesehatan bersifat kompleks

b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan

komponen sistem pelayanan kesehatan

c. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil

pendidikan dan penelitian melandasi praktek

d. Fokus utama adalah keperawatan primer, sehingga keperawatan

komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan utama.


Dengan demikian perawatan komunitas dikembangkan ditatanan

pelayanan kesehatan yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai

keyakinan keperawatan komunitas.

Beberapa keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas,

yaitu :

a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang.

b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan,

dalam hal ini komunitas.

c. Perawatan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima

pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik

d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik bersifat

mendukung maupun menghambat, untuk itu harus diantisipasi.

e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan

kesehatan.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

Asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan pendekatan proses

keperawatan. Penerapan dari proses keperawatan bervariasi pada setiap

situasi, tetapi prosesnya memiliki kesamaan. Elemennya menggunakan

metode pendekatan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu

kerangka operasional dalam pelaksanaan askep yang berupa rangkaian

kegiatan secara sistematis sehingga masyarakat mampu secara mandiri dalam

menghadapi masalah kesehatannya.


Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat

menanggulangi masalah kesehatannya sendiri.Kegiatan dilakukan secara

berkesinambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses

keperawatan komunikasi yang dilakukan melalui lima tahap, sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1985)

yaitu terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi, niali-

nilai keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor–faktor

lingkungan yang terdiri dari lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik,

pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintah, pelayanan

kesehatan dan sosial komunitas, ekonomi dan rekreasi. Semua aspek ini

dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data statistik, angket,

wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparat

pemerintah.

2. Analisa data dan diagnosa keperawatan

Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa

untuk mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa

berat yang muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya dirumuskan

masalah dan diagnosa keperawatan menurut Mueke (1987), yang terdiri

dari:

a. Masalah sehat sakit

b. Karakteristik populasi

c. Karakteristik lingkungan
3. Perencanaan

Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek,

yaitu primer, sekunder, tersier, melalui pendidikan kesehatan dan

kerjasama (partnership). Untuk meningkatkan kerja sama dan proses

kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan

masalah kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk menumbuhkan

kemandirian masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian komunitas

yang dirancang untuk membuat perubahan. Menurut Rhotman (1986), ada

tiga model pendekatan pengorganisasian komunitas, yaitu pendekatan

perencanaan social (social planning), pendekatan aksi sosial, namun yang

dominan adalah dengan pendekatan locality development yang berarti

mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana

yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan yang ada.

Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development)

dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi

masyarakat dengan partisipasi akif masyarakat dan penuh percaya diri

dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri.

4. Implementasi

Dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas berfokus pada

tiga tingkat pencegahan (Anderson dan Mc FOrlane, 1985):

a. Pencegahan primer. Pencegahan primer dalam arti sebenarnya,

dilakukan sebelum terjadi sakit.Pencegahan ini mencakup peningkatan

kesehatan dan perlindungan khusus terhadap penyakit.


b. Pencegahan sekunder

Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk

menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek

waktu sakit dan tingkat keparahan.

c. Pencegahan tersier.

Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki lagi

(irreversible). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat

proses penyakit juga mengembalikan individu kefungsi yang optimal,

intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan

dengan cara:

1) Aktivitas atau program kegiatan

2) Pembentukan kelompok kerja kesehatan ( pokjakes).

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap

program kesehatan yang telah dilaksanakan, meliputi: masukan (input),

pelaksanaan (proses), hasil (output). Sedangkan fokus evaluasi

pelaksanaan asuahan keperawatan komunitas adalah:

a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.

b. Perkembangan atau kemajuan proses, apakah sesuai dengan

pelaksanaan, bagaimana dengan peran staf atau pelaksana tindakan,

fasilitas dan jumlah peserta.

c. Efesiensi biaya: pencairan sumber dana dan penggunaannya.

d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah masyarakat luas.


C. Profil Kelurahan Muara Rapak

1. Latar Belakang Kelurahan Muara Rapak

Berdasarkan Peraturan MENPAN & RB No.29 than 2010

tentang panduan penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sertadalam rangka

terselengaranya good governance diperlukan pengembangan dan

penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat,jelas,terukur,

dan syah sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

dapat berlangsung secara berdaya guna berhasil guna bersih dan

bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme

seuai TAP MPR NO.XI TAHUN 1998 dan UU Nomor 28 Tahun

1999.

Kelurahan Muara Rapak sebagai umsur penyelenggaraan

pemerintah diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan

pengelolaan sumber daya aparatur dengan didasarkan suatu

perencanaan strategis untuk mencapai pelayanan yang maksimal

kepada masyarakat, sesuai (Inpres No.7 Tahun 1999 tentang

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah).

Pertanggungjawaban dimaksud laporan yng disampaikan

kepada atasan camat, lembaga-lembaga pengawasan dan penilaian

akuntabilitas, dan akhirnya Disampaikan kepada Walikota selaku

kepala pemerintah didaerah. Laporan tersebut menggambarkan


kinerja Kelurahan Muara Rapak melalui Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan peraturan Walikota Nomor 18 Tahun 2009

tentang Uraian Tugas dan Fungsi Kelurahan. Kelurahan mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan pemerintah, pembangunan dan

pembinaan kemasyarakatan dalam satu wilayah Kelurahan yang

berada di wilayah kerja kelurahan serta melaksanakan urusan

pemerintah yang dilimpahkan oleh Walikota sedangkan kelurahan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Kegiatan pemerintahan

b. Pelaksanaan Program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat

c. Penyelenggaraan pelayanan masyarakat di wilayah kelurahan

d. Penyelengaraan dan pembinaan ketentraman dan ketertiban

e. Pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

di wilayah kelurahan

f. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitas peningkatan pertumbuhan

ekonomi masyarakat diwilayah

g. Penyusunan dan sinkronisasi usulan program dan kegiatan

pembangunan dan kemasyarakatan

h. Pembinaan lembaga sosial kemasyarakatan dan swaday

gotong royong masyarakat


i. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3. Visi dan Misi

a. Visi

Visi dari Kelurahan Batu Ampar ''KELURAHAN BATU

AMPAR SEBAGAI KELURAHAN YANG TERTIB,

BERSIH DAN LESTARI"

b. Misi

Misi Kelurahan Batu Ampar adalah :

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang

tertib, efisien dan transparan;

2. Meningkatkan pelayanan Prima kepada warga

masyarakat;

3. Meningkatkan penyelenggaraan pembangunan

yang berorientasi

4. Lingkungan dan peningkatan kesejahteraan rakyat;

5. Peningkatan manajemen Sekolah Dasar

D. Profil Puskesmas Muara Rapak

1. Latar Belakang Puskesmas Muara Rapak

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya.
Pembukaan UUD 1945 menerangkan bahwa tujuan bangsa Indonesia

adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia serta untuk memajukan kesejahteraan umum dan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya di dalam UU no 23/1992

menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar bagi setiap warga negara

RI, oleh karena itu setiap individu, keluarga, masyarakat berhak mendapat

perlindungan terhadap kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka

diselenggarakan Program Pembangunan Nasional secara berkelanjutan,

terencana dan terarah. Menurut SKN, 1990, derajat kesehatan dipengaruhi

oleh 4 faktor yaitu faktor lingkungan (lingkungan fisik , biologis dan sosial

budaya), faktor perilaku (perorangan dan masyarakat). Faktor pelayanan

kesehatan (pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dan

faktor keturunan.

Sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakas, puskesmas sebagai

lini terdepan mempunyai fungsi untuk menyelenggarakan kegiatan pokok

Puskesmas yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu, disamping

itu Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional

yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan dan pembinaan

peran serta masyarakat di wilayah kerjanya. Dengan kata lain puskesmas

mempunya wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan

masyarakat dalam wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai UPTD Dinas

Kesehatan Kota adalah ujung tombak pembangunan di Bidang kesehatan.


Upaya penyelenggaraan kesehatan paling pokok yang harus

dilaksanakan puskesmas adalah upaya preventif (pencegahan) yang dapat

dilakukan secara serasi dan terpadu dengan upaya pengobatan dan

pemulihan melalui upaya basic six dan upaya kesehatan pengembangan.

Orientasi pembangunan kesehatan yang semula sangat menekankan upaya

kuratif dan rehabilitatif, secara bertahap diubah menjadi upaya kesehatan

terintegrasi menuju kawasan sehat dengan peran aktif masyarakat.

Pendekatan baru ini menekankan pentingnya upaya promotif dan preventif

tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.

Berdasarkan kebijakan Dinas Kesehatan Kota, masing-masing

puskesmas diberikan kewenangan untuk selain program pelayanan

pengobatan (kuratif), juga mengembangkan program Promosi Kesehatan

yang mencakup Upaya Kesehatan Lingkungan, upaya Kesehatan Ibu dan

anak serta Pelayanan Keluarga Berencana, upaya perbaikan Gizi

Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.

Puskesmas Muara Rapak adalah salah satu dari unit pelaksanaan

teknis Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, yang sebagian tugasnya adalah

menjalankan fungsi dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.

Sepanjang tahun 2019 Puskesmas Muara Rapak berusaha

semaksimal mungkin untuk melaksanakan upaya kesehatan pokok

Puskesmas. Berbagai hambatan dan rintangan baik yang sifatnya internal

maupun eksternal dihadapi, namun puskesmas tetap berusaha sebaik

mungkin untuk melaksanakan tugasnya, walau masih ada beberapa


kegiatan Puskesmas yang belum terlaksana dengan baik. Oleh karena itu

untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembangunan kesehatan

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak dan dalam

mengoptimalkan tugas dan fungsinya Puskesmas juga melakukan

pencatatan dan pelaporan hasil pencapaian program yang nantinya berguna

sebagai bahan evaluasi, serta menampilkan upaya pengembangan yang

terbaru yang telah dikembangkan oleh Puskesmas Muara Rapak. Harapan

kami laporan tahunan ini dapat menjadi evaluasi dan cermin bagi

pengembangan Puskesmas Muara Rapak di masa yang akan datang.

2. Tujuan Puskesmas Muara Rapak

a. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran tentang derajat kesehatan masyarakat,

status lingkungan, dan jangkauan Upaya Pokok Kesehatan di wilayah

Puskesmas Muara Rapak

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dari upaya pokok

kesehatan pada tahun 2017

2) Untuk mengidentifikasi dan merumuskan permaalahan yang

dihadapi dalam upaya pokok kesehatan pada tahun 2017, serta

pemecahan permasalahan tersebut sehingga mendapatkan perhatian

ditahun berikutnya

3. Visi dan Misi Puskesmas Muara Rapak

a. Visi Puskesmas Muara Rapak adalah :


Puskesmas Muara Rapak Pemerintah Kota Balikpapan mempunyai visi

sebagai berikut: “MEWUJUDKAN PUSKESMAS DENGAN

PELAYANAN PRIMA MENUJU MASYARAKAT SEHAT DAN

MANDIRI”

b. Misi Puskesmas Muara Rapak adalah :

1. Meningkatkan mutu pelayanan ksehatan yang adil dan merata.

2. Menggerakanan pembangunanan yang berwawasan kesehatan

lingkungan \.

3. Meningkatkan pemberdayaan kemandirian masyarakat dalam

upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif di bidang

kesehatan.

4. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup

bersih dan sehat.

4. Letak Geografis

Puskesmas Muara rapak merupakan puskesmas tipe B, terletak di RT 023

Kelurahan Muara Rapak Di Kecamatan Balikpapan Utara dengan Luas

wilayah kerja sebesar 352,7 Ha. Pada Akhir bulan November 2017

Puskesmas Muara Rapak pindah ke Kecamatan Balikpapan Utara terletak

di RT 44 Batas wilayah kerja puskesmas Muara rapak adalah sebagai

berikut.

a. Utara : Kelurahan Batu Ampar

b. Selatan : Kelurahan Karang jati

c. Barat : Kelurahan Baru ilir / Margo mulyo


d. Timur : Kelurahan Gunung Saamarinda / Karang Rejo

Kondisi geografis kelurahan Muara Rapak adalah sebagai berikut :

a. Ketinggian tanah dari permukaan laut : 20 m

b. Banyak curah hujan : 998 mm/tahun

c. Topografi (dataran rendah, tinggi pantai) : Dataran tinggi

d. Suhu udara rata rata : 35,27 / 21,8

Orbitasi (Jarak dari pusat pemerintahan kelurahan)

a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 1,5 km

b. Jarak dari pemerinthanan kota Balikpapan : 3,5 km

c. Jarak dari ibukota provensi Kalimantan timur : 116,5 km

5. Profil RT 08

Data Geografi

Desa/ Kelurahan : Muara Rapak

Kecamatan : Balikpapan utara

Kabupaten/Kota : Kota Balikpapan

Provinsi : Kalimantan timur

Tahun Pembentukan : 28 tahun yang lalu (1991)

Luas Desa/Kelurahan (H) : 10.553.000.000

Koordinat : 1 BT/1.5LU

Tipiologi : Dataran Tinggi/ gunung

Klasifikasi : Swakarya

Kategori : MADYA
Batas wilayah : Sebelah selatan berbatasan dengan RT 11,

sebelah barat berbatasan dengan RT 38, sebelah utara berbatasan dengan

RT 83, dan sebelah timur berbatasan dengan RT 26.

6. Sarana dan prasarana

a. Kesehatan :

Posyandu : 1 (didepan rumah ibu kader)

b. Pendidikan

TPA : 1

c. Sarana Peribadahan:

Musholla : Ada
BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Data Demografi

Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah, maka

sebagai mahasiswa kesehatan memiliki tanggung jawab untuk

mempersiapkan tenaga kesehatan yang berkualitas serta meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, khususnya di RT. 08 Kelurahan Muara Rapak melalui

penyelenggaraan praktik keperawatan kesehatan komunitas.

Pendataan dilakukan selama 3 hari dari tanggal 15 s/d 19 April 2019

yang dilakukan oleh Mahasiswa program D-III Keperawatan Samarinda kelas

Balikpapan sebanyak 9 orang. Gang Telindung RT. 08 termasuk dalam

wilayah Kelurahan Muara Rapak. RT. 08 terdari dari 120 KK, dan pada saat

pendataan kelompok mendapatkan data sebanyak 90 KK terdiri dari 43 anak

usia bayi-balita, 43 orang usia 6-12 tahun, 40 orang usia 13-20 tahun, 98

orang usia 21-50 tahun, dan 85 orang usia lansia (> 55). Terdapat 30 KK yang

tidak dapat di lakukan pendataan terdiri dari 5 keluaga yang tidak berada

ditempat karena pekerjaan dan 25 rumah tidak ingin didata dengan alasan

memiliki kegiatan lain.

B. Persiapan Dan Pelaksanaan

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal,

maka melalui Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program DIII

Keperawatan Samarinda Kelas Balikpapan di RT. 08, akan menerapkan

konsep-konsep keperawatan komunitas yang didalamnya dilakukan


pendekatan keperawatan keluarga sebagai dasar dalam pemberian pelayanan

kesehatan utama pada masyarakat.

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan di RT. 08

Kelurahan Muara Rapak terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey

wilayah binaan, pengkajian awal (pengumpulan dan pengolahan data),

pembinaan Kelompok Kerja Kesehatan (POKJAKES) yang anggotanya

terdiri dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemuda,

yang nantinya akan bersama sama dengan mahasiswa dalam melaksanakan

kegiatan meliputi Musyawarah masyarakat desa (MMD) untuk merumuskan

masalah bersama dan melaksanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai

dengan keputusan bersama.

Kegiatan keperawatan komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap

persiapan dan pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan

persiapan teknis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian,

menuntukan prioritas masalah, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

1. Persiapan

a. Persiapan Kemasyarakatan

Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan

dengan Kepala Kelurahan Muara Rapak dan Ketua RT. 08 pada

tanggal 15 April 2019. Setelah mengidentifikasi tokoh masyarakat,

kelompok mahasiswa melakukan pendekatan dan membina hubungan

saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang

tujuan Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program DIII


Keperawatan Samarinda Kelas Balikpapan di RT. 08 Kelurahan Muara

Rapak.

a. Tanggal 15 April 2019, pihak mahasiswa mengadakan pertemuan

dengan pak RT selaku tokoh masyarakat dan kader kesehatan guna

membahas rencana pertemuan awal dan mengidentifikasi tokoh

masyarakat yang akan diundang pada pertemuan awal. Masalah

yang didapatkan dari hasil pengkajian dimana ditemukan 4

masalah yang teridentifikasi yaitu :

1) Risiko terjadinya penurunan kesehatan pada lansia atau

peningkatan penyakit degerative pada lansia di RT. 08 Muara

Rapak berhbungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat

dalam memelihara kesehatan lansia

2) Risiko timbulnya penyakit dalam memelihara lingkungan

rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan pada masyarakat

di RT.08 Muara Rapak berhubungan dengan ketidakpatuhan

masyarakat tentang sanitasi lingkungan.

3) Rendahnya penggunaan alat kontrasepsi di RT.08 Muara Rapak


berhubungan dengan ketidaknyamanan penggunaan alat

kontrasepsi.

4) Risiko terjadinya peningkatan penyakit (diare, typoid, penyakit


kulit) di RT. 08 Muara Rapak berhubungan dengan kondisi

lingkungan yang tidak mengarah pada pola hidup sehat.


Tahap selanjutnya memprioritaskan masalah yang sudah

teridentifikasi untuk selanjutnya menentukkan rencana kegiatan

untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada. Tanggal 21 April

2019, dilakukan penyebaran undangan kepada tokoh masyarakat,

tokoh agama pemuda serta kader kesehatan untuk menghadiri

pertemuan MMD.

b. Persiapan Teknis

Persiapan teknis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi

mengorganisir anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan

pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian, serta

mengidentifikasi wilayah Lingkungan RT. 08 Kelurahan Muara

Rapak.

2. Pelaksanaan

Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, menegakkan diagnosa,

perencanaan, implementasi, & evaluasi.

a. Pengkajian

1) Pengumpulan data

Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi

masing-masing rumah penduduk, wawancara langsung kepada

pihak keluarga, mengkaji keadaan kondisi fisik anggota

keluarga, serta observasi kondisi rumah dan lingkungan


sekitarnya. Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan tanggal,

16 – 19 April 2019 (pagi dan sore).

b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang

telah dilakukan, yaitu tanggal 16 April - 19 April 2019.

2) Data Geografi

Desa/ Kelurahan : Muara Rapak

Kecamatan : Balikpapan utara

Kabupaten/Kota : Kota Balikpapan

Provinsi : Kalimantan timur

Tahun Pembentukan : 28 tahun yang lalu (1991)

Luas Desa/Kelurahan (H) : 10.553.000.000

Koordinat : 1 BT/1.5LU

Tipiologi : Dataran Tinggi/ pegunungan

Klasifikasi : Swakarya

Kategori : MADYA

Batas wilayah :

Sebelah selatan berbatasan dengan RT 39, sebelah barat berbatasan

dengan RT 38, sebelah utara berbatasan dengan RT 41, dan sebelah

timur berbatasan dengan RT 26.

3) Sarana dan prasarana

d. Kesehatan :

Klinik (unit): Tidak ada

Dokter praktek (unit): Tidak Ada


Toko obat (unit): Tidak ada

Posyandu : 1

e. Pendidikan

TPA : 1

f. Sarana Peribadahan:

Masjid : Ada

4) Hasil Tabulasi Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan

ditabulasi dalam bentuk diagram.

Adapun hasil tabulasi disajikan dalam bentuk diagram sebagai

berikut :

Diagram 3.1
Distribusi frekuensi data penduduk berdasarkan jumlah
Penduduk berdasarkan usia di RT 08 Kelurahan Muara
Rapak

Jumlah Keseluruhan warga di RT 08 muara rapak adalah 120 KK , dari


120 KK ada 5 rumah yang berpergian ke luar kota, 7 rumah tidak ingin didata atau
menolak dengan alasan sedang sibuk, adapun nomor rumah yang tidak ingin
didata : (44, 2A, 16, 10, dan 3 rumah tidak ada nomornya). Dan 90 KK berhasil
didata di RT 08 Muara rapak
Dari diagram di atas diketahui bahwa dari 90 KK sebanyak 309 jiwa ,
warga RT 08 Muara Rapak sebagian besar terdiri dari penduduk dengan rentang
usia balita 0-5 Tahun sebanyak 43 Orang (16%) , Anak 5-12 tahun sebanyak 43
Orang (14%), Remaja 12-18 tahun sebanyak 40 Orang (16%), Dewasa 18-55
tahun 98 Orang (35%), Lansia lebih 55 tahun sebanyak 85 Orang (19%).
Diagram 3.2
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di RT 08 Muara Rapak Tahun 2019

Dari diagram di atas diketahui bahwa, warga RT 08 Muara Rapak


berjumlah 309 orang dan sebagian besar penduduk berjenis kelamin perempuan
sebanyak 169 orang (55%), sedangkan hampir setengah penduduk berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 140 orang (45%).

Diagram 3.3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di RT 08 Muara Rapak Tahun 2019
Dari diagram di atas diketahui bahwa, warga RT 08 dari 90 KK yang
berjumlah 309 orang hampir setengahnya dengan tingkat pendidikan SLTA
sebanyak 113 orang (40%), SLTP sebanyak 77 orang (27%), SD sebanyak 26
orang (9%), Belum sekolah sebanyak 26 orang (9%), Tidak sekolah sebanyak 31
orang (10%), Perguruan tinggi sebanyak 13 orang (5%).

Diagram 3.4
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jumlah Pekerjaan
Di RT 08 Muara Rapak Tahun 2019

Dari diagram di atas diketahui bahwa, warga RT 08 sebagian besar tidak


bekerja sebanyak 121 orang (42%), PNS sebanyak 34 orang (12%), wiraswasta
sebanyak 54 orang (19%), petani sebanyak 1 orang (1%), buruh sebanyak 4 orang
(2%), sekolah sebanyak 51 orang (18%) dan lainnya sebanyak 16 orang ( 6%).
Diagram 3.5
Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Di RT 08 Muara Rapak Tahun 2019
Dari diagram di atas diketahui bahwa, warga RT 08 mayoritas menganut
agama islam sebanyak 301 orang (97%), katolik sebanyak 6 orang (2%), dan
hindu 2 orang (1%).

Diagram 3.6
Usia PUS (Pasangan Usia Subur) Saat Ini Di RT 08
Kelurahan Muara RapakTahun 2019

Dari diagram di atas diketahui bahwa, warga RT 08 Muara Rapak


sebagian besar pasangan usia subur sebanyak 31 pasangan dengan usia 25-30
tahun sebanyak 6 pasangan , usia <20 tahun tidak ada, usia 20-25 tahun sebanyak
2 pasangan, usia 30-35 tahun sebanyak 13 pasangan, dan usia 35-40 tahun
sebanyak 5 pasangan , usia 40-45 tahun sebanyak 5 pasangan.

Diagram 3.7
Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada PUS (Pasangan Usia Subur)
Di RT 08 Muara Rapak Tahun 2019
Dari diagram di atas diketahui bahwa, pasangan usia subur (PUS)
sebanyak 31 pasangan di RT 08 dengan jumlah penggunaan kontrasepsi sebanyak
20 pasangan (59%), sedangkan terdapat 11 pasangan (41%) yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi.

Diagram 3.8
Jenis Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada PUS (Pasangan Usia Subur)
Di RT 08 Tahun 2019

Dari diagram di atas diketahui bahwa, pasangan yang menggunakan alat


kontrasepsi ada 31 pasangan diantaranya pil sebanyak 10 pasangan (32%), steril
sebanyak 11 pasangan (36%), dan suntik sebanyak 10 pasangan (32%).

Diagram 3.9
Komposisi alasan PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi
Di RT 08 Tahun 2019
Dari diagram di atas diketahui bahwa, pasangan yang tidak menggunakan
alat kontrasepsi ada 11 pasangan karena alasan 9 (82%) pasangan mengatakan
tidak nyaman, dan 2 (18%) pasangan mengatakan dilarang oleh agama

Diagram 3.10
Informasi Pemberian ASI Pada Busui Di RT 08 Muara Rapak
Tahun 2019

Dari diagram di atas diketahui bahwa, hampir seluruh ibu menyusui


berjumlah 10 orang di RT 08 Muara Rapak telah mendapatkan informasi terkait
cara pemberian ASI, yakni sebanyak 8 orang sedangkan hanya sebagian kecil ibu
menyusui yang tidak mendapatkan informasi terkait cara pemberian ASI yakni,
sebanyak 2 orang.

Diagram 3.11
Pemberian Kolostrum Oleh Busui Di RT 08
Muara Rapak Tahun 2019
Dari diagram di atas diketahui bahwa, seluruh ibu menyusui (busui) di RT
08 Muara Rapak memberikan kolostrum pada anak sebanyak 10 anak (100%).

Diagram 3.12
Usia Pemberian ASI Ekslusif Oleh Busui Di RT 08
Muara Rapak Tahun 2019

Dari diagram di atas diketahui bahwa, usia pemberian ASI eksklusif oleh
busui di RT 08 Muara Rapak hampir seluruhnya diberikan selama 6 bulan
sebanyak 8 orang anak (80%), sedangkan sebagian kecil ASI diberikan selama 4
bulan sejumlah 2 anak (20%).

Diagram 3.13
Jumlah Balita Berdasarkan Usia Di RT 08 Muara Rapak
Tahun 2019
Dari diagram di atas diketahui bahwa, usia balita di RT 08 Muara Rapak
berjumlah 43 balita , usia 0-1 tahun 5 balita, usia 1-3 tahun sebanyak 9 balita, dan
usia 3-5 tahun sebanyak 29 balita.

Diagram 3.14
Jumlah Balita yang melakukan penimbangan Berdasarkan Usia Di RT 08
Muara Rapak Tahun 2019

diagram diatas diketahu bahwa di RT 08 Muara Rapak terdapat 43 balita


dan rutin dilakukan penimbangan.

Diagram 3.15
Kondisi Balita Berdasarkan Usia Di RT 08 Muara Rapak
Tahun 2019
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa, terdapat 43 balita di RT 08
Muara Rapak dengan kondisi yang sehat.

Diagram 3.16
Imunisasi Balita Berdasarkan Usia Di RT 08 Muara Rapak
Tahun 2019

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa dari 43 balita di RT 08


Muara Rapak terdapat balita yang imunisasinya tidak lengkap sebanyak 3 balita
(7%) dan terdapat balita yang imunisasinya lengkap sebanyak 40 balita (93%).
Diagram 3.17
Jumlah Anak Berdasarkan Usia Di RT 08
Muara Rapak Tahun 2019
Dari diagram di atas diketahui bahwa terdapat 43 anak , usia anak di RT
08 Muara Rapak hampir setengah anak di RT 08 berusia 5-7 tahun sebanyak 9
anak (23%), anak yang berusia 8-9 tahun sebanyak 10 anak (21%) sedangkan
sebagian kecil anak berusia 10-12 tahun sebanyak 24 anak (56%).

Diagram 3.18
Berapa kali anak melakukan kebersihan gigi Di RT 08 Muara Rapak
Tahun 2019

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa terdapat 43 anak di RT 08


Muara Rapak, terdapat 38 (88%) anak yang melakukan kebersihan gigi dalam 2
kali dan terdapat 5 (12%) anak yang melakukan kebersihan gigi dalam 1 kali.

Diagram 3.19
Kondisi gigi anak Di RT 08 Muara Rapak
Tahun 2019
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa jumlah anak di RT 08 muara
rapak 43 anak, terdapat kondisi gigi anak yang berlubang dan hitam sebanyak 3
anak (7%) dan terdapat kondisi gigi anak yang sehat dan bersih sebanyak 40 anak
(93%).

Diagram 3.20
Kebiasaan anak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan Di RT 08
Muara Rapak Tahun 2019

Berdasarkan Diagram diatas diketahui bahwa terdapat 43 anak di RT 08


Muara Rapak, terdapat 38 (88%) anak yang melakukan kebiasaan mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan, dan terdapat 5 (12%) anak yang tidak melakukan
kebiasaan mencuci tangan.

Diagram 3.21
Kondisi Anak Di RT 08 Muara Rapak
Tahun 2019

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa jumlah anak di RT 08 muara


rapak berjumlah 16 dan kondisinya sehat.

Diagram 3.22
Jumlah Remaja Berdasarkan Usia Di RT 08 Muara Rapak
Tahun 2019

Dari diagram di atas diketahui bahwa terdapat 20 remaja, usia remaja di


RT 08 Muara Rapak 08 berusia 12-14 tahun sebanyak 10 remaja (25%), remaja
yang berusia 15-16 tahun sebanyak 13 remaja (33%) berusia 17-18 tahun
sebanyak 17 remaja (43%).

Diagram 3.23
a. Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian warga RT 08 Muara Rapak 3 hari di dapatkan


analisa data sebagai berikut :

No Data Penyebab Masalah


1. a. Terdapat 50 orang Kurangnya pengetahuan Risiko terjadinya
(59 %) lansia dengan masyarakat dalam penurunan
masalah kesehatan memelihara kesehatan kesehatan pada
hipertensi, 35 orang lansia lansia/
(41%) tidak peningkatan
menderita hipertensi penyakit
b. Hasil pendataan degenerative pada
terdapat lansia yang lansia di RT 08
tidak melakukan Muara Rapak
pemeriksaan gula
darah dalam 3 bulan
terakhir dikarenakan
kurangnya kesadaran
lansia akan
pentingnya
pemeriksaan
kesehatan
c. Terdapat 50 orang
(59 %) lansia
mempunyai hasil
tekanan darah
≥140/100 mmHg
d. Terdapat 7 orang
(8%) dalam kondisi
sakit mengeluh
pusing, 78 orang
(92%) kondisi sehat
e. Hasil pendataan
menunjukkan lansia
banyak yang pergi
ke pelayanan
kesehatan sebanyak
20 orang (42,5%),
meminum obat
warung/apotek 18
orang (31,9%),
didiamkan saja 12
orang (25,6%),
alternative sebanyak
(00,0%).
2. a. Terdapat 5 orang Ketidakpatuhan masyarakat Risiko timbulnya
(9%) selama 4 bulan tentang pentingnya sanitasi penyakit dalam
terakhir menderita lingkungan memelihara
DBD lingkungan rumah
b.Terdapat kebiasaan yang dapat
keluarga yang mempengaruhi
menggantung kesehatan pada
pakaian setelah masyarakat di RT
dipakai sebanyak 90 08 Muara Rapak
keluarga (100 %)
c. Hasil pendataan
terdapat keluarga
yang membuang
sampah/limbah
dengan cara dibakar
sebanyak 15
keluarga (16,6%),
diambil petugas 75
keluarga
(83,4%),dibuang
kesungai dan
ditimbun (00,0%).
d.Terdapat 48 keluarga
(53,4%)
mendapatkan sumber
air bersih dari PAM,
sumur terdapat 42
keluarga (46,6%),
sungai (00,0%).
e. Terdapat kebiasaan
keluarga
menggunakan bak
mandi lebih dari
seminggu sebanyak
90 keluarga (100%).
f. Terdapat 67 keluarga
(74,4%) yang
memanfaatkan
pekarangan rumah
dan tidak
memanfaatkan
pekarangan rumah
23 keluarga (25,6%).
3. a. Terdapat 31 PUS, Ketidaknyamana dalam Rendahnya
pada usia 25-30 penggunaan alat penggunaan alat
sebanyak 6 kontrasepsi kontrasepsi
pasangan,usia < 20 diwilayah RT 65
tahun tidak ada, usia Kelurahan Batu
20-25 tahun Ampar.
sebanyak 2
pasangan, usia 30-35
tahun sebanyak 13
pasangan, usia 35-40
tahun sebanyak 5
pasangan. Usia 40-
45 tahun sebanyak 5
pasangan
b. Terdapat 20 pasangan
(59%) yang
menggunakan alat
kontrasepsi dan 11
pasangan (41%)
yang tidak
menggunakan alat
kontrsepsi.
c. Terdapat 10 pasangan
(32%) menggunakan
pil, 11 pasangan
(36%) menggunakan
steril, dan suntik
sebanyak 10
pasangan (32%).
d. Terdapat 9 pasangan
(82%) tidak nyaman,
2 pasangan dilarang
agama (18%), tidak
tahu dan mahal
0,00%

4. a. Terdapat 5 orang Kondisi lingkungan yang Risiko terjadinya


(11,6%) anak tidak tidak mengarah pola hidup peningkatan
terbiasa mencuci sehat penyakit (diare,
tangan sebelum dan typoid, penyakit
sesudah makan dan kulit) di RT 08
38 orang (88,4 %) Muara Rapak
anak terbiasa
mencuci tangan
sebelum dan sesudah
makan
b. Terdapat kondisi
gigi anak saat ini
yaitu berlubang dan
hitam 7 orang
(16,3%) , bersih dan
sehat 36 orang
(83,7%)
c. Terdapat 15 orang
(34,8%) anak
melakukan
kebersihan gigi
dalam 1x sehari, 28
orang ( 65,2%) anak
melakukan
kebersihan gigi
dalam 2x sehari
d. Terdapat 43 orang
(100%) anak kondisi
sehat

b. Diagnosa Keperawatan Komunitas yang Muncul

1. Risiko terjadinya penurunan kesehatan pada lansia/ peningkatan penyakit


degenerative pada lansia di RT 08 Muara Rapak b.d kurangnya
pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia
2. Risiko timbulnya penyakit dalam memelihara lingkungan rumah yang
dapat mempengaruhi kesehatan pada masyarakat di RT 08 Muara Rapak
b.d ketidakpatuhan masyarakat tentang sanitasi lingkungan
3. Rendahnya penggunaan alat kontrasepsi di RT 08 Muara Rapak
berhubungan dengan ketidaknyamanan penggunaan alat kontrasepsi.
4. Risiko terjadinya peningkatan penyakit (diare, typoid, penyakit kulit) di
RT 08 Muara Rapak b.d kondisi lingkungan yang tidak mengarah pola
hidup sehat

c. Prioritas Masalah Komunitas

No Masalah Kesehatan U S G Keterangan


1. Risiko terjadinya 4 4 5 80
penurunan kesehatan
pada lansia/
peningkatan
penyakit
degenerative pada
lansia di RT 08
Muara Rapak b.d
kurangnya
pengetahuan
masyarakat dalam
memelihara
kesehatan lansia

2. Risiko timbulnya 3 4 5 60
penyakit dalam
memelihara
lingkungan rumah
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan pada
masyarakat di RT 08
Muara Rapak b.d
ketidakpatuhan
masyarakat tentang
sanitasi lingkungan

3. Rendahnya 3 4 3 36
penggunaan alat
kontrasepsi
berhubungan dengan
ketidaknyamanan
penggunaan alat
kontrasepsi.

4. Risiko terjadinya 3 3 3 27
peningkatan
penyakit (diare,
typoid, penyakit
kulit) di RT 08
Muara Rapak b.d
kondisi lingkungan
yang tidak mengarah
pola hidup sehat

d. Perencanaan Keperawatan Komunitas

No Masalah Rencana Tujuan Sasaran Waktu Penanggung


Kesehatan Kegiatan dan Jawab
tempat
1. Risiko terjadinya 1.1. Berikan 1.1. untuk Seluruh Tempat : Warga : ketua
penurunan pendidikan memberika warga Depan rt 08 Muara
kesehatan pada kesehatan n informasi RT 08 Kader RT Rapak
lansia/ peningkatan kepada tentang Muara 08 Muara
penyakit masyarakat pentingnya Rapak Rapak Mahasiswa :
degenerative pada tentang pola menjaga yang Waktu : Eka Sri
lansia di RT 08 hidupnya pola hidup menderit Selasa, 23 Wanda dan
Muara Rapak b.d 1.2. Memberikan sehat a April 2019 Anita
kurangnya pemeriksaan hipertens Chintya
pengetahuan kesehatan i
masyarakat dalam pada lansia
memelihara 1.3. Memberikan
kesehatan lansia kegiatan
senam lansia

K 2. Risiko timbulnya 2.1 Berikan 2.1.untuk Seluruh Tempat : Warga : bu


penyakit dalam pendidikan pencegahan warga disekitar Eliana dan
memelihara kesehatan terjadinya RT 08 rumah ibu Heni
lingkungan rumah kepada DBD di Muara masing- selaku kader
yang dapat masyarakat masyarakat Rapak masing kesehatan
mempengaruhi tentang dan dan Depan Lingkungan
kesehatan pada kesehatan membersihk Rumah RT 08 Muara
masyarakat di RT 08 lingkungan an sekitar Kader RT Rapak
Muara Rapak b.d khususnya rumah 08 Muara
ketidakpatuhan DBD Rapak Mahasiswa :
masyarakat tentang Waktu : Eta Ari
sanitasi lingkungan 2.2 Gotong 2.2.untuk Selasa, 23 Yunita dan
royong untuk memberika April 2019 Helda Wuri
membersihka n informasi
n lingkungan tentang
sekitar rumah DBD

Rendahnya
3. penggunaan alat 3.1 Berikan 3.1.Untuk Seluruh Tempat : Warga : bu
kontrasepsi pendidikan memberika warga Depan indra dan ibu
berhubungan dengan kesehatan n informasi PUS RT Rumah Meti selaku
ketidaknyamanan kepada tentng 08 Kader RT kader ibu dan
penggunaan alat masyarakat Penggunaa Muara 08 Muara balita RT 08
kontrasepsi. tentang n Alat Rapak Rapak Muara Rapak
Penggunaan Kontrasepsi
Alat untuk PUS Waktu : Mahasiswa :
Kontrasepsi 28 April Hanifa Tri
untuk PUS. jam 09.00 Lestari
Menyesuai
kan
4. Risiko terjadinya 4.1 Memberikan 4.1 Meningkatk Anak- Mushollah Warga : ibu
peningkatan penyuluhan an derajat anak Nurul Indra
penyakit (diare, kesehatan kesehatan TPA Huda
typoid, penyakit tentang masyarakat Nurul Muara Mahasiswa :
kulit) di RT 08 PHBS dan Huda Rapak Mukhlis Abdi
Muara Rapak b.d memahami RT.08 Syahbani,
kondisi lingkungan lingkungan Muara Hanifa Tri
yang tidak yang sehat Rapak Lestasi dan
mengarah pola Yulpianti
hidup sehat 4.2 Mendemonstr 4.2 Mencegah
asikan cara angka
mencuci kejadian
tangan dan peningkatan
menyikat gigi penyakit
yang benar (diare,
typoid,
penyakit
kulit)

e. Rencana Kerja (Planning of action)

Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Media PJ


Keperawatan dana
Risiko TUM : Berikan Seluruh Senin, 22 Mushola Swadaya
terjadinya Tidak pendidikan Lansia RT April Nurul masyara - Speak
penurunan terjadinya kesehatan 08 Muara 2019 Huda RT kat er Eta dan
kesehatan pada penurunan kepada Rapak 08 - Proye Helda
lansia/ kesehatan masyarakat yang Muara ktor
peningkatan pada lansia tentang menderita Rapak - LCD
penyakit pola hipertensi
degenerative TUK : hidupnya
pada lansia di Meningkatk
RT 08 Muara an
Rapak b.d pengetahua
kurangnya n tentang
pengetahuan pola hidup
masyarakat sehat
dalam
memelihara
kesehatan lansia

Risiko TUM :  Berikan Seluruh Senin, 22 Lingkun Swadaya Peralata Wanda


timbulnya Mampu pendidik warga April gan masyara n kerja dan
penyakit dalam memelihara an RT 08 2019 sekitar kat bakti Anita
memelihara lingkungan kesehata Muara RT 08
lingkungan sekitar agar n kepada Rapak Muara
sekitar yang tidak masyara Rapak
dapat menimbuln kat
mempengaruhi ya penyakit tentang
kesehatan pada DBD pentingn
masyarakat di ya
RT 08 Muara TUK : lingkung
Rapak  Meningka an yang
tkan bersih
pengetahu  Melaksa
an tentang nakan
lingkunga kegiatan
n yang gotong
bersih royong
 Menghind
ari
terjadinya
perkemba
ngbiakkan
nyamuk
 Menurunn
ya angka
kejadian
DBD

Rendahnya TUM : Ber Berikan Seluruh Minggu, Menyesu Swadaya - Speak Hanifa
penggunaan alat Tidak pendidika warga 28 April aikan masyara er Tri
kontrasepsi terjadinya n PUS RT 2019 kat - Proye Lestari
penurunan kesehatan 08 ktor
berhubungan
pada tentang Muara - LCD
dengan pemakaian pengguna Rapak
ketidaknyamanan alat an alat
penggunaan alat kontrasepsi kontrasep
kontrasepsi. si pada
TUK : PUS
Meningkatk
an
pengetahua
n
penggunaan
alat
kontrasepsi

Risiko TUM :  Memberi Seluruh Senin, 22 Menyesu Swadaya - Speak Ukis,


terjadinya Agar tidak kan anak April aikan masyara er Hanifa
peningkatan terjadi penyulu pada RT 2019 kat - Proye dan
penyakit (diare, peningkatan han 08 ktor Yulpi
typoid, penyakit penyakit kesehata Muara - LCD
kulit) di RT 08 n Rapa
Muara Rapak tentang
b.d kondisi TUK : PHBS
lingkungan yang Meningkatk
tidak mengarah an pola  Mendem
pola hidup sehat hidup bersih onstrasik
dan sehat an cuci
tangan
dan
menyika
t gigi

f. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Komunitas

No Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi


1. Risiko terjadinya Selasa, 23 1.1.Memberikan Evaluasi struktur:
penurunan kesehatan April 2019 pemeriksaan Undangan telah disebarkan 1
pada lansia/ peningkatan kesehatan pada hari sebelum acara
lansia di RT 08
penyakit degenerative dilaksanakan dan
Muara Rapak
pada lansia di RT 08 dikoordinasi oleh ketua RT
Muara Rapak b.d 08 Muara Rapak
kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam Evaluasi Proses :
memelihara kesehatan a. Acara berjalan tertip dan
lancar walaupun
lansia
terkendala oleh hujan
b. Acara dihadiri lansia
sebanyak 20 orang.
c. Acara dimulai jam 08.00
WITA
d. Acara pemeriksaan
kesehatan didapatkan hasil
tekanan darah diatas nilai
normal ≤140/90 mmHg
sebanyak 5 orang

Evaluasi Hasil
Para lansia mengatakan
senang karena pemeriksaan
kesehatan gratis

1.2.Memberikan Evaluasi struktur:


kegiatan senam
Undangan telah disebarkan 1
lansia di RT 08
hari sebelum acara
Muara Rapak
dilaksanakan.

Evaluasi Proses :
a. Acara berjalan tertip dan
lancar walaupun hujan
b. Acara dihadiri lansia
sebanyak 20 orang.
c. Acara dimulai jam 08.00
WITA karena terkendala
hujan dimulai jam 09.00

Evaluasi Hasil
Para lansia mengatakan
senang karena adanya senam
lansia

1.3.Berikan pendidikan Evaluasi struktur :


kesehatan kepada Undangan telah disebarkan 1
masyarakat tentang hari sebelum acara
pola hidupnya di dilaksanakan.
RT 08 Muara
Rapak Evaluasi Proses
a. Acara berjalan di
depan rumah kader RT 08
Muara Rapak dan
terkendala karena hujan
b. Acara dihadiri 20
orang.
c. 3 orang bertanya
mengenai penyakit
hipertensi

Evaluasi Hasil
Peserta mengerti tentang
penyyakit hipertensi dan ada
beberapa ibu-ibu berbicara
terlalu keras sehingga
penyuluhan kurang terdengar

Ri
2. Risiko timbulnya penyakit Minggu, 28 2.1 .Gotong royong Evaluasi struktur:
dalam memelihara April 2019 untuk Undangan telah disebarkan 1
lingkungan rumah yang membersihkan hari sebelum acara
lingkungan
dapat mempengaruhi dilaksanakan dan
sekitar rumah
kesehatan pada dikoordinasi oleh ketua RT
masyarakat di RT 08 08 Muara Rapak dan
Perwakilan puskesmas Muara
Muara Rapak b.d
rapak
ketidakpatuhan
masyarakat tentang
Evaluasi Proses :
sanitasi lingkungan
a. Acara berjalan tertip dan
lancar walaupun
terkendala oleh hujan
b. Acara dihadiri seluruh
warga RT 08 Muara
Rapak sebanyak
c. Acara dimulai jam 07.30
WITA

Evaluasi Hasil
Semua warga membersihkan
lingkungan disekitar wilayah
RT 08 Muara Rapak

2.2. Berikan
pendidikan Evaluasi struktur :
kesehatan kepada Undangan telah disebarkan 1
masyarakat hari sebelum acara
tentang dilaksanakan.
kesehatan
lingkungan Evaluasi Proses
khususnya DBD
a. Acara berjalan di
depan rumah kader RT 08
Muara Rapak
b. Acara dihadiri
sebagian warga RT 08
Muara Rapak.
c. 3 orang bertanya
mengenai penyakit DBD

Evaluasi Hasil
Peserta mengerti tentang
penyakit DBD

3. Rendahnya penggunaan Minggu, 28 3.1 Berikan Evaluasi struktur :


alat kontrasepsi April 2019 pendidikan Undangan telah disebarkan 1
berhubungan dengan kesehatan kepada hari sebelum acara
masyarakat dilaksanakan.
ketidaknyamanan
tentang
penggunaan alat Penggunaan Alat
kontrasepsi. Evaluasi Proses
Kontrasepsi
untuk PUS. a. Acara berjalan di depan
rumah kader RT 08
Muara Rapak
b. Acara dihadiri warga
PUS RT 08 Muara Rapak.
c. 3 orang bertanya
mengenai Alat
kontrasepsi

Evaluasi Hasil
Peserta mengerti tentang
pentingnya penggunaan alat
kontrasepsi
4. Risiko terjadinya Selasa, 23 4.1. Memberikan Evaluasi struktur :
peningkatan penyakit April 2019 penyuluhan Undangan telah disebarkan 1
(diare, typoid, penyakit kesehatan tentang hari sebelum acara
kulit) di RT 08 Muara PHBS dilaksanakan.
Rapak b.d kondisi Evaluasi Proses
lingkungan yang tidak
mengarah pola hidup a. Acara berjalan dengan
sehat tertip di Mushola Nurul
Huda RT 08 Muara Rapak
b. Acara dihadiri 24
orang anak di TPA
Mushola Nurul Huda
c. Semua anak
mendengarkan penjelasan
tentang PHBS

Evaluasi Hasil
Peserta mengerti tentang
penjelasan tentang PHBS

4.2.Mendemonstrasikan
Evaluasi struktur
cara mencuci tangan
Undangan telah disebarkan 1
dan menyikat gigi
hari sebelum acara
yang benar
dilaksanakan.

Evaluasi proses
a. Acara berjalan dengan
tertib dan lancar.
b. Acara dihadiri 24 di TPA
Mushola Nurul Huda
c. Anak – anak berani
mendemonstrasikan
mencuci tangan sebanyak
3 orang

Evaluasi Hasil
a. Anak – anak antusias
mengikuti gerakkan cuci
tangan yang dicontohkan
b. Anak –anak sangat
senang telah belajar
menyikat gigi
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Pada kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa RT. 08 Kelurahan Muara

Rapak berdasarkan hasil pengkajian yang telah kelompok lakukan pada

tanggal 16 – 19 April 2019, kelompok melakukan tabulasi untuk

mengumpulkan masalah-masalah yang didapatkan di wilayah RT. 08

Kelurahan Muara Rapak. Hasil dari tabulasi, kelompok sepakat untuk

mengangkat 4 diagnosa untuk di selesaikan bersama dengan warga RT. 08

Kelurahan Muara Rapak. Diagnosa yang diangkat berupa :

Risiko terjadinya penurunan kesehatan pada lansia atau peningkatan

penyakit degerative pada lansia di RT. 08 Muara Rapak berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia


Untuk menindak lanjuti masalah kelompok merencanakan kegiatan berupa

kegiatan senam lansia, pemeriksaan kesehatan pada lansia dan penyuluhan

mengenai hipertensi yang dilakukan pada tanggal 23 April 2019 pukul 08.00

WITA untuk kegiatan pertama yaitu pemeriksaan kesehatan tekanan darah

pada saat melakukan kegiatan kelompok tidak menghadapi kendala, hasil

yang kelompok dapatkan yaitu peserta yang hadir cukup antusias mengikuti

kegiatan ini, kegiatan kedua yaitu senam lansia dimana diikuti oleh usia

dewasa, anak-anak, maupun lansia pada saat melakukan kegiatan kelompok

tidak menghadapi kendala. Kegiatan ketiga yang dilakukan yaitu kegiatan

penyuluhan tentang penyakit hipertensi, Pada saat kegiatan kendala yang

kelompok hadapi adalah ibu-ibu berbicara dengan suara yang keras sehingga

membuat penyuluhan kurang terdengar.

Risiko timbulnya penyakit dalam memelihara lingkungan rumah yang

dapat mempengaruhi kesehatan pada masyarakat di RT.08 Muara Rapak

berhubungan dengan ketidakpatuhan masyarakat tentang sanitasi lingkungan.

Untuk menindak lanjuti masalah kelompok merencanakan kegiatan berupa

penyuluhan mengenai kesehatan lingkungan dan melakukan kerja bakti

didaerah sekitar lingkungan RT.08. Dilakukan pada tanggal 28 April 2019

pukul 07.30 WITA dengan kehadiran warga sebagian warga RT.08. Dalam

kegiatan ini kelompok tidak memiliki kendala sehingga kegiatan yang

direncanakan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan

kelompok.
Rendahnya penggunaan alat kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur

(PUS) di RT.08 Muara Rapak berhubungan dengan ketidaknyamanan

penggunaan alat kontrasepsi. Untuk menindak lanjuti masalah, kelompok

merencanakan kegiatan berupa penyuluhan tentang alat kontrasepsi, yang

dilakukan di depan rumah ibu kader RT.08 Muara Rapak, dilakukan pada

tanggal 28 April 2019 pukul 09.00 WITA dengan kahadiran 20 warga. Dalam

kegiatan ini kelompok tidak memiliki kendala sehingga kegiatan yang

direncanakan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan

kelompok.

Risiko terjadinya peningkatan penyakit (diare, typoid, penyakit kulit) di

RT.08 Muara Rapak berhubungan dengan kondisi lingkungan yang tidak me-

ngarah pada pola hidup sehat. Kami menganggakat diagnosa ini sesuai

dengan data yang kami peroleh sehingga kelompok membuat perencanaan

untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak dan orang tua tentang prilaku

hidup bersih dan sehat dengan melakukan penyuluhan tentang cara

menggosok gigi dan mencuci tangan dengan benar, kemudian kelompok

melakukan demonstrasi gosok gigi dan mencuci tangan yang diikuti 24 anak,

pada saat meakukan kegiatan ini adanya kendala yang kami dapatkan, yaitu

hujan yang mengakibatkan suara pemateri tidak terlalu jelas, hasil yang

kelompok dapatkan adanya antusias pada anak-anak dan orangtua tentang

kegiatan yang kami lakukan. Terakhir kami melakukan tindakan pemeriksaan

tumbuh kembang pada balita yang dihadiri kurang lebih 3 anak balita yang

diperiksa tumbuh kembangnya, hasil yang kelompok peroleh 3 anak balita


tumbuh kembangnya baik sesuai dengan umur balita tersebut meliputi

personal sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar pada anak balita.

Keseluruhan dari kegiatan ini berjalan dengan lancar anak-anak dan orangtua

sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang diberikan oleh kelompok.

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya yang berhubungan dengan

masalah keperawatan pada wilayah RT. 08 kelurahan Muara Rapak, terhitung

mulai tanggal 15 sampai 28 April 2019, maka kelompok dapat mengambil

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Kelompok dapat menyimpulkan beberapa hal berikut yang didasarkan

pada pengkajian yang dilakukan tanggal 16 April 2019 sampai 19 April 2019

di Kelurahan Muara Rapak Kecamatan Balikpapan Utara RT. 08 antara lain:

1. Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian yang dilakukan melalui

observasi, wawancara dan telah didapatkan diagnosa.


2. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan, didapatkan bahwa beberapa

lansia yang ada di RT. 08 memiliki masalah pada kesehatan sehingga

kelompok merencanakan kegiatan senam lansia, pemeriksaan kesehatan

pada lansia dan penyuluhan mengenai hipertensi.

3. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan, didapatkan bahwa sebagian

besar warga di RT.08 memiliki masalah pada kesehatan seperti kebiasaan

menggantung baju, membuang sampah dengan cara di bakar dan diambil

oleh petugas kebersihan, penampungan air bak mandi dikuras < seminggu,

sehingga kelompok merencanakan penyuluhan mengenai kesehatan

lingkungan dan melakukan kerja bakti didaerah sekitar lingkungan RT.08.

4. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan, didapatkan bahwa sebagian

besar warga pasangan usia subur (PUS) yang ada di RT. 08 tidak

menggunakan alat kontrasepsi sehingga kelompok merencanakan tindakan

melakukan penyuluhan tentang alat kontrasepsi.

5. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan, didapatkan bahwa sebagian

anak didaerah RT.08 kurang terpapar informasi mengenai cara cuci tangan

dan cara menggosok gigi yang baik dan benar, dan memeriksa tumbuh

kembang pada anak, sehingga kelompok merencanakan tindakan

melakukan penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di TPA

Nurul Huda RT.08 Muara Rapak.

6. Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, kelompok telah berhasil

melaksanakan kegiatan sebagai berikut : penyuluhan kesehatan pada

masyarakat mengenai hipertensi, pemeriksaan kesehatan, melakukan


senam lansia, melakukan penyuluhan perilaku hidup besih dan sehat pada

anak TPA mengenai cara mencuci tangan dan mengosok gigi yang baik

dan benar, pemeriksaan tumbuh kembang pada anak, penyuluhan

kesehatan lingkungan, penyuluhan mengenai alat kontrasepsi serta kerja

bakti di lingkungan sekitar RT. 08 Muara Rapak. Setelah semua

perencanaan yang dibuat terlaksana, maka kelompok dapat mengevaluasi

setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat terlaksana dengan baik dan

mendapat respon positif dari masyarakat Kelurahan Muara Rapak

Kecamatan Balikpapan Utara RT. 08. Hal ini terlihat dari partisipasi aktif

masyarakat dalam pelaksanaan setiap kegiatan.

B. Saran

Adapun saran – saran yang dapat kelompok sampaikan berdasarkan

kesimpulan diatas adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan hendaknya petugas

kesehatan tetap berperan dan berpartisipasi dalam rangka meningkatan

derajat kesehatan baik dalam usaha preventif, promotif, kuratif tanpa

mengabaikan usaha rehabilitatif.

2. Tindakan yang dilaksanakan hendaknya diikuti dengan peran serta aktif

dari masyarakat agar tercipta lingkungan dan masyarakat yang sehat serta

dapat menimbulkan minat dan motivasi baru dalam menampilkan suatu

perubahan perilaku yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai