DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk dapat
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya. Promosi kesehatan mempunyai 3
strategi dasar, yaitu:
1) Advokasi kesehatan, untuk menciptakan kondisi ideal untuk sehat. Merupakan
perpaduan antara aksi individu dan sosial yang dirancang untuk mendapatkan
komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan dukungan sistem
untuk tujuan kesehatan atau program kesehatan.
2) Pemberdayaan masyarakat, untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Merupakan
proses yang mengantarkan masyarakat dalam mendapatkan kemampuan
mengendalikan keputusan dan tindakannya dalam kesehatan.
3) Mediator bagi berbagai kepentingan dalam masyarakat di bidang kesehatan.
Merupakan proses rekonsiliasi berbagai kepentingan (personal, sosial, ekonomi) dari
individu dan komunitas, dan berbagai sektor (publik dan pribadi) dalam peningkatan
dan perlindungan kesehatan
2.2 Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Di tempat kerja (kantor, pabrik, dan lain-lain), sasaran primer harus
mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Kerja Ber- PHBS, yang
mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat,
menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengonsumsi napza, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk,dan
lain-lain.
Selain itu di tempat kerja terdapat pembinaan PHBS dilaksanakan melalui kegiatan
pengembangan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang
diintegrasikan dengan kegiatan pengembangan dan pembinaan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif. Namun, sebagaimana pembinaan PHBS di Institusi Pendidikan, tanggung
jawab pembinaan terendah PHBS di Tempat Kerja juga diletakkan di tingkat
kabupaten/kota (Pokjanal Kabupaten/Kota).
a) Pemberdayaan
Pemberdayaan di tempat kerja seperti kantor, pabrik, dan lain-lain ditujukan terhadap
para pekerja. Di tempat kerja pun pemberdayaan diawali dengan pengorganisasian
masyarakat (yaitu masyarakat tempat kerja). Tujuannya adalah untuk membentuk atau
merevitalisasi Tim Manajemen K3 (pengembangan kapasitas pengelola). Dengan
pengorganisasian masyarakat ini, maka selanjutnya pemberdayaan pekerja dapat
ditimbang-terimakan kepada pemilik dan pengelola tempat kerja, Tim Manajemen K3,
dan pekerja-pekerja yang ditunjuk sebagai kader. Pemberdayaan dapat dilaksanakan
melalui penyelenggaraan Klinik Konsultasi Kesehatan sebagai UKBM di tempat kerja
yang dikelola oleh tenaga kesehatan (dari tempat kerja/rumah sakit/dinas kesehatan)
dibantu para kader.
b) Bina Suasana
Bina suasana di tempat kerja dilakukan oleh para pengelola/manajer, pengurus
organisasi/serikat pekerja, dan para pemuka masyarakat pekerja. Para manajer,
pengurus organisasi/serikat pekerja, dan pemuka masyarakat pekerja, selain berperan
sebagai panutan, juga sebagai kelompok penekan (pressure group) dalam
mempraktikkan PHBS di tempat kerja tersebut. Bina suasana juga dapat dilakukan
dengan pemanfaatan media tentang PHBS seperti pemasangan billboard di halaman,
poster di dinding, banner di ruang kerja, pertunjukan film, pemuatan makalah/berita
di majalah/warta perusahaan, dan pembagian selebaran (leaflet), serta
seminar/simposium/diskusi, mengundang pakar atau tokoh atau figur publik untuk
berceramah, pemanfaatan halaman untuk taman obat/taman gizi, dan lain-lain.
c) Advokasi
Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kabupaten/kota/provinsi terhadap para
pemilik dan manajer tempat kerja dan pengurus organisasi/serikat pekerja, agar
mereka berperanserta dalam kegiatan pembinaan PHBS di Tempat Kerjanya. Para
pemilik dan manajer tempat kerja misalnya, harus memberikan dukungan kebijakan/
pengaturan dan menyediakan sarana agar PHBS di tempat kerjanya dapat
dipraktikkan. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi di tempat
kerja tersebut di atas harus didukung oleh kegiatan-kegiatan (1) bina suasana PHBS di
Tempat Kerja dalam lingkup yang lebih luas (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,
dan nasional) dengan memanfaatkan media massa berjangkauan luas seperti surat
kabar, majalah, radio, televisi, dan internet; serta (2) advokasi secara berjenjang dari
tingkat pusat ke tingkat provinsi, dan dari tingkat provinsi ke tingkat kabupaten/kota.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Jenis dan Rancangan
Berdasarkan sifat, kegiatan promosi kesehatan di institusi ini adalah deskriptif
kualitatif, yaitu menggambarkan kondisi promosi kesehatan yang ada di tempat kerja
khususnya di Home Industri Malina Store. Sedangkan menurut tempat, pelaksanaan
kegiatan ini termasuk observasi karena pengamat langsung turun kelapangan. Selain itu
pengambilan data yang dilakukan juga menggunakan indept interview dengan respoden
pemilik home industri dan indept interview terhadap karyawan home industri malina
store.
3.2 Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data yang digunakan adalah dengan :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pemilik home industri untuk memperoleh informasi dan
keterangan sesuai dengan tujuan. Wawancara ini menggunakan instrumen panduan
wawancara. Panduan wawancara merupakan daftar pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau
dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan tertutup.
2. Observasi
Observasi dilakukan secara langsung oleh observer yaitu penulis. Instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi yang berisi daftar kegiatan dan keadaan setempat
yang akan diamati.
3.3 Sumber Instrumen
Permenkes RI No. 70 tahun 2016, Peraturan Pemerintah RI no. 86 tahun 2013, Perda
Jawa Timur No. 8 tahun 2016, UU no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Regional
Guidelines for The Development of Healthy Workplaces (WHO, 1999), Permenkes RI
No. 10/2018 tentang pengawasan di bidang kesehatan.
3.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Hari dan Tanggal : Jum’at , 25 Oktober 2019
Waktu : Pukul 14.00 – Selesai
Lokasi : Home Industri Malina Store
Alamat : Dsn. Blimbing Ds. Bulusari Kec. Gempol Kab. Pasuruan
Didirikan : 2016
Pengelola :
Jumlah karyawan :
1. Penjahit : 2 orang
2. Penjahit
Pihak yang menyambungkan kain, kain bulu, pola dan bahan-bahan yang
lainnya. Di home industri malina store menjahit dilakukan memakai mesin jahit.
3. Pemasang Pola
BAB IV
PEMBAHASAN
Jumlah karyawan
a. Penjahit : 2 orang
b. Pemasang Pola : 2 orang
4.3 Pembahasan
1. Healthy Public Policy
Suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para penentu atau
pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang
mendukung atau menguntungksn kesehatan (Prastiwi, 2017). Malina Store memiliki
kebijakan tentang promosi kesehatan ditempat kerja. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya kebijakan jika pekerja merasakan capek atau kelelahan si sela-sela bekerja
maka boleh melakukan peregangan pada saat disela-sela pekerjaan.
2. Supportive Environment
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola atau pemilik tempat kerja/home
industri, agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung
terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya sehat bagi para
pekerja tersebut (Prastiwi, 2017). Lingkungan organisasi di Malina Store
mendukung terciptanya kerja yang baik terhadap kesehatan. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya dukungan kerja yang kondusif bagi karyawan, adanya deskripsi
pekerjaan yang jelas, adanya waktu istrahat yang cukup bagi karyawan, bekerja
maksimal 8 jam per hari dan memiliki hari libur minimal 1 hari dalam seminggu.
Secara umum lingkungan fisik di Malina Store sudah baik hal ini dibuktikan
dengan penggunaan peralatan yang baru seperti mesin, metode atau bahan yang
mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Manlina Store
mempunyai sanitasi air yang memadai dan tempat kerja dibersihkan secara teratur,
dengan pengelolaan sampah yang benar (sisa potongan kain di daur ulang untuk
dijadinkan cover kipas angin, TV, case Hanphone dll). Malina Store mempunyai
Kotak P3K yang didalamnya terdapat rivanol, betadine dan obat-obatan seperti obat
pusing dll.
3. Community Action
Yang dimaksud dengan gerakan masyarakat adalah kesehatan tidak hanya
milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan
kearah hidup sehat, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan
keterampilan. Sealain itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu berperilaku
hidup sehat (Prastiwi, 2017). Namun di dalam home industri malina store ini tidak
ada komunitas / gerakan untuk analisis / investigasi jika ada kecelakaan kerja yang
menyebabkan cidera.
4. Personal Skill
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, keterampilan
individu mutlak diperlukan. Keterampilan individu sangat diharapkan dalam
mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terampil tentunya
individu / pekerja perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan
ditempat kerja, selain itu juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola hidup sehat
(Prastiwi, 2017).
Home Industri malina store tidak / belum pernah mengadakan pelatihan untuk
menjaga kesehatan para pekerjanya. Sehingga perlu diadakan pelatihan untuk
mengetahui posisi duduk yang baik untuk kesehatan pada saat menjahit,
memberikan pengetahuan tentang makanan yang diberikan kepada pekerja untuk
menjaga kesehatan para pekerja. Dan juga perlu memberikan pengetahuan dan
meningkatkan perilaku pekerja tentang pentingnya memakai APD dan apa saja
akibat jika tidak memakai APD. Dan juga perlu mengadakan seminar atau pelatihan
bagi para karyawannya tentang kesehatan dan keselamatan kerja
5. Reorient Health Services
Pelayanan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi
pelayanan kesehatan dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Pihak pemberi
pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja,
tetapi juga membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam
pembangunan kesehatan. Dan sebalikanya masyarakat dalam proses pelayanan dan
pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangat penting tidak
hanya sebagai subyek tetapi juga sebagai obyek (Prastiwi, 2017).
Malina Store tidak memberikan tunjangan kepada karyawan untuk melakukan
medical check up setiap bulan. Jika terjadi kecelakaan kerja yang paling sering
adalah tertusuk jarum saat menjahit, maka akan ditangani oleh pemilik home industri
itu sendiri. Pemilik home industri melakukan pertolongn pertama kepada karyawan
yang mengalami kecelakaan tersebut. Jika cidera tersebut sudah bisa ditangani
sendiri oleh pemilik maka pemilik tidak perlu merujuk karyawan tersebut untuk ke
RS/Puskesmas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat agar
mampu menghindari dirinya dari resiko terkena penyakit serta kemampuan untuk
memelihara dan meningkatkan status kesehatannya agar menjadi lebih baik lagi. Pada
dasarnya, promosi kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan
perubahan perilaku kesehatan terhadap manusia, organisasi, masyarakat, dan
lingkungan.
Institusi yang telah diobservasi yaitu Home Industri Malina Store yang berada di
Dusun Blimbing Desa Bulusari Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Hasil
observasi menunjukkan bahwa promosi kesehatan di tempat tersebut belum dilakukan
dengan baik, namun masih disediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama jika
terjadi kecelakaan kerja. Lingkungan organisasi di Malina Store membangun gaya kerja
yang baik terhadap kesehatan seperti terdapat waktu istirahat di sela-sela pekerjaan
sesuai dengan standar ILO dan organisasi menjamin shift kerja yang dapat menurunkan
risiko terhadap kesehatan fisik dan sosial.
Lingkungan fisik di Malina Store umumnya sudah baik dan karyawan
memanfaatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di tempat tersebut.
Malina Store telah memiliki strategi dalam pengelolaan limbah agar tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan, dengan cara membuat produk sampingan berupa
sarung televisi, sarung galon, sarung kipas angin, sarung Handphone dll.
5.2 Saran
a. Menyediakan jalur darurat evakuasi dan titik kumpul apabila terjadi kondisi yang
darurat.
b. Mengadakan program edukasi untuk pencegahan Penyakit Akibat Kerja
c. Mengadakan program edukasi untuk penceghan Kecelakaan Akibat Kerja
d. Memberikan Jaminan Kesehatan kepada karyawan
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengawasan
di Bidang Kesehatan, Jakarta.
Prastiwi, N. (2017, January 27). Promosi Kesehatan Menurut Ottawa Charter. Retrieved
January 2017, 2017, from Promosi Kesehatan Menurut Ottawa Charter:
http://www.niningprastiwi27.com.
LAMPIRAN
Lampiran 1
A. Data Responden
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
3. Umur : ……. tahun
4. Pendidikan terakhir :
5. Jarak rumah tempat kerja :
6. Lama bekerja :
7. Pendapatan :
a. 1.000.000 – 2.000.000
b. 2.000.000 – 3.000.000
c. 3.000.000 – 4.000.000
d. 4.000.000 – 5.000.000
e. >5.000.000
Petunjuk Pengisian Kuesioner : Berilah tanda centang (√) untuk menjawab pertanyaan di
bawah ini.
No Aspek yang Dinilai Ya Tidak Keterangan
B INDIVIDU
1 Kesejahteraan Karyawan Permenkes RI
Adakah pemeriksaan kesehatan secara rutin √ No 70 Tahun
sebulan sekali 2016
Adakah tambahan uang makan / persedian makan √
siang bagi karyawan
Adakah kegiatan berlibur bersama keluarga √
Adakah kepesertaan jaminan kesehatan yang √ Peraturan
diberikan dari perusahaan Pemerintah RI
no 86 tahun
2013
Apakah gaji karyawan sesuai dengan UMR √ Perda Jawa
setempat Timur No 8
Adakah tunjangan hari raya / tunjangan lainnya √ Tahun 2016
Apakah ada bonus yang diberikan bagi karyawan √
yang bekerja lembur
2 Pekerjaan (Postur, Frekuensi, dan Durasi) Permenkes RI
Apakah ada beban atau benda di tempat kerja yang √ No 70 Tahun
lebih dari 3 kg untuk wanita dan lebih dari 5 kg 2016
untuk pria
Apakah beban atau benda terletak jauh dari tulang √
belakang. (ex: galon air yang letaknya membuat
tulang punggung terbebani)
Adakah ukuran beban atau benda tersebut besar √
sehingga sulit untuk ditangani ?
Apakah benda tersebut sulit untuk dipegang ? (ex: √
ukurannya yang besar, bentuknya bulat, teksturnya
terlalu halus)
Apakah beban atau benda tersebut tidak stabil atau √
berisi material yang mudah berpindah. (ex: cairan
atau serbuk) ?
Apakah beban atau benda tersebut memiliki bagian √
tajam, panas atau dingin ?
Apakah aktivitas penanganan beban manual √
melibatkan tulang punggung (ex: membungkuk,
memutar badan) ?
Apakah terdapat aktivitas membawa beban atau √
Pertanyaan terbuka
1. Bagaimana pengalokasian gaji yang didapat dari pegawai selama ini?
2. Bagaimana harapan dari pegawai untuk perusahaan kedepannya?