Anda di halaman 1dari 2

AKIBAT pola hidup tidak benar, menopause bisa datang lebih dini dari yang seharusnya.

Fenomena ini banyak menimpa wanita masa kini. Sebelum terlambat, waspadai menopause dini
sekarang juga.
Setiap tahunnya, sekitar 25 juta perempuan di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause.
Jumlah perempuan usia 50 tahun ke atas diperkirakan meningkat dari 500 juta pada saat ini
menjadi lebih dari 1 miliar pada 2030. Di Asia, menurut data WHO, pada 2025 jumlah wanita
yang berusia tua diperkirakan akan melonjak dari 107 juta ke 373 juta.
Menopause merupakan suatu proses alami yang tak dapat dicegah. Umumnya, wanita akan
memasuki masa menopause pada awal atau pertengahan usia 50-an. Dikatakan oleh seorang guru
besar bidang endokrinologi reproduksi dari Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Prof Dr
Med Ali Baziad SpOG (K), saat ini banyak terjadi menopause dini pada wanita masa kini akibat
pola hidup yang tidak benar.
Sekarang menopause dini cenderung meningkat dibandingkan sebelumnya. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh gaya hidup atau ada penyakit tertentu, tuturnya dalam acara temu media Bayer
Schering Pharma bertema Siap Menghadapi Menopause: Penanganan Tepat Mengatasi Gejala
Menopause di Jakarta, belum lama ini.
Dijelaskan oleh Ali, menopause dialami oleh wanita dengan kondisi tertentu, di antaranya yaitu
kedua indung telur diangkat karena operasi, penyakit TBC, serta tumor yang diangkat melalui
proses radiasi. Sementara faktor lain yang juga berpengaruh menimbulkan risiko terjadinya
menopause dini bisa dikarenakan konsumsi yang sembarangan, seperti jamu yang tidak terdaftar
dalam BPOM.
Ada beberapa bahan berbahaya yang dipakai dalam jamu ilegal yang bisa membahayakan
hormon estrogen yang berperan dalam proses menopause, kata dokter yang berpraktik di Klinik
Yasmin Kencana RSCM Jakarta.
Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak obat penurun berat badan, pola diet yang terlalu ketat,
atau anoreksia, juga menjadi faktor penyebab terjadinya menopause dini. Dikatakan Ali, saat ini
masyarakat cenderung ingin menurunkan berat badan secara instan dan memilih mengonsumsi
beberapa jenis obat penurun berat badan sekaligus dan tidak sesuai aturan.
Kondisi ini bisa memengaruhi jumlah sel telur yang dimilikinya, tandas dokter yang menjabat
sebagai Kepala Divisi Imunoendokrinologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM.
Prof Ali menjelaskan, penggunaan berbagai jenis obat penurun berat badan bisa menekan sistem
di otak yang berfungsi mengatur kematangan dari sel telur. Akibatnya, sel telur yang dimilikinya
tidak berkembang dan lama-lama menjadi mati. Selain itu, bisa juga terjadi karena obat-obatan
yang dikonsumsi langsung menyerang ovarium dan merusak sel-sel telur yang dimiliki oleh si
perempuan yang menyebabkan menopause.

Jadi, lebih baik jika ingin kurus, menurunkan berat badan dengan berolahraga atau mengatur
pola bukan dengan obat-obatan, ujarnya.
Dijelaskan Ali, seorang wanita yang memasuki masa menopause memiliki gejala-gejala yang
dikaitkan dengan kekurangan hormon estrogen. Di mana jangka pendek terdapat pada gejalagejala klimakterik umum seperti menstruasi yang tidak teratur, terjadinya gangguan vasomotor,
misalnya: semburan panas (hot flushes), berkeringat, serta jantung berdebar-debar. Termasuk
gangguan suasana hati, sakit kepala, berkurangnya energi, depresi, berkurangnya libido.
Sementara gejala untuk jangka menengah, yaitu gejala-gejala di organ lokal, ditunjukkan dengan
pengeringan dan penipisan pada vagina,rasa nyeri dan tidak nyaman pada vagina ketika
melakukan hubungan seks, serta infeksi kandung kemih. Adapun gejala jangka panjangnya
adalah hilangnya kepadatan tulang yang berkelanjutan (osteoporosis), patah atau keretakan
tulang, penyakit pembuluh darah, sampai pada penyakit jantung. Amenorea atau berhentinya
menstruasi secara permanen, menandakan berakhirnya kemampuan seorang wanita untuk dapat
memiliki anak.
Cegah menopause dini dengan menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti merokok,
berolahraga, serta mengonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda rajin
mengonsumsi makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkuang, atau pepaya, sarannya.
Dokter Kebidanan dan Kandungan dari RS Pusat Pertamina, dr Frizar Irmansyah SpOG (K)
mengatakan, terapi yang tepat harus didapatkan wanita yang alami masa menopause.

https://novidahliyanti.wordpress.com/2012/12/

Anda mungkin juga menyukai