Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN LOGISTIK

LOGISTIK DAN MANAJEMEN LOGISTIK

OLEH

Wahyu Andini 2010070120005


Putri Aprilia Ajeng P. 2010070120007
Lisa Marni 2010070120015
Sevri Paisalmen 2010070120020
Silvia Gisela 2010070120032
Suci Septria Asmi 2010070120036

DOSEN PENGAMPU

Erni Maywita, SKM, M.Kes

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT


karena berkah rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kami untuk membuat makalah ini dengan baik serta tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “ Logistik dan Manajemen Logistik “ ini bisa


diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga memudahkan kami
dalam menyelesaikan tantangan dan hambatan dalam membuat makalah ini. Oleh
karena itu, kami sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Sebelumnya, kami sampaikan juga ucapan terima kasih kepada Dosen


Pembimbing kami dalam mata kuliah Manajemen Logistik yaitu Ibuk Erni
Maywita, SKM M.Kes yang telah memberi arahan kepada kami tentang hal – hal
yang belum kami ketahui.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan – kekurangan mendasar


dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami berharap pembaca untuk memberikan
saran maupun kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah
selanjutnya.

Demikianlah dari kami, akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kepentingan kita bersama.

Padang, 8 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN .................................................................................................... 1
1.1 Sejarah Logistik ............................................................................................. 1
1.2 Transportasi dan Logistik .............................................................................. 2
1.3 Sejarah Logistik di Era Industri ..................................................................... 2
1.4 Pengertian Manajemen Logistik .................................................................... 4
1.5 Konsep Dasar Manajemen Logistik .............................................................. 5
1.6 Peran dan Tanggung Jawab Logistik............................................................. 5
1.7 Sasaran Logistik ............................................................................................ 5
1.8 Tujuan Manajemen Logistik.......................................................................... 5
1.9 Aktivitas Manajemen Logistik ...................................................................... 6
1.10 Komponen Manajemen Logistik ................................................................. 7
1.11 Fungsi Manajemen Logistik ........................................................................ 7
1.12 Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan .......................................... 8
BAB II .................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................ 10
2.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10
2.2 Saran ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Sejarah Logistik


Sejarah perkembangan Logistik berawal sejak zaman dahulu kala. Kata
Logistik itu sendiri berasal dari 2 bahasa yaitu Yunani dan Perancis. Dalam
bahasa Yunani kata Logistik berasal dari kata Logos yang berarti: “rasio, kata,
kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi”. Sedangkan dalam bahasa Perancis kata
Logistik berasal dari kata Loger yang artinya untuk menginapkan atau
menyediakan.
Konsep Logistik pada awalnya digunakan pada sebuah ilmu militer
tentang cara pengadaan barang dan supply makanan pada saat zaman perang.
Dalam ilmu militer, logistik merupakan faktor terpenting dalam strategi militer.
Diceritakan dalam perang antara Yunani dan Troya, Yunani tidak dapat
melakukan serangan ke pihak Troya dikarenakan keterbatasan supply makanan
dan Logistik. Di lain pihak, Troya yang saat itu sudah terkepung oleh pasukan
Yunani, tidak langsung menyerang pasukan Yunani, melainkan mereka
menyerang persediaan makanan milik Yunani. Yunani mengerti akan penting nya
supply makanan dan keterbatasan Logistik milik mereka, berusaha
mempertahankan supply makanan mereka (Regency & District, 2022).
Selain dalam peperangan antara Yunani dan Troya, strategi Logistik juga
memiliki peran penting dalam perang kemerdekaan Amerika. Disebutkan bahwa
faktor utama kekalahan inggris dan Poros disebabkan karena kegagalan Logistik
dalam menyuplai makanan dan bahan baku perang. Sejarah perkembangan
Logistik berkembang cukup pesat pada fase setelah perang dunia ke II. Berikut
tahap perkembangannya.
a. Setelah perang dunia ke II, ilmu mengenai Logistik mengalami
perkembangan. Logistik yang dulunya merupakan ilmu militer yang
digunakan dalam perang, sekarang mulai digunakan dalam bidang bisnis.
b. Pada sekitar tahun 1970, Logistik merupakan bagian dari perusahaan atau
organisasi yang berfungsi sebagai penyedia barang yang dibutuhkan suatu
perusahaan.
c. Pada sekitar tahun 1980, Logistik mengalami perubahan orientasi. Pada
fase ini, dunia usaha sudah mempertimbangkan Logistik sebagai bagian
penting dalam sistem, serta para pakar dan akademisi memunculkan
konsep baru yaitu Supply Chain Management.
d. Pada sekitar tahun 1990, muncul konsep baru dalam ilmu logistik yaitu
konsep Cross business Logistik, didukung dengan kemajuan teknologi
dunia.
e. Abad 21, dengan semakin ketatnya persaingan dibidang logistik, muncul
lah strategi baru dibidang logistik yaitu strategi Supply Chain
Management (SCM). Dengan menggunakan strategi SCM, perusahaan
perusahaan yang bergerak dibidang logistik diharapkan akan mampu
memenangkan persaingan.
Demikian penjelasan singkat sehubungan dengan sejarah perkembangan
logistik dari masa ke masa. Dengan berkembangnya konsep logistik - yang
awalnya merupakan ilmu militer dalam sebuah peperangan - semakin banyak pula
strategi-strategi baru yang muncul untuk mendukung konsep awal ilmu logistik
1
tersebut. Persaingan bisnis dalam bidang logistik pun menjadi semakin ketat, dan
diharapkan para pengguna jasa logistik untuk dapat memilih perusahaan logistik
dengan cukup bijak. Banyak perusahaan logistik yang telah berkembang dan
memiliki tingkat kepuasan pelanggan yang cukup tinggi.

1.2 Transportasi dan Logistik


Transportasi adalah suatu proses pergerakan atau perpindahan orang atau
barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan mempergunakan suatu sistem
tertentu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan cara bergerak dan saling
berhubungan. Fungsinya adalah menghubungkan orang dengan tata guna
lahan,pengikat kegiatan dan memberikan kegunaan tempat dan waktu untuk
komoditi yang diperlukan
Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan suatu mata rantai
penghubung. Hampir setiap perusahaan dari ukuran apa saja mempunyai manajer
lalu lintas yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan program transportasinya.
Pada umumnya perusahaan mempunyai 3 alternatif untuk menetapkan kemampun
transportasinya. Pertama armada peralatan swasta dibeli atau disewa. Kedua,
kontrak khusus dapat diatur dengan spesialis transport untuk mendapatkan
kontrak jasa pengangkutan. Ketiga bentuk transport ini dikenl sebagai private
(swasta), contract (kontrak) dan common carriage(angkutan umum). Jika dilihat
dari sistem logistik terdapat 3 faktor yang memegang peranan dalam menentukan
kemampun pelayanan transportasi. Ketiga fakor tersebut menurut Bowersox
(1995) adalah biaya, kecepatan,dan konsistensi.
Logistik adalah manajemen aliran perpindahan barang dari suatu titik asal
yang berakhir pada titik konsumsi untuk memenuhi permintaan tertentu,
contohnya tertuju kepada konsumen ataupun perusahaan-perusahaan. Jenis barang
yang ada dalam bidang logistik terdiri dari benda berwujud fisik seperti makanan,
bahanbahan bangunan, hewan, peralatan dan cairan. Sama halnya dengan
perpindahan benda tidak berwujud (abstract) seperti waktu, informasi, partikel dan
energi. Logistik benda fisik pada umumnya ikut melibatkan integrasi aliran
informasi, penanganan bahan, produksi, packaging, persediaan, transportasi,
warehousing, dan keamanan. Kompleksitas dalam logistik dapat dianalisa,
diuraikan menjadi suatu model, divisualisasikan dan dioptimalisasi dengan
simulation software yang ada.
Logistik adalah proses perencanaan, implementasi dan kontrol yang
efisien, alur yang efektif dan penyimpanan barang dan jasa, dan seluruh informasi
terkait dari suatu titik asal menuju titik konsumsi demi memenuhi kebutuhan
pelanggan. Definisi ini mengikutsertakan inbound, outbound, pergerakan internal
dan eksternal, dan return of materials untuk tujuan yang bersifat environmental.
Logistik berperan efektif dalam persaingan yang secara luas dakui sebagai suatu
kinerja pelayanan pelanggan yang unggul .Pencapaian nilai logistik berdasarkan
layaran berkualitas tinggi dan pengendalian biaya adalah dimensi penting dari
suatu bisnis yang berfokus pada peningkatan perilaku pembelian konsumen
(Yunani & Widijawan, 2020).

1.3 Sejarah Logistik di Era Industri


Pada era industry konsep logistik berkembang, akibat meningkatnya
tingkat kompleksitas demand atas suatu barang yang dipengaruhi oleh ketepatan
2
waktu penerimaan barang, kualitas, kuantitas dan jarak. Manajemen di rantai
supply logistik yang kompleks tersebut bersinggungan dengan variabel peramalan
demand di masa depan, penurunan kualitas, serta moda transportasi yang
seluruhnya akan mempengaruhi harga. Masa depan industri logistik yang ideal
adalah yang hijau/berkelanjutan atau ramah lingkungan, pintar, efisien, dan
kompetitif. Hijau dalam arti berbasis pada penggunaan energi baru terbarukan
(EBT), renewable energy, atau energi bersih. Pintar, yakni memanfaatkan
perkembangan teknologi, khususnya terkait revolusi industri yang dapat
meningkatkan efisiensi. Efisien, tak hanya secara ekonomi, tetapi juga secara
lingkungan, yakni dengan tingkat emisi karbon atau gas rumah kaca (GRK) kecil
atau bahkan nol (zero emission).
Dari perspektif ekonomi, rasio atau persentase biaya logistik terhadap
produk domestik bruto (PDB) ditekan hingga satu digit saja (di bawah 10 persen),
produktivitas pelabuhan cukup tinggi, dan dwelling time yang cepat. Kompetitif,
yakni dengan kualitas layanan logistik prima dan harga bersaing. Masalahnya,
bagaimana kita dapat mencapai tujuan/kondisi yang kita kehendaki itu dan strategi
apa yang dapat kita tempuh.
Akhir-akhir ini tengah berkembang cara berpikir atau paradigma ekonomi
hijau yang urgensinya terasa semakin kuat, terlebih setelah terselenggaranya KTT
Perubahan Iklim Ke-26 di Glasgow, Inggris Raya, belum lama ini. Sesuai agenda
nasional dan global terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan
perubahan iklim, kita menghendaki terwujudnya green logistics atau eco-logistics,
atau green supply chain paling lambat 2050. Logistik melibatkan transportasi
logistik, pergudangan, inventori, packaging, material handling, dan rantai pasok
(supply chain). Dengan green logistics, transportasi logistik harus ramah
lingkungan, sejak titik awal hingga titik akhir, baik ekspor, impor, maupun
perdagangan domestik antarpulau.
Sebagai informasi, green logistics telah dirintis di Jepang pada 2006 oleh
DHL, satu perusahaan logistik terkemuka dunia. DHL Jepang menggunakan
mobil F-Cell dari DaimlerChrysler berbahan bakar compressed hydrogen, dan
truk Eco-Hybrid dari Mitsubishi Fuso. Kita berharap, cepat atau lambat, para
pemain logistik terkemuka di Indonesia dapat mengikuti langkah DHL ini.
Beberapa strategi dapat ditempuh dalam masa transisi atau transformasi menuju
logistik hijau. Pertama, pemanfaatan energi berpola hibrida atau diselang-seling
antara penggunaan energi kotor dan energi bersih untuk mereduksi emisi karbon.
Misalnya di pelabuhan peti kemas dipasang PLTS untuk mengoperasikan RTG di
samping masih menggunakan diesel berbahan bakar fosil atau listrik PLN yang
berasal dari PLTU batubara.
Kedua, dalam jangka pendek atau menengah beralih ke energi fosil yang
lebih bersih, yakni BBG atau EBT, seperti biosolar untuk mesin diesel pada
armada truk logistik. Armada lama (truk/kereta api logistik) perlu diganti dengan
armada baru berbahan bakar EBT, seperti biosolar, baterai listrik, atau hidrogen.
Ketiga, membangun transportasi jalan dan kereta api yang terintegrasi sehingga
dapat mengurangi penggunaan energi. Keempat, akselerasi penggantian avtur
berbasis fosil dengan green avtur atau bioavtur untuk transportasi udara, termasuk
untuk angkutan logistik. Hal ini perlu didukung dengan penelitian dan
pengembangan, misalnya kerja sama antara Pertamina, ITB, BPDPKS, dan PT DI,
terkait bioavtur J2.4 yang menggunakan campuran minyak inti sawit sebesar 2,4
3
persen. Kelima, regulasi penggunaan kemasan dan palet dalam industri logistik
dengan bahan-bahan yang biodegradable (Raza et al., 2020).
Dengan demikian,untuk mewujudkan sistem logistik yang efisien dan
berkelanjutan dalam era Industry , perlu sinergi antarsektor/kementerian dan
lembaga, tak terkecuali swasta. Kementerian Perhubungan tidak mungkin bisa
bekerja sendiri sehingga perlu dukungan dari sejumlah kementerian, seperti
Kominfo, PUPR, Perdagangan, Pertanian, Perindustrian, Keuangan, ESDM,
Kelautan dan Perikanan, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dalam Negeri, dan
pemerintah daerah. Selain itu, juga BUMN seperti Pelindo, Telkom, PLN, dan
asosiasi logistik, seperti ALI dan ALFI.

1.4 Pengertian Manajemen Logistik


Logistik baik secara langsung ataupun tidak langsung berhubungan dengan
kegiatan sehari-hari, bukan hanya kegiatan di dalam perusahaan saja, tetapi
sebagai konsumen kita juga mengalami dampak dari kegiatan manajemen logistik.
Maka dari itu diperlukan pendekatan manajemen dalam bidang logistik sehingga
dapat dikatakan dengan manajemen logistik. Manajemen logistik adalah suatu
ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan
kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta
penghapusan material/alat-alat, sehingga manajemen logistik mampu menjawab
tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik
setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif.
Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi
untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan
keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari
titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption)
dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.
Menurut Bowersok (2006) mengemukakan manajemen logistik bahwa,
“Manajemen logistik adalah unik karena ia merupakan salah satu aktivitas
perusahaan yang tertua tetapi juga termuda. Manajemen logistik merupakan
serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap
kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan
penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi. Dari pengertian manajemen logistik yang telah
dikemukakan oleh beberapa pakar di atas, maka dapat dibuat sintesis mengenai
manajemen logistik adalah kegiatan aliran barang yang dibagi menjadi dua yaitu
kegiatan secara manajerial dan kegiatan secara operasional (Setijadi, 2015).
Kegiatan manajerial dari logistik meliputi perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan, Sedangkan kegiatan operasional logistik meliputi pengadaan,
pencatatan, penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan dan penghapusan
barang-barang, baik barang-barang yang akan dijual kepada konsumen dengan
tujuan memenuhi kebutuhan pelanggan maupun peralatan yang merupakan
inventaris bagi perusahaan.
Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam
material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan, dalam keadaan yang
dapat dipakai, ke lokasi di mana ia dibutuhkan, dan dengan total biaya yang
terendah. Penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan (utility) waktu dan

4
tempat. Kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari operasi perusahaan juga
pemerintah.

1.5 Konsep Dasar Manajemen Logistik


Konsep manajemen yang diterapkan oleh perusahaan logistik berfungsi
sebagai penentu kebutuhan dari masing-masing program rencana. Hal tersebut
meliputi aktivitas analisa barang, skala prioritas, dan ketersediaan produk agar
dapat disesuaikan dengan anggaran milik perusahaan (Ilmiah et al., 2017).

1.6 Peran dan Tanggung Jawab Logistik


Peran dan tanggung jawab dari logistic yang dapat di antaranya sebagai
berikut :
1. Merencanakan Pemenuhan Kebutuhan
Logistik berperan untuk merencanakan pemenuhan kebutuhan. Hal ini
karena kegiatan logistik memiliki jadwal dan pengaturan yang tepat
sehingga bisa memastikan bahwa kebutuhan akan bisa terpenuhi setiap
hari.khususnya untuk pengiriman barang kebutuhan pokok.
2. Sebagai Tempat Penyimpanan
Logistik juga bisa sebagai tempat penyimpanan. Idealnya logistik
memiliki gudang tersendiri yang telah memiliki jadwal teratur untuk setiap
barang yang masuk maupun keluar.
3. Memelihara Kualitas Barang
Peran logistik selanjutnya adalah untuk memelihara kualitas barang yang
akan dikirim. Hal ini karena barang yang tersimpan di gudang logistik
akan dicek secara berkala untuk memastikan kualitas barang tetap bagus.
Hal ini juga mengurangi risiko barang mengalami cacat atau rusak saat
diterima oleh pelanggan.
4. Manajemen Anggaran
Satu lagi tanggung jawab dari adanya aktivitas logistik adalah untuk
mempermudah dalam proses manajemen anggaran. Hal ini karena semua
barang yang masuk maupun keluar dari gudang logistik akan dicatat
dengan rinci sehingga proses pengiriman barang bisa lebih maksimal,
cepat dan terjangkau.

1.7 Sasaran Logistik


Sasaran manajemen logistic yaitu pengguatan kapasitas aparatur pemerintahan
dan masyarakat dalam usaha mitigasi resiko ben.cana serta penangganan bencana
pembentukkan Tim Gerak Cepat.

1.8 Tujuan Manajemen Logistic


Perusahaan menerapkan prinsip manajemen dalam kegiatan logistik dengan
beberapa tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Utama
Aktivitas logistic management pada dasarnya adalah agar bisa fokus pada
proses pencapaian tujuan organisasi untuk mendapatkan hasil maksimal
sesuai ekspektasi.
2. Tujuan Khusus
Terdapat tiga tujuan khusus pada kegiatan logistic management, yaitu:
5
a. Menjaga persediaan barang agar kualitas dan kuantitasnya sesuai
saat diimplementasikan.
b. Supaya pengeluaran anggaran untuk tujuan pengadaan dapat
dilakukan secara efisien.
c. Mendukung dan menjaga efektifitas untuk mencapai tujuan utama.

1.9 Aktivitas Manajemen Logistik


Manajemen logistic memiliki beberapa aktivitas yang dijalankan, yaitu
sebagai berikut :
1. Aktivitas Pengumpulan
Kegiatan mengumpulkan sejumlah barang yang bisa digunakan untuk
penjualan akhir pada konsumen. Sejumlah barang tersebut merupakan
kumpulan barang yang tersendiri dari sejumlah barang yang sudah ada.
2. Aktivitas Penyimpanan
Kegiatan yang berkonsentrasi pada penyimpanan barang. Biasanya barang
akan akan dikelompokkan sebelum disebar ke reseller maupun supplier.
Perusahaan akan bersedia menanggung jumlah penyimpanan minimum
dan segala anggarannya berkenaan barang hasil produksi untuk menunjang
kegiatan transaksinya. Sementara itu, aktivitas transfer menjadi
mekanisme transformasi dari beberapa macam barang yang harus diubah
bentuknya secara fisik sehingga bisa menunjang transaksi.
3. Aktivitas Penyebaran
Kegiatan penempatan produk yang telah dikelompokkan sesuai dengan
jenis klasifikasi pada tempat tertentu. Dalam aktivitas ini sangat
dibutuhkan ketepatan waktu karena sangat dekat dengan tahap
pendistribusian produk ke konsumen akhir. Aktivitas ini merupakan tahap
akhir dari kegiatan logistik dan juga berkaitan dengan pelayanan terhadap
pengguna produk akhir oleh konsumen.
4. Aktivitas Pembiayaan
Kegiatan yang melibatkan kebutuhan terhadap anggaran yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan logistik.
Pembiayaan harus mencakup biaya yang benar-benar bisa digunakan
dalam secara maksimal dalam kegiatan logistik. Biaya logistik juga harus
diusahakan seefisien mungkin sehingga perusahaan bisa mendapat
kepemimpinan biaya logistik.
5. Aktivitas Komunikasi
Penyampaian ide, konsep, gagasan, informasi ke arah hasil akhir yang
diharapkan dalam sistem manajemen logistik. Aktivitas komunikasi akan
terus terus berlangsung selama produk dibuat, di transfer, dikelompokkan,
dan disimpan. Selain itu, komunikasi juga akan diperlukan untuk
menghadapi perubahan transaksi di masa mendatang. Setiap aktivitas
manajemen logistik bisa mempengaruhi sistem logistik yang sedang
berjalan. Maka dari itu, perusahaan harus selalu bisa mengawasi setiap
aktivitas logistik agar kegiatan logistik bisa berjalan dengan baik.

6
1.10 Komponen Manajemen Logistik
Komponen manajemen logistic terdiri dari lima komponen yaitu :
1. Transportasi
Logistik dan transportasi adalah dua hal yang saling berkaitan, transportasi
yang baik meliputi kecepatan, pelayanan yang efektif, dan efisien, tentu
manajemen logistik pun bisa berlangsung dengan optimal. Semakin cepat
pengiriman, tentu semakin besar juga biaya yang harus dikeluarkan.
2. Komunikasi
Komunikasi menjadi komponen yang penting dalam manajemen logistik.
Komunikasi yang baik ini menciptakan sirkulasi informasi yang baik pula
sehingga sistem logistik yang dijalankan bisa berjalan baik.
3. Pengawasan
Pengawasan yang baik meliputi kontrol pada setiap hal yang berkaitan
dengan proses logistik. Dengan pengawasan yang baik, semua aspek bisa
berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sehingga secara otomatis
manajemen logistik bisa dijalankan dengan efektif dan efisien.
4. Persediaan
Komponen selanjutnya adalah persediaan, yakni pengadaan bahan atau
material di gudang. Manajer harus memiliki persediaan yang lebih di
gudang untuk memmenuhi permintaan terhadap produk yang tidak bisa
diprediksi.
5. Penyimpanan
Penyimpanan merujuk kepada tatacara gudang bertanggung jawab dalam
menjadi ruang penyimpanan yang aman. Gudang menjadi ruang
penyimpanan yang menjaga produk sehingga logistik bisa berjalan dengan
efisien dan efektif (Saputra & C, n.d.).

1.11 Fungsi Manajemen Logistik


Dalam proses penerapannya (Rofifah, 2020), manajemen logistik mempunyai
berbagai fungsi penting yang akan selalu berhubungan antara yang satu dengan
yang lainnya. Berikut ini adalah fungsi-fungsi manajemen logistic :
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen, seperti halnya
dalam manajemen logistik yang memiliki kegiatan manajemen diantaranya
adalah perencanaan. Kaitannya dalam logistik, perencanaan dalam
manajemen logistik merupakan pemikiran akan perumusan tindakan-
tidakan yang berkaitan dengan kegiatan operasional logistik. Manajer
logistik biasanya menghadapi 3 tipe situasi perencanaan sebagai kriteria
dasar untuk menentukan masing-masing sifatnya adalah komitmen aktiva,
lamanya waktu perencanaan, dan kemungkinan pelaksanaannya,
Bowersok (2004), yaitu:
a. Perencanaan strategis
b. Perencanaan operasional
c. Perencanaan taktis.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) diartikan sebagai pengelompokan dan
penentuan berbagai kegiatan penting dan pemberian kekuasaan untuk
pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut (Terry : 2006). Fungsi
7
pengorganisasian berarti suatu kegiatan merancang dan merumuskan
struktur formal dengan cara mengelompokan, mengatur, dan membagi
aktivitas ke dalam atau kepada unit-unit kerja dan atau kegiatan
mengelompokan, mengatur, dan membagi aktivitas atau tugas-tugas
pekerjaan sekaligus wewenang kepada setiap unit kerja atau anggota
organisasi. Menurut Terry (2006), Organizing mencakup:
1) Membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok
2) Membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan
pengelompokan tersebut
3) Menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit
organisasi.
3. Pengawasan
Pengawasan mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk
mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur
perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
Pengawasan mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi
dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin,
mengembangkan dan memberi kompensasi kepada mereka. Dalam
kegiatannya sang manajer mengawasi segala aktifitas kegiatan logistik
yang ada di dalam perusahaan, tindakan dalam pengawasan adalah
melakukan pengecekkan (control) terhadap pemakaian barang sampai
dengan hasilnya atau output. Pengawasan ini dilakukan oleh para manajer
atau secara lebih rinci dilaksanakan oleh kepala unit di masing-masing
bagian untuk mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh karyawan.
4. Pengadaan
Pengadaan logistik merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan
logistik sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan
spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat dengan harga dan sumber yang
dapat dipertangggungjawabkan. Serangkaian kegiatan pengadaan logistik
dimulai dari perencanaan dan penentuan kebutuhan sampai dengan
penerimaan logistik.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan logistik merupakan kegiatan pengelolaan logistik berkaitan
dengan upaya mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan daya hasil
logistik baik usaha yang bersifat preventif maupun represif sehingga setiap
logistik yang ada senantiasa merupakan logistik yang siap pakai (ready for
use) serta menjamin jangka waktu pemakaian barang mencapai batas
waktu yang optimal. Kegiatan pemeliharaan ini lebih sulit dilakukan
dibandingkan dengan pengadaan logistk, karena mudah saja kita dapati di
beberapa perusahaan terdapat barang-barang logsitk yang tidak terawat,
kotor, asal dalam penempatannya, tidak teratur dan terkadang penampilan
tidak sesuai dengan umur barang.

1.12 Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan


Manejemen logistic memiliki fungsi perencanaan sebagai landasan kegiatan
logistic di masa depan dan fungsi penentuan kebutuhan yang juga menjadi

8
landasan dalam menentukan kebutuhan di masa yang akan datang. Fungsi
perencanaan dan penentuan kebutuhan dalam manajemen logistic, yaitu :
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy secara umum merupakan
proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian
menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program),
taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
2. Fungsi Penentuan Kebutuhan
Fungsi penetapan kebutuhan memiliki fungsi dalam menetapkan sasaran
bidang perlengkapan material, berdasarkan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, meletakkan landasan dan atau pedoman penyelenggaraan
bidang perlengkapan, dan sebagai dasar pengukuran-pengukuran dalam
menyelenggarakan kegiatan di bidang perlengkapan, baik dalam skala
fisik, maupun dalam skala mata uang.

9
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Sejarah perkembangan Logistik berawal sejak zaman dahulu kala. Kata
Logistik itu sendiri berasal dari 2 bahasa yaitu Yunani dan Perancis. Dalam
bahasa Yunani kata Logistik berasal dari kata Logos yang berarti: “rasio, kata,
kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi”. Sedangkan dalam bahasa Perancis kata
Logistik berasal dari kata Loger yang artinya untuk menginapkan atau
menyediakan.Sehingga dapat diartikan bahwa, logistik adalah proses perencanaan,
implementasi dan kontrol yang efisien, alur yang efektif dan penyimpanan barang
dan jasa, dan seluruh informasi terkait dari suatu titik asal menuju titik konsumsi
demi memenuhi kebutuhan pelanggan. Logistik telah berkembang dari berbagai
era, pada era industry konsep logistik berkembang, akibat meningkatnya tingkat
kompleksitas demand atas suatu barang yang dipengaruhi oleh ketepatan waktu
penerimaan barang, kualitas, kuantitas dan jarak.
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat, sehingga
manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai
tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan
dipergunakan secara efisien dan efektif. Tujuan logistik adalah menyampaikan
barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu
dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi di mana ia dibutuhkan,
dan dengan total biaya yang terendah. Penyelenggaraan logistik memberikan
kegunaan (utility) waktu dan tempat. Kegunaan tersebut merupakan aspek penting
dari operasi perusahaan juga pemerintah.
Manajemen logistic memiliki fungsi yang kompleks pada kegiatan
manajemen, fungsi manajemen logistic dimulai dari fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan, pengadaan, dan pemeliharaan. Selain itu,
manajemen logistic juga memiliki fungsi khusus di dalam perencanaan dan
pemenuhan kebutuhan untuk pencapaian tujuan utama manajemen logistic dalam
pemenuhan kebutuhan pelanggan.
2.2 Saran
Berdasarkan materi tentang Logistik dan Manajemen Logistik yang bisa
kami uraikan dalam makalah ini, tentunya memiliki banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan referensi yang kami punya.
Sehubungan dengan kekurangan makalah ini kami harapkan kepada pembaca
memberikan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang
lebih baik di masa yang akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ilmiah, J., Administrasi, I., & Logistik, M. (2017). Manajemen Logistik Dalam
Menunjang Kegiatan Operasi Pencarian dan Pertolongan Pada Kantor
Search And Rescue ( SAR ) Kelas A Biak. 7(1).
Raza, E., Sabaruddin, L. O., & Komala, A. L. (2020). Manfaat dan Dampak
Digitalisasi Logistik di Era Industri 4 . 0. 4(1), 49–63.
Regency, S., & District, O. (2022). https://stikes-nhm.e-journal.id/OBJ/index.
122–131.
Rofifah, D. (2020). Definisi Manajemen Logistik. Paper Knowledge . Toward a
Media History of Documents, 12–26.
Saputra, D. C., & C, L. A. (n.d.). Komponen Manajemen Logistik.
Setijadi. (2015). Pengantar manajemen logistik. 1–11.
Yunani, A., & Widijawan, D. (2020). Logistik Dalam Beragam Perspektif ;
Evolusi Konsep , Praktik , dan Isu Kebijakan di. 10(02), 52–59.

Anda mungkin juga menyukai