Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Logistik

Sejarah perkembangan Logistik berawal sejak zaman dahulu kala. Kata Logistik itu
sendiri berasal dari 2 bahasa yaitu Yunani dan Perancis. Dalam bahasa Yunani kata Logistik
berasal dari kata Logos yang berarti: “rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi”.
Sedangkan dalam bahasa Perancis kata Logistik berasal dari kata Loger yang artinya untuk
menginapkan atau menyediakan.

Konsep Logistik pada awalnya digunakan pada sebuah ilmu militer tentang cara
pengadaan barang dan supply makanan pada saat zaman perang. Dalam ilmu militer, logistik
merupakan faktor terpenting dalam strategi militer. Diceritakan dalam perang antara Yunani dan
Troya, Yunani tidak dapat melakukan serangan ke pihak Troya dikarenakan keterbatasan supply
makanan dan Logistik. Di lain pihak, Troya yang saat itu sudah terkepung oleh pasukan Yunani,
tidak langsung menyerang pasukan Yunani, melainkan mereka menyerang persediaan makanan
milik Yunani. Yunani mengerti akan penting nya supply makanan dan keterbatasan Logistik
milik mereka, berusaha mempertahankan supply makanan mereka.

Selain dalam peperangan antara Yunani dan Troya, strategi Logistik juga memiliki peran
penting dalam perang kemerdekaan Amerika. Disebutkan bahwa faktor utama kekalahan inggris
dan Poros disebabkan karena kegagalan Logistik dalam menyuplai makanan dan bahan baku
perang.

Setelah perang dunia ke II, ilmu mengenai Logistik mengalami perkembangan. Logistik
yang dulunya merupakan ilmu militer yang digunakan dalam perang, sekarang mulai digunakan
dalam bidang bisnis.

Pada sekitar tahun 1970, Logistik merupakan bagian dari perusahaan atau organisasi yang
berfungsi sebagai penyedia barang yang dibutuhkan suatu perusahaan.

Pada sekitar tahun 1980, Logistik mengalami perubahan orientasi. Pada fase ini, dunia
usaha sudah mempertimbangkan Logistik sebagai bagian penting dalam sistem, serta para pakar
dan akademisi memunculkan konsep baru yaitu Supply Chain Management.

Pada sekitar tahun 1990, muncul konsep baru dalam ilmu logistik yaitu konsep Cross
business Logistik, didukung dengan kemajuan teknologi dunia.

Abad 21, dengan semakin ketatnya persaingan dibidang logistik, muncul lah strategi baru
dibidang logistik yaitu strategi Supply Chain Management (SCM). Dengan menggunakan
strategi SCM, perusahaan perusahaan yang bergerak dibidang logistik diharapkan akan mampu
memenangkan persaingan.

Demikian penjelasan singkat sehubungan dengan sejarah perkembangan logistik dari


masa ke masa. Dengan berkembangnya konsep logistik - yang awalnya merupakan ilmu militer
dalam sebuah peperangan - semakin banyak pula strategi-strategi baru yang muncul untuk
mendukung konsep awal ilmu logistik tersebut.

Persaingan bisnis dalam bidang logistik pun menjadi semakin ketat, dan diharapkan para
pengguna jasa logistik untuk dapat memilih perusahaan logistik dengan cukup bijak. Banyak
perusahaan logistik yang telah berkembang dan memiliki tingkat kepuasan pelanggan yang
cukup tinggi.

Transportasi dan Logistik

Transportasi adalah suatu proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari
suatu tempat ke tempat lain dengan mempergunakan suatu sistem tertentu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan cara bergerak dan saling berhubungan. Fungsinya adalah
menghubungkan orang dengan tata guna lahan,pengikat kegiatan dan memberikan kegunaan
tempat dan waktu untuk komoditi yang diperlukan

Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan suatu mata rantai penghubung.
Hampir setiap perusahaan dari ukuran apa saja mempunyai manajer lalu lintas yang bertanggung
jawab terhadap pengelolaan program transportasinya. Pada umumnya perusahaan mempunyai 3
alternatif untuk menetapkan kemmpun transportasinya.Pertama armada peralatan swasta dibeli
atau disewa.Kedua, kontrak khusus dapat diatur dengan spesialis transport untuk mendapatkan
kontrak jasa pengangkutan. Ketiga bentuk transport ini dikenl sebagai private (swasta), contract
(kontrak) dan common carriage(angkutan umum). Jika dilihat dari sistem logistik terdapat 3
faktor yang memegang peranan dalam menentukan kemampun pelayanan transportasi. Ketiga
fakor tersebut menurut Bowersox (1995) adalah biaya, kecepatan,dan konsistensi.

Logistik adalah manajemen aliran perpindahan barang dari suatu titik asal yang berakhir
pada titik konsumsi untuk memenuhi permintaan tertentu, contohnya tertuju kepada konsumen
ataupun perusahaan-perusahaan.Jenis barang yang ada dalam bidang logistik terdiri dari benda
berwujud fisik seperti makanan, bahanbahan bangunan, hewan, peralatan dan cairan. Sama
halnya dengan perpindahan benda tidak berwujud (abstract) seperti waktu, informasi, partikel
dan energi.Logistik benda fisik pada umumnya ikut melibatkan integrasi aliran informasi,
penanganan bahan, produksi, packaging, persediaan, transportasi, warehousing, dan keamanan.
Kompleksitas dalam logistik dapat dianalisa, diuraikan menjadi suatu model, divisualisasikan
dan dioptimalisasi dengan simulation software yang ada.

Logistik adalah proses perencanaan, implementasi dan kontrol yang efisien,alur yang
efektif dan penyimpanan barang dan jasa, dan seluruh informasi terkait dari suatu titik asal
menuju titik konsumsi demi memenuhi kebutuhan pelanggan.Definisi ini mengikutsertakan
inbound, outbound, pergerakan internal dan eksternal, dan return of materials untuk tujuan yang
bersifat environmental.Logistik berperan efektif dalam persaingan yang secara luas dakui
sebagai suatu kinerja pelayanan pelanggan yang unggul Pencapaian nilai logistik berdasarkan
layaran berkualitas tinggi dan pengendalian biaya adalah dimensi penting dari suatu bisnis yang
berfokus pada peningkatan perilaku pembelian konsumen.

Sejarah Logistik di era industri

Sejarah logistik di era industri

Pada era tersebut konsep logistik berkembang. Akibat meningkatnya tingkat


kompleksitas demand atas suatu barang yang dipengaruhi oleh ketepatan waktu penerimaan
barang, kualitas, kuantitas dan jarak.

Manajemen di rantai supply logistik yang kompleks tersebut bersinggungan dengan


variabel peramalan demand di masa depan, penurunan kualitas, serta moda transportasi yang
seluruhnya akan mempengaruhi harga.

Masa depan industri logistik yang ideal adalah yang hijau/berkelanjutan/ramah


lingkungan, pintar, efisien, dan kompetitif. Hijau dalam arti berbasis pada penggunaan energi
baru terbarukan (EBT), renewable energy, atau energi bersih.

Pintar, yakni memanfaatkan perkembangan teknologi, khususnya terkait revolusi industri


yang dapat meningkatkan efisiensi. Efisien, tak hanya secara ekonomi, tetapi juga secara
lingkungan, yakni dengan tingkat emisi karbon atau gas rumah kaca (GRK) kecil atau bahkan
nol (zero emission).

Dari perspektif ekonomi, rasio atau persentase biaya logistik terhadap produk domestik
bruto (PDB) ditekan hingga satu digit saja (di bawah 10 persen), produktivitas pelabuhan cukup
tinggi, dan dwelling time yang cepat.

Kompetitif, yakni dengan kualitas layanan logistik prima dan harga bersaing.
Masalahnya, bagaimana kita dapat mencapai tujuan/kondisi yang kita kehendaki itu dan strategi
apa yang dapat kita tempuh.

Eco-logistics”

Akhir-akhir ini tengah berkembang cara berpikir atau paradigma ekonomi hijau yang
urgensinya terasa semakin kuat, terlebih setelah terselenggaranya KTT Perubahan Iklim Ke-26 di
Glasgow, Inggris Raya, belum lama ini.

Sesuai agenda nasional dan global terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
dan perubahan iklim, kita menghendaki terwujudnya green logistics atau eco-logistics, atau
green supply chain paling lambat 2050

Logistik melibatkan transportasi logistik, pergudangan, inventori, packaging, material


handling, dan rantai pasok (supply chain). Dengan green logistics, transportasi logistik harus
ramah lingkungan, sejak titik awal hingga titik akhir, baik ekspor, impor, maupun perdagangan
domestik antarpulau.

Sebagai informasi, green logistics telah dirintis di Jepang pada 2006 oleh DHL, satu
perusahaan logistik terkemuka dunia. DHL Jepang menggunakan mobil F-Cell dari
DaimlerChrysler berbahan bakar compressed hydrogen, dan truk Eco-Hybrid dari Mitsubishi
Fuso. Kita berharap, cepat atau lambat, para pemain logistik terkemuka di Indonesia dapat
mengikuti langkah DHL ini.

Beberapa strategi dapat ditempuh dalam masa transisi atau transformasi menuju logistik
hijau. Pertama, pemanfaatan energi berpola hibrida atau diselang-seling antara penggunaan
energi kotor dan energi bersih untuk mereduksi emisi karbon. Misalnya di pelabuhan peti kemas
dipasang PLTS untuk mengoperasikan RTG di samping masih menggunakan diesel berbahan
bakar fosil atau listrik PLN yang berasal dari PLTU batubara.

Kedua, dalam jangka pendek/menengah beralih ke energi fosil yang lebih bersih, yakni
BBG atau EBT, seperti biosolar untuk mesin diesel pada armada truk logistik. Armada lama
(truk/kereta api logistik) perlu diganti dengan armada baru berbahan bakar EBT, seperti biosolar,
baterai listrik, atau hidrogen.

Ketiga, membangun transportasi jalan dan kereta api yang terintegrasi sehingga dapat
mengurangi penggunaan energi.

Keempat, akselerasi penggantian avtur berbasis fosil dengan green avtur atau bioavtur
untuk transportasi udara, termasuk untuk angkutan logistik. Hal ini perlu didukung dengan
penelitian dan pengembangan, misalnya kerja sama antara Pertamina, ITB, BPDPKS, dan PT DI,
terkait bioavtur J2.4 yang menggunakan campuran minyak inti sawit sebesar 2,4 persen.

Kelima, regulasi penggunaan kemasan dan palet dalam industri logistik dengan bahan-
bahan yang biodegradable.

Dengan demikian,untuk mewujudkan sistem gistik yang efisien dan berkelanjutan dalam
era Industry , perlu sinergi antarsektor/kementerian dan lembaga, tak terkecuali swasta.
Kementerian Perhubungan tidak mungkin bisa bekerja sendiri sehingga perlu dukungan dari
sejumlah kementerian, seperti Kominfo, PUPR, Perdagangan, Pertanian, Perindustrian,
Keuangan, ESDM, Kelautan dan Perikanan, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dalam Negeri,
dan pemerintah daerah. Selain itu, juga BUMN seperti Pelindo, Telkom, PLN, dan asosiasi
logistik, seperti ALI dan ALFI

Pengertian Manajemen Logistik

 Manajemen logistik adalah bagian dari proses rantai pasok yang terdiri dari
perencanaan, implementasi dan kontrol agar lebih efektif dan efisien terhadap Aliran
dan penyimpanan barang, jasa, dan informasi terkait dari titik asal ke titik pemakaian
dalam memenuhi pesanan permintaan pelanggan.
 Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses
mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat, sehingga
manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan
dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan
secara efisien dan efektif (Subagya, 1994).
 Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan
penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan
(point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan para pelanggan.

Konsep dasar manajemen logistik

Konsep manajemen yang diterapkan oleh perusahaan logistik berfungsi sebagai penentu
kebutuhan dari masing-masing program rencana. Hal tersebut meliputi aktivitas analisa barang,
skala prioritas, dan ketersediaan produk agar dapat disesuaikan dengan anggaran milik
perusahaan.

Peran,tanggung jawab logistik

1. Merencanakan Pemenuhan Kebutuhan

Logistik berperan untuk merencanakan pemenuhan kebutuhan. Hal ini karena kegiatan logistik
memiliki jadwal dan pengaturan yang tepat sehingga bisa memastikan bahwa kebutuhan akan
bisa terpenuhi setiap hari.khususnya untuk pengiriman barang kebutuhan pokok.

2. Sebagai Tempat Penyimpanan

Logistik juga bisa sebagai tempat penyimpanan. Idealnya logistik memiliki gudang tersendiri
yang telah memiliki jadwal teratur untuk setiap barang yang masuk maupun keluar.

3. Memelihara Kualitas Barang

Peran logistik selanjutnya adalah untuk memelihara kualitas barang yang akan dikirim. Hal ini
karena barang yang tersimpan di gudang logistik akan dicek secara berkala untuk memastikan
kualitas barang tetap bagus. Hal ini juga mengurangi risiko barang mengalami cacat atau rusak
saat diterima oleh pelanggan.

4. Manajemen Anggaran
Satu lagi tanggung jawab dari adanya aktivitas logistik adalah untuk mempermudah dalam
proses manajemen anggaran. Hal ini karena semua barang yang masuk maupun keluar dari
gudang logistik akan dicatat dengan rinci sehingga proses pengiriman barang bisa lebih
maksimal, cepat dan terjangkau.

Anda mungkin juga menyukai