Industri Logistik
Disusun Oleh:
Alvira Ratitya Kumalasari (041711333016 / 7)
Fadhillah Alfi Pradityani (041711333018 / 8)
Apriliani Panca Putri (041711333024 / 9)
Desisca Ajeng Anjassari (041711333041 / 10)
Kelas: M
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
INDUSTRI LOGISTIK
Bisnis logistik merupakan salah satu sektor usaha yang saat ini memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi, seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat dan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Peran perusahaan
logistik di tanah air juga akan terus berkembang seiring pertumbuhan ekonomi yang
semakin membaik. Perkembangan tersebut harus didukung dengan upaya-upaya yang
dilakukan untuk mencapai sistem logistik yang efektif dan efisien. Pencapaian itu
dipengaruhi oleh keadaan Indonesia yang memiliki 17.504 pulau, 225 juta penduduk
dan sumber daya alam yang melimpah seperti minyak, gas, batu bara, dan kelapa sawit.
Potensi komoditas Indonesia yang beragam juga menjadi peluang industri logistik.
Keadaan ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah pasar yang menjanjikan dengan
kekayaan sumber daya yang dimiliki.
Supply Chain Indonesia (SCI) memprediksi sektor logistik akan tumbuh sebesar
11,56% dari Rp 797,3 triliun pada 2018 menjadi Rp 889,4 triliun pada 2019. Pada tahun
2018, sektor logistik (yang dalam pengelompokan lapangan usaha Badan Pusat
Statistik/BPS sebagai Transportasi dan Pergudangan) berkontribusi sebesar 5,37%
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang bernilai Rp 14.837,36 triliun. Tingkat
pertumbuhan sektor logistik tahun 2019 yang diprediksi sebesar 11,56% tersebut lebih
tinggi daripada tahun 2018. Berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia (SCI)
terhadap data Produk Domestik Bruto (PDB) dari Biro Pusat Statistik (BPS), sektor
logistik (lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan) tahun 2018 tumbuh sebesar
8,44% dari tahun 2017 yang sebesar 735,2 triliun. Namun, kontribusi terhadap PDB
mengalami penurunan dari 5,41% pada 2017 menjadi 5,37% pada 2018. SCI
memprediksi kontribusi sektor logistik terhadap PDB pada tahun 2019 akan meningkat
menjadi 5,55%. Nilai kontribusi tersebut lebih tinggi daripada kontribusi pada periode
2016-2018.
SCI menganalisis pertumbuhan sektor logistik didorong antara lain oleh pertumbuhan
Industri Pengolahan Nonmigas terutama industri makanan dan Perdagangan karena
peningkatan produksi barang-barang domestik dan impor. Selain sektor Pertanian yang
mengalami pertumbuhan, sektor konstruksi juga tumbuh dengan peningkatan
pembangunan infrastruktur. SCI menganalisis salah satu penyebab penurunan kontribusi
tersebut karena pengaruh dari sektor industri pengolahan non migas. Walaupun industri
makanan dan minuman tumbuh, namun sektor tersebut mengalami perlambatan pada
tahun 2018. Selain itu, pertumbuhan ekspor juga mengalami penurunan. Perkembangan
ekonomi global yang mengalami perlambatan dan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi nasional juga berdampak terhadap sektor logistik Indonesia pada tahun 2018.
Pertumbuhan sektor logistik membutuhkan peranan dan sinergi para pihak. Perusahaan-
perusahaan penyedia jasa logistik, pelaku logistik, dan penyedia fasilitas/infrastruktur
logistik bersama Pemerintah perlu menetapkan standardisasi bidang logistik, yang
mencakup people (kompetensi SDM), process (praktik operasional), dan technology
(infrastruktur, fasilitas, dan peralatan). Kolaborasi antar penyedia jasa logistic perlu
ditingkatkan, juga antara penyedia jasa logistik dan penyedia fasilitas/infrastruktur
logistik, seperti pelabuhan dan bandara. Di lain sisi, Pemerintah perlu mendorong
perkembangan sektor logistik dengan program dan kebijakan yang bersifat
implementatif. Program peningkatan konektivitas harus segera disusun sejalan dengan
pembangunan infrastruktur untuk dapat mewujudkan keseimbangan dan integrasi
antarmoda transportasi. Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional
(Sislognas) yang diterbitkan pada tahun 2012 perlu segera direvisi untuk disesuaikan
dengan perkembangan kebutuhan nasional. Penyesuaian juga diperlukan untuk
menghadapi perubahan global, seperti digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0.
PESTLE Analysis
Political (Politik)
Bisnis jasa kurir atau pengiriman barang dan logistik saat ini
berkembang pesat dan terlebih pasca bergulirnya UU Pos No.38/2009 yang men
dorong sistem liberalisasi dalam industri perposan Indonesia, ternyata makin
membuat bisnis kurir dan logistik makin bersaing sengit untuk merebut
pasar. HadirnyaUU Pos baru membuka keran bagi perusahaan kurir dan logistik
swasta, baik lokal dan asing untuk terjun dalam industri perposan tanah air
berupa pengiriman barang atau dokumen dan yang lainnya.
Economical (Ekonomi)
Social (Sosial)
Technological (Teknologi)
Legal
Undang-Undang No. 38 Tahun 2009 tentang Pos (UU Pos) yang menggantikan
UU Pos sebelumnya (UU No. 6 Tahun 1984), merupakan politik hukum yang
merefleksikan produk hukum dengan tujuan : ketertiban, kepastian, dan
kemanfaatan (keadilan) bagi pelaku usaha di bidang Pos (Definisi Pos dan
Pelaku Usaha Pos yang meliputi BUMN, BUMD, Swasta, dan Koperasi
(Pasal 1 angka 1 juncto Pasal 4 UU Pos No. 38/09). UU Pos 38/09, memuat
nilai keberlakuan jangka panjang yang future oriented sebagaimana dicita-
citakan (ius constituendum) tanpa harus mengorbankan tujuan utama
penegakan hukum di bidang penyelenggaraan industri kurir, Pos, dan logistik.
UU Pos 38/09 merupakan ―anak zaman baik karena kebutuhan
perekonomian nasional maupun perdagangan global.
Environmental
Kerangka kerja lima kekuatan memberikan cara berpikir yang sistematis mengenai
bagaimana kekuatan-kekuatan kompetitif bekerja pada suatu industry dan bagaimana
kekuatan tersebut menentukan tingkat pendapatan dari industri yang berbeda dan
segmen-segmen industri
Bisnis ini akan menjadi sangat menarik competitor untuk ikut masuk ke bisnis
ini. Bila ditinjau dari barrier atau pembatas untuk masuk dan keluar ke bisnis ini,
maka bisnis ini tergolong low barrier for entry dan low barrier for exit.
Terutama bagi perusahaan yang sudah memiliki fondasi jaringan distribusi yang
luas.
Ancaman pendatang baru dalam bisnis kurir adalah perusahaan kurir seperti
DHL, ASPERINDO, Fedex, Cahaya Nusantara Express, Cito Express, dan lain-
lain. Dalam menghadapi ancaman pendatang baru, cara yang harus dilakukan
oleh suatu perusahaan logistik adalah memberikan keamanan dan kenyamanan
dalam pengiriman, memberikan harga yang terjangkau, serta tepat waktudalam
pengiriman.
Daya tawar konsumen pada industry logistik adalah masyarakat umum. Untuk
lebih mendekatkan diri dengan pelanggan, perusahaan-perusahaan logistic dapat
membuat strategi agar dapat menarik perhatian pembeli. Dengan menghadapi
daya tawar konsumen dan mempertahankan konsumen, perusahaan logistic
dapat lebih meningkatkan fasilitas dan pelayanan sehingga
kepercayaan pelanggan semakin tinggi
Dalam hal ini persaingan ancaman produk pengganti adalah layanan pengiriman
uang. Perusahaan logistic dapat melakukan strategi dengan bekerjasama dengan
perusahaan layanan pengiriman uang sehingga dapatmempertahankan kualitas
produk dan memperluas jaringan hingga ke pelosok seta memaksimalisasikan
jam operasional.
PT. Dian Mega Kurnia merupakan Badan Usaha yang bergerak di bidang Jasa
Pengiriman Barang Berdirinya PT. Dian Mega Kurnia dilatar belakangi adanya
peluang untuk memasuki pasar konsumen yang membutuhkan pengiriman barang
secara cepat.
Visi
Menjadi perusahaan terbaik dan terpercaya dalam bidang jasa Pengiriman barang di
wilayah Indonesia dengan memberikan jasa layanan yang berkualitas, tepat waktu,
dan bertanggung-jawab.
Misi
Analisis Internal
Analisa Lingkungan Internal
Manajemen
Fungsi manajemen terdiri atas lima aktifitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemberian motivasi, pengelolaan staff dan pengendalian. Analisis internal menilai
fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan oleh suatu organisasi untuk melihat kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi tersebut dalam perumusan strategi.
Pada perusahaan DMK Cargo ini, dari lima aktifitas yang disebutkan diatas, faktor
internal bermula dari visi dan misi dari perusahaan, yaitu dengan visinya adalah
“Menjadi salah satu perusahaan jasa terbaik dalam bidang Pengiriman barang di
wilayah Indonesia dengan memberikan layanan jasa yang berkualitas, tepat waktu, serta
bertanggung-jawab”. Sedangkan misinya adalah “Meningkatkan layanan jasa secara
berkesinambungan sekaligus memperluas jaringan kerja dengan di dukung oleh tenaga-
tenaga ahli di bidangnya, professional, berpengalaman serta penuh tanggung jawab”.
Pemasara
Terdapat tujuh fungsi dasar pemasaran, yaitu analisis pelanggan, penjualan produk dan
jasa, perencanaan produk atau jasa, penetapan harga, distribusi riset pemasaran dan
analisis peluang.
Dalam hal promosi atau pemasarannya sendiri, DMK Cargo membuat website dengan
content yang selalu di update seperti vendor, harga dan jadual kiriman barang. Selain
melalui promosi melalui website, DMK Cargo juga mempromosikan perusahaan dengan
memanfaatkan media cetak, dan media publikasi seperti memasang iklan pada yellow
pages, memasang iklan pada majalah atau koran, media POS (brosur, flyer, dan
lainnya).
Keuangan
Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai suatu ukuran terbaik untuk posisi
kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Oleh karena itulah, dalam
menganalisis kondisi keuangan organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan
keuangan suatu organisasi sangat penting untuk merumuskan strategi secara efektif.
a. Produksi/Operasi
Pada perusahaan jasa yang bergerak dibidang jasa pengiriman barang
merupakan hal yang sangat sensitif bagi pelanggan, karena sangat erat
dengan waktu dan safety. Tentunya pelanggan ingin mendapatkan barang
yang dikirimnya tiba ditempat dengan tepat waktu dan barang tersebut
terjamin tidak hilang ataupun rusak.
a. Ekonomi
Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap potensi menarik
atau tidaknya berbagai strategi. Faktor-faktor eksternal dibutuhkan untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu organisasi.
Dilihat dalam segi ekonomi di Indonesia, pertumbuhan bisnis di sektor
jasa pengiriman barang sangat pesat.
Selama ini perangkat aturan yang mengatur tentang usaha ini hanya UU
no. 6 Tahun 1964 tentang monopoli pengiriman jasa surat oleh PT. Pos
Indonesia. Serta Kepmen Perhubungan Tahun 1989 serta sebagian dalam
UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran. Dengan sedikitnya perangkat
aturan yang mengatur bisnis ini, maka solah-olah Pemerintah masih
belum serius menggarap usaha ini padahal usaha ini dapat memberikan
masukan ke negara lebih dari Rp. 200 miliar per tahun.
d. Teknologi
Teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus
dipertimbangkan dalam formulasi suatu strategi. Dengan melihat
perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, perusahaan manapun baik
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi barang jadi dan
produksi jasa sangat dituntut untuk mengikuti teknologi agar tidak kalah
dalam persaingan.
e. Kekuatan Kompetitif
Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan
hal yang penting dalam formulasi strategi.
Analisis SWOT
Strategi SO
4) Kerja sama dengan beberapa rumah sakit jika terdapat jenazah yang
harus dikirim ke kota tertentu
Strategi ST
Strategi WO
Matriks EFE meringkas dan mengevaluasi dari kondisi eksternal yang ada
seperti kondisi ekonomi, social budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintah, hukum, dan teknologi yang akan dilihat sebagai sebuah peluang
yang sangat menguntungkan bagi perusahaan atau sebaliknya dapat dilihat
sebagai ancaman bagi perusahaan yang harus selalu diantisipasi
Matriks IFE meringkas dan mengevaluasi informasi dari kondisi internal perusahaan
yang ada seperti kondisi sumber daya, sistem manajemen perusahaan, sistem
pemasaran, kondisi keuangan serta teknologi dan pengembangan yang telah dilakukan
perusahaan yang akan dilihat sebagai kekuatan yang akan meningkatkan kinerja
perusahaan, atau sebaliknya dapat dilihat sebagai kelemahan yang akan menghambat
laju perusahaan.
Strategi
Market Development Perluasan pasar DMK Cargo akan berada di Bandung dengan
memperitmbangkan berkembangnya bisnis kreatif di daerah
Bandung, tepatnya di Bandara Husen Sastranegara
Pos Indonesia merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia
yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos Indonesia
merupakan Perseroan Terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia.
Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 1995. Peraturan Pemerintah tersebut berisi tentang
pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum (perum)
menjadi sebuah perusahaan persero.
Visi
Misi
Analisis Internal
b. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah sekumpulan kepercayaan, harapan dan nilai yang
dipahami serta dilaksanakanoleh tiap-tiap anggota perusahaan dan akan
membentuk perilaku orang-orang di dalam perusahaan tersebut.
a. Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar
perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Lingkungan tersebut memberikan perusahaan peluang
(opportunity) dan ancaman (threat). Lingkungan eksternal makro terdiri atas
faktor ekonomi, sosial budaya, politik dan kebijakan pemerintah, teknologi
serta demografi.
1) Faktor Ekonomi
kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara dapat mempengaruhi iklim
bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin
buruk pula iklim berbisnis. Beberapa faktor kunci yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau Negara
adalah: siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga,
investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga
kerja.
2) Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup
keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari
orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Faktor-faktor ini
biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, pendidikan
dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial berubah maka permintaan
untuk berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan.
Perusahaan juga harus dapat memperhatikan tentang hal-hal yang
menyangkut faktor demografi diantaranya adalah ukuran populasi,
distribusi geografi (lokasi/jalur distribusi sampai ke agen-agen),
pencampuran etnis serta distribusi pendapatan.
3) Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah
Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor
penting bagi para pengusaha untuk menjalankan usaha. Beberapa hal
yang perlu di perhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat
berkembang dengan baik adalah Undang-Undang tentang lingkungan
dan perburuhan, Peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas
pemerintahan, Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan
sistem perpajakan (Umar, 2008).
4) Faktor Teknologi
Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi suatu
perusahaan maka harus disadari akan perubahan teknologi yang dapat
mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat
memiliki dampak terhadap perencanaan perusahaan melalui
pengembangan proses produksi dan pemasaran produk suatu
perusahaan.
5) Pesaing
Intensitas persaingan cenderung meningkat kalau jumlah pesaing
bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam
ukuran dan kemampuan (David, 2010). Strategi yang dijalankan oleh
salah satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh strategi itu
menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh
perusahaan pesaing. Persaingan ini terjadi karena satu atau lebih
pesaing melihat peluang untuk memperbaiki posisi.
b. Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di
mana perusahaan berada. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi
persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki
oleh perusahaan termasuk kondisi persaingan industri tersebut meliputi
pendatang baru, produk pengganti, pembeli, pemasok dan pesaing.
Analisis SWOT dan Matriks IFE & EFE
Analisis SWOT
Matriks IFE
Matriks IFE meringkas dan mengevaluasi informasi dari kondisi internal perusahaan
yang ada seperti kondisi sumber daya, sistem manajemen perusahaan, sistem
pemasaran, kondisi keuangan serta teknologi dan pengembangan yang telah dilakukan
perusahaan yang akan dilihat sebagai kekuatan yang akan meningkatkan kinerja
perusahaan, atau sebaliknya dapat dilihat sebagai kelemahan yang akan menghambat
laju perusahaan.
Matriks EFE
Matriks EFE meringkas dan mengevaluasi dari kondisi eksternal yang ada seperti
kondisi ekonomi, social budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum,
dan teknologi yang akan dilihat sebagai sebuah peluang yang sangat menguntungkan
bagi perusahaan atau sebaliknya dapat dilihat sebagai ancaman bagi perusahaan yang
harus selalu diantisipasi
No Faktor Internal Bobot Rating Nilai
Faktor Peluang (Opportunities)
1. Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat cepat 0,106 3,50 0,371
2. Kemajuan teknologi 0,110 3,25 0,358
3. Perubahan gaya hidup masyarakat 0,114 3,75 0,428
4. Adanya loyalitas konsumen 0,088 3,25 0,286
5 Jaringan terluas menjadi mitra pemerintah 0,128 3,75 0,480
6 Adanya pedagang online. 0,111 3,25 0,361
Faktor Ancaman (Threats)
1. Adanya pesaing baru 0,082 1,75 0,144
2 Meningkatnya peraturan pemerintah 0,076 1,50 0,114
3 Keadaan pereknomian belum stabil 0,096 1,50 0,144
4 Tarif TIKI, JNE menang untuk kota-kota besar sehingga 0,089 1,50 0,134
lebih diminati pedagang online.
Strategi
Strategi Pemasaran
Bisnis Surat dan Paket Dalam pelaksanaan pemasaran tentu dalam penyusunan
Strategi dalam memasarkan produk yang bertujuan untuk memperoleh jumlah
pelanggan yang diinginkan. Strategi pemasaran yang dimaksud di sini adalah
dijadikan sebagai acuan dalam jalannya pencapaian target penjualan yang ingin di
capai, karena dalam strategi pemasaran lebih memfokuskan yang ingin dicapai
secara jelas dibandingkan jika memasarkan kesemua pasar. Dengan memasarkan
secara berfokus dalam menjalankan pemasaran akan lebih efektif. Seperti yang di
jelaskan oleh narasumber yangmenyatakan “strategi pemasaran sebagai tolak ukur
awal sebelum melangkah kelangkah pemasaran yang berikutnya kerena dengan
adanya strategi para pegawai pemasaran dapat bekerja lebih pasti pasar mana yang
akan dimasuki, poduk mana yang akan yang sesuai, promosi yang sesuai dan lain-
lain”