Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN STRATEGIK

Industri Logistik

Disusun Oleh:
Alvira Ratitya Kumalasari (041711333016 / 7)
Fadhillah Alfi Pradityani (041711333018 / 8)
Apriliani Panca Putri (041711333024 / 9)
Desisca Ajeng Anjassari (041711333041 / 10)

Kelas: M
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019

INDUSTRI LOGISTIK
Bisnis logistik merupakan salah satu sektor usaha yang saat ini memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi, seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat dan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Peran perusahaan
logistik di tanah air juga akan terus berkembang seiring pertumbuhan ekonomi yang
semakin membaik. Perkembangan tersebut harus didukung dengan upaya-upaya yang
dilakukan untuk mencapai sistem logistik yang efektif dan efisien. Pencapaian itu
dipengaruhi oleh keadaan Indonesia yang memiliki 17.504 pulau, 225 juta penduduk
dan sumber daya alam yang melimpah seperti minyak, gas, batu bara, dan kelapa sawit.
Potensi komoditas Indonesia yang beragam juga menjadi peluang industri logistik.
Keadaan ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah pasar yang menjanjikan dengan
kekayaan sumber daya yang dimiliki.

Supply Chain Indonesia (SCI) memprediksi sektor logistik akan tumbuh sebesar
11,56% dari Rp 797,3 triliun pada 2018 menjadi Rp 889,4 triliun pada 2019. Pada tahun
2018, sektor logistik (yang dalam pengelompokan lapangan usaha Badan Pusat
Statistik/BPS sebagai Transportasi dan Pergudangan) berkontribusi sebesar 5,37%
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang bernilai Rp 14.837,36 triliun. Tingkat
pertumbuhan sektor logistik tahun 2019 yang diprediksi sebesar 11,56% tersebut lebih
tinggi daripada tahun 2018. Berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia (SCI)
terhadap data Produk Domestik Bruto (PDB) dari Biro Pusat Statistik (BPS), sektor
logistik (lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan) tahun 2018 tumbuh sebesar
8,44% dari tahun 2017 yang sebesar 735,2 triliun. Namun, kontribusi terhadap PDB
mengalami penurunan dari 5,41% pada 2017 menjadi 5,37% pada 2018. SCI
memprediksi kontribusi sektor logistik terhadap PDB pada tahun 2019 akan meningkat
menjadi 5,55%. Nilai kontribusi tersebut lebih tinggi daripada kontribusi pada periode
2016-2018.

SCI menganalisis pertumbuhan sektor logistik didorong antara lain oleh pertumbuhan
Industri Pengolahan Nonmigas terutama industri makanan dan Perdagangan karena
peningkatan produksi barang-barang domestik dan impor. Selain sektor Pertanian yang
mengalami pertumbuhan, sektor konstruksi juga tumbuh dengan peningkatan
pembangunan infrastruktur. SCI menganalisis salah satu penyebab penurunan kontribusi
tersebut karena pengaruh dari sektor industri pengolahan non migas. Walaupun industri
makanan dan minuman tumbuh, namun sektor tersebut mengalami perlambatan pada
tahun 2018. Selain itu, pertumbuhan ekspor juga mengalami penurunan. Perkembangan
ekonomi global yang mengalami perlambatan dan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi nasional juga berdampak terhadap sektor logistik Indonesia pada tahun 2018.

Pertumbuhan sektor logistik membutuhkan peranan dan sinergi para pihak. Perusahaan-
perusahaan penyedia jasa logistik, pelaku logistik, dan penyedia fasilitas/infrastruktur
logistik bersama Pemerintah perlu menetapkan standardisasi bidang logistik, yang
mencakup people (kompetensi SDM), process (praktik operasional), dan technology
(infrastruktur, fasilitas, dan peralatan). Kolaborasi antar penyedia jasa logistic perlu
ditingkatkan, juga antara penyedia jasa logistik dan penyedia fasilitas/infrastruktur
logistik, seperti pelabuhan dan bandara. Di lain sisi, Pemerintah perlu mendorong
perkembangan sektor logistik dengan program dan kebijakan yang bersifat
implementatif. Program peningkatan konektivitas harus segera disusun sejalan dengan
pembangunan infrastruktur untuk dapat mewujudkan keseimbangan dan integrasi
antarmoda transportasi. Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional
(Sislognas) yang diterbitkan pada tahun 2012 perlu segera direvisi untuk disesuaikan
dengan perkembangan kebutuhan nasional. Penyesuaian juga diperlukan untuk
menghadapi perubahan global, seperti digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0.

PESTLE Analysis

 Political (Politik)
Bisnis jasa kurir atau pengiriman barang dan logistik saat ini
berkembang pesat dan terlebih pasca bergulirnya UU Pos No.38/2009 yang men
dorong sistem liberalisasi dalam industri perposan Indonesia, ternyata makin
membuat bisnis kurir dan logistik makin bersaing sengit untuk merebut
pasar. HadirnyaUU Pos baru membuka keran bagi perusahaan kurir dan logistik
swasta, baik lokal dan asing untuk terjun dalam industri perposan tanah air
berupa pengiriman barang atau dokumen dan yang lainnya.

 Economical (Ekonomi)

Memasuki era reformasi, nuansa demokrasi memang tercipta persaingansecara


bebas dalam layanan jasa POS, bahkan dengan berlakunya UU Pos No.38/2009
maka pengelolaan jasa pos tidak lagi dimonopoli oleh salah salahsatu BUMN
saja, masyarakat dapat memiliki keleluasaan dalammempercayakan pengiriman
barang dan surat kepada pihak swasta yang bergerak di bidang pengiriman

 Social (Sosial)

Bisnis industri khususnya perusahaan ekspedisi dikejutkan dan ditantangoleh


peluang dan ancaman yang muncul dari perubahan variable sosial, budaya, dan
lingkungan. Kecenderungan akan perubahan sosial, budaya danlingkungan
mencipatakan tipe pelanggan dan kebutuhannya berbeda. Oleh karena
kecenderungan ini pelanggan lebih banyak menuntut sikap perusahaan logistic
terhadap pelayanannya
kepada pelanggan. Itu sebabnya, perusahaan harus menetapkan strategi yang jela
s untuk menggerakan kepuasan.

 Technological (Teknologi)

Penerapan Teknologi dalam memberikan informasi dan keyakinan bagi para


pelanggan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi dalam bisnis ekpedisi
untuk memberikan layanan pengecekan barang yang dikirim melalui nomor resi,
melalui nomor resi pengiriman tersebut pelanggan dapat
mengetahui tentang keberadaan barangyang telah dikirim, dengan interaksi
secara real time yang diberikan dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan
akan layanan yang akan didapatkan, dalam menggunakan jasanya.

 Legal

Undang-Undang No. 38 Tahun 2009 tentang Pos (UU Pos) yang menggantikan
UU Pos sebelumnya (UU No. 6 Tahun 1984), merupakan politik hukum yang
merefleksikan produk hukum dengan tujuan : ketertiban, kepastian, dan
kemanfaatan (keadilan) bagi pelaku usaha di bidang Pos (Definisi Pos dan
Pelaku Usaha Pos yang meliputi BUMN, BUMD, Swasta, dan Koperasi
(Pasal 1 angka 1 juncto Pasal 4 UU Pos No. 38/09). UU Pos 38/09, memuat
nilai keberlakuan jangka panjang yang future oriented sebagaimana dicita-
citakan (ius constituendum) tanpa harus mengorbankan tujuan utama
penegakan hukum di bidang penyelenggaraan industri kurir, Pos, dan logistik.
UU Pos 38/09 merupakan ―anak zaman baik karena kebutuhan
perekonomian nasional maupun perdagangan global.

 Environmental

Industri logistik berdampak pada penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan


melalui polusi udara, kemacetan, dan kebisingan suara. Transportasi
menyumbang hampir 90%. Perbaikan manajemen transportasi untuk penurunan
emisi CO2 perlu dilakukan secara kontinu dan konsisten. Penurunan emisi CO2
dari aktivitas transportasi logistik dapat dilakukan dengan mengurangi
pemakaian bahan bakar dan optimalisasi penggunaan kendaraan. Ini sejalan
dengan prinsip reduce pada strategi 3R (reduce, reuse, dan recycle) dalam
mengurangi limbah dan emisi CO2. Oleh karena itu, implementasi green
logistics diperlukan agar dampak negatif dari lalu lintas kendaraan akibat
industri logistik dapat dikurangi. Contoh penerapannya yaitu dengan melakukan
pengiriman produk bersama-sama bukan dalam batch kecil, menggunakan
kendaraan bahan bakar alternative, dan lain-lainnya

Porter’s Five Forces Analysis


Lima kekuatan persaingan dalam model ini menetukan potensi esendi pendapatan dari
industri tersebut atau segmen turunan dari sebuah industri.Pendekatan yang
dikembangkan oleh Porter, yang kemudian dinamai kerangka kerjalima kekuatan, dapat
digunakan dalam membantu sebuah perusahaan untuk mencari sebuah posisi di dalam
sebuah industri dimana perusahaan dapat bertahan terhadap kekuatan persaingan atau
mempengaruhi kekuatan persaingan yang ada.

Kerangka kerja lima kekuatan memberikan cara berpikir yang sistematis mengenai
bagaimana kekuatan-kekuatan kompetitif bekerja pada suatu industry dan bagaimana
kekuatan tersebut menentukan tingkat pendapatan dari industri yang berbeda dan
segmen-segmen industri

 Threat of New Entrants (Hambatan Bagi Pendatang Baru)

Bisnis ini akan menjadi sangat menarik competitor untuk ikut masuk ke bisnis
ini. Bila ditinjau dari barrier atau pembatas untuk masuk dan keluar ke bisnis ini,
maka bisnis ini tergolong low barrier for entry dan low barrier for exit.
Terutama bagi perusahaan yang sudah memiliki fondasi jaringan distribusi yang
luas.

Ancaman pendatang baru dalam bisnis kurir adalah perusahaan kurir seperti
DHL, ASPERINDO, Fedex, Cahaya Nusantara Express, Cito Express, dan lain-
lain. Dalam menghadapi ancaman pendatang baru, cara yang harus dilakukan
oleh suatu perusahaan logistik adalah memberikan keamanan dan kenyamanan
dalam pengiriman, memberikan harga yang terjangkau, serta tepat waktudalam
pengiriman.

 Bargaining Power of Suppliers (Daya Tawar Pemasok)

Dalam upaya mempercepat pengembangan dan pembangunan dibutuhkan


investasi. Dalam hal ini, perusahaan logistic dapat menggunakan dana internal
maupun eksternal yaitu melaui pinjaman bank dan melaui kemitraan dengan
perusahaan asing. Menghadapi daya tawar pemasok perusahaan
logistik yaitu dengan dibukanya lagi kerjasama guna meningkatkan kerjasama
perusahaan serta membina hubungan yang baik dengan para pemasok.

 Bargaining Power of Buyers (Daya Tawar Pembeli)

Daya tawar konsumen pada industry logistik adalah masyarakat umum. Untuk
lebih mendekatkan diri dengan pelanggan, perusahaan-perusahaan logistic dapat
membuat strategi agar dapat menarik perhatian pembeli. Dengan menghadapi
daya tawar konsumen dan mempertahankan konsumen, perusahaan logistic
dapat lebih meningkatkan fasilitas dan pelayanan sehingga
kepercayaan pelanggan semakin tinggi

 Threat of Subtituties (Hambatan Bagi Produk Pengganti)

Dalam hal ini persaingan ancaman produk pengganti adalah layanan pengiriman
uang. Perusahaan logistic dapat melakukan strategi dengan bekerjasama dengan
perusahaan layanan pengiriman uang sehingga dapatmempertahankan kualitas
produk dan memperluas jaringan hingga ke pelosok seta memaksimalisasikan
jam operasional.

 Rivalry Among Existing Competitors (Tingkat Persaingan dengan


Kompetitor)

Persaingan yang semakin ketat dalam perusahaan penyedia ekspedisi/kurir baik


dalam negeri/luar negeri merupakan tantangan bagi perusahaan logistik untuk
menunjukan kinerjanya.
Analisis Perusahaan Logistik

A. PT. DMK CARGO

PT. Dian Mega Kurnia merupakan Badan Usaha yang bergerak di bidang Jasa
Pengiriman Barang Berdirinya PT. Dian Mega Kurnia dilatar belakangi adanya
peluang untuk memasuki pasar konsumen yang membutuhkan pengiriman barang
secara cepat.

Visi dan Misi

Visi

Menjadi perusahaan terbaik dan terpercaya dalam bidang jasa Pengiriman barang di
wilayah Indonesia dengan memberikan jasa layanan yang berkualitas, tepat waktu,
dan bertanggung-jawab.

Misi

Peningkatan jasa layanan dan sumber daya (manusia, metode, teknologi,


infrastruktur) secara berkesinambungan, sekaligus memperluas jaringan kerja
dengan dukungan tenaga-tenaga ahli di bidangnya, professional, berpengalaman
serta penuh tanggung jawab.

Analisis Internal
 Analisa Lingkungan Internal

Menurut David (2011) bahwa analisa lingkungan internal membutuhkan


pengumpulan dan pengasimilasian informasi tentang operasi manajemen,
pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta
sistem informasi manajemen.

Manajemen

Fungsi manajemen terdiri atas lima aktifitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemberian motivasi, pengelolaan staff dan pengendalian. Analisis internal menilai
fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan oleh suatu organisasi untuk melihat kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi tersebut dalam perumusan strategi.

Pada perusahaan DMK Cargo ini, dari lima aktifitas yang disebutkan diatas, faktor
internal bermula dari visi dan misi dari perusahaan, yaitu dengan visinya adalah
“Menjadi salah satu perusahaan jasa terbaik dalam bidang Pengiriman barang di
wilayah Indonesia dengan memberikan layanan jasa yang berkualitas, tepat waktu, serta
bertanggung-jawab”. Sedangkan misinya adalah “Meningkatkan layanan jasa secara
berkesinambungan sekaligus memperluas jaringan kerja dengan di dukung oleh tenaga-
tenaga ahli di bidangnya, professional, berpengalaman serta penuh tanggung jawab”.

Pemasara

Terdapat tujuh fungsi dasar pemasaran, yaitu analisis pelanggan, penjualan produk dan
jasa, perencanaan produk atau jasa, penetapan harga, distribusi riset pemasaran dan
analisis peluang.

Dalam hal promosi atau pemasarannya sendiri, DMK Cargo membuat website dengan
content yang selalu di update seperti vendor, harga dan jadual kiriman barang. Selain
melalui promosi melalui website, DMK Cargo juga mempromosikan perusahaan dengan
memanfaatkan media cetak, dan media publikasi seperti memasang iklan pada yellow
pages, memasang iklan pada majalah atau koran, media POS (brosur, flyer, dan
lainnya).

Keuangan

Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai suatu ukuran terbaik untuk posisi
kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Oleh karena itulah, dalam
menganalisis kondisi keuangan organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan
keuangan suatu organisasi sangat penting untuk merumuskan strategi secara efektif.

a. Produksi/Operasi
Pada perusahaan jasa yang bergerak dibidang jasa pengiriman barang
merupakan hal yang sangat sensitif bagi pelanggan, karena sangat erat
dengan waktu dan safety. Tentunya pelanggan ingin mendapatkan barang
yang dikirimnya tiba ditempat dengan tepat waktu dan barang tersebut
terjamin tidak hilang ataupun rusak.

DMK Cargo memenuhi kebutuhan konsumen dalam hal ini dengan


memberikan garansi barang yang dikirim aman dan jika hilang atau rusak
akan menjadi tanggung jawab dari DMK Cargo.

b. Penelitian dan Pengembangan


Dalam hal jasa, layanan yang diberikan oleh perusahaan kepada
pelanggan sangat menentukan tingkat kepuasan pelanggan terhadap
perusahaan dan akan mempunyai efek terhadap omset perusahaan. DMK
Cargo selalu mengembangkan usahanya dengan pembukaan cabang pada
terminal cargo di tempat lainnya, untuk memudahkan penanganan barang
kiriman, dan penanganan penerimaan barang kiriman.

c. Sistem Informasi Manajemen


Pada saat ini DMK Cargo juga sedang melakukan tahap integrasi system
informasi dalam perusahaannya agar informasi yang mengalir lebih cepat
dan proses administrasi yang dilakukan DMK Cargo dengan vendor
tidak terlalu lama, sehingga para pelanggan bisa dengan cepat
mendapatkan informasi mengenai status barang yang akan dikirimnya.

 Analisa Lingkungan Eksternal

Dalam menganalisa lingkungan eksternal organisasi mempunyai tujuan untuk


mengembangkan peluang yang dapat memberi manfaat dan menghindari
ancaman yang ada. Yang termasuk faktor-faktor eksternal adalah ekonomi,
sosial budaya demografi dan lingkungan, politik pemerintah dan hukum,
teknologi serta kekuatan kompetitif.

a. Ekonomi
Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap potensi menarik
atau tidaknya berbagai strategi. Faktor-faktor eksternal dibutuhkan untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu organisasi.
Dilihat dalam segi ekonomi di Indonesia, pertumbuhan bisnis di sektor
jasa pengiriman barang sangat pesat.

b. Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan


Perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan memiliki pengaruh
yang besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan.

Indonesia yang secara geografis berbentuk kepulauan membawa dampak


pada terpisahnya sentra-sentra produksi dan industri di berbagai wilayah
Nusantara. Hal ini ditambah pula dengan infrastruktur pendukung untuk
sektor transportasi yang masih sangat kurang memadai terutama di luar
pulau Jawa, sehingga arus komoditi barang khususnya di pelosok-
pelosok menjadi terhambat.
c. Politik, Pemerintah dan Hukum
Faktor politik, pemerintah dan hukum dapat menjadi peluang ataupun
ancaman bagi suatu organisasi. Dalam perumusan strategi perlu
dianalisis faktor- faktor tersebut untuk melihat posisi organisasi.

Selama ini perangkat aturan yang mengatur tentang usaha ini hanya UU
no. 6 Tahun 1964 tentang monopoli pengiriman jasa surat oleh PT. Pos
Indonesia. Serta Kepmen Perhubungan Tahun 1989 serta sebagian dalam
UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran. Dengan sedikitnya perangkat
aturan yang mengatur bisnis ini, maka solah-olah Pemerintah masih
belum serius menggarap usaha ini padahal usaha ini dapat memberikan
masukan ke negara lebih dari Rp. 200 miliar per tahun.

Perusahaan-perusahaan ekspedisi di Indonesia termasuk DMK Cargo


tergabung dalam sebuah asosiasi yaitu GAFEKSI (Gabungan Forwarder
dan Ekspedisi Indonesia). Sesuai dengan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor: KP.4/AU.001/Phh-89 mengenai pembentukan
GAFEKSI (Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia.

d. Teknologi
Teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus
dipertimbangkan dalam formulasi suatu strategi. Dengan melihat
perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, perusahaan manapun baik
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi barang jadi dan
produksi jasa sangat dituntut untuk mengikuti teknologi agar tidak kalah
dalam persaingan.

Hal yang paling sederhana dalam pemanfaatan teknologi pada


perusahaan adalah perusahaan membuat website sebagai media informasi
perusahan kepada masyarakat sebagai bentuk perkenalan perusahaan
kepada masyarakat yang bertujuan untuk memberitahukan atau
sosialisasi dengan masyarakat bahwa perusahaan ini ada dalam dunia
jasa pengangkutan barang. Dalam hal teknologi, perusahaan jasa seperti
ini sangat harus bisa untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada
saat ini jika tidak ingin tertinggal dengan perusahaan jasa pengiriman
barang yang lain.

e. Kekuatan Kompetitif
Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan
hal yang penting dalam formulasi strategi.

Industri jasa pengiriman, terutama dalam para pelaku industri forwarding


(freight forwarding) biasanya terdiri dari kelompok Ekspedisi Muatan
Kapal Laut (EMKL), Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU), dan
Ekspedisi Muatan Kereta Api (EMKA), sehingga mampu memberikan
kontribusi yang tidak sedikit pada pendapatan sebuah perusahaan,
sehingga tidak heran industri ini kian menjamur. Tercatat jumlah anggota
Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Indonesia (Asperindo)
pada tahun 2012 di wilayah Jawa Timur saja saat ini sebesar 239
perusahaan, dengan jumlah cabang/agen keseluruhan mencapai 800
perusahaan yang tersebar diseluruh Indonesia, serta menyerap sebanyak
60 ribu orang tenaga kerja. Dengan pertumbuhan yang terjadi seperti ini,
otomatis akan memicu juga pertumbuhan pada industri forwarder.

Industri forwarder di Indonesia tengah berada dalam fase pertumbuhan.


Sebagai sesuatu yang sedang tumbuh, industri ini menunjukkan sejumlah
growth indicators sebagai berikut:
 Jumlah pelaku bisnis ini meningkat terus dari tahun ke tahun.
 Jumlah permintaan akan jasanya (demand) juga meningkat pesat.
 Banyaknya bermunculan pasar-pasar baru (calon pemakai jasa).
 Banyaknya produk-produk baru yang layak di proses oleh
industri ini.
Analisis SWOT dan Matriks IFE & EFE

 Analisis SWOT

Strategi SO

1) Meningkatkan skill & support system yang berbasis IT untuk


memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan

2) Membentuk tim marketing sebagai tahap awal dalam perluasan


pangsa pasar.

3) Melakukan kerja sama dengan para UKM (Online Business).

4) Kerja sama dengan beberapa rumah sakit jika terdapat jenazah yang
harus dikirim ke kota tertentu

Strategi ST

1) Mengembangkan SDM yang berpengalaman dalam pemanfaatan


teknologi

2) Memperluas kerja sama dengan perusahaan kargo lain, agar menjadi


prioritas dengan mitra.

3) Melakukan investasi membangun usaha untuk meraup peluang di


area hilir.

Strategi WO

1) Membentuk tim IT untuk pengembangan teknologi content website


dan sistem perusahaan dengan teknologi saat ini.
2) Menata struktur dan job desk perusahaan dengan kebutuhan
perusahaan.
3) Melakukan investasi untuk peningkatan kualitas infrastruktur
perusahaan dalam proses bisnis.
Strategi WT

1) Perbaikan sistem manajemen perusahaan


2) Melakukan revitalisasi infrastruktur perusahaan dalam menunjang
proses bisnis
3) Mengembangkan usaha pada daerah Laut dan Darat

 Matriks IFE dan EFE

Matriks EFE meringkas dan mengevaluasi dari kondisi eksternal yang ada
seperti kondisi ekonomi, social budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintah, hukum, dan teknologi yang akan dilihat sebagai sebuah peluang
yang sangat menguntungkan bagi perusahaan atau sebaliknya dapat dilihat
sebagai ancaman bagi perusahaan yang harus selalu diantisipasi

No Kunci Faktor Eksternal Bobot Rating Nilai

Faktor Peluang (Opportunity)

1 Tingkat Pertubuhan ekonomi 0,2 3,00 0,60


nasional yang meningkat

2 Market share cargo yang terus 0,03 3,00 0,09


berkembang

3 Indonesia negara kepulauan, 0,08 4,00 0,32


sehingga diperlukan alat
transportasi utuk pendistribusian
bahan baku
4 Berkembangnya UKM dengan 0,04 4,00 0,16
bisnis online

5 Kemajuan teknologi yang akan 0,13 3,00 0,39


membantu perusahaan dalam
memberikan pelayanan kepada
pelanggan

6 Perumbuhan SCM dalam distribusi 0,05 3,00 0,35


bahan baku/bahan pokok.

Faktor Ancaman (Threat)

1. Transportasi udara yang rentan 0,05 2,00 0,10


perubahan cuaca

2. Kondisi keamanan dalam negeri 0,03 2,00 0,06


yang masih labil.

Matriks IFE meringkas dan mengevaluasi informasi dari kondisi internal perusahaan
yang ada seperti kondisi sumber daya, sistem manajemen perusahaan, sistem
pemasaran, kondisi keuangan serta teknologi dan pengembangan yang telah dilakukan
perusahaan yang akan dilihat sebagai kekuatan yang akan meningkatkan kinerja
perusahaan, atau sebaliknya dapat dilihat sebagai kelemahan yang akan menghambat
laju perusahaan.

No Faktor Internal Bobot Rating Nilai


Faktor Keunggulan (Strength)
1. Kompetensi tenaga kerja untuk melakukan dan 0,10 3,00 0,3
memproses bentuk layanan logistik.
2. Berpengalaman dalam hal pengurusan transportasi 0,13 3,00 0,39
pengiriman barang domestik, khusnya daerah timur
Indonesia.
3. Reputasi perusahaan sudah dikenal dan berhubungan 0,15 4,00 0,6
baik dengan Garuda Indonesia Cargo.
4. Mempunyai surat izin khusus untuk pengiriman 0,03 3,00 0,09
makhluk hidup dan mati
5 Mempunyai packaging khusus dalam pengiriman barang 0,08 4,00 0,32

Faktor Kelemahan (Weakness)


1. Strategi dan arah kebijakan perusahaan yang masih 0,05 2,00 0,10
belum jelas
2 Infrastruktut perusahaan dalam proses bisnis masih 0,14 3,00 0,42
belum lengkap
3 Sistem transaksi (keuangan) asih bersifat manual, 0,12 2,00 0,24
sehingga sistem pelaporan masih terjadi missed data
4 Minim akan publikasi kepada pelanggan 0,03 2,00 0,06
5 Content Website tidak selalu update 0,04 1,00 0,04
6 Struktur dan jabatan dalam perusahaan belum jelas , 0,09 2,00 0,18
berpengaruh pada job description
7 Minim adaptasi, teknologi logitsik sehingga belum 0,04 1,00 0,04
standard internasional.

Strategi

a. Meningkatkan service skill dan pemanfaatan teknologi untuk memberikan pelayanan


yang optimal kepada customer
b. Membentuk tim marketing khusus untuk sebagai tahap awal perluasan pangsa pasar
perusahaan, salah satunya dengan membuka port agent yangberdekatan dengan pabrik
dan kantor.
c. Mencoba untuk memperluas usaha untuk meraup pasar di sekotr hilir
d. Melakukan aliansi dengan pihak pebisnis atau UKM yang mempunyai base online
Quantitative Strategic Planning
Strategi Pilihan Bentuk Stratgei Pilihan
Market Penetration Melakukan rebranding untuk meningkatkan image
perusahaan dengan menunjuk konsultan

Market Development Perluasan pasar DMK Cargo akan berada di Bandung dengan
memperitmbangkan berkembangnya bisnis kreatif di daerah
Bandung, tepatnya di Bandara Husen Sastranegara

Forward Integration Melakukan investasi dengan membangun usaha di area hilir.

Product Development Mengembangkan Sistem Informasi Manajmen berbasis IT


dengan memberikan kepada pelanggan agar bisa check poisis
barang.

B. PT. POS INDONESIA

Pos Indonesia merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia
yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos Indonesia
merupakan Perseroan Terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia.
Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 1995. Peraturan Pemerintah tersebut berisi tentang
pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum (perum)
menjadi sebuah perusahaan persero.

Berdiri pada tahun 1746, saham Pos Indonesia sepenuhnya dimiliki


oleh Pemerintah Indonesia. Saat ini Pos Indonesia tidak hanya melayani jasa pos
dan kurir, tetapi juga jasa keuangan, ritel, dan properti, yang didukung oleh titik
jaringan sebanyak lebih dari 4.000 kantor pos dan 28.000 Agen Pos yang tersebar
di seluruh wilayah Indonesia.

Visi dan Misi

Visi

Menjadi pilihan utama layanan logistik dan jasa keuangan.

Misi

 Memberikan solusi layanan logistik e-commerce yang kompetitif.

 Menjalankan fungsi designated operator secara profesional dan kompetitif.

 Memberikan solusi jasa layanan keuangan terintegrasi yang kompetitif dalam


rangka mendukung financial inclusion berbasis digital.

 Memberikan solusi layanan dokumentasi dan otentikasi digital yang


kompetitif.

Analisis Internal

 Analisis Lingkungan Internal

Menurut David (2010), merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada


area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, produksi/operasi,
pengembangan, manajemen. Dalam menganalisis lingkungan internal ada
beberapa unsur yang dianalisis, diantaranya yaitu :
a. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan pola hubungan di dalam
perusahaan atau bentuk formal peraturan dan hubungan antar orang sehingga
setiap pekerja dapat diarahkan dalam mencapai tujuan, visi dan misi
perusahaan.

b. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah sekumpulan kepercayaan, harapan dan nilai yang
dipahami serta dilaksanakanoleh tiap-tiap anggota perusahaan dan akan
membentuk perilaku orang-orang di dalam perusahaan tersebut.

c. Sumber Daya Perusahaan


Sumberdaya perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan guna mendukung perkembangan perusahaan, diantaranya sumber
daya manusia (SDM), sumber daya produksi, sumber daya keuangan,
pemasaran serta penelitian dan pengembangan.

 Analisis Lingkungan Eksternal

Kekuatan ekternal dapat dibagi menjadi dua yaitulingkungan makro dan


lingkungan industri.

a. Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar
perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Lingkungan tersebut memberikan perusahaan peluang
(opportunity) dan ancaman (threat). Lingkungan eksternal makro terdiri atas
faktor ekonomi, sosial budaya, politik dan kebijakan pemerintah, teknologi
serta demografi.

1) Faktor Ekonomi
kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara dapat mempengaruhi iklim
bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin
buruk pula iklim berbisnis. Beberapa faktor kunci yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau Negara
adalah: siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga,
investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga
kerja.
2) Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup
keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari
orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Faktor-faktor ini
biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, pendidikan
dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial berubah maka permintaan
untuk berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan.
Perusahaan juga harus dapat memperhatikan tentang hal-hal yang
menyangkut faktor demografi diantaranya adalah ukuran populasi,
distribusi geografi (lokasi/jalur distribusi sampai ke agen-agen),
pencampuran etnis serta distribusi pendapatan.
3) Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah
Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor
penting bagi para pengusaha untuk menjalankan usaha. Beberapa hal
yang perlu di perhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat
berkembang dengan baik adalah Undang-Undang tentang lingkungan
dan perburuhan, Peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas
pemerintahan, Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan
sistem perpajakan (Umar, 2008).
4) Faktor Teknologi
Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi suatu
perusahaan maka harus disadari akan perubahan teknologi yang dapat
mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat
memiliki dampak terhadap perencanaan perusahaan melalui
pengembangan proses produksi dan pemasaran produk suatu
perusahaan.
5) Pesaing
Intensitas persaingan cenderung meningkat kalau jumlah pesaing
bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam
ukuran dan kemampuan (David, 2010). Strategi yang dijalankan oleh
salah satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh strategi itu
menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh
perusahaan pesaing. Persaingan ini terjadi karena satu atau lebih
pesaing melihat peluang untuk memperbaiki posisi.

b. Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di
mana perusahaan berada. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi
persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki
oleh perusahaan termasuk kondisi persaingan industri tersebut meliputi
pendatang baru, produk pengganti, pembeli, pemasok dan pesaing.
Analisis SWOT dan Matriks IFE & EFE

 Analisis SWOT

 Matriks IFE dan EFE

Matriks IFE

Matriks IFE meringkas dan mengevaluasi informasi dari kondisi internal perusahaan
yang ada seperti kondisi sumber daya, sistem manajemen perusahaan, sistem
pemasaran, kondisi keuangan serta teknologi dan pengembangan yang telah dilakukan
perusahaan yang akan dilihat sebagai kekuatan yang akan meningkatkan kinerja
perusahaan, atau sebaliknya dapat dilihat sebagai kelemahan yang akan menghambat
laju perusahaan.

No Faktor Internal Bobot Rating Nilai


Faktor Keunggulan (Strength)
1. Jaringan pengiriman surat dan paket terluas dan tersebar 0,110 3,50 0,385
hingga ke pelosok
2. Tarif yang diberikan jauh lebih terjangkau 0,116 3,75 0,435
3. Tarif kiriman domestik update dan seragam 0,116 3,25 0,377
4. Pengiriman antar kota lebiih cepat dan diantar sampai 0,109 3,75 0,409
tujuan
Faktor Kelemahan (Weakness)
1. Prosedur pengiriman barang elektronik/barang berharga 0,104 2,25 0,234
susah.
2 Kurangnya iklan publikasi untuk informasi produk 0,084 1,75 0,147
3 Produk inovasi baru diguanakn oleh masyarakat 0,085 1,75 0,149
menengah ke atas
4 Barang yang diangkut sering kurang mendapatkan 0,093 1,50 0,140
perhatian packingnya, sehingga barang sering rusak.
5 Baru megeluarkan jasa pelayanan online 0,100 1,50 0,150
6 Masih kurang terkenal, menurrut konsumen kantor pos 0,083 1,75 0,145
hanya melayani pengiriman surat saja.

Matriks EFE

Matriks EFE meringkas dan mengevaluasi dari kondisi eksternal yang ada seperti
kondisi ekonomi, social budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum,
dan teknologi yang akan dilihat sebagai sebuah peluang yang sangat menguntungkan
bagi perusahaan atau sebaliknya dapat dilihat sebagai ancaman bagi perusahaan yang
harus selalu diantisipasi
No Faktor Internal Bobot Rating Nilai
Faktor Peluang (Opportunities)
1. Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat cepat 0,106 3,50 0,371
2. Kemajuan teknologi 0,110 3,25 0,358
3. Perubahan gaya hidup masyarakat 0,114 3,75 0,428
4. Adanya loyalitas konsumen 0,088 3,25 0,286
5 Jaringan terluas menjadi mitra pemerintah 0,128 3,75 0,480
6 Adanya pedagang online. 0,111 3,25 0,361
Faktor Ancaman (Threats)
1. Adanya pesaing baru 0,082 1,75 0,144
2 Meningkatnya peraturan pemerintah 0,076 1,50 0,114
3 Keadaan pereknomian belum stabil 0,096 1,50 0,144
4 Tarif TIKI, JNE menang untuk kota-kota besar sehingga 0,089 1,50 0,134
lebih diminati pedagang online.

Strategi

Strategi Pemasaran

Bisnis Surat dan Paket Dalam pelaksanaan pemasaran tentu dalam penyusunan
Strategi dalam memasarkan produk yang bertujuan untuk memperoleh jumlah
pelanggan yang diinginkan. Strategi pemasaran yang dimaksud di sini adalah
dijadikan sebagai acuan dalam jalannya pencapaian target penjualan yang ingin di
capai, karena dalam strategi pemasaran lebih memfokuskan yang ingin dicapai
secara jelas dibandingkan jika memasarkan kesemua pasar. Dengan memasarkan
secara berfokus dalam menjalankan pemasaran akan lebih efektif. Seperti yang di
jelaskan oleh narasumber yangmenyatakan “strategi pemasaran sebagai tolak ukur
awal sebelum melangkah kelangkah pemasaran yang berikutnya kerena dengan
adanya strategi para pegawai pemasaran dapat bekerja lebih pasti pasar mana yang
akan dimasuki, poduk mana yang akan yang sesuai, promosi yang sesuai dan lain-
lain”

Anda mungkin juga menyukai