SEKOLAH BISNIS
BOGOR
2021
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7
3.4 Dampak dan Manfaat dari Hubungan Negara dan Bisnis Logistik...................12
3.7 Telaah Kritis Hubungan Negara dan Bisnis Logistik Melalui Studi Kasus PT
Nusantara Totalindo Logistik.................................................................................15
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang menurut sejarah budaya dan pada zaman
kerajaan merupakan negara bahari (Vikaliana & Yusuf 2017). Negara Indonesia
dengan kepulauan terluas meliputi laut terluas, pulau terbanyak, dan pantai
terpanjang kedua di dunia (Vikaliana & Yusuf 2017). Indonesia memiliki sumber
daya alam ke dua dunia, baik di darat maupun di laut. Lokasi Indonesia sangat
strategis dalam sistem industri dan perdagangan antar bangsa (Vikaliana & Yusuf
2017).
Atas dasar tersebut, Indonesia saat ini memiliki pelabuhan modern dan juga
pelabuhan untuk pelayaran rakyat (Vikalina & Yusuf 2017). Pelayaran rakyat pada
umumnya identik dengan kapal kayu tradisional yang dioperasikan oleh pelaut alami
dengan manajemen sederhana (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
pelayaran pasal 15 ayat 1 dan 2). Tuntutan bisnis global menyebabkan pelayaran
rakyat saat ini terpinggirkan (Vikalina dan Yusuf 2017).
Pada proses bisnis yang terjadi saat ini, para vendor yang sudah terdaftar di
perusahaan logistik akan menyediakan layanan transportasi bagi pengiriman
barang milik mitra perusahaan sesuai dengan dimensi jenis, volume, ukuran dan
berat barang (Armiati et al. 2021). Logistic Department memerlukan waktu yang
lama untuk menyeleksi vendor baru, pembuatan rekapitulasi tagihan oleh billing
admin pun dibuat dengan format yang berbeda-beda serta tidak amannya data-
data yang tersimpan di Logistic Departement (Armiati et al. 2021).
Menurut Armiati et al. (2021), saat ini bisnis logistik di Indonesia yang paling
banyak diminati oleh perusahaan transportasi, yaitu, transporting, warehousing, dan
project logistic. Kepuasan konsumen terhadap pelayanan logistik dalam hal ini bisnis
transporting melalui truk atau biasa disebut trucking ditentukan oleh tiga faktor
(Armiati et al. 2021):
Ketiga faktor ini sangat memainkan peran krusial dalam pendapatan dari
perusahaan trucking sehingga diperlukan suatu sistem kolaborasi transportasi dan
mitigasi risiko logistik untuk meminimalisasi masalah penjadwalan dan transportasi
(Armiati et al. 2021). Ada beberapa tahapan strategis yang berperan dalam logistik
di Indonesia (Armiati et al. 2021):
3
1. Pergudangan (warehousing)
2. Distribusi (distribution)
3. Transportasi barang (freight transportation)
4. Pengelolaan pesanan dari permintaan (sales order processing)
Keempat hal ini dapat bekerja secara sinergis bila dibentuk sistem kolaborasi
transportasi. Sistem kolaborasi transportasi merupakan perangkat lunak yang
memiliki fungsi untuk membantu dalam beberapa hal berikut (Armiati et al. 2021):
Salah satu bentuk peranan negara dalam bisnis akan dibahas melalui studi
kasus mengenai PT Nusantara Totalindo Logistik. PT Nusantara Totalindo Logistik
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang logistik dan transportasi barang
yang didirikan pada Januari 2021 oleh Daniel Satria Wibowo. PT Nusantara
Totalindo Logistik berlokasi di Jalan Industri Pasir Gombong Nomor 155, Kecamatan
Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat. PT Nusantara Totalindo Logistik memiliki tiga
kantor yang terletak di Cikarang, Tangerang, dan Surabaya. PT Nusantara Totalindo
Logistik memiliki pendapatan per tahun sebesar Rp2.000.000.000,00 dan
menjadikan PT Nusantara Totalindo Logistik memiliki pertumbuhan bisnis yang
sangat cepat. Pertumbuhan bisnis yang cepat ternyata didorong oleh beberapa
faktor. Menurut data dari Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia dari presentasi yang
berjudul Actualizing The Post Normal: Year 2021 And Beyond: Sektor Angkutan
Barang yang disampaikan pada tanggal 16 Juli 2020, Operasional truk untuk
pengangkutan logistik itu sangat murah dan efisien. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor berikut:
1. Operasional: Angkutan truk memilik kecenderungan untuk berkelebihan
muatan (sampai hampir 2x muatan yang diperbolehkan).
2. Struktur biaya: Tidak ada access charges, truk diperbolehkan menggunakan
bbm bersubsidi, sebagian besar perusahaan truk mengabaikan biaya
4
Kedua tindakan tersebut ternyata berdampak positif terhadap bisnis logistik di masa
Pandemi COVID-19, karena Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia mampu untuk
melakukan dua tindakan lanjutan terhadap tindakan yang telah dilakukan:
Selain faktor tersebut, potensi dari logistik melalui truk ternyata tambah
meningkat pada tahun 2021. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fitch Solutions
Country Risk and Country Research (2021), perkembangan infrastruktur logistik di
5
Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa
proyek berikut:
Melalui 4 aktivitas tersebut, Fitch Solutions Country Risk and Country Research
melakukan beberapa forecasting dalam jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang sebagai berikut:
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Logistik
Manajemen logistik merupakan salah satu aktivitas menitikberatkan pada
cara untuk mengelola barang melalui tindakan perencanaan dan penentuan
kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain manajemen logistik, perlu untuk
diketahui Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management), adapun
pendapat para ahli terkait dengan logistik dan manajemen rantai pasokan sebagai
berikut :
koridor ekonomi terlihat bahwa dominasi kargo yang berangkat dari Bandar Udara
Juanda adalah berasal dari koridor Jawa dan Kalimantan (Priyanto et al. 2019),
sedangkan kargo yang tiba di Bandar Udara Juanda masih didominasi dari Koridor
Jawa (Priyanto et al. 2019).
3.4 Dampak dan Manfaat dari Hubungan Negara dan Bisnis Logistik
Dampak dan manfaat dari Hubungan Negara dan Bisnis Logistik yang
dirasakan oleh PT Nusantara Totalindo Logistik dan perusahaan logistik lain adalah
sebagai berikut:
Program Tol Laut yang dilatarbelakangi disparitas harga yang cukup tinggi antara
wilayah barat dan timur Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang terpusat di Pulau
Jawa mengakibatkan inefisiensi transportasi laut di Indonesia karena
ketidakseimbangan muatan balik dari wilayah-wilayah yang pertumbuhan
ekonominya rendah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (Pahala et al. 2021).
Pemerintah telah menetapkan beberapa dasar hukum Program Tol Laut, antara lain
Perpres No. 106 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Publik untuk
Angkutan Barang di Laut dan Permenhub No. PM. 4 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 161 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang di Laut
(Pahala et al. 2021). Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan indeks harga
barang selama 2015-2019. Menurut data Badan Pusat Statistik (2019), terjadi
penurunan inflasi dari 3,35% pada tahun 2015 menjadi 2,37% tahun 2019.
Perencanaan rute harus mempertimbangkan arus dan volume barang antar wilayah,
termasuk potensi setiap wilayah (Pahala et al. 2021). Perencanaan ini bersifat
jangka menengah dan panjang sehingga harus terintegrasi dengan rencana
kementerian terkait, seperti Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)
2015-2035 dan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Perencananaan Program Tol Laut harus terintegrasi dan sinergi dengan
rencana pembangunan wilayah, baik terkait dengan rencana pengembangan
komoditas unggulan maupun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) masing-masing
(Pahala et al. 2021). Karakteristik komoditas wilayah akan menentukan infrastruktur
fisik dan suprastruktur pelabuhan. Tol Laut hendaknya melibatkan pelayaran
nasional, baik perusahaan BUMN maupun swasta. Kegiatan operasional Tol Laut
perlu diintegrasikan dengan pelayaran yang sudah berjalan, termasuk dengan
Pelayaran Rakyat (Pahala et al. 2021). Pengembangan Tol Laut juga harus
terintegrasi dengan sistem transportasi hinterland masing-masing wilayah. Integrasi
mencakup dukungan infrastruktur transportasi (jalan dan rel kereta api) dan para
pelakunya (perusahaan jasa transportasi sebagai feeder) (Pahala et al. 2021).
Sehingga dari pengembangan infrastruktur, memudahkan akses transportasi baik
dari jalur dan simpul transportasi, sistem informasi logistik, dan enterprise
requirement planning menyebabkan pemerataan pembangunan ekonomi
berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia serta peningkatan konektivitas di daerah
terdepan, terluar dan tertinggal (Pahala et al. 2021). Pilihan strategi pengembangan
14
tol laut sejatinya merupakan elaborasi dari pembangunan inklusif, yang lebih
mengedepankan keadilan ekonomi dengan memberikan fokus perhatian lebih
kepada wilayah Indonesia yang tertinggal terdepan dan terluar, agar dapat
menikmati harga-harga komoditas kebutuhan pokok dan lainnya relatif sama dengan
yang dinikmati oleh saudara-saudaranya di wilayah Indonesia lainnya (Pahala et al.
2021). Hal ini dapat diwujudkan melalui vessels, yaitu perusahaaan freight forwarder
atau logistik yang tugasnya merupakan usaha yang menangani dokumen,
pengiriman barang untuk dieskpor, penerimaan barang impor dan bea cukai
(Saraswati et al. 2017). Perusahaan yang menjadi objek pada penelitian ini yaitu
Perusahaan Freight Forwarder yang merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang freight forwarder (Saraswati et al. 2017). Terjadi peningkatan kebutuhan
pelanggan contohnya seperti perusahaan manufaktur mencari paket logistik yang
terintegrasi yang dapat memberikan nilai tambah untuk kargo mereka melalui
perjalan rantai pasok, daripada melalui layanan transportasi terfragmentasi
tradisional (Saraswati et al. 2017).
pendanaan, karena agunan atau jaminan yang mereka punya masih sedikit
dan masih mengontrak rumah (Ardianysah 2019)
4. Perbaikan terhadap daya saing Indonesia perlu terus didorong terhadap
sektor iklim investasi, regulasi perdagangan maupun industri, kerjasama baik
tingkat ASEAN maupun kawasan Asia Pasifik dan mendorong peran sektor
swasta dalam meningkatkan kinerja logistik (Sartono 2017)
5. Tingginya biaya ekonomi, kurangnya fasilitas prasarana bongkar muat di
pelabuhan, masih menjadi kendala sehingga menyebabkan turunnya minat
penggunaan transportasi laut (Sartono 2017)
6. Dwelling time di Indonesia masih menjadi yang paling tinggi di Asia Tenggara.
Menurut Kennedy (2019), Pelabuhan Tanjung Priok sampai keluar dari pintu
pelabuhan, membutuhkan waktu 4,9 hari, dimana Amerika Serikat hanya
membutuhkan 1,2 hari, Belanda 1,1 hari dan Singapura 1,0 hari. Tingginya
biaya logistik di Indonesia dipicu oleh sistem logistik dan infrastruktur yang
masih belum optimal. Mahalnya biaya logistik disebabkan berbagai faktor:
a. Sistem logistik yang belum baik karena kurangnya sumber daya
manusia
b. Jumlah pasokan barang yang masih belum merata, sehingga terjadi
perbedaan biaya logistik antara kawasan Indonesia bagian barat dan
timur
c. Sistem dua arah yang sering tidak terjadi, kapal-kapal angkut ke
daerah seharusnya membawa kembali muatan dari daerah tersebut
agar lebih efisien
3.7 Telaah Kritis Hubungan Negara dan Bisnis Logistik Melalui Studi Kasus PT
Nusantara Totalindo Logistik
Analisis terhadap hubungan negara dan bisnis logistik melalui studi kasus PT
Nusantara Totalindo Logistik adalah sebagai berikut:
laut masih terjadi masalah dalam dwelling time yang sebetulnya menjadi
“lahan basah” untuk para oknum-oknum pemburu rente dari barang logistik
baik domestic maupun impor sehingga minat untuk melakukan pengiriman
logistik di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara lain
2. PT Nusantara Totalindo Logistik maupun perusahaan logistik lain harus
dicarikan pendanaan alternatif terkait usaha logistik, karena banyak dari
perusahaan logistik masih kekurangan pendanaan akibat sistem perbankan
yang membutuhkan laporan keuangan. Pemerintah selaku pemegang
kekuasaan dalam legislatif harus membuat undang-undang yang
memudahkan para pelaku usaha untuk mengakses pendanaan tanpa melalui
jalur perbankan atau melibatkan peer to peer lending sebagai mitra
pemerintah untuk memberikan dana usaha bagi PT Nusantara Totalindo
Logistik maupun perusahaan logistik lain
3. Pemerintah Republik Indonesia harus membuat undang-undang yang
memberikan kewajiban atau SOP yang melengkapi Undang-Undang Nomor
26 tahun 2012 mengenai Sistem Logistik Nasional terkait bongkar muat dan
dwelling time dan dibatasi selama 1-2 hari agar mampu mengejar
ketertinggalan dari negara lain. Jika ada BUMN atau swasta yang melanggar
undang-undang tersebut, maka dapat dibekukan operasional usahanya atau
tidak diberikan penyuntikan modal negara
4. Pemerintah harus berani mendorong kepada perusahaan IT dalam negeri
seperti Gojek, Grab, Tokopedia, dan Shopee untuk menjadi strategic
investors bagi para perusahaan logistik di Indonesia. Hal ini merupakan
tindakan yang dilakukan oleh Alibaba, yaitu penyertaan investasi melalui
padat modal dan padat karya. Padat modal, yaitu memberikan modal secara
tunai dan padat karya, yaitu memberikan sejumlah fasilitas berikut:
a. Infrastruktur IT
b. Rantai pasok logistik
c. Jasa konsultansi bisnis
d. Kemitraan usaha logistik dengan usaha induk
e. Membangun sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan
logistik melalui pelatihan mengenai enterprise resource planning
17
DAFTAR PUSTAKA
[Fitch] Fitch Solutions Country Risk and Country Research. Indonesia Freight
Transport & Shipping Report: Q2 2021. 2021.
Andriyanto, Achmad, Mustamin, Nur Khalifah. 2020. Analisis Manajemen Risiko dan
Strategi Penanganan Risiko pada PT Agility International Menggunakan
Metode House of Risk (HOR). Jurnal Logistik Bisnis. 10(2):4-11.
18
Cudworth, Erika. 2007. The Modern State: Theories and Ideologies. Edinburgh
University Press. ISBN 978-0-7486-2176-7.
Priyanto et al. 2019. Analisis Pengembangan Terminal Kargo Bandar Udara Juanda
Surabaya Guna Mendukung Sistem Logistik Nasional (Sislognas). Jurnal
Perhubungan Udara. 1(1):137-144.
Sitorus, Budi, Sitorus, Tulus Irfan Harsono. 2017. Dukungan Transportasi Logistik
dan Daya Saing Indonesia dalam Mengahadapi Masyarakat Ekonomi Asean.
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik. 4(2):137-146.
Weber, M. 1946. Essays from Max Weber. London: Routledge & Kegan Paul.
19