Anda di halaman 1dari 21

NEGARA DAN BISNIS DALAM PRAKTEK INDUSTRI LOGISTIK: STUDI KASUS

PT NUSANTARA TOTALINDO LOGISTIK

MUHAMMAD RIZKY ANUGRAH PRATAMA

SEKOLAH BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2021
DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................6

II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7

2.1 Manajemen Logistik...........................................................................................7

2.2 Transportasi Nasional........................................................................................7

2.3 Hubungan Negara dan Bisnis............................................................................8

III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................9

3.1 Peran Negara dalam Bisnis Logistik..................................................................9

3.2 Interaksi Negara dan Bisnis dalam Bisnis Logistik...........................................10

3.3 Perilaku Interaksi Negara dan Bisnis Logistik..................................................11

3.4 Dampak dan Manfaat dari Hubungan Negara dan Bisnis Logistik...................12

3.5 Distribusi Manfaat dari Hubungan Negara dengan Bisnis Logistik..................12

3.6 Mobius Trap bagi Pelaku Industri Logistik.......................................................14

3.7 Telaah Kritis Hubungan Negara dan Bisnis Logistik Melalui Studi Kasus PT
Nusantara Totalindo Logistik.................................................................................15

IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................16


1

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang menurut sejarah budaya dan pada zaman
kerajaan merupakan negara bahari (Vikaliana & Yusuf 2017). Negara Indonesia
dengan kepulauan terluas meliputi laut terluas, pulau terbanyak, dan pantai
terpanjang kedua di dunia (Vikaliana & Yusuf 2017). Indonesia memiliki sumber
daya alam ke dua dunia, baik di darat maupun di laut. Lokasi Indonesia sangat
strategis dalam sistem industri dan perdagangan antar bangsa (Vikaliana & Yusuf
2017).

Atas dasar tersebut, Indonesia saat ini memiliki pelabuhan modern dan juga
pelabuhan untuk pelayaran rakyat (Vikalina & Yusuf 2017). Pelayaran rakyat pada
umumnya identik dengan kapal kayu tradisional yang dioperasikan oleh pelaut alami
dengan manajemen sederhana (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
pelayaran pasal 15 ayat 1 dan 2). Tuntutan bisnis global menyebabkan pelayaran
rakyat saat ini terpinggirkan (Vikalina dan Yusuf 2017).

Manajemen logistik merupakan salah satu aktivitas menitikberatkan pada cara


untuk mengelola barang melalui tindakan perencanaan dan penentuan kebutuhan,
pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sitorus 2017).

Berkembangnya persaingan bisnis, membuat perdagangan juga semakin


berkembang sehingga memasuki pasar internasional, inilah yang disebut dengan
perdagangan internasional. Dengan adanya perdagangan internasional membuat
perusahaan logistik memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan
kegiatan perdagangan internasional serta memiliki peran terhadap perkembangan
bisnis, khususnya yang ada di Indonesia (Andriyanto & Mustamin 2020). Dengan
meningkatnya juga persaingan bisnis di bidang logistik di Indonesia, membuat
perusahaan logistik telah banyak didirikan di Indonesia baik bergerak di bidang
warehousing, freight forwarding, shipping line dan lain-lainnya (Andriyanto &
Mustamin 2020).
2

Pada proses bisnis yang terjadi saat ini, para vendor yang sudah terdaftar di
perusahaan logistik akan menyediakan layanan transportasi bagi pengiriman
barang milik mitra perusahaan sesuai dengan dimensi jenis, volume, ukuran dan
berat barang (Armiati et al. 2021). Logistic Department memerlukan waktu yang
lama untuk menyeleksi vendor baru, pembuatan rekapitulasi tagihan oleh billing
admin pun dibuat dengan format yang berbeda-beda serta tidak amannya data-
data yang tersimpan di Logistic Departement (Armiati et al. 2021).

Berdasarkan kebutuhan tersebut maka diperlukan sebuah rancangan aplikasi


trucking collaboration system (TCS) pada perusahaan logistik yang memiliki
kemampuan fungsional untuk mengelola data penyeleksian vendor, mengelola
rekapitulasi tagihan, serta memproteksi data (Armiati et al. 2021). Dengan
dibangunnya sebuah trucking collaboration system sehingga memperoleh manfaat
salah satunya adalah peningkatan dalam rantai pasok yaitu identifikasi titik kendali
yang kritis, contohnya tempat, waktu dalam proses distribusi serta produksi dimana
hal-hal salah dapat terjadi yang berkaitan erat dengan kualitas produk sehingga
mempermudah proses monitoring dan menjamin sebuah sistem untuk
menghasilkan kualitas yang konstan (Armiati et al. 2021).

Menurut Armiati et al. (2021), saat ini bisnis logistik di Indonesia yang paling
banyak diminati oleh perusahaan transportasi, yaitu, transporting, warehousing, dan
project logistic. Kepuasan konsumen terhadap pelayanan logistik dalam hal ini bisnis
transporting melalui truk atau biasa disebut trucking ditentukan oleh tiga faktor
(Armiati et al. 2021):

1. Keamanan pengiriman barang


2. Kecepatan pengiriman barang
3. Efisiensi dalam pengiriman barang

Ketiga faktor ini sangat memainkan peran krusial dalam pendapatan dari
perusahaan trucking sehingga diperlukan suatu sistem kolaborasi transportasi dan
mitigasi risiko logistik untuk meminimalisasi masalah penjadwalan dan transportasi
(Armiati et al. 2021). Ada beberapa tahapan strategis yang berperan dalam logistik
di Indonesia (Armiati et al. 2021):
3

1. Pergudangan (warehousing)
2. Distribusi (distribution)
3. Transportasi barang (freight transportation)
4. Pengelolaan pesanan dari permintaan (sales order processing)

Keempat hal ini dapat bekerja secara sinergis bila dibentuk sistem kolaborasi
transportasi. Sistem kolaborasi transportasi merupakan perangkat lunak yang
memiliki fungsi untuk membantu dalam beberapa hal berikut (Armiati et al. 2021):

1. Penyortiran dan penyeleksian vendor


2. Melakukan survei terhadap kendaraan transportasi yang digunakan, yaitu,
truk
3. Melakukan penyimpanan data dari vendor
4. Melakukan penentuan harga atas tagihan yang harus dibayarkan oleh vendor
5. Melakukan rekapitulasi dan memberikan tagihan kepada vendor

Salah satu bentuk peranan negara dalam bisnis akan dibahas melalui studi
kasus mengenai PT Nusantara Totalindo Logistik. PT Nusantara Totalindo Logistik
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang logistik dan transportasi barang
yang didirikan pada Januari 2021 oleh Daniel Satria Wibowo. PT Nusantara
Totalindo Logistik berlokasi di Jalan Industri Pasir Gombong Nomor 155, Kecamatan
Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat. PT Nusantara Totalindo Logistik memiliki tiga
kantor yang terletak di Cikarang, Tangerang, dan Surabaya. PT Nusantara Totalindo
Logistik memiliki pendapatan per tahun sebesar Rp2.000.000.000,00 dan
menjadikan PT Nusantara Totalindo Logistik memiliki pertumbuhan bisnis yang
sangat cepat. Pertumbuhan bisnis yang cepat ternyata didorong oleh beberapa
faktor. Menurut data dari Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia dari presentasi yang
berjudul Actualizing The Post Normal: Year 2021 And Beyond: Sektor Angkutan
Barang yang disampaikan pada tanggal 16 Juli 2020, Operasional truk untuk
pengangkutan logistik itu sangat murah dan efisien. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor berikut:
1. Operasional: Angkutan truk memilik kecenderungan untuk berkelebihan
muatan (sampai hampir 2x muatan yang diperbolehkan).
2. Struktur biaya: Tidak ada access charges, truk diperbolehkan menggunakan
bbm bersubsidi, sebagian besar perusahaan truk mengabaikan biaya
4

depresiasi dan biaya perawatan minimum meskipun usia kendaraan sebagian


besar lebih dari 10-15 tahun, serta pengemudi tidak memiliki asuransi.
3. Praktik bisnis: Lebih dari 90% truk yang melayani rute Jakarta-Surabaya
menggunakan sistem pembayaran lump sum untuk pengemudi, dengan rata-
rata sebesar 4,2 juta rupiah (setara 350 USD) untuk 1x perjalanan pulang dan
pergi.

Selama Pandemi COVID-19, Pertumbuhan sektor Transportasi dan selama


Kuartal - I 2020 sangat menurun drastis yakni 1,27% atau hampir 4 kali lipat di
bandingkan Kuartal - I 2019. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan
pengangkutan lewat truk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pemanfaatan IT di area muat barang dan bongkar barang agar tidak


terjadi antrian kendaraan
b. Menyediakan sarana tempat parkir diperjalanan (rest area) sangat
penting dalam upaya mencegah Penularan terhadap Pengemudi dan
Armada Angkutan

Kedua tindakan tersebut ternyata berdampak positif terhadap bisnis logistik di masa
Pandemi COVID-19, karena Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia mampu untuk
melakukan dua tindakan lanjutan terhadap tindakan yang telah dilakukan:

1. Membangun konektivitas dan aksesibilitas dengan mengintegrasikan dan


menghubungkan simpul infrastruktur melalui dua cara:
a. Simpul-simpul transportasi (pelabuhan, bandara, stasiun kereta api,
terminal, dan pusat distribusi).
b. Jaringan Transportasi (angkutan truk, laut, dan udara).
2. Mengintegrasikan layanan transportasi angkutan barang melalui transportasi
laut, udara, darat, dan kereta api melalui sistem antarmoda / multimoda
transportasi.
3. Menghubungkan logistik dengan kawasan ekonomi khusus, kawasan industri,
dan kawasan pariwisata

Selain faktor tersebut, potensi dari logistik melalui truk ternyata tambah
meningkat pada tahun 2021. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fitch Solutions
Country Risk and Country Research (2021), perkembangan infrastruktur logistik di
5

Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa
proyek berikut:

1. Kerjasama membangun mobil listrik bekerjasama dengan LG dengan


membangun LG Energy Solution dan adanya potensi investasi dari
perusahaan mobil listrik ternama dari Amerika Serikat, yaitu, Tesla.
2. Adanya kebijakan ASEAN Customs Transit System yang memberikan
kuota hingga 500 truk yang dapat menjangkau kawasan di ASEAN
3. Adany proyek Kereta Cepat Indonesia-Tiongkok yang telah mencapai
63,9% untuk progress pembangunan terowongan Cisumdawu, dan
secara keseluruhan proyek sudah mencapai 74,9%
4. Adanya pembukaan pelabuhan baru di Patimban yang diresmikan oleh
Presiden Joko Widodo untuk mengurangi biaya pengangkutan barang.

Melalui 4 aktivitas tersebut, Fitch Solutions Country Risk and Country Research
melakukan beberapa forecasting dalam jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang sebagai berikut:

1. Jangka pendek ditandai dengan adanya peningkatan pengeluaran rumah


tangga dari tahun 2021 ke 2022. Melalui perkiraan ini, Fitch Solutions Country
Risk and Country Research meramalkan logistik transportasi melalui truk
akan tumbuh 2% dalam jangka pendek hingga akhir 2021 dengan jumlah
pengiriman barang sebesar 1,4 miliar ton.
2. Jangka menengah ditandai dengan adanya shifting dari sektor ekonomi yang
beralih ke e-commerce membuat semakin banyak permintaan terhadap
pelayanan logistik melalui truk. Melalui fenomena ini, Fitch Solutions Country
Risk and Country Research meramalkan logistik transportasi melalui truk
akan tumbuh 2% bahkan lebih dalam jangka menengah dari tahun 2021-2025
dengan jumlah pengiriman barang sebesar 1,5 miliar ton. Hal ini dapat terjadi
dengan dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia melalui program-
program sebagai berikut:
a. Visi Indonesia tahun 2030 adalah berhasil membangun 1500 km jalan
tol, 2500 km jalan raya, dan 60 km jembatan dan jalan laying
b. Investasi sebesar US$100.000.000.000,00 terhadap 89 proyek
nasional
6

c. Komitmen dalam mengurangi defisit perdagangan akibat transportasi


logistik
3. Jangka panjang ditandai dengan adanya penyelesaian dari infrastruktur,
efisiensi logistik dan rantai pasok, dan pengembangan industri. Melalui
fenomena ini Fitch Solutions Country Risk and Country Research
meramalkan logistik transportasi melalui truk akan tumbuh 10% tiap tahun
bahkan lebih dalam jangka panjang dari tahun 2025-20230 dengan
persentase peningkatan hingga 96% dari 1,5 miliar ton yang linear dengan
penambahan jalan darat di Indonesia. Hal ini diperkuat bahwa konsumsi mobil
di Indonesia dari tahun 2021-2029 akan meningkat 50.000.000 buah. Hal ini
mendukung adanya investasi di bidang logistik yang dapat mengembangkan
industry baru yang lebih besar dan mengurangi kerugian biaya pengiriman
barang sebesar US$3.000.000.000,00.

Dengan adanya potensi-potensi tersebut, maka diperlukan untuk membuat


sintesis hubungan antara negara dan bisnis logistik yang dapat meningkatkan
kesejahteraan Masyarakat Indonesia yang merupakan fungsi utama Pemerintah
Indonesia dan memenuhi keuntungan maksimum bagi pelaku dalam industri logistik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran negara?
2. Bagaimana negara dan bisnis berinteraksi?
3. Bagaimana perilaku interaksi mereka?
4. Apa dampak (manfaat) dari interaksi tersebut?
5. Bagaimana distribusi manfaat tersebut?
6. Apakah ada mobius trap bagi pelaku bisnis di dalam industri tersebut?
7. Apa telaah kritis terhadap kasus yang Anda pilih tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengidentifikasi peran negara dalam bisnis logistik
2. Mengidentifikasi negara dan bisnis berinteraksi dalam industri logistik
3. Mengidentifikasi perilaku interaksi antara negara dan bisnis dalam industry
logistik
4. Mengidentifikasi dampak dan manfaat dari interaksi negara dan bisnis
dalam bidang logistik
7

5. Mengidentifikasi distribusi manfaat dari hubungan negara dengan industri


logistik
6. Mengidentifikasi apakah ada mobius trap bagi perilaku bisnis dalam
industri tersebut
7. Mengidentifikasi telaah kritis terhadap studi kasus terkait PT Nusantara
Totalindo Logistik

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Logistik
Manajemen logistik merupakan salah satu aktivitas menitikberatkan pada
cara untuk mengelola barang melalui tindakan perencanaan dan penentuan
kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain manajemen logistik, perlu untuk
diketahui Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management), adapun
pendapat para ahli terkait dengan logistik dan manajemen rantai pasokan sebagai
berikut :

1. Kerin, Hartley, dan Rudelius (2000), logistik melibatkan kegiatan-kegiatan


yang fokus untuk mendapatkan jumlah yang tepat dari produk yang tepat (of
the right products) ke tempat yang tepat (to the right place) pada waktu yang
tepat (at the right time) pada biaya yang rendah (at the lowest possible cost)
2. Chopra (2007), mengartikan Supply Chain Management (Manajemen Rantai
Pasokan) sebagai pendekatan yang holistik dan strategis dalam hal
permintaan, operasional, pembelian, dan manajemen proses logistik. Willem
(2016) mendefinisikan Supply Chain Management sebagai pengintegrasian
sumber bisnis yang kompeten dalam kegiatan penyaluran barang, mulai dari
tempat bahan baku sampai ke konsumen atau pemakai akhir, mencakup
penyediaan bahan baku, proses produksi, distribusi, ritel, konsumen,
pergudangan dan transportasi melalui sistem informasi untuk meningkatkan
nilai para pihak terkait untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan Pelanggan.

2.2 Transportasi Nasional


Transportasi adalah Salim (2000) kegiatan pemindahan barang (muatan) dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ada dua unsur
yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik
mengubah tempat dari barang (commodity) dan penumpang ke tempat lain.
8

Menurut Miro (2005) Transportasi dapat diartikan usaha memindahkan,


mengerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke
tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat
berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan menurut Nasution (2008) adalah
sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.

2.3 Hubungan Negara dan Bisnis


Negara dan bisnis merupakan dua lembaga yang saling berkaitan, karena
keduanya memiliki fungsi yang saling melengkapi. Negara memiliki tujuan untuk
mengallokasikan sumber daya secara efisien, sedangkan bisnis memiliki modal dan
kontrol terhadap internal yang dapat membantu negara dalam memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Ada beberapa definisi terkait negara menurut beberapa ahli:

A. Menurut Aristoteles dalam Bukunya yang berjudul Politics III, negara


merupakan kesatuan dari keluarga dan desa yang memiliki kehidupan
bersama yang bersifat sempurna, mandiri, bahagia, dan terhormat
B. Menurut Weber (1946), negara merupakan komunitas manusia yang
memiliki wewenang untuk menguasai kekuatan fisik pada wilayah
tertentu
C. Menurut Cudworth (2007), negara adalah komunitas politik yang
mempertahankan monopoli atas wilayah geografis tertentu dengan
menggunakan kekuatan yang sah
B. Negara memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Power, yaitu negara bisa memaksa siapapun melalui kekuasaan yang
sah. Pemaksaan ini dilakukan melalui duaa cara, yaitu soft power dan
hard power. Soft power dilakukan melalui investasi, perdagangan,
bisnis, dan ekonomi. Hard power dilakukan melalui peperangan
2. Authority, yaitu negara memiliki hak, wewenang, dan kewajiban yang
bersifat mengikat untuk internal dan eksternal yang mengatur jalannya
suatu negara
3. Legitimate artinya negara memiliki keabsahan dalam menetapkan
konstitusi atau undang-undang yang ditetapkan oleh lembaga eksekutif
dan lembaga legislative
4. Resources, yaitu negara memiliki tujuan untuk mewujudkan keadilan
sosial bagi masyarakat. Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi
9

masyarakat, negara mengalokasikan sumber daya secara merata


kepada masyarakat.

Bisnis merupakan kegiatan yang berorientasi profit (Levitt 1958). Bisnis


memiliki social responsibility untuk mendapatkan profit (Friedman 1970). Prinsip
dalam bisnis diwujudkan melalui adanya transaksi (Joyowinoto 2021). Akibat dari
adanya bisnis adalah peningkatan modal yang mengakibatkan peningkatan
kesenjangan (Shiller 2013). Power yang dimiliki oleh bisnis, yaitu dapat memenuhi
sumber daya yang dibutuhkan oleh negara untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat, selain sumber daya, power yang dimiliki oleh bisnis adalah dapat
mengatur terkait dengan mekanisme pasar dan ekonomi dalam suatu negara.

III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Peran Negara dalam Bisnis Logistik
Peran negara dalam bisnis logistik diwujudkan melalui Sistem Logistik
Nasional. Menurut Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012, Sistem Logistik
Nasional merupakan integrasi secara lokal dan keterhubungan secara global
sebagaimana disajikan secara skematis melalui integrasi dan efisiensi jaringan
logistik yang terdiri atas jaringan distribusi, jaringan transportasi, jaringan informasi,
dan jaringan keuangan yang didukung oleh pelaku dan penyedia jasa logistik.
Dengan demikian jaringan sistem logistik dalam negeri dan keterhubungannya
dengan jaringan logistik global akan menjadi kunci kesuksesan di era persaingan
rantai pasok global (global supply chain), karena persaingan tidak hanya antar
produk, antar perusahaan, namun juga antar jaringan logistik dan rantai pasok
bahkan antar negara. Selain itu, integrasi logistik secara lokal dan keterhubungan
secara global akan dapat meningkatkan ketahanan dan kedaulatan ekonomi,
kesejahteraan masyarakat dan perwujudan NKRI sebagai negara maritim. Visi dari
Sistem Logistik Nasional menurut Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012, yaitu
“Terwujudnya Sistem Logistik yang terintegrasi secara lokal, terhubung secara
global untuk meningkatkan daya saing nasional dan kesejahteraan rakyat (locally
integrated, globally connected for national competitiveness and social welfare)”.
Adapun misi dari Sistem Logistik Nasional adalah sebagai berikut:
10

1. Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien untuk menjamin


pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan peningkatan daya saing produk
nasional di pasar domestik, regional, dan global.
2. Membangun simpul-simpul logistik nasional dan konektivitasnya mulai dari
pedesaan, perkotaan, antar wilayah dan antar pulau sampai dengan hub
pelabuhan internasional melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan.

3.2 Interaksi Negara dan Bisnis dalam Bisnis Logistik


Pusat perhatian pemerintah masih tertuju dalam pembenahan sistem logistik
untuk memberikan kepastian dalam berusaha di Indonesia, menurunkan biaya
logistik nasional dan peningkatan kompetensi sumber daya sektor logistik, yang
menjadi acuan dalam penilaian sistem logistik sebagai berikut (Sitorus 2017):

1. Maritime cargo handling service


2. Storage & warehousing services
3. Freight transport agency services
4. Other auxiliary services
5. Courier services
6. Packaging services
7. Customs clearance services
8. International maritime freight transportation
9. International rail freight transport services
10. International road freight transport services

Sistem logistik nasional perlu didorong untuk menghasilkan produk


berkualitas dengan harga yang bersaing (Sitorus 2017). Upaya yang mendasar
untuk mendorong meningkatkannya kinerja logistik nasional diperlukan
menghilangkan berbagai hambatan dalam sektor logistik yaitu koordinasi antar
lembaga terkait sistem logistik nasional yang terpadu, sumber daya manusia sektor
logistik yang profesional, mengurangi proses bongkar muat di pelabuhan yang
membuat biaya tinggi (high cost), meningkatkan pemenuhan investasi dalam
infrastruktur di pelabuhan untuk proses bongkar muat, memperpendek proses
perizinan, dan penggunaan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja logistik
(Sitorus 2017).
11

Dalam kasus PT Nusantara Totalindo Logistik, Negara memberikan akses


logistik kepada PT Nusantara Totalindo Logistik melalui kerjasama multilateral, yaitu
ASEAN Custom Truck Authority, yaitu aturan yang ditetapkan oleh Negara-Negara
ASEAN yang memperbolehkan truk untuk masuk mengirimkan barang dengan
jumlah minimal 500 truk. Selain itu juga, Pemerintah Republik Indonesia juga
mengadakan kerja sama dengan Negara ASEAN berupa BIMP Growth Area, yaitu
kerjasama logistik pertanian di Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina
(Accenture 2011). Pemerintah Republik Indonesia juga mengarahkan perusahaan
logistik tak terkecuali PT Nusantara Totalindo Logistik untuk menyasar kepada
UMKM yang kesulitan dalam logistik. Menurut Kementerian Koperasi dan UKM pada
tahun 2019, 65.465.497 unit UMKM yang menampung 119.562.843 penduduk
Indonesia. Bila menilik dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada
tahun 2020, terdapat 52.372.398 unit UMKM yang mengalami penurunan
permintaan barang dan jasa akibat tidak mendapatkan akses logistik sehingga PT
Nusantara Totalindo Logistik lebih mudah dalam mencari pelanggan untuk mencapai
keuntungan maksimum.

3.3 Perilaku Interaksi Negara dan Bisnis Logistik


PT Nusantara Totalindo Logistik memiliki akses logistik ke Surabaya melalui
Bandara Juanda. Kementerian Perhubungan membangun model untuk meramalkan
permintaan kargo udara yang digunakan untuk menentukan kapasitas terminal kargo
yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang (Priyanto et al.
2019). Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah Model Sistem Dinamis
(Priyanto et al. 2019). Mereka mendapatkan bahwa Gross Domestic Product (GDP)
dan Foreign Direct Investment (FDI) memainkan peran penting dalam mendorong
permintaan kargo udara (Priyanto et al. 2019). Selain memainkan peranan sebagai
terminal kargo, Bandara Juanda dijadikan sebagai pengumpul (hub) skala primer
memiliki cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar udara di Indonesia dan
mancanegara (Priyanto et al. 2019). Jumlah lalu lintas kargo yang sangat besar tiap
tahunnya sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi kota-kota di Indonesia
(Priyanto et al. 2019). Data lalu lintas kargo di Bandar Udara Juanda Tahun 2014 –
2017 menunjukkan adanya jaringan simpul pengiriman kargo yang mendukung
Sislognas dengan kota/daerah/negara yang terlayani mencapai 34 kota di Indonesia,
6 koridor ekonomi, dan 13 kota dari 9 negara (Priyanto et al. 2019). Berdasarkan
12

koridor ekonomi terlihat bahwa dominasi kargo yang berangkat dari Bandar Udara
Juanda adalah berasal dari koridor Jawa dan Kalimantan (Priyanto et al. 2019),
sedangkan kargo yang tiba di Bandar Udara Juanda masih didominasi dari Koridor
Jawa (Priyanto et al. 2019).

3.4 Dampak dan Manfaat dari Hubungan Negara dan Bisnis Logistik
Dampak dan manfaat dari Hubungan Negara dan Bisnis Logistik yang
dirasakan oleh PT Nusantara Totalindo Logistik dan perusahaan logistik lain adalah
sebagai berikut:

1. PT Nusantara Totalindo Logistik jika dibuka terkait BIMP ASEAN Growth


Area maka dapat meningkatkan pendapatan dari yang saat ini mencapai
Rp2.000.000.000,00 tiap bulan menjadi Rp 100.000.000.000,00-
Rp1.000.000.000.000,00 tiap bulan dan memudahkan mendapatkan investasi
dari Softbank, Northstar Group, dan JLL Southeast Asia sebesar US$
40.000.000,00 pada tahun kesembilan

2. PT Nusantara Totalindo Logistik memanfaatkan proyek infrastruktur


pemerintah untuk mengekspansi bisnis ke beberapa tujuan domestik sebagai
berikut:

a. Melakukan ekspansi bisnis ke Bali dan Sumatera pada tahun kedua

b. Melakukan ekspansi bisnis ke Papua pada tahun keempat

3. Sistem logistik nasional yang efektif dan efisien mampu meningkatkan


semangat aktivitas perekonomian nasional, baik dalam kegiatan industri,
kegiatan perdagangan, maupun kegiatan perekonomian lainnya, yang
tentunya dapat mempercepat pertumbuhan perekonomian nasional yang
dapat diukur melalui peningkatan investasi serta peningkatan Produk
Domestik Bruto (PDB) per kapita (Dwiatmoko 2018)

4. Transportasi yang murah dan mudah akan menurunkan harga barang


sehingga ongkos produksi atau biaya pengadaan barang yang bersangkutan
juga akan murah (Dwiatmoko 2018)

3.5 Distribusi Manfaat dari Hubungan Negara dengan Bisnis Logistik


Distribusi manfaat dari hubungan negara dengan bisnis logistik berjalan
secara mutualisme atau saling menguntungkan. Pemerintah telah mencanangkan
13

Program Tol Laut yang dilatarbelakangi disparitas harga yang cukup tinggi antara
wilayah barat dan timur Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang terpusat di Pulau
Jawa mengakibatkan inefisiensi transportasi laut di Indonesia karena
ketidakseimbangan muatan balik dari wilayah-wilayah yang pertumbuhan
ekonominya rendah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (Pahala et al. 2021).
Pemerintah telah menetapkan beberapa dasar hukum Program Tol Laut, antara lain
Perpres No. 106 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Publik untuk
Angkutan Barang di Laut dan Permenhub No. PM. 4 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 161 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang di Laut
(Pahala et al. 2021). Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan indeks harga
barang selama 2015-2019. Menurut data Badan Pusat Statistik (2019), terjadi
penurunan inflasi dari 3,35% pada tahun 2015 menjadi 2,37% tahun 2019.
Perencanaan rute harus mempertimbangkan arus dan volume barang antar wilayah,
termasuk potensi setiap wilayah (Pahala et al. 2021). Perencanaan ini bersifat
jangka menengah dan panjang sehingga harus terintegrasi dengan rencana
kementerian terkait, seperti Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)
2015-2035 dan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Perencananaan Program Tol Laut harus terintegrasi dan sinergi dengan
rencana pembangunan wilayah, baik terkait dengan rencana pengembangan
komoditas unggulan maupun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) masing-masing
(Pahala et al. 2021). Karakteristik komoditas wilayah akan menentukan infrastruktur
fisik dan suprastruktur pelabuhan. Tol Laut hendaknya melibatkan pelayaran
nasional, baik perusahaan BUMN maupun swasta. Kegiatan operasional Tol Laut
perlu diintegrasikan dengan pelayaran yang sudah berjalan, termasuk dengan
Pelayaran Rakyat (Pahala et al. 2021). Pengembangan Tol Laut juga harus
terintegrasi dengan sistem transportasi hinterland masing-masing wilayah. Integrasi
mencakup dukungan infrastruktur transportasi (jalan dan rel kereta api) dan para
pelakunya (perusahaan jasa transportasi sebagai feeder) (Pahala et al. 2021).
Sehingga dari pengembangan infrastruktur, memudahkan akses transportasi baik
dari jalur dan simpul transportasi, sistem informasi logistik, dan enterprise
requirement planning menyebabkan pemerataan pembangunan ekonomi
berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia serta peningkatan konektivitas di daerah
terdepan, terluar dan tertinggal (Pahala et al. 2021). Pilihan strategi pengembangan
14

tol laut sejatinya merupakan elaborasi dari pembangunan inklusif, yang lebih
mengedepankan keadilan ekonomi dengan memberikan fokus perhatian lebih
kepada wilayah Indonesia yang tertinggal terdepan dan terluar, agar dapat
menikmati harga-harga komoditas kebutuhan pokok dan lainnya relatif sama dengan
yang dinikmati oleh saudara-saudaranya di wilayah Indonesia lainnya (Pahala et al.
2021). Hal ini dapat diwujudkan melalui vessels, yaitu perusahaaan freight forwarder
atau logistik yang tugasnya merupakan usaha yang menangani dokumen,
pengiriman barang untuk dieskpor, penerimaan barang impor dan bea cukai
(Saraswati et al. 2017). Perusahaan yang menjadi objek pada penelitian ini yaitu
Perusahaan Freight Forwarder yang merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang freight forwarder (Saraswati et al. 2017). Terjadi peningkatan kebutuhan
pelanggan contohnya seperti perusahaan manufaktur mencari paket logistik yang
terintegrasi yang dapat memberikan nilai tambah untuk kargo mereka melalui
perjalan rantai pasok, daripada melalui layanan transportasi terfragmentasi
tradisional (Saraswati et al. 2017).

3.6 Mobius Trap bagi Pelaku Industri Logistik


Mobius Trap bagi pelaku industri logistik maupun Pemerintah Republik
Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Perbandingan kualitas infrastruktur Indonesia, seperti laporan telah dirilis oleh


World Economic Forum, pada tahun 2016 menempatkan kualitas Indonesia
pada urutan 60, hal tersebut diukur berdasarkan lima penilaian yaitu kualitas
infrastruktur total, infrastruktur jalan, infrastruktur kereta api, infrastruktur
pelabuhan, infrastruktur bandara dan infrastruktur listrik (Sitorus 2017)
2. Ongkos Logistik Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan Sinapura
dan Malaysia yang dibawah 5%, sedangkan Indonesia masih 8% (Sitorus
2017).
3. Pendanaan bisnis untuk perusahaan logistik di Indonesia masih kurang,
karena belum memiliki laporan keuangan yang memadai untuk diajukan ke
perbankan. Menurut Ardiansyah (2019), bank-bank penyalur dana UMKM
belum bisa mengakses UMKM sehingga UMKM banyak yang mencari
pinjaman cepat melalui lembaga keuangan lain dan pinjaman tersebut dicicil.
Selain akses pendanaan terbatas, UMKM sulit untuk mendapatkan
15

pendanaan, karena agunan atau jaminan yang mereka punya masih sedikit
dan masih mengontrak rumah (Ardianysah 2019)
4. Perbaikan terhadap daya saing Indonesia perlu terus didorong terhadap
sektor iklim investasi, regulasi perdagangan maupun industri, kerjasama baik
tingkat ASEAN maupun kawasan Asia Pasifik dan mendorong peran sektor
swasta dalam meningkatkan kinerja logistik (Sartono 2017)
5. Tingginya biaya ekonomi, kurangnya fasilitas prasarana bongkar muat di
pelabuhan, masih menjadi kendala sehingga menyebabkan turunnya minat
penggunaan transportasi laut (Sartono 2017)
6. Dwelling time di Indonesia masih menjadi yang paling tinggi di Asia Tenggara.
Menurut Kennedy (2019), Pelabuhan Tanjung Priok sampai keluar dari pintu
pelabuhan, membutuhkan waktu 4,9 hari, dimana Amerika Serikat hanya
membutuhkan 1,2 hari, Belanda 1,1 hari dan Singapura 1,0 hari. Tingginya
biaya logistik di Indonesia dipicu oleh sistem logistik dan infrastruktur yang
masih belum optimal. Mahalnya biaya logistik disebabkan berbagai faktor:
a. Sistem logistik yang belum baik karena kurangnya sumber daya
manusia
b. Jumlah pasokan barang yang masih belum merata, sehingga terjadi
perbedaan biaya logistik antara kawasan Indonesia bagian barat dan
timur
c. Sistem dua arah yang sering tidak terjadi, kapal-kapal angkut ke
daerah seharusnya membawa kembali muatan dari daerah tersebut
agar lebih efisien

3.7 Telaah Kritis Hubungan Negara dan Bisnis Logistik Melalui Studi Kasus PT
Nusantara Totalindo Logistik
Analisis terhadap hubungan negara dan bisnis logistik melalui studi kasus PT
Nusantara Totalindo Logistik adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah sudah membuka jalan untuk para perusahaan logistik dalam


mengirimkan barangnya, melalui perbaikan sarana transportasi, infrastruktur,
dan kebijakan bongkar muat, tetapi negara sebagai institusi tertinggi
membutuhkan fungsinya untuk menegakan exercise right, yaitu dengan
melibatkan para stakeholder terkait, yaitu pelabuhan udara, pelabuhan laut,
dan sarana transportasi darat, tetapi di lapngannya terutama untuk pelabuhan
16

laut masih terjadi masalah dalam dwelling time yang sebetulnya menjadi
“lahan basah” untuk para oknum-oknum pemburu rente dari barang logistik
baik domestic maupun impor sehingga minat untuk melakukan pengiriman
logistik di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara lain
2. PT Nusantara Totalindo Logistik maupun perusahaan logistik lain harus
dicarikan pendanaan alternatif terkait usaha logistik, karena banyak dari
perusahaan logistik masih kekurangan pendanaan akibat sistem perbankan
yang membutuhkan laporan keuangan. Pemerintah selaku pemegang
kekuasaan dalam legislatif harus membuat undang-undang yang
memudahkan para pelaku usaha untuk mengakses pendanaan tanpa melalui
jalur perbankan atau melibatkan peer to peer lending sebagai mitra
pemerintah untuk memberikan dana usaha bagi PT Nusantara Totalindo
Logistik maupun perusahaan logistik lain
3. Pemerintah Republik Indonesia harus membuat undang-undang yang
memberikan kewajiban atau SOP yang melengkapi Undang-Undang Nomor
26 tahun 2012 mengenai Sistem Logistik Nasional terkait bongkar muat dan
dwelling time dan dibatasi selama 1-2 hari agar mampu mengejar
ketertinggalan dari negara lain. Jika ada BUMN atau swasta yang melanggar
undang-undang tersebut, maka dapat dibekukan operasional usahanya atau
tidak diberikan penyuntikan modal negara
4. Pemerintah harus berani mendorong kepada perusahaan IT dalam negeri
seperti Gojek, Grab, Tokopedia, dan Shopee untuk menjadi strategic
investors bagi para perusahaan logistik di Indonesia. Hal ini merupakan
tindakan yang dilakukan oleh Alibaba, yaitu penyertaan investasi melalui
padat modal dan padat karya. Padat modal, yaitu memberikan modal secara
tunai dan padat karya, yaitu memberikan sejumlah fasilitas berikut:
a. Infrastruktur IT
b. Rantai pasok logistik
c. Jasa konsultansi bisnis
d. Kemitraan usaha logistik dengan usaha induk
e. Membangun sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan
logistik melalui pelatihan mengenai enterprise resource planning
17

IV KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebetulnya hubungan
antara negara dan bisnis dalam bidang logistik itu berjalan cukup baik, tetapi masih
ada flaw dalam pendanaan usaha, dwelling time, dan sarana infrastruktur yang
masih belum lengkap. Saran saya kepada Pemerintah Republik Indonesia dan
perusahaan logistik adalah mengikuti langkah-langkah yang telah direkomendasikan
melalui sub bab telaah kritis.

DAFTAR PUSTAKA

[Accenture] Accenture. Destination South East Asia: A Joint Pathway to Future


Growth? Opportunities for Regional Business Expansion. 2011.

[APTRINDO] Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia. Actualizing The Post Normal:


Year 2021 And Beyond: Sektor Angkutan Barang. 2020.

[Fitch] Fitch Solutions Country Risk and Country Research. Indonesia Freight
Transport & Shipping Report: Q2 2021. 2021.

[Kemekop-UMKM) Kementerian Koperasi dan UMKM. 2019. Sandingan Data UMKM


tahun 2018-2019. 2019.

Abbas, Salim. 2000. Manajemen Transportasi. Cetakan Pertama. Edisi Kedua.


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Andriyanto, Achmad, Mustamin, Nur Khalifah. 2020. Analisis Manajemen Risiko dan
Strategi Penanganan Risiko pada PT Agility International Menggunakan
Metode House of Risk (HOR). Jurnal Logistik Bisnis. 10(2):4-11.
18

Ardiansyah. 2019. Model Financial Dan Teknologi (Fintech) Membantu


Permasalahan Modal Wirausaha UMKM Di Indonesia. Majalah Ilmiah Bijak.
16(2):158-159.

Arniati, et al. 2021. Rancangan Trucking Collaboration System. Jurnal Teknik


Informatika dan Sistem Informasi. 7(3):498-509.

Cudworth, Erika. 2007. The Modern State: Theories and Ideologies. Edinburgh
University Press. ISBN 978-0-7486-2176-7.

Dwiatmoko, Hermanto. 2018. Peran Perkeretaapian Menunjang Sistem Logistik


Nasional. Jurnal Transportasi. 18(2):87-96.

Kennedy, Posma Sariguna Johnson. 2019. Analisis Tingginya Biaya Logistik di


Indonesia Ditinjau dari Dwelling Time. Jurnal Economic Resources. 1(2):136-
145.

Levitt, T. 1958. Dangerous of Social Responsibilities. Boston: Harvard Business


Review.

Miro, F. 2002. Perencanaan Transportasi. Erlangga: Jakarta.

Nasution, M. N. 2008. Manajemen Transportasi. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Priyanto et al. 2019. Analisis Pengembangan Terminal Kargo Bandar Udara Juanda
Surabaya Guna Mendukung Sistem Logistik Nasional (Sislognas). Jurnal
Perhubungan Udara. 1(1):137-144.

Sitorus, Budi, Sitorus, Tulus Irfan Harsono. 2017. Dukungan Transportasi Logistik
dan Daya Saing Indonesia dalam Mengahadapi Masyarakat Ekonomi Asean.
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik. 4(2):137-146.

Vikaliana, Restiana, Romadhon, Yusuf. 2017. Pelayaran Rakyat dalam Perspektif


Sistem Logistik Nasional. Jurnal Logistik Indonesia. 1(1):17-21.

Weber, M. 1946. Essays from Max Weber. London: Routledge & Kegan Paul.
19

Anda mungkin juga menyukai