Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri manufaktur di Indonesia mulai bangkit. Sebagian

produknya telah berhasil menguasai pangsa pasar dunia. Pertumbuhan

ekonomi Indonesia diprediksi akan berada di posisi tiga besar setelah

Tiongkok dan India. Penjelasan tersebut disampaikan Komisaris

Independen BCA dan Unilever Indonesia Cyrillus Harinowo dalam

acara diskusi Kebangkitan Industri Manufaktur Indonesia di Fakultas

Ekonomika dan Bisnis (FEE) Universitas Gadjah Mada (UGM),

Jogjakarata. Menurut Beliau, Saat ini, perusahaan-perusahaan

manufaktur lokal di Indonesia semakin mendunia. Bangkitnya industri

manufaktur Indonesia ditunjukkan dengan mulai menguasai pangsa

pasar dunia. Oleh karena itu, kekuatan ekonomi ini menjadi modal bagi

Indonesia untuk bersaing pada ASEAN Economic Community pada

tahun 2015. Kebangkitan industri Indonesia telah terjadi dan jauh

melampaui laporan Badan Pusat Statistik (EPS). Industri makanan dan

minuman pertumbuhannya telah mencapai double digit Bidang industri


otomotif mesin dan elektronika juga mengalami pertumbuhan pesat di

atas 20%. (http://www.kemenperin.go.id)

Pada era persaingan saat ini, perusahaan-perusahaan saling

bersaing dalam memperebutkan posisi market leader di pasar. Dalam

usaha memenangkan persaingan, perusahaan manapun memerlukan

sistem supply chain yang baik. Supply chain yang baik akan

memberikan dampak positif bagi keseluruhan hasil kinerja perusahaan.

Di dalam supply chain, salah satunya terdapat aspek transportasi. Aspek

transportasi akan berkaitan dengan supplier, distributor, retailer, serta

konsumen akhir. Maka dari itu, sebuah sistem transportasi yang baik

akan menyediakan tingkat layanan yang reliable yang akan mengurangi

situasi-situasi yang tidak pasti di dalam supply chain serta jumlah

persediaan didalam rantai pasokan.

Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok. 

Dalam konteks rantai pasok, transportasi berperan penting karena

sangatlah jarang suatu produk diproduksi dan dikonsumsi dalam satu

lokasi yang sama.  Strategi rantai pasok yang diimplementasikan dengan

sukses memerlukan pengelolaan transportasi yang tepat.


Manajer transportasi pada suatu perusahaan bertanggung jawab

terhadap pergerakan sediaan barang dari perusahaan ke pelanggannya. 

Pengelolaan kegiatan transportasi yang efektif dan efisien akan

memastikan pengiriman barang dari perusahaan ke pelanggan dengan

tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat penerima. Selain itu,

biaya transportasi merupakan komponen biaya yang terbesar dalam

struktur biaya logistik.  Tidak kurang dari 60% dari total biaya logistik

perusahaan merupakan biaya transportasi. Aktivitas transportasi

mengacu pada pergerakan produk dari satu lokasi ke lokasi lain dalam

rantai pasokan. Kebutuhan akan pentingnya transportasi telah

berkembang dengan meningkatnya globalisasi dalam rantai pasokan

serta pertumbuhan pasar.

Transportasi merupakan aktivitas yang paling mudah dilihat

sebagai kegiatan utama logistik.  Pelanggan akan dengan mudah melihat

pergerakan barang dari suatu lokasi ke lokasi lain baik menggunakan

truck, kereta api, kapal laut, atau pesawat udara.

Dalam konteks manajemen rantai pasok, fungsi penting

transportasi memberikan solusi layanan logistik: pergerakan produk

(productmovement) dan penyimpanan barang (product storage).


Fungsi transportasi dalam pergerakan produk, transportasi

memainkan peran melakukan pergerakan barang-barang, baik barang-

barang dalam bentuk bahan baku, komponen, barang dalam proses,

maupun barang-barang jadi. Nilai ekonomis transportasi dalam

menjalankan peran ini adalah melakukan pergerakan sediaan barang

dari lokasi asal ke lokasi tujuan tertentu dalam sistem manajemen rantai

pasokan perusahaan.  Kinerja transportasi akan menentukan kinerja

pengadaan (procurement), produksi (manufacturing),

dan customer relationship management.  Tanpa kinerja transportasi

yang andal, dapat dipastikan bahwa hampir semua aktivitas-aktivitas

utama rantai pasok tersebut tidak akan berjalan secara efektif dan

efisien.

Aktivitas transportasi akan mengkonsumsi sumber daya

keuangan, waktu, dan sumber daya lingkungan.  Selain itu, dalam

konteks manajemen berbasis aktivitas (value-based management),

aktivitas transportasi termasuk aktivitas yang tidak memberikan nilai

tambah.  Mengapa?  Aktivitas transportasi berakibat pada peningkatan

sediaan barang dalam transit (in-transit inventory). Sistem logistik yang

efektif dan efisien harus dapat mengurangi in-transit inventory ini

seminimal mungkin.  Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi


akan dapat dilakukan perbaikan secara signifikan dalam akses in-transit

inventory dan status kedatangan kiriman barang secara akurat baik

lokasi maupun waktu pengirimannya (delivery time).

Aktivitas transportasi juga akan mengkonsumsi sumber daya

keuangan.  Biaya transportasi terjadi karena penggunaan tenaga sopir

(driverlabor), konsumsi bahan bakar minyak (fuel), pemeliharaan

kendaraan, modal yang diinvestasikan dalam kendaraan dan peralatan,

dan kegiatan administrasi.  Selain konsumsi sumber daya keuangan,

risiko kehilangan dan kerusakan produk selama aktivitas transportasi

juga dapat menimbulkan biaya atau kerugian yang signifikan.

Dampak transportasi terhadap lingkungan dapat secara langsung

maupun tidak langsung. Transportasi mengkonsumsi fuel dan oli yang

cukup besar. Meskipun perkembangan teknologi mesin-mesin

kendaraan memungkinkan efisiensi konsumsi fuel dan oli, namun secara

total konsumsi fuel dan oli masih besar seiring dengan peningkatan

jumlah kendaraan yang digunakan untuk mendukung aktivitas

transprotasi. Secara tidak langsung, pengaruh transportasi terhadap

lingkungan mengakibatkan kemacetan, polusi udara, polusi suara, dan

tingkat kecelakaan.
Selain fungsi transportasi dalam pergerakan produk, aspek lain

yang jarang dilihat dari fungsi transportasi adalah penyimpanan

produk.   Transportasi berperan dalam penyimpanan produk, terutama

penyimpanan sementara dari lokasi asal pengiriman ke lokasi tujuan. 

Fungsi penyimpanan sementara ini lebih ekonomis dilakukan dalam

kegiatan transportasi, terutama untuk pemenuhan sedian barang-barang

yang terjawal dengan waktu pengiriman dalam beberapa hari.  Biaya-

biaya yang mungkin terjadi seperti biaya muat barang (loading),

pergudangan, dan bongkar barang (unloading) dari penyimpanan

sementara produk mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan biaya

penggunaan kendaraan yang difungsikan untuk penyimpanan

sementara. (http://supplychainindonesia.com/)

Didalam transportasi, terdapat aktivitas inbound yang terdiri dari

penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang

digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa yang

dijualnya atau merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan perusahaan

untuk menangani material sebelum digunakan. Selain itu, terdapat juga

aktivitas outbond yang merupakan seluruh aktivitas yang berhubungan

dengan pengumpulan, penyimpanan dan mendistribusikan secara fisik


produk-produk dan jasa penyimpanan dan mendistribusikan secara fisik

produk- produk dan jasa perusahaan. (http://intacsindo.com)

PT Gudang Garam Tbk berdiri pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing

Hwie yang berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo.  Pada awal

berdirinya, Gudang Garam merupakan industri rumahan yang

memproduksi kretek yang bernama SKL dan SKT.  Karena permintaan

pasar yang kian meningkat, akhirnya pada 1960 dibukalah cabang di

Gurah, yang letaknya 13 km dari kota Kediri yang pada saat itu masih

mempekerjakan 200 orang karyawan. Pada tahun 1968, tepatnya bulan

September didirikan unit produksi yang bernama Unit I dan Unit II di

atas lahan seluas 1000 meter persegi guna mengiringi perkembangan

usaha yang kian meningkat. Tak lama dari itu, Gudang Garam yang

awalnya merupakan industri rumahan berubah menjadi Firma pada

tahun 1969. Dua tahun kemudian, karena kemajuan produksi yang

makin lama semakin tinggi, Gudang Garam resmi berubah menjadi

Perseroan Terbatas (PT) yang didukung fasilitas berupa Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) dari pemerintah membuat Gudang

Garam semakin kokoh.


Untuk membantu pengembangan produksinya, Gudang Garam

lantas memikirkan beberapa terobosan baru dalam pembuatan

kreteknya, yakni dengan menggembangkan jenis produk Sigaret Kretek

Mesin (SKM). Tak berhenti sampai di situ, Gudang Garam juga mampu

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

pada tahun 1990 yang langsung merubah statusnya dari PT menjadi

Perusahaan Terbuka. 

Produk yang dihasilkan Gudang Garam juga lebih bervariasi, hal

ini dibuktikan dengan produksi kretek mild pada tahun 2002 yang

merupakan hasil dari inovasi terbaru. Hal ini sejalan dengan perluasan

wilayah produksi yang tak hanya berpusat di Kabupaten dan Kota

Kediri saja, melainkan telah merambah hingga Pasuruan.

Hingga saat ini Gudang Garam tetap menjadi pilihan utama

pecinta kretek di tanah air. Tak hanya mencukupi produksi dalam negeri

saja, tetapi Gudang Garam juga telah melebarkan sayapnya hingga ke

Malaysia, Brunei dan Jepang. Dengan total lebih dari 20 jenis produk

yang dikeluarkan Gudang Garam telah cukup membuktikan

eksistensinya sebagai salah satu pabrik rokok terbesar di

Indonesia.  Beberapa produk Gudang Garam yang terkenal yakni

Gudang Garam Merah, Djaja, GG Internasional, GG Surya, GG Mild


dan masih banyak lagi. Ditambah lagi dengan keikutsertaan Gudang

Garam menjadi sponsor Piala Dunia FIFA pada tahun 1958 hingga 1966

dan Piala Dunia 2010, Gudang Garam nantinya akan mampu menembus

pasar internasional. (https://profil.merdeka.com/)

PT Gudang Garam sendiri memiliki anak perusahaan yang

ditujukan untuk menunjang transportasi perusahaan Gudang Garam,

yaitu PT Surya Lintas Abadi. Tujuan utama pembentukan PT. Surya

Lintas Abadi ini adalah untuk melayani kekurangan transportasi PT.

Gudang Garam Tbk, perusahaan baru ini kelak akan berdiri secara

mandiri, terpisah dari sistem PT. Gudang Garam Tbk. Dengan

terbentuknya PT. Surya Lintas Abadi ini, manajemen PT. Gudang

Garam Tbk dapat mengurangi masalah – masalah mengganjal yang ada

di dalam divisi transportasinya selama ini.

Tugas pokok PT. Surya Lintas Abadi adalah sebagai pengelola

seluruh kegiatan yang berkaitan dengan jasa pengangkutan , baik di

dalam maupun diluar , serta mengkoordinasikan masalah – masalah

yang berkaitan dengan kepentingan bersama sesuai dengan kebijakan

yang telah ditetapkan oleh perusahaan. (http://suryalintasabadi.com)


B. IDENTIFIKASI MASALAH

• Berdasarkan latar belakang yang berkaitan dengan transportasi,

dimana transportasi memiliki peran penting dalam aktivitas bisnis

perusahaan. Adakah pengaruh yang signifikan antara inbound

transportation terhadap variasi produk di PT Gudang Garam?

• Adakah pengaruh yang signifikan antara inbound transportation

terhadap kualitas produk di PT Gudang Garam?

• Adakah pengaruh yang signifikan antara inbound transportation

terhadap cost reduction di PT Gudang Garam?

• Adakah pengaruh yang signifikan antara inbound transportation

terhadap kinerja outbond transportation di PT Gudang Garam?

• Adakah pengaruh signifikan antara outbond transportation terhadap

delivery service di PT Gudang Garam?

• Adakah pengaruh yang signifikan antara outbond transportation

terhadap kinerja PT Gudang Garam?

• Adakah pengaruh signifikan antara inbound transportation terhadap

delivery service di PT Gudang Garam?

• Adakah pengaruh yang signifikan antara inbound transportation

terhadap kinerja PT Gudang Garam?


C. TUJUAN

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan

antara inbound dan outbond transportation dengan kinerja perusahaan,

delivery service, dan cost reduction di PT Gudang Garam.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Supply chain management

Supply chain management (Manajemen Rantai Pasokan)

sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai

pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor,

retailer, dan customer. Artinya barang diproduksi dalam jumlah yang

tepat, pada saat yang tepat, dan pada tempat yang tepat dengan tujuan

mencapai suatu biaya dari sistem secara keseluruhan yang minimum

dan juga mencapai service level yang diinginkan (Levi, et.al, 2000).

Menurut Heizer & Rander (2004), Supply chain management

(Manajemen Rantai Pasokan) sebagai kegiatan pengelolaan kegiatan-

kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah menjadi barang

dalam proses atau barang setengah jadi dan barang jadi kemudian

mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi.

Kegiatan-kegiatan ini mencangkup fungsi pembelian tradisional

ditambah kegiatan penting lainnya yang berhubungan antara pemasok

dengan distributor.
2.2 Logistik

Kata logistik berasal dari bahasa Yunani logos (λόγος) yang

berarti rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, dan orasi. Kata

logistik memiliki asal kata dari Bahasa Perancis loger yaitu untuk

menginapkan atau menyediakan. Menurut Council of Logistic

Management (Ballou, 2002), logistik didefinisikan sebagai proses

perencanaan, implementasi, dan pengendalian efisiensi, aliran biaya

yang efektif dan penyimpanan bahan mentah, bahan setengah jadi,

barang jadi dan informasi-informasi yang berhubungan dari asal titik

konsumsi dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen. Logistik

didefinisikan sebagai suatu proses yang strategis dalam pengelolaan

mulai dari pengadaan barang, perpindahan barang hingga penyimpanan

barang, bahan baku dan produk jadi ( yang di dalamnya terkait pula

aliran informasi) pada perusahaan dan koneksi pemasaran untuk

kepentingan mendapatkan keuntungan secara maksimal dengan biaya

yang efisien dan dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumen

(Christopher, 1992). Definisi logistik yang disampaikan oleh

Bloomberg dalam bukunya "Logistics Supply chain management", yaitu

logistik merupakan proses dari perencanaan, pengorganisasian, dan


pengontrolan arus material dan jasa dari pemasok sampai pengguna

terakhir / konsumen. Pendekatan yang terintegrasi ini menggabungkan

pemasok, manajemen persediaan, dan logistik yang terintegrasi serta

pengontrolan operasi.

Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas yang termasuk di dalam

kegiatan logistik (Gunawan, 2014:13) :

 Pelayanan Pelanggan (Customer Service)

Customer service adalah suatu proses yang berlangsung di antara

pembeli, penjual, dan pihak ketiga yang menghasilkan nilai tambah untuk

pertukaran produk atau jasa dalam jangka waktu pendek, seperti transaksi

tunggal ataupun jangka panjang seperti hubungan berdasarkan kontrak.

Nilai tambah ini juga terbagi pada masing-masing kelompok transaksi

atau kontrak, yang keadaan lebih baik pada penyelesaian transaksi

dibandingkan sebelum transaksi. Dengan demikian, customer service

merupakan proses penyediaan keuntungan nilai tambah yang penting

pada supply chain dengan secara efektif.

 Peramalan permintaan (Demand Forecasting)

Ramalan permintaan menentukan berapa banyak dari tiap barang

yang diproduksi perusahaan harus diangkut ke berbagai pasar.

Manajemen logistik juga harus mengetahui dimana asalnya permintaan,


sehingga dapat menempatkan dan menyimpan produk dengan jumlah

yang tepat di setiap area pasar. Perkiraan akurat tentang permintaan yang

akan datang memungkinkan manajer logistik untuk menyediakan sumber

(anggaran belanja) pada aktivitas-aktivitas yang akan melayani

permintaan tersebut.

 Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Aktivitas pengendalian persediaan (inventory control activity)

bersifat kritis karena membutuhkan finansial atas pemeliharaan

persediaan yang cukup untuk mempertemukan kebutuhan pelanggan

dengan kebutuhan produksi. Bahan baku dan komponennya, WIP (work

in process), dan persediaan barang jadi, semuanya menghabiskan ruang

fisik, waktu kerja dan modal. Uang yang diivestasikan pada persediaan

dalam perusahaan adalah:

1. Memungkinkan perusahaan mencapai skala ekonomis.

2. Menyeimbangkan persediaan dengan permintaan.

3. Memungkinkan spesialisasi produksi.

4. Melindungi ketidakpastian permintaan dan siklus pemesanan.

5. Bertindak sebagai penyangga/buffer di antara interface yang bersifat

kritis dalam rantai suplai (supply chain), buffer pada rantai suplai

(supply chain).
 Komunikasi Logistik (Logistics Communications)

Komunikasi merupakan jaringan vital diantara seluruh proses

logistik dan pelanggan perusahaan. Komunikasi yang akurat pada saat

yang tepat merupakan dasar dari keberhasilan manajemen logistik.

 Penanganan Material (Material Handling)

Penanganan material berhubungan setiap aspek gerakan atau aliran

bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi dalam pabrik atau

gudang. Tujuan penanganan material adalah:

1. Menyederhanakan dan menghapus sistem penanganan apa pun yang

memungkinkan.

2. Meminimalkan jarak tempuh.

3. Meminimalkan barang setengah jadi

4. Menyediakan aliran yang serentak bebas dari bottleneck.

5. Meminimalkan kerugian akibat pembuangan, kerusakan, dan

pencurian.
Perusahaan mengeluarkan biaya setiap saat dilakukan

penanganan barang. Bila berdasarkan penanganan tidak memberikan

nilai bagi sebuah produk,seharusnya dibuat seminimum mungkin.

 Proses Pemesanan (Order Processing)

Komponen-komponen proses pemesanan (order processing)

terbagi dalam :

1. Elemen operasional (operational elements). Meliputi order entry

atau perubahan pesanan, schedulling, persiapan pengiriman pesanan

dan invoicing.

2. Elemen komunikasi (Communication elements). Meliputi

modifikasi pesanan, penyelidikan status pesanan, tracing, koreksi

kesalahan dan permintaan informasi produk.

3. Kredit dan elemen pengumpulan (Credit and Collection Elements).

Meliputi pemeriksaan kredit dan proses dan penerimaan atau

pengumpulan rekening.

 Pengemasan (Packaging)

Pengemasan memiliki peran ganda, yaitu :


1. Melindungi produk dari kerusakan ketika akan disimpan atau

diangkut.

2. Pengemasan yang pantas dapat memudahkan penyimpanan serta

pemindahan produk, sehingga mengurangi biaya penanganan

material.

Fungsi spesifik pengemasan penahanan (containment), proteksi

(protection), pembagian (apportionment), pengunitan (unitization),

kenyamanan (convenience), komunikasi (communication).

 Komponen-komponen dan pelayanan pendukung (Parts and Service

Support)

Salah satu aktivitas pemasaran perusahaan perusahaan dalam

memberikan pelayanan pasca penjualan kepada pelanggan, seperti

penyediaan bagian-bagian pengganti ketika produk rusak atau tidak

berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini sangat penting bagi aktivitas

servis dan bagian logistik bertanggung jawab meyakinkan bahwa bagian-

bagian tersebut tersedia kapan dan dimana pelanggan membutuhkannya.

 Seleksi Lokasi Pabrik dan Tempat penyimpanan/Gudang (Plant and

Warehouse Site Selection)


Pergudangan merupakan bagian integral dari semua sistem logistik

yang berperan penting dalam melayani pelanggan dengan total biaya

seminimal mungkin, juga merupakan jaringan primer antara produsen dan

pelanggan, yang digunakan untuk menyimpan persediaan selama seluruh

bagian proses logistik berjalan.

 Procurement/Purchasing

Tujuan dari purchasing:

1. Memberikan aliran material, persediaan dan pelayanan yang

berkesinambungan yang dibutuhkan untuk menjalankan organisasi.

2. Meminimalkan investasi persediaan dan kerugian

3. Menjaga dan memperbaiki kualitas

4. Menemukan atau mengembangkan kemampuan supplier

5. Menstandarisasi, dimana kemungkinan barang dibeli

6. Pembelian barang yang diperlukan dan pelayanan pada tingkat

biaya total terendah

7. Mengembangkan posisi organisasi yang kompetitif

8. Mencapai keharmonisan, hubungan kerja yang produktif dengan

area fungsional lainnya dalam organisasi


9. Menyempurnakan sasaran pembelian dan kemungkinan tingkat

biaya administratif yang terendah.

 Reverse Logistics

Penanganan barang-barang reture baik berupa salvage dan scrap

disposal, merupakan bagian dari proses yang berkaitan erat dengan

reverse logistics dan merupakan komponen logistik yang memerlukan

perhatian lebih.

Barang-barang direture bisa dikarenakan kerusakan produk,

kadaluwarsa, kesalahan pengiriman, trade-ins dan alasan-alasan lain.

Biaya reverse logistics cenderung lebih tinggi dibandingkan biaya

forward logistics.

 Transportasi 

Fungsi transportasi berhubungan dengan bagian luar dan dalam

department logistik. Dengan bagian finansial (freight bills/biaya

pengiriman), engineering (pemesanan transportasi peralatan), manajemen

persediaan (bahan baku, komponen gudang jadi), hukum (kontrak gudang

dan alat angkut), produksi (pengiriman tepat waktu), purchasing

(pemilihan supplier), marketing/sales(standar pelayanan pelanggan)

receiving (klaim, dokumentasi), dan pergudangan (suplai peralatan,

penjadwalan).
 Pergudangan dan penyimpanan (Warehousing & Storage)

Produk harus disimpan dalam pabrik atau pada suatu tempat

sebelum dijual. Semakin lama waktu antar produksi dan konsumsi,

semakin besar pula tingkat atau jumlah persediaan yang dibutuhkan.

Aktivitas pergudangan dan penyimpanan meliputi keputusan mengenai

apakah fasilitas penyimpanan seharusnya milik sendiri, dikontrakkan atau

disewakan, perencanaan dan perancangan fasilitas penyimpanan,

pertimbangan produk gabungan, prosedur pengamanan dan pemeliharaan,

pelatihan personaliaan pengukuran produktivitas.

2.3 Inbound Logistic

Menurut Porter (competitive advantage, 1983), inbound logistic

adalah semua aktivitas yang diperlukan untuk menerima, menyimpan,

serta mendistirbusikan masukan-masukan, dan termasuk pula hubungan

dengan para supplier / pemasok.

2.4 Outbound Logistic

Menurut Porter (competitive advantage, 1983), outbound logistic

adalah semua aktivitas yang diperlukan untuk mengumpulkan,

menyimpan, dan mendistribusikan keluaran yaitu produk dan jasa.

2.5 Product Variety


Variasi produk merupakan hal penting yang harus di perhatikan

oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja produk. Jika produk

tersebut tidak beragam, maka produk tersebut tentu akan kalah bersaing

dengan produk yang lain. Variasi atau keanekaragaman produk bukan

hal yang baru dalam dunia pemasaran, dimana strategi ini banyak

digunakan oleh praktisi praktisi pemasaran di dalam aktivitas

peluncuran produknya. Pengertian variasi produk menurut Kotler

(2009:72) adalah variasi produk sebagai unit tersendiri dalam suatu

merek atau lini produk yang dapat di bedakan berdasarkan ukuran,

harga, penampilan atau ciri lain. Variasi produk menurut Fandy

Tjiptono, dkk (2008:435) cocok dipilih apabila perusahaan bermaksud

memanfaatkan fleksibilitas produk sebagai strategi bersaing dengan

para produsen misal produk-produk standar. Menurut James D. Dana

(2004:3) mengemukakan bahwa variasi produk dapat mengurangi biaya

kapasitas yang berlebihan.

2.5.1 Fungsi Variasi Produk

Upaya produsen untuk menawarkan produk yang bervariasi

kepada konsumen memiliki berbagai tujuan, yaitu dapat memberikan

nilai tambah bagi konsumen. Thorsten Blecker et al. (2005:32)

mengatakan bahwa variasi produk merupakan nilai tambah yang penting


dari segi perspektif pelanggan. Ronan Mclior & Paul Humph Rays

(2008:238) mengungkapkan fungsi variasi produk merupakan berbagai

macam pilihan produk dan barang pelengkap yang tersedia di ritel.

Variasi produk penting bagi pembeli karena variasi produk memberikan

kesempatan bagi pembeli untuk membandingkan, membedakan dan

memilih diantara beberapa solusi potensial yang dapat memenuhi

kebutuhan pembeli.

2.6 Product Quality

Beberapa definisi kualitas produk menurut para ahli

 Menurut pendapat Kotler dan Armstrong (2004: 283) Kualitas produk

merupakan kemampuan suatu produk untuk memperagakan fungsi

dari produk itu sendiri, hal ini termasuk ketahanan, keandalan,

ketepatan, dan juga kemudahan dalam pengoperasian dan perbaikan

produk termasuk atribut produk lainnya.

 Menurut pendapat Kotler (2002:272) menyatakan bahwa kualitas

produk merupakan karateristik dari produk atau jasa yang dapat

membuat konsumen mengekspresikan kepuasannya.


 Mowen and Minor (2002:90) menyatakan bahwa kualitas dari suatu

produk didefinisikan sebagai evaluasi komprehensif dari keunggulan

dan performa suatu produk.

Menurut Tjiptono (2001, 25), kualitas mencerminkan semua

dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi

pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa

ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk

adalah:

 Kinerja (Performance)

Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (Core Product)

yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah

penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam

mengemudi dan sebagainya.

 Keistimewaan tambahan (Features)

Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan

interior dan eksterior seperti Dash Board, AC, Sound System, Door

Lock System, Power Steering, dan sebagainya.

 Keandalan (Reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal

dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.

 Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specifications)

Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi

standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar

keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk

tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.

 Daya tahan (Durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.

Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis

penggunaan mobil.

 Estetika (Asthethic)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik

mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan

sebagainya.

Berdasarkan dimensi-dimensi diatas, dapat disimpulkan bahwa

suatu dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari produk
memungkinkan untuk bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan,

adapun dimensi kualitas produk meliputi kinerja, keistimewaan,

kehandalan, kesesuaian, daya tahan dan juga estetika.

2.7 Manufacturing Cost Reduction

Manufacturing Cost Reduction adalah sebuah proses yang

mencari dan membuang biaya yang tidak diperlukan dari sebuah proses

tertentu guna meningkatkan keuntungan tanpa mendapatkan efek buruk

pada kualias dari suatu produk. Banyak manajer yang menggunakan

manufacturing cost reduction untuk meningkatkan efisiensi produksi

perusahaan dan meningkatkan keuntungan. Beberapa definisi biaya

produksi menurut para ahli

 Menurut Hansen & Mowen ( 2004 : 50 ) mengemukakan biaya

produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan

penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan sebagai biaya

produksi langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik.

 Menurut Usry (2005:24) menyatakan Biaya Produksi adalah jumlah

dari tiga unsur biaya yaitu biaya produksi langsung, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi langsung

dan biaya tenaga kerja langsung dapat digolongkan kedalam


golongan utama (primer cost). Biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik dapat digabung kedalam golongan konversi

(Conversion Cost), yang mencerminkan biaya pengubahan bahan

langsung menjadi barang jadi.

 Menurut mulyadi (2000:18), biaya produksi membentuk harga pokok

produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi

dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih

dalam proses. Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat

dibagi menjadi dua macam: produksi atas dasar pesanan,

mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan

metode harga pokok pesanan (job order cost method) dan produksi

massa, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan

menggunakan metode harga pokok proses (process cost method).

Keuntungan akan didapat apabila harga jual melebihi biaya

produksi, sedangkan harga jual yang rendah memungkinkan untuk

memenangkan persaingan, seandainya harga telah ditentukan sebagai

sarana untuk keunggulan bersaing maka kemampuan fungsi operasi

dituntut untuk berproduksi dengan biaya yang serendah mungkin atau

efisiensi dengan produktivitas tinggi. Karena itu, penentuan lokasi,

rancang bangun produk, penggunaan peralatan, kinerja buruh,


pengelolaan inventory penggunaan teknologi dan sebagainya

mempunyai dampak pada besar kecilnya biaya produksi (Sumayang,

2003). Menurut Sumayang (2003), bahwa biaya biasanya dapat

dikurangi melalui usaha-usaha sebagai berikut:

Pengalaman para pekerja yang ditingkatkan melalui efek

pembelajaran atau “learning effect”, peningkatan keahlian dan

keterampilan melalui spesialisasi pekerjaan.

 Perbaikan dalam metode, peralatan, rancang bangun produk,

pengelolaan inventory, tata ruang, arus produksi, penerapan

“economic of scale” dan perbaikan dalam struktur organisasi.

2.8 Delivery Service

Service Delivery merupakan sekumpulan proses manajerial

yang memiliki fokus utama pada customer yang menjamin bahwa

layanan-layanan tersebut dapat digunakan sesuai fungsinya untuk

mendukung kegiatan bisnis. Seperti halnya seorang customer sebuah

layanan akses Internet, dia selalu peduli dengan kualitas akses, terkait

dengan berapa fasilitas yang didapat, ketersediaan serta kemudahan

akses pada saat apapun dan di manapun, harga akses serta fasilitas-

fasiltas lain dari keanggotaannya pada sebuah Internet service provider.

Service Delivery sangat terkait dengan kepentingan-kepentingan


customer, yaitu pihak bisnis dari sebuah perusahaan dalam hal utilisasi

teknologi untuk membantu, mengotomatisasi jalannya satu atau lebih

proses bisnis. Berikut beberapa definisi service menurut beberapa ahli :

 Menurut Moenir, A.S (2008: 27) mendefinisikan pelayanan adalah

serangkaian kegiatan yang berlangsung secara rutin dan

berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam

masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut pelayanan dapat diartikan

bahwa pelayanan merupakan kegiatan yang bersifat rutin dan

berkesinambungan dalam masyarakat.

 Lijan Poltak Sinambela (2008: 5) mengemukakan bahwa pelayanan

adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan

atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak

terikat pada suatu produk secara fisik. Hal ini menunjukan bahwa

pelayanan berkaitan dengan kepuasan batin dari penerima pelayanan.

 Kotler (2003:464) menyebutkan bahwa pelayanan (Service) dapat

didefinisikan sebagai suatu tindakan atau kinerja yang diberikan oleh

seseorang kepada orang lain. Pelayanan atau lebih dikenal dengan

service dapat diklasifikasikan menjadi :


High contact service, yaitu klasifikasi pelayanan jasa dimana

kontak antara konsumen dan penyedia jasa yang sangat tinggi,

konsumen selalu terlibat dalam proses dari layanan jasa tersebut.

Low contact service, yaitu klasifikasi pelayanan jasa dimana

kontak antara konsumen dengan penyedia jasa tidak terlalu tinggi.

Physical contact dengan konsumen hanya terjadi di front desk adalah

termasuk dalam klasifikasi low contact service. Contohnya adalah

lembaga keuangan.

2.9 Firm Performance

Beberapa definisi performance menurut beberapa ahli

 Menurut Rue and Byars (1981:375) menyatakan performance dapat

diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau “The degree of

accomplishment”.

 Menurut Mac Donald and Lawton (1977) menyatakan penilaian

terhadap performance atau disebut juga kinerja merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting Penilaian dimaksud bisa dibuat sebagai

masukan guna mengadakan perbaikan untuk peningkatan kinerja

organisasi pada waktu berikutnya.


 Menurut Peter Jennergren dalam Nystrom dan Starbuck (1981:43),

makna dari Performance (Kinerja) adalah “Pelaksanaan tugas-tugas

secara actual”.

 Osborn dalam John Willey dan Sons (1980:77) menyebutnya

performance sebagai “Tingkat pencapaian misi organisasi”. Dengan

demikian dapatlah disimpulkan yang mana performance (kinerja) itu

merupakan “Suatu keadaan yang bisa dilihat sebagai gambaran dari

hasil sejauh mana pelaksanaan tugas dapat dilakukan berikut misi

organisasi”.

Dari bebrapa definisi menurut para ahli diatas, dapat

disimpulkan bahwa firm performance adalah suatu kinerja pada

perusahaan yang dapat dijadikan acuan bagaimana sebuah perusahaan

bergerak. Firm performance juga dapat menjadi salah satu alat ukur

tentang baik atau buruknya sebuah perusahaan. Apabila sebuah

perusahaan memiliki performance yang tinggi maka tentunya

perusahaan tersebut telah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik

dan akan dipastikan perusahaan tersebut dapat berkembang.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif,

penelitian ini bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna

memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian

yang sudah ada. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian riset

kausal. penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan sebab-

akibat antara beberapa hubungan variabel.

3.2 Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Penelitian ini menggunakan tujuh variable yang berkaitan dengan

transportasi, variabel yang pertama adalah Inbound Transporation.

Variable ini digunakan pada perusahaan manufaktur/ pabrikan di PT

Gudang Garam.

 Inbound transportation merupakan aktivitas yang berhubungan dengan

proses perpindahan produk baik menerima, menyimpan dan penyebaran

produk-produk dan jasa di dalam perusahaan. Aktivitas penerimaan

barang berupa row material / work in progress sebagai bahan baku yang

nantinya akan diolah menjadi rokok siap jual.

 Logistik Outbound adalah aktivitas logistic yang mengacu pada

perpindahan produk yag ditujukan keluar kepada entitas berikutnya

dalam bisnis. Aktivitas ini untuk memaksimalkan keandalan dan

efisiensi jaringan distribusi dan meminimalkan transportasi dan biaya

penyimpanan. 
 Variabel ketiga adalah “the ability to come up with a huge variety of

products to cover every imaginable applivation area has quickly become

the dominan success factor”, bahwa kemampuan untuk menciptakan

banyak variasi produk untuk memenuhi setiap permintaan yang

diharapkan telah dengan cepat menjadi salah satu faktor sukses

dominan. Dalam hal ini kesuksesan adalah dengan memenangkan

loyalitas konsumen.

 Variabel keempat adalah kualitas produk yang merupakan totalitas

dari karakteristik suatu produk (barang atau jasa) yang

menunjang kemampuannya untuk memenuhi

kebutuhan. Kualitas sering kali diartikan sebagai segala

sesuatu yang memuaskan konsumen atau sesuai

dengan persyaratan atau kebutuhan.

 Variable kelima adalah manufacturing cost reduction , teknik yang

dilakukan untuk penyeimbangan biaya yang ada di perusahaan.

Penerapan strategi Cost Reduction atau pengurangan biaya ini dapat

dilakukan dengan upaya berikut ini yaitu :

Melakukan penurunan biaya produksi : Kegiatan produksi di sebuah

perusahaan membutuhkan modal yang cukup untuk bisa melakukan

pengembangan serta pertumbuhan perusahaan yang optimal.


Melakukan penurunan jumlah produk : Produk yang dibuat oleh

perusahaan biasanya sering mengalami penurunan jumlahnya akibat

biaya produksi yang menurun pula. Inilah salah bentuk strategi yang

dilaksanakan oleh perusahaan untuk bisa melakukan perkembangan

serta pertumbuhan perusahaan secara maksimal.

Melakukan penurunan nilai investasi : Investasi merupakan tabungan

bisnis yang biasa dijalankan perusahaan guna memaksimalkan

keuangan yang ada dalam perusahaan.

 Variabel keenam adalah delivery service, pengertian layanan antar

adalah suatu aktivitas dan pemberian jasa dimana customers memesan

produk yang disediakan produsen dan biasanya menggunakan media

komunikasi melalui telepon atau internet lalu produk yang dipesan akan

diantarkan sampai ke tempat tujuan customers tanpa customers perlu

untuk datang dan bertemu langsung dengan penjual / produsen.

 Variabel ketujuh adalah Firm performance, kinerja merupakan suatu

metode yang melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas

seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu

perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan

yang ditetapkan lebih dahulu.


3.3 Sumber Data

Sumber Data pada penelitian ini menggunakan sumber data

primer dan sumber data sekunder. Data primer merupakan data yang

langsung didapatkan dari survey melalui penyebaran kuisioner secara

langsung maupun tidak langsung kepada responden untuk memperoleh

dan mengetahui informasi mengenai presepsi dan tanggapan responden

mengenai sistem transportasi PT. Gudang Garam dari hulu ke hilir yang

mengacu pada 7 variabel yang terdapat didalam jurnal. Sedangkan data

sekunder merupakan data yang diperoleh dari data yang telah ada di

website resmi PT. Gudang Garam.

3.4 Target Karakteristik Populasi

Sampel penelitian ini adalah sampel diberikan kepada eksekutif

manajerial tingkat tinggi PT Gudang Garam seperti President, Manajer

Umum, Direktur, dan sebagainya pada perusahaan rokok Gudang

Garam di seluruh Indonesia yang menerapkan transportasi yang efektif.

Karakteristik populasi penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan

transportasi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir .

3.5 Sampel dan teknik pengambilan sampel


Dalam penelitian ini digunakan sampel yang diambil dari

populasi melalui penyebaran kuisioner kepada responden. Menurut

Hair, et al. (2006:112) “The research generally would not factor

analyze a sample of fewer than 50 observation, and preferably the

sample size should be 100 or larger”. Dikatakan bahwa pada sebuah

penelitian, pada umumnya tidak akan menganalisa faktor sampel yang

kurang dari 50 pengamatan, dan sebaiknya ukuran sampel yang dapat

digunakan harus 100 orang atau lebih oleh karena itu pada pemilihan

jumlah kuisioner yang disebarkan adalah 50 kuisioner.

Dalam menganilis pengambilan sampel di PT Gudang Garam ini,

Teknik yang digunakan dalam penelitan ini adalah non-probability

sampling dengan lebih spesifik adalah judgemental sampling yaitu

teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih berdasarkan

penilaian peneliti bahwa dia atau responden yang dipilih adalah orang

yang paling sesuai jika dijadikan sampel penelitian.

Jadi saat pengambilan sampling, peneliti harus meminta

persetujuan dari pihak PT Gudang Garam untuk menjadikan para

eksekutif manajerialnya yang ingin dijadikan sampel, apakah

perusahaan setuju atau tidak, jika setuju, maka akan dilakukan


pengemailan kuisioner ke perusahaan untuk diteruskan ke para eksekutif

manajerialnya. Dan hal ini dilakukan sampai data untuk pengambilan

sampel mencukupi. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini

menggunakan penghitungan komputasi program SPSS ( Statistical

Product and Service Solution) karena program ini memiliki kemampuan

analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada

lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptifdan kotak-kotak

dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya

(Sugianto, 2007: 1).

3.6 Aras dan Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan aras pengukuran interval. Aras

interval adalah pengukuran yang memiliki jarak yang sama antara satu

dengan yang lainnya. Kuesioner yang dibagikan bersifat tertutup kepada

responden. Kuesioner tersebut telah dibatasi dengan alternative

jawaban. Alternative jawaban pada kuesioner ini menggunakan skala

pengukuran numeric. Pengukuran penilaian responden tersebut terhadap

sekumpulan perntanyaan-perntanyaan tersebut diukur dalam 5 skala.

Tidak setuju 1 2 3 4 5 Setuju

3.7 Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menentukan variabel, elemen, serta indikator yang akan diukur.

2) Menyusun kuisioner sesuai dengan topik yang diteliti.

3) Membagikan kuisioner kepada responden.

4) Meminta kesediaan responden untuk mengisi kuisioner.

5) Memberikan panduan untuk mengisi kuisioner tersebut.

6) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh responden

sehubungan dengan kuisioner tersebut.

7) Mengumpulkan kuisioner yang telah diisi kemudian menyeleksi

hasil kuisioner agar dapat mengetahui mana yang valid dan mana

yang tidak valid.

8) Mengolah data lebih lanjut untuk diteliti dalam tahap selanjutnya.

3.8 Pengolahan Data

Pengolahan data akan dianalisis menggunakan SPSS dan AMOS

dengan bantuan software computer karena model penelitian ini adalah

Structural Equation Model (SEM). Model SEM adalah model yang

menggabungkan pendekatan analisis faktor, model struktural, dan

analisis jalur secara simultan. Sebelum data diolah, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut.


1. Uji validitas

Validitas digunakan untuk menunjukkan seberapa baik suatu

instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu konsep tertentu

menurut Sumarto (2007:207). Cara yang digunakan untuk

mengukur vaiditas adalah dengan menggunakan konsistensi internal

yaitu dengan bantuan program komputer SPSS 18 for Windows.

Jika hasil korelasi yang diperoleh antara masing –masing

pernyataan dengan skor hasil total dari uji validitas tersebut

menunjukkan hasil yang signifikan apabila tingkat signifikansi

<0,05 dan korelasi >0,4 maka pernyataan tersebut dapat dikatakan

valid.

2. Uji reliabilitas

Menurut Sekaran (2000:308) reliabilitas adalah kemampuan

suatu instrument menunjukkan kestabilan dan kekonsistenan di

dalam mengukur konsep. Hal ini dapat diartikan sebagai berikut:

1) Jika dalam mengukur suatu obyek berkali-kali dengan instrument

yang sama haruslah diperoleh hasil yang sama pula.

2) Reliabilitas dapat diartikan sebagai seberapa banyak kesalahan

pengukuran dalam instrumen pengukuran.


3) Reliabilitas juga berarti skor yang diperoleh dari responden harus

benar-benar meupakan skor yang sebenarnya.

Dalam pengukuran reliabilitas ini, digunakan cronbach

alpha yang menunjukkan seberapa bagus pernyataan

berhubungan positif dengan pernyataan yang lain. Jika koefisien

cronbach alpha bernilai 0,6 atau lebih maka instrumen itu dapat

diterima atau memuaskan.

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap

semua kuisioner yang ada, maka hasil dari kuisioner tersebut

akan ditabulasikan dan diolah menggunakan analisa faktor untuk

mengetahui apakah ketiga kerangka dimensi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja dealer di Jawa Timur dengan

menggunakan mean, deviasi standar, serta koefisien variasi dan

analisa faktor dengan rumus sebagai berikut :

3. Mean

Digunakan untuk mengetahui rata-rata tanggapan dari responden

untuk menganalisa data gambaran evaluasi kinerja saluran

distribusi pada dealer mobil di Jawa Timur.


Keterangan:

 = rata-rata hitung
xi = nilai sampel ke-i
n = jumlah sampel

4. Standart Deviation

Digunakan untuk mengetahui penyimpangan tiap data terhadap

rata-rata dari dimensi evaluasi kinerja yang digunakan untuk

memberikan gambaran terhadap variasi nilai-nilai data

penelitian.

Keterangan:
s = standar deviasi (simpangan baku)
xi = nilai x ke-i
 = rata-rata
n = ukuran sampel

3.9 Pengujian Hipotesis


Pengujian hipotesis pada SEM disebut juga sebagai model

structural. Dalam melakukan uji hipotesis, T lebih besar daripada 2,00

dan coefficient lebih besar dari 0,05 maka memiliki arti bahwa

hipotesis dapat diterima. Dengan alasan kuesioner akan dibagikan

kepada orang lain, maka dari itu memungkinkan terjadi kesalahan dalam

pengisian kuesioner. Hasil hipotesis yang baik dan dapat diterima

adalah apabila nilai CR (Critical Ratio) > 2,00.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kajianpustaka.com/2016/04/pengertian-dan-aktivitas-logistik.html

https://alfianmohammad.wordpress.com/2014/12/10/sekilaslogistik/

http://thesis.binus.ac.id/doc/bab2/bab2_02-52_a.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/61453/3/Chapter%20II.pdf

http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!

@file_skripsi/Isi2861655066402.pdf

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pmbs_0700300_bab_ii.pdf
http://www.businessdictionary.com/definition/product-quality.html

http://feralistia.blogspot.co.id/2014/09/definisi-kualitas-produk.html

http://ahlibaca.com/pengertian-kualitas-produk-dan-faktornya

http://www.businessdictionary.com/definition/cost-reduction.html

http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-biaya-produksi-

definisi.html

http://globallavebookx.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-pelayanan-menurut-

ahli.html

http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/pengertian-konsep-

performance.html

http://supplychainindonesia.com/new/transportasi-dalam-rantai-pasok-dan-

logistik/

http://www.kemenperin.go.id/artikel/6276/Industri-Manufaktur-Indonesia-

Mulai-Menggeliat

https://profil.merdeka.com/indonesia/g/gudang-garam/

Anda mungkin juga menyukai