Anda di halaman 1dari 2

Kolaborasi Rantai Pasok pada Logistik di Indonesia

Muchamad Nurudduja Al Kautsar, Akbar Indra Setiawan


Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, UII
Jln. Kaliurang KM 15, Sleman, DIY
114522445@students.uii.ac.id

214522446@students.uii.ac.id

Abstrak— Paper ini berisi tentang bagaimana kolaborasi logistik logistik, perusahaan dapat lebih berfokus dalam proses
dapat berperan penting dalam persaingan di dunia Indonesia. Di utamanya (pembuatan produk, misalnya).
tahun 2018 pemerintah akan menerbitkan peraturan menteri Salah satu unsur terpenting rantai pasok adalah logistik yang
terkait yang salah satunya mengatur tentang logistik itu sendiri1. terdiri dari kegiatan yang berhubungan dengan pergudangan,
Di akhir paper ini, akan dipaparkan kolaborasi logistik sehingga
transportasi, dan distribusi. Kegiatan logistik di Indonesia
dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan terkait fokus, regulasi, dan kolaborasi pelaku di masa diperkirakan rata-rata menyerap sekitar 18% dari harga jual
depan. suatu produk. Persentase ini lebih besar lagi untuk kategori
barang tambang dan distribusi minuman soda. Oleh karena itu,
Kata Kunci— logistik, pemerintah, kolaborasi, rantai, pasok pengelolaan logistik yang efektif adalah kunci untuk menekan
biaya operasional sekaligus dapat meningkatkan penjualan.
I. PEMBUKAAN
Dalam melakukan urusan logistik, perusahaan pengelola Distribusi produk dari satu lokasi ke lokasi lainnya menjadi
dapat melakukannya sendiri atau menyerahkan indikator adanya perkembangan ekonomi. Kegiatan ekonomi
pengelolaannya pada pihak lain (perusahaan kurir). Namun yang sehat ditandai dengan biaya logistik yang lebih efisien.
telah diketahui bahwa proses logistik yang diserahkan pada Dapat dikatakan bahwa biaya logistik yang rendah merupakan
pihak penyedia jasa logistik (3PL) lebih menguntungkan penentu daya saing suatu negara. Negara-negara maju
perusahaan, sehingga pada paper ini pun, hanya akan dibahas membelanjakan sekitar 10-14% dari Produk Domestik Bruto
mengenai proses logistik yang diserahkan pada pihak lain, (PDB) untuk keperluan logistik pada tahun 2000 seperti
khususnya kolaborasi dengan perusahaan penydia jasa logistik Amerika Serikat (10,1%), Jepang (11,1%), Korea Selatan
(3PL), lantas diulas lebih jauh mengenai peranannya. (12,5%), Kanada (12,2%), dan Inggris (10,7%). Angka ini
menggelembung lebih dari 16% dari PDB untuk negara-negara
II. PEMBAHASAN berkembang seperti Cina (17,7%), India (17,0%), dan Brazilia
Kolaborasi berasal dari kata Latin ’co’ berarti ’bersama’ (15,2%). Indonesia sendiri membelanjakan kira-kira 16% dari
dan ’labore’ berarti ’bekerja’. Singkatnya, kolaborasi dapat PDB atau sekitar 450 triliun rupiah per tahun untuk keperluan
diartikan sebagai bekerja sama. Dalam bahasa sehari-hari transportasi, persediaan, pergudangan, dan administrasi
proses kolaborasi terdiri dari tiga hal: penentuan tujuan logistik. Logistik telah menjadi bisnis yang besar dan
bersama, berbagi tugas, dan pembagian hasil. Sementara itu, diperkirakan terus meningkat di masa mendatang. Oleh karena
rantai pasok adalah kumpulan serangkaian kegiatan yang itu, daya saing bisnis ini perlu diperhatikan oleh Pemerintah
saling berhubungan antara beberapa pihak dalam upaya mengingat kontribusinya pada penggunaan lahan yang luas,
mengantarkan barang ke tangan konsumen dengan jumlah penyerapan tenaga kerja yang banyak, investasi modal yang
yang tepat, kualitas yang tepat, biaya yang tepat, lokasi yang tinggi, dan dampaknya terhadap kualitas hidup masyarakat.
tepat, dan pada waktu yang tepat. Karena adanya unsur
interdependensi dalam rantai pasok, terjadi hubungan Indonesia masih tertinggal jauh dalam upaya peningkatan
interaktif antar pelaku dimana keputusan satu pihak tergantung daya saing sektor logistik. Amerika, misalnya, telah
pada keputusan pihak yang lain. Dalam hal inilah kolaborasi menelurkan deregulasi bidang transporasi pada akhir tahun
menjadi relevan yang berarti bekerja sama untuk kreasi nilai tujuhpuluhan dalam rangka peningkatan efisiensi nasional
tambah yang membuat setiap pihak dapat lebih baik dari dengan mendorong sektor logistik untuk bersaing sehat dalam
keadaan semula. penentuan tarif, penjaminan tingkat pelayanan, dan keluwesan
dalam menentukan rute dan jadwal. Dengan adanya deregulasi
Proses kolaborasi memang telah diyakini oleh banyak ini, secara alamiah timbul kebutuhan untuk melakukan
pelaku bisnis sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan kolaborasi logistik antara perusahaan penyedia jasa logistik
logistik, karena selain dapat mengurangi waktu dan dengan produsen, distributor, ataupun konsumen.
sumberdaya untuk mengurus hal-hal yang terkait dengan Perkembangan teknologi informasi dan manajemen rantai
pasok memungkinkan dilakukannya kolaborasi yang efektif.

1
https://katadata.co.id/berita/2017/12/08/pemerintah-akan-
rilis-31-regulasi--tahun-depan
Berbagai inisiatif kolaborasi bermunculan dan mengalami masa-masa sulit seperti kebakaran gerai dan situasi perang
revolusi, antara lain Quick Response, Efficient Consumer harga yang mencekik leher di Jawa Barat. Para pemasok tidak
Response (ECR), dan Collaborative Planning, Forecasting, and segan-segan mengusulkan gagasan perbaikan sistem
Replenishment (CPFR). Studi tahun 1993 saja menunjukkan persediaan, sistem pengantaran, penghematan biaya
bahwa program ECR berpotensi menghasilkan penghematan transportasi, iklan bersama, dan studi perilaku konsumen.
sebesar 30 milyar dolar atau sekitar 300 triliun rupiah. Tidak mengherankan bila perusahaan ini mampu bertahan di
tengah persaingan ketat dengan peritel asing dan dapat terus
Contoh lain adalah Jepang, sebuah negara kepulauan yang meningkatkan citra mereknya.
terdiri lebih dari 5000 pulau. Mayoritas penduduknya tinggal
di empat pulau terbesar, yakni Hokkaido, Kyushu, Honshu,
dan Shikoku. Logistik sudah menjadi senjata bersaing di
negara ini. Jepang mengembangkan prasarana yang KESIMPULAN
memungkinkan sirkulasi barang antar moda dapat bergerak Kolaborasi rantai pasok pada logistik bukanlah sesuatu yang
bebas, segitiga logistik Tokyo-Nagoya-Osaka sebagai sentra mudah untuk diwujudkan. Kolaborasi adalah keterampilan
produksi, berbagi distribusi (shared distribution) untuk yang harus dikembangkan mulai dari tataran persepsi,
menghindari pemborosan, dan standarisasi palet dan perencanaan, hingga implementasi. Hambatan utamanya
pergudangan. Seven-Eleven, Toyota, Honda, dan Sony adalah adalah ketidakpercayaan terhadap kredibilitas menjaga rahasia
beberapa contoh perusahaan yang berhasil mengembangkan informasi dan kemampuan melaksanakan apa yang telah
jejaring kolaborasi dalam menciptakan sistem logistik yang dijanjikan. Adakalanya kolaborasi dianggap sebagai taktik
tepat waktu dan ramping (just in time and lean logistics) mulai untuk memeras pihak lain dengan cara persuasif atau pada
dari perencanaan, pengadaan, produksi, distribusi, sampai suatu saat nanti akan mendepak pihak yang lemah. Karena itu,
penjualan. riset dan pengembangan menjadi penting untuk mengetahui
kelemahan, mencari solusi bersama, mengukur manfaat, dan
Walaupun Indonesia masih tertinggal jauh, namun telah menaksir risiko yang bakal terjadi. Selain itu, perusahaan-
banyak ditemui kolaborasi rantai pasok pada tataran antar perusahaan yang mau melakukan kolaborasi hendaknya perlu
perusahaan. Misalnya, Yogya, sebuah peritel lokal, telah lama terampil dulu dalam melakukan kolaborasi internal sebelum
menjalin hubungan yang baik dengan para pemasoknya. Para berkolaborasi dengan pihak luar.
pemasok adalah mitra utama yang ditunjukkan dengan berbagi
rencana dalam pertemuan bisnis dan pembayaran yang tepat REFERENSI
waktu. Hubungan yang baik ini membuat perusahaan [1] https://togarsim.wordpress.com/2008/07/11/kolaborasi-rantai-pasok/
mendapatkan sokongan yang riil dari para pemasok pada saat

Anda mungkin juga menyukai