Pendahuluan
Dewasa ini kebutuhan manusia tidak hanya terbatas pada kebutuhan pokok saja, yaitu
sandang, pangan dan papan. Lebih dari itu manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan
pokok tersebut. Hal ini tidak terlepas dari adanya perilaku konsumen yang berusaha
memenuhi berbagai macam kebutuhan dalam rangka mencapai kepuasan. Kebutuhan lainnya
itu seperti kebutuhan akan pendidikan, kesehatan, kecantikan bahkan kebutuhan akan sarana
transportasi dalam mencapai tempat atau tujuan tertentu.
Bagi konsumen, pasar penyediaan berbagai pilihan produk dan merk yang banyak
memudahkan konsumen bebas memilih produk dan merek yang akan dibelinya. Keputusan
membeli ada pada diri konsumen. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam
membeli merek tertentu. Diantaranya adalah ia akan membeli produk yang sesuai dengan
kebutuhannya, selera dan daya belinya. Oleh karena itu perusahaan harus banyak berorientasi
pada konsumen, dan keinginan konsumen merupakan salah satu syarat bagi keberadaan
perusahaan dalam persaingan.
Persaingan bisnis didunia industri saat ini semakin tinggi dan kompetitif. Seiring dengan
perkembangan perekonomian semakin pesat. Hal ini menuntut perusahaan berlomba-lomba
menciptakan inovasi produk yang dapat diterima oleh pasar. Dengan adanya perkembangan
teknologi perodusen berusaha untuk menjaga reputasi atau menjaga kualitas dan mutu dari
produk yang dihasilkan.
Hal ini terjadi karena banyak perusahaan yang menawarkan produk sejenis yang ditunjukkan
untuk memenuhi kebutuhan tertentu bagi konsumen. Perusahaan yang dapat memenangkan
persaingan adalah perusahaan yang mampu mendesain dan menyusun strategi dari
perencanaan perusahaan yang lebih unggul dari para pesaingnya. Strategi dari pemasaran
produk perusahaan adalah strategi yang ditunjuk dan berorientasi pada pasar dan konsumen.
Oleh karena itu, konsumen sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Sarana transportasi yang biasa disebut kendaraan sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi
mobilitas manusia yang terus meningkat setiap waktunya. Karena kendaraan dapat dijadikan
sarana pendukung dalam menjalankan aktivitasa atau pekerjaan yang mengangkut dengan
lebih banyak kapasitas penumpang yang membutuhkan jarak tempuhagar sampai ke suatu
tujuan dalam waktu relatif singkat.
Dalam hal ini kendaraan tersebut adalah kendaraan roda empat. Kolaborasi yang terjalin
selama ini telah memberikan dampak positif pada pertumbuhan industri otomotif Indonesia
antara lain menciptakan lapangan kerja baru, berbagi teknologi, pemanfaatan kandungan
lokal, serta menyediakan produk yang tidak hanya sesuai untuk kebutuhan pasar dalam negeri
tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Dan tak berhenti di sana. Ke depannya, segala
usaha dari kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan solusi mobilitas terbaik bagi
masyarakat Indonesia, tidak hanya meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga dapat menjaga
lingkungan melalui penggunaan advance technology yang rendah emisi untuk saat ini dan
masa depan yang lebih baik.
Di Indonesia, kolaborasi ini telah berlangsung selama hampir dua dasawarsa yaitu sejak 2003
dan semenjak itu produk – produknya telah menjadi pilihan utama konsumen di tanah air
maupun mancanegara. Semua produknya diproduksi di dalam negeri, di mana untuk produk
tertentu sudah memiliki komponen lokal bahkan mencapai 95%. Kesuksesan ini didasari oleh
kolaborasi yang kuat antara Toyota Group dan mitra jangka panjang Astra yang tidak
berhenti untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Tidak berhenti sampai di situ, pada hari ini, Toyota dan Daihatsu meresmikan kolaborasi
terbarunya. Tidak hanya menyediakan produk–produk untuk memenuhi kebutuhan di pasar
dalam negeri, Toyota dan Daihatsu juga menjadi kontributor terbesar untuk ekspor kendaraan
roda empat di Indonesia hingga saat ini, dengan kontribusi lebih dari 60%. Sebagai bagian
dari komitmen tersebut, Grup Toyota juga akan mengekspor produk kolaborasi terbaru ini ke
sekitar 50 negara di dunia.
Beberapa pemikiran
sejenis misalnya dikemukakan oleh Kim dan Mauborgne 1
. Kim mengatakan bahwa
era konsep persaingan samudra merah yang berdarah-darah telah usang dan diganti
dengan strategi samudra biru yang menciptakan ruang pasar tanpa pesaing.
Pemikiran berikutnya lainnya dikemukakan oleh Nalebuff dan Brandenburger
dengan konsep coo-petition 2
. Konsep ini menekankan pada perubahan cara pikir
(mindset) yang mengkombinasikan persaingan dengan kerjasama dalam suatu market
place yang sama dengan menggunakan analisis teori game
Pemikiran lainnya dikemukakan oleh Bleeke dan Ernst bahwa di masa datang
akan terjadi peningkatan strategi kolaborasi dibanding strategi kompetisi sebagai
upaya untuk menyongsong terjadinya hubungan ekonomi dan bisnis lintas batas. Ko-
laborasi dianggap sebagai konsep terbaik dan alat negosiasi dan arbritase sumberdaya
perusahaan dalam bentuk keahlian, akses dan permodalan.3
1 Kim dan Maurborgne, 2006, Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru) : Ciptakan
Ruang Pasar
Tanpa Pesaing dan Biarkan Kompetisi Tak Lagi Relevan (alih bahasa : Satrio Wahono)
2 Barry J Nalebuff and Adam Bradenburger, 1996. Co-Opetition. HarperCollins
3
Joel Blake and David Ernst, 1993. The Death of The Predator, in Joel Blake and David Ernst
(ed)
1993. Collaborate to Compete in the Global Market, John Wiley and Sons
Menurut Chairul Saleh dalam Modul Konsep, Pengertian, dan Tujuan Kolaborasi, ada banyak
pengertian yang menjelaskan kolaborasi. Kolaborasi berasal dari kata co dan labor yang
berarti 'penyatuan tenaga' atau 'peningkatan kemampuan untuk meraih tujuan yang telah
disepakati bersama-sama. Kata kolaborasi cenderung digunakan ketika proses penyelesaian
kerja melalui lintas batas, sektor, dan hubungan.
Secara luas, kolaborasi berarti terjadinya kerja sama di antara dua atau lebih orang atau
institusi yang saling mengerti permasalahan satu sama lain dan berusaha memecahkan
masalah secara bersama. Spesifiknya, kolaborasi adalah kerja sama yang intensif untuk
mengatasi permasalahan kedua pihak secara bersamaan.
Berbagai pengertian ini menghasilkan kesimpulan dan pengertian umum bahwa kolaborasi
adalah pola dan hubungan yang dilakukan antar individu atau organisasi tertentu yang
memiliki keinginan untuk saling berbagi, berpartisipasi, dan bersepakat untuk bertindak
bersama dalam berbagi informasi, sumber daya, manfaat, hingga tanggung jawab dalam
pengambilan keputusan bersama untuk meraih cita-cita, tujuan, ataupun menyelesaikan
masalah yang dihadapi kedua belah pihak.
Jenis Kolaborasi
Ada berbagai jenis kolaborasi yang membedakan bagaimana suatu kolaborasi antar individu
atau institusi berjalan. Setiap jenis kolaborasi memiliki ciri khasnya masing-masing. Berikut
adalah berbagai jenis kolaborasi menurut lumapps.com:
1. Kolaborasi Tim
Kolaborasi tim merupakan jenis kolaborasi bisnis paling umum dalam dunia kerja. Dalam
kolaborasi tim, seluruh anggota mengenal satu sama lain dan mengetahui peran atau
pengaruhnya masing-masing. Biasanya, orang yang mengatur dan mengamati kinerja tim
adalah ketua tim.
2. Kolaborasi Komunitas
Jenis kolaborasi satu ini terjadi karena adanya ketertarikan terhadap suatu hal dan tujuan yang
sama di antara anggotanya. Kolaborasi ini seringkali dibuat untuk berbagi pengetahuan dan
belajar bersama untuk menyelesaikan suatu tugas. Level anggotanya cenderung setara, tetapi
anggota yang lebih berpengalaman akan mendapatkan status yang lebih tinggi.
3. Kolaborasi Jaringan
Kolaborasi jaringan merupakan jenis kolaborasi yang berbeda dari dua jenis sebelumnya.
Kolaborasi ini dimulai karena adanya individu yang bertindak untuk kepentingan diri sendiri.
Umumnya, kolaborasi jaringan bertujuan membuat anggotanya dikenal oleh kalangan ahli.
Dalam jenis kolaborasi ini, setiap anggotanya belum tentu mengenal satu sama lain.
Contoh dari kolaborasi jaringan adalah penggunaan media sosial yang memungkinkan
anggotanya untuk berkolaborasi secara virtual tanpa mengenal atau bertemu dengan satu
sama lain.
4. Kolaborasi Cloud
Menurut lummaps.com, kolaborasi video merupakan jenis kolaborasi yang paling sering
dilakukan belakangan ini. Kolaborasi menggunakan ruang konferensi virtual seperti Zoom
atau Google Meet untuk meeting. Anggota menerima undangan untuk mengikuti meeting
menggunakan laptop, komputer, dan bisa juga smartphone. Melalui jenis kolaborasi ini,
setiap anggota dapat bekerja sama di mana pun dan kapan pun.
6. Kolaborasi Internal
Kolaborasi internal merupakan kolaborasi yang terdiri dari berbagai jenis kolaborasi,
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai suatu bisnis. Kolaborasi ini terdiri dari forum
diskusi, microblogging, dan wiki. Forum diskusi digunakan untuk berbagi ide terkait topik
tertentu, microblogging untuk berbagi pesan dalam perusahaan, dan wiki digunakan untuk
mengelola informasi dalam perusahaan.
7. Kolaborasi Eksternal
Jenis kolaborasi satu ini membagikan pengetahuan di luar perusahaan, misalnya interaksi
antara brand dan pengguna media sosial. Biasanya, brand meminta pendapat kepada
pengguna media sosial melalui kuis atau diskusi yang membutuhkan feedback.
8. Aliansi Strategis
Kolaborasi aliansi strategis adalah jenis kolaborasi antar perusahaan. Biasanya, kolaborasi ini
menjanjikan dua atau tiga bisnis untuk menggabungkan upaya dan sumber daya demi
mencapai tujuan tertentu. Jenis kolaborasi ini cukup baik karena setiap perusahaan biasanya
memiliki keunggulan masing-masing yang mampu melengkapi kekurangan satu sama lain.
Tujuan Kolaborasi
Setiap kolaborasi yang terjadi antarindividu atau institusi dapat membantu para pihak yang
terlibat untuk mencapai suatu tujuan. Berikut adalah tujuan dilakukannya kolaborasi menurut
indeed.com:
1. Mengembangkan Produktivitas
2. Mengurangi Pengeluaran
Mengurangi pengeluaran biasanya menjadi tujuan penting dalam suatu kolaborasi karena
dapat membantu peningkatan profit. Pengeluaran perusahaan meliputi gaji, material, iklan,
dan distribusi. Penurunan biaya dapat dilakukan dengan meningkatkan kolaborasi antara
personel SDM, kepala departemen, akuntan, tim pemasaran, dan pimpinan perusahaan.
Tujuan kolaborasi berikutnya adalah kepuasan pelanggan yang lebih baik. Peningkatan
kepuasan pelanggan dapat memberi banyak manfaat seperti jumlah pelanggan yang semakin
banyak, keuntungan yang lebih tinggi, biaya iklan yang lebih rendah, dan peningkatan
peluang pertumbuhan. Peningkatan komunikasi di antara pihak yang berkolaborasi dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan pelanggan dan strategi yang dapat
dilakukan.
4. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan atau perkembangan perusahaan meliputi perluasan bisnis seperti pasar baru,
memperoleh pelanggan baru, dan mengembangkan produk baru sekaligus keuntungannya.
Umumnya, pertumbuhan perusahaan memang membutuhkan keterlibatan atau kolaborasi
antara berbagai pihak yang mampu mendorong pertumbuhan tersebut.
5. Keterlibatan Karyawan
Budaya perusahaan merupakan bagaimana karyawan berperilaku, lingkungan kerja, dan nilai-
nilai yang diadopsinya. Budaya perusahaan yang sehat meliputi peningkatan moral,
produktivitas, keterlibatan, dan kepercayaan karyawan. Tujuan ini mungkin terjadi karena
adanya komunikasi terbuka antara pemimpin dan karyawan yang memengaruhi pembentukan
budaya perusahaan, misalnya karyawan yang mengomunikasikan keberatannya dalam
bekerja melalui survei kantoran.
Seringkali, marketing atau pemasaran menjadi kunci penting dalam meraih perusahaan yang
menguntungkan dan berkelanjutan. Pemasaran yang baik mampu menarik pelanggan untuk
menggunakan atau membeli produk yang dipasarkan. Hal ini mampu dicapai karena adanya
proses kolaboratif yang melibatkan interaksi pelanggan dan perusahaan.
Mar-2023
Apr-2023
May-2023
Jun-2023
Jul-2023
Aug-2023
Sep-2023
Oct-2023
Nov-2023
Dec-2023
Sumber : https://triatmono.info/data-penjualan-tahun-2012/data-penjualan-mobil-2017/
Kesimpulan
Berbagai upaya dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan
yang dimiliki produk tersebut, penetapan harga yang bersaing dan promosi
yang tepat sasaran. Semakin baik brand image produk yang dijual maka akan
indikator biaya yang dikorbankan untuk ditukar dengan produk atau manfaat
penilaian konsumen dengan brand image (citra merek) dari produk tersebut.
perusahaan yang sangat berharga. Dibutuhkan kerja keras dan waktu yang
cukup lama untuk membangun reputasi dan brand image (citra merek). Citra
pengaruh pada brand image (citra merek) dari produknya yang akan memengaruhi keputusan
pembelian konsumen terhadap produk perusahaan
yang ditawarkan.
Daftar Rujukan
Bleeke, Joel dan David Ernst. 1993. The Death of the Predator, in Bleeke, Joe and
Acquistions in the Global Marketplace. New York, John Willey & Sons, Inc.
Buttler, Timothy dan David Coleman. 2003. Models of Collaboration. In Journal
Kim, W Chan dan Renee Mauborgne. 2006. Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra
Biru) : Ciptakan Ruang Pasar tanpa Pesaing dan Biarkan Kompetisi Tak Lagi
Limerick, David and Bert Cunnington. 1993. Managing The New Organization:
Franciso.
1. Jakarta: Erlangga.
Alfabeta