Anda di halaman 1dari 34

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Nama :Muhyidin Setiawan (2018450047)

ABSTRAK : PT. AHM (Astra Honda Motor) sebagai salah satu produsen motor terbesar di
Indonesia, memberikan pelayanan produsen sepeda motor yang terbaik dan sesuai
kebutuhan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk seberapa besar event sponsorhip
berpengaruh terhadap brand image produk PT.AHM dan Seberapa besar persepsi
konsumen berpengaruh terhadap brand image produk PT.AHM. Manfaat penelitian ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam permasalahan yang diteliti serta sebagai
sarana untuk membandingkan aplikasi atau ilmu dalam praktek sebenarnya dengan teori
yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah. Metode penelitian pengumpulan data
premier dan sekunder. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
komunikasi pemasaran perusahaan dan juga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi
perusahaan atas event sponsorship yang dilakukan.

Kata kunci : Produsen sepeda motor, PT AHM

ABSTRACT: PT. AHM (Astra Honda Motor) as one of the largest motorcycle
manufacturers in Indonesia, provides the best motorcycle manufacturer services and
according to consumer needs. This study aims to determine how much the sponsorship
event affects the brand image of PT. AHM products and how much consumer perception
affects the brand image of PT. AHM products. The benefits of this research can add
knowledge and insight into the problem under study as well as a means to compare
applications or knowledge in actual practice with the theories that have been obtained
while attending lectures. Research methods for collecting premier and secondary data.
The results of this study are expected to be a reference material for company marketing
communications and can also be used as an evaluation material for companies for
sponsorship events.

Keywords: Motorcycle manufacturers, PT AHM


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman modern sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi bagian penting
dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan sarana transportasi merupakan sarana
utama bagi manusia untuk bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain
dengan cepat dan efisien. Seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan
sarana transportasi mengalami kemajuan yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Mulai
dari sarana transportasi yang sangat sederhana pada era tahun l980an sampai sarana
transportasi mewah yang banyak sekali dijumpai sekarang ini. Sepeda motor
merupakan salah satu sarana transportasi darat yang sangat diminati oleh masyarakat
baik dari kalangan atas maupun menengah ke bawah. Ini dikarenakan sepeda motor
adalah sarana transportasi yang dianggap fleksibel dengan mobilitas tinggi, efektif
dalam menerobos kemacetan serta efisien dalam mencapai tujuan.
Kini semakin ketatnya persaingan bisnis membuat setiap produsen otomotif
khususnya sepeda motor harus memiliki strategi yang tepat untuk merebut pangsa pasar
(market sharel. Banyaknya alternatif pilihan produk yang dimiliki konsumen tentu saja
bisa menjadi sebuah ancaman yang sangat berarti. Untuk itu harus dilakukan berbagai
macam pendekatan kepada masyarakat agar yang sebelumnya hanya “menyadari
sebuah produk” beralih menjadi “memilih suatu produk” sehingga tercipta loyalitas
pada konsumen.
PT. AHM (Astra Honda Motor) sebagai salah satu produsen motor terbesar di
Indonesia selalu berusaha memberikan yang terbaík dan semaksimal mungkin agar
konsumen tidak beralih ke produk lain, Karena salah satu syarat yang harus dipenuhi
oleh sebuah perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai
tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Tjiptono,2006). Hal ini
dibuktikan Honda dengan menjadi pemimpin pasar selama lebih dari 30 tahun. Namun
sepanjang lima tahun terakhir, 2006-2010, perebutan di posisi puncak kian ketat antara
Honda dan Yamaha. Data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia)
menunjukkan keduanya mencatat penguasaan pasar hingga lebih dari 90 persen.
Berdasarkan data yang diperoleh Kompas.com, penurunan penjualan hanya 5,3
persen, yaitu dari 6.215.831 unit pada 2008, menjadi 5.881.777 unit pada tahun 2009.
Kendati ada beberapa merek menjadi anggota (AISI), hanya dua yang menikmati pasar
Indonesia dalam porsi sangat besar dan terus bersaing, yaitu Honda dan Yamaha.
Keduanya, kalau digabungkan, menikmati 91,45 persen pangsa pasar sepeda motor
pada 2009 atau total 5.378.989 unit. Perbedaan total penjualan kedua merek tahun lalu
sangat tipis. Honda berhasil mencapai penjualan 2.704.097 unit (45,97 persen), sedangkan
Yamaha 2.674.892 (45,47 persen) atau berselisih 29.205 unit (0,50persen)

Meski mencatat kemenangan sepanjang tahun 2009, penjualan bulanan Honda


sebenarnya sudah pernah disalip Yamaha. Honda unggul pada total penjualan Januari,
Februari, Maret, Agustus, September, Oktober, dan Desember. Sedangkan Yamaha
pada April, Mei, Juni, dan Juli. Sementara itu, pada Januari hingga September 2010
tercatat selisih keduanya sekitar 93.622 unit, Honda masih unggul terhadap Yamaha.
Selisih tersebut kira-kira hanya sekitar 30% dari penjualan rata-rata per bulan Honda.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan
sebagai berikut:
1. Seberapa besar event sponsorship berpengaruh terhadap brand image produk
PT.AHM ?
2. Seberapa besar persepsi konsumen berpengaruh terhadap brand image produk
PT.AHM ?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dengan luasnya pembahasan staretegi bisnis, maka penelitian
ini hanya dibatasi pada :
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan lebih mendalam maka
penulis memandang permasalahan penelitian yang di angkat perlu dibatasi. Oleh sebab
itu penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan “seberapa besar pengaruh event dan
persepsi konsumen pada AHM ’’ untuk mencapai keberhasilan PT AHM.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh event sponsorship terhadap brand image produk PT.AHM.
2. Menganalisis pengaruh persepsi konsumen terhadap brand image produk PT.AHM.

1.5 Manfaat Penelitian


Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat
kepada:
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi komunikasi
pemasaran perusahaan dan juga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi
perusahaan atas event sponsorship yang dilakukan.
2. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam
permasalahan yang diteliti serta sebagai sarana untuk membandingkan aplikasi atau
ilmu dalam praktek sebenarnya dengan teori yang telah diperoleh selama mengikuti
kuliah.
3. Akademisi
Sebagai referensi untuk mempermudah bagi para akademisi yang ingin
melakukan penelitian dengan objek yang sama, sehingga penelitian selanjutnya
dapat lebih baik lagi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


1. Integrated Marketing Communication

Menurut Tom Brannan (2004) Integrated Marketing Communication


(IMC) adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk
komunikasi persuasive kepada pelanggan dan calon pelanggan secara
berkelanjutan. Tujuan Integrated Marketing Communication adalah untuk
mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada khalayak sasaran
yang dimilikinya. Integrated Marketing Communication menganggap
seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan
dengan produk atau jasa dari suatu merek atau perusahaan adalah jalur
potensial untuk menyampaikan pesan dimasa datang. Lebih jauh lagi IMC
menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan serta yang dapat
diterima oleh pelanggan atau calon pelanggan . dengan kata lain, proses IMC
berawal dari pelanggan dan calon pelanggan, kemudian berbalik kepada
perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang
perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif.

Delapan langkah dalam mengembangkan komunikasi yang efektif


menurut Kotler dkk (2003:597)

a. Mengidentifikasi audiens sasaran


Proses identifikasi harus dimulai dengan pikiran yang jelas tentang
audiens sasaran. Audiens sasaran tersebut dapat diartikan sebagai calon
pembeli produk perusahaan, pemakai saat ini, penentu keputusan atau hak
yang mempengaruhi keputusan. Audiens dapat terdiri dari individu,
kelompok masyarakat tertentu, atau masyarakat umum. Audiens yang
dituju tersebut akan sangat mempengaruhi komunikator tentang apa yang
akan dikatakannya, bagaimana mengatakannya, kapan mengatakannya,
dimana pesan tersebut disampaikan, dan kepada siapa pesan tersebut
disampaika
b. Menetukan tujuan komunikasi

Setelah pasar sasaran dan persepsinya diidentifikasi, komunikator


harus menentukan tujuan komunikasi guna memutuskan tanggapan yang
diharapkan dari audiens.

c. Merancang pesan

Pesan yang disampaikan seharusnya dapat meningkatkan


perhatian (attention), kemudian dilanjutkan dengan ketertarikan
(interest) setelah itu dilanjutkan dengan timbulnya keinginan (desire)
untuk selanjutnya mengambil tindakan (action)

d. Memilih saluran komunikasi

Kemudian komunikasi mengembangkan pesan yang efektif


dengan memilih saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan
pesan baik yang personal maupun non personal.

e. Menentukan jumlah anggaran komunikasi pemasaran

Seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan


untuk mengkomunikasikan produknya kepada target market.

f. Menentukan bauran promosi

Menentukan alat promosi mana yang akan digunakan untuk


mengkomunikasikan produk secara efektif kepada target market.

g. Mengukur hasil promosi


Setelah melaksanakan rencana promosi yang telah ditetapkan,
komunikator harus dapat mengukur dampak pada target audience. Ini
termasuk bertanya kepada target audience apakah mereka mengenali pesan
yang disampaikan, seberapa sering melihat nya, apa yang dirasakan setelah
melihat pesan tersebut, sikap audience sebelum dan sekarang terhadap
produk atau perusahaan.
h. Mengelola dan koordinasikan komunikasi pemasaran terpadu

Setelah itu aturlah proses komunikasi pemasaran terpadu dengan


mengkombinasikan alat-alat promosi yang akan digunakan agar saling
mendukung satu dengan yang lainnya.

2. Pengertian Promosi

Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam


pemasaran, karena untuk memperkenalkan produknya perusahaan
membutuhkan media yang disebut promosi. Selain itu promosi juga sangat
penting dalam usaha meningkatkan volume penjualan dan merupakan salah
satu metode penjualan yang efektif karena merupakan alat komunikasi
antara produsen dan konsumen guna menimbulkan jual beli.

Menurut Swastha (2007:349) : “Promosi adalah komunikasi non


individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan
oleh perusahaan, lembaga-lembaga non laba serta individu-individu”.

Menurut Tjiptono (2002:219) promosi adalah: “Aktivitas pemasaran


yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan
yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Lupiyoadi (2006:9) : Promosi merupakan salah


satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting yang
dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan
promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan
dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian. Hal ini dilakukan dengan
menggunakan alat-alat promosi. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan
bahwa kunci sukses tidaknya kegiatan perusahaan tergantung pula pada
lancar tidaknya kegiatan promosi. Apabila kegiatan promosi berjalan
dengan baik maka akan memberikan harapan tercapainya tujuan perusahaan
baik tujuan jangka panjang atau tujuan jangka pendek.
Promosi dirasakan sangat penting bagi setiap perusahaan mengingat
adanya persaingan dari perusahaan yang sejenis. Bagi perusahaan yang baru
berdiri, tujuan promosi adalah untuk memperkenalkan barang-barang hasil
produknya, sedangkan bagi perusahaan yang sudah lama berdiri promosi
adalah untuk mempertahankan permintaan yang sudah ada dan disamping
itu untuk menciptakan permintaan barn guna meningkatkan volume
penjualan.

3. Pengertian Event Sponsorship

Event Sponsorship merupakan salah satu media promosi yang


mempunyai jangkauan lebih luas dibandingkan dengan iklan, sebab event
sponsorship terkait dengan beberapa elemen bauran promosi lainnya. Event
sponsorship merupakan salah satu alternatif alat promosi yang tumbuh secara
cepat dalam tiga dekade terakhir.

Menurut Tom Brannan (1998;87) Event sponsorship memiliki


keterbatasan dalam berkornunikasi karena event sponsorship merupakan
bentuk komunikasi yang relatif pasif, biasanya yang disajikan hanyalah
nama merek dan perusahaan, sehingga pelaksanaan event sponsorship
haruslah didukung dengan bauran promosi lainnya.

Menurut Terence.A.Shimp (2000. 615 ) Event sponsorship adalah


bentuk promosi merek yang mengikat suatu aktivitas seperti olahraga,
hiburan, sosial, sent/budaya, atau tipe aktivitas lain yang mempunyai minat
publik yang tinggi

Dari beberapa uraian definisi tentang event sponsorship, dapat


disimpulkan bahwa pengertian event sponsorship secara umum adalah suatu
bentuk dari promosi merek dengan cara memberikan bantuan keuangan dari
sebuah organisasi, perorangan atau kegiatan yang menghubungkan suatu
merek dengan kegiatan olahraga, hiburan, seni/budaya, sosial, yang
menimbulkan ketertarikan yang tinggi dengan memberikan timbal balik
untuk mengiklankan perusahaan.
a. Perencanaan Event Sponsorship

Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan, dilakukan suatu


perencanaan yang matang dari sebuah sponsorship.

Menurut J.R Rossiter dan L.Percy (1993 . 346) perencanaan mencakup:

1) Target audience reach

adalah segmen yang akan dicapai oleh perusahaan. Dalam


memilih jenis event sponsorship yang akan diselenggarakan perlu
diperhatikan segmen mana yang akan dicapai oleh perusahaan.

2) Compability Wff/? the Company's or Brand pOSitfOning

adalah posisi produk dimata konsumen. Beberapa jenis event


sponsorship secara langsung berkaitan dengan produk perusahaan tetapi
beberapa jenis event sponsorship dipilih karena kesesuaian image secara
tidak langsung dengan produk

3) Message capasity

adalah kapasitas pesan dan informasi yang akan disampaikan


kepada target awdience. Dalam sebuah penyelenggaraan event
sponsorship biasanya perusahaan yang mensponsori suatu kegiatan
akan diberikan fasilitas untuk menyampaikan pesan dan informasi
tentang produk dan memperkenalkan profile perusahaan secara
langsung kepada calon pelanggan hal tersebut di manfaatkan
perusahaan dengan merancang sebuah pesan dan informasi yang
menarik guna memberikan kesan dan makna yang mendalam dibenak
konsumen.

Terence A Shimp (2000) dalam penyelenggaraan suatu event


hendaknya pesan yang disampaikan oleh perusahaan mudah untuk
dimengerti, jelas dan diucapkan secara berulang-ulang atau sesering
mungkin saat berlangsungnya event. Hal ini bertujuan agar konsumen
selalu ingat dengan pesan yang disampaikan sehingga menciptakan top
of mind serta brand awareness yang kuat di benak para konsumen
terhadap produk perusahaan.
2.2 Manfaat dan alasan-alasan penggunaan Event Sponsorship

Menurut Frank Jefkins (1997; 2301 manfaat penyelenggaraan/


penyediaan event sponsorship adalah bahwa dana sponsor yang telah
dikeluarkan dengan sendirinya kembali ke perusahaan dalam jumlah yang berlipat
ganda baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dan penyediaan
sponsor memang cukup besar sehingga begitu banyak perusahaan yang bahkan
bersedia mengalokasikan dana yang khusus untuk penyelenggaraan event
sponsorship.

Menurut Terence A Shimp (2000:589) manfaat penyelenggaraan Event


sponsorship adalah untuk membangun hubungan antara perusahaan dengan
konsumen untuk menambah brand equity dan untuk memperkuat ikatan dalam
pertukaran.

Terdapat begitu banyak alasan, namun pada dasarnya alasan itu pasti
mengundang tujuan tujuan humas, yakni dalam rangka menunjukan niat baik dan
menciptakan suatu pemahaman di kalangan khalayak, setidak- tidaknya agar
mereka mengetahui keberadaan perusahaan atau lembaga penyedia sponsor.

Adapun alasan-alasan penyediaan sponsor menurut Frank Jefkins(1997, 231


j adalah:

1) Untuk melancarkan suatu kampanye periklanan melalui publikasi serta produk-


produk perusahaan yang seluas-luasnya oleh media yang meliputi event yang di
sponsorinya itu.
2) Untuk mendukung strategi atau kebijakan pemasaran untuk memperlihatkan niat
baik perusahaan guna melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
3) Untuk memperlihatkan niat baik perusahaan guna melaksanakan tanggung jawab
sosialnya.

2.3 Tujuan Event Sponsorship


Menurut Shanklin dan Kuzma (1992) tujuan utama dari event sponsorship
adalah untuk membangun kesadaran konsumen (Brand awareness) terhadap merek
produk atau perusahaan dan membangun gambaran konsumen (Brand Imagel
terhadap suatu merek produk atau perusahaan.
Tujuan event sponsorship menurut Frank Jefkins (1997 :177)
1) Tujuan Periklanan

Mengiklankarrmenginformasikarrmempromosikan produk boleh di iklankan


/diinformasikan di media tertentu.

(a) Memasang iklan di lokasi kegiatan atau liputan yang menjangkau orang
banyak

(b) Mengiklankan produk yang tidak boleh diiklankan dimedia tertentu

(c) Mempromosikan produk secara spesifik

(d) Memperkenalkan produk baru

(e) Menggali berbagai peluang lain dibidang advertising.

2) Tujuan Humas

Tujuan Humas diselenggarakannya event sponsorship adalah untuk:

(a) Menciptakan dan mempertahankan nama baik perusahaan

(b) Membangun citra perusahaan

(c) Memperkenalkan identitas perusahaan

(d) Mengakrabkan nama perusahaan

(e) Merangsang minat para wartawan untuk datang meliput

3) Tujuan Pemasaran

(a) Memposisikan sebuah produk

(b) Mendukung operasi agen penyalur

(c) Melancarkan suatu perubahan didalam suatu perusahaan

(d) Meluncurkan suatu produk baru

(e) Membuka cabang-cabang baru

(I) Pemasaran internasional


(g) Merangsang para konsumen menggunakan suatu produk

2.4 Jenis- jenis Event Sponsorship


Secara umum, cakupan sponsor memang tidak terbatas, namun dari sekian
banyak bidang atau kegiatan, yang paling populer menurut Frank Jefkins (1997.
172 j adalah:

1) Acara- acara olah raga

Dewasa ini nilai sponsor yang diberikan kepada bidang olahraga sangat
besar, paling besar sepanjang sejarahnya. Acara-acara olah raga semakin banyak
memberikan peluang kepada perusahaan untuk menguji dan memodifikasikan
produk-produk mereka.

2) Acara- acara pagelaran seni

Mencakup acara seni pameran budaya, pameran lukisan, apresiasi


sastra, pertunjukan teater dan pertunjukkan musik.

3) Penerbitan atau publikasi

Penerbitan peta, buku harian, buku petunjuk, buku-buku atau dokumen


laporan tahunan, dan berbagai naskah lainnya acap kali menjadi lahan sponsor.

4) Ekshibisi atau pameran

Acara-acara pameran, baik yang diselenggarakan oleh instansi


pemerintahan maupun lembaga lernbaga swasta juga sering mendapat sponsor,
termasuk dari pers atau perusahaan penerbitan.

5) Pendidikan

Dalam bentuk hibah, bantuan keuangan, beasiswa dan tunjangan dana riset.

6) Acara-acara amal

Dalam suatu acara amal, nama-nama perorangan maupun lembaga,


termasuk perusahaan, yang memberikan dana atau sponsor selalu disebutkan
secara terbuka.
7) Acara penghargaan profesional

Pemberian hadiah atau tanda penghargaan kepada para professional,


mulai dari jurnalis, fotografer, sampai dengan para arsitek, dan lainJain.
Biasanya pula ada perusahaan yang bertindak sebagai sponsor penuh untuk
acara-acara ini.

8) Acara-acara lokal

Perusahaan-perusahaan juga sering memberi sponsor untuk kegiatan-


kegiatan yang berskala lokal dalam membina hubungan komuniti yang baik
dengan penduduk yang bermukim di daerah itu.

2.5 Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan Event Sponsorship

Dalam melakukan event sponsorship, ada faktor-faktor yang harus


diperhatikan oleh perusahaan untuk menjamin keberhasilan kegiatan tersebut
diantaranya (Sumber: PPM Manajemen,2008)

1) Konsep acara

Menjadi ha1 yang sangat krusial, karena tanpa konsep perusahaan tidak
dapat meraih tujuan yang ingin dicapai. Penentuan tema perlu memperhatikan
juga isu yang berkembang di masyarakat. Contohnya jika isu yang berkembang
adalah mengenai global warming, perusahaan dapat mengangkat tema yang
relevan dengan isu tersebut.

2) Komunikasi pemasaran

Dengan komunikasi pemasaran yang baik, informasi tentang adanya


suatu event dapat sampai ke target yang dituju. Dengan demikian, event dapat
dihadiri oleh audience yang tepat.

3) Kemampuan SDM

Dengan SDM yang mumpuni, suatu event akan terlaksana dan


terorganisir dengan baik

4) Hubungan baik dengan Event Organizer (EO)

Penggunakan EO muncul sebagai pilihan bagi perusahaan ketika


menyelenggarakan sebuah event. Hal ini dilakukan agar proses pelaksanaan
dapat terorganisir secara profesional dengan baik dan sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan. Namun perusahaan harus pintar dalam memilih serta
menilai reputasi sebuah EO karena event yang akan diselenggarakan membawa
nama perusahaan. Selain itu perlu adanya pitching dan briefing untuk
menyesuaikan antara konsep yang dengan tujuan yang ingin dicapai.

5) Besarnya budget

Dalam membuat suatu event, perusahaan perlu memperhatikan budget


yang akan dikeluarkan dan menyesuaikan antara tujuan perusahaan dengan
event yang akan dilakukan.

6) Lokasi dan waktu

Hal ini perlu dilakukan untuk memberi informasi sehingga target


audience dapat hadir dan menyaksikan sebuah event yang akan dilaksanakan.

7) Sasaran target yang ingin dituju

Ini bertujuan untuk menyesuaikan konsep event, sebagai contoh jika


target audience yang dituju adalah para remaja maka pelaksanaan event akan
dikemas dengan bentuk dan konsep yang identik dengan jiwa anak muda seperti
konser musik.

8) Kesiapan team

Demi tercapainya kesuksesan, kesiapan team dinilai sangat penting


dalam mengatur dan menjaga jalannya sebuah event guna menghadapi serta
meminimalisir kendala-kendala yang kemungkinan akan terjadi.

9) Koordinasi

Kuatnya jaringan koordinasi antar lini akan membuat kelangsungan


sebuah event berjalan dengan hasil yang maksimal.

2.6 Pengukuran Keberhasilan Event Sponsorship

“Seorang marketer harus memperhatikan impact terhadap experience dan


sales. Sebuah event dapat dikatakan hebat namun audience hanya sekedar
menonton lantaran tidak terkait dengan product benefit. Oleh sebab itu, kreativitas
yang diciptakan oleh marketer harus bisa relevan dengan memperlihatkan product
benefit”. (Sumber: Majalah Marketing)

Sebuah event dikatakan berhasil apabila (Sumber: PPM Manajemen,2008)


1) Besarnya penjualan/transaksi yang terjadi
2) Banyaknya jumlah audience yang datang
3) Kepuasan peserta/feedback yang diterima
4) Semakin dikenalnya brand & produk oleh masyarakat
5) Banyaknya jumlah pelanggan baru
6) Kelancaran event
7) Semakin dekatnya hubungan dengan pelanggan
8) Terjadinya event lanjutan

2.7 Keunggulan dan Kelemahan Event Sponsorship


Dalam pelaksanaannya, sebuah event sponsorhip memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan, diantaranya adalah:

Tabel 2.1
Keunggulan dan Kelemahan Event Sponsorship

KEUNGGULAN EVENT KELEMAHAN EVENT

SPONSORSHIP SPONSORSHIP
- Dapat berinteraksi langsung dengan - Konsumen datang hanya

target audience untuk mengikuti kegiatan

event-nya saja, bukan untuk


- Memperkenalkan citra perusahaan
mengenal lebih dalam tentang
dengan produknya secara langsung.
produk atau jasa perusahaan.
- Menciptakanpengalaman

(experience) dari event yang

dilaksanakan dengan melibatkan

mood dan emosi konsumen.

- Dapat digunakan sebagai sarana

kegiatan CSR perusahaan.

- Konsumen yang hadiT di sebuah

event dapat mendorong penyebaran

aktivitas Word of Mouth

- Event menjadi sarana edukasi

tentang produk ke masyarakat.

(Sumber : PPM Manajemen,2008)

2.8 Persepsi konsumen


Persepsi merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengambilan
keputusan pembelian. Walgito (1997) berpendapat bahwa persepsi merupakan
suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu merupakan proses yang
berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptor, yang diteruskan
ke pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadilah proses psikologis, sehingga
individu menyadari apa yang dilihat, didengar dan sebagainya. Hal itu dikuatkan
oleh pendapat Davido ff (Walgito, 1994) yang mengatakan bahwa yang disebut
persepsi yaitu suatu stimulus yang diindera oleh individu lalu diorganisasikan,
kemudian diinterprestasíkan, sehingga individu menyadari, mengerti apa yang
diindera itu.
Menurut Sanmustari (Ratnawati, 1992) persepsi diartikan sebagai suatu
proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu. Kesan yang
diterima sangat tergantung dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui
proses berpikir dan belajar, serta faktor-faktor luar maupun dalam yang ada pada
diri individu. Persepsi merupakan faktor yang menentukan terbentuknya sikap
terhadap sesuatu maupun perilaku tertentu.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
proses penginderaan, penafsiran, pengorganisasian dan penginterprestasikan
terhadap suatu obyek, kejadian, informasi atau pengalaman yang mungkin dialami
atau diterima individu yang kemudian diolah dan menimbulkan suatu reaksi.
Sedangkan untuk persepsi terhadap brand image produk sendiri dapat
didefinisikan sebagai persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan
oleh pelanggan (Durianto, dkk, 2001). Karena persepsi terhadap brand image
merupakan persepsi dari konsumen, maka tidak dapat ditentukan secara obyektif.
Persepsi konsumen akan melibatkan apa yang penting bagi konsumen karena setiap
konsumen memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau
jasa.
Schiffman dan Kanuk (Cahyono, 1990) mengatakan bahwa persepsi
seseorang tentang suatu produk akan berpengaruh terhadap brand image produk
tersebut. Persepsi yang positif tentang suatu produk akan memberikan brand image
yang positif pula terhadap produk perusahaan sehingga akan menimbulkan minat
untuk membeli serta loyal terhadap produk perusahaan tersebut.
Martinich (Yamit, 2001) mengemukakan bahwa ada enam dimensi
karakteristik yang digunakan oleh para konsumen dalam mempersepsi suatu
produk. Keenam dimensi karakteristik tersebut adalah

1) Performance : karakteristik operasi dasar dari suatu produk, seperti tingkat


Range and type of features : kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki
produk, contoh : suatu merek kendaraan tertentu memiliki bahan bakar irit
serta ramah lingkungan.
2) Reliability and durability : kehandalan produk dalam penggunaan secara
normal dan berapa lama produk dapat digunakan, contoh: mesin kendaraan
tidak cepat rusak atau panas ketika digunakan.
3) Maintainability and serviceability : kemudahan untuk pengoperasian produk,
tingkat kenyamanan serta kemudahan dalam mendapatkan suku cadang.
4) Sensory characteristics : penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera dan
beberapa faktor lainnya yang mungkin terjadi aspek penting dalam kualitas.
5) Ethical profile and image : kualitas adalah bagian terbesar dari kesan
pelanggan terhadap produk.
6) kecepatan yang dapat ditempuh oleh sebuah kendaraan.

1. Proses Persepsi
Alport (dalam Mar’at, 19911 proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh panca indera, pengalaman, dan pengetahuan
individu. Panca indera akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang
ditangkap panca indera (penglihatan, rasa, tekstur, dan lain-lain), sedangkan
pengetahuan (keunggulan dan kelemahan produk) dan pengalaman individu
(tanggapan terhadap produk) akan memberikan
arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa
sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada.

Proses persepsi merupakan serangkaian kegiatan yang melalui beberapa


tahapan terlebih dahulu. Berikut ini sebuah model tahapan dari proses persepsi
individu yang díkemukakan oleh Sutisna (2002:62):

Sensasi Pemberian Arti

• Penglihatan
• Suara
• Bau
• Rasa Indra
Perhatian Interpretasi
• Tekture “

Gambar 2.1 Tahapan Persepsi


Proses Persepsi Sumber:
Sutisna (2002:62)
1) Stimuli

Stimuli/stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi


verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Suatu stimuli pada
hakikatnya merupakan satu unit input bagi salah satu dari lima indra
manusia. Ada dua stimuli penting yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumen adalah pemasaran dan lingkungan (sosial dan budaya).

(a) Stimuli Pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang
didesain untuk mempengaruhi konsumen. Stimuli pemasaran terdiri atas
dua komponen, yaitu stimuli utama dan stimuli tambahan. Stimuli utama
terdiri dari produk dan komponennya seperti, kemasan, isi, dan ciri-ciri
fisik. Sedangkan stimuli tambahan adalah komunikasi yang didesain
untuk mempengaruhi perilaku konsumen seperti, mempresentasikan
produk dalam kata-kata, gambar, simbol, atau melalui stimuli lain yang
diasosiasikan dengan produk seperti, harga, toko tempat jual, dan
pengaruh sales.
(b) Stimuli Lingkungan
Indera penerima terdiri dari mata, telinga, hidung, mulut, dan jari yang
menerima dan memberikan tanggapan atas stimuli utama.
2) Indra Penerima
Indra penerima atau penerimaan sensor (sensory receptors ) yaitu yang
disebut sebagai organ manusia berupa panca indra (mata, telinga, hidung,
mulut dan kulit) yang menerima sensor input.
3) Perhatian
Perhatiaan yang dilakukan oleh konsumen data terjadi secara sengaja
atau tidak sengaja.
(a) Perhatian secara sengaja (voluntary attention)
Terjadi ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang
mempunyai relevansi pribadi.

(b) Perhatian tidak sengaja (involuntary attention)

Terjadi ketika konsumen dipaparkan sesuatu yang menarik,


mengejutkan, menantang, atau sesuatu yang tidak diperkirakan, yang
tidak ada relenvasinya dengan tujuan atau kepentingan konsumen.
Stimuli dengan ciri-ciri diatas akan secara otomatis mendapat
tanggapan konsumen.
4) Interpretasi

Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atas


stimuli yang diterima oleh konsumen. Setiap stimuli yang menarik
perhatian konsumen baik disadari atau tidak disadari, akan
diinterpretasikan oleh konsumen. Dalam proses interpretasi konsumen
membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan
dalam waktu yang lama (long term memory ) yang berhubungan dengan
stimuli yang diterima. Informasi dalam long term memory akan
membentuk konsumen untuk menginterprestasikan stimuli. Interprestasi
itu didasarkan pengalaman-pengalaman pada masa lalu, dan pengalaman
itu tersimpan dalam memori jangka panjang konsumen.
Selain informasi yang tersimpan dalam long term memory, apa yang
diharapkan konsumen juga mempengaruhi bagaimana suatu stimuli
diinterpretasikan. Harapan (expectation) adalah keyakinan, kepercayaan,
individual sebelumnya mengenai apa yang seharusnya terjadi pada situasi
tertentu.

5) Tanggapan

Setelah melalui tahapan akhir dari proses persepsi maka, konsumen akan
bereaksi terhadap informasi yang diperolehnya tadi yang kemudian akan
menghasilkan tanggapan. Tanggapan inilah yang kemudian menghasilkan
suatu keputusan pembelian.
2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Bagaimana individu-individu mungkin memandang satu benda yang


sama dengan yang berbeda, faktor-faktor berikut menjelaskan bahwa pihak
pelaku persepsi @erceiver ), dalam objeknya atau target yang dipersepsikan,
atau dalam konteks situasi di mana persepsi itu dilakukan akan dapat
mempengaruhi terbentuknya suatu persepsi (Robbins 2006:89):
1) Pelaku Persepsi

Bila seorang individu memandang pada satu obyek dan mencoba


menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh
karakteristik dari pribadi ke perilaku persepsi individu itu. Diantara
karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi persepsi adalah
sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan
(expectation).
2) Target dan Obyek

Karakteristik dari target yang akan diamati dapat dipengaruhi apa yang
dipersepsikan gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target
membentuk cara kita memandangnya.
3) Situasi
Penting bagi kita melihat konteks suatu obyek karena unsur-unsur
lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita. Waktu adalah di mana suatu
obyek atau peristiwa itu dilihat agar dapat mempengaruhi perhatian.
4) Brand
Brand (merek) merupakan salah salah satu bagian terpenting dari suatu
produk. Merek dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik itu produk
yang berupa barang maupun jasa.

“Merek adalah istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari


semuanya ini yang dimaksudkan untuk mengidentifıkasikan produk atau jasa
dari seorang atau sekelompok penjual, yang membedakan produk/jasa tersebut
dengan produk lain terutama produk saingannya” (Kotler,198 7: 440). Elemen
elemen dari merek adalah nama, logo, simbol, desain, slogan, kemasan.

Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen


merek menurut Kotler t2000)

a. Mudah diingat

Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat,


dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya
menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan
dikonsumsi.
b. Memiliki makna
Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna
maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat
mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.Deskripsi
makna yang terkandung dapat berupa:

1) Informasi umum tentang kategori dan isi dari produk


2) Informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan
manfaat dari produk.
c. Menarik dan lucu
Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah
dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang
kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan
adalah desain yang menarik dan lucu.
d. Fleksibel
Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat
diterima oleh daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan
pun tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan
elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah
sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya akan
menghambat produsen untuk masuk dalam pasar yang baru.
e. Legal
Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan
undang— undang yang berlaku, sehingga berada di bawah
perlindungan hukum.
Hal — hal yang berkaitan erat dengan merek (Kotler 2000j adalah :
1) Nama merek (brand name), yaitu bagian dari suatu merek yang dapat
diucapkan atau dilafalkan
2) Tanda merek (brand mark), yaitu bagian dari merek yang dapat

dikena1i,namun tidak dapat dibaca atau diucapkan. Tanda merek

ini berupa logo, simbol, warna, gambar, desain. Faktor — faktor

yang mendasari pemberian nama merek sebuah produk antara lain:

(a) Pemberian nama berdasarkan pencipta produk.


(b) Pemberian nama berdasarkan tempat
(c) Pemberian nama berdasarkan nama hewan
(d) Pemberian nama berdasarkan obyek/benda tertentu

(e) Pemberian nama berdasarkan arti/makna produk tersebut,yang

berarti nama menjelaskan keberadaan produk yang dipasarkan.

(f) Pemberian nama berdasarkan fungsi atau kegunaan produk.

Fungsi brand (Kotler 2000):


1) Bagi konsumen :
(a) Identifikasi mutu produk, baik berupa barang maupun jasa.
Mutu/kualitas produk berupa barang nyata/tampak dari kondisi barang
tersebut, baik dari kualitasnya sampai pada kemasan barang. Sedangkan
produk yang berupa jasa, mutu/kualitas pelayanan adalah pelayanan
kepada tamu.

(b) Merek meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya nama/merek

maka akan memudahkan pembeli menemukan produk yang

dicari/diminati. Hal ini tentunya lebih efisien dan efektif.

(c) Membantu menarik perhatian konsumen atas suatu produk baru yang
mungkin memberikan keuntungan bagi mereka.

(d) Untuk membantu mencegah terjadinya hal—hal yang tidak diinginkan


konsumewresiko konsumen, baik resiko dalam hal kesehatan, resiko
kesalahan fungsi produk, kesalahan harga, ataupun resiko
ketidaklayakan produk/jasa tersebut dikonsumsi.

2) Bagi produsen, penjual

(a) Memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri


masalah yang timbul.

(b) Sebagai perlindungan hukum terhadap ciri khas produk, sehingga tidak
ada produk lain yang meniru.

(c) Membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar

(d) Membantu penjual dalam menarik pelanggan/konsumen yang setia dan


yang menguntungkan.

(e) Membantu membangun citra perusahaarrprodusen (jika merek tersebut


menimbulkan persepsi positif di masyarakat)

(f) Mengidentifikasikan produk dalam perdagangan


(g) Mengidentifikasikan keunggulan produk yang dimiliki, yang
membedakan produk tersebut dengan produk lain, terutama produk
saingan.

Perusahaan baik perusahaan barang maupun jasa berusaha


meningkatkan kekuatan mereknya di pasaran dari waktu ke waktu.
Dalam hal ini produsen akan berusaha memperkenalkan produknya
terutama keunggulan produk yang tidak dimiliki oleh produk lain.
Keberadaan merek bukan hanya semata—mata menunjukkan nama dari
sebuah produk, namun lebih dari itu, merek menunjukkan nilai tambah
dari produk dalam berbagai dimensi, yang membedakan produk
tersebut dengan produk lain.Kesuksesan dalam membangun merek
yang kuat akan tercipta apabila elemen-elemen pendukung merek
mendukung dan memberikan kontribusi yang positif guna terciptanya
merek yang kuat di pasaran. Elemen—elemen yang dimaksudkan di sini
adalah kualitas produk yang baik, kemampuan produk dalam
memenuhi kebutuhan ataupun

Keinginan konsumen, kemampuan strategi marketing yang handal


untuk terus memperkenalkan merek di pasaran melalui segala
program—program marketing, sampai pada kemasan produk yang
benar, baik dan menarik, harga produk yang sesuai dengan
kualitas produk yang ditawarkan. Dengan demikian, merek dapat
terus dikenal, menjadi perhatian dan
terus dikonsumsi/digunakan manfaatnya oleh masyarakat (menciptakan
keloyalan konsumen), dipercaya, sehingga merek tersebut menjadi merek yang

kuat di pasaran.
3. Image
Image (citra) adalah kepercayaan, ide, dan impressi seseorang terhadap

sesuatu (Kotler, 1997, 57 j. Bagi perusahaan image berarti persepsi masyarakat

terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat

ketahui atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah

perusahaan yang sama belum tentu memiliki image yang sama pula dihadapan

orang. Image perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam

mengambil keputusan penting. Image yang baik akan menimbulkan dampak

positif bagi perusahaan, sedangkan image yang buruk melahirkan dampak

negatif dan melemahkan kemampuan perusahaan dalam persaingan.

4. Brand image
Pengertian brand image Keller (20031.’ “Anggapan tentang merek yang

direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.” definisi lain

adalah “Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam

pemikiran mereka sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak

berhadapan langsung dengan produk “

Durianto dkk (2001) mengatakan bahwa terdapat tujuh dimensi

karakteristik yang dapat mempengaruhi brand image suatu produk. Ketujuh

dimensi karakteristik tersebut adalah

1) Pengenalan bagaimana cara sebuah perusahaan dalam

memperkenalkan/mempromosikan produknya terhadap konsumen.

2) Kesesuaian dengan spesifikasi : merupakan pandangan mengenai

kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji.

3) Karakteristik produk : bagian-bagian tambahan dari produk. Bagian-


bagian tambahan ini memberi penekanan bahwa perusahaan memahami

kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai perkembangan, yaitu

menyangkut corak, desain, warna, penampilan, dan daya tarik produk

(keunikan)

4) Ketahanan : mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut, atau

beberapa lama produk dapat digunakan. Misal motor merek tertentu yang

memposisikan dirinya sebagai motor tahan lama walau telah berumur di

atas 5 tahun tetapi masih berfungsi dengan baik.

5) Harga : menawarkan harga produk yang relatif terjangkau oleh

konsumen namun memiliki ihre atau fasilitas yang lengkap serta kualitas

yang baik.

6) Kinerja : melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, misalnya

karakteristik operasional motor adalah kecepatan, akselerasi, serta

kenyamanan.

7) Pelayanan : mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada

produk tersebut. Misalnya motor merek tertentu menyediakan lokasi bengkel

yang mudah dijangkau konsumen untuk pelayanan kerusakan atau service

bergaransi.

Karakteristik diatas diperkuat teori Keller (20031 mengenai faktor —

faktor pendukung terbentuknya brand image, yaitu

1. Favorability of brand association

Favorability mengarah pada kemampuan merek tersebut agar mudah


diingat oleh konsumen. Yang termasuk dalam kategori ini adalah kemudahan
merek/produk untuk diucapkan, kemampuan merek untuk tetap diingat oleh
konsumen, serta kesuaian antara kesan merek dibenak pelanggan dengan
citra yang diinginkan perusahaan atas merek bersangkutan..

2. Strength of brand association/familiarity of brand association / Kekuatan


asosiasi merek

Kekuatan dalam hal ini adalah keunggulan-keunggulan yang dimiliki


oleh merek yang bersifat fisik yang tidak ditemukan pada merek lainnya.
Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek

tersebut sehingga bisa dianggap sebagai sebuah kelebihan yang tidak ada
pada merek pesaing. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah penampilan
fisik produk seperti warna, ukuran dan desain produk, kemudian fungsi
produk, harga produk, maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk
tersebut.

3. Uniquesness of brand association /Keunikan asosiasi merek

Keunikan adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek


diantara merek lainnya. Keunikan ini muncul dari atribut produk, menjadi
kesan unik berarti terdapat diferensiasi antara produk satu dengan produk
lainnya. Yang termasuk dalam kategori ini adalah variasi layanan, serta
diferensiasi dari penampilan fisik produk.

Beberapa keuntungan dengan terciptanya brand image yang kuat adalah:

(a) Peluang bagi produk/merek untuk terus mengembangkan diri dan


memiliki prospek bisnis yang bagus.

(b) Memimpin produk untuk semakin memiliki sistem keuangan yang


bagus.

(c) Menciptakan loyalitas konsumen

(d) Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil


dikenal dan diingat oleh konsumen.

(e) Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin

merek dikenal oleh masyarakat, maka perbedaarrkeunikan baru yang


diciptakan perusahaan akan mudah dikenali konsumen.

(f) Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.

(g) Meminimumkan kehancuran/kepailitan perusahaan.

(h) Mempermudah mendapatkan investor barn guna mengembangkan

produk.

Manfaat brand image (Rangkuti,2004:17), yaitu :

(a) Brand image dapat dibuat sebagai tujuan didalam strategi perusahaan

(b) Brand image dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing dengan
produk lain yang sejenis

(c) Brand image dapat membantu memperbaharui penjualan suatu produk

(d) Brand image dapat digunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari
strategi pemasaran

(e) Brand image dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usaha- usaha
strategi perusahaan

Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program


marketing yang kuat terhadap produk tersebut, unik dan memiliki kelebihan
yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain.

2.9 Produk

Menurut Kotler dalam Tjiptono (2008. 95), produk merupakan segala

sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,

digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan

pasar yang bersangkutan.

Konsep produk sebenarnya mengacu tidak hanya pada barang yang


berwujud, tetapi juga mencakup barang dan layanan yang ditawarkan kepada

konsumen. Karena itu, kalau kita berbicara tentang produk, hal itu sudah mencakup

barang dan jasa.

Jadi, dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa produk

merupakan segala sesuatu yang menguntungkan maupun tidak yang didapat dari

pertukaran untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan.

1. Level Produk

Dalam merencanakan penawaran produk, pemasar perlu memahami


tingkatan produk. Tiap level menambahkan lebih banyak nilai pelanggan, dan
kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan meliputi

1) Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan


dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. Contohnya adalah
dalam bisnis perhotelan, manfaat utama yang dibeli para tamu adalah
istirahat dan tidur’. Untuk bioskop, para penonton sesungguhnya membeli
hiburan’.
2) Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk
yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).
3) Produk harapan (expected product ), yaitu produk formal yang ditawarkan
dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan
dan disepakati untuk dibeli. Sebagai contoh, tamu hotel mengharapkan
tempat tidur yang bersih, sabun dan handuk, air ledeng, telepon, lemari
pakaian, dan ketenangan.
4) Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk yang
dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat
memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
Misalnya hotel bisa menambahkan fasilitas TV, shampoo, bunga-bunga
segar, check-in dan check-out yang cepat, pelayanan kamar yang baik, dan
lain-lain.

5) Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang


mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang. Misalnya
hotel menambahkan fasilitas layanan internet, perekam video dengan
kasetnya, sepiring buah-buhan segar, dan sebagainya.
2. Klasifikasi Produk
1) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,
díraba/disentuh, dírasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan
fisik lainnya.

Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu
(a) Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods ), yaitu barang
berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa
kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi
pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya, sabun,
minuman, makanan, gula, garam, dan lain-lain.
(b) Barang Tahan Lama (Durable Goods ), yaitu barang berwujud yang
biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur
ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih).
Contohnya antara lain adalah TV, lemari es, mobil, motor, computer,
laptop, dan lain-lain.
2) Jasa (services)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual. Contohnya adalah bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel,
lembaga pendidikan, dan lain-lain.

3. Kerangka Pemikiran.

Berdasarkan pada pemikiran melalui tinjauan pustaka dan penelitian


terdahulu, dimana hasil dari penelitian tersebut bahwa event sponsorship dan
persepsi konsumen berpengaruh dalam membentuk

brand image suatu produk yang pada akhirnya berpengaruh pada


loyalitas konsumen. Persaingan yang semakin kuat diantara perusahaan-
perusahaan mengharuskan perusahaan tersebut berlomba-lomba memperoleh
hasil yang memuaskan dengan memperhatikan system pemasaran meliputi
semua tahapan yaitu mulai dari penciptaan produk, pemasaran, serta
pelayanan pasca penjulan. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk
memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan dan di inginkan oleh
konsumen saja tetapi perusahaan juga harus dapat mengetahui bagaimana
menyajikan atau menawarkan produknya kepada konsumen dengan lebih baik
dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh pesaingnya.

Dalam ha1 ini salah satunya dengan melakukan event sponsorhip,


karena dengan melaksanakan kegiatan tersebut perusahaan dapat
berinteraksi secara langsung dengan konsumen/pasar sasaran untuk dapat
memberikan pesan dan informasi tentang produk sehingga konsumen dapat
mengetahui secara lengkap dan jelas mengenai kelebihan atau keunggulan
produk tersebut. Selain itu nama atau merek perusahaan akan semakin
akrab/familiar dipikiran konsumen karena sangat ditonjolkan dalam sebuah
kegiatan event. Hal ini bertujuan agar terbentuk persepsi yang baik sehingga
merek produk tersebut dapat menjadi pilihan pertama (top of mind) dibenak
konsumen, pada akhirnya produk tersebut diharapkan dapat berkesan dan
membentuk brand image yang kuat di hati konsumen (heart share) dan
konsumen berimajinasi untuk memiliki

produk tersebut yang pada akhirnya konsumen melakukan pembelian


terhadap merek produk yang telah ditawarkan.

Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam


merumuskan masalah ini sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangaka Pemikiran


4. Hipotesis

Berdasarkan pada perumusan masalah pada bab sebelumnya, maka


dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Event sponsorship

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara event sponsorship


terhadap brand image produk Honda.

Ha : Ada pengaruh signifikan antara event sponsorship terhadap brand


image produk Honda.

2. Persepsi konsumen

Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara persepsi konsumen terhada


brand image produk Honda.

Ha : Ada pengaruh signifikan antara persepsi konsumen terhadap brand


image produk Honda.

3. Event sponsorship dan persepsi konsumen

Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara event sponsorship dan persepsi


konsumen terhadap brand image produk Honda.

Ha : Ada pengaruh signifikan antara event sponsorship dan persepsi


konsumen terhadap brand image produk Honda.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

a. Mulai
b. Studi Pendahuluan, studi pendahuluan dilakukan dengan 2 studi yaitu studi lapangan
dengan melihat permasalahan yang terjai di PT. AHM yaitu pengaruh event sponsohip pada
pt ahm .
c. Perumusan masalah , Seberapa besar event sponsorship berpengaruh terhadap brand image
produk PT.AHM ,Seberapa besar persepsi konsumen berpengaruh terhadap brand image
produk PT.AHM
d. Tujuan penelitian, Menganalisis pengaruh event sponsorship terhadap brand image produk
PT.AHM dan Menganalisis pengaruh persepsi konsumen terhadap brand image produk
PT.AHM.
e. Pengumpulan data, data didapatkan dengan, ngumpulan Data Pada penelitian ini,data
premier dan data skunder
f. Pengolahan data, untuk menyelesaikan permaasalahan yang ada maka dilakukan
pengolahan data uji validitas, reabilitas,uji asumsi klasik
g. Aanalisis data, penelitian ini mengacu pada Uji Validitas dan Reabilitas, Uji Asumsi Klasik

h. Kesimpulan dan saran, berisikan kesimpulan dari hasil penelitian data


i. Selesai
Daftar Pustaka

Buku :

Kotler, dan Amstrong, Setyo. 2012, “Pengaruh Iklan Televisi dan Harga Terhadap
keputusan Pembelian Sabun Lux”, Jurnal Riset Sains Indonesia.Vol. 3, No. 1.

Kotler, P. 2012. Manajemen Pemasaran di Indonesia


:Analisis,. Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian.Jakarta : Penerbit Salemba.
Empat.

Rangkuti, F. 2016. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan
Bobot, Rating, dan OCAI . Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti, F. 2003. Measuring Customer Satisfaction: Teknik Mengukur Strategi


Meningkatkan Kepuasan Pelanggan & Analisis Kasus PLN JP. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Creswell, J. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi
Ketiga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Jurnal :

Tristania Widianti, “Pengaruh Event/Sponsorship Terhadap Brand Image Rokok


Sampoerna A-Mild PT.HM Sampoerna Tbk”.
Andoko Yuwono. “Pengaruh Pelaksanaan Event Sponsorship Terhadap Pembetukan Citra
Produk”

Yamit. ”Pengartih Penc’anttii11an Merk tc•rhadap Pc•rsc•p› i tentang Kualitas Susu Coklat
pada Siswa-Siswi SMA N I Yogyarkata ”. Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta. 2001

Wenny wiendanie, “Analisis Persepsi Brand Association menurut pelanggan sabun mandi
cair Lux pada PT.Unilever Indonesia”.

Anda mungkin juga menyukai