Anda di halaman 1dari 6

ALIANSI STRATEGIS PERUSAHAAN ROBOT EDUKASI DENGAN ROBOTA

INDONESIA

1. Pendahuluan
Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis yang demikian pesat,
ketergantungan perusahaan terhadap pihak-pihak diluar perusahaan semakin
kuat. Pengelola dari berbagai perusahaan mulai berpikir untuk saling melengkapi
atau saling mendukung kegiatan satu dengan yang lainnya melalui kerjasama
yang saling menguntungkan. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk aliansi
strategik perusahaan.
Aliansi strategik merupakan persetujuan kerjasama suatu perusahaan
dengan perusahaan lain yang berlangsung secara relatif, meliputi aliran dan
keterkaitan sumberdaya dan/ atau struktur governance dari organisasi otonom
(Parkhe, 1993). Cung et al.(2000) menemukan bahwa pembentukan aliansi
berhubungan positif dengan sifat komplementer kapabilitas perusahaan dan sifat
kesamaan status perusahaan yang melakukan aliansi. Sedangkan Beverland
dan Bretherton (2001) menemukan bahwa dengan membentuk aliansi strategik
berarti menurunkan ketidakpastian pada peluang pasar yang dimasukinya.
Sejalan dengan Jap (1999) dari hasil penelitiannya yang mengindikasikan bahwa
proses kolaborasi akan bermanfaat terhadap investasi dan usaha koordinasi
yang mengarah pada peningkatan kinerja dan keunggulan bersaing.
Aliansi perusahaan akan memungkinkan untuk menginternalisasi
informasi yang bersifat kritis (Khanna et al., 1998), menginternalisasi teknologi
baru dan dapat berbagi (sharing) resiko (Bleeke dan Ernst, 1991), sebagai
sarana pembelajaran untuk menciptakan nilai yang bermanfaat bagi perusahaan
dari partner (Anand, 2000), meningkatkan kinerja bagi pelaku bisnis pemula
(Baum, 2000). Dengan demikian aliansi strategik merupakan sarana transfer
knowledge antar perusahaan partner. Namun transfer knowledge tersebut tidak
selalu berhasil, karena adanya beberapa hambatan. Simonim (1999)
menemukan peran kritis oleh ambiguitas knowledge sebagai mediator pada
tacitness, asset yang bersifat khusus (specificity asset), pengalaman aliansi
sebelumnya, kompleksitas, protectiveness dan perbedaan budaya
organisasional pada transfer knowledge yang merupakan kendala proses
terbentuknya aliansi. Pada bagian berikut akan dibahas mengenai pola aliansi,
manfaat dan hambatannya.
Sebagai perusahaan yang memproduksi robot edukasi untuk dunia
pendidikan tingkat SMP, SMU/SMK di pandang perlu melakukan aliansi strategis
dengan salah satu perusahaan yaitu Robota Indonesia.

2. Alasan Melakukan Aliansi


Salah satu cara untuk memasuki pasar luar negeri atau pasar global
adalah dengan menciptakan aliansi strategik. Menurut Krajewski dan Ritzman
(2002) aliansi strategik adalah sebuah persetujuan suatu perushaan dengan
perusahaan lain yang dapat berupa salah satu dari tiga bentuk berikut, usaha
kolaborasi, joint venture dan lisensi teknologi.
Pada prinsipnya, aliansi dilakukan oleh perusahaan untuk saling berbagi
biaya, resiko dan manfaat. Alasan rasional ditempuhnya aliansi strategi adalah
untuk memanfaatkan keunggulan sesuatu perusahaan dan mengkompensasi
kelemahannya dengan keunggulan yang dimiliki partnernya (Kuncoro, 1994,
p.30). Dengan demikian, masing – masing pihak yang beraliansi saling
memberikan kontribusi dalam pengembangan satu atau lebih strategi kunci
dalam bidang usaha yang dialiansikan. Jadi, apapun bentuk serta lingkup
kegiatan yang dilakukan, semua pihak menghendaki suatu keuntungan serta
manfaat bersama yang diciptakan melalui interaksi terpadu.
Wujud konkrit yang dapat diharapkan dari aliansi strategis adalah
pengembangan produk (product development) dan pengembangan pasar
(market development) untuk satu atau kelompok produk tertentu, tanpa harus
menghilangkan sepenuhnya ciri khas yang dimiliki perusahaan sebelumnya
(Utomo, 1994, p. 25).
Motivasi bagi perusahaan untuk membentuk aliansi adalah antara lain
untuk memecahkan masalah kegagalan pasar yang disebabkan oleh asset yang
bersifat khusus, untuk memperkuat posisi persaingan dan untuk menyerap
knowledge dari luar.

3. Aliansi Strategis Dengan Robota Indonesia


ROBOTA adalah sekolah robot atau kursus robotik tempat mencetak para
juara lomba robot, kontes robot, olimpiade robot nasional dan internasional.
Sekolah Robot atau Kursus Robotik merupakan pendidikan yang sangat diminati,
mulai dari anak-anak usia TK hingga orang dewasa. Tidak mengherankan
karena belajar membuat robot memang kegiatan yang menantang kreatifitas dan
penuh petualangan. Tidak ada seorangpun yang tidak tertarik dengan keajaiban
teknologi robotik ini.
Dengan fenomena tersebut tidaklah aneh jika keberadaan Lembaga
Kursus dan Pelatihan (LKP) ROBOTA selalu ramai diminati masyarakat di
berbagai kota di Indonesia. ROBOTA juga banyak menjalin kerjasama dengan
sekolah-sekolah di seluruh Indonesia untuk pelajaran ekstra kurikuler maupun
intra kurikuler robotik di sekolah masing-masing. Sebagai pelopor pendidikan
robotika di Indonesia, ROBOTA memiliki segudang prestasi yang
membanggakan. Khususnya untuk lomba atau olimpiade robot, baik pada tingkat
nasional maupun internasional. Ini tentu menjadi kebanggan tersendiri baik
sekolah maupun orang tua.
Mengingat begitu besarnya animo masyarakat terhadap ROBOTA ini,
maka banyak permintaan kerjasama kepada kami untuk membuka cabang
Kursus Robotik ROBOTA di berbagai kota di Indonesia. Menyambut permintaan
tersebut maka kami membuka FRANCHISE PENDIDIKAN KURSUS ROBOTIK
kepada masyarakat luas untuk membuka cabang baru Sekolah Robot ROBOTA
di kota-kota Anda. Demi menjamin keberhasilan investasi calon mitra ROBOTA
maka kami menyediakan penawaran franchise pendidikan yang sangat menarik.
ROBOTA adalah satu-satunya Franchise Pendidikan yang menawarkan konsep
COBA DULU BARU BELI. Untuk mengetahui batapa menariknya penawaran
franchise pendidikan Sekolah Robot ROBOTA ini, silakan pelajari halaman
Peluang Usaha Kursus Robotik. Peluang kerjasama franchise pendidikan
Sekolah Robot ROBOTA diharapkan mampu menghadirkan fasilitas pendidikan
robotik yang berkualitas bagi generasi muda di seluruh Indonesia. Mari menjadi
pelopor membuka sekolah robot di kota anda masing-masing sambil ikut
memajukan dunia robot Indonesia.
Dengan adanya aliansi strategis bersama robota Indonesia mampu
membantu untuk mempertahankan ancaman persaingan, meningkatkan
kekuatan tawar menawar di atas pesain, serta meningkatkan nilai tambah atau
perluasan lini produk perusahaan dan membantu pelung pasar baru.

4. Dampak Beraliansi Dengan Robota Indonesia


Dengan melakukan aliansi strategik, beberapa keuntungan adalah (1)
memungkinkan partner untuk konsentrasi pada aktivitas terbaik yang sesuai
dengan kapabilitasnya, (2) pembelajaran dari partner dan pengembangan
kompetensi yang mungkin untuk memperluas akses pasar, (3) memperoleh
kecukupan sumber daya dan kompetensi yang sesuai agar organisasi dapat
hidup.
Lebih lanjut Pits dan Lei (1996, hlm. 216-217) menyatakan ada empat
keuntungan bagi perusahaan bila perusahaan tersebut membangun aliansi
dengan perusahaan-perusahaan lain. Keempat keuntungan tersebut adalah (1)
aliansi dapat menghalangi masuknya para pendatang baru, (2) aliansi dapat
mengurangi dampak perubahan evolusi industri, (3) aliansi dapat meningkatkan
pembelajaran tentang penggunaan teknologi baru, dan (4) aliansi dapat
memperkuat lini produk (produk line).
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kesuksesan
aliansi seperti yang tampak pada Gambar berikut ini mengacu pada penelitian
Saxton (1997, hlm. 460) dan Dussauge dan Garrette (1998, hlm. 109) yaitu
kelanjutan aliansi, peningkatan kualitas, dan kemampuan berkompetisi.
1) Kelanjutan aliansi merupakan keberhasilan perusahaan dalam
memelihara kerjasama yang telah terjalin baik.
2) Peningkatan kualitas merupakan peningkatan kualitas pelayanan
perusahaan setelah menjalin kerjasama dengan mitranya.
3) Kemampuan berkompetisi merupakan peningkatan kemampuan
perusahaan dalam berkompetisi dengan para pesaingnya.

5. Langka – Langkah Dan Antisipasi Di Internal Perusahaan Ketika Akan


Beraliansi
Ada empat tipe aliansi strategi, yaitu joint venture, equity strategic
alliance, nonequity strategic alliance, dan global strategic alliances.
1) Joint venture adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan
menciptakan perusahaan yang independen dan legal untuk saling berbagi
sumber daya dan kapabilitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
2) Equity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih
perusahaan memiliki persentase kepemilikan yang dapat berbeda dalam
perusahaan yang dibentuk bersama namun mengkombinasikan semua sumber
daya dan kapabilitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
3) Nonequity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih
perusahaan memiliki hubungan kontraktual untuk menggunakan sebagian
sumber daya dan kapabilitas unik untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
4) Global Strategic Alliances adalah kerjasama secara partnerships antara dua atau
lebih perusahaan lintas negara dan lintas industri. Terkadang aliansi ini dibentuk
antara korporasi (atau beberapa korporasi) dengan pemerintah asing.

6. Penutup
Aliansi strategik merupakan strategi perusahaan dalam bidang operasi
yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan aliansi strategik,
perusahaan dapat menginternalisasi teknologi baru atau knowledge baru yang
bisa meningkatkat kinerja perusahaan. Ada beberapa alas an mengapa
perusahaan membentuk aliansi, namun juga ada beberapa hambatan dalam
proses aliansi. Alasan perusahaan menjalin aliansi adalah: (1) Karena adanya
pola komplementer (sifat yang saling melengkapi) antara perusahaan yang
beraliansi, (2) Karena adanya kesamaan status pada perusahaan yang
beraliansi, (3) Karena adanya social capital, (4) Karena adanya ketergantungan
antara pemasok dan pembeli, (5) Karena untuk mengurangi ketidakpastian di
masa yang akan datang, dan (6) Karena adanya organisasi network.

Anda mungkin juga menyukai