Anda di halaman 1dari 21

REPORT

ANALISIS SUPPLY CHAIN


MANAGEMENT DI PT. X

Lecturer: Johan Krisnanto Runtuk, S.T., M.T.


Prepared by:

Group x

xxx 004201805058
xx 004201805022
xxx 004201805005
xxx 004201805025
Viona Rosalia Kacaribu 004201805079

PRESIDENT UNIVERSITY
INDUSTRIAL ENGINEERING
2020
KONTRIBUSI ANGGOTA GRUP

2
BAB I
GAMBARAN UMUM RANTAI PASOK PERUSAHAAN

Pada dekade terakhir ini ada peningkatan pentingnya rantai pasokan


manajemen sebagai instrument yang digunakan perusahaan agar mencapai
keunggulan kompetitif dalam persaingan pasar (Collin, 2003, hal. 8). Sebagai
contoh pada tahun 1990-an banyak perusahaan membuat (organisasi atau sistem)
lebih efisien dan efektif dengan menggunakan metode kerja yang lebih cepat atau
lebih sederhana. perusahaan telah melakukan investasi besar pada modernisasi
rantai pasokan mereka untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan
meningkatkan produktivitas internal mereka. Menurut Christopher (1998,
hal.130) Suplai rantai menambah nilai lebih bagi customer dengan memberikan
biaya lebih rendah di rantai pasok di perusahaan itu sendiri.

Pujawan dan Mahendrawati (2010) menjelasakan bahwa pentingnya peran


semua pihak mulai dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer
dalam menciptakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat inilah yang
kemudian melahirkan konsep baru yaitu Supply Chain Management. Menurut
Indrajit dan Djokopranoto (2005) istilah supply chain pertama kali digunakan oleh
beberapa konsultan logistik sekitar tahun 1980-an, kemudian oleh para akademisi
dianalisis lebih lanjut pada tahun 1990-an, maka lahirlah konsep supply chain
management. Lebih lanjut Indrajit dan Djokopranoto (2005) menjelaskan, pada
hakikatnya Manajemen supply chain adalah perluasan dan pengembangan konsep
dan arti dari manajemen logistik, manajemen logistik berperan dalam mengatur
arus barang dan supply chain juga demikian namun meliputi antar perusahaan
yang berhubungan dengan arus barang dan semakin berkembang menyangkut
kepada hal-hal yang diperlukan oleh pelanggan.

Menurut Heyzer dan Render (2005) perusahaan perlu mempertimbangkan


permasalahan rantai pasokan untuk memastikan bahwa rantai pasokan mendukung
strategi perusahaan. Jika fungsi manajemen operasi mendukung strategi

3
perusahaan secara keseluruhan, maka rantai pasokan didesain untuk mendukung
strategi manajemen operasi. Fasilitas dan biaya-biaya yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, dengan tujuan mencapai biaya minimum dan
service level maksimum semuanya dipertimbangkan dalam supply chain
management. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun
dan perekayasaan industri. Industri pengolahan adalah suatau kegiatan ekonomi
yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia,
atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau barang setengah jadi dan
atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya
dan sifatnya lebih dekat dengan pemakai akhir.

Menurut (Pearce dan Robinson dalam Mayasari, 2008) industri


membutuhkan strategi yang sesuai untuk dapat bertahan di pasar, dapat
menghadapi persaingan, ancaman, dan peluang pasar. Industri harus dapat
merancang dan memiliki strategi supply chain management untuk dapat
mengarahkan jalannya tujuan yang ingin dicapai dalam meningkatkan kinerja
perusahaan, sehingga perusahaan dapat bertahan dalam persaingan. Information
sharing, long term relationship, cooperation, dan process integration merupakan
bagian dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja supply chain management
pada perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Rahadi,
2012) mengenai pengaruh supply chain management terhadap kinerja operasional
perusahaan, yang memasukkan variabel-variabel tersebut dalam penelitian yang
dilakukannya dan menyebutkan bahwa ke empat variabel tersebut berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan. Pembagian informasi Information sharing
merupakan elemen penting dalam supply chain management, karena dengan
adanya information sharing yang transparan dan akurat dapat mempercepat proses
rantai pasokan mulai dari supplier sampai ke pasar atau ketangan konsumen.
Hubungan jangka panjang (Long term relationship) bisa tercipta dengan adanya
hubungan yang berkesinambungan antara semua pihak yang terlibat dalam supply

4
chain management, dan dengan Kerjasama (Cooperation) yang baik dan saling
meguntungkan hal tersebut dapat dilakukan. Selanjutnya yang tidak kalah penting
adalah proses yang sitematis (Process Integration) dari penggabungan keseluruhan
semua kegiatan yang ada di manajemen rantai pasokan agar semua kegiatan
berjalan dengan lancar. Hubungan antara pemasok dengan produsen harus sehat
dan tetap dipelihara, karena tingkat ketergantungan perusahaan terhadap supplier
(pemasok) sangat tinggi dan bersifat jangka panjang, karena baik perusahaan
besar maupun perusahaan kecil selalu melakukan kegiatan logistik. Untuk itu
dibutuhkan supply chain yang terintegrasi dengan benar sehingga dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif terhadap produk yang dihasilkan.
Menurut Harisnanda, dkk (2016) Penelitian mengenai supply chain atau
rantai pasok seharusnya sudah menjadi fokus perusahaan karena rantai pasok
meruapakan urat nadi kelancaran bisnis perusahaan. Hal ini disebabkan karena
rantai pasok perusahaan adalah sistem yang menghubungkan antara pemasok,
perusahaan, dan pelanggannya. Jika sistem ini tidak dikelola dan diatur dengan
baik maka perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan kompetitornya.
Ruang Lingkup PT. MAXXIS INDONESIA terdiri atas bisnis energi di sektor
hulu dan sektor hilir. Bisnis sektor hulu meliputi kegiatan di bidang produksi ban.
Seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan di Berlokasi di daerah Cikarang, Jawa Barat dan
luar negeri. Penelitian yang dilakukan ini adalah melihat dan memperlajari mengenai
sistem rantai pasok yang ada pada PT. MAXXIS INDONESIA yang berfokus pada
produk ban dan melihat apakah masih terdapat masalah yang dapat mengganggu
kelancaran bisnis perusahaan. Industri otomotif dan komponennya merupakan
salah satu sub sektor industri di Indonesia yang berkembang pesat dalam
periode tiga tahun terakhir, peran industri otomotif dan komponennya ternyata
memberi kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia.
Pengembangan industri otomotif dan komponennya perlu untuk terus
dilakukan karena memiliki keterkaitan yang luas dengan sektor ekonomi lainnya
serta memiliki potensi pasar dalam negeri yang cukup besar. Pada era
globalisasi saat ini dibutuhkan strategi yang tepat untuk membangun sektor
industri, agar dapat mewujudkan industri yang tangguh dan berdaya saing

5
baik di pasar domestik maupun di pasar global, sehingga mampu mendorong
tumbuhnya perekonomian, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan
masyarakat yang pada gilirannya akan mengurangi pengangguran dan
kemiskinan. Dengan demikian akan turut memberikan andil membantu
pemerintah dalam mensejahterakan penduduk Indonesia. Salah satu industri
yang memiliki potensi danperkembangan yang pesat adalah industri ban.
Pada tahun 2013, Industri ban nasional mengalami peningkatan penjualan
ban sebesar 5 persen dari 96,57 juta unit ban pada tahun 2012 menjadi
101,43 juta unit ban (APBI, 2013). Angka tersebut didapat dari hasil
penjualan ban mobil yang mencapai 47,26 juta unit ban serta penjualan ban
motor yang mencapai 54,16 juta unit ban. Penjualan ban sangat berkaitan
dengan industri otomotif. Pada tahun 2013, terjadi peningkatan penjualan
sebesar 10,2% menjadi 1,4 jutaunit mobil dari tahun sebelumnya. Sementara
itu,di tahun yang sama tercatat total penjualan ban motor sebesar 54,16 juta
unit ban di mana angka tersebut meningkat sebesar 16,4 % dari total
penjualan pada tahun 2012 yaitu 47,04 juta unit ban.PT. MAXXIS
INDONESIA sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam sektor
industri khususnya pada sub sektor otomotif dan komponen memberikan
konstribusi dalam menyediakan lapangan pekerjaan. Selain penyediaan lapangan
kerja PT. MAXXIS INDONESIA juga memenuhi kebutuhan konsumtif
masyarakat, terlihat dari produksi andalan ban yang bermutu tinggi untuk
kendaraan seperti mobil dan motor, juga untuk inner tubes, dan juga industrial.
Saat ini PT. MAXXIS INDONESIA sedang berbenah untuk melakukan transformasi di
segala bidang, termasuk di fungsi Retail Outlet PT. MAXXIS INDONESIA. Upaya
yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan PT.
MAXXIS INDONESIA. PT. MAXXIS INDONESIA dan berkomitmen memberikan
pelayanan terbaik. Maxxis yang menduduki peringkat 9 dalam urutan perusahaan
ban terbesar di dunia tentu saja meningkatkan performance staf, kualitas dan kuantitas,
peralatan dan fasilitas, format fisik dan produk dan pelayanan. Kelebihan utama PT.
MAXXIS INDONESIA adalah adanya jaminan ketersediaan dan supply ban. PT.
MAXXIS INDONESIA memiliki jaringan yang luas diseluruh daerah dan pelosok di

6
Indonesia yang didukung oleh dan distributor, dan outlet-outlet diseuruh indonesia
maupun sumber dari luar negeri, sarana dan prasarana angkutan ban yang lengkap. Mutu
produk ban dan kualitas serta kuantitas layanan yang terjamin serta memenuhi standard
Internasional . Berikut ini adalah jenis-jenis produk yang diproduski oleh PT. MAXXIS
INDONESIA
1. Ban Mobil : Passenger Car, 4×4, Van And Light Truck;
2. Ban Sepeda Motor : Sport, Off Road, Scooter, Moped ;
3. Ban Truck / Bus Seperti Tb Radial, Tb Bias, Lts.

Gambar 1. Asumsi produksi ban di PT. MAXXIS INDONESIA

Bahan baku yang diperoleh dari PT. Perkebunan nusantara 3 dan perkebunan
lainnya dikumpulkan di Gudang selanjutnya untuk menjadi sebuah ban yang bisa
digunakan dibutuhkan juga bahan baku bahan baku lain seperti carbon black, sulfur
bebagai bahan chemical lainnya dari perusahaan perusahaan yang telah bekerjasama
dengan PT. MAXXIS INDONESIA, selanjutnya ban yang telah diproduksi di pasarkan
melalui distributor, distributor ke retailer sampai ke tangan customer, seperti gambaran
berikut ini, proses pembuatan ban dari hulu ke hilir

7
Gambar 2 aliran proses supply dari hulu ke hilir

Gamabr 3 gambaran proses supplychain dari hulu ke hilir produksi ban

8
BAB II

ANALISIS JARINGAN RANTAI PASOK

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, PT. Maxxis


Indonesia adalah perusahaan yang befokus pada produk ban. Ban yang dihasilkan
juga bebagai macam jenis, Dalam hal tersebut, perusahaan menggunakan konsep
supply chain untuk menjaga kestabilan aktivitas perusahaannya. Dan berdasarkan
data yang diperoleh langsung dari PT. Maxxis Indonesia, maka yang dapat
dianalisa adalah sebagai berikut :

A. Jaringan Distributor dan Aplikasi Penjualan


Distribusi adalah pendorong utama dari keseluruhan profitabilitas perusahaan
karena itu mempengaruhi biaya rantai pasokan dan nilai pelanggan secara
langsung.
Pada tingkat tertinggi, kinerja jaringan distribusi dinilai dari dimensi :
1. Nilai yang diberikan kepada pelanggan
2. Biaya pemenuhan kebutuhan pelanggan
Maksudnya disini adalah perusahaan diminta untuk mengevalusi layanan dan
biaya pelangganan saat membandingkan pilihan jaringan distribusi.

Dapat dapat diasumsikan, jaringan distribusi yang digunakan PT. Maxxis


Indonesia untuk memindahkan produk dari pabrik ke pelanggan adalah
penyimpanan distributor dengan pengiriman pengankutan. Dimana distributor
atau retailer adalah gudang penyimpanan produk dari pabrik. Dan nanti akan
diteruskan ke customer – customer yang memesannya. Dapat diperhatikan pada
gambar 1 dibawah ini.
PABRIK

Gudang Penyimpanan lewat


DISTRIBUTOR Distributor dan Retailer
/ RETAILER

CUSTOMER CUSTOMER CUSTOMER CUSTOMER

Gambar 1. Penyimpanan distributor dengan pengiriman pengankutan

Karakteristik Kinerja Penyimpanan Distributor dengan Pengiriman Pengangkut.


Faktor faktor yang mempengaruhi dalam pengaplikasian penjualan :

 Response time untuk Pelanggan


Saat menjual produk fisik, permintaan pelanggan membutuhkan waktu
lebih lama untuk dipenuhi melalui penjualan online daripada di toko ritel
karena waktu pengiriman yang terlibat didalamnya. Dengan demikian,
pelanggan yang memerlukan waktu respons singkat mungkin tidak
menggunakan internet (online) untuk memesan suatu produk.

 Variasi produk
Sebuah perusahaan yang menjual online merasa lebih mudah untuk
menawarkan pilihan produk yang lebih besar.

 Ketersediaan Produk
Sebuah perusahaan yang menjual secara online maka perusahaan tersebut
akan meningkatan ketersediaan produknya.

 Customer Experience
Penjualan online memengaruhi pengalaman pelanggan dalam hal akses,
penyesuaian, dan kenyamanan. Tidak seperti kebanyakan toko ritel yang
hanya buka selama jam kerja, Internet memungkinkan pelanggan
melakukan pemesanan kapan saja. Penjualan online juga memungkinkan
perusahaan untuk mengakses pelanggan yang jauh secara geografis.
Menggunakan internet, spesialisasi kecil toko ritel yang berada di
Indonesia dapat menjangkau pelanggan di seluruh dunia. Akses penjualan
online hanya dibatasi oleh akses pelanggan ke internet. Internet
menawarkan kesempatan untuk menciptakan pengalaman pembelian yang
dipersonalisasi untuk setiap pelanggan.
 Faster Time to Market
 Sebuah perusahaan dapat memperkenalkan produk baru secara online
dengan lebih cepat dibandingkan dengan melakukannya melalui saluran
fisik.
 Returnability
Returnability lebih sulit dengan pesanan online, yang biasanya datang dari
yang terpusat lokasi. Jauh lebih mudah untuk mengembalikan produk yang
dibeli di toko ritel. Pengembalian juga cenderung jauh lebih tinggi untuk
pesanan online karena pelanggan tidak dapat menyentuh dan rasakan
produk sebelum pembelian mereka. Jadi penjualan online meningkatkan
biaya arus balik.

Data Penjualan PT. Maxxis Indonesia di tahun 2020.


(Data sudah ada, belum sempat edit)

B. Analisa Capacity, Demaind dan Cost


C. Kendala / permasalahan yang dihadapi dalam proses supply chain di
PT. Maxxis Indonesia

Sering terjadi miss komunikasi antara departement Marekting Sales


dengan Production Planning mengenai orderan yang diterima dari Customer dan
permintaan pakcaging dari departement production planning yang menimbulkan
masalah di purchasing department. Dengan adanya miss komunikasi tersebut
permintaan packaging selalu urgent.
Contoh kasus :
Customer memberitahu bahwa order ban 1000pcs untuk dikirim tanggal 20 July
2020, lalu departement Marketing sales memberi info ke Production Planning
pada tanggal 7 July 2020 mengenai hal tersebut . Tetapi terjadi miss komunikasi
karna staff produksi planning salah menghitung jumlah packaging yang
dibutuhkan dan memberi permintaan packaging ke Departement purchasing pada
tanggal 13 July 2020 . sedangkan departement purchasing membutuhkan proses
PO ke supplier 5 hari kerja, maka dari itu purchasing selalu diburu-buru untuk
mendatangkan packaging segera.
Solusi :
Ditingkatkan ketelitian dan kecekatan pada staff production planning.
BAB III

ANALISIS DEMAND DAN SUPPLY DI RANTAI PASOK

3.1 Ketersediaan Bahan atau Material

Persediaan/pasokan material/bahan pada masa pandemic ini bukan hanya berada pada
sector produksi, namun juga pada sector Expedisi, dikarenakan pada masa pandemic ini
terdapat banyak sekali penambahan kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintahan guna
meminimalisir penyebaran Virus Covid-19 ini, sehingga berbagai sector yang bergerak baik
dalam sector produksi maupun ekspedisi mengalami kendala karena terjadinya pembatan-
pembatasan yang dilakukan, adalah sebagai berikut:

3.1.1 Karet
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi kesusuan yang
diperoleh dari getah tumbuhan dan ada juga hasil produksi secara sintetis. Sumber utama
latex atau getah ini adalah pohon karet Hevea brasiliensis dengan cara melukai kulit
pohon. Menurut Frida (2011), karet alam merupakan senyawa hidrokarbon yang
mengandung atom karbon (C), atom hidrogen (H) dan merupakan senyawa isoprena
sebagai monomernya dengan struktur kimia Apabila karet ini berwarna putih hingga
kekuningan, karet ban berwarna hitam karena karbon yang berallotrop dengan karbon
hitam ditambahkan untuk memperkuat polimer.
Karet dikenal karena kualitas elastisnya adalah sebuah komoditi yang digunakan
banyak produk dan peralatan di dunia. Salah satunya adalah industri manufaktur
pembuatan ban. Di PT Maxxis International Indonesia ada dua jenis tipe karet yang
dipakai untuk bahan baku pembuatan ban, yaitu jenis karet alam dan karet sintesis.
Bahan baku tersebut kemudian akan diproses di pencampuran mixing menggunakan
bahan-bahan kimia dan yang nantinya akan diteliti oleh raw material sebelum
diproduksi.
Kedua tipe karet ini dapat saling menggantikan karena nya mempengaruhi permintaan
masing – masing komoditi, ketika harga minyak mentah naik permintaan karet alam
akan meningkat. Namun ketika gangguan suplai karet alam membuat harga naik, maka
pasar cenderung beralih ke karet sintetis.
Pada perusahaan PT Maxxis International Indonesia untuk bahan baku mendapatkan
supplier/ vendor yang tetap dari perusahaan luar negeri maupun dalam negeri. Berikut ini
daftarnya :
Jenis Manufaktur Supplier/ Vendor Material
37 PT Perkebunan Nusantara 3 PT Jaya Asri Niaga Natural Rubber RSS 1
Natural Rubber SV
R3L
Sintex Chemical Natural Rubber RSS
Group Natural Rubber SV
R3L
27 Zeon Corporation ITOCHU SBR 1502
Corporation SBR 1723
BR 1220

Sebagaimana dengan konsumsi semen, akibat meningkatnya Program Masterplan


Perceapatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan kondisi
pandemic ini juga sangat berpengaruh pada kondisi pasokan karet untuk Maxxis
International Indonesia ini, sehingga sangat diperlukan perbaikan system maupun
penambahan jumlah supplier guna mencukupi kebutuhan dan potensi-potensi kendala yang
terjadi dapat diminimaisasi. Selisih yang terjadi dapat dilihat pada tabel 01.

Kemampuan Pasok
Jumlah Kebutuhan ton /
Kondisi Keterangan
bulan
Normal ton / tahun
215 200 Memenuhi / Surplus
Tabel 01. Pasokan dan Konsumi Karet

3.1.2 Carbon Black


Carbon Black adalah bentuk komersial dari karbon padat yang dimanufaktur pada
proses sangat terkontrol untuk memproduksi agregat khusus rekayasa dari partikel
karbon yang beragam ukuran partikelnya, ukuran agregat, bentuk dan porositas 95 %
karbon murni dan sedikit oksigen,hidrogen dan nitrogen. Pada proses manufaktur
partikel CB terbentuk pada range ukuran 10 mm hingga sekitar 500 mm. Partikel CB
menyatu membentuk agregat seperti rantai yang mana menentukan struktur grade
masing-masing CB. Carbon Black memberikan reinforcement dan meningkatkan
ketahanan, tear strength, konduktivitas dan sifat fisik lainnya. (Orion, 2015)
Pada perusahaan PT Maxxis International Indonesia Carbon Black ini mendapatkan
supplier/ vendor yang tetap dari perusahaan luar negeri maupun dalam negeri. Berikut ini
daftarnya :

Jenis Manufaktur Supplier Material


23 Cabot Corporation Twin Star Carbon Black N 220
Schuangtai Trading. Carbon Black N 326
CO. LTD. Carbon Black N 330
Carbon Black N 660
24 Linyuan Advanced Twin Star Carbon Black N 220
Materials Technology Co. Schuangtai Trading. Carbon Black N 234
Ltd (CRSC CO. LTD. Carbon Black N 326
CORPORATION) Carbon Black N 339
Carbon Black N 550

Pada waktu saat ini disaat kondisi pandemic ini juga sangat berpengaruh pada kondisi PT
Maxxis International Indonesia sehingga sangat diperlukan perbaikan sistem maupun
penambahan jumlah supplier guna mencukupi kebutuhan dan potensi-potensi kendala
yang terjadi dapat diminimaisasi. Selisih yang terjadi dapat dilihat pada tabel 02.

Kemampuan Pasok Kondisi Jumlah Kebutuhan ton /


Keterangan
Normal ton / bulan bulan
Memenuhi /
60 50
Surplus
Tabel. 02 Pasokan dan Konsumsi Black Carbon

3.2 Prakiraan Pasokan VS Permintaan

Untuk merencanakan pengendalian rantai pasok bahan/material maka perlu diketahui


gambaran perkiraan keseimbangan pasokan dengan permintaan barang/material saat ini
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat diperkirakan kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi apabila tidak dilakukan perubahan pada system yang ada. Ketersediaan
pasokan seluruh material/bahan untuk projek PT. Maxxis International Indonesia saat ini
telah di cover beberapa supplier atau vendor yang telah mendapatkan kepercayaan dan
telah bersepakat untuk memenuhi kebutuhan material dan bahan, namun setelah dilakukan
evaluasi terhadap kemampuan supplier yang saat ini tersedia, masih terdapat kondisi
ketidakmampuan supplier untuk memenuhi kebutuhan material/bahan, ditambah lagi
dengan kondisi pandemic yang saat ini terjadi, sehingga banyak terjadi pembatasan-
pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah daerah sehingga kemampuan supplier dalam
memenuhi kebutuhan material/bahan semakin keteteran, hal ini akan berakibat pada
keterlambatan dan kerugian yang dialami oleh PT. Maxxis International Indonesia dalam
melaksanakan pekerjaan projek ini, sehingga perlu dilakukan adanya evaluasi terhadap
vendor-vendor atau supplier-supplier yang saat ini ada serta mempertimbangkan
improvement-improvement baru guna memenuhi kebutuhan material/bahan dengan tetap
mempertimbangkan cost yang dibutuhkan agar tidak mengalami kerugaian.
Pada saat ini sebagian besar Supplier yang dimiliki oleh PT. International Indonesia
adalah berasal dari luar daerah sehingga pada proses pengiriman bahan/material sering
mengalami kendala dikarenakan jarak tempuh yang jauh, dan adanya perbedaan aturan
pada tiap-tiap daerah dalam melaksanakan pembatasan social dalam menghadapi
pandemic ini, sehingga hal ini memberikan pengaruh yang buruk terhadap pengiriman
bahan/material untuk kebutuhan projek, sehingga diperlukan adanya perbaikan terkait
system sehingga proses pemasokan kebutuhan material/bahan dapat berjalan sesuai
dengan planning awal dengan mengejar keterlambatan yang sudah terjadi, sehingga
proses pembangunan projek dapat selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Collin Jari: Selecting the Right Supply Chain for a Customer in Project Business.
Helsinki: University of technology, 2003, p. 213.

Christopher Martin: Better, Faster, Closer, URL:


http://www.martinchristopher.info, 1.10. 2003.
Fadli, L. H. (2019). STRATEGIC MANAGEMENT ANALISIS SWOT Pada PT.
Gajah Tunggal Tbk. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 1(2), 10

Harisnanda, F., Amaly, I., Gusman, A. M., Febriani, F., Zamer, A., & Elisya, W.
(2016). Analisis Sistem Rantai Pasok Minyak. Jurnal Optimasi Sistem
Industri, 11(1), 221-224.
Heizer Jay, Render Barry. 2005. Operations Management. Jakarta: Salemba
Empat.

Indrajit dan Djokopranoto, 2005. Strategi Managemen Pembelian dan Supply


Chain. Grasindo. Jakarta.

Pujawan, I Nyoman dan mahendrawathi ER. (2010). Supply Chain Management.


Edisi 2. Surabaya: Guna Widya

Robinson, Richard b. and Pearce II John A. 1983. Impact of Formalized Strategic


Planning on Financial Performance in Small Organization. Strategic
Management Journal. Vol. 4 (207): 197-207.

Rahadi, Dedi Rianto. 2012. “Pengaruh Supply Chain Management Terhadap


Kinerja

Anda mungkin juga menyukai