Anda di halaman 1dari 33

TUGAS FILSAFAT ILMU

TOPIK:

TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN FILSAFAT ILMU

Dosen Pengajar: Dr. Rahadian Indarto Susilo, dr., Sp.BS(K)

Disusun Oleh Kelompok 14:

1. Intan Nadia Putri 502231001


2. Afifah Zahra Dzakiyah 502231006
3. Rama Perwira Irnanda 502231007
4. Miefta Dwi Putra 502231008
5. Israna 502231010
6. Raesita Aliefa Sekardira 502231014
7. Sri Safariyawati M. A. Afif 502231015
8. Ulinnuha Qurrota A’yunin 502231016
9. Sabrina Aulia Rahma 502231017
10. Rena Hardianty 502231019
11. Andrio Palayukan 502231022
12. Monica Ayu Rossalya 502231023
13. Bagus Cahya Adipradana 502231024

MATA KULIAH DASAR UMUM


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
FK UNAIR-RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusunan tugas Filsafat Ilmu yang berjudul ”Tujuan dan Manfaat
Pembelajaran Filsafat Ilmu” dapat diselesaikan dengan baik. Filsafat Ilmu merupakan sebuah
upaya dalam mencari sumber yang jelas terhadap konsep dasar yang berkenaan dengan ilmu.
Berdasarkan beberapa pengertian filsafat ilmu menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan
bahwa filsafat ilmu adalah menerima semua permasalahan yang muncul dalam ilmu seperti
bagaimana pengetahuan ilmiah dan juga bagaimana cara untuk mengusahakan mencapai ilmiah.
Harapan setelah disusunnya karya tulis Filsafat Ilmu diharapkan dapat menghasilkan
pemikiran yang rasional dan pemahaman yang jelas serta masuk akal tentang ilmu pengetahuan
yang bagian-bagian nya terlihat adanya keterkaitan logis satu sama lain

Surabaya, Agustus 2023

Kelompok 14

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Filsafat.................................................................................................................... 6
2.2 Hubungan Filsafat dengan Ilmu.............................................................................................. 7
2.3 Definisi Filsafat Ilmu.................................................................................................................8
2.4 Ruang Lingkup Filsafat Ilmu...................................................................................................9
2.5 Objek Filsafat Ilmu................................................................................................................. 10
2.6 Tujuan Filsafat Ilmu................................................................................................................11
2.7 Manfaat Filsafat Ilmu............................................................................................................. 12
2.8 Pentingnya Filsafat Ilmu bagi Mahasiswa............................................................................ 14
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran manusia di dunia tentunya bukan tanpa skenario Ilahi. Kehadiran manusia
menarik untuk direfleksikan dalam segala makna kehidupan, baik dalam konteks sosial,
ilmu pengetahuan, agama, ekonomi, politik, sosial keamanan, ideologi, dan sebagainya.
Penanda penting yang membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya adalah
kemampuan berpikir. Ilmu pengetahuan muncul dengan berkembangnya pola pikir manusia
dalam berfilsafat. Pertanyaan-pertanyaan filsafat tentang hakikat seorang manusia akan
memberikan renungan mengenai eksistensi diri, seperti siapakah aku, darimanakah aku,
bagaimanakah aku diciptakan, dan seterusnya.
Definisi filsafat banyak ditemui dalam berbagai literatur. Menurut Darwis A.
Soelaiman (2019) dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif
Barat dan Islam, disebutkan bahwa filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno “philosophia”,
dari akar kata philo yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kebijaksanaan atau hikmah.
Sehingga, filsafat secara etimologi berarti Love of Wisdom (cinta kepada kebijaksanaan
atau kearifan).
Ruang lingkup filsafat secara umum terdiri dari tiga bagian, yaitu ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Ontologi membahas tentang yang ada atau tentang realitas
dalam alam semesta ini, yang meliputi alam, manusia, dan Tuhan. Epistemologi atau teori
pengetahuan, membahas tentang kebenaran, meliputi dasar pengetahuan, luas pengetahuan,
metode pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan. Sedangkan aksiologi membahas tentang
nilai-nilai kehidupan, meliputi etika, estetika, dan religi.

4
Filsafat mempunyai peran yang sangat penting dalam menggali eksistensi ilmu secara
keseluruhan, mendalam, dan sistematis, untuk menemukan kebenarannya yang hakiki.
Filsafat sering disebut sebagai induk dari segala ilmu, karena pada mulanya ilmu
pengetahuan merupakan bagian dari filsafat. Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan
semakin lama semakin bercabang. Setiap ilmu memiliki filsafatnya masing-masing yang
memberi arah dan makna ilmu tersebut.
Filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan
implikasi dari ilmu, termasuk ilmu alam dan ilmu sosial. Filsafat ilmu bertujuan membuka
pikiran manusia agar mampu memberi ruang kepada setiap orang untuk mengkhidmati
berbagai dinamika keilmuan. Kajian filsafat ilmu ini menarik untuk dibahas sampai ke
akar-akarnya, sehingga penulis mencoba memaparkan tujuan dan manfaat pembelajaran
filsafat ilmu bagi kehidupan melalui penyusunan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat?
2. Apa hubungan filsafat dengan illmu?
3. Apa definisi filsafat ilmu?
4. Apa saja ruang lingkup dan objek filsafat ilmu?
5. Apa tujuan dan manfaat filsafat ilmu?
6. Apa pentingnya filsafat ilmu bagi kehidupan mahasiswa?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat pembelajaran filsafat ilmu bagi
kehidupan.
1.3.1 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari filsafat secara umum.
2. Mengetahui dan memahami hubungan filsafat dengan ilmu.
3. Mengetahui dan memahami definisi filsafat ilmu.
4. Mengetahui dan memahami ruang lingkup dan objek filsafat ilmu.
5. Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat filsafat ilmu.
6. Mengetahui dan memahami pentingnya filsafat ilmu bagi kehidupan mahasiswa.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat

Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan terminologi.

a. Filsafat secara etimologi

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa
arab. filsafat juga sering disebut filosofi dalam serapan bahasa belanda filosofie yang juga
berakar dalam bahasa yunani Philosophia. Dalam bahasa yunani philosophia dibagi menjadi
dua pola kata philos dan sophia. Kata philos artinya cinta dan sophia mempunyai arti
kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Dari asal katanya filsafat mempunyai pengertian
cinta yang ditujukan untuk mencari sesuatu yang bijaksana atau benar dalam ilmu.(Harianto,
2023)

Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Phytagoras (582−486 SM). Arti filsafat pada
waktu itu, kemudian filsafat itu diperjelas seperti yang banyak dipakai sekarang ini dan juga
digunakan oleh Socrates (470−390 SM) dan filsuf lainnya. (Suaedi, 2016)

b. Filsafat secara terminologi

Secara terminologi adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Hal ini disebabkan
batasan dari filsafat itu sendiri banyak maka sebagai gambaran diperkenalkan beberapa batasan
sebagai berikut:

1) Plato, berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai
pengetahuan tentang kebenaran yang asli karena kebenaran itu mutlak di tangan Tuhan.

2) Aristoles, berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi


kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
dan estetika.

6
3) Prof. Dr. Fuad Hasan, filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai
dari radiksnya suatu gejala, dari akaranya suatu hal yang hendak dipermasalahkan.

4) Immanuel Kant, filsuf barat dengan gelar raksasa pemikir Eropa mengatakan filsafat
adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat
persoalan:

a) apa dapat kita ketahui, dijawab oleh metafisika?

b) apa yang boleh kita kerjakan, dijawab oleh etika?

c) apa yang dinamakan manusia, dijawab oleh antropologi? dan

d) sampai di mana harapan kita, dijawab oleh agama?

5) Rene Descartes, mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang hakikat
bagaimana alam maujud yang sebenarnya. (Suaedi,2023)

Filsafat adalah feeling (love) in wisdom. Mencintai mencari menuju penemuan kebijaksanaan
atau kearifan. Mencintai kearifan dengan melakukan proses dalam arti pencarian kearifan
sekaligus produknya.
1) Di dalam proses pencarian itu, yang dicari adalah kebenaran-kebenaran prinsip yang
bersifat general

2) Prinsip yang bersifat general ini harus dapat dipakai untuk menjelaskan segala sesuatu
kajian atas objek filsafat. (Suaedi, 2023)

Pengertian filsafat tersebut memberikan pemahaman bahwa filsafat adalah suatu prinsip atau
asas keilmuan untuk menelusuri suatu kebenaran objek dengan modal berpikir secara radikal.
Objeknya mengikuti realitas empiris dikaji secara filsafat untuk menelusuri hakikat kebenarannya
suatu entitas menggunakan metode yang disebut metode ilmiah (kebenaran ilmiah). (Suaedi, 2023)

2.2 Hubungan Filsafat dengan Ilmu

Filsafat dan ilmu merupakan dua disiplin ilmu yang berbeda, namun keduanya sangat
berkaitan. Pada mulanya, filsafat dan ilmu merupakan satu kesatuan, namun dalam

7
perkembangannya, masing-masing kemudian terpisahkan. Hal ini ditandai dengan menguatnya
pengaruh keilmuan dalam pemikiran manusia. Antara filsafat dan ilmu terdapat persamaan dan
perbedaan. Menurut Sidi Gazalba, di antara perbedaan filsafat dengan ilmu adalah ada 2 hal yang
dimiliki oleh filsafat namun tidak dimiliki oleh ilmu, yakni (1) Refleksi terhadap dunia
menyeluruh, khususnya terhadap makna, tujuan, dan nilai; (2) Menguji pengertian- pengertian,
baik yang dipakai oleh ilmu atau oleh anggapan umum secara kritis. Selain itu, perbedaan filsafat
dan ilmu secara garis besar adalah ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam pendekatannya,
ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya
untuk menemukan hukum- hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya
mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup hal-hal
umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan sinoptis dan
kalaupun analitis maka analisanya memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh,
filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan masalah
hubungan antara fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji
hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim agama, moral, dan seni. Sedangkan
persamaan antara keduanya adalah keduanya menggunakan metode berpikir reflektif dalam upaya
menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal- hal tersebut baik filsafat
maupun ilmu bersikap kritis, berpikiran terbuka serta sangat komitmen pada kebenaran,
disamping perhatiannya pada pengetahuan yang terorganisir dan sistematis (widyawati, 2013).

Dengan pemaparan di atas, nampak bahwa ruang lingkup filsafat lebih luas daripada ilmu.
Hal ini membuat apa yang tidak dapat dijelaskan dengan keilmuan akan dapat dijelaskan dengan
filsafat (filsafat ilmu). Dengan demikian, ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat
dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh
ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap
masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak/dogmatis
(widyawati, 2013).

2.3 Definisi Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari


filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, setiap saat ilmu itu berubah mengikuti
perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan yang lalu menjadi pijakan untuk mencari

8
pengetahuan baru. Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan
pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam sejumlah literatur kajian Filsafat
Ilmu. Peter Caws “The philosophy of science is a part of philosophy which attempts to do for science
what philosophy in general does for the whole of human experience ”. (filsafat ilmu sebagai bagian dari
filsafat yang kegiatannya menelaah ilmu dalam konteks keseluruhan pengalaman manusia).
Steven R. Toulmin “The philosophy of science attemt, first, to elucidate the elements involved in the
process of scientific inquiry-observational procedures, patterns of argument, methods of representation
and calculation, metaphysical presupposition, and so on, and then to evaluate the grounds of their validity
from the points of view of formal logic, practical methodology anf metaphysics.”. (Filsafat ilmu sebagai
filsafat ilmu sebagai suatu disiplin yang diarahkan untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan prosedur penelitian ilmiah, penentuan argumen, dan anggapan-anggapan metafisik guna
menilai dasar-dasar validitas ilmu dari sudut pandang logika formal, dan metodologi praktis serta
metafisika. Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman
mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun
manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok
filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan berbagai
pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.
2.4 Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
Pada dasarnya filsafat ilmu adalah suatu pandangan filosofis terhadap hal yang berhubungan
dengan ilmu, atau dengan kata lain, filsafat ilmu dapat diartikan sebagai upaya pengkajian dan penelitian
tentang ilmu seperti ilmu pengetahuan atau sains, yang menyangkut karakteristik isinya, memperolehnya,
serta manfaat ilmu dalam kehidupan manusia sehari – hari. Pengkajian ini tidak terlepas dari acuan utama
filsafat yang termuat pada bidang Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
( Nurhayati, 2021)
a. Ontologi sering kali dikenal dengan metafisika. Ontologi adalah cabang filsafat ilmu yang
berafiliasi menggunakan prinsip apa yang akan terjadi. Ontologi ini menjadi pembicaraan yang
dasar dalam filsafat, yang akan membahas sesuatu hal yang empiris maupun fenomena.
b. Epistemologi dapat diartikan sebagai bagian dari filsafat ilmu yang berafiliasi dengan hakikat serta
cakupan pemahaman pada dasarnya, dan penjelasan bahwa seorang mempunyai pengetahuan.

9
c. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang berhubungan dengan pertanyaan tentang
bagaimana manusia mempergunakan ilmunya. Aksiologi mencoba membuat hakikat serta manfaat
yang terdapat pengetahuan. (Rokhmah, 2021)
Pada filsafat ilmu yang akan dibahas adalah kunci keberadaan sebuah ilmu, yang diartikan bagian
– bagian dasar filsafat ilmu. Kunci standar ilmu ada tiga aspek yaitu : Ontologi, Epistemologi dan
Aksiologi. Cabang ontologi merupakan keilmuan yang menyangkut permasalahan yang dipelajari oleh
sebuah ilmu pengetahuan. Epistemologi mengkaji ilmu pengetahuan dari segi sumber serta cara ilmu yang
dipergunakan pada rangka untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah. Aksiologi menyangkut pertanyaan
mengenai untuk apa suatu ilmu pengetahuan itu tersebut. (Mariyah, 2021)
Selain penjelasan di atas mengenai ruang lingkup atau cabang filsafat, ada juga yang lainnya seperti
:
a. Ontologi, istilah pengetahuan yaitu ilmu yang berhubungan menggunakan substansi yang berasal
dari makhluk hidup atau benda yang tidak berbentuk.
b. Epistemologi berasal yang awal kata episteme yang berarti pengetahuan serta logos sehingga
Epistemologi merupakan cara dasar berasal dari pengetahuan, kebenaran serta batasan ilmu dan
juga mempelajari secara mendalam kumpulan langkah yang nampak terhadap usaha untuk
menghasilkan pengetahuan.
c. Aksiologi, axio artinya menarik kelebihan dari sesuatu, atau mempelajari wacana realitas, serta
nilai kebaikan, estetika serta kebenaran. ( Ritaudin, 2015).

2.5 Objek Filsafat Ilmu

Semua ilmu pengetahuan memiliki objek spesifik yang menjadi bidang penyelidikan dan
studinya. Objek tersebut membedakan ilmu satu dengan ilmu lainnya. Objek filsafat ilmu
merupakan bahan dari suatu pembentukan dan penelitian atau pengetahuan. Menurut Noeng
Muhajir (2011) objek studi filsafat ilmu ada dua yaitu:
1. Objek Material
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret
ataupun hal yang abstrak.
Objek material filsafat ilmu overlap dengan semua ilmu, yaitu membahas fakta
dan kebenaran semua disiplin ilmu, serta konfirmasi dan logika yang digunakan semua
disiplin ilmu. Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau

10
pembentukan pengetahuan itu sendiri. Objek material juga adalah hal yang diselidiki,
dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup apa saja, baik
hal-hal kongkret ataupun hal yang abstrak. Ia tidak terbatas pada apakah hanya di dalam
kenyataan kongret seperti manusia ataupun alam semetesta ataukah hanya di dalam
realitas abstrak seperti Tuhan atau sesuatu yang bersifat ilahiah lainnya. Objek material
dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Ontologi, atau bersifat umum, yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada
pada umumnya
b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi menjadi dua yaitu secara mutlak (theodicae)
dan tidak mutlak.
2. Objek Formal
Objek formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan kebenaran,
serta telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika. Di lain sisi, objek formal adalah sosok
objek material yang dilihat dan didekati dengan sudut pandang dan perspektif tertentu atau
dalam istilah lain kemampuan berpikir manusia dalam memperoleh pengetahuan yang
benar. Dalam praktiknya, obyek formal adalah pusat perhatian dalam penelaah ilmuwan
terhadap fenomena itu, yang merupakan perpaduan antara obyek material dan obyek
formal sehingga merupakan topik utama yang dibahas dalam pengetahuan ilmiah sebagai
objek yang sebenarnya dari cabang ilmu yang bersangkutan.

2.6 Tujuan Filsafat Ilmu

1. Memperdalam unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh dapat dipahami,


sumber, hakikat, dan tujuan ilmu (Rahmat et al., 2011).
2. Memahami sejarah pertumbuhan dan perkembangan serta kemajuan ilmu di berbagai
bidang sehingga dapat diperoleh gambaran proses penemuan ilmu sejak zaman Yunani
Kuno sampai pada zaman postmodern (Rahmat et al., 2011).
3. Mempertegas bahwa antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan (Rahmat et al., 2011).
4. Mengintegrasikan berbagai ilmu: mengumpulkan dan membandingkan. Filsafat ilmu
membandingkan pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan sehari-hari dan meneliti

11
hubungan saling mempengaruhi dengan tatanan nilai non-ilmiah, misalnya tatanan nilai
kesusilaan, keagamaan, sosial (Sidharta, 2014).
5. Menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik (Hamid dan
Wekke, 2021).
6. Membanngun diri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya),
mengalami dan menyadari keberadaan diri (Hamid dan Wekke, 2021).
7. Memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup diri sendiri (terutama dalam etika) maupun
untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan
sebagainya (Hamid dan Wekke, 2021).

2.7 Manfaat Filsafat Ilmu


Plato, fisuf besar Yunani mengatakan, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
mencapai kebenaran yang asli, karena kebenaran mutlak di tangan Tuhan. Jadi filsafat dikatakan
sebagai pengetahuan tentang segala yang ada. Filsafat merupakan suatu usaha manusia dengan
akal-pikirannya untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan kehidupan. Filsafat adalah berfikir
secara radikal dan menyeluruh untuk mengupas suatu fenomena secara mendalam. Berfikir kritis
dan reflektif adalah ciri khas filsafat (Suaedi, 2016).
Filsafat ilmu berarti kita berusaha untuk mengulas ilmu dengan berfikir secara kritis dan
menyeluruh terhadap suatu ilmu. Filsafat ilmu memiliki manfaat untuk memberikan landasan
filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali
kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Filsafat ilmu memiliki manfaat dalam membimbing
kita untuk memikirkan dan merefleksikan kegiatan ilmu pengetahuan yang kita lakukan. Kita
diharapkan tidak hanya melakukan kegiatan ilmu pengetahuan atas dasar kebiasaan-kebiasaan
yang sering tidak kita sadari orientasinya (Ernita, 2019).
Pembahasan ilmu pengetahuan secara menyeluruh dan mendalam diharapkan membuat
kita memperoleh pemahaman yang utuh dan lengkap tentang ilmu pengetahuan, serta dapat
menemukan ciri-ciri hakiki tentang ilmu pengetahuan. Dengan pemahaman yang lengkap dan
tepat tentang ilmu pengetahuan tersebut, kita berharap tidak terbelenggu oleh kebenaran semu
yang menyesatkan, melainkan memiliki sikap dan tindakan yang bijaksana dalam ikut terlibat

12
melakukan kegiatan ilmu pengetahuan, untuk menghasilkan ilmu pengetahuan yang sebenarnya
kita harapkan (Ernita, 2019). Filsafat ilmu memiliki tiga landasan pembahasan terhadap ilmu
pengetahuan, yaitu :
1. Landasan Ontologis
Kita diharap memiliki gambaran yang benar dan menyeluruh tentang ilmu pengetahuan,
dapat menemukan ciri-ciri khas ilmu pengetahuan bila dibandingkan dengan berbagai macam
kegiatan yang kita lakukan, misalnya filsafat, agama dan seni. Filsafat ilmu diharapkan dapat
menunjukkan arah-tujuan dari kegiatan ilmu pengetahuan yang dilakukannya, yaitu memperoleh
pengetahuan ilmiah, yang kebenarannya memang cukup dapat dipertanggung jawabkan,
disamping perlu disadari adanya tingkatan target yang perlu diusahakan dalam kegiatan ilmiah.
2. Landasan Epistemologis
Memberikan penjelasan tentang metode-metode dan langkah-langkah yang relevan demi
tercapainya tujuan kegiatan ilmu pengetahuan yang dilakukannya. Ada beberapa pola prosedural
yang perlu dipahami dalam rangka dapat menemukan data-data serta menyusun hasil ilmu
pengetahuan yang diharapkan, misalnya wawancara, observasi, eksperimen. Dengan pembahasan
epistemologis ini, diharap Filsafat ilmu mampu menuntun langkah-langkah mahasiswa untuk
melakukan kegiatan ilmiah agar sampai pada tujuan yang sebenarnya.
3. Landasan Aksiologis.
Dari landasan pemahaman secara aksiologis, diharapkan mampu menunjukkan kepada
mahasiswa tentang nilai-nilai yang layak diperjuangkan dalam kegiatan ilmu pengetahuan.
Disamping memiliki nilai kebenaran yang bersifat teoritis, ilmu pengetahuan pada gilirannya
memiliki nilai praktis pragmatis, karena mampu memberikan dasar yang cukup dapat
dipertanggung jawabkan bagi penyelenggaraan kehidupan manusia. Dengan demikian Filsafat
ilmu diharapkan mampu menunjukkan arah kegiatan ilmiah, tidak hanya sekedar secara teoritis
menunjukkan kebenaran ilmiah, tetapi lebih jauh menunjukkan arah kegiatan ilmiah yang bersifat
pragmatis, yaitu mewujudkan kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia. Dengan demikian
ilmu pengetahuan tidak dipandang sebagai yang membebani pemikiran manusia, melainkan
dirasakan sebagai kegiatan yang dapat mempertajam pemikiran manusia dalam rangka
menghadapi berbagai permasalahan kehidupan untuk memberkan pemecahan yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan manusia.

13
2.8 Pentingnya Filsafat Ilmu bagi Mahasiswa

Filsafat ilmu memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan ( Santi, T.,
Nurwahidin, M. dan Sudjarwo, S., 2022). Beriringan dengan perkembangan IPTEK di era modern
dengan kita berfilsafat maka akan membawa pada hakikat pengetahuan yang paling dalam
(Nyoman, 2022). Perkembangan IPTEK sangat pesat dan mampu menghasilkan
penemuan-penemuan terkini, sehingga dapat membawa dampak besar bagi kemajuan kehidupan
manusia secara umum dan bagi civitas akademika yaitu para dosen dan mahasiswa pada
khususnya.
Filsafat ilmu selalu menjadi tolak ukur perkembangan ilmu pengetahuan, maka terdapat
keterkaitan yang erat antara keduanya. Oleh karena itu, filsafat ilmu berguna untuk menanamkan
pemikiran kental akan hakikat ilmu, membimbing pemikiran reflektif pada konteks ilmu,
menghindari kebenaran ilmiah yang mutlak, menganggap ilmu menjadi bagiannya untuk
mendapati kesungguhan, dan menghindari egoisme ilmiah (Putri, I.Y., Nurwahidin, M. dan
Sudjarwo, S., 2022).
Peranan filsafat ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memahami seluk beluk ilmu
pengetahuan atau bidang studi apa saja yang akan dipelajari atau diteliti. Selain itu, bagi
mahasiswa atau peneliti, filsafat ilmu dapat meningkatkan kemampuan dalam menganalisis,
analisis kritis secara komprehensif dan sistematis atas berbagai permasalahan ilmiah yang
dituangkan dalam suatu riset, penelitian maupun karya ilmiah lainnya (Nabila, et al., 2023).
Implikasi filsafat ilmu dalam pengembangan metode ilmiah yaitu, filsafat ilmu
memberikan pedoman bagi seseorang untuk membedakan antara segala persoalan yang ilmiah
maupun tidak, sehingga ditemukan jalan keluarnya terhadap permasalahan tersebut dan ilmu juga
berfungsi dalam pengembangan metode ilmiah dapat memberikan kajian yang logis dari setiap
ilmu yang ditekuni serta dapat memberikan orientasi dan nilai yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.
Langkah-langkah dalam metode ilmiah di antaranya adalah: merumuskan masalah, mengadakan
studi kepustakaan, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis
dan menafsirkan data, dan penarikan kesimpulan (Putra, R.E. dan Trisnawati, W., 2022).

14
BAB III
KESIMPULAN

Filsafat mempunyai peran yang sangat penting dalam menggali eksistensi ilmu secara
keseluruhan, mendalam, dan sistematis, untuk menemukan kebenarannya yang hakiki. Filsafat
berasal dari bahasa yunani philosophia yang dibagi menjadi dua pola kata yakni philos dan
sophia. Kata philos artinya cinta dan sophia mempunyai arti kebijaksanaan, kearifan atau
pengetahuan. Filsafat mempunyai pengertian cinta yang ditujukan untuk mencari sesuatu yang
bijaksana atau benar dalam ilmu. Ruang lingkup filsafat secara umum terdiri dari tiga bagian,
yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Filsafat ilmu sendiri merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu
Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi
kehidupan manusia.
Ruang lingkup filsafat lebih luas daripada ilmu. Hal ini membuat apa yang tidak dapat dijelaskan
dengan keilmuan akan dapat dijelaskan dengan filsafat (filsafat ilmu). Ilmu mengkaji hal-hal yang
bersifat empiris dan dapat dibuktikan, sedangkan filsafat mencoba mencari jawaban terhadap
masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama
merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya
bersifat mutlak/dogmatis
Objek filsafat ilmu merupakan bahan dari suatu pembentukan dan penelitian atau
pengetahuan yang terdiri dari objek material dan objek formal. Filsafat ilmu sendiri bertujuan
untuk memperdalam unsur-unsur pokok ilmu, memahami sejarah pertumbuhan dan
perkembangan serta kemajuan ilmu di berbagai bidang, Mengintegrasikan berbagai ilmu, serta
memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup diri sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk
ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya.
Peranan filsafat ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memahami seluk beluk ilmu
pengetahuan atau bidang studi apa saja yang akan dipelajari atau diteliti. Implikasi filsafat ilmu
dalam pengembangan metode ilmiah yaitu, filsafat ilmu memberikan pedoman bagi seseorang
untuk membedakan antara segala persoalan yang ilmiah maupun tidak, sehingga ditemukan jalan
keluarnya terhadap permasalahan tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adib, H.M., 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan.
Hamid S., Wekke IS. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021.
Harianto, budi. 2023. Diktat filsafat ilmu. Medan.
Mariyah, dkk. 2021. Filsafat dan Sejarah Perkembangan Ilmu. Jurnal Filsafat Indonesia. Volume 4, Nomor
3. November 2021.
MP Ernita, 2019. Filsafat Ilmu. Medan. Penerbit: Wal Ashri Publishing.
Nabila, N., Berutu, A.T. and Tambunan, N.F.A., 2023. FILSAFAT ILMU DI ERA
GLOBALISASI. HIBRUL ULAMA, 5(1), pp.11-20.
Nurhayati, dkk. 2021. Peranan Filsafat Ilmu Untuk Kemajuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jurnal
Tasamuh. Volume 13, Nomor 2. Oktober 2021.
Nyoman, N.G., 2022. Pentingnya filsafat dalam matematika bagi mahasiswa pendidikan
matematika. Journal of Arts and Education, 1(2).
Parluhutan, A. 2020, Objek Formal dan Material Filsafat Ilmu Serta Implikasinya dalam
Pendidikan. Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No 3 Juli 2020. Diakses 22
Agustus 2023
Putra, R.E. and Trisnawati, W., 2022. Peranan Filsafat Ilmu Untuk Kemajuan Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Di-Era Revolusi Industri 5.0. Jurnal Tunas Pendidikan, 5(1), pp.222-230.
Putri, I.Y., Nurwahidin, M. and Sudjarwo, S., 2022. FILSAFAT ILMU DAN PERANANNYA
TERHADAP KEMAJUAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN. Jurnal
Cakrawala Ilmiah, 2(4), pp.1431-1440.
Rahmat A et al. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2011.
Ritaudin. 2015. Mengenal Filsafat dan Karakteristiknya. Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam.
Volume 9, Nomor 1, Juni 2015.
Rokhmah. 2021. Ilmu Dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Jurnal Studi
Keislaman. Volume 7, Nomor 2 , Desember 2021.
Santi, T., Nurwahidin, M. and Sudjarwo, S., 2022. PERAN FILSAFAT ILMU DALAM
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI ERA MODERN. Journal of Innovation
Research and Knowledge, 2(6), pp.2527-2540.
Suaedi, 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor. Penerbit : PT Penerbit IPB Press.

16
Sidharta BA. Filsafat Ilmu. Malang: Universitas Brawijaya Press, 2014.
Suharsaputra, U., 2004. Filsafat Ilmu. Universitas Kuningan.
Widyawati, Setya. 2013.FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU
PENDIDIKAN. Jurnal Seni Budaya Vol.11 No.1. Surakarta

17
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU
TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN
FILSAFAT ILMU
Dosen Pengajar :
Dr. Rahadian Indarto Susilo, dr., Sp.BS (K)

Oleh Kelompok 14 :
Intan Nadia Putri 502231001 Ulinnuha Qurrota A’yunin 502231016
Afifah Zahra Dzakiyah 502231006 Sabrina Aulia Rahma 502231017
Rama Perwira Irnanda 502231007 Rena Hardianty 502231019
Miefta Dwi Putra 502231008 Andrio Palayukan 502231022
Israna 502231010 Monica Ayu Rossalya 502231023
Raesita Aliefa Sekardira 502231014 Bagus Cahya Adipradana 502231024
Sri Safariyawati M. A. Afif 502231015
Pendahuluan

■ Filsafat sering disebut sebagai induk dari segala ilmu. Setiap ilmu memiliki filsafatnya
yang berfungsi memberi arah dan makna bagi ilmu itu.
■ Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan
implikasi dari ilmu, termasuk ilmu alam dan ilmu sosial.
Pengertian Filsafat
■ Secara Etimologi :
■ Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari
bahasa arab. filsafat juga sering disebut filosofi dalam serapan bahasa belanda
filosofie yang juga berakar dalam bahasa yunani Philosophia. Dalam bahasa yunani
philosophia dibagi menjadi dua pola kata philos dan sophia. Kata philos artinya cinta
dan sophia mempunyai arti kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Dari asal
katanya filsafat mempunyai pengertian cinta yang ditujukan untuk mencari sesuatu
yang bijaksana atau benar dalam ilmu.
Pengertian Filsafat
■ Secara Terminologi :
■ Plato, berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk
mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli karena kebenaran itu mutlak di
tangan Tuhan.
■ Aristoles, berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi
kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
dan estetika.
■ Prof. Dr. Fuad Hasan, filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya
mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akaranya suatu hal yang hendak
dipermasalahkan.
Hubungan Filsafat dengan ilmu
■ Filsafat dan ilmu merupakan dua disiplin ilmu yang berbeda, namun keduanya
sangat berkaitan.
■ Ruang lingkup filsafat lebih luas daripada ilmu. Hal ini membuat apa yang tidak dapat
dijelaskan dengan keilmuan akan dapat dijelaskan dengan filsafat (filsafat ilmu).
■ Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba
mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh ilmu dan
jawabannya bersifat spekulatif.
Definisi Filsafat Ilmu

■ Cabang filsafat yang mempelajari pembagian ilmu, metode yang digunakan dalam
ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang berkaitan dengan
kebenaran ilmu tertentu.
■ Peter Caws “The philosophy of science is a part of philosophy which attempts to do
for science what philosophy in general does for the whole of human experience”.
(filsafat ilmu sebagai bagian dari filsafat yang kegiatannya menelaah ilmu dalam
konteks keseluruhan pengalaman manusia).
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
Ontologi

Filsafat Ilmu Epistemologi

Aksiologi
Ontologi

■ Sering kali dikenal dengan metafisika. Ontologi adalah cabang filsafat ilmu yang
berafiliasi menggunakan prinsip apa yang akan terjadi. Ontologi ini menjadi
pembicaraan yang dasar dalam filsafat, yang akan membahas ihwal empiris maupun
fenomena.
■ Merupakan keilmuan yang menyangkut permasalahan yang dipelajari oleh sebuah
ilmu pengetahuan
■ Istilah pengetahuan yakni ilmu yang berhubungan menggunakan substansi yang
berasal dari makhluk hidup atau benda yang tidak berbentuk.
Epistemologi

■ Dapat diartikan sebagai bagian dari filsafat ilmu yang berafiliasi dengan hakikat serta
cakupan pemahaman pada dasarnya, dan penjelasan bahwa seorang mempunyai
pengetahuan.Mengkaji ilmu pengetahuan dari segi sumber serta cara ilmu yang
dipergunakan pada rangka untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah.
■ Berasal yang awal kata episteme yang berarti pengetahuan serta logos sehingga
Epistemologi merupakan Cara dasar berasal dari pengetahuan, kebenaran serta
batasan ilmu dan juga mempelajari secara mendalam kumpulan langkah yang
nampak terhadap usaha untuk menghasilkan pengetahuan.
Aksiologi

■ Merupakan cabang filsafat ilmu yang berhubungan dengan pertanyaan tentang


bagaimana manusia mempergunakan ilmunya. Aksiologi mencoba membuat hakikat
serta manfaat yang terdapat pengetahuan.
■ Mengkaji ilmu pengetahuan dari segi sumber serta cara ilmu yang dipergunakan
pada rangka untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah.
■ Axio artinya menarik kelebihan dari sesuatu, atau mempelajari wacana realitas, serta
nilai kebaikan, estetika serta kebenaran.
Objek Filsafat Ilmu

Objek Material Objek Formal

■ Objek material adalah pokok bahasan/materi yang ■ Objek formal filsafat ilmu adalah telaah
menjadi objek penyelidikan. filsafat tentang fakta dan kebenaran,
■ Objek material filsafat ilmu adalah ilmu serta telaah filsafati tentang konfirmasi
pengetahuan itu sendiri yakni pengetahuan yang dan logika.
telah disusun secara sistematis dengan metode ■ Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat
ilmiah tertentu sehingga dapat (esensi) ilmu pengetahuan, artinya
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara filsafat ilmu lebih menaruh perhatian
umum. terhadap problem-problem mendasar
ilmu pengetahuan
Tujuan Filsafat Ilmu

■ Memperdalam unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh dapat dipahami, sumber, hakikat, dan
tujuan ilmu (Rahmat et al., 2011).
■ Memahami sejarah pertumbuhan dan perkembangan serta kemajuan ilmu di berbagai bidang sehingga dapat
diperoleh gambaran proses penemuan ilmu sejak zaman Yunani Kuno sampai pada zaman postmodern (Rahmat
et al., 2011).
■ Mempertegas bahwa antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan (Rahmat et al., 2011).
■ Mengintegrasikan berbagai ilmu: mengumpulkan dan membandingkan. Filsafat ilmu membandingkan
pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan sehari-hari dan meneliti hubungan saling mempengaruhi dengan
tatanan nilai non-ilmiah, misalnya tatanan nilai kesusilaan, keagamaan, sosial (Sidharta, 2014).
■ Menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan
alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik (Hamid dan Wekke, 2021).
Manfaat Filsafat Ilmu

■ Berfilsafat adalah berfikir secara radikal dan menyeluruh untuk mengupas suatu fenomena secara
mendalam. Berfikir kritis dan reflektif adalah ciri khas filsafat
■ Dengan pemikiran yang rasional (kritis, logis, dan sistematis) diharapkan kita dapat menemukan
kejelasan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dengan segala unsur-unsurnya serta arah tujuan
kegiatan ilmu pengetahuan yang kita lakukan, sehingga kita tidak terbelenggu oleh kebenaran semu
yang menyesatkan, melainkan memiliki sikap dan tindakan yang bijaksana dalam ikut terlibat
melakukan kegiatan ilmu pengetahuan, untuk menghasilkan ilmu pengetahuan yang sebenarnya kita
harapkan
Pentingnya Filsafat Ilmu Bagi Mahasiswa

■ Peranan filsafat ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memahami seluk beluk ilmu pengetahuan atau
bidang studi apa saja yang akan dipelajari atau diteliti. Selain itu, bagi mahasiswa atau peneliti,
filsafat ilmu dapat meningkatkan kemampuan dalam menganalisis, analisis kritis secara komprehensif
dan sistematis atas berbagai permasalahan ilmiah yang dituangkan dalam suatu riset, penelitian
maupun karya ilmiah lainnya.
■ Filsafat ilmu selalu menjadi tolak ukur perkembangan ilmu pengetahuan, maka terdapat keterkaitan
yang erat antara keduanya. Oleh karena itu, filsafat ilmu berguna untuk menanamkan pemikiran
kental akan hakikat ilmu, membimbing pemikiran reflektif pada konteks ilmu, menghindari
kebenaran ilmiah yang mutlak, menganggap ilmu menjadi bagiannya untuk mendapati kesungguhan,
dan menghindari egoisme ilmiah
Kesimpulan

■ Filsafat mempunyai peran yang sangat penting dalam menggali eksistensi ilmu secara keseluruhan,
mendalam, dan sistematis, untuk menemukan kebenarannya yang hakiki. Sehingga filsafat ilmu dapat
membantu mahasiswa untuk memahami seluk beluk ilmu pengetahuan atau bidang studi apa saja
yang akan dipelajari atau diteliti dan memberikan pedoman bagi seseorang untuk membedakan
antara segala persoalan yang ilmiah maupun tidak, sehingga ditemukan jalan keluarnya terhadap
permasalahan tersebut.
Daftar Pustaka
• Adib, H.M., 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan.
• Hamid S., Wekke IS. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021.
• Harianto, budi. 2023. Diktat filsafat ilmu. Medan.
• Mariyah, dkk. 2021. Filsafat dan Sejarah Perkembangan Ilmu. Jurnal Filsafat Indonesia. Volume 4, Nomor 3. November 2021.
• MP Ernita, 2019. Filsafat Ilmu. Medan. Penerbit: Wal Ashri Publishing.
• Nabila, N., Berutu, A.T. and Tambunan, N.F.A., 2023. FILSAFAT ILMU DI ERA GLOBALISASI. HIBRUL ULAMA, 5(1), pp.11-20.
• Nurhayati, dkk. 2021. Peranan Filsafat Ilmu Untuk Kemajuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Tasamuh. Volume 13, Nomor 2. Oktober 2021.
• Nyoman, N.G., 2022. Pentingnya filsafat dalam matematika bagi mahasiswa pendidikan matematika. Journal of Arts and Education, 1(2).
• Parluhutan, A. 2020, Objek Formal dan Material Filsafat Ilmu Serta Implikasinya dalam Pendidikan. Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 No 3 Juli 2020. Diakses 22 Agustus 2023
• Putra, R.E. and Trisnawati, W., 2022. Peranan Filsafat Ilmu Untuk Kemajuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di-Era Revolusi Industri 5.0. Jurnal Tunas Pendidikan, 5(1), pp.222-230.
• Putri, I.Y., Nurwahidin, M. and Sudjarwo, S., 2022. FILSAFAT ILMU DAN PERANANNYA TERHADAP KEMAJUAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN. Jurnal Cakrawala Ilmiah, 2(4), pp.1431-
1440.
• Rahmat A et al. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2011.
• Ritaudin. 2015. Mengenal Filsafat dan Karakteristiknya. Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam. Volume 9, Nomor 1, Juni 2015.
• Rokhmah. 2021. Ilmu Dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Jurnal Studi Keislaman. Volume 7, Nomor 2 , Desember 2021.
• Santi, T., Nurwahidin, M. and Sudjarwo, S., 2022. PERAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI ERA MODERN. Journal of Innovation Research and Knowledge, 2(6),
pp.2527-2540.
• Suaedi, 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor. Penerbit : PT Penerbit IPB Press.
• Sidharta BA. Filsafat Ilmu. Malang: Universitas Brawijaya Press, 2014.
• Suharsaputra, U., 2004. Filsafat Ilmu. Universitas Kuningan.
• Widyawati, Setya. 2013.FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN. Jurnal Seni Budaya Vol.11 No.1. Surakarta

Anda mungkin juga menyukai