KELAS C
Dosen pengampu :
Drs. KayanSwastika. M. Si
NIP 196702102002121002
PAPER
Oleh:
a. Teori Gujarat
Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di
Nusantara. Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang mengatakan
bahwa Islam masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad ke-13 M, dan pelakunya
adalah pedagang India Muslim. Ada dugaan bahwa peletak dasar teori ini adalah Christian
Snouck Hurgronje (1857-1936), dalam bukunya L' Arabie et les Indes Neerlandaises atau
Revue de l'Histoire des Religious. Snouck Hurgronje lebih menitikberatkan pandangannya ke
Gujarat berdasarkan pada: Pertama, kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab
dalam penyebaran Islam di Nusantara. Kedua, adanya kenyataan hubungan dagang India-
Indonesia yang telah lama terjalin. Ketiga, inskripsi tertua tentang Islam yang terdapat di
Sumatera memberikan gambaran hubungan antara Sumatera dan Gujarat.
Ilmuan Belanda memegan teori bahwa islam di nusantara berasal dari anak benua
india bukan dari persia atau semenanjung arab pijnappel mislanya menaikan asal mula islam
di nusantara di gurat dan malabar. Menurutnya, yang membawa pertama kali mebawa islam
ke nusantara adalah orang arab ber mazhab syafii’ yang bermigrasi dan menetap di india.
J.P Moquette seorang sarjana berkesimpulan bahwa tempat asal isalam di indonesia adalah
gujarat. Ia mendasarkan kesimpulan ini setelah mengamati bentuk batu nisan di pasati kawan
utara sumatra yang bertangal 17 dzhulhijah 1831/ 27 september 1428 batu nisan ini terlihat
mirip dengan batu nisan di maulana malik ibrahim Gersik. Batu nisan itu bebentuk sama
dengan batu nisan yang terdapat di Cambai, Gujarat berdasarkan contoh contoh batu nisan ini
berkesimpulan bahwa batu nisan di gujarat di hasilakan tidak hanya pasar lokal tetapi juga di
impor ke kawasan lain termasuk sumatra dan jawa.
b. Teori Makkah
Menurut Arnold, koromandel dan Malabar bukan satu-satunya tempat asal islam
melainkan juga semenanjung Arabiah. Dalam pandangannya, para pedagang arab juga
menyebarkan islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat/ Timur sejak abad-abad
awal Hijriah atau abad VII dan VIII Masehi. Dugaan ini menjadi lebih mungkin dengan
mempertimbangkan fakta yang disebut sumber-sumber Cina, bahwa menjelang akhir
perempat ketiga abad VII seorang pedagang arab menjadi pemimpin sebuah permukiman
arab muslim di pesisir pantai Sumatra. Sebagian orang arab ini dilaporkan melakukan
perkawinan dengan wanita lokal sehingga membentuk inti sebuah komunitas muslim yang
terdiri dari Arab, pendatang, dan penduduk local. Menurut Arnold, anggota-anggota
komunitas muslim ini juga melakukan kegiatan penyebaran Islam.
Dalam kaitan ini, juga disinggung bahwa kitab Aja’ib al-Hind, salah satu sumber
timur tengah (aslinya berbahasa Persia) paling awal tentang Nusantara, mengisyaratkan
eksistensi komunitas muslim local di wilayah karajaan Hindu-Budha Zabaj (Sriwijaya). Kitab
yang ditulis oleh Buzurg Bin Shahryar Al-Ramhur muzi sekitar tahun 390 H/1000 M
inimeriwayatkankunjunganpedagang para muslimkekerajaanZabaj.
Teori bahwa islam juga dibawa langsung dari Semenanjung Arabiah dipegang pula
oleh Crawfurd dia berpendapat bahwa interaksi penduduk Nusantara dengan kaum muslim
yang berasal dari pantai timur India juga merupakan factor penting dalam penyebaran islam
di Nusantara. Sementara itu, Keijzer memandang bahwa islam di Nusantara berasal dari
Mesir, berdasarkan pertimbangan persamaan kepemelukan penduduk muslim di kedua
wilayah pada mazhab Syafi’i. “Teori Arab” juga dipegang oleh Nniemandan de Hollander
dengan sedikit revisi ;mereka memandang bukan Mesir sebagai sumber Islam di Nusantara,
melainkan Hadramaut(di Yaman-ed)
c. Teori Persia
Jika teori Cina ini dilihat dari berbagai sumber kronik ataupun sumber lokal, dapat
diterima dengan baik. Bahkan beberapa sejumlah sumber lokal ditulis bahwasannya raja
islam pertama di Jawa, yaitu Raden Patah dari Demak Bintoro dia adalah seorang keturunan
cina dikarenakan ibunya adalah orang Campa, bagian selatan cina yang sekarang menjadi
Vietnam.
Prof.Dr. Slamet Muljana (1968), dalam Keradjaan Hindu Jawa dan Timbulnya
Negara-Negara Islam di Nusantara, tadak ahanya memberikan pendapat tentang sultan
Demak yang memiliki keturunan Cina, tetpi juga memberikan kesimpulan bahwa wali songo
merupakan keturunan Cina. Kesimpulan ini tidak sama dengan kronik klenteng Sam Po
Kong.
B. Situasi serta kondisi masa kedatangan islam di indonesia
Kerajaan sriwajaya dari abad ke-7 sampai abad ke-12 di bidang politik dan ekonomi
masih menujukan kemajuaannya sejak akhir, abad ke-12 mulai menujukan kemunduranya
yang prosesnya terbukti pada abad ke-13. Untuk mencegah kemunduran kerajaan sriwijaya
dibidang perdagangan yang mungkin ada pengaruhnya di bidang politik kerajaan tersebut
antara lain membuat cukai yang lebih berat lagi bagi kapal kapal dangang yang singgah di
pelabuhan dengan demikian, pedangan pedangan asing yang tujuanya berlajayar ke cina
mengalami rintangan rintangan. Kemunduran di bidang perdangangan dan politik itu.
Pada suku bangsa indonesia yang bertempat tinggal di daerah daerah pedalaman,
dilihat dari sudut antropologi budaya, belum banyak mengalami percampuran jenis jenis
bangsa dan budaya dari luar seperti india persia,arab dan eropa struktur sosial, ekonomi dan
budayanya agak statis di bandingakn dengan suku bangsa yang mendiami pesisir. Pada waktu
itu di berbgai daerah lainya masih terdapat banyak kerajaan yang sedikit atau sama sekali
tidak mendapat pengaruh agama. Kerajaan semacam itu bisanya di sulawesi ialah gowa,
wajo,bone.
Dari berita Tome Pires di ketahui bahwa di daerah sumatra disamping banyak
kerjaaan yang sudah bercoarak isalm juga banyak yang belum dan karena itu sering kali
disebut cafre. Mungkin di antaranya banyak yang tidak memperoleh budaya. Dapat kita
ketahui Tome Pires menyebutkan bahwa di sepanjang pantai banda terdapat pedang muslim,
tetapi di pedalamnya banyak yang menganut animisme dan dinamisme. Struktur
pemerintahan seperti telah di berikan oleh Tome Pires itu di perkuat lagi oleh Antonio Galfao
yang menyebutkan bahwa di maluku setiap tempat merdeka adalah daerah batasanya
sendiri.masyarakat masyakarat tersebut di perintah orang tua yang di anggap lebih baik dari
pada yang lain.
Berdasarkan bukti bebrapa unsur bentuk ini, masyarakat pra hindu agakanya sudah
memiliki tinggakat hidup yang sama dengan apa yang terdapat dalam struktur sosial dan
kehidupan sosial ekonomi bangsa indonesia di berbagai daerah pada masa sekarang. Dari
pelayaran dan perdagangan adanya suatu struktur sosial hubungan satu deng yang lain dan
wibawa yang berhubungan dengan hal itu. Penelitian abad ke-19 di indinesia mengungkapkan
bahwa sejumlah bentuk organisasi rakyat. Lembaga lembaga politik, kehidupan sosial
ekonomi meskipun beraneka ragam tetapi tetap memeberi gambaran kesatuan bangsa
indonesia.
Menurut Antonio Galfao pada abad kedatangan dan penyebaran islam di daerah
maluku masih terdapat beberapa kelompok masyarakt yang membuat patung patung untuk
menghormati para bapak dan para nenek moyang patung patung tersebut di buat dari kayu
dan batu dengan wajah orang laki laki anjing,kucing, dan binatang binatang lainya mereka
sukai. Bahasa bahasa yang di gunakan di kepualauan indonesia pada waktu dan sebelum
kedatangan serta penyebaran islam bermacam macam.
Situasi polik pada waktu itu berpengaruh besar pada ekonomi sosial budaya.
Keguncangan poitik juga berpengaruh besar pada kehidupan sosial budaya, ketika saat
keguncangan politk. Sementara dalam politik yang kacau banyak pedangan muslim yang
datang ke indonesia, mubalig mubalig mereke berdiam dalam perkampungam perkampungan.
Sudah tentu di antara mereka orang orang kaya dan orang muslim tersebut menerima dan
memakai bahasa penduduk setempat mereka juga menerima adat kebiasaa setempat dan
melakukan perkawinan dengan perempuan perempaun setempat yang mereka islamkan
dengan cara perkwainan pula isalam masuk ke dalam laipsan masyarakat bangsawan.
Kemudian orang orang dari daerah sekitar tertarik akan islam karena pedangan pedagang
muslim dapat meunjukan sifat sifat ke islamnya.
DAFTAR PUSTAKA
M.C. Ricklefs. 2008. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta. PT Serambi Ilmu Semesta
Aris Tanudirjo Daud, Zain Yahdi , Prasetyo Bagyo, dkk. 2012. Indonesia dalam
Arus Sejarah 3. Jakarta. PT Ichtiar Baru Van Hoeve