Anda di halaman 1dari 72

DETEKSI DINI

KANKER SERVIKS UTERI

dr. Muhammad Javedh Iqbal, Sp.OG


Deteksi Dini Kanker Serviks
 Tes skrining
 Tes pelengkap
 Tes diagnostik
TES SKRINING

 Tes Pap
 Konvensional
 Papnet (skrining dibantu komputer)
 Thinprep (liquid base, thin layer cytology)
 IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
TES PELENGKAP
Servikografi
Tes HPV-DNA
TES DIAGNOSTIK
 KOLPOSKOPI
PAP SMEAR
Pap Smear

 Pemeriksaan sitologi eksfoliatif dari epitel


serviks untuk mendeteksi lesi prakanker
secara dini
 Ditemukan oleh George Papanicolau 1940

 Spesifitas 98% sensitivitas 51%


Tujuan dan Manfaat Pap Smear
Evaluasi sitohormonal

Mendiagnosis peradangan

Identifikasi organisme penyebab peradangan

Mendiagnosis kelainan prakanker leher rahim dan kanker leher rahim dini atau lanjut

Memantau hasil terapi


Indikasi tes pap smear
Summary of 2012 Screening Guidelines from the American Cancer Society, American Society for Colposcopy
and Cervical Pathology, and American Society for Clinical Pathology

Parameter ACS Rekomendasi


Usia memulai skrining Mulai skrining sitologi pada usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan riwayat
seksual sebelumnya.

Skrining antara usia 21–29 Skrining dengan sitologi saja setiap 3 tahun. * Pemeriksaan HPV tidak harus
dilakukan pada kelompok umur ini.

Skrining antara usia 30-65 Skrining dengan kombinasi sitologi dan pemeriksaan HPV setiap 5 tahun
(dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3 tahun. * Skrining HPV saja secara
umum tidak direkomendasikan..

Usia berhenti skrining Usia 65 tahun, jika wanita memiliki skrining awal negatif dan tidak dinyatakan
risiko tinggi kanker serviks.

Skrining setelah histerektomi tidak diindikasikan untuk wanita tanpa leher rahim dan tanpa riwayat lesi
prakanker grade tinggi (misalnya, CIN2 atau CIN3) dalam 20 tahun terakhir
atau kanker serviks.

Wanita yang vaksin HPV Skrining dengan rekomendasi yang sama dengan wanita tanpa vaksin HPV.

Pedoman ini tidak ditujukan pada populasi spesial ( seperti, wanita dengan riwayat kanker serviks, wanita yang
rahimnya terpapar dietilstilbestrol, wanita yang immunocompromised) yang mungkin membutuhkan skrining lebih
intensif atau alternatif lain.
Prosedur Pemeriksaan Pap Smear

Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi


spekulum bivalve (cocor bebek), spatula Ayre, kaca
objek yang telah diberi label atau tanda, dan alkohol
95%.
 Pasien berbaring dengan
posisi litotomi.
 Pasang spekulum sehingga
tampak jelas vagina bagian
atas, forniks posterior,
serviks uterus, dan kanalis
servikalis.
Squamo-Columnar Junction Junction

 Periksa serviks apakah


normal atau tidak.
SPATULA

a. Spatula kayu
1. Ujung Aylesbury
2. Ujung Ayre
b. Cytobrush ®

c. Cervex-Brush ®
Sample Cervix

 Use concave end


 Rotate 360 degrees
 Don’t use too much
force (bleeding, pain)
 Don’t use too little force
(inadequate sample)
Cytobrush

 Insert ~ 2 cm (until
brush is fully inside
canal)
 Rotate only 180 degrees
(otherwise will cause
bleeding)
Make Pap Smear

Sediaan yang telah didapat, dioleskan


di atas kaca objek pada sisi yang  As thin as possible
telah diberi tanda dengan membentuk
sudut 45˚ satu kali usapan.  Properly labeled
Fiksasi

 Celupkan kaca objek segera ke dalam larutan alkohol


95% selama 30 menit.
 Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah
transpor dan dikirim ke ahli patologi anatomi.
Syarat Pengambilan Bahan

Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim

Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid, yaitu
sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi

Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai penyebabnya
kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu walaupun ada perdarahan.

Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai pengobatan.

Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina dengan zat lain),
memasukkan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam,
sebaiknya 48 jam.

Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.
Alur penatalaksanaan hasil pap smear
Kelebihan Pap Smear :
 Bisa dilakukan di berbagai rumah sakit dan bahkan ada di

tingkat Puskesmas
 Biaya pemeriksaan terjangkau

Kekurangan Pap Smear


 Sampel yang diambil tidak dari seluruh bagian serviks

sehingga ada bagian yang bisa jadi tidak terdeteksi


 Mungkin tidak memperlihatkan kondisi sel yang sebenarnya

 Akurasi antara 80% hingga 90%


Kelemahan program skrining dengan tes pap

 Membutuhkan penunjang yang cukup kompleks


seperti:
 tenaga trampil,
 bahan dan alat untuk pengambilan sampel,
 transportasi sampel,
 laboratorium lengkap

 Cukup spesifik (91 %) tetapi tidak cukup sensitif (20-


50 %). Sensitifitas terutama dipengaruhi oleh kualitas
sampel.
Inspeksi Visual dg Asam Asetat
Inspeksi Visual dg Asam Asetat (IVA)

 Melihat serviks untuk mendeteksi abnormalitas


setelah pemberian asam asetat

Asam asetat 3-5% Epitel serviks abnormal

Perubahan osmotik

Ekstrasel hipertonik

Membran kolaps

DNA 

Cahaya Epitel acetowhite


Pemeriksaan IVA

 Pertama kali diperkenalkan oleh Hinselman


pada tahun 1925 dengan cara mengusap
servik yang telah dicelup asam asetat 3%

 Penelitian Gaffikin(97) & Sankaranayan(98):


Sensitivitas 76-90% (Pap Smir 44-86%)
Spesifisitas 64-92% (Pap Smir 90-91%)
Penanggulangan Kanker serviks di indonesia

Provider IVA:
IVA • Bidan
 Non –invasif • Perawat terlatih
 Mudah— murah • Dokter umum
 di Puskesmas
 Hasil LANGSUNG • Dokter spesialis
 Sensitivitas, spesifisitas

Memadai untuk
negara di sarana terbatas

Setelah dipulas Asam Asetat 3 – 5%


Syarat mengikuti IVA test
 Sudah pernah melakukan hubungan seksual
 Tidak sedang hamil
 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan
seksual
KAPAN HARUS MENJALANI TES
IVA
 Kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat
menstruasi, saat asuhan nifas atau paska keguguran.
 Kunjungan ulang untuk tes IVA setiap 5 tahun
Peralatan
 Meja ginekologi / tempat tidur
 Lampu sorot
 Spekulum
 Asam asetat 3-5%
 Kapas lidi
Teknik Pemeriksaan IVA - 1

 Klien dalam posisi litotomi


 Dipasang spekulum cocor bebek dengan penerangan
lampu 100W
 Pemeriksa menampakkan serviks untuk mengenali
tiga hal:
 curiga kanker,
 curiga infeksi,
 serviks normal dengan daerah transformasi yang dapat
atau tidak dapat ditampakkan
Teknik Pemeriksaan IVA - 2

 Bila serviks tampak normal dengan daerah


transformasi yang dapat dikenali seluruhnya maka
permukaan serviks dibasahi dengan asam asetat 5%
 Tunggu 30 dtk-1 menit sambil mengamati perubahan
yang terjadi pada serviks
 Hasil negatif bila tidak didapatkan gambaran epitel
putih pada daerah transformasi
 Hasil positif/atipik bila didapatkan gambaran epitel
putih pada daerah transformasi
Hasil Pemeriksaan
KLASIFIKASI
TEMUAN KLINIS
IVA
Hasil Tes-positif Plak putih yang tebal atau lesi putih, batas
jelas, rapat, opak di TZ dekat dengan
atau bersinggungan dengan SSK
adalah tanda diagnosis NIS
Hasil Tes-negatif Permukaan polos dan halus, berwarna merah
jambu; ektropion, polip, gambaran
servisitis, peradangan, kista Naboti

Kanker Masa mirip kembang kol atau ulkus


Signifikansi Non klinis
Lesi Acetowhite (White Epitel)

Jauh dari SSK Garis putih dekat os


(endoserviks)

Putih pucat Bintik putih pucat pada os


(endoserviksl)

Larik acetowhite
Positif
TAMPILAN I V A
I

NORMAL

II

OVULA NABOTI

EKTOPI SERVIKS 33
TAMPILAN I V A

III. LESI PRA KANKER

Lesi intra epitel serviks


derajat rendah
~ NIS I
34
TAMPILAN I V A
IV.
KANKER SERVIKS
Invasif

35
Alur Pemeriksaan IVA

Inspekulo Servik

Curiga Infeksi Curiga kanker

Tampak normal Tidak tampak SSK


Terapi

Pemeriksaan IVA Pap Biopsi


Smear
Negatif Positif
Alur Penatalaksanan
Kasus dengan IVA Positif

IVA Positif

Kolposkopi

Lesi Negatif Lesi Positif

Pemeriksaan Biopsi terarah-


rutin PA
Alternatif Alur Pemeriksaan
dengan Triase pada Kasus IVA Positif

IVA Positif

Pap Smear HPV Servikogravi

Negatif Positif

Pemantauan rutin Kolposkopi


Definisi hasil IVA negatif
1. Tidak ada lesi acetowhite
2. Kista nabothi yang akan berubah menjadi
acetowhite
3. Lesi acetowhite yang jauh dari sambungan
skuamokolumnar
4. Area putih seperti bintik di epitel kolumnar
karena metaplasi skuamosa
5. Pada pengecatan epitel kolumnar terjadi
perubahan acetowhite yang difus
IVA negative
 No acetowhite
lesions are
observed on the
cervix
 Polyps protrude
from the cervix
with bluish-white
acetowhite areas
 Nabothian cysts
appear as button-
like areas, as
whitish acne, or
pimples
 Dot-like areas
are present in the
endocervix,
which are due to
grape-like
columnar
epithelium
staining with
acetic acid
 There are shiny,
pinkish-white,
cloudy-white,
bluish-white, faint
patchy, or
doubtful lesions
with ill-defined,
indefinite
margins, blending
with the rest of the
cervix
 Angular, irregular,
digitating acetowhite
lesions, resembling
geographical
regions, distant
(detached) from the
squamocolumnar
junction (satellite
lesions)
 Streak-like
acetowhitening is
visible in the
columnar epithelium
IVA positive
 There are distinct, well
defined, dense (opaque,
dull- or oyster-white)
acetowhite areas with
regular or irregular
margins, close to or
abutting the
squamocolumnar junction
in the transformation zone
or close to the external os
if the squamocolumnar
junction is not visible
 Strikingly
dense
acetowhite
areas are seen
in the
columnar
epithelium
 The entire cervix
becomes densely white
after the application of
acetic acid
 Condyloma and
leukoplakia occurr
close to the
squamocolumnar
junction, turning
intensely white after
application of acetic
acid
IVA positif
Lesi acetowhite dengan batas tegas di sekitar oue,
menyentuh sambungan skuamokolumnar . Pada gambar
tampak pula lesi acetowhite dengan batas tidak tegas karena
metaplasi skuamosa (PATH)
Lesi acetowhite berbatas tegas di Lesi acetowhite berbatas tegas dengan
anterior serviks menyentuh perdarahan pada saat disentuh, dan
sambungan skuamokolumnar dan mencapai sambungan skuamokolumnar
masuk ke dalam kanalis servikalis
Lesi aceotowhite berbatas tegas di
Lesi acetowhite berbatas tegas serviks anterior mencapai
mencapai sambungan sambungan skuamokolumnar
skuamokolumnar
Lesi acetowhite berbatas tegas di
serviks posterior yang mencapai Lesi acetowhite berbatas tegas di
kanalis servikalis serviks posterior.
Lesi acetowhite di seluruh serviks
yang mencapai kanalis servikalis
Kanker invasif
Lesi awal akan tampak
sebagai area granular
kemerahan, permukaan
kasar dan mudah berdarah
Proliferasi disertai ulkus yang mudah
Area acetowhite di seluruh serviks
berdarah dan berubah menjadi
disertai permukaan yang iregular
acetowhite setelah aplikasi asam asetat
Iva positif, kanker invasif
 There is a
clinically visible
ulcero-
proliferative
growth on the
cervix that turns
densely white
after application
of acetic acid and
bleeds on touch
Keuntungan IVA
 Hasil segera
 Teknik pemeriksaan sederhana
 Bahan serta peralatan yang sederhana dan murah
 Dapat dilakukan setiap waktu
 Sensitivitas dan spesifisitas cukup tinggi
 Dapat dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
Kelemahan IVA
 Subyektif, hasil pemeriksaan ditentukan oleh
kompetensi pemeriksa
 Perlu pelatihan yang terstandard untuk menjamin
kompetensi pemeriksa
 Angka positif palsu cukup tinggi (mencapai 80%)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai