Patogenesis(1)
Etiologi tetanus : clostridium Tetani.
Ciri-ciri liuka rentan tetanus :
Rigiditas :
Awal: otot masseter trismus
Otot wajah,leher &farings Rhisus sardonicus & kaku kuduk dengan retraksi
kepala, disfagia
Otot-otot tubuh perut papan (otot abdominal,ggn ekspansi toraks (otot inter
kostalis),opistotonus (otot trunkal)
Spasme otot/kejang
Kontraks otot tonik secara reflektorik & episodic
Dicetuskan oleh stimulus-stimulus sensorik: sentuhan,suara ,visual &emosional.
Derajat spasme = berat ringan penyakit
Bila berkepanjangan : hipoksia, sianosis,hipersekresi orofaringeal & aspirasi.
Spasme larings kematian mendadak
Diagnosis (lanjutan)
Disfungsi Otonom :
Saraf simpatik :
Sinus takikardia (nadi dapat mencapai 150 x/menit).
Hiperhidrosis.
Peningkatan tek.darah sistolik & diastolik.
Aritmia supraventrikel transien.
Saraf parasimpatik
Hipersalivasi & hipersekresi trakheobronkhial.
Peningkatan aktifitas tonus vagal.
Kriteria Patel & Joag (1959)
Tetanus > derajat II sebaiknya dirawat dalam ruang intensif. Ruangan intensif
harus bersih, cukup sejuk dengan ventilasi baik. Ruangan gelap bukan
keharusan, namun stimusasi cahaya berlebihan harus dindari. Stimulasi taktil
sebaiknya dihindari.
Penatalaksanaan(2)
AB : Penisilin Prokain dosis 2 juta IU/4 jam i.v, nsmun obat ini merupskan
antagonis GABA & dapat mencetuskan kejang.
5. Penanganan Disotonomik.
Non-farmakologis : Saline sol. Hingga 4000 cc/hr untuk instabilitas otonom.
Terima kasih