1
PENUNTUN BELAJAR PENILAIAN AWAL PADA IBU BERSALIN
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
1. Tensi meter.
2. Stetoskop.
3. Termoneter.
4. Jam tangan.
5. Monoaural / doopler.
6. Metlin / Pita pengukur.
7. Kapas sublimat.
8. Air DTT dalam kom.
9. Handscoon dalam tempatnya.
10. Larutan klorin 0,5%
11. Status ibu dan alat tulis.
2. Menyambut ibu dan keluarga.
3. Memperkenalkan diri.
1. Paritas.
2. Riwayat Operasi Caesar
2
3. Riwayat Bayi Besar
4. Masalah-masalah selama kehamilan, dan persalinan
sebelumnya.
6. Mengkaji ulang/menanyakan mengenai masalah-masalah dengan
kehamilan yang sekarang (lengkapi penapisan).
Riwayat :
1. Perdarahan vagina.
2. Lendir darah.
3. Aliran atau semburan cairan ;
- Kapan.
- Warna.
- Bau.
10. Menanyakan mengenai gerakan janin.
Pemeriksaan Fisik
- Mata.
3
- Mulut.
21. Memeriksa ekstremitas ;
- Reflek patela.
- Edema.
- Varises pada kaki.
22. Melakukan pemeriksaan abdomen ;
26. Gunakan sarung tangan DTT atau ateril pada kedua tangan.
Inspeksi :
Perdarahan.
Cairan amnion ; warna, bau, jumlah.
Bagian yang menumbung.
Lendir darah.
Perlukaan
Varices
Edema
Haemoroid
29. Melakukan pemeriksaan dalam ;
Pembukaan serviks.
Penipisan dan konsistensi serviks.
Penurunan dan posisi bagian presentasi.
Bagian lain yang menumbung.
4
Selaput ketuban
Jangan melakukan pemeriksaan dalam jika ibu melaporkan
adanya perdarahan jelas pada pemeriksaan inspeksi genitalia
luar.
99
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
LEMBAR OBSERVASI
5
6
PA R TO G R A F
N o . R e g is te r N a m a ib u : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ U m ur : _________ G : ___ P : ___ A : ___
N o. P uskesm as T a n g g a l: _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Jam : ______________
K e tu b a n p e c a h s e ja k ja m _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ M u le s s e ja k ja m _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
200
190
180
170
160
D enyut
150
ja n t u n g
140
ja n in 130
( /m e n it) 120
11 0
100
90
80
A ir k e tu b a n
penyusupan
10
9
P e m b u k a a n S e r v ik ( c m ) b e r i t a n d a X
8
7
6
J a m
5
T u r u n n y a K e p a la
4
3
b e ri ta n d a
2
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
W a k tu
(ja m )
5
K o n tr a k s i <20 4
tia p 2 0 -4 0 3
1 0 m e n it >40 2
( d e t ik ) 1
O k s it o s in U / L
T e t e s / m e n it
O bat dan
C a ir a n IV
180
N adi 170
160
150
140
130
120
Te ka n a n 11 0
d a ra h 100
90
80
70
60
T e m p e ra tu r 0
C
P r o t e in
U r in A s e to n
V o lu m e
7
CATATAN PERSALINAN a. ........................................................................
1. Tanggal:............................................................. b. ........................................................................
2. Nama bidan:.......................................................
3. Tempat persalinan: c. ........................................................................
Rumah ibu Puskesmas
Tidak
Polindes Rumah Sakit
Klinik Swasta Lainnya 16. Distosia bahu
Ya, tindakan yang dilakukan:
4. Alamat tempat persalinan:.................................
5. Catatan: rujuk, kala: I/II/III/IV a. ........................................................................
6. Alasan merujuk:.................................................
7. Tempat rujukan:................................................. b. ........................................................................
8. Pendamping pada saat merujuk:
c. ........................................................................
Bidan Teman
Tidak
Suami Dukun
17. Masalah lain, sebutkan:..............................
Keluarga Tidak ada
18. Penatalaksanaan masalah tersebut:............
............................................................................
KALA I
9. Partograf melewati garis waspada: Y/T 19. Hasilnya:....................................................
10. Masalah lain, sebutkan:...............................
KALA III
............................................................................
20. Lama kala III:....................................menit
11. Penatalaksanaan masalah tsb:..................... 21. Pemberian Oksitosin 10 U IM ?
............................................................................ Ya, waktu:..................menit sesudah persalinan
8
25. Plasenta lahir lengkap (intact) : Ya / Normal, tindakan:
Tidak
Jika tidak lengkap, tindakan yang dilakukan: Mengeringkan
a. ........................................................................ Menghangatkan
26. Plasenta tidak lahir >30 menit: Ya / Bungkus bayi dan tempatkan di sisi ibu
Tidak
Ya, tindakan: Tindakan pencegahan infeksi mata
33. Hasilnya:....................................................
BAYI BARU LAHIR:
9
PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
PENUNTUN BELAJAR
PERSALINAN NORMAL
KASUS
LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
10
♠ 2 kain bersih
♠ 2 handuk
♠ Celemek plastic
♠ Lenec
♠ Tensimeter
♠ Kain ibu
♠ Pembalut
♠ Gurita
♠ Waslap
11
tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut
dengan benar di dalam larutan dekontaminai, langkah # 10)
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap
Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah
lengkap, lakukan amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di
atas).
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus berakhir
untuk memastikan DJJ dalam batas normal (100 – 180 x/mnt)
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES PIMPINAN
MENERAN
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan
keinginannya.
12
menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
Lahirnya Kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang
lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat
kepala lahir
Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan
hidung bayi setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir
DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap
yang baru dan bersih
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau
kassa yang bersih
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua
tempat, dan memotongnya.
13
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke
arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk
melahirkan bahu posterior
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
14
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntik
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan perenganganke
arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus
ke arah atas dan belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir
setelah 30 – 40 detik, menghentikan peragangan tali pusat dan menunggu
hingga kontraksi berikut mulai.
Mengeluarkan Plasenta
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke atas, mengikuti kurve jalan lahir
sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat
selama 15 menit :
Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu
Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
Mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan
15
seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps
disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepasakan selaput yang
tertinggal
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan
tersebut dengan air didensinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya
dengan kain yang bersih dan kering
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati di
sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan
dengan simpul mati yang pertama
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin
0,5%.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan
handuk atau kainnya bersih dan kering
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI
Evaluasi
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
16
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan
dengan anestesia lokal dan mengunakan teknik yang sesuai.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan kandung kemih setiap 15 menit
selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pascapersalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam
pertama pascapersalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
Dokumentasi
90
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
17
Kesimpulan :
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
PENUNTUN BELAJAR
PENJAHITAN PERIEUM
18
1 2 3 4 5
Persiapan Penjahitan
4. Cuci tangan dengan sabun, keringkan dengan kain bersih dan kering
9. Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari darah atau
bekuan darah, dan nilai kembali luas dan dalamnya robekan pada
daerah perineum
12. Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila ada
darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan. Ulangi lagi aspirasi
( cairan lidokain yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat
19
menyebabkan gangguan denyut jantung hingga tidak teratur )
14. Tampa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik
sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan aspirasi, suntikkan
cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik. ( Bila robekan besar
dan dalam, anastesi daerah bagian dalam robekan – alur suntikan
anastesi akan berbentuk seperti kipas : tepi perineum, dalam luka,
tepi mukosa vagina )
Penjahitan Robekan
18. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi, pasang
tampon atau kassa ke dalam vagina ( sebaiknya menggunakan tampan
bertali )
24. Ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung benang yang
bebas ( ujung benang tampa jarum ) hingga tersisa kira-kira 1 cm
20
25. Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat
di belakang lingkaran himen.
27. Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan ototnya.
Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya. Otot biasanya
tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak keras bila disentuh.
Penting sekali untuk menjahit otot ke otot. Rasakan dasar dari luka,
ketika anda sudah mencapai ujung luka, berarti anda telah menutup
lapisan otot yang dalam
28. Setelah mencapai ujung luka yang paling akhir dari luka, putarlah arah
jarum anda dan mulailah menjahit ke arah vagina, dengan
menggunakan jahitan untuk menutup jaringan subcuticuler. Carilah
lapisan subcuticuler umumnya lembut dan memiliki warna yang sama
dengan mukosa vagina. Kini anda membuat jahitan lapis kedua.
Perhatikan sudut jarumnya. Jahitan lapis kedua ini akan meninggalkan
lebar luka kira-kira 0.5 cm terbuka. Luka ini akan menutup sendiri
pada waktu proses penyembuhan berlangsung
33. Rabalah puncak dinding rektum untuk mengetahui apakah ada jahitan.
Jika anda meraba ada jahitan, maka pastikan agar anda memeriksa
kembali rektum tersebut 6 minggu pasca kelahiran. Jika belum
sepenuhnya sembuh pada saat itu (yakni, anda merasakan adanya
fistula), maka rujuklah ibu tersebut ke dokter
21
35. Cucilah alat kelamin ibu dengan air bersabun
39. Dan mintalah agar ibu kembali dalam waktu satu minggu agar anda
bisa memeriksanya kembali
50. Jika memungkinkan, periksa perineum setiap hari selama 3-4 hari.
Lihat, kalau-kalau ada bintik merah, nanah atau jahitan yang lepas
atau terbuka, atau hematoma. Hematoma bisa tampak seperti luka
lecet atau pembengkakan yang mengkilap. Periksa dengan cermat
untuk mengetahui apakah ia bertambah besar. Jika panjangnya lebih
dari 3-4 cm, rujuklah ibu tersebut ke rumah sakit agar hematoma
tersebut bisa dibuka danbekuan darahnya bisa dibuang lalu dijahit
kembali
150
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
22
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN KLINIS
PENANGANAN SYOK
Keterangan:
Keterangan
LANGKAH / TUGAS
0 1 2
PENANGANAN AWAL
23
Keterangan
LANGKAH / TUGAS
0 1 2
1. Mintalah BANTUAN
24
PENUNTUN BELAJAR MANUAL PLASENTA
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
PENUNTUN BELAJAR
MANUAL PLASENTA
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
1. Klien :
a. Cairan dan slang infus sudah terpasang. Perut bawah dan paha
sudah dibersihkan
b. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
c. Menyiapkan kain alas bokong dan penutup perut bawah
d. Medikamentosa :
Analgetika ( Pethidin 1-2 mg/kg BB / Ketamin HCl 0,5 mg/kg
BB / tramadol 1-2 mg/kg BB
Sedativa ( Diazepam 10 mg )
Uterotonika ( Oksitosin, Ergometrin, Prostaglandin )
Bethadine
Oksigen dan regulator
25
2. Penolon :
10. Menjepit tali pusat dengan klem dan tegangkan tali pusat sejajar
lantai
14. Membuka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam (ibu jari
merapat ke pangkal jari telunjuk)
26
bawah
18. Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus saat
plasenta dikeluarkan
19. Instruksikan asisten yang memegang klem untuk menarik tali pusat
sambil tangan dalam menarik plasenta keluar (hindari percikan darah)
23. Dekontaminasi alat bekas pakai ke dalam larutan klorin 0.5% dan
membuka sarung tangan di dalam larutan klorin 0.5%
Perawatan Lanjutan
27
setiap 15 menit pada jam pertama
setiap 30 menit pada jam kedua
27. Meyakinkan bahwa uterus tetap berkontraksi
29. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk dipantau
30. Beritahukan kepada ibu dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai
tetapi ibu masih memerlukan perawatan
90
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
28
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN KLINIS
Keterangan:
Keterangan
LANGKAH / TUGAS
0 1 2
PRA PEMERIKSAAN
KOREKSI MANUAL
29
Keterangan
LANGKAH / TUGAS
0 1 2
PERAWATAN PASCATINDAKAN
30
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN KLINIS
Keterangan:
Keterangan
LANGKAH / TUGAS
0 1 2
PRATINDAKAN
TINDAKAN
31
Keterangan
LANGKAH / TUGAS
0 1 2
32
DAFTAR TILIK
Nama :
NPM :
Tingkat/Jalur:
Tanggal :
Nilai setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan
2. Mampu : langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu/ mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : langkah dilakukan dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang
dihadapi.
N KASUS
O
LANGKAH/TUGAS 1 2 3 4 5
33
3. Dengarkan apa yang disampaikan oleh ibu
Persiapan Tindakan
7. Pasien :
Tindakan
10
Kosongkan kandung kemih
.
34
atau robekan jalan lahir
35
25 Cuci tangan dan lengan, keringkan dengan
. handuk.
36
abdominalis, maka pulsasi arteri femoralis
akan berkurang / berhenti
35 Jika perdarahan pervaginam berhenti,
. pertahankan posisi tersebut dan pemijatan
uterus (dengan bantuan asisten) hingga uterus
berkontraksi baik
Perawatan Lanjutan
120
TANGGAl
PARAF PEMBIMBING
PENUNTUN
Kesimpulan : BELAJAR PERSALINAN PRESENTASI BOKONG
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
37
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
PENUNTUN BELAJAR
PERSALINAN SUNGSANG
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
PERSIAPAN
PERSALINAN SUNGSANG
10. Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, suruh ibu
meneran bersamaan dengan his
38
11. Jika perineum tampak kaku lakukan episiotomi
14. Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki terlebih dahulu :
MELAHIRKAN TANGAN
16. Jika tangan menempel pada dada biarkan lahir dengan spontan :
Jika lengan pertama lahir, angkat bokong ke arah perut ibu agar
lengan kedua lahir spontan
Jika tangan tidak lahir spontan, tempatkan 1 atau 2 jari di siku
bayi dan tekan, agar tangan turun melewati muka bayi
17. Jika lengan lurus ke atas kepala atau terjungkit di belakang kepala
(Nuchel arm) gunakan perasat atau cara Lovset :
Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan
kedua tangan
Putar bayi 180 derajat sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi
yang terjungkit ke arah penunjuk jari tangan yang menjungkit,
sehingga lengan posterior berada di bawah simpisis (depan).
Bantu melahirkan lengan dengan memasukkan 1 atau 2 jari pada
lengan atas serta menarik secara perlahan tangan ke bawah
melalui dada (seolah olah tangan bayi mengusap dadanya)
sehingga siku dalam keadaan fleksi dan lengan depan lahir. Untuk
melahirkan lengan kedua, putar kembali 180 derajat ke arah yang
berlawanan ke kiri/ke kanan sambil ditarik secara perlahan
sehingga lengan belakang menjadi lengan depan dan lahir di
depan
18. Jika badan bayi tidak dapat diputar, lahirkan bahu belakang terlebih
dahulu :
39
Masukkan tangan kiri penolong ke dalam vagina
Letakkan badan bayi di atas tangan kiri penolong sehingga badan
bayi seolah-olah menunggang kuda
Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maxila bayi, dan
jari tangan di dalam mulut bayi
Tangan kanan memegang/mencengkram tengkuk bahu bayi dan
jari tengah mendorong aoksipital sehingga kepala menjadi fleksi
Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tariklah
kepala dengan gerakan memutar sesuai dengan jalan lahir
Minta asisten menekan atas tulang pubis ibu, sewaktu melahirkan
kepala
Angkat badan bayi (posisi menunggang kuda) ke atas untuk
melahirkan mulut hidung dan seluruh kepala
20. Bila perlu setelah melahirkan bayi periksa apakah ada perlukaan jalan
lahir
22. Lakukan asuhan segera pada ibu post partum dan bayi baru lahir
23. Sebelum melepaskan sarung tangan, buang terlebih dahulu kapas atau
kassa dan sampah lainnya ke dalam tempat sampah yang tidak
bocor/kantong plastik
90
TANGGAL
40
PARAF PEMBIMBING
PERSALINAN BOKONG
PERSALINAN BOKONG
I PENDAHULUAN
41
1 Ucapkan salam dan perkenalkan diri anda selaku petugas yang
akan menolong pasien
II PERSIAPAN
PASIEN
7 Pasang infus dan siapkan kain alas bokong, penutup perut bawah
dam sarung kaki serta larutan antiseptic
8 Periksa fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
kardiopulmoner (termasuk oksigen dan regulator)
9 Instrumen dan medikamentosa
PENOLONG
12 Instrumen
BAYI
IV TINDAKAN
42
19 Melakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum
sudah tipis
a) Cara Bracht
- Segera bokong lahir, bokong dicekam secara Bracht
yaitu kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjangnya
paha sedangkan jari-jari yang lain memegang daerah
panggul. Sementara langkah ini dilakukan, seorang
asisten melakukan parasat Wigand M. Winckel
- Melonggarkan tali pusat saat tali pusat lahir dengan jari
- Dorongan kristeler pada fundus uteri dimulai bersamaan
dengan tindakan hiperlordosis
- Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula
inferior tampak di bawah simpisis, dengan mengikuti
gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan
kearah perut ibu tanpa tarikan, hanya di sesuaikan
dengan lahirnya badan bayi.
- Letakan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk
hangat, bersihkan jalan nafas bayi oleh asisten, tali
pusat di potong.
- Selanjutnya bayi didekatkan pada ibu untuk menyusui
(kontak dini)
- Apabila anak lahir sampai pusat tak maju lagi, maka
Bracht dinyatakan gagal dan bahu dapat dilahirkan
secara klasik, muller, atau lovset serta kepala secara
mauriceau. Sejak tali pusat lahir sampai bayi lahir tidak
boleh lebih dari 8 menit.
b) Cara klasik
- Prinsip: melahirkan bahu belakang terlebih dahulu
- Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan
bila dengan bracht bahu dan tangan tidak bias lahir.
- Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan
dilahirkan sehingga bokong dan kaki dan kaki lahir
- Tali pusat dikendorkan
- Bila punggung janin kiri, dengan tangan kiri
- Memegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu
tangan dan menariknya keatas (dengan tangan kiri dan
menariknya kearah kanan atas ibu, untuk melahirkan
bahu kanan bayi yang berada di belakang, atau dengan
tangan kanan bila punggung janin kanan, dan
menarikya kearah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu
kiri bayi yang berada dibelakang).
- Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki
ditarik kearah bawah kontralateral dari langkah
sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi
depan dengan cara yang sama
43
c) Cara muller
- Prinsip : melahirkan bahu depan lebih dahulu
- Pengeluaran bahu dan lengan secara muller dilakukan
jika dengan bracht, bahu dan lengan tidak bias lahir
- Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik
kaki dengan cara yang sama sperti klasik, curam kea rah
bawah kontralateral dari letak bahu depan
- Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan
langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan
belakang
d) Cara lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit
dibelakang kepala/ nuchal arm)
- Setelah bokong dan kaki bayi lahir, badan bayi
dipegang dengan kedua tangan
- Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang
terjungkit kearah penunjuk jari tangan yang menjungkit
- Memutar kembali 180 derajat kearah yang berlawanan
ke kiri/ke kanan, beberapa kali hingga kedua bahu dan
lengan bayi lahir tidak menjungkit, selanjutnya bahu
dan lengan dilahirkan secara klasik/muller
e) Ektraksi kaki
- Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak keadaan
janin/ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan
- Tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri
bokong pangkal paha sampai lutut, kemudian
melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga
kaki bawh menjadi fleksi, tangan yang lain menjadi
fundus kebawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki
dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar dari
vagina sampai batas lutut.
- Kedua tangan penolong memegang betis janin , yaitu
kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar
sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis,
kaki ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.
- Pegangan dipindahkan ke pangkal paha setinggi
mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar
sumbu pajang pahadan jari lain di depan paha.
- Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter
depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan
yang sama dielevasi ke atas hingga trokhanter telah
lahir berarti bokong lahir.
- Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih
dahulu, maka yang akan lahir lebih dahulu ialah
trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter
depan maka pangkal paha ditarik retus curam ke bawah.
- Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara “b” atau
44
“c” atau “d”
f) Tehnik ekstraksi bokong
- Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong
sudah turun di dasar panggul, bila kla II tidak maju atau
tampak keadaan janin/ibu yang mengharuskan bayi
segera dilahirkan.
- Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil
janin, dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan di
lipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha /
Krista iliaka dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk
memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong
yang lain mencekam pergelangan tadi dan turun
menarik curam ke bawah.
- Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak
dibawah simpisis, maka jari telunjuk penolonh yang
lain mengait lipatan paha ditarik curam ke bawah
sampai bokong lahir.
- Setelah bokong lahir, byi dilahirkan secara “b” atau “c”
atau “d”
- Ekstraksi bokong lebih berat/sukar dari pada ekstraksi
kaki. Oleh karena itu perlu dilakukan perasat Pinnard
pada presentasi bokong murni.
Cara melahirkan kepala bayi
45
kemudian ditarik.
24 Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada
indikasi
PASCA TINDAKAN
27 Awasi kala IV
DEKONTAMINASI
46
39 Bersama petugas yang akan melakukan perawatan, jelaskan
perawatan apa yang masih perlu dilakukan, lama perawatan, serta
laporkan pada petugas jika ada keluhan gangguan pasca
tindakan.
KURETASE
Keterangan:
Keterangan
LANGKAH / TUGAS
0 1 2
47
Keterangan
LANGKAH / TUGAS
0 1 2
TINDAKAN ANESTESI
48
Keterangan
LANGKAH / TUGAS
0 1 2
49
Keterangan
LANGKAH / TUGAS
0 1 2
18. Setelah diyakini tidak ada lagi jaringan yang tersisa dan
tidak ada perdarahan aktif, tenakulum dilepaskan
19. Membersihkan portio dan vagina dengan menggunakan
betadine
20. Mencatat jumlah darah yang didapatkan
N Kasus ke
Prosedur/langkah klinik yang dinilai
o 1 2
50
1 Senyum, Salam, Sapa
II Item Prosedural
16 Lakukan sondase cavum uteri dengan cara dan arah yang benar
51
22 Lakukan simulasi pelepasan tenaculum
TOTAL
52
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN
Nilai
No Prosedur/langkah klinik yang dinilai
1 2 3
53
Periksa alat&bahan yang diperlukan, termasuk menyalakan
4
lampu
24 Cuci tangan
27 Percaya diri
54
Yakinkan pasien AKDR sudah dicabut dan ditunjukkan pada
28
ibu akseptor
TOTAL
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan;
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
LANGKAH 1 2 3 4
NILAI
55
1. Memberikan magnesium sulfat merupakan
pilihan utama mengatasi kejang
56
10. Bantulah dia memposisikan diri kesis ikirinya,
dan lindungi dia dari jatuh atau cedera, tetapi
jangan menahannya. Menahan wanita yang
mengalami kejang dapat melukai dari pada
melindunginya.
11. Konsultasikan, rujuk dan persiapkan hal-hal
untuk transfer kerumah sakit, kecuali transfer
dalam waktu dekat.
- Jaga wanita di sisi kirinya selam atransportasi
- Jika terjadi kejang selama pengangkutan, berikan
magnesium sulfat IM, dan lindungi wanita dari
jatuh atau cedera. JANGAN menahannya.
IV. JIKA RUJUKAN KEFASILITAS
PERAWATAN KESEHATAN TINGKAT YANG
LEBIH TINGGI BERLANGSUNG LAMA
57
19. Dan semua obat yang diberikan
V. Transportasisaat dirujuk
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
PENUNTUN BELAJAR
DISTOSIA BAHU
58
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
Persiapan Penjahitan
1. Persiapan peralatan :
Gunting episiotomi
2. Persiapan petugas :
59
tarikan perlahan-lahan ke arah bawah dengan hati-hati. Jika tetap tidak
berhasil, rujuk ibu
24
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
60