Fakultas Kedokteran
Kelas Biokimia
NIM: 1761050060
Metabolisme Karbohidrat
Sarah Amira Oktaria
1761050060
Ada 10 macam enzim yang berkaitan dengan proses glikolisis, antara lain adalah:
1. Hexokinase: enzim ini berguna untuk memberi ikatan phosphate dari suatu molekul ATP
(sehingga mengubahnya menjadi ADP) pada molekul glukosa yang kemudian akan
berubah menjadi glukosa-6-phosphate
2. Phospoglucose Isomerase: enzim ini berguna untuk mengkatalisi perpindahan suatu
gugus ke tempat lain dalam satu molekul. Fungsinya pada proses ini adalah mengganti
ikatan antara karbon dengan oksida pada molekul glukosa-6-phosphatase. Sehingga yang
awalnya merupakan ikatan glukosa memiliki 6 karbon dalam ring-nya menjadi fruktosa
yang memiliki 5 karbon dalam ring-nya yaitu menjadi fruktosa-6-phosphatase.
3. Fosfofruktokinase: berguna untuk menambahkan ikatan fosfat dari ikatan ATP
(sehingga berubah menjadi ADP) pada molekul fruktosa-6-phosphatase menjadi fruktosa-
1,6-diphosphatase.
4. Aldolase: berguna untuk memecah molekul fruktosa-1,6-diphosphate menjadi dua
molekul yang berbeda antara lain adalah Dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehid-3-
fosfat.
5. Triose Phosphate Isomerase: berguna untuk mengubah Dihidroksiaseton fosfat menjadi
gliseraldehid-3-fosfat yang akhirnya terdapat 2 hasil akhir molekul tersebut.
6. Gliseraldehid Phosphatase Dehydrogenase: terjadi proses dehydrogenase yaitu dalam
molekul ini adalah reduksi dari NAD+ menjadi NADH dengan penambahan satu atom
hydride. Serta disaat yang bersamaan ada penambahan satu ikatan phosphate sehingga
mempunyai hasil akhir dua buah 1,3-difosfogliserat.
7. Phosphogliserate Kinase: berguna untuk mengambil satu ikatan phosphate sehingga
terbentuk dua buah 3-phosphogliserate
8. Phosphoglyceromutase: berguna untuk mengubah posisi ikatan phosphate sehingga
membentuk dua buah 2-phosphogliserate.
9. Enolase:
10. Pyruvate Kinase: mengambil satu ikatan phosphate sehingga mengubah
Phosphoenolgliserat menjadi asam piruvat
Karbohidrat masuk ke dalam tubuh bisa dalam bentuk polisakarida atau disakarida yang
kemudian akan diubah menjadi monosakarida (glukosa). Glukosa kemudian mengalami
proses glikolisis yang awalnya menghasilkan 4 ATP namun karena 2 ATP dari jumlah
yang dihasilkan harus digunakan dalam proses endergonic, maka tersisa 2 ATP yang
dapat diteruskan ke proses selanjutnya.
Net reaction pada glikolisis: Glukosa + 2 ADP + 2 Pi + 2 NAD+ 2 Pyruvate + 2 ATP
+ 2H+ + 2NADH + 2H2O.
Kemudian 2 pyruvate dari glikolisis yang terdapat pada sitosol disalurkan ke dalam
matriks mitokondria untuk diubah menjadi sebuah unsur lebih lanjut. Pyruvate masuk ke
mitokondria melalui sebuah pyruvate transporter lalu mengalami dekarboksilasi oksidatif.
Pada proses dekarboksilasi oksidatif, Pyruvate bergabung dengan CoA dengan katalisis
Pyruvate Dehydrogenase Complex yang kemudian mempunyai produk Acetyl-CoA
untuk masuk ke dalam siklus krebs. Proses ini dikatalisis oleh enzim Pyruvate
Dehydrogenase Complex.
Net reaction pada dekarboksilasi oksidatif: 2 Pyruvate + 2 CoA + 2 NAD+ 2 Acetyl-
CoA +2 CO2 + 2 NADH + 2 H+
Kemudian hasil dari dekarboksilasi oksidatif yaitu adalah Acetyl-CoA masuk ke dalam
siklus krebs dan menghasilkan banyak produk berenergi tinggi. Siklus Krebs terjadi di
matriks mitokondria dari sel. Satu molekul glukosa menghasilkan dua buah molekul
pyruvate yang kemudian berubah menjadi molekul acetyl coA. Maka siklus krebs bekerja
dua kali dalam setiap satu molekul glukosa yang masuk ke dalam jalur metabolism tubuh.
Produk Net reaction pada siklus krebs: 4CO2, 6 NADH, 2 FADH2, 2 GTP, 4H+, dan 2
CoA
Maka total dari ATP yang terbentuk berdasarkan hasil dari net reaction yang terbentuk
adalah:
10 NADH x 2,5 = 25 ATP
2 GTP = 2 ATP + 2 ATP = 4 ATP
2 FADH2 x 1,5 = 3 ATP
Maka totalnya adalah 32 ATP
Karena Fruktosa dan Glukosa harus diubah dalam bentuk glukosa? Karena kedua
molekul gula tersebut harus berada dalam bentuk yang dapat masuk ke dalam proses
glikolisis agar kemudian akan melewati beberapa proses untuk menghasilkan energy.
Fructose Pathway
Fruktosa Pathway diawali dengan mengubah Fruktosa menjadi Fruktosa 1-phosphate dengan
bantuan Fructokinase yang berguna untuk mendestabilisasi molekul tersebut agar dapat dipecah
dengan bantuan enzim Fruktosa-1 Phosphate aldolase menjadi dua molekul antara lain adalah
Dihidroksiaseton fosfat dan Gliseraldehida.
Untuk Dihidroksiaseton phosphate, molekul tersebut dapat langsung masuk ke dalam tahap 4
dari glikolisis karena ia telah termasuk dalam salah satu molekul pendukung terjadinya glikolisis.
Lalu, bagaimana untuk gliseraldehid?
Untuk gliseraldehid, ia mempuyai satu jalur tambahan yaitu adalah dengan mengubahnya
menjadi gliseraldehida-3-phosphate dengan bantuan enzim triose kinase. Untuk molekul hasil
akhir ini, bisa langsung masuk ke dalam tahap 7 glikolisis karena sudah menjadi salah satu dari
molekul pendukung glikolisis.
Galactose Pathway:
Galaktosa diubah menjadi glucose-6-phosphate dengan bantuan galactose interconversion
pathway. Dibentuk dalam 4 tahap:
Pada langkah ketiga ini, kita akan menggunakan molekul UDP galactose untuk membentuk
kembali UDP glucose yang dapat digunakan pada saat tahap dua dari Galactose Pathway. Yaitu
dengan cara menggunakan enzim UDP Galactose 4-Epimerase yang kemudian akan mengubah
ikatan alcohol pada ring ke-4 yang sebelumnya menghadap keatas diubah menjadi menghadap
kebawah.
Pada langkah terakhir, kita menggunakan hasil dari tahap kedua yang lain yaitu adalah Glukosa-
1-phosphate yang harus diubah menjadi Glukosa-6-phosphate (karena molekul tersebut yang
merupakan salah satu dari pendukung proses glikolisis) menggunakan enzim
phosphoglucomutase.
Ketika tubuh kelebihan kadar glukosa pada darah, maka tubuh akan berusaha untuk
menstabilkan keadaan tubuhnya dengan cara mengikat glukosa pada beberapa tempat
seperti hati dan otot dalam bentuk glikogen, ada beberapa tahap dalam proses
glikogenesis yaitu adalah antara lain:
Disaat yang bersamaan, sisa dari phosphate yang tidak terpakai dari UTP akan
membentuk ikatan phosphate yang disebut Pyrophosphate. Molekul ini akan bergabung
dengan molekul air dari sitoplasma yang kemudian mengalami pemecahan menjadi dua
buah molekul Orthophosphate yang sangat memiliki peran dalam proses tahap ketiga.
Jika tidak ada orthophosphate, maka reaksi tahap ketiga tidak akan terjadi.
Setelah tubuh berhasil menghasilkan glukosa reaktif yaitu adalah UDP Glukosa, maka
proses selanjutnya adalah megenerasi molekul primer. Apa itu molekul primer? Yaitu
adalah sequence pendek glukosa nukleotida yang dihubungkan oleh alpha 1,4 ikatan
glikosidik. Enzim yang menghasilkan primer adalah enzim glycogenin. Fungsi dari UDP
Glukosa disini adalah untuk menjadi salah satu bagian dari molekul primer glikogen
sebagai bentuk dari proses elongasi molekul glikogen. Yaitu dengan bantuan enzin
glycogen synthase yang akan menghasilan (Primer)n+1 dan dua sebuah UDP yang belum
terpakai. Glycogen synthase memperpanjang molekul primer dengan cara
menyambungkan molekul glukosa dari UDP glukosa ke molekul primer melalui ikatan
alpha 1-4.
Tahap ke-6 dari proses glikogenesis ini adalah dengan melakukan percabangan terhadap
molekul primer dengan tujuan meningkat kelarutan glikogen dalam sitoplasma dan juga
meningkat jumlah posisi terminal pada glikogen dan yang pada gilirannya akan
meningkatkan tingkat dimana kita dapat memecah dan mensintesis molekul glikogen.
Yang mana disini kita mempunyai enzim glycogen branching enzyme yang berfungsi
untuk mengkatalis perpindahan ikatan alpha 1-4 glikosidik menjadi alpha 1-6 glikosidik
yang akan menghasilkan percabangan atas molekul primer tersebut. Dengan syarat harus
ada minimal dan maksimal 11 buah molekul primer dengan ikatan alpha 1-4 glikosidik.
Lalu tahap terakhir adalah pembentukan kembali UTP karena molekul tersebut
merupakan salah satu dari unsur penting terjadinya glikogenesis. Tanpa UTP maka tidak
akan terbentuk UDP Glukosa. Maka cara meregenerasinya adalah dengan
menggabungkan UTP dengan ATP yang kemudian dengan bantuan enzim Nucleoside
diphosphokinase akan menghasilkan UTP dan ADP.
Glicogenolisis
Ketika kita kelaparan, maka secara alami tubuh kita akan kekurangan kadar glukosa
dalam darah dan juga otot. Maka dalam sel dilakukan proses glukogenolisis yaitu adalah
pemecahan glikogen dan mengubahnya menjadi glukosa. Demikian proses yang
dilakukan dalam reaksi glikogenolisis:
Glikogen yang terdiri dari banyak ikatan molekul primer dipotong dengan sebuah
molekul yaitu adalah orthophosphate dengan bantuan katalis enzim glycogen
phosphorylase yang kemudian menghasilkan glucose-1-phosphate dan molekul primer
glikogen yang kehilangan satu molekul glukosanya menjadi (glycogen)n-1.
Namun harus diingat, bahwa glycogen phosphorylase hanya dapat memutuskan ikatan
antara glucose alpha 1-4 saja dan tidak dapat memutuskan ikatan glucose alpha 1-6.
Karena itu didatangkan dua enzim yang berguna untuk mengatasi masalah tersebut,
antara lain ada
1. Enzim transferase
2. Enzim alpha 1,6-glycosidae
Mereka berdua mempunyai fungsi yang sama namun cara kerja yang berbeda, dapat
dilihat dari bagan dibawah berikut.
Enzim transferase bekerja dengan cara memindahkan ikatan glukosa pada alpha 1-6
glikosida ke urutan rantai ikatan alpha 1-4 glikosida serta meninggal sebuah rantai alpha
1-4 tunggal.
Sedangkan dapat dilihat pada enzim alpha 1,6 – glucosidase ia memotong total semua
ikatan cabang sehingga membuang satu glukosa dari percabangan pertama alpha 1-6 dan
sisanya masuk ke dalam ikatan rantai linear alpha 1-4 glikosidik yang kemudian akan
dipotong dengan orthophosphate. Satu glukosa yang dibuang tersebut akan menjadi satu
molekul glukosa-1-phosphate bebas.
Pertama adalah dengan mengambil beberapa lemak dalam jaringan adipose hati yang
memiliki bentuk gliserol. Kemudian dengan katalisis dari enzim gliserol kinase serta
tambahan ATP. Gliserol diubah menjadi bentuk Gliserol Phosphate + ADP + H+.
Kemudian molekul tersebut diubah oleh katalisis enzim Gliserol Phosphate
Dehydrogenase dengan cara mengambil dua atom hidrid dari molekul Gliserol Phosphate
yang diberikan kepada unsur NAD+ untuk diubah menjadi NADH. Sehingga Gliserol
Phosphate tadi akan berubah menjadi DHAP (Dihidroksiaseton Fosfat) dan satu unsur
NADH. Hasil akhir inilah yang dapat masuk ke dalam proses gluconeogenesis.
Untuk Asam Amino. Ia dapat didapatkan dari proses hidrolisis protein ketika tubuh kita
mendapatkan asupan makanan. Asam Amino kita dapat masuk ke dalam proses
gluconeogenesis dalam bentuk Pyruvate dan atau Oksaloasetat.
Untuk Gluconeogenesis dalam tubuh menggunakan Pyruvate. Sebenarnya bukanlah
keterbalikan dari reaksi glikolisis karena ada beberapa tahap yang merupakan eksergonik
berenergi tinggi dan mengeluarkan banyak energy. Tahap itu adalah tahap kesatu, ketiga,
dan kesepuluh. Keterbalikannya, tujuh tahap lainnya merupakan tahap favorable atau
yang mengeluarkan dan membutuhkan energy mendekati titik equilibirium. Sehingga,
jika kita memutarbalikan kembali proses glikolisis, kita akan membutuhkan banyak
energy karena eksergonik dari glikolisis dan berubah menjadi reaksi endergonic atau
membutuhkan energy. Hal itu akan membuat gluconeogenesis menjadi proses yang
mahal energy dan tidak efisien.
Karena itu, tubuh memberikan proses khusus pada pembalikan reaksi glikolisis pada
tahap 10, 3, dan 1. Yang akan dibahas lebih lanjut pada penjelasan metabolism
gluconeogenesis. Tahap kesatu dari gluconeogenesis merupakan tahap kesepuluh dari
glikolisis.
Tahap satu diawali dengan mengubah Pyruvate menjadi PEP (Phosphoenol Pyruvate)
namun tidak hanya sekedar membaliknya karena kita butuh proses special.
Pertama Pyruvate direaksikan dengan CO2 dengan bantuan katalisis dari Pyruvate
Carboxylase dan ATP. Yang menghasilkan Oxaloacetate, ADP, Orthophosphate, dan dua
molekul H+. Namun pada tahap ini, ada beberapa tahap lain yang harus dilewatkan.
Harus diingat bahwa CO2 dalam tubuh ada dalam bentuk HCO3- yang terlarut dalam
sitoplasma dari sel darah merah maupun di dalam plasma sel. HCO3- ini akan masuk ke
dalam sel hati melewati sirkulasi darah serta masuk ke dalam mitokondria dari sel hati.
Kemudian HCO3- bergabung dengan ATP agar menjadi sebuah molekul yang reaktif dan
dapat melewati proses selanjutnya.
Tahap pertama telah selesai, maka tahap kedua akan berlanjut setelah Oxaloasetat berada
di luar mitokondria dan masuk ke dalam sitoplasma dari sel. Namun molekul
oxaloacetate tidak dapat keluar dari mitokondria, maka molekul tersebut harus diubah
bentuk menjad malate agar dapat keluar dari membrane ganda mitokondria. Dengan
bantuan katalisis Malate Dehydrogenase maka Oxaloacetate + NADH diubah menjadi
Malate + NAD+ agar dapat keluar dari membrane ganda dengan cara mengambil satu
molekul hidrid NADH dan dikirim Oxaloactetate sehingga membentuk Malate. Setelah
berhasil keluar dari membrane ganda. Malate diubah kembali ke Oxaloactetate + NADH
dengan bantuan enzim Malate Dehydrogrenase kembali.
Kemudian tahap kedua dapat dimulai, Oxaloacetate di sitoplasma bergabung dengan GTP
dan dengan bantuan enzim Phosphoenolpyruvate Carboxynase diubah menjadi
Phosphoenolpyruvate + GTP + CO2. Reaksi ini merupakan reaksi favorable karena
terjadi reaksi timbang balik. Oxaloacetate mengalami reaksi karboksilase yaitu ia
mengularkan molekul CO2 yang merupakan reaksi eksergonik atau mengeluarkan
energy. Namun ada juga reaksi pemberian satu ikatan fosfat dari GTP pada oxaloacetate
sehingga terjadi endergonic atau membutuhkan energy. Karena ada energy yang
dikeluarkan dan juga energy yang dibutuhkan. Reaksi ini menjadi mendekati equilibrium.
Setelah tahap kedua selesai, maka lanjut ke tahap selanjutnya yaitu adalah tahap ke
3,4,5,6, dan 7. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Proses Gluconeogenesis pada
tahap berikut tidak perlu melakukan reaksi khusus karena memiliki hasil energy yang
mendekati 0 atau equilibirium sehingga tidak mempengaruhi atau menjadi proses mahal
energy. Proses yang terjadi hanyalah keterbalikan dari glikolisis sendiri dengan enzim
yang sama persis seperti glikolisis.
Untuk gluconeogenesis lemak yang berasal dari gliseril kemudian masuk ke dalam
gluconeogenesis dalam bentuk DHAP bisa langsung masuk ke dalam tahap ke 6 karena
ditahap tersebut terbentuk DHAP.
Kemudian untuk tahap ke8 pada gluconeogenesis atau dapat disebut sebagai keterbalikan
dari tahap ke3 dari glicolisis. Ia merupakan tahap eksergonik energy tinggi sehingga
harus melewati proses special agar tidak menjadi sebuah reaksi yang mahal energy.
Jalur ini diawali dengan dehidrogenasi dari ikatan karbon nomor satu dari molekul glukosa-6-
phosphate. Sebuah enzim bernama glucose 6-phosphate dehydrogenase mengkatalis transfer dari
ion hidrogen dari glukosa menuju NADP+. Menghasilkan NADPH dan ion Hidrogen serta ester
intramolekul 6-phosphoglucono delta lactose
Kemudian tahap kedua adalah dengan cara memotong ikatan ring dari 6-phosphoglucono lactose
+ H2O dengan reaksi hidrolisis yang dikatalisis enzim lactonase yang kemudian menghasilkan 6-
phosphogluconate dan sebuah ion H+
Tahap ketiga, sebuah enzim bernama 6-phosphogluconate dehydrogenase mengkatalis oksidatif
dekarboksilasi dari 6-phosphogluconate. CO2 terbentuk dari pengambilan ikatan karbon nomor
1. Serta satu NADP+ tereduksi menjadi NADPH dengan pengambilan satu ion H+ dari molekul
glukosa. Hasil akhir terjadi pembentukan Ribulosa-5-phosphate, NADPH, CO2
Hasil akhir dari tahap oksidatif adalah 2 molekul NADPH dan satu molekul ribulosa-5-
phosphate.
Jalur Non-Oksidatif
Jalur Non-Oksidatif ini dimulai dengan perubahan struktur dari dua molekul ribose-5-phosphate
menjadi dua molekul Ribulosa-5-phosphate yang dikatalisis dengan enzim phosphopentose
isomerase dengan cara mengambil satu ikatan karbon pertamanya. Kemudian perubahan kembali
struktur dari dua molekul ribose-5-phosphate menjadi xylulose-5-phosphate dengan katalisis
enzim phosphopentose epimerase yaitu mengubah stereochemistry atas atom karbon nomor 2
(bisa dilihat dari ikatan pada karbon C yang diwarna birumudakan). Kenapa kita harus mengubah
Ribulose-5-phosphate menjadi Xylulose-5-phosphate? Karena enzim pada reaksi selanjutnya
hanya bisa bereaksi dengan Xylulose-5-posphate saja.
Selanjutnya pada tahap kedua, kita mengambil satu molekul Xylulose-5-phosophate untuk
berlanjut ke tahap kedua. Serta kita juga mengambil Ribose-5-phoshate dari hasil tahap oksidatif
untuk menjalankan reaksi tahap kedua ini. Pada tahap ini, kita menggunakan katalisis dari enzim
Transketolase untuk mentransfer ikatan karbon kedua dari Xylulose-5-phosphate untuk dikirim
ke ikatan karbon pertama dari Ribose-5-phosphate yang akhirnya memiliki hasil akhir yaitu
adalah Sedoheptulpse-7-phosphate yaitu adalah gula dengan 7 ikatan karbon. Serta
meninggalkan sisa dari Xylulos-5-phosphate yaitu adalah Glyceraldehide-3-phosphate.
Pada tahap ketiga ini, kita kembali bertemu dengan hasil akhir dari tahap kedua. Namun kita
akan mengubah kembali struktur ikatannya. Dengan dikatalisis dengan enzim Transaldolase,
Sedoheptulase-7-phosphate mengirim tiga ikatan karbonnya ke molekul Glyceraldehyde-3-
phosphate sehingga terjadi hasil dari reaksi yang merupakan satu molekul erythrose-4-phosphate
dan satu molekul fructose-6-phosphate. Untuk molekul fructose-6-phosphate ini dia merupakan
molekul dari intermediet glikolitik sehingga ia merupakan salah satu dari hasil akhir yang
diinginkan.
Pada tahap keempat, kita memakai salah satu produk Xylulose-5-phosphate dari tahap pertama
dan hasil akhir lain dari tahap ketiga yang adalah erythrose-4-phosphate. Menggunakan katalisis
dari enzim yang sama seperti tahap kedua yang merupakan enzim Transketolase, Eryhrose-4-
phosphate mengirim dua ikatan karbonnya pada Xylulose-5-phosphate yang akhirnya
membentuk dua molekul hasil akhir yaitu adalah Fructose-6-phosphate dan Glyceryaldehide-3-
phosphate yang keduanya merupakan molekul intermediet dari reaksi glikolisis. Sehingga
keduanya merupakan hasil akhir yang diinginkan oleh reaksi non-oksidatif ini.
Didapatkan Net Reaction adalah:
3x Ribose-5-Phosphate 2x Fructose-6-Phosphate dan 1x GAP (Glyceraldehide-3-Phosphate)
4. Sebutkan jalur gluconeogenesis pada diet keto?
Jawab:
Diet Keto merupakan sebuah program pengatur makan dengan mengganti karbo dengan
lemak (asupan tinggi lemak dengan rendah karbohidrat). Hal ini akan merangsang
terjadinya gluconeogenesis dengan sumber dari lemak yaitu adalah gliserol. Gliserol yang
masuk ke dalam proses gluconeogenesis harus melewati beberapa langkah terlebih
dahulu agar dapat menjadi suatu bentuk molekul yang dapat diterima oleh proses
gluconeogenesis.
Pertama adalah dengan mengambil beberapa lemak dalam jaringan adipose hati yang
memiliki bentuk gliserol. Kemudian dengan katalisis dari enzim gliserol kinase serta
tambahan ATP. Gliserol diubah menjadi bentuk Gliserol Phosphate + ADP + H+.
Kemudian molekul tersebut diubah oleh katalisis enzim Gliserol Phosphate
Dehydrogenase dengan cara mengambil dua atom hidrid dari molekul Gliserol Phosphate
yang diberikan kepada unsur NAD+ untuk diubah menjadi NADH. Sehingga Gliserol
Phosphate tadi akan berubah menjadi DHAP (Dihidroksiaseton Fosfat) dan satu unsur
NADH. Hasil akhir inilah yang dapat masuk ke dalam proses gluconeogenesis. NADH
itu bisa langsung masuk ke dalam jalur nomor 7 dari gluconeogenesis dan berlanjut
melewati tahap selanjutnya yang akhirnya dapat menghasilkan glukosa yang kemudian
diedarkan ke sirkulasi darah untuk menstabilkan kadar gula dalam darah dan memberi
energy pada organ lain.
Hal yang terjadi pada metabolism karbohidrat juga terjadi pada metabolisme protein
sebagai sumber energy utama karena protein bukanlah unsur ideal yang dapat dijadikan
sebagai energy. Pertama, karena tubuh harus mengusahakan keadaaan tubuhnya tidak
mengalami penurunan kadar protein sebab protein adalah unsur yang sangat penting
dalam tubuh. Kedua, jika protein mengalami penurunan drastic dalam tubuh, maka
kesempatan tubuh untuk mengalami atrofi akan naik karena jika protein dalam tubuh
menurun secara drastic, maka protein pada membrane sel akan ikut mengikis yang dapat
menyebabkan kematian pada penderita.
Sehingga secara garis besar, dapat diasumsikan bahwa metabolism karbohidrat dan
protein sebagai sumber energy utama menurun. Sebaliknya, metabolism lemak sebagai
sumber energy utama akan naik.
Antioksidan adalah senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa ini dapat
menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara menghambat terjadinya
radikal atau mengikat radikal bebas.
Antioksidan enzimatik berarti enzim yang akan ditambahkan ke dalam produk untuk
mencegah atau menghambat terjadinya radikal. Enzim-enzim tersebut merupakan
metaloenzim yang aktivitasnya sangat tergantung adanya ion logam. Antioksidan
enzimatis dalam tubuh, yaitu:
• Katalase
Katalase merupakan enzim yang mengatalisis dismutase hidrogen peroksida (H2O2)
menjadi air dan oksigen. Enzim katalase memecah H2O2 menjadi H2O dan ½ O2. Enzim
ini berperan sebagai peroksidasi khusus dalam reaksi dekompisisi hidrogen peroksida
menjadi oksigen dan air. Enzim tersebut dapat mengoksidasi 1 molekul hidrogen
peroksida menjadi oksigen, selanjutnya enzim ini akan mereduksi molekul hydrogen
peroksida kedua menjadi air secara simultan.
Dibeberapa tahap terakhir ini, terjadi regenerasi dari oksaloasetat agar dapat menjalankan sikluks
krebs selanjutnya.
6. Succinate mengeluarkan dua atom hidrid-nya dan bergabung dengan FAD+ yang
akhirnya menghasilkan FADH2. Mempunyai hasil akhir yang merupakan Fumarate.
Hal ini dikatalisis dengan enzim Succinate Dehydrogenase.
7. Fumarate menerima asupan H2O sehingga membentuk unsur Malate. Proses ini
dikatalisis dengan enzim Fumarase.
8. Malate yang terbentuk akhirnya mengeluarkan unsur airnya dan bergabung dengan
unsur NAD+ menjadi NADH. Mengeluarkan satu atom hidrid bebas dan satu atom
oksida yang kemudian bergabung dengan hasil akhir yaitu adalah Oxaloacetate. Hal
ini dikatalisis dengan enzim Malate Dehydrogenase.
Maka, jumlah total dari net siklus krebs antara lain adalah:
4CO2, 6 NADH, 2 FADH2, 2 GTP, 4H+, dan 2 CoA
Jika ditanya berapa ATP yang dihasilkan maka:
NADH: 6 x 2,5 = 15 ATP
FADH2: 2 X 1,5 = 3 ATP
2 GTP = 2 ATP
Maka totalnya adalah 15 + 3 + 2 = 20 ATP
DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Edi Miyanto, M.Si., Apt., Glikolisis, 2014
2. Jhon Mendes, Journal of Experimental Biochemistry, Volume 2, Issue 1, 1 January 2011,
Pages 41-64
3. Yessana, Metabolism of Galactose, Fructose, and Amino Sugars, 2008
4. Kasmita Ranny, Glikogenesis, Fakultas Peternakan Universitas Hassanudin Makassar
2011
5. Lucie Marandel et al, Journal of Experimental Biology, 2016
6. Franks Dickens, Recent Advance in Knowledge of The Hexose Monophosphate Shunt,
2012.
7. J. Sathiva Jeeva, Enzymatic Antioxidants and It’s Role, 2016
8. McCommis KS et al, Mitochondrial Pyruvate Transport: A Historical Perspective and
Future Research Direction, 2015
9. F.L Breusch and J. Thomas, The Citric Acid Cycle, 2013