Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH METABOLISME ZAT GIZI

JALUR PENTOSA FOSFAT DAN JALUR ASAM URONAT

Oleh

KIKI RIZKI AMELIA MYEVA


NIM : 102214729
Dosen : Arlen Defitri Nazar, S.ST.M.Biomed

PROGRAM STUDI DIV GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2011
A. Jalur Pentosa Fosfat = HEXOSE MONOPHOSPHATE SHUNT ( HMP Shunt )

Pentosa merupakan gula monosakarida dengan lima atom karbon dalam satu molekul.
 Tujuan Lintasan Pentosa Fosfat:

1. Menghasilkan metabolit untuk sintesa karbohidrat Ribulosa 5 fosfat


2. Menghasilkan metabolit (pentosa) untuk sintesa senyawa fenol yang mudah
dioksidasi menjadi Quinon, membentuk polimer coklat bersifat racun. Pentosa juga
merupakan prekursor lignin.
3. Memproduksi NADPH sebagai koenzim yang sangat dibutuhkan dalam berbagai
reaksi metabolisme.
4. Menghasilkan Ribosa untuk sintesa asam nukleat dan berbagai koenzim

Jalur pentosa fosfat adalah jalur respirasi yang menghasilkan NADPH dan pentosa.
Terdapat dua fase yang berbeda, namun keduanya berada dalam jalur yang sama. Fase yang
pertama adalah fase oksidatif yang menghasilkan NADPH, dan fase kedua adalah fase non
oksidatif yang menghasilkan pentosa. Pada hewan, proses ini terjadi di sitosol, sedangkan
pada tumbuhan proses ini terjadi di plastida.
Jalur pentosa fosfat mengoksidasi glukosa 6 fosfat menjadi zat antara jalur glikolitik
dan dalam proses tersebut menghasilkan NADPH dan ribosa 5 fosfat untuk sintesis
nukleotida. NADPH digunakan untuk jalur reduktif, misalnya biosintesis asam lemak,
detoksifikasi obat oleh nooksigenase dan sistem pertahanan gluatation terhadap cedera yang
disebabkan oleh spesies oksigen reaktif (ROS).

 Reaksi Pada Jalur Pentosa Fosfat


Jalur pentosa fosfat dapat dibagi menjadi dua fase :
1. Fase Oksidatif

Pada fase pertama oksidatif dari jalur pentosa fosfat, glukosa 6 fosfat mengalami
dekarboksilasi oksidatif menjadi gula pentosa, ribulosa 5 fosfat. Enzim yang pertama pada
jalur ini glukosa 6 fosfat dehidrogenase (G6PD), mengoksidasi aldehida di CI dan mereduksi
NADP+ menjadi NADPH. Glukonolakton yang terbentuk dengan cepat mengalami hidrolisis
menjadi 6 fosfoglukonat suatu asam gula dengan sebuah gugus karboksil menggantikan
gugus aldehida di CI. Langkah oksidasi selanjutnya membebaskan gugus karboksil ini
sebagai CO2 dan kembali memindahkan elektron ke NADP+. Dalam bagian ini dari jalur
tersebut dihasilkan dua mol NADPH per mol glukosa 6 fosfat.
Pada fase oksidatif, dua molekul NADP+ direduksi menjadi NADPH dengan
memanfaatkan energi dari konversi glukosa-6-fosfat menjadi ribulosa 5-fosfat.
Urutannya sebagai berikut :
 Glucosa 6-fosfat + NADP+ → 6-fosfoglukono-delta-lakton + NADPH
 6-fosfoglukono-delta-lakton + H2O → 6-fosfoglukonat + H+
 6-fosfoglukonat + NADP+ → ribulosa 5-fosfat + NADPH + CO2

Oxidative phase of pentose phosphate pathway. glucose-6-phosphate (1), 6-


phosphoglucono-δ-lactone (2), 6-phosphogluconate (3), ribulose 5-phosphate (4).
Keterangan Gambar :
Glukosa 6-fosfat mengalami oksidasi menjadi 6-fosfoglukonolakton. Enzimnya adalah
++ ++
glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD). Reaksi ini memerlukan Mg atau Ca memakai
+
NADP dan menghasilkan NADPH. Insulin meningkatkan sintesis enzim ini.
Selanjutnya 6-fosfoglukonolakton diubah menjadi 6-fosfoglukonat. Reaksi ini juga
++ ++
memer-lukan Mg++, Mn atau Ca . Enzimnya glukono-lakton hidrolase. Satu molekul air
(H2O) terpakai, ikatan cincin terlepas.
6-fosfoglukonat selanjutnya mengalami dekarboksilasi dan berubah menjadi riboluse-5-
fosfat. Sebelum dekarboksilasi 6-fosfoglukonat dioksidasi menjadi semyawa antara 3-keto 6-
++ ++ ++ +
fosfoglukonat. Ion Mg , Mn atau Ca diperlukan. NADP bertindak sebagai hidrogen
ekseptor menjadi NADPH. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah 6-fosfoglukonat de-
+
hidrogenase. Aktivitas enzim ini tergantung adanya NADP . Seperti halnya enzim G6PD
enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase sintesisnya dirangsang oleh insulin.

2. Fase Nonoksidatif

Pada fase non oksidatif jalur pentosa fosfat, ribulosa 6 fosfat diubah menjadi ribosa 5
fosfat dan zat antara jalur glikolitik. Ribosa 5 fosfat menghasilkan gula untuk sintesis
nukleotida. Bagian dari jalur ini bersifat reversibel, oleh karena itu ribosa 5 fosfat juga dapat
dibentuk dari zat antara glikolisis. Salah satu enzim yang berperan dalam interkonversi gula-
gula ini transketolase dan menggunakan tiamin pirofosfat sebagai koenzim. Glukosa 6 fosfat
adalah substrat untuk jalur pentosa fosfat dan glikolisis.
Bagian nonoksidatif jalur pentosa terdiri dari serangkaian penyusunan ulang dan reaksi
pemindahan yang mengubah ribulosa 5 fosfat menjadi ribosa 5 fosfat dan xilulosa 5 fosfat
lalu menjadi zat antara pada jalur glikolitik. Enzim yang terlibat adalah epimerase, isomerase,
transketolase dan transaldolase.
Epimerase dan isomerase mengubah ribulosa 5 fosfat menjadi dua gula 5 karbon
lainnya. isomerase mengubah ribulosa 5 fosfat menjadi ribosa 5 fosfat. Epimerase mengubah
posisi stereokimia satu gugus OH, mengubah ribulosa 5 fosfat menjadi xilulosa 5 fosfat.
Transketolase memindahkan fragmen gula 2 karbon dan transaldolase memindahkan
fragmen 3 karbon ke gula lain. Transketolase mengambil 2 fragmen karbon dari xilulosa 5
fosfat dengan memutuskan ikatan karbon-karbon antara gugus keto dan karbon didekatnya
sehingga terjadi pembebasan gliseraldehida 3 fosfat.
Dua reaksi dalam jalur pentosa fosfat menggunakan transketolase. Pada reaksi pertama
fragmen keto 2 karbon dari xilulosa 5 fosfat dipindahkan ke ribosa 5 fosfat untuk membentuk
sedoheptulosa 7 fosfat, dan pada reaksi yang lain fragmen tersebut dipindahkan ke eritrosa 4
fosfat untuk membentuk fruktosa 6 fosfat.
Aktivitas transketolase dalam sel darah merah digunakan untuk mengukur status nutrisi
tiamin dan mendiagnosis adanya defisiensi tiamin.
Transaldolase memindahkan fragmen keto 3 karbon dari sedoheptulosa 7 fosfat ke
gliseraldehida 3 fosfat untuk membentuk eritrosa 4 fosfat dan fruktosa 6 fosfat. Pemutusan
aldol terjadi antara 2 karbon yang berdekatan dengan gugus keto. Fragmen 3 karbon yang
mengandung gugus keto dipindahkan ke aldehida gugus lain dan bukan dibebaskan.
Keterangan Gambar :

Selanjutnya Ribulosa 5-fosfat dapat menjadi dua substrat dari dua enzim yaitu:
1. Ribulosa 5-fosfat epimerase, yang membentuk suatu epimer pada karbon ketiga, yaitu xy-
lulose 5-fosfat (xylulose 5-phosphate).
2. Ribosa 5-fosfat ketoisomerase, yang merubah ribulosa 5-fosfat menjadi ribosa 5-fosfat.
Proses selanjutnya akan melibatkan suatu enzim transketolase, yang dapat memindah dua unit
karbon ( C1 dan C2 ) dari suatu ketosa pada aldehida dari aldosa.
++
Dalam reaksi ini diperlukan suatu koenzim, tiamin difosfat dan ion Mg . Dua karbon
dari xylulose 5-fosfat dipindah pada ribosa 5-fosfat, menghasilkan suatu ketosa dengan tujuh
karbon yaitu sedo-heptulosa 7-fosfat dan aldosa dengan tiga karbon gliseraldehida 3-fosfat.
Sedoheptulosa 7-fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat akan bereaksi dengan bantuan enzim
transaldolase dan membentuk fruktosa 6-fosfat dan eritrosa 4-fosfat.Dalam reaksi ini,
transaldolase memindah tiga karbon "active dihydroxy acetone" (C1-C3) dari keto dengan
tujuh karbon pada aldosa dengan tiga karbon.
Reaksi selanjutnya kembali melibatkan enzim transketolase, dimana xylulose 5-fosfat
menjadi donor "active glycoaldehyde" (C1-C2). Eritrosa 4-fosfat yang terbentuk dari reaksi
sebelumnya, akan bertindak sebagai akseptor (penerima) C1-C2. Reaksi ini memerlukan
++
tiamin dan ion Mg sebagai ko-enzim dan menghasilkan fruktosa 6-fosfat dan gliseralde-
hida 3-fosfat.
Agar glukosa dapat dioksidasi secara sempurna menjadi CO2, diperlukan enzim yang

dapat mengubah gliseraldehide 3-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat. Untuk ini diperlukan enzim
Embden-Meyerhof (glikolisis) yang bekerja kearah yang berlawanan. Selain itu, juga diper-
lukan enzim fruktosa 1,6-difosfatase. Enzim ini mengubah fruktosa 1,6-difosfat menjadi
fruktosa 6-fosfat.
Secara keseluruhan proses ini dapat dianggap suatu oksidasi tiga molekul glukosa 6-
fosfat menjadi tiga molekul CO2 dan tiga molekul pentosa fosfat. Tiga molekul pentosa fosfat

diubah menjadi dua molekul glukosa fosfat dan satu molekul gliseraldehida 3-fosfat. Karena
dua molekul gliseraldehide 3-fosfat dapat diubah menjadi satu molekul glukosa 6-fosfat me-
lalui jalur kebalikan glikolisis, maka HMP Shunt dapat dikatakan suatu oksidasi glukosa
sempurna.
Enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase mengontrol HMP Shunt. Enzim ini dapat
dihambat oleh NADPH. Reaksi yang dikatalisis enzim ini tidak akan berjalan apabila
NADPH tidak dipakai atau dengan kata lain konsentrasinya tidak menurun. Perlu diingat
bahwa produksi ribosa 5-fosfat tidak tergantung pada oksidasi glukosa, tapi dapat melewati
kebalikan jalur glikolisis.
NADPH yang terbentuk berguna dalam sintesis asam lemak, steroid dan sintesis asam
amino. Sintesis asam amino melalui glutamat dehidrogenase. Adanya lipogenesis yang aktif,
memerlukan NADPH, hal ini akan merangsang oksidasi glukosa lewat HMP Shunt. "Fed
state", suatu keadaan dimana seseorang baru saja makan, mungkin dapat menginduksi sinte-
sis enzim-enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan 6-fosfoglukonat dehidrogenase
Pada fase non oksidatif, jalurnya cukup rumit dan melibatkan banyak proses dan
molekul pentosa.
Urutannya sebagai berikut :

 Ribulosa 5 fosfat ribosa 5 fosfat


 Ribosa 5 fosfat xilulosa 5 fosfat
 xilulosa 5-fosfat + ribosa 5-fosfat → gliseraldehida 3-fosfat + sedoheptulosa 7-
fosfat
 sedoheptulosa 7-fosfat + gliseraldehida 3-fosfat → erithrosa 4-fosfat + fruktosa 6-
fosfat
 xilulosa 5-fosfat + erithrosa 4-fosfat → gliseraldehida 3-fosfat + fruktosa 6-fosfat

 Rute Pembentukan Ribosa 5 Fosfat

Ribosa 5 fosfat untuk sintesis purin dan pirimidin dapat dihasilkan dari zat antara jalur
glikolitik, serta dari fase oksidatif jalur pentosa fosfat. Untuk reaksi yang menghasilkan
ribosa 5 fosfat dari zat antara glikolisis adalah :
2 fruktosa 6 P + gliseraldehida 3 P 2 xilulosa 5 P + ribosa 5 P
2 xilulosa 5 P 2 ribulosa 5 P
2 ribulosa 5 P 2 ribosa 5 P
Untuk menghasilkan ribosa 5 fosfat dari jalur oksidatif :
Glukosa 6 P Ribulosa 5 P Ribosa 5 P
Ribosa 5 fosfat kemudian masuk kedalam jalur untuk sintesis nukleotida dan
tidak membentuk zat antara glikolisis.
Bagian oksidatif jalur pentosa hanya dapat berjalan apabila NADPH dioksidasi
kembali menjadi NADP+ oleh enzim yang memerlukan NADPH. Apabila keadaannya tidak
menguntungkan untuk reoksidasi NADPH, ribosa 5 fosfat masih dapat dibentuk melalui
pembalikan langkah nonoksidatif jalur pentosa fosfat, menggunakan zat antara glikolitik
sebagai prekusor.
 Peran Jalur Pentosa Fosfat Dalam Pembentukan NADPH
Pada umumnya, fase oksidatif jalur pentosa fosfat adalah sumber utama
NADPH dalam sel.
 NADPH menghasilkan ekuivalen reduksi untuk reaksi biosintetik dan
untuk reaksi oksidasi reduksi yang berperan dalam perlindungan terhadap
toksisitas spesies oksigen reaktif.
 Sistem pertahanan yang diperantarai oleh glutation tereduksi mungkin
merupakan penyebab mengapa jalur pentosa terdapat di semua jenis sel
yg berbeda
 NADPH juga digunakan untuk jalur anabolik, misalnya pembentukan
asam lemak, pembentukan kolesterol dan pemanjangan rantai asam
lemak.
 NADPH adalah sumber ekuivalen reduksi untuk hidroksilasi senyawa
aromatik, steroid, alkohol, dan obat sitokrom P450.
 NADPH adalah inhibitor produk yang kuat bagi glukosa 6 fosfat
dehidrogenase, enzim pertama dalam jalur tersebut.

NADPH dapat dihasilkan dari sejumlah reaksi di hati dan jaringan lain, tetapi tidak di
dalam sel darah merah. Misalnya pada jaringan yang memiliki mitokondria, transhidrogenase
yang memerlukan energi dan terletak dekat dengan kompleks rantai transpor elektron dapat
memindahkan ekuivalen reduksi dari NADPH ke NADP untuk menghasilkan NADPH.
Di pihak lain, NADPH tidak dapat dioksidasi secara langsung oleh rantai transpor
elektron, dan rasio NADPH terhadap NADP+ di dalam sel lebih besar daripada satu. Oleh
karena itu, potensial reduksi NADPH dapat ikut memenuhi kebutuhan energi untuk proses
biosintetik dan merupakan sumber daya pereduksi yang tetap bagi reaksi detoksifikasi.
HMP Shunt dalam eritrosit, hepar dan paru berguna sebagai penghasil suatu reduktor
(NADPH). NADPH dapat mereduksi glutation yang telah mengalami oksidasi ( G-S-S-G )
menjadi glutation yang tereduksi (2 G-SH). Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah glu-
tation reduktase. Selanjutnya glutation yang tereduksi dapat membebaskan eritrosit dari H2O2

dengan suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim glutation peroksidase.


2 G-SH + H2O2 → G-S-S-G + 2 H2O

Reaksi ini penting sebab penimbunan H2O2 memperpendek umur eritrosit. Telah

dibuktikan adanya korelasi terbalik antara aktivitas enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase
dengan fragilitas sel darah merah. Pada beberapa orang yang mengalami mutasi dimana
enzim ini berkurang, maka mereka akan lebih mudah mengalami hemolisis sel darah merah
apabila diberi suatu oksidan seperti primaquin, aspirin, sulfonamide.
HMP Shunt akan menghasilkan suatu pentosa untuk sintesis nukleotida dan asam
nukleat. Ribosa 5-fosfat akan bereaksi dengan ATP menjadi 5-fosforibosil-1-pirofosfat
(PRPP). Dalam otot enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan 6-fosfoglukonat
dehidrogenase hanya sedikit sekali, namun otot dapat membuat ribosa 5-fosfat, yaitu dengan
kebalikan HMP Shunt.
B. Jalur Asam Uronat ( THE URONIC ACID PATHWAY )

Selain dari jalur yang telah diterangkan di atas, glukosa 6-fosfat dapat diubah menjadi
asam glukoronat (glucoronic acid), asam askorbat (ascorbic acid) dan pentosa melalui suatu
jalur yang disebut "the uronic acid pathway"
Akan tetapi manusia, primata dan guinea pig tidak bisa membuat asam askorbat.
Karena kekurangan enzim tertentu, maka L-gulonat yang terbentuk tidak bisa diubah menjadi
L-asam askorbat. L-gulonat akan dioksidasi menjadi 3-keto-L-gulonat, yang kemudian
mengalami dekarboksilasi menjadi L-xylulose.
 Reaksi UDP-Glukosa

UDP glukosa adalah gula nukleotida aktif yang merupakan prekursor glikogen dan
laktosa, UDP glukuronat dan glukuronida dan rantai karbohidrat pada proteoglikan,
glikoprotein dan glikolipid. Dalam pembentukan banyak bagian karbohidrat dari senyawa ini,
terjadi pemindahan suatu gula dari gula nukleotida ke suatu alkohol untuk membentuk ikatan
glikosidat. Ikatan berenergi tinggi antara UDP dan gula tersebut menghasilkan energi untuk
membentuk ikatan baru. Enzim yang membentuk ikatan glikosidat adalah gula transferase.
Transferase juga berperan dalam pembentukan ikatan glikosidat dalam bilirubin glukuronida,
proteoglikan dan laktosa.
 UDP-Glukuronat

Pembentukan UDP-glkuronat berfungsi sebagai prekursor gula lain dan prekursor


glukuronida. Glukuronat terbentuk melalui oksidasi alkohol pada C6 glukosa menjadi suatu
asam oleh dehidrogenase dependen-NAD+. Glukuronat juga terdapat didalam makanan, dan
terbentuk dari penguraian inositol.
Glukuronat setelah terbentuk, dapat masuk kembali ke jalur metabolisme glukosa
melalui reaksi yang akhirnya mengubah glukuronat menjadi D-xilulosa 5-fosfat, suatu zat
antara pada jalur pentosa fosfat. Pada sebagian besar hewan menyusui selain manusia, zat
antara pada jalur ini adalah prekursor asam askorbat (vitamin C). Manusia tidak dapat
mensintesis vitamin C.
Reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut :

Glukosa-6fosfat akan diubah menjadi glukosa 1-fosfat. Glukosa 1-fosfat akan bereaksi
dengan UTP (uridin trifosfat) dan membentuk nukleotida aktif UDPG (uridin difosfat
glukosa). Selanjutnya UDPG akan mengalami oksidasi dua tahap pada atom karbon yang
keenam. Asam glukoronat (D-glucoronate) yang terbentuk oleh enzim yang tergantung pada
NADPH, direduksi menjadi L-gulonat. L-gulonat merupakan bahan baku untuk membuat
asam askorbat.
Pada manusia, primata dan guinea pig L-gulonat melalui 3-keto L-gulonat akan diubah
menjadi L-xylulose. D-xylulose merupakan bagian dari HMP Shunt. Untuk bisa masuk ke
dalam HMP Shunt, maka L-xylulose harus diubah dulu menjadi D-xylulose melalui silitol.
+
Dalam proses ini diperlukan NADPH dan NAD . Perubahan silitol menjadi D-silulosa
dikatalisis enzim silulosa reduktase. D-xylulose akan diubah menjadi D-xylulose 5-fosfat,
ATP bertindak sebagai donor fosfat.
Pada suatu penyakit yang menurun yang disebut "essential pentosuria" di dalam
urinnya banyak didapatkan L-xylulose, diperkirakan enzim yang mengkatalisis L-xylulose
menjadi silitol tidak ada pada penderita penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA

Dawn, Marks. 2000

Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

http:// pentosa-fosfat.com, dowload tanggal 12/03/2011

http:// Hexose-Monophosphate-Shunt, dowload tangga 12/03/2011

http:// asamuronat.com, dowload tanggal 12/03/2011

Anda mungkin juga menyukai