Anda di halaman 1dari 10

Nama : Anisa Septia Gestina

NIM : 1900102

Kelas : Pendidikan Biologi B 2019

Jalur Metabolisme Bakteri

Jalur Glikolisis (Embden-Meyerhof-Parnas/ EMP)

Glikolisis dikenal sebagai jalur EMP (Embden-Meyerhof-Parnas). Jalur EMP


merupakan metabolisme glukosa untuk menghasilkan ATP, NADH dan beberapa
prekusor biosintetik seperti 3-fosfogliserat atau piruvat. Jalur EMP dapat terjadi secara
anaerobik(jalur fermentasi) dan aerobik melalui konversi piruvat ke asetil coAdan
hungan dengan siklus TCA (tricarboxylic acids). Versi klasik dari jalur EMP terdapat di
bakteri dan eukariot. Jalur EMP terjadi disitoplasma sel. Jalur EMP terdiri dari dua fase
yaitu preparatory phase dan payoff phase. Preparatory phase dimulai dengan mengubah
glukosa menjadi glukosa-6-fosfat oleh enzim hexokinase glukokinase
menggunakanATP. Preparatory phase berakhir setelah fruktosa-1,6-bifosfat diubaholeh
aldolase menjadi gliseraldehid-3-fosfat dan dehidroksi aseton fosfat. Tahap selanjutnya
masuk dalam payoff phase yaitu gliseraldehid-3-fosfat diubah menjadi 1,3-
bisfosfogliserat yang berlanjut hingga menjadi piruvat
Jalur EMP (Embden Meyerhoff Parnas) disebut juga jalur heksosa bifosfat.
Pada jalur ini glukosa dipecah menjadi 2 piruvat. Jalur ini terjadi pada mikroorganisme
dan dalam keadaan anaerob. Pada jalur ini, glukosa dipecah menjadi 2 piruvat. Selain
itu, dalam proses ini juga terjadi pembentukan ikatan kaya energi pada tingkat nutrien
atau substrat. Jalur EMP terdiri atas 3 tahapan penting metabolisme, yaitu:

a. Tahap I, fosforilasi ganda heksosa

Dimulai dari fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6-fosfat dengan bantuan enzim
heksokinase. Glukosa 6-fosfat diisomerisasi menjadi fruktosa 6-fosfat dengan
bantuan fosfoglukoisomerase. Kemudian, fruktosa-6-fosfat difosforilasi
menjadifruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan fosfofruktokinase.

b. Tahap II, pemecahan heksosa bifosfat menjadi 2 triosa fosfat

Dimulai dari pemecahan fruktosa 1,6 bifosfat menjadi glieraldehid 3 fosfat (G3P)
dan dihidroksiaseton dengan bantuan aldolase. Dihidroksiaseton fosfat dapat
direduksi menjdai gliserol 3-fosfat dengan bantuan gliserol fosfat dehidrogenase
atau diisomerisasi menjadi G3P dengan bantuan triosa fosfat isomerase sehingga
menghasilkan 2 triosa fosfat (G3P).

c. Tahap III, defosforilasi triosa bifosfat menjadi energy dan piruvat.

Dimulai dari fosforilasi G3P oleh fosfat anorganik menjadi triosa bifosfat (1,3-
difosfogliserat) dengan bantuan G3P dehidrogenase. Proses ini menghasilkan
NADH sebagai sumber electron respirasi. 1,3-difosfogliseral didefosforilasi
menjadi 3-fosfogliserat dengan bantuan fosfogliserokinase. Gugus fosfatdimutasi
dari posisi 3 ke posisi 2, sehingga menghasilkan 2-fosfogliserat dengan bantuan
fosfogliserat mutase. Pembentukan ikatan rangkap (dehidrasi) antara atom C no 2
dan no 3, sehingga 2-fosfogliserat menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan
enolase. Keseluruhan reaksi pada jalur EMP terdapat beberapa reaksi yang
bersifat irreversible (tak dapat balik). Yaitu glukosa menjadi glukosa 6-fosfat,
fruktosa 1,6 bifosfat menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat, dan
fosfoenolpiruvat menjadi piruvat. Hasil akhir dari jalur EMP adalah 2 piruvat, 2
NADH, dan 2 ATP. Piruvat akan diproses lebih lanjut melalui siklus asam sitrat.
Pada jalur ini dihasilkan pula senyawa antara yang menjadi precursor untuk proses
biosintesis jalur EMP.
Jalur Entner-Doudoroff (ED)

Jalur Entner-Doudoroff (ED) adalah jalur metabolisme yang terutama terdapat


pada bakteri Gram-negatif , bakteri Gram-positif tertentu, dan archaea. Glukosa adalah
produk awal di jalur ED dan melalui serangkaian reaksi kimia yang dibantu enzim, ia
dikatabolisme menjadi piruvat . Entner dan Doudoroff (1952) dan MacGee dan
Doudoroff (1954) pertama kali melaporkan jalur ED pada bakteri Pseudomonas
saccharophila. Meskipun awalnya dianggap hanya sebagai alternatif untuk glikolisis
(EMP)dan jalur pentosa fosfat (PPP) , beberapa penelitian sekarang menunjukkan
bahwa peran asli dari EMP mungkin awalnya tentang anabolisme dan digunakan
kembali dari waktu ke waktu untuk katabolisme , yang berarti jalur ED mungkin jalur
yang lebih tua. Studi terbaru juga menunjukkan prevalensi jalur ED mungkin lebih luas
dari yang diperkirakan pertama dengan bukti yang mendukung keberadaan jalur di
cyanobacteria , pakis , alga , lumut , dan tumbuhan . Secara khusus, ada bukti langsung
bahwa Hordeum vulgare menggunakan jalur Entner – Doudoroff.

Pada lintasan ini, glukosa diubah menjadi 6-fosfoglukonat yang selanjutnya


didehidrasi menjadi 2–keto 3-deoksi 6-fosfoglukonat. Molekul ini dipecah menjadi
piruvat dan G3P. Hasil akhir pemecahan 1 molekul glukosa adalah 2 piruvat, 1 ATP dan
2 NAD(P)H. Reaksi ini dilakukan oleh beberapa jasad antara lain Pseudomonas spp.
Yang dapat membentuk alkohol dari gula lewat bagan ini. Pada setiap pemecahan 1 mol
glukosa dihasilkan juga 1 ATP, 1 NADH2 dan 1 NADPH2. Pada P. lindneri 2 asam
piruvat dipecah menjadi 2 etanol dan 2 CO2; sedang pada Pseudomonas yang lain 2
asam piruvat diubah menjadi 1 etanol, 1 asam laktat dan 1 CO2. Jalur ini ditemukan
di Pseudomonas dan genera terkait.

Jalur ini ditemukan pada pseudomonas. Dengan menggunakan substrat glukosa


tahap-tahap konversinya dapat dilihat digambar, maka akan terjadi tahap-tahap sebagai
berikut:

1. Oksidasi glukosa oleh ATP


2. Oksidasi gugus aldehida dari glukosa-6P menjadi 6-fosfoglukonat dan NADPH2
3. Dehidrasi dari 6-fosfoglukonat menjadi 2-keto-3-deoksi-6-fosfoglukonat
(KDPG)
4. Pemecahan KDPG oleh enzim KDPG aldolase menghasilkan piruvat dengan
gliseraldehida-3-fosfat
5. Triosa fosft selanjutnya masuk ke jalur glikolisis menjadi piruvat dan
memberikan 2 ATP dan 2 NADH2 per mol triosa fosfat

Bila 1 mol glukosa dikatabolisme melalui jalur ED dalam keadaan anaerob maka akan
dihasilkan 1 ATP.

Glikosa + ADP + Pi menjadi laktat atau etanol + 1 ATP

Jalur Heksosa Mono Fosfat (HMP)

Jalur heksosamonofosfat disebut juga dengan jalur fofsat pentosaatau jalur


fofsoglukonat. Jalur HMF dipengaruhi oleh konsentrasi NADP+ dan NADPH. Jalur
HMF terjadi di jaringan adiposa, liver,eritrosit, kelenjar adrenal dan kelenjar payudara.
Jalur HMF terdiri daridua fase yaitu fase oksidatif dan non-oksidatif. Fase oksidatif
dimulaidengan oksidasi glukosa-6-fosfat menjadi 6-fosfoglukono-δ-laktonoleh glukosa-
6-fosfat-dehidrogenase. Enzim ini bergnatung pasa NADP, dimana NADP+ menerima
elektron untuk membentuk NADPH + H+. Produk 6-fosfoglukono-δ-lakton dihidrolisis
menjadi 6-fosfoglukonat oleh enzim laktonase. 6 fosfo glukonat mengalami
dekarboksilasi dan oksidasi untuk membentuk D-ribulosa-5-fosfat dan menghasilkan
NADPH+ H+ kembali. Fase non-oksidatif melanjutkanfase oksidatif melalui
isomerisasi ribulosa-5-fosfat menjadi silulosa-5-fosfat oleh epimerase dan pada saat
bersamaan ribulosa-5-fosfatdikonversi menjadi ribosa-5-fosfat oleh enzim 5-fosfat-
ketoisomerase.Hasil dari jalur HMF adalah fruktosa-6-fosfat dan gliseraldehid-3-fosfat
yang selanjutnya digunakan untuk jalur metabolisme lain sepertiglikolisis dan Siklus
Krebs.

Reaksi ini berguna untuk membentuk gula pentosa, untuk keperluan biosintesis.
Reaksi berlangsung lewat gula C5, ribulosa 5-fosfat, yang merupakan prekursor gula
ribosa, deoksiribosa, komponen asam nukleat, asam amino aromatik, ensim, ATP,
NAD, FAD dan sebagainya. HMP tidak langsung menghasilkan energi, tetapi terutama
membentuk NADPH2.

Jalur Heksosa monofosfat ini juga disebut fosfoketolase. Jalur ini ditemukan di sebagian
besar organisme. Jalur ini bertanggung jawab untuk sintesis nukleotida

Pada jalur ini pertama-tama : glukosa akan dipecah menjadi ribulosa-5 P dengan reaksi
sebagai berikut:

3 Glukosa–6–P 3  Ribulosa-5-P + 3 CO2 + 6 NADPH2

Ribulosa merupakan senyawa monosakanida yang mengandung 5 atom C. Kemudian


ribulosa akan dipecah lebih lanjut menjadi:

3 Ribulosa-5-P  2 Fruktosa-6-P + /Gliseraldehid-3-P

Sehingga dan 2 persamaan reaksi tersebut reaksi totalnya adalah:

3 Glukosa-6-P  2 Fruktosa-6-P +/-Gliseraldehid-3-P + 3 CO2 + 6 NADPH 2

Ribulosa-5-P akan berkeseimbangan dengan senyawa 5 atom C yang lain yaitu Ribosa-
5-P dan Xilulosa-5-P. Senyawa pentose fosfatini merupakan precursor pembentukan
senyawan ukleotida dan asam nukleat. Sedangkan Fruktosa-6-P dapat masuk ke jalur
EMP atau jalur yang lain. Demikian juga Gliseraldehid-3-P akan masuk ke jalur
glikolisis. Secara lengkap jalur pentose fosfat dapat dilihat pada Gambar
Jalur Fosfoketolase (FK)

Jalur fosfoketolase merupakan jalur utama katabolisme


glukosa pada bakteri heterolaktik atau bakteri yang memproduksi asam laktat hetero
fermentatif seperti :

Leuconostoc,Lactobacillus,Streptococcus, Lactococcus, Pediococcus, Microbacteriu,


Bacillus, Acetobacter dan Kapang Rhizopus.

Pada bakteri heterolaktik, silulosa-5-fosfatfofsoketolase menjadi enzim utama


dari jalur fosfoketolase. Jalurfosfoketolase adalah cabang dari jalur HMF pada bakteri
yang tidakmemiliki enzim aldolase (memecah fruktosa 1,6-difosfat menjadi 2triose-
fosfat), enzim transaldolase dan transketolase.

Jalur FK hanya terjadi pada grup bakteri yang tergolong laktobasili


heterofermentatif. Jalur ini merupakan percabangan dari jalur HMF, karena bakteri ini
tidak mempunyai enzim aldolase yang dapat memecah fruktosa 1,6-difosfat menjadi
dua triose-fosfat dan tidak mempunyai enzim transaldolase dan transketolase yang
penting dalam jalur HMF. Pada jalur ini terlihat bahwa jika asetil-fosfat diubah menjadi
asetat, ikatan energi tinggi akan disimpan dan reaksi keseluruhan menghasilkan dua mol
ATP sebagai berikut :

Glukosa + 2 NADP+ + 2 ADP + Pi à piruvat + asetat + CO2 + NADH2 + 2


NADPH2 + 2 ATP

Glukosa + NAD+ + 2 NADP+ + 2 ATP

Jika asetil-fosfat diubah menjadi etanol, ikatan energi tinggi akan hilang dan hasil
keseluruhan adalah satu mol ATP per mol glukosa sebagai berikut :

Glukosa + NAD+ + ADP + Pi à piruvat + etanol + CO2 + NADH2 + ATP

Bakteri yang tergolong Zymomonas melakukan fermentasi glukosa dan


menghasilkan produk akhir seperti khamir yaitu dua molekul etanol dan dua molekul
CO2. Tetapi pada bakteri ini asam piruvat kemudian mengalami dekarboksila menjadi
asetaldehida, dan direduksi menjadi etanol. Dalam reaksi ini setengah dari jumlah asam
piruvat yang dihasilkan berasal dari oksida fosfogliseraldehida yang merupakan satu-
satunya reaksi menghasilkan ATP dalam jalur tersebut. Oleh karena itu jumlah ATP
yang dihasilkan adalah setengah dari jumlah ATP yang dihasilkan dalam fermentasi
oleh khamir.
Jalur Fotosintesis Bakteri Anoksigenik

Jalur Fotosintesis Bakteri Anoksinogenik


1. Energy in the form of sunlight
2. The light dependent reactions take place when the light excites a reaction
center, which donates an electron to another molecule and starts the electron
transport chain to produce ATP and NADPH.
3. Once NADPH has been produced, the Kreb’s cycle proceeds as in oxygenic
photosynthesis, turning CO2 into glucose.

Fotosintesis anoksigenik adalah proses fototrof mana energi cahaya ditangkap


dan diubah menjadi ATP, tanpa menghasilkan oksigen karena dalam proses tersebut
tidak digunakan air (H2O) sebagai sumber elektron. Terdapat beberapa kelompok
bakteri yang mengalami fotosintesis anoksigenik yaitu bakteri belerang hijau (green
sulfur bacteria; GSB), fototrof merah dan hijau membenang (FAP seperti
Chloroflexi), bakteri ungu, Acidobacteria, dan heliobacteria.
Pigmen yang digunakan untuk menjalankan fotosintesis anoksigenik mirip
seperti klorofil namun berbeda pada detail molekulernya serta panjang cahaya yang
diserapnya. Bakterioklorofil a hingga g menyerap foton elektromagnetik secara
maksimal di daerah inframerah-dekat dalam lingkungan membran alami mereka. Hal
ini berbeda dengan klorofil a, pigmen yang dominan pada tumbuhan dan sianobakteri,
yang memiliki panjang gelombang serapan puncak kira-kira 100 nanometer lebih
pendek (dalam bagian merah pada rentang spektrum sinar tampak).
Beberapa arkea (seperti Halobacterium) menangkap energi cahaya untuk
melaksanakan fungsi metabolismenya dan karena itu bersifat fototrof namun tidak
diketahui apakah dapat "memperbaiki" karbon (mis. dapat berfotosintesis). Alih-alih
sebagai reseptor tipe-klorofil dan rantai transpor elektron, protein seperti halorodopsin
menangkap energi cahaya dengan bantuan diterpena untuk menggerakkan ion
melawan gradien dan menghasilkan ATP melalui kemiosmosis seperti halnya
mitokondria. Ada 2 tipe utama rantai transfer elektron dalam fotosintesis anoksigenik
pada bakteri. Pusat reaksi tipe I ditemukan dalam GSB, Chloracidobacterium, dan
Heliobacteria sementara pusat reaksi tipe II ditemukan dalam FAP dan bakteri ungu.

Pusat Reaksi Tipe I


Rantai transpor elektron pada bakteri belerang hijau, seperti pada
Chlorobaculum tepidum, menggunakan pusat reaksi bakterioklorofil
(bacteriochlorophyll) P840. Saat cahaya diserap oleh pusat reaksi, P840 tereksitasi
dengan potensial reduksi yang besar dan mendonorkan elektron ke bakterioklorofil 663
yang menyalurkannya ke rantai transpor elektron. Elektron ditransfer melalui
serangkaian pembawa elektron dan kompleks sampai akhirnya digunakan untuk
mereduksi NAD+. Regenerasi P840 dilakukan dengan oksidasi ion sulfida dari hidrogen
sulfida (atau besi) oleh sitokrom c555.
Pusat Reaksi Tipe II
Pusat reaksi tipe II ini analog secara struktural dan sekuensial dengan fotosistem
II (PSII) pada tumbuhan hijau dan sianobakteri, tetapi tidak memiliki kompleks yang
termodifikasi untuk oksigen seperti PSII.
Bakteri ungu belerang menggunakan hidrogen sulfida (H2S) sebagai energi
reduksi dalam rangkaian fotosintesisnya, sedangkan bakteri ungu non-belerang tidak
menggunakan H2S sebagai energi reduksi karena bagi bakteri tersebut H2S bersifat
toksik. Proses fotolisis H2S maupun proses rantai transpor elektron pada bakteri ungu
non-belerang dimulai dengan penangkapan foton oleh pigmen bakteriofil P870.
Elektron yang tereksitasi dari P870 ditransfer ke bakteriofeofitin
(bacteriopheophytin) yang akan meneruskannya ke serangkaian pembawa elektron pada
rantai transpor elektron. Proses tersebut akan menghasilkan gradien elektrokimia yang
akan digunakan untuk mensintesis ATP melalui kemiosmosis. P870 harus direduksi
agar bisa digunakan kembali dalam proses selanjutnya. Hidrogen di lingkungan bakteri
biasanya menjadi pendonor elektron.

Anda mungkin juga menyukai