Anda di halaman 1dari 17

Nama : Dwi Ayu Komsiatun

NIM : 1308617008

Kelas : Biologi A 2017

JALUR METABOLISME KARBOHIDRAT PADA MIKROORGANISME

Metabolisme pada semua organisme pada prinsipnya memiliki kesamaan (Unity in


biochemeistry) namun ada beberapa perbedaan tergantung pada jenis organismenya.
Metabolisme mikroorganisme atau mikroba meliputi semua reaksi biokimia yang terjadi
dalam sel mikroba yang berperan penting dalam regenerasi energi dan metabolit.

 Macam-macam jalur metabolisme mikroba antara lain :

1. Jalur Embden - Meyerhof - Parnas (EMP)

Merupakan jalur glikolisis "klasik" yang ditemukan di hampir semua


organisme. Jalur EMP atau glikolisis ditemukan pada fungi, kebanyakan bakteri, yeast
dan manusia. Terdiri dari beberapa tahap, masing -masing dikatalis oleh enzim
tertentu. Jalur tersebut ditandai dengan pembentukan fruktosa disfosfat, dilanjutkan
dengan pemecahan fruktosa difosfat menjadi dua molekul gliseraldehida fosfat.
Reaksi ini dikatalis oleh enzim aldolase. Kemudian terjadi reaksi dehidrogenasi
gliseraldehida fosfat (fosfogliseraldehida) yang merupakan reaksi oksidasi yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Reaksi ini dikatalis oleh enzim gliseraldehida
fosfat dehidrogenase, hidrogen yang terlepas akan ditangkap oleh nikotinamida-adenin-
dinukleotida (NAD), membentuk NADH2.
Proses fermentasi dapat berlangsung terus jika NADH2 dapat dioksidasi
kembali pada tahap kedua fermentasi sehingga melepaskan atom hidrogen kembali. Jadi
NAD berfungsi sebagai pembawa hidrogen dalam proses fermentasi.
Energi yang dilepaskan selama oksidasi gliseraldehida fosfat cukup untuk
membentuk dua molekul ATP. Karena satu molekul glukosa menghasilkan dua molekul
gliseraldehida fosfat, maka seluruhnya dibentuk empat molekul ATP, tetapi karena dua
molekul ATP dibutuhkan untuk mengubah glukosa menjadi fruktosa difosfat, hanya
tinggal dua molekul ATP yang dapat digunakan untuk pertumbuhan setiap molekul
glukosa yang dipecah.
Reaksi keseluruhannya adalah sebagai berikut :

Glucose (C6) + 2ADP + 2Pi + 2NAD+ → 2 pyruvate (C3) + 2ATP + 2NADH + 2H+

(Waiter, Michel J. At all, 2001).

Jalur ini dapat beroperasi di bawah kondisi anaerobik atau aerobik dan terdiri
dari 10 enzim-katalis reaksi terletak di dalam matriks sitoplasma. Kunci pembeda
ketiga jalur lainnya (heksokinase, fosfofruktokinase dan kinase piruvat) yakni reaksi
terjadi secara reversibel. Sedangkan jalur EMP reaksinya yang terjadi yakni secara
irreversible.

2. Jalur Entner - Doudoroff (ED)


Jalur ED adalah jalur metabolisme yang relatif sedikit digunakan oleh
mikroorganisme yang tidak memiliki EMP jalur. Kebanyakan bakteri Gram-negatif,
termasuk spesies Azotobacter, Pseudomonas, Rhizobium, Xanthomonas dan
Zymomonas, tapi jarang dalam jamur. Jalur dimulai dengan pembentukan 6-
phosphogluconate, seperti di jalur PP. Meskipun kemudian mengalami dehidrasi,
bukan teroksidasi, untuk membentuk 2-okso-3-deoksi-6-phosphogluconate. Molekul
enam-karbon dipecah oleh Aldolase untuk membentuk dua senyawa C3,piruvat dan
GAP, dan terakhir juga dapat dikonversi menjadi piruvat. Secara keseluruhan, dari
glukosa setiap molekul dimetabolisme, pada jalur yang dapat menghasilkan dua
molekul piruvat, satu ATP, satu NADH dan satu NADPH, yang merupakan
hasil energi yang lebih rendah daripada jalur EMP. (Waiter, Michel J. At all, 2001).

Dalam jalur Entner - Doudoroff (ED) terbentuk suatu intermediat unit yaitu 2
keto-3-deoksi-6-fosfoglukonat (KDFG). Komponen ini akan dipecah oleh aldolase
menjadi dua triosavat dan gliseral-dehida-3-fosfat. Komponen yang terakhir ini
kemudian dapat masuk ke jalur EMP membentuk molekul piruvat yang
melepaskan dua mol ATP dan satu mol NADH + H+.

Reaksi ini dilakukan oleh beberapa jasad antara lain Pseudomonas spp. yang
dapat membentuk alkohol dari gula. Pada setiap pemecahan 1 mol glukosa dihasilkan
juga 1 ATP, 1 NADH2. Pada P. lindneri 2 asam piruvat dipecah menjadi 2 etanol dan
2 CO2. Sedangkan pada Pseudomonas yang lain 2 asam piruvat diubah menjadi 1
etanol, 1 asam laktat dan 1 CO2.

Reaksi seluruhnya dapat dituliskan sebagai berikut :


Glukosa + 2 (ADP + 2 NAD+ + Pi)  2 piruvat + NADP + H+ + NADH + H+
+ ATP
3. Jalur Heksosamonofosfat (HMF)
The fosfat pentosa (PP) atau jalur heksosa jalur monofosfat ditemukan di
banyak bakteri dan sebagian besar organisme eukariotik. Jalur ini seringkali
beroperasi pada waktu yang sama dengan jalur EMP. Dalam ragi, misalnya, 10-20%
glukosa (lebih selama pertumbuhan pesat) yang terdegradasi melalui jalur PP, dan
sisanya katabolisme dari jalur EMP. Jalur PP bisa berfungsi pada kondisi aerobik atau
anaerobik, baik katabolik maupun anabolik. Jalur ini sangat penting dalam
penyediaan NADPH, terutama untuk digunakan untuk langkah reduktif dalam proses
anabolik, intermediet untuk asam amino aromatik sintesis, terutama erythrose-4-
fosfat; pentosa, terutama ribosa untuk biosintesis asam nukleat, dan biosintesis
intermediet lainya. Gula pentosa seperti xylose juga dapat dikatabolisme melalui jalur
ini.
Jalur ini juga ditemukan disebagian besar organisme. Jalur ini bertanggung
jawab untuk sintesis nukleotida. Jalur heksosamonosfosfat (HMF) atau jalur pentosa
fosfat ditemukan pada berbagai mikroba seperti Leuconostoc. Jalur ini penting dalam
metabolisme jasad renik untuk menghasilkan pentosa yang diperlukan untuk sintesa
asam nukleat, beberapa asam amino aromatik dan vitamin, serta sebagai sumber
NADPH2 yang diperlukan untuk reaksi biosintesa. Jalur ini disebut juga siklus pentosa,
dimana tidak dihasilkan energi secara langsung, tetapi NADPH2 yang dibentuk
merupakan sumber energi potensial jika masuk ke dalam sistem transpor elektron.
Enzim yang berperan dalam jalur HMF adalah transaldolase dan transketolase.
Reaksi keseluruhan dapat dituliskan sebagai berikut :

Glukosa + 12 NADP+ + ATP à 6 CO2 + (NADPH + H+) + ADP + Pi


atau
3 glucose 6-phosphate (C6) + 6NADP+ + 3H2O → 2 fructose 6-phosphate (C6) +
glyceraldehyde 3-phosphate (C3) + 3CO2 + 6NADPH + 6H+
(Waiter, Michel J. At all, 2001).

4. Jalur Fosfoketolase (FK)


The phosphoketolase (PK) atau jalur Warburg-Dickens jalur metabolisme
yang ditemukan di beberapa bakteri asam laktat, terutama dari spesies Lactobacillus
dan Leuconostoc. Jalur ini melibatkan oksidasi dan dekarboksilasi glukosa 6-fosfat ke
pantat, seperti di jalur PP. RuMP yang berisomer dengan xylulose fosfat 5-(C5) dan
dibelah oleh phosphoketolase menjadi GAP (C2) dan asetil fosfat (C2). Pada akhirnya
dikonversike laktat dan kedua ke etanol. Jalur ini menghasilkan hanya setengahATP
dibandingkan dengan jalur EMP. Namun, tidak dimungkinkan pembentukan pentosa
dari heksosagula untuk sintesis asam nukleat dan katabolisme pentosa
(Waiter, Michel J. At all, 2001).
Jalur Fosfoketolase hanya terjadi pada grup bakteri yang tergolong laktobasili
heterofermentatif. Jalur ini merupakan percabangan dari jalur HMF, karena bakteri ini
tidak mempunyai enzim aldolase yang dapat memecah fruktosa 1,6-difosfat menjadi
dua triose-fosfat dan tidak mempunyai enzim transaldolase dan transketolase yang
penting dalam jalur HMF. Pada jalur ini terlihat bahwa jika asetil-fosfat diubah menjadi
asetat, ikatan energi tinggi akan disimpan dan reaksi keseluruhan menghasilkan dua
mol ATP sebagai berikut :

Glukosa + 2 NADP+ + 2 ADP + Pi  piruvat + asetat + CO2 + NADH2 +


2 NADPH2 + 2 ATP

Jika asetil-fosfat diubah menjadi etanol, ikatan energi tinggi akan hilang dan
hasil keseluruhan adalah satu mol ATP per mol glukosa sebagai berikut :
Glukosa + NAD+ + ADP + Pi à piruvat + etanol + CO2 + NADH2 + ATP

Bakteri yang tergolong Zygomonas melakukan fermentasi glukosa dan


menghasilkan produk akhir seperti khamir yaitu dua molekul etanol dan dua molekul
CO2. Tetapi pada bakteri ini asam piruvat kemudian mengalami dekarboksila menjadi
asetaldehida, dan direduksi menjadi etanol. Dalam reaksi ini setengah dari jumlah
asam piruvat yang dihasilkan berasal dari oksida fosfogliseraldehida yang merupakan
satu-satunya reaksi menghasilkan ATP dalam jalur tersebut. Oleh karena itu jumlah
ATP yang dihasilkan adalah setengah dari jumlah ATP yang dihasilkan dalam
fermentasi oleh khamir.
Keempat jalur tersebut mempunyai persamaan, yaitu memecah heksosa
(glukosa) menjadi triosa, yaitu gliseraldehid 3-fosfat (tetapi melalui jalur berbeda),
mengoksidasi triosa, menjadi asam triosa, yaitu piruvat. Hasil akhir adalah 2 piruvat,
2 NADH, 2 ATP.
 Respirasi
Respirasi merupakan proses terjadinya pembongkaran suatu zat makanan sehingga
menghasilkan energi yang diperlukan oleh mikroorgnisme tersebut. Jika oksigen yang
diperlukan dalam proses respirasi maka disebut respirasi aerob.Ada juga spesies bakteri yang
mampu melakukan respirasi tanpa adanya oksigen, maka peristiwa itu disebut respirasi
anaerob (dwidjoseputro D.,1981).
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa
secara sempurna menjadi CO2, H2O dan menghasilkan energi. Menurut penyelidikan energi
yang terlepas sebagai hasil pembakaran 1 grammol glukosa adalah 675 Kkal. Dalam respirasi
aerob, glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan reaksi kimianya dapat digambarkan sebagai
berikut:
C6H12O6 + 6 O2 —-> 6 CO2 + 12 H2O + 675 Kkal

Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhan itu. Banyak tahap reaksi yang
terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi tersebut dibedakan menjadi tiga
tahap yakni glikolisis, siklus kreb (the tricarboxylic acid cycle) dan tranfer elektron.
Untuk dapat hidup dan berkembangbiak, mikroba melakukan proses metabolisme.
Proses metabolisme dapat berlangsung bila mendapatkan energi yang di perlukan.
Pembentukan energi yang diperlukan bisa dengan fermentasi. Fermentasi mempunyai
pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang
bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan
biopolymer.
 Fermentasi Mikroba
Fermentasi adalah proses pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim mikroorganisme. Umumnya proses fermentasi dibedakan
atas fermentasi substrat padat (solid substrate fermentation) jika substratnya padat (daging,
beras, dan lain-lain), dan fermentasi substrat cair (liquid substrate fermentation) jika
substratnya cair (air kelapa, susu, sari buah, dan lain-lain). Penamaan proses fermentasi
didasarkan atas nama hasil akhir yang diperoleh melalui proses fermentasi, misalnya
fermentasi tempe berarti hasil akhirnya tempe. Jadi, suatu proses fermentasi dinamakan
sesuai hasil akhir yang diperoleh melalui proses fermentasi bukan berdasarkan substrat yang
digunakan pada proses fermentasi.
Fermentasi ditinjau dari segi biokimia merupakan metabolisme secara anaerob (tidak
membutuhkan oksigen) yang menggunakan senyawa organik (gula atau molekul organik lain)
baik sebagai donor maupun akseptor elektron. Energi ATP dihasilkan melalui fosforilasi pada
tingkat substrat. Beberapa bakteri yang bersifat fakultatif anaerob dapat melakukan proses
fermentasi apabila tidak tersedia O2 yang berfungsi sebagai akseptor elektron terakhir.
Namun, apabila terdapat oksigen, proses respirasi dapat dilakukan kembali oleh bakteri
tersebut. Sementara itu, fermentasi menurut istilah industri mikrobiologi, merupakan proses
mikroba apapun dalam skala besar tanpa memperhatikan proses biokimia yang terjadi pada
mikroba tersebut.
Peran mikroorganisme sangat penting dalam proses fermentasi. Mikroorganisme
tertentu memiliki enzim-enzim yang berguna dalam proses fermentasi. Setiap
mikroorganisme menghasilkan produk akhir fermentasi yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut dapat berupa hasil produk kimianya maupun hasil produk komersialnya (tempe, tape,
dan lain-lain). Perbedaan proses fermentasi dari mikroba tertentu dapat bermanfaat sebagai
penciri identifikasi dari mikroba tersebut. Contoh produk kimia yang dihasilkan dari proses
fermentasi di antaranya asam laktat (Streptococcus, Lactobacillus), alkohol (Zymomonas,
Saccharomyces), asam propionat (Propionibacterium), 2,3-butanediol (Enterobacter, Serratia,
Bacillus), dan asam butirat (Clostridium) (Harley & Prescott, 2002). Contoh produk
komersial yang dihasilkan dari beberapa jenis mikroba di antaranya tempe (Rhizopus oryzae),
tape (Chlamydomucor oryzae, Endomycopsis burtonii), dan cider/sari buah (Saccharomyces
cerevisiae) (Gandjar dkk. 1992).

SAKARIDA, MONOSAKARIDA, DISAKARIDA, POLISAKARIDA


Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen yang terdapat di alam. Karbohidarat berasal dari kata hidrat karbon yang berarti
senyawa antara karbon dan air sehingga dehidrasi sukrosa (C12H22O11) oleh asam sulfat
menghasilkan karbon.
Sebagian besar karbohidrat memiliki rumus empiris CH2O, misalnya glukosa
(C6H12O6). Senyawa ini diduga “hidrat dari karbon” yang artinya senyawa antara karbon dan
air sehingga disebut karbohidrat. Berdasarkan hidrolisisnya, karbohidrat digolongkan menjadi
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Sakarida adalah salah satu biomolekul yang paling penting di dunia, yang dikenal
sebagai karbohidrat, molekul ini bertanggung jawab untuk berbagai peran dalam semua
makhluk hidup, terutama dalam mengendalikan energi dalam sel serta menyediakan integritas
struktural. Selain itu, sakarida memberikan peran dalam sistem kekebalan tubuh,
pengembangan dan fertilisasi.
Molekul-molekul ini adalah bahan organik yang paling berlimpah di planet ini.
Mereka menyediakan tulang punggung dasar penyimpanan energi, fungsi sel bahan bakar dan
membuat proses metabolisme stabil. Selain itu, sakarida membentuk kerangka struktural
untuk asam ribonukleat (RNA) dan asam deoxoribonucleic (DNA) dengan dasar gula ribosa
dan deoksiribosa. Dinding sel bakteri dan tumbuhan terdiri dari biomolekul, menghasilkan
kelimpahan yang menyelimutinya. Karbohidrat ini memainkan peran kunci dalam
mengendalikan interaksi sel sendiri serta koleksi sel. Hal ini disebabkan oleh sakarida
memiliki kaitan ke protein dan lipid.
Sakarida terdiri dari dua senyawa dasar: aldehid dan keton, yang keduanya
mengandung gugus karbonil terdiri dari dua ikatan karbon dan atom oksigen. Aldehida
memiliki penambahan atom hidrogen, sedangkan keton ikatan dengan dua atom karbon
tambahan. Namun, ada bentuk-bentuk tambahan sakarida yang menampilkan ikatan kovalen
di mana elektron dibagi oleh oksigen dan hidrogen yang dikenal sebagai gugus hidroksil.
Ketika suatu senyawa untuk biomolekul ini dikumpulkan, itu dikenal sebagai monosakarida.
Contoh-contoh utama dari ini adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa.
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus
cincin. Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi gula
yang lebih sederhana. Berdasarkan gugus fungsinya, jenis monosakarida ada dua yaitu aldosa
yang memiliki gugus fungsi aldehid dan ketosa yang memiliki gugus fungsi keton.
Berdasarkan jumlah atom karbonnya, monosakarida terdiri dari triosa, tetrosa, pentosa, dan
heksosa.
Monosakarida biasanya tidak berwarna, berupa padatan kristal, larut dalam air dan
sulit larut dalam larutan nonpolar. Struktur monosakarida terdiri dari gugus aldehid atau
keton dengan dua atau lebih gugus hidroksil. Monosakarida yang memiliki gugus fungsional
aldehid disebut dengan aldosa sedangkan yang memiliki gugus keton disebut ketosa. Aldosa
paling sederhana adalah gliseraldehid yang terdiri dari tiga atom C sedangkan ketosa yang
paling sederhana adalah dihidroksiaseton. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat
di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa.
 Fungsi Monosakarida
Monosakarida memiliki banyak fungsi di dalam sel. Pertama dan terpenting,
monosakarida digunakan untuk memproduksi dan menyimpan energi. Sebagian besar
organisme menciptakan energi dengan memecah glukosa monosakarida, dan memanen energi
yang dilepaskan dari ikatan. Monosakarida lain digunakan untuk membentuk serat panjang,
yang dapat digunakan sebagai bentuk struktur seluler. Tumbuhan membuat selulosa untuk
melayani fungsi ini, sementara beberapa bakteri dapat menghasilkan dinding sel yang serupa
dari polisakarida yang sedikit berbeda. Bahkan sel-sel hewan mengelilingi diri mereka
dengan matriks kompleks polisakarida, semua terbuat dari monosakarida yang lebih kecil.

 Struktur Monosakarida
Semua monosakarida memiliki formula umum yang sama (CH2O)n, yang
menunjukkan molekul karbon sentral yang terikat pada dua hidrogen dan satu oksigen.
Oksigen juga akan berikatan dengan hidrogen, membentuk gugus hidroksil. Karena karbon
dapat membentuk 4 ikatan, beberapa molekul karbon ini dapat mengikat bersama. Salah satu
karbon dalam rantai akan membentuk ikatan rangkap dengan oksigen, yang disebut gugus
karbonil. Jika karbonil ini terjadi pada akhir rantai, monosakarida berada dalam keluarga
aldosa. Jika gugus karboksil berada di tengah rantai, monosakarida berada dalam keluarga
ketosa.
Gambar struktur diatas merupakan gambaran glukosa. Glukosa adalah salah satu
monosakarida paling umum di alam, yang digunakan oleh hampir setiap bentuk kehidupan.
Monosakarida sederhana ini terdiri dari 6 karbon. Karbon pertama adalah gugus karbonil.
Karena berada di ujung molekul, glukosa berada dalam keluarga aldosa. Biasanya,
monosakarida dengan lebih dari 5 karbon ada sebagai cincin dalam larutan air. Kelompok
hidroksil pada karbon kelima akan bereaksi dengan karbon pertama. Grup hidroksil
melepaskan atom hidrogennya ketika membentuk ikatan dengan karbon pertama. Oksigen
ikatan rangkap pada ikatan karbon pertama dengan hidrogen baru ketika ikatan kedua dengan
karbon terputus. Ini membentuk cincin karbon yang terhubung penuh dan stabil.
 Contoh - Contoh Monosakarida
a. Glukosa
Glukosa adalah monosakarida penting karena menyediakan energi dan struktur bagi
banyak organisme. Molekul glukosa dapat dipecah dalam glikolisis, memberikan energi dan
prekursor untuk respirasi sel. Jika suatu sel tidak membutuhkan energi lagi saat ini, glukosa
dapat disimpan dengan menggabungkannya dengan monosakarida lainnya. Tanaman
menyimpan rantai panjang ini sebagai pati, yang dapat dibongkar dan digunakan sebagai
energi nanti. Hewan menyimpan rantai glukosa dalam glikogen polisakarida, yang dapat
menyimpan banyak energi.
Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena memutar bidang
polarisasi ke kanan. Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, dan maltosa.
Glukosa dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut seperti pereaksi Tollens sehingga
sering disebut sebagai gula pereduksi.

b. Galaktosa

Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat


bebas di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu
gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika
dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam air.

c. Fruktosa

Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar bidang
polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di alam.

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosidik, ikatan kovalen yang terbentuk antara dua monosakarida melalui reaksi dehidrasi,
misalnya maltosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk melalui penyatuan dua molekul
glukosa. Juga dikenal sebagai gula malto. Maltosa merupakan bahan untuk pembuatan bir.
Laktosa, gula yang ditemukan dalam susu, merupakan disakarida lain, yang terdiri atas
sebuah molekul glukosa yang berikatan dengan sebuah molekul galaktosa. Disakarida yang
paling banyak di alam adalah sukrosa, yaitu gula yang sehari – hari kita konsumsi. Kedua
monomernya adalah glukosa dan fruktosa. Tumbuhan organ nonfotosintetik lainnya dalam
bentuk sukrosa.
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang
dihubungkan oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu
monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol disakarida akan
menghasilkan 2 mol monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di
alam.
Salah satu contoh reaksi pembentukan disakarida adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + C6H12O6 C12H22O12 + H2O
(monosakarida) (disakarida)
Dalam reaksi tersebut di atas terjadi pelepasan air. Beberapa jenis disakarida yang penting
adalah laktosa, sukrosa, dan maltosa.
a. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung
(amilum). Maltosa tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.

Struktur maltosa

Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit yaitu
menghubungkan C 1 dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-D-glukosa. Konfigurasi
ikatan glikosida pada maltosa selalu α karena maltosa terhidrolisis oleh α-glukosidase.
Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
b. Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal
dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.
Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkan α-D-glukosa dan β-D-
fruktosa. Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis daripada sukrosa. Jika
diperhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida)
dari glukosa maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk berikatan sehingga
keduanya tidak memiliki gugus hemiasetal. Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada
dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau keton sehingga sukrosa tidak dapat
dioksidasi.

c. Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi.
Laktosa tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan
oleh ikatan 1,4'-β.

Struktur laktosa

Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari
pencernaan, akan memberikan jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-
galaktosa. Apabila enzim ini kurang atau terganggu, bayi tidak dapat mencernakan susu.
Keadaan ini dikenal dengan penyakit galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
Polisakarida adalah senyawa dimana molekul-molekulnya mengandung banyak
satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glikosida, mempunyai massa molekul
tinggi dan tidak larut dalam air atau hanya membentuk emulsi saja. Hidrolisis lengkap akan
mengubah polisakarida menjadi monosakarida (heksosa). Glikogen dan amilum merupakan
polimer glukosa. Secara nomenklatur, polisakarida dibagi menjadi dua, yaitu
homopolisakarida dan heteropolisakarida. Polisakarida yang berfungsi sebagai bahan
makanan cadangan yaitu pati dan glikogen, sedangkan pembentuk struktur molekul yaitu
kitin dan selulosa.
Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida simpanan dan
polisakarida struktural. Polisakarida simpanan berfungsi sebagai materi cadangan yang ketika
dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi sel. $edangkan
polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau keseluruhan
organisme. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida
dan yang lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan
pengikat. Glikogen dan pati merupakan polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan
dan manusia sedangkan selulosa merupakan polisakarida strukural yang berFungsi sebagai
tulang semu bagi tumbuhan. Pati dan glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh
amilase, sedangkan selulosa tidak dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting
bagi manusia karena merupakan sumber serat dalam makanan manusia.
a. Pati
Pati merupakan senyawa cadangan pada tumbuhan yang terdiri atas unit glukosa. Pati
terdiri atas dua komponen homopolisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. Susunan
komponen tersebut dalam tumbuhan yaitu 10 – 30% amilosa dan 70 – 90%
amilopektin. Amilosa memiliki struktur rantai lurus yang terbentuk dari ikatan
glikosidik 1 - 4 antara molekul α-D-glukosa. Amilosa dapat membentuk struktur
heliks dimana rata-rata terdapat 8 molekul glukosa setiap putaran heliks. Amilosa
memiliki sifat sukar larut dalam medium air tetapi dapat membentuk suspensi miselar.
Jika dianalisis dengan menggunakan iodin, amilosa akan membentuk kompleks
berwarna biru.
b. Glikogen
Glikogen merupakan jenis polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan makanan
pada hewan. Komposisi glikogen dalam liver adalah 10% sedangkan dalam otot 1 –
2%. Struktur glikogen sama dengan amilopektin tetapi memiliki 8 – 12 cincin residu
pada cabang yang terikat pada 1→6. Analisis dengan larutan iodin akan memberikan
perubahan warna merah-violet.

c. Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel pelindung
seperti batang, dahan, daun dari tumbuhtumbuhan. Selulosa merupakan polimer yang
berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu molekul tunggal selulosa merupakan
polimer rantai lurus dari 1,4’-β-D-glukosa. Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam
air menghasilkan D-glukosa.
Sumber :

Dwidjoseputro D. 1981. Dasar - Dasar mikrobiologi. Jakarta; Djambatan.

Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi,
Institut Pertanian Bogor.

Lehninger, 2005. Dasar – Dasar Biokimia 1. Jakarta: Erlangga.

Waites, Michel J., Neil L. Morgan, John S. Rockey, Gary Higton. 2001. Industrial
microbiology: an introduction. London; blackwell science ltd.

Monosaccharidae ( https://biologydictionary.net/monosaccharide/ ) Diakses pada tanggal 11


Juni 2019

Metabolisme mikroba ( http://karuniacahayafajar.blogspot.com/2012/11/babi-pendahuluan-


mikroba-telah-lama-dan.html ) Diakses pada tanggal 8 Juni 2019.

Anda mungkin juga menyukai