Anda di halaman 1dari 9

1.

Fungsi amphibolik siklus asam sitrat

Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3kategori, yaitu :


a. Lintasan anabolik ( pembentukan)
b. Lintasan ktabolik ( pemecahan )
c. Lintasan amfibolik ( persimpangan)

Lintasan amfibolik ini memiliki lbh dr 1 fungsi dan terdapat pd prsimpangan


metabolisme shg bekerja sbg pnghubung antara lintasan anabolik adan kata
bolik. Semua hasil pencernaan brp monosakarida, as lemak, gliserol, asam amino,
diproses melalui lintasan metaboliknya masing masing menjd asetil koa yang
kemudian akan dioksidasi scr sempurna dlm siklus asam sitrat.

2. Jalur anaplerotik
Jalur anaplerotik merupakan jalr pembentukan senyawa inermediet suatu siklus
metabileme dari senyawa intermediet siklus lain.
Pada jantung dan oto skeleton
Salah satu reaksi anaplerotik juga dikatalisis oleh fosfoenolpiruvat karboksilase,
terjadi di dalam hati dan ginjal, dengan persamaan :
Fosfoenolpiruvat+CO2+GDP->Mn2+) Oksaloasetat GTP
Pada hati dan ginjal
Apabila siklus asam sitrat kekurangan oksaloasetat ataus etiap senyawa lainnya,
piruvat akan di-karboksilasi oleh CO2 untuk membentuk lebih banyak oksaloasetat
melalui kerja piruvat karboksilase sesuai reaksi
Pirivat + CO2 + ATP +H2O -> (Mg 2+) oksaloasetat +ADP + Pi + 2 H+
Piruvat karboksilase merupakan enzi pengatur. Kecepatan reksi ke kana yang
membentuk oksaloasetat amat rendah, kecuali asetil Ko-A, yang merupakan
modulator alosterik positifnya rendah. Jadi apabila asetil koa yng membawa bahan
bakar bagi siklus asam sitrt terdaapat dalam jumlah berlebih, molekul ini akan
merangsang reaksi piruvat karboksilase untuk menghasilkan lbh banyak
oksaloasetat, jadi memungkinkan siklus ini untuk menggunakan lbh banyak asetil
koa dlm reaksi sutrat sintase.
Piruvat juga bisa diubah menjadi malat yang selanjutnya diubah menjadi
oksaloasetat dengan antuan enzim malat dehidrogenase
3. Jalur pentosa fofat
Jalur pentosa fosfat merupakan prose pengubahan glukosa menjadi gula berkarbon 5
(gul pentosa) dengan menghsilakan NADPH. Jaulr ini juga dosebut dengan nama jalur
fosfoglukonat dan jalur heksosa monofosfat. Ada 2 fase jalur pentosa fosfat yatu fase
oksidatif dan fase isomerisasi
a. Fase oksidatif
1. Glukosa 6-fosfat (dari proses fosforilasi oleh enzim heksokinase) menglami
dehidrogenasi oleh enzim glukosa 6-fosfatdehidrogense. Proses ini mengubah
NADP+ menjadi NADPH dan menghasilkan 6-fosfoglukonolakton
2. 6-fosfoglukonolakton selanjutnya diubah menjadi 6-fosfoglukonat yang
dikatalisis oleh enzim laktonase.
3. 6-fosfoglukonat lalu mengalami dehidrogensi dan dekarboksilasi oleh enzim
6-fosoglukonat dehidrogenase membentuk ketopentosa ribulosa-5-fosfat.
Tahap ini menghasilkan molekul NADPH yang kedua dan melepas CO2.
4. ribulosa-5-fosfat kemudian diubah menjadi ribosa-5-fosfat (gula berkarbon 5)
oleh enzim fosfopentosa isomerase.
Hasil akhir fase oksidatif ini yaitu produksi NADPH untuk reaksi-reaksi biosintetik
yang bersifat reduktif di dalam sitoplasma ekstramitokondria dan produksi ribosa-5-
fosfat sebagi pemula sintesis nukleotida.
Persamaan reaksi total untuk fase ini yaitu

b. fase isomerisasi
fase ini terjadi pada jaringan yang sangat membutuhkn NADPH, karena pada
tahap ini tidak dihasilkan gula pentosa. Ribosa-5-fosfat dari fase oksodatif akan
segera diubah menjadi glukosa-6-fosfat sehungga hanya akan mengahsilkan
NADPH saja. Tahapannya yaitu :
1. riboa-6-fosfat diubah menjadi xilulosa-5-fosfat oelh enzim ribosa-5-fosfat
epimerase.
2. Xilulosa-5-fosfat diubah mjd glukosa-6-fosfat dengan bantuan 2 enzim yaitu
transketolase dan transaldolase.
Transketolase bertanggungjawab pada proses pemotongan 2 buah atom
karbon dari xilulosa-5-fosfat dan menambahkan 2 atom karbon trsebut
pada ribosa-6-fosfat menghasilkan gliseraldehid-3fosfat dan
sedoheptulosa-7-fosfat
Transaldolase mengkatalisis pemotongan 3 atom karbon dari
sedohepulosa-7-fosfat dan menambahkan 3 atom karbon tsb pada G3P
menghasilkan eritrosa-4-fosfat dan fruktosa-6-fosfat
Hasil akhir dari proses ini adalah molekul-molekul gula dengan jumlah atom
karbon yang bervariasi dan dapat menjadi intermediett berbagai proses.

4. Siklus glioksilat
Siklus asam sitrat di dalam sel dapat bekerja dengan 2 cara : (1) siklus dapat
elaksanakn reaksi reaksi baku bagi oksidasi asetil koa menjadi CO2 seperti
kebanyakan jaringan, dan (2) bekerjadalam suatu modifikasi khusus yg disebut siklus
glioksilat. Persamaan keseluruhan reaski glioksilat yaitu :
2 asetil-S- koa + NAD+ + 2H2O -> suksinat + 2 KoA SH +NADH + 3H+
Ada 2 tahap reaksi utama padasiklus glioksilat yaitu
1. Pemecahan isositrat
Asetil KoA berkondensasi dgn oksaloasetat membentuk sitrat. Pemecahan
isositrat tdk tjd melalui reaksi isositrat dehidrogenase yg biasa, ttp dikatalisis oleh
enzim isositrat liase membentuk suksinat dan glioksilat
2. Pe,bentukan malat.
Glioksiat dari tahap sebelumnya, berkondensasi dengan asetil kOa menghasilkan
malat DENGAN aktivitas malat sintase. Malat lalu mengalami dehidrogenase
enjadi oksaloa setat, yang dapat berkondensasi dgn molekul asetil koa yg lain
untuk memebentuk putara siklus selajutnya.
Pada setiap putaran silus glioksilat, 2 molekul asetil koa masuk dan dan satu molekul
suksinat dibentuk, ini dipergunaakn untuk tujuan biosintetik. Suksinatdapat diubah
mnjd fumarat, dan malat dapat diubah mnjd oksaloasetat.
5. Hitung berapa energi (kkal) yang dihasilkan dari 10 molekul sukrosa + 5 molekul
laktosa
1 NADH = 1,5 ATP
1 ATP = 7,3 kkal

Sukrosa = fruktosa + glukosa


Laktosa= galaktosa+ glukosa

Anda mungkin juga menyukai