Anda di halaman 1dari 7

SIKLUS ASAM SITRAT: KATABOLISME ASETIL-KOA

Siklus asam sitrat ( siklus Krebs, siklus asam trikarboksilat ) adalah serangkaian reaksi di
mitokondria yang mengoksidas gugu asetil pada asetil-KoA dan mereduksi koenzim yang ter-
reoksidasi melalui rantai transfer electron yang berhubungan dengan pembentukan ATP
Siklus asam sitrat adalah jalur bersama terakhir untuk oksidasi karbohidrat, lipid, dan
protein karena glukosa, asam lemak dan sebagian besar asam amino dimetabolisme menjadi
asetil-KoA atau zat-zat antara siklus ini. Siklus ini juga berperan sentral dalam glukoneogenesis,
lipogenesis, dan interkonversi asam-asam amino. Banyak proses ini berlangsung disebagian
besar jaringan, tetapi hati adalah satu-satunya jaringan temoat semuanya berlangsung dengan
tingkat yang signifikan. Jadi, akibat yang timbul dapat parah jika, contohnya, sejumlah besar sel
hati rusak, seperti pada hepatitis akut atau diganti oleh jaringan ikat ( serosis ). Beberapa defek
genetic pada enzim-enzim siklus asam sitrat yang pernah dilaporkan menyebabkan kerusakan
saraf berat karena terganggunya pembentukan ATP di sistem saraf pusat.
SIKLUS ASAM SITRAT MENGHASILKAN SUBSTRAT UNTUK RANTAI
RESPIRATORIK
Siklus diawali dengan reaksi antara gugus asetil pada asetil-KoA dan asam dikarboksilat empat-
karbon oksaloasetat yang membentuk asam trikarboksilat enam-karbon, yaitu sitrat. Pada reaksi-
reaksi berikutnya, terjadi pembebasan dua molekul CO
2
dan pembentukan ulang oksaloasetat (
Gambar 17-1). Hanya sejumlah kecil oksaloasetat yang dibutuhkan untuk mengoksidasi asetil-
KoA dalam jumlah besar, senyawa ini daoat dianggap memiliki peran katalitik.
Siklus asam sitrat adalah bagian integral dari proses menyediakan energy dalam jumlah
besar yang dibebaskan selama oksidasi bahan bakar terjadi. Selama oksidasi asetil-KoA,
koenzim-koenzim mengalami reduksi dan kemudian direoksidasi di rantai respiratorik yang
dikaitkan dengan pembentukan ATP ( fosforilasi oksidatif, Gambar 17-2 ). Proses ini bersifat
aeorob yang memerlukan oksigen sebagai oksidan terakhir dari koenzim-koenzim yang
tereduksi. Enzim-enzim pada siklus asam sitrat terletak pada membrane dalam mitokondria serta
membrane Krista, tempat enzim-enzim rantai respiratorik berada.
REAKSI SIKLUS ASAM SITRAT MEMBEBASAKAN EKUIVALEN PEREDUKSI &
CO
2

Reaksi awal antara asetil-KoA dan oksaloasetat untuk membentuk sitrat dikatalis oleh sitrat
sintase yang membetuk ikatan karbon-ke-karbon antar karbon metal pada asetil-KoA dan karbon
karbonil pada oksaloasetat ( Gambar 17-3). Ikatan tioester pada sitril-KoA yang terbentuk
mengalami hidrolisis dan membebaskan sitrat dan KoASH-suatu reaksi eksotermik.

Sitrat mengalami isomeriasi menjadi isositrat oleh enzim akonitase ( akonitat hidratse )
reaksi ini terjadu dalam dua tahap: dehidrasi menjadi cis-akonitrat dan rehidrasi menjadi
isositrat. Meskipun sitrat adalah suatu molekul simestri , namun akonitase berekasi dengan sitrat
secar asemetris sehingga dua atom karbon yan lenyap dalam reaksi, reaksi berikunya pada siklus
bukanlah atom karbon yang ditambahkan dari asetil-KoA. Perilaku asimetris ini terjadi karena
channeling- pemindahan produksitrat asam sitrat sintase secar langsung ke bagian aktif
akonitase, tanpa memasuuki laarutan bebas. Hal ini menghasilkan integrasi aktivitas siklus asam
sitrat dan penyediaan sitrat di sitosol sebagai sumber asetil-KoA untuk sintesi lemak. Racun
fluroasetat bersifat toksik karena fluroasetil-KoA berkondensasi denagan oksaloasetat untuk
membentuk flurositrat yang menghambat akonitase sehingga terjadi penimbunan sitrat.
Isositrat dehidrogenasi yang dikatalis oleh isositrat dehidrogenase yang membentuk,
oksalosuksinat pada awalnya, yang tetap terikat pada enzim dan mengalami dekarboksilasi
menjadi -ketoglutarat. Dekarboksilasi ini memerlukan ion Mg
++
atau Mn
++
. Terdapt tiga
isoenzimisositrat dehidrogenase. Salh satunya yang menggunakan NAD
+,
hanya terdapat di
mitokondria. Dua lainnya menggunakan NADP
+
dan ditemukan di mitokondriaa dan sitosol.
Oksdidasi isositrat terkait-rantai enzim yang deoenden-NAD
+

-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif dalam suatu rekasi yang dikatalis oleh suatu
kompleks multi-enzim yang mirip dengan kompleks multienzim yang berperan dalam dekarboksilasi
okidatif. Kompleks -ketoglutarat dehidrogenase memerlukan kofaktor yang sam denagn kofaktor
yang diperlukan kompleks piruvat dehidrogenase-timin difosfat, lipoat NAD+, FAD, dan KoA
serta menyebabkan terbentuknya suksinil KoA sehingga secara fisiologis rraski ini harus
dianggap berjalan satu arah. Seperti halnya oksidasi piruvat arsenit menghambat rekasi ini yang
menyebabkan akumulasi substrat yaitu -ketoglutarat.
Suksinal-KoA diubah menjadi duksinat oleh enzim suksinat tiokinase ( suksinil-KoA
sinetase). Reaksi ini adalah satu-satunya contoh fosforilasi tingkat substrat dalm siklus asam
sitrat. Jaringan tempat terjadinya glukoneogensis mengandung dua isoenzim suksinat tirokinase,
satu spesifik untuk GDP dan yang lain untuk ADP. GTP yang terbentuk digunakan untuk
glukoneogenesis dan menghasilkan hubungan regulatorik antara aktivitas siklus asam sitrat dan
penghentian oksaloasetat untuk glukoneogenesis.jaringan non-glukoneogenik hanya memiliki
isoenzim yang mengguinakan ADP.
Metabolism suksinat yang menybabkan terbentuknya oksaloasetat memiliki trangkain
reaksi kimia yang sama seperti yang terjadi pada oksidasi- asam lemak;dehidrogenasi untuk
membentuk ikatan rangkap karbon-ke0karbon, penambahan air untuk membentuk gugus
hidroksil dan dehidrogenasi lebih lanjut untuk menghasilkan gugus okso pada oksaloasetat.
Reaksi dehidrogenasi pertama yang membentuk fumarat dikatalisis oleh suksinat
dehidrogenase yang terikat oada permukaan dalam membrane mitokondria . enzim
ininmengandung FAD dan protein besi-sulfur( Fe:S ) dan secar langsung mereduksi ubikuinon
dalam transfor electron. Fumarase ( fumarat hidratse ) mengatalisis perubahan air pada ikatan
lengkap fumarat sehingga malat dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+ .
meskipun keseimbangan reaksi ini jauh menguntungkan malat, namun aliran netto reaksi tersebut
adalah ke oksaloasetat karena oksaloasetat terus dikeluarkan (untuk membentuk asam sitrat,
sebagai substrat glukoneogensis, atau mengalami transaminasi menjadi aspartat ) serta
reoksidasi NADH terjadi secar kontinu.
SATU PUTARAN SIKLUS ASAM SITRAT MENGHASILKAN DUA BELAS ATP
Akibat oksidasi yang dikatalis oleh berbagai dehidrogenase pada siklus asam sitrat, dihasilkan
tiga mileku; tiga molekul NADH dan satu FADH2 untuk setiap molekul asetil-KoA yang
dikatabolisme oer satu kali putaran siklus. Ekuivalen pereduksi ini dipindahkan ke rantai
respiratorik Gambar 13-3 ) tempat reoksidasi masing-masing NADH menghasilkan pembentukan
3 ATP, dan FADH -2 ATP. Selain itu, terbentuk 1 ATP ( atau GTP) melalui fosforilasi tingkat-
substrat yang dikatalis oleh suksinat tiokinase.

SIKLUS ASAM SITRAT BERPERAN PENTING DALAM METABOLISME
Siklus asam sitrat tidak saja merupakan jalur untuk oksidasi unit denagn dua karbon, tetapi juga
merupakan jalur utama untuk pertukaran berbagai metabolit yang bersal dari transaminasi dan
deaminasi asam amino, serta menghasilkan substrat untuk sintesis asam amino melalui
transaminasi, serta untuk glukoneogenesis dan sintesis asam lemak. Karena fungsinya dalam
proses oksidatif dan sintesis, siklus ini bersifat amfibolik.

Siklus Asam Sitrat Ikut Serta dalam Glukoneogenesis , Transaminasi, dan Deaminasi
Semua zat antar pada siklus berpotensi glukogenik karena menhasilkan glukosa ( didalm ginjal
dan hati, organ yang melaksankan glukoneogenesis ). Enzim kunci yang megatalisis pemindahan
netto keluar siklus untuk menuju glukoneogenesis adalah fosfoenolpiruvat karboksikinase yang
mengtalisis dekarboksilasi oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat denagn GTP yang bekerja
sebagai donor fosfot.
Pemindahan netto kedalam siklus terjadi melalui beberapa reaksi. Diantara berbagai
reaski anaplerotik tersebut, yang terpenting adalah pembentukan oksaloasetat melaui karboksilasi
piruvat yang dikatalisis oleh piruvat karboksilase. Reaksi ini penting dalam mempertahankan
konsentrasi oksaloasetat yang memadai untuk reaksi kondensasi dengan asetil-KoA. Jadi terjadi
penimbunan asetil-KoA, zat ini akan berfungsi sebagai aksivator alosterik piruvat karbolsilase
dan inhibitor piruvat dehidrogenase sehingga paokan oksaloasetat terjamin. Laktat, suatu substart
penting untuk glukoneogenesis , memasuki siklus melaui iksidasi nenjadi piruvat dan kemudian
mengalami karboksilasi menjadi oksalaoasetat.
Reaksi-reaksi aminotranferase (transaminase) merupakan piruvat dari alanin,
oksalaoasetat dari aspartat dan -ketoglutarat dari glutamate. Karena reaskis-reaksi ini bersifat
reversible, siklus asam sitrat juga berfungsi sebagi sumber rangka karbon untuk membentuk
asam-asam amino berperan dalam glukoneogenesis karena rangka karbonya menghasilkan zat-
zat antara siklus sitrat. Alanin, sistein, glisin, dehidroksiprolin, serin, treonin, dan troptofan
menghasilkan piruvat, arginin, hsitidin, glutamine, prolin menghasilkan -ketoglutarat; isoleusin,
metionin dan valin menghasilkan suksinil-KoA tirosin dan fenialanin menghasilkan fumarat.(
gambar 17-4).

Siklus Asam Sitrat Ikut Serta dalam Sintesis Asam Lemak
Asetil-KoA yang dibentuk dari piruvat oleh kerja piruvat dehidrogenase adalah substrat utama
untuk sinsetis asam lemak rantai-panjang pada hewan bukan pemamah biak. Piruvat
dehidrogenase adalah suatu enzim mitokondria, dan sintesis asam lemak NAD+, yang
selanjutnya, karena keterkaitan erat antara oksidasi dn fosforilasi bergantung pada ketersediaan
ADP dan pada akhirnya bergantung pada kecepatan pemakain ATP dalam reaksi kimia dan kerja
fsisk. Selain itu, masing-masing enzim dalam siklus dalam tersebut juga diatur. Tempat
pengaturan yang paling mungkin adalah reaski tak seimbang yang dikatalisi oleh piruvat
dehidrogenase, sitrat sintase, iso sitrat dehidrogenase, dan -ketoglutaratdehidrogenase. Berbagai
dehidrogenase diaktifkan oleh Ca
2+
yang meningkat konsentrasinya selama kontraksi otot dan
sekresi, saat terjadi peningkatan kebutuhan energy. Di jaringan seperti otak, yang sangat
bergantung pada karbohidrat untuk memperoleh asetil-KoA, control siklus asam sitrat dapat
terjadi piruvat dehidrogenase. Beberapa enzim berespon terhadap status energy seperti
diperlihatkan oleh rasio [ATP]/[ADP] dan [NADH]/[NAD
+
]. Oleh sebab itu, terjadi inhibisi
alosterik sitrat sintase oleh ATP dan asetil-KoA lemak rantai-panjang. Aktivasi alosterik isostrat
dehidrogenase dpenden-NAD mitokondria oleh ADP dilawan oleh ATP dan NADH. Kompleks
-ketoglutarat dehidrogenase diatur dengan cara yang sam seperti piruvat dehidrogenase (
Gambar 18-6). Suksinat dehidrogenase dihambat oleh oksaloasetat, dan ketersediaan
oksaloasetat seperti dikontrol oleh malat dehirogenase, bergantung pada rasio [NADH]/[NAD
+
].
Karena K
m
untuk oksaloasetat pada sitrat sintase setara denagn konsentrasi intramitokondria,
konsentrasi oksaloasetatagaknya mengontrol laju pembentukan sitrat.

Anda mungkin juga menyukai