Anda di halaman 1dari 18

Disusun oleh :

Hamsyariyah, S.Ked
FAB117 003

Pembimbing:
dr. Ricka Brillianty Zaluchu, Sp.KF

SMF KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RSUD DR. DORIS SYLVANUS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
Toksikologi -> ilmu khusus yang
mempelajari tentang:
Sumber, sifat, dan khasiat racun
Gejala keracunan
Pengobatan pada keracunan
Kelainan yang didapatkan pada
korban meninggal
Racun -> zat yang bekerja pada tubuh secara
kimiawi dan secara faali, dalam dosis toksik
menyebabkan gangguan fungsi tubuh->
penyakit atau kematian.

Racun masuk ke dalam tubuh melalui


inhalasi, peroral, maupun parenteral,
penyerapan melalui kulit yang sehat atau
sakit, atau dapat pula melalui anus atau
vagina.
Racun yang masuk ke dalam tubuh racun dapat
bereaksi secara lokal, sistemik atau keduanya.

Racun yang bekerja secara lokal, menimbulkan rasa


nyeri yang hebat, tidak jarang disertai dengan
perforasi.

Racun yang bekerja secara sistemik, masuk ke dalam


darah -> penekanan pusat nafas -> kematian.

Zat toksik yang menyebabkan reaksi sistemik yaitu


narkotika, barbiturat, alkohol, digitalis, asam oksalat,
karbon monoksida, sianida, dan intektisida golongan
chlorinated hydrocarbon
Sianida -> bahan kimia yang mengandung
gugus cyan (CN) yang terdiri dari sebuah
karbon atom yang terikat ganda tiga
dengan sebuah atom nitrogen.
Sianida dapat berbentuk gas, cair, atau
padat.
Efek dari sianida ini sangat cepat dan
dapat mengakibatkan kematian dalam
jangka waktu beberapa menit.
Dalam pemeriksaan forensik, diagnosis
keracunan sianida pada orang hidup
tergantung dari :
1. Riwayat kontak
2. Terdapat kecurigaan sumber racun sianida
3. Gejala dan tanda

Pada postmortem, berdasarkan pemeriksaan


dari jaringan-jaringan yang dilalui oleh sianida
sesuai dengan rute masuknya ke dalam
tubuh.
Hidrogen Sianida (HCN)/Asam hidrosianik dan
asam prussik -> cairan atau gas yang tidak
berwarna atau biru pucat pada suhu kamar
dengan bau seperti almond.
Sodium Sianida/Asam hidrosianik, sodium ->
bubuk kristal putih dengan bau seperti almond.
Potasium Sianida (KCN)/Asam hidrosianik,
garampotasium -> bahan padat berwarna putih
dengan bau sianida yang khas.
Kalsium Sianida (Ca(CN)2)/Calsid atau calsyan ->
bahan padat kristal berwarna putih. Dalam bentuk
cairnya secara bertahap membentuk hidrogen
sianida (HCN).
Sianogen/Karbon nitril, disianogen, etane dinitril,
dan asam oksalat dinitril -> gas beracun yang tidak
berwarna dengan bau seperti almond.
Sianogen Klorida/Klorin sianida -> gas tidak
berwarna.
Glikosida Sianogenik -> diproduksi secara natural
oleh berbagai jenis tumbuhan.
Sianida selalu ada dalam konsentrasi kecil
(trace) pada banyak macam tumbuh-
tumbuhan.
Sianida dalam kadar yang relatif tinggi
ditemukan pada singkong (pada daun dan
akar), ubi jalar, butir jagung, butir cantel,
rempah rempah, tebu, kacang-kacangan
(peas&beans), terutama koro krupuk, &
almonds.
Pada buah, sianida ditemukan pada jeruk,
apel, pear, cherry, apricot, prune, plum.
Efek utama dari racun sianida -> hipoksia
jaringan yang timbul secara progresif.
Gejala awal : hiperpnea sementara, nyeri kepala,
dispnea, kecemasan, perubahan perilaku seperti
agitasi dan gelisah, berkeringat banyak, tubuh
terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul.
Tanda : warna kulit kemerahan atau cherry red
karena darah vena banyak mengandung oksigen.
Pada pemeriksaaan dengan funduskopi : adanya
warna merah terang pada arteri dan vena retinal.
Dalam konsentrasi rendah, efek dari
sianida muncul sekitar 15-30 menit
kemudian, sehingga masih bisa
diselamatkan dengan pemberian antidote.
Sianida konsentrasi tinggi
15 detik
Hiperpnea
15 detik

Kehilangan kesadarannya
3 menit

Apnea
5-8 menit

Aktifitas otot jantung terhambat akibat hipoksia

Kematian
Anamnesa : riwayat kontak dan adanya kecurigaan sumber
racun sianida.
Dari benda bukti, harus dapat dibuktikan bahwa benda bukti
tersebut memang mengandung racun sianida
Terdapat gejala dan tanda keracunan sianida
Hasil autopsi ditemukan adanya perubahan atau kelainan
yang sesuai dengan keracunan sianida dan tidak ditemukan
adanya penyebab kematian lain.
Analisa kimia atau pemeriksaan toksikologi harus dapat
dibuktikan.
Adanya racun sianida dan atau metabolitnya, dalam tubuh
atau cairan tubuh korban secara sistemik.
PEMERIKSAAN LUAR
Bau sianida pada tubuh korban seperti bau
almond
Penampakan lebam mayat berwarna merah bata,
sesuai dengan kelebihan oksiHb atau
sianmethemoglobin (karena jaringan tidak dapat
menggunakan oksigen).
Terdapat pula kemungkinan muntahan hitam
disekitar bibir.
Terihat adanya tanda-tanda sianosis seperti
kebiruan pada bibir dan ujung jari-jari, bintik
perdarahan pada konjungtiva dan kelopak mata.
PEMERIKSAAN DALAM
Adanya kongesti organ-organ dalam akibat perbendungan
sistemik. Organ dalam terlihat membesar dan jaringan di
dalam menjadi berwarna merah muda terang.
Esofagus mengalami kerusakan, terutama pada bagian
mukosa pada sepertiga distal. Pada saat post mortem
dimana terjadi regurgitasi isi perut karena relaksasi dari
sphincter.
Striae pada lambung mengalami kerusakan hebat dan
terlihat menutupi permukaan, serta terdapat resapan darah
pada lekukan mukosa.
Organ lain tidak menunjukkan perubahan yang spesifik dan
diagnosis dibuat berdasarkan bau dan warna kemerahan
pada jaringan dalam tubuh.
Beberapa spesimen yang dapat diambil
adalah :
1. Lambung (isi dan jaringannya)
2. Hati
3. Darah
4. Otak
5. Paru-paru
6. Limpa
7. Urine
Uji Kertas Saring
Uji positif bila warna berubah biru, dan
negatif bila tidak berubah.
Reaksi Schonbein-Pagentecher
(Reaksi Guacajol)
Uji positif bila terbentuk warna biru-hijau
pada kertas saring.
Reaksi Prussian Blue
Gettler-Goldbaum
Uji positif bila kertas saring berubah
menjadi biru

Anda mungkin juga menyukai