Anda di halaman 1dari 28

SOP KEPERAWATAN ANAK KEBUTUHAN KUSUS DAN AUTIS

Dosen Pengampu:

I Ketut Labir, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Oleh :

Kelompok 6 3B STr Keperawatan

1. Kadek Ayu Ananda Redita Darma (03 / P07120221052)


2. Marcella Dwi Puspita Sari (10 / P07120221059)
3. Ni Luh Putu Metri Budi Lestari (23 / P07120221072)
4. Ni Made Dwi Pradnyasari (28 / P07120221077)
5. Ni Putu Eka Bendesy (34 / P07120221083)
6. Putu Destri Josica Sari (48 / P07120221097)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

SARJANA TERAPAN

TAHUN 2023
SOP Konseling Keluarga

1. Pengertian Suatu bentuk intervensi keperawatan keluarga yang berfokus


untuk memelihara hubungan interaksi antar anggota yang
memuaskan, memelihara perubahan dan perkembangan
keluarga, dan menekankan hubungan keluarga sebagai factor
penting dalam Kesehatan psikologis , sehingga semua
anggota keluarga merasakan kenyamanan di dalam keluarga.
2. Tujuan 1. Membantu keluarga mengidentifikasi masalah Kesehatan
yang sedang dialami keluarga
2. Membantu keluarga mencari solusi untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi
3. Membantu setiap anggota keluarga untuk belajar secara
emosional menghargai sesame anggota keluarga
4. Membantu anggota keluarga memahami bahwa salah satu
anggota keluarga mengalami masalah Kesehatan
5. Memandirikan keluarga dalam mengatasi masalah\
3. Indikasi 1. Salah satu anggota keluarga mengalami masalah berupa
perasaan tertekan
2. Keluarga terutama orang tua kurang memiliki pengetahuan
dalam pemenuhan tugas pertumbuhan dan perkembangan
remaja
3. Anggota keluarga tidak terfasilitasi dalam pembentukan
koping yang efektif
4. Keluarga kurang mampu melakukan komunikasi efektif
saat berinteraksi
4. Kontraindikasi 1. Keluarga menolak bantuan intervensi yang diberikan
2. Keluarga menginginkan bantuan dari professional lain
5. Persiapan Klien 1. Pastikan semua anggota keluarga hadir
2. Pastikan semua anggota siap untuk menerima intervensi
3. Pastikan semua anggota keluarga terlibat dalam proses
intervensi
6. Persiapan Alat 1. Kertas
2. Alat tulis
7. Persiapan Perawat 1. Lakukan pengkajian pada keluarga
2. Rumuskan diagnosa terkait
3. Buat perencanaan Tindakan (intervensi)
4. Kaji kebutuhan perawat, minta perawat lain untuk
membantu jika diperlukan
8. Persiapan Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi perawat dan keluarga
Lingkungan
9. Cara Kerja 1. Memberikan salam, perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
2. Identifikasi identitas masing-masing anggota keluarga
secara cermat
3. Jelaskan tentang prosedur, tujuan, dan lamanya Tindakan
yang akan dilakukan pada keluarga
4. Berikan kesempatan pada setiap anggota keluarga untuk
bertanya dan berjawab
5. Pertahankan posisi yang nyaman bagi semua anggota
keluarga

Konseling tahap awal :


1. Bina Hubungan saling percaya dengan setiap anggota
keluarga dan yakinkan pada keluarga bahwa perawat sebagai
konselor merupakan tempat bagi keluarga dalam
mencurahkan segala isi hati dan perasaannya
2. Diskusikan dengan keluarga terkait dengan masalah
Kesehatan yang dialami oleh keluarga (tugas perkembangan
keluarga dengan tahap anak remaja)
3. Perawat mendengarkan dan merasakan masalah yang
dirasakan klien (empati)
4. Identifikasi Bersama keluarga mengenai tugas
perkembangan yang sudah dilakukan oleh keluarga
5. Identifikasi Bersama keluarga akibat yang muncul jika
keluarga tidak mengambil keputusan yang tepat untuk
mencegah kenakalan remaja
6. Berikan reinforcement positif pada keluarga atas
Kerjasama yang telah dilakukan

Konseling tahap pertengahan :


1. Identifikasi mengenai solusi yang sudah dilakukan oleh
keluarga untuk mengatasi masalah Kesehatan di keluarga
2. Perawat memfokuskan klien untuk memusatkan perhatian
pada pokok pembicaraan
3. Diskusikan Bersama keluarga tentang solusi yang tepat
untuk mengatasi masalah
4. Berikan reinforcement positif pada keluarga atas
Kerjasama yang telah dilakukan

Konseling yahap akhir :


1. Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikan solusi
yang telah disepakati Bersama untuk menyelesaikan masalah
Kesehatan keluarga
2. Menanyakan kepada keluarga tentang manfaat proses
pelaksanaan konseling selama ini
3. Evaluasi Bersama keluarga mengenai proses dan hasil
pelaksanaan terapi
4. Perawat Bersama klien membuat kesimpulan mengenai
hasil proses konseling
5. Berikan reinforcement positif pada keluarga atas
Kerjasama yang telah dilakukan
10. Hasil 1. Keluarga mampu memenuhi tugas perkembangan sesuai
tahapan
2. Perubahan perilaku klien menjadi adaptif
11. Hal-hal yang harus 1. Semua anggota keluarga harus terlibat dalam intervensi
diperhatikan 2. Menghargai setiap pendapat dari setiap anggota keluarga

SOP ADL Pada anak

1. Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang adalah kegiatan atau


pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra
sekolah.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam menilai tumbuh kembang
anak dan mendeteksi adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada balita dan anak pra sekolah
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.
4. Referensi Buku Pedoman SDIDTK
5. Prosedur 1. Formulir DDTK
2. Alat stimulisasi
6. Langkah- 1. Petugas memanggil balita/anak pra sekolah dan orang tua
langkah masuk keruangan periksa
2. Petugas memperkenalkan diri dan menyapa pasien dan orang
tua dan keluarga yang menemani pasien
3. Petugas bertugas menjelaskan prosedur dan Tindakan yang
akan dilakukan dan akan mengatur posisi pasien senyaman
mungkin
4. Petugas menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Panjang badan anak dan mencatat hasilnya dibuku KIA
5. Petugas mengukur lingkar kepala anak (LKA) dan mencatat
hasilnya dibuku KIA
6. Menanyakan perkembangan anak kepada keluarga (ibu,
bapak, nenek) menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan) sesuai umur balita dan anak pra sekolah
7. Melakukan tes daya dengan (TDD) PADA BALITA USIA 0-
36 bulan.
8. Petugas melakukan pencatatan pendokumentasian
7. Bagan alir -
8. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Bidan
2. Bayi
3. Balita
10. Dokumen 1. Buku KIA
Terkait 2. Buku register
3. Kohor bayi dan balita
11. Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diberikan
perubahan
SOP Pemenuhan Istirahat

1. Pengertian Suatu Tindakan keperawatan untuk membantu


pemenuhan istirahat dan tidur
2. Tujuan Membantu memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
3. Kebijakan Dilakukan pada klien yang tidak dapat tidur secara
spontan. Dilakukan pada kondisi lingkungan yang
ramai/bising.
4. Prosedur Prosedur I
a. Perawat mencuci tangan
b. Membersihkan keadaan sekitar pasien
c. Menenangkan keadaan sekita pasien
d. Menenangkan keadaan / suasana
e. Memotivasi / memberi dorongan, fisik, mental,
emosional
f. Bila tidak ada kemajuan dan klien masih dalam
keadaan tidak stabil biasa diberi obat-obat penenang
setelah berkolaborasi dengan dokter

Prosedur II
Untuk pemenuhan kebutuhan secara khusus,
misalnya pada klien dengan diagnose medik depresi
berat.
a. Perawat mencuci tangan
b. Membersihkan keadaan sekitar pasien
c. Menenangkan keadaan / suasana
d. Memotivasi / memberi dorongan, fisik, mental,
emosional dan spiritual
e. Bila tidak ada kemajuan dan klien masih dalam
keadaan tidak stabil bisa diberi obat-obat penenang
setelah berkolaborasi dengan dokter
5. Unit Terkait Instalasi Rawat Inap, Rawat Intensif
Screening Dengan Menggunakan CHAT
PROSEDUR DETEKSI DINI PADA AUTIS PADAANAK UMUR 18 -36 BULAN (CHAT)
Pengertian Deteksi dini CHAT adalah deteksi secara dini adanya autis pada
anak umur 18-36
Tujuan Sebagai acuan petugas mendeteksi secara dini adanya autis pada
anak unuk 18-36 bulan
Prosedur 1. Alat
 Kuesioner CHAT
 Rekam medis
2. Bahan
ATK
Preinteraksi 1. Menyiapkan Alat
Tahap Orientasi 1. Menyampaikan salam
2. Meperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama dan umur bayi atau anak
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan prosedur tindakan
6. Mendekatkan alat
7. Mencuci tangan
Langkah-langkah 1. Petugas memangil balita dan orang tua keruangan.
2. petugas menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan
dilakukan.
3. petugas menentukan atau menghitung umur balita.
4. petugas menayakan kepada orang tua apakah anak senang
diayun- ayun atau di guncang-guncang naik turun
(bounched) di paha anda.
5. petugas menayakan kepada orang tua apakah anak tertark
(memperhatikan) anak lain.
6. petugas menayakan kepada orang tua apakah anak suka
memanjat-majat seperti memanjat tangga.
7. petugas menayakan kepada orang tua apakah anak suka
bermain ciluk ba pentak umpet.
8. petugas menayakan apakah anak perna bermain seolah-
olah membuat secangkir teh mengggunakan mainan
berbentuk cangkir dan teko atau permainan lain.
9. petugas menayakan kepada orang tua apakah anak perna
menunjuk atau meminta sesuatu dengan menunjuk jari.
10. petugas menayakan kepada orang tua apakah anak perna
menggunakan jari untuk menunjuk ke sesuatu agar anda
melihat kesana.
11. petugas menanyakan kepada orang tua apakah anak dapat
bermain dengan mainan kecil (mobil atau kubus).
12. petugas menayakan kepada orang tua apakah anak pernah
memberikan suatu benda untuk menujukan sesuatu.
13. petugas mengamati apakah anak menatap (kontak mata)
dengan petugas selama pemeriksaan.
14. petugas menarik perhatian anak kemudian petugas
menunjukakan ada bolah di ruang periksa,perhatikan mata
anak apakah ia melihat ke benda yang ditunjuk bukan
melihat tangan periksa.
15. petugas menarik perhatian anak, berikan mainan gelas
katakan pada anak buatkan secangkir susu untuk mama.
16. petugas menayakan nama benda yang di kenal anak, amati
apakah anak menunjukkan bendah tersebut dengan jari
atau sambil menatap wajah anda ketika menunjuk ke suatu
benda.
17. petugas menyuru anak menumpuk beberapa kubus/balok
menjadi satu menara.
18. Petugas mencatat dan menyimpulkan seluru hasil
pengamatan pemeriksaan kemampuan anak.
19. petugas menjelaskan seluru hasil pemeriksaan kepada
orang tua,
20. petugas menganjurkan melakukan tes skrining 6 bulan
sekali jika hasilnya normal dan merujuk anak apabila
kemungkinan ada ganggguan perkembangan ke RS yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa.
Terminasi 1. Mengevaluasi perasaan anak
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak waktu selanjutnya, bila anak menolak
oleh karena factor sesaat
4. Merapikan alat-alat
5. Mencuci tangan.
Dokumentasi Mencatat hasil kegiatan dalam catatan keperawatan
Pemeriksaan Dengan Kuisioner Gangguan Mental emosional/KMME

Pengertian Deteksi dini masalah mental emosional pada balita dengan KMME Deteksi
dini masalah mental emosional pada balita dengan KMMEadalah salah satu cara
deteksi dini penyimpangan emosional. Menentukan jadwal deteksi dini masalah mental
emosional melaluiKuesioner Masalah Mental Emosional (KMME ) secara rutin setiap
6bulan,dilakukan untuk anak yang berusia 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini
dilakukan sesuai dengan jadwal
skrining/pemeriksaan perkembangan
anak. Alat yang digunakan adalah KMME yang terdiri dari 12 pertanyaan
untuk mengenali problem mental emosional anak 36 bulan sampai 72 bulan.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Deteksi Dini MentalEmosional pada
balita dengan KMME.
Alat & bahan -
Preinteraksi -
Tahap Orientasi 8. Menyampaikan salam
9. Meperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
10. Menanyakan nama dan umur bayi atau anak
11. Menjelaskan maksud dan tujuan
12. Menjelaskan prosedur tindakan
13. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
14. Memberikan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman
15. Mencuci tangan
Prosedur/langk A. Persiapan Alat Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
ah-langkah Dengan daftar pertanyaan :
1) Sering terlihat marah.
2) Menghindar dari teman teman.
3) Perilaku merusak dan menentang lingkungan.
4) Takut atau kecemasan berlebih.
5) Konsentrasi buruk / sulit.
6) Kebingungan.
7) Perubahan pola tidur.
8) Perubahan pola makan.
9) Sakit kepala, sakit perut, Keluhan fisik.
10) Putus asa.
11) Kemunduran perilaku.
12) Perbuatan yang diulang ulang .

Keterangan :
1. Bila ditemukan 1 masalah mental emosional maka lakukankonseling.
2. Bila 2 atau lebih masalah mental emosional, rujuk anak kefasilitas kesehatan ,
Rumah Sakit, Psikolog.
B. Pelaksanaan
Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring,satu persatu perilaku
yang tertulis pada KMME kepada orangtua / pengasuh anak. Catat dan hitung berapa
banyak jumlah jawaban “ YA “
Interpretasi :
Bila ada 1 atau lebih jawaban YA, maka kemungkinan anak
mengalami masalah mental emosional.
Intervensi :
1. Bila jawaban YA hanya ada 1, maka lakukan konselingpada orang tua /
pengasuh anak menggunakan bukupedoman Pola Asuh yang Mendukung
Perkembangan Anak. Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak a
daperubahan maka anak dirujuk ke Rumah Sakit yangmemiliki fasilitas
kesehatan jiwa / Tumbuh Kembang anak.
2. Bila ditemukan 2 atau lebih jawaban YA,maka tindakanyang perlu dilakukan
adalah merujuk anak ke RumahSakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa /
Tumbuhkembang anak.Rujukan harus disertai Informasi mengenai jumlah
danmasalah mental emosional yang ditemukan.

Terminasi 6. Mengevaluasi perasaan anak


7. Memberikan pujian
8. Membuat kontrak waktu selanjutnya, bila anak menolak oleh
karena factor sesaat
9. Merapikan alat-alat
C. Mencuci tangan.
Dokumentasi 1. Mencatat hasil kegiatan dalam catatan keperawatan
Prosedur Persiapan Untuk Pemeriksaan Penunjang Anak Kebutuhan Khusus

LATIHAN PEMERIKSAAN DAYA DENGAR (TDD)

Ilustrasi kasus : Seorang anak perempuan diantar ke posyandu oleh


ibunya untuk dilakukan tes daya dengar. Ibu mengatakan anaknya lahir tanggal
16 Juni 2019.
Tugas : Lakukan tes daya dengar terhadap anak tersebut dengan menggunakan
pasien model.

1. Persiapan Alat

a. Instrumen TDD menurut umur

b. Gambarbinatang (ayam, anjing, kucing), manusia

c. Mainan( boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)

2. Persiapan Lingkungan

a. Persiapkanlingkungan / setting tempat untuk interaksi seperti di posyandu

b. Atur lingkungan aman dan libatkan orang tua untuk rasa aman anak

3. Prosedur

a. Pra interaksi

b. Interaksi:

1) Orientasi

2) Kerja
3) Terminasi

c. Post Interaksi

SOP Penilaian TES DAYA DENGAR (TDD)

No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Kaji Kebutuhan pemeriksaan Tes Daya Dengar
2 Siapkan alat
3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Berikan salam
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Jaga privasi
Tahap kerja
7 Tentukan umur anak
8 Pilih instrument TDD sesuai dengan umur anak
9 Tanyakan setiap pertanyaan pada instumen TDD
10 Simpulkan hasil pemeriksaan
Tahap terminasi
11 Simpulkan kegiatan
12 Evaluasi perasaan klien
13 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
14 Bereskan alat
15 Cuci tangan
16 Dokumentasikan tindakan dan respon klien

Penilaian
Kemampuan Ketrampilan = Frekuensi
Jumlah item
X 100%
LATIHAN TES DAYA LIHAT (TDL)

Ilustrasi kasus : Seorang anak laki-laki usia 4 tahun diantar ke posyandu oleh
ibunya untuk dilakukan tes daya lihat.
Tugas : Lakukan tes daya lihat terhadap anak tersebut dengan menggunakan
pasien model.
1. Persiapan Alat

a. Ruanganyang bersih, tenang dengan penyinaranyang baik

b. Dua buah kursi, satu untuk anak, satu untuk pemeriksa

c. Poster"Elf untuk digantung dan kartu "Elf untuk dipeganganak

d. Alat penunjuk

2. Persiapan Lingkungan

a. Persiapkanlingkungan / setting tempat untuk interaksi seperti di posyandu

b. Atur lingkungan aman dan penyinarancukup

3. Prosedur

a. Pra interaksi

b. Interaksi:

1) Orientasi

2) Kerja

3) Terminasi

c. Post Interaksi
SOP Penilaian TES DAYA LIHAT (TDL)

No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Kaji Kebutuhan pemeriksaan Tes Daya Lihat pada anak
2 Siapkan alat
3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Berikan salam
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Jaga privasi
Tahap kerja
7 Pilih ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yangbaik

8 Gantung Poster "E" setinggi mata anak dalam posisi duduk


9 Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster
"E" menghadap ke poster "E"
10 Letakkan kursi lainnya di samping poster "E" untuk
pemeriksa
11 Pemeriksa memberikan kartu 'E" pada anak. Latih anak
dalam mengarahkan kartu "E" menghadap ke atas, bawah,
kiri dan kanan sesuai yang ditunjuk pada poster "E" oleh
pemeriksa
12 Suruh anak menutup satu matanya
13 Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf "E" pada poster satu persatu
mulai baris pertama sampai baris ke empat atau baris "E"
terkecil yang masih bisa dillhat oleh anak.
14 Ulangi pemeriksaan pada mata yang satunya dengan carayang
sama
15 Simpulkan hasil pemeriksaan
Tahap terminasi
16 Simpulkan kegiatan
17 Evaluasi perasaan klien
18 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
19 Bereskan alat
20 Cuci tangan
21 Dokumentasikan tindakan dan respon klien

Penilaian
Kemampuan Ketrampilan = Frekuensi
Jumlah item X 100%
LATIHAN DETEKSI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL

Ilustrasi Kasus :

Seorang anak perempuan usia 5 tahun diantar ke posyandu oleh ibunya


untuk dilakukan deteksi penyimpanganmental emosional.
Tugas : Lakukan tes deteksi penyimpangan mental emosional terhadap anak
tersebut dengan menggunakan pasien model.
1. Persiapan Alat

a. Kuisioner Masalah Mental Emosional (KMME)

2. Persiapan Lingkungan

a. Persiapkan lingkungan / setting tempat untuk interaksi seperti di posyandu

b. Atur lingkungan aman dan libatkan orang tua dalam pemeriksaan

3. Prosedur

a. Pra interaksi

b. Interaksi:

1) Orientasi

2) Kerja
c. Terminasi
1) Post Interaksi
SOP Penilaian deteksi penyimpangan mental emosional

No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Kaji Kebutuhan pemeriksaan penyimpangan mental emosional
pada anak
2 Siapkan alat
3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Berikan salam
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Jaga privasi
Tahap kerja
7 Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu per satu prilaku yang tertulis pada KMME
kepada orang tua atau pengasuh
8 Catat dan hitung jumlah jawaban "YA"
9 Simpulkan hasil pemeriksaan
Tahap terminasi
10 Simpulkan kegiatan
11 Evaluasi perasaan klien
12 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
13 Bereskan alat
14 Cuci tangan
15 Dokumentasikan tindakan dan respon klien
Penilaian

Kemampuan Ketrampilan = Frekuensi


Jumlah item X 100%

LATIHAN DETEKSI DINI AUTIS PADA ANAK PRASEKOLAH

Ilustrasi kasus :

Seorang anak perempuan usia 2 tahun diantar ke posyandu oleh ibunya untuk
dilakukan pemeriksaan karena anak terlalu aktif. Ibu khawatir anaknya
mengalami gangguan prilaku. Perawat memutuskan untuk melakukan deteksi
dini autisme pada anak tersebut.
Tugas : Lakukan tes deteksi dini autis terhadap anak tersebut dengan
menggunakan pasien model.

1. Persiapan Alat

a. CHAT (Cheklist for Autisme in Toddlers)

2. Persiapan Lingkungan

a. Persiapkanlingkungan / setting tempat untuk interaksi seperti di posyandu

b. Atur lingkungan aman dan libatkan orang tua dalam pemeriksaan

3. Prosedur

a. Pra interaksi

b. Interaksi:
1) Orientasi

2) Kerja

3) Terminasi

c. Post Interaksi
SOP Penilaian deteksi autisme pada anak

No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Kaji Kebutuhan deteksi autisme pada anak
2 Siapkan alat
3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Berikan salam
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Jaga privasi
Tahap kerja
7 Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring,
satu per satu prilaku yang tertulis pada CHAT kepadaorang
tua atau pengasuh
8 Lakukan pengamatan kemampuananak sesuai dengan tugas
pada CHA T
9 Catat jawaban orang tua atau pengasuh "YA" atau
“TIDAK”
10 Simpulkan hasil pemeriksaan
Tahap terminasi
11 Simpulkan kegiatan
12 Evaluasi perasaan klien
13 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
14 Bereskan alat
15 Cuci tangan
16 Dokumentasikan tindakan dan respon klien
Penilaian

Kemampuan Ketrampilan = Frekuensi x100


Jumlah item

Anda mungkin juga menyukai