Oleh:
NIM 212311101067
Sasaran dalam simulasi dan pendidikan kesehatan dalam kegiatan ini adalah
keluarga Tn. A.
4.3.6 Kegiatan
6.1 Kesimpulan
Implementasi pendidikan kesehatan terkait hipertensi menambah pengetahuan
dan informasi keluarga Tn. A dikarenakan mereka tidak pernah menerimah
informasi terkait kondisi kesehatan mereka.
6.2 Saran
6.2.1 Saran bagi klien
Diharapkan klien mampu melakukan upaya pengontrolan hipertensi.
6.2.2 Saran bagi tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mampu menambah pengetahuan untuk
mencegah komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 4. Materi
Lampiran 5. Media
BERITA ACARA
Pada hari ini, Senin, 22 Nopember 2021 pukul 12.00-13.00 WIB bertempat
dirumah Tn. A telah dilaksanakan pendiidkan kesehatan dan simulasi terapi
rendam kaki air hangat
DAFTAR HADIR
Dhea Cristina
NIM 212311101067
Lampiran 3. Materi
1. Pengertian Hipertensi
Peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kalipengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014). Pada lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah
sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg (Smeltzer dan Bare,
2013).
2. Penyebab dan Faktor Risiko Hipertensi
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014 penyebab dan
faktor resiko hipertensi sebagai berikut :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga
4. Genetik (faktor risiko yang tidak dapat diubah atau dikontrol)
5. Kebiasan merokok
6. Konsumsi garam dan lemak jenuh
7. Kebiasaan konsumsi minum-minuman alkohol
8. Obesitas
9. Kurang aktifitas fisik
10. Stress
5. Pencegahan Hipertensi
1. Melakukan kesehatan secara rutin
2. Menghindari asap rokok dan alkohol
3. Olahraga/aktifitas fisik secara rutin
4. Pola makan yang sehat dan seimbang
5. Istirahat yang cukup
6. Mengontrol stress
7. Peran keluarga sangat ditekankan dalam rangka mengatasi hidup orang
dengan hipertensi dan mencegah hipertensi
6. Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014 penatalaksanaan
hipertensi sebagai berikut :
1. Membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh (6 gram/hari)
2. Menurunkan berat badan
3. Menghindari minuman beralkohol, berkafein, dan rokok
4. Melakukan olahraga teratur seperti berjalan dan jogging
5. Melakukan istirahat yang cukup (6-8 jam perhari)
6. Pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi sesuai resep dokter
7. Terapi rendam kaki dengan air hangat
a. Definisi
Air hangat akan memberikan dampak fisiologis bagi tubuh yaitu
memperlancar sirkulasi pada bagian pembuluh darah. Selain itu faktor
pembebanan di dalam air menyebabkan penguatan otot-otot ligamen yang
mempengaruhi sendi-sendi di tubuh. Rendam kaki air hangat dapar dilakukan
dengan sangat mudah, hanya dengan duduk diam menikmati kaki yang
direndam. Rendam kai dengan air hangat sangat cocok untuk diberikan
kepada lansia untuk memberikan rasa rileks dan memperlancar sirkulasi
darah dalam tubuh karena sangat mudah dan murah, selan itu prosedur dari
terapi ini juga tidak banyak.
b. Kontra dan Indikasi
Indikasi : Seluruh penderita hipertensi
Kontra : Klien yang mengalami nyeri dada dan klien yang
mengalami dyspnea
c. Manfaat
Memberikan rasa rileks
Memperbaki keseimbangan dan tekanan darah
Merangsang ujung saraf untuk membuat perasaan menjadi
segar kembali
Memperlancar sirkulasi darah
Menurunkan rasa nyeri
Menurunkan tekanan darah
d. Teknik
Persiapkan klien dengan mengkaji tanda-tanda vital
Persiapkan alat yang akan digunakan
Posisikan klien dalam posisi duduk di kursi
Pastikan kaki klien bersih
Siapkan air hangat kemudian masukkan kedua kaki
klien dan rendam kaki sekitar 20 menit
Kaji tanda-tanda vital kembali
Terapi ini dapat dilakukan setiap hari atau minimal 3
kali dalam seminggu dengan durasi 20 menit tiap
terapi
Lampiran 5 : Media
a.