Anda di halaman 1dari 10

RESUME TINDAKAN

LATIHAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST SC DI RUANG DAHLIA


RSD dr. SOEBANDI JEMBER

oleh:
Dhea Cristina Damaiyanti S.Kep.
NIM 212311101067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Resume Tindakan Keperawatan Latihan Mobilisasi Dini telah dilaksanakan pada


tanggal 5 Februaril 2022 Di Ruang Dahlia RSD Dr. Soebandi Jember.

Jember, 05 Februari 2022

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

(Bd. Dina Ulfia, S.ST.) (Dr. Iis Rahmawati, S.Kp., M.Kes.)


NIP. 19800803 200212 2 006 NIP. 19750911 200501 2 001

Mengetahui,
Kepala Ruang Dahlia
RSD dr. Soebandi

(Bd. Dina Ulfia, S.ST.).)


NIP. 19800803 200212 2 006
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
RESUME KEPERAWATAN MATERNITAS

Nama Mahasiswa : Firda Romadhonia Putri Rivani, S.Kep


NIM : 202311101070
Tanggal Resume : 1 April 2021

RESUME TINDAKAN

1. Kasus (Masalah Utama/Diagnosa Medis)


Post SC/Ibu Nifas Hari 0
2. Jenis Tindakan
Latihan Mobilisasi Dini
3. Konsep Dasar
A. Konsep
Sectio Caesaria (SC) merupakan tindakan untuk melahirkan janin
dengan berat badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang
utuh (Cunningham FG, 2015). Persalinan dengan sectio caesarea memiliki
risiko tinggi karena dilakukan pembedahan dengan membuka dinding perut
dan dinding uterus atau insisi transabdominal uterus, sehingga pasien akan
merasakan rasa nyeri. Proses penyembuhan luka post SC memerlukan
sirkulasi darah yang baik guna membantu memenuhi nutrisi sel dalam darah
dan mempercepat pertumbuhan jaringan (Perry & Potter, 2013). Salah satu
faktor yang mendukung proses penyembuhan luka akibat pembedahan adalah
tindakan mobilisasi dini.
Mobilisasi merupakan faktor yang utama dalam mempercepat
pemulihan dan mencegah terjadinya komplikasi post bedah. Mobilisasi pasca
sectio caesarea adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan Sectio Caesarea
(Sudiharjani, 2012). Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat
dan mengurangi risiko karena tirah baring lama, seperti terjadinya dekubitus,
kekakuan atau penegangan otot-otot di seluruh tubuh, gangguan sirkulasi
darah, gangguan pernapasan, dan gangguan peristaltik maupun berkemih
(Carpenito, 2015). Namun, bila terlalu dini dilakukan dengan teknik yang
salah, mobilisasi dapat mengakibatkan proses penyembuhan luka menjadi
tidak efektif. Oleh karena itulah, mobilisasi harus dilakukan secara teratur dan
bertahap, diikuti dengan latihan Range of Motion (ROM) aktif dan pasif
(Roper, 2013).
B. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi : Pasien dengan post sectio caesarea
Kontraindikasi :-
4. SOP Mobilisasi Dini Post SC

JUDUL SOP:

LATIHAN MOBILISASI DINI


POST SC
PENDIDIKAN
PROFESI NERS
UNIVERSITS JEMBER
NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:
Pengertian Mobilisasi dini post sectio caesarea adalah suatu pergerakan,
posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah
beberapa jam melahirkan dengan persalinan sectio caesarea.
Tujuan a. Mempercepat penyembuhan luka
b. Mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene ibu dan
bayi
c. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli
d. Mengurangi lama rawat di Rumah sakit

Indikasi Pasien dengan post sectio caesarea

Kontraindikasi -

Persiapan Klien a. Pastikan identitas klien


b. Kaji kondisi klien
c. Jaga privacy klien
d. Jelaskan maksud dan tujuan
Persiapan Alat PERSIAPAN ALAT:
Sesuaikan dengan kebutuhsn dan lingkungsn yang
mendukung program latihan yang dilakukan pada pasien
sesuai dengan kondisinya
Persiapan Perawat a. Lakukan pengkajian baca catatan keperawatan dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat rencana tindakan
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain
membantu jika perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat
FASE ORIENTASI:
1. Memberikan salam terapeutik, bina hubungan saling percaya dan menyapa nama
klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4. Menanyakan kesiapan klien

FASE KERJA:
Pada 6 jam pertama post SC
a. Menjaga privasi pasien
b. Mengatur posisi senyaman mungkin dan berikan lingkungan yang tenang
c. Anjurkan pasien distraksi relaksasi nafas dalam dengan tarik nafas perlahan-lahan
lewat hidung dan keluarkan lewat mulut sambil mengencangkan dinding perut
sebanyak 3 kali kurang lebih selama 1 menit
d. Latihan gerak tangan, lakukan gerakan abduksi dan adduksi pada jari tangan, lengan
dan siku selama setengah menit
e. Tetap dalam posisi berbaring, kedua lengan diluruskan diatas kepala dengan telapak
tangan menghadap ke atas
f. Lakukan gerakan menarik keatas secara bergantian sebanyak 5-10 kali
g. Latihan gerak kaki yaitu dengan menggerakan abduksi dan adduksi, rotasi pada
seluruh bagian kaki

Pada 6-10 jam berikutnya


a. Latihan miring kanan dan kiri
b. Latihan dilakukan dengan miring kesalah satu bagian terlebih dahulu, bagian lutut
fleksi keduanya selama setengah menit, turunkan salah satu kaki, anjurkan ibu
berpegangan pada pelindung tempat tidur dengan menarik badan kearah berlawanan
kaki yang ditekuk. Tahan selama 1 menit dan lakukan hal yang sama ke sisi yang
lain
Pada 24 jam post SC
a. Posisikan semi fowler 30-400 secara perlahan selama 1-2 jam sambil mengobservasi
nadi, jika mengeluh pusing turunkan tempat tidur secara perlahan
b. Bila tidak ada keluhan selama waktu yang ditentukan ubah posisi pasien sampai
posisi duduk

Pada hari ke 2 post SC


a. Lakukan latihan duduk secara mandiri jika tidak pusing, perlahan kaki diturunkan

Pada hari ke 3 post SC


a. Pasien duduk dan menurunkan kaki kearah lantai
b. Jika pasien merasa kuat dibolehkan berdiri secara mandiri, atau dengan posisi
dipapah dengan kedua tangan pegangan pada perawat atau keluarga, jika pasien tidak
pusing dianjurkan untuk latihan berjalan disekitar tempat tidur
Evaluasi:
1. Evaluasi hasil yang dicapai
2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik

Dokumentasi:
1. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan pada catatan
keperawatan
2. Catat respon pasien dengan hasil pemeriksaan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOAP

5. Evidence Based Nursing (EBN)

Judul Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Penyembuhan Luka Post Operasi


Sectio Caesarea
Pengarang Theresia Eriyani, Iwan Shalahuddin, Indra Maulana

Nama Jurnal Jurnal Buletin Media Informasi Kesehatan, 14 (2)

Tahun 2018

Analisis PICO P(Clinical Problem)


Pada ibu yang bersalin secara sectio caesarea lebih beresiko
mengalami komplikasi daripada ibu yang bersalin secara normal.
Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya infeksi puerperal (nifas),
pendarahan yang disebabkan oleh banyaknya pembuluh darah yang
terputus dan terbuka, emboli pulmonal, luka pada kandung kemih serta
kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang (Ulfah
M, 2013). Selain itu tindakan pembedahan sectiocaesarea yang
dilakukanakan meninggalkan sebuah kondisi luka insisi. Akibat dari
insisi ini akan menimbulkan terputusnya jaringan tubuh dan
menjadikan luka pada orang yang dilakukan pembedahan. Perry dan
Potter (2005) menjelaskan bahwa luka merupakan rusaknya struktur
dan fungsi anatomis normal akibat proses
patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai
organ tertentu. Penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor
yakni, nutrisi, umur, vaskularisasi, anemia, status imunologi, kadar gula
darah dan obesitas. Johnson (2005), menjelaskan bahwa penyembuhan
luka dimulai sejak terjadinya cidera pada tubuh dan terdapat 4 fase
penyembuhan luka yaitu hemostatis, inflamasi, proliferasi, maturasi.
Dalam mengatasi luka insisi akibat dari operasi sectio caesarea maka
diperlukan tindakan dan bimbingan dari petugas kesehatan untuk
mempercepat proses penyembuhan luka
I(Intervention)
Kelompok dibagi menjadi dua dengan pembagian 10 orang per
kelompok intervensi (diberikan latihan mobilisasi secara perlahan
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur) dan 10 orang kelompok
control dengan Indikasi dilakukannya operasi sectiocaesarea pada
responden adalah karena panggul sempit serta mal persentasi janin
seperti letak lintang dan letak sungsang. Penelitian dilakukan selama 3
hari, dari hari pertama hingga hari ketiga pasien kelompok intervensi
mendapatkan perlakukan berupa mobilisasi dini, sedangkan pada
kelompok control pasien tidak diberikan perlakuan mobilisasi dini.
Pada hari ketiga pasien kelompok kontrol dan kelompok intervensi
dilakukan penilaian dari penyembuhan luka pasien postoperasis
ectiocaesarea dengan menggunakan skala REEDA (Redness, Edema,
Ecchymosis, Discharge, Approximation) merupakan instrument
penilaian penyembuhan luka yang berisi lima faktor, yaitu kemerahan,
edema, ekimosis, discharge, dan pendekatan (aproksimasi) dari dua tepi
luka
C(Comparison)
Penelitian saat ini mendukung teori Perry & Potter (2005) yang
menyatakan bahwa vaskularisasi mempengaruhi luka karena luka
membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan
atau perbaikan sel. Mobilisasi akan memperlancar sirkulasi darah dan
segera mungkin dapat mempercepat pemulihan atau penyembuhan
(Susilowati D. 2015). Dapat terlihat dalam penelitian bahwa pada
kelompok yang tidak mendapatkan intervensi berupa mobilisasi dini
menunjukan sebagian besar dari responden yang mengalami
penyembuhan luka yang kurang baik dapat ditunjukan dengan 2
responden yang masih terdapat pemisahan kulit, 4 responden yang
masih terdapat tanda kemerahan disekitar luka insisi, 2 responden yang
terdapat pengeluaran serum atau serosanguinous dan masih terdapat
tandatanda baik edema ataupun ecchymosis, hal ini dikarenakan
vaskularisasi ke daerah luka kurang maksimal dengan tidak adanya
mobilisasi yang dilakukan oleh ibu post operasi sectiocaesarea
sehingga proses dari penyembuhan luka menjadi kurang baik.
O(Outcome)
Hasil penelitian penyembuhan luka pada kelompok intervensi yakni
kelompok yang diberikan perlakuan berupa mobilisasi dini, hamper
seluruh dari responden mengalami penyembuhan luka yang baik
dengan jumlah responden 8 responden (80%). Sedangkan persentase
penyembuhan luka pada kelompok control sebagian besar dari
responden mengalami penyembuhan luka yang kurang baik dengan
jumlah 6 responden. Analisa statistik dengan uji Mann Whitney
menunjukan nilai sig atau p value sebesar 0,028 yang berarti nilai
p<0,05. Apabila nilai p value<batas kritis 0,05 maka terdapat
perbedaan bermakna antara dua kelompok atau yang berarti hipotesis
nol ditolak, yaitu ada pengaruh mobilisasi dini terhadap penyembuhan
luka pada pasien postoperasi sectiocaesarea

Kesimpulan Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa Ibu nifas post SC
yang melakukan mobilisasi dini secara signifikan dapat mempengaruhi
penyembuhan luka bekas operasi dan selain itu dapat membantu
mempertahankan kemandirian pasien sedini mungkin.

REFERENSI
Carpenito, L.J.. (2015). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis.
Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. 2015. Obstetri Williams Edisi 21.
Jakarta : EGC.
Eriyani, Theresia. Iwan Shalahuddin., dan Indra Maulana. 2018. Pengaruh
Mobilisasi Dini terhadap Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea.
Jurnal Buletin Media Informasi Kesehatan. 14(2).
Perry & Potter. (2013). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
dan Praktik. Jakarta: EGC
Roper. (2013). Prinsip-Prinsip Keperawatan. Yogyakarta: Yayasan Essentia
Medika
Sudiharjani N. 2012. Mobilisasi Dini Dan Penyembuhan Luka Operasi Pada Ibu
Post Sectio Caesarea (Sc) Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Salatiga. Inprosiding Seminar Nasional & Internasional.

Anda mungkin juga menyukai