Anda di halaman 1dari 129

INTERVENSI

KEPERAWATAN
KELUARGA
Oleh : ISWATUN, S.Kep.Ns.,M.Kes
Tujuan Intervensi Keperawatan
Keluarga :
1. Menstimulasi kesadaran/ penerimaan
keluarga mengenai masalah kesehatan dengan
cara :
A. Memberikan informasi yang tepat.
B. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
keluarga tentang kesehatan.
C. Mendukung sikap emosi yang mendukung
upaya kesehatan.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan
cara perawatan yang tepat, dengan cara :
A. Mengidentifikasi sumber yang dimiliki
keluarga.
B. Mendiskusikan tentang tindakan
keperawatan dan konsekwensinya.
3. Memberikan kepercayaan diri selama
merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara :
A. Mendemonstrasikan cara perawatan.
B. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di
rumah dan sekitar kita.
C. Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk memelihara/
memodifikasi lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan keluarga, dengan
cara:
A. Menemukan sumber yang dapat digunakan
keluarga.
B. Melakukan perubahan lingkungan bersama
keluarga seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya,
dengan cara :
A. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
di sekitar lingkungan keluarga.
B. Membantu keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan
keperawatan keluarga :
1. Tujuan yang logis, sesuai masalah dan
mempunyai jangka waktu sesuai kondisi
klien/keluarga.
2. Kreteria hasil hendaknya dapat diukur dengan
alat ukur dan diobservasi dengan panca indra
yang obyektif. sesuai masalah dan mempunyai
jangka waktu sesuai kondisi klien/keluarga.
3. Rencana tindakan keluarga dan mengarah ke
kemandirian keluarga disesuaikan dengan
sumber daya dan dana yang dimiliki, sehingga
ketergantungan minimal.
Contoh Intervensi Keperawatan Keluarga
Tujuan Jangka Panjang :
Lansia selama tinggal bersama keluarga
bapak T tidak terjatuh.
Tujuan Jangka Pendek :
Setelah implementasi keperawatan yang ke-5
melalui kunjungan rumah, keluarga menyediakan
sarana yang aman bagi lansia.
Kreteria hasil :
Pengetahuan :
1. Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan
(lantai licin).
2. keluarga dapat menyebutkan akibat yang
diderita lansia bila terjatuh.
3. Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah
lansia terjatuh akibat lantai yang licin.
Sikap :
1. Keluarga mengkomunikasikan lingkungan
yang membahayakan lansia dengan anggota
keluarga lainnya.
2. Keluarga mampu memutuskan untuk
menyediakan sarana yang aman bagi lansia.
Psikomotor :
1. Keluarga menyediakan sarana yang aman
bagi lansia.
2. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan
rumah menjadi aman bagi lansia.
Intervensi/Rencana Tindakan :
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
bahaya lantai yang licin.
2. Mendiskusikan akibatnya bila lansia terjatuh.
3. Mendiskusikan cara mencegah lansia
terjatuh.
4. Mengajarkan dan mendiskusikan kepada
keluarga menyelesaikan masalah lansia.
5. Mengajarkan kepada keluarga setiap diskusi
perlu diambil suatu keputusan terbaik.
6. Mendiskusikan dengan keluarga
penggunaan sandal karet dan menggunakan
tongkat yang ujungnya berkaret.
7. Bersama keluarga memodifikasi
lingkungan yang aman, misalnya lantai selalu
dibersihkan agar tidak licin, penerangan yang
cukup terang, dll.
Contoh :
Tujuan Kreteria Hasil/standar Intervensi
Setelah dilakukan Pengetahuan 1. Keluarga 1. Diskusikan ....
tindakan dapat.......... 2. Dst
keperawatan ... Sikap 2. Dst
........................ 7. Bersama klg ..
Tindakan 7. Klg dpt .......................
memodifikasi...
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
RINDAYATI
D3 KEPERAWATAN FAKULTAS VOKASI UNAIR
PENDAHULUAN

• Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas


kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal
di suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan.
Keluarga bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta
sosial dari tiap anggota keluarga.
• Mubarok, 2009
PENDAHULUAN

• Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang


menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus
pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Tujuan keperawatan keluarga
adalah kemandirian keluarga dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
PENDAHULUAN
• A nursing diagnosis may be part of the nursing process and is a clinical
judgment about individual, family, or community experiences/responses to
actual or potential health problems/life processes
• Diagnosa keperawatan dapat menjadi bagian dari proses keperawatan
dan merupakan penilaian klinis tentang pengalaman/respon individu,
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses
kehidupan aktual atau potensial.
• Tujuan: mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
MACAM-MACAM DIAGNOSIS KEPERAWATAN
KELUARGA
1 Ketidakmampuan koping keluarga

2 Penurunan Koping Keluarga

3 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

4 Gangguan proses keluarga

5 Ketegangan Peran Pemberi Asuhan

6 Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga

7 Risiko Gangguan Perlengketan


KETIDAKMAMPUAN KOPING KELUARGA

• Pengertian
• Ketidakmampuan koping keluarga merupakan
ketidakmampuan keluarga untuk mengambil keputusan terkait
tindakan untuk mengatasi masalah.
• Ketidakmampuan koping keluarga adalah perilaku orang
terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
PENYEBAB
• Hubungan keluarga ambivalen (kurang
menyenangkan)
• Pola koping yang berbeda diantara klien dan orang
terdekat.
• Resistensi keluarga terhadap perawatan/pengobatan
yang kompleks
• Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan
perasaan
1. Merasa diabaikan
2. Merasa tertekan
3. Tidak memenuhi kebutuhan anggota
keluarga
TANDA 4. Tidak toleran
DAN 5. Mengabaikan anggota keluarga
6. Agresi
GEJALA 7. Agitasi
8. Perilaku menolak
9. Perilaku bermusuhan
10. Ketergantungan anggota keluarga meningkat
PENURUNAN KOPING KELUARGA

• Pengertian
• Penurunan koping keluarga yaitu
ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman,
bantuan dan motivasi orang terdekat
(anggota keluarga atau orang berarti) yang
dibutuhkan klien untuk mengelola atau
mengatasi masalah kesehatan
PENYEBAB

• Disorganisasi keluarga
• Perubahan peran keluarga
• Kurangnya saling mendukung
• Orang terdekat kurang terpapar informasi
• Orang terdekat terlalu fokus pada kondisi di luar keluarga
TANDA DAN GEJALA

• Mengeluh tentang respons orang terdekat pada masalah


kesehatan
• Orang terdekat menarik diri dari klien
• Terbatasnya komunikasi orang terdekat dengan klien.
• Bantuan dari orang terdekat menunjukkan hasil yang tidak
memuaskan.
MANAJEMEN KESEHATAN KELUARGA TIDAK
EFEKTIF
• Pengertian
• Pola penanganan masalah kesehatan
dalam keluarga tidak memuaskan untuk
memulihkan kondisi kesehatan anggota
keluarga.
PENYEBAB

• Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan


• Kompleksitas program
perawatan/pengobatan
• Konflik pengambilan keputusan
• Kesulitas ekonomi
• Konflik keluarga/banyak tuntutan
TANDA DAN GEJALA

• Tidak memahami masalah kesehatan yang diderita


• Kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan
• Penyakit anggota keluarga semakin memberat
• Keluarga gagal mengurangi faktor risiko
GANGGUAN PROSES KELUARGA
Pengertian
• Perubahan dalam hubungan atau fungsi keluarga yang dapat
disebabkan adanya
• Perubahan status kesehatan anggota keluarga
• Perubahan finansial keluarga
• Krisis perkembangan
• Perubahan peran keluarga
• Peralihan pengambilan keputusan dalam keluarga
TANDA DAN GEJALA

• Keluarga tidak mampu mengungkapkan perasaan secara


leluasa
• Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan
fisik/emosional/spiritual anggota keluarga
• Keluarga tidak mampu mencari atau menerima bantuan
secara tepat
KETEGANGAN PERAN PEMBERI ASUHAN

Pengertian
• Ketegangan peran pemberi asuhan adalah kesulitan dalam
melakukan peran pemberi asuhan dalam keluarga.
PENYEBAB

• Beratnya/kronisnya penyakit penerima asuhan


• Pemberi asuhan kurang mendapatkan waktu istirahat dan
reaksi
• Ketidakadekuatan lingkungan fisik dalam pemberian asuhan
• Keluarga atau pemberi asuhan jauh dari kerabat lain
• Kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan
GEJALA DAN TANDA

• Khawatir klien akan kembali dirawat di rumah sakit


• Khawatir tentang kelanjutan perawatan klien
• Khawatir tentang ketidakmampuan pemberi asuhan dalam
merawat klien.
KESIAPAN PENINGKATAN KOPING KELUARGA

• Pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang


dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta
kesiapan yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan
keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan
keluarga klien.
NEXT…..

• Diagnosis ini termasuk dalam jenis positif (potensial),


dapat diangkat jika keluarga menyatakan
• Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk
meningkatkan gaya hidup sehat
• Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk
meningkatkan kesehatan
KESIAPAN PENINGKATAN MENJADI ORANG
TUA
• Pola pemberian lingkungan bagi
anak atau anggota keluarga yang
cukup untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan
serta dapat ditingkatkan.
NEXT…

Diagnosis ini dapat ditegakan, apabila:


• Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran
menjadi orang tua
• Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada
anak atau anggota keluarga
KESIAPAN PENINGKATAN PROSES KELUARGA

• Pengertian
• Pola fungsi keluarga yang cukup untuk mendukung
kesejahteraan anggota keluarga dan dapat ditingkatkan.
TANDA DAN GEJALA

• Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dinamika keluarga


• Menunjukkan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik, sosial
dan psikologis anggota keluarga
• Menunjukkan aktivitas untuk mendukung keselamatan dan
pertumbuhan anggota keluarga
• Peran keluarga fleksibel dan tepat dengan tahap perkembangan
• Terlihat adanya respek dengan anggota keluarga
PENCAPAIAN PERAN MENJADI ORANG TUA

• Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga


(suami-istri, anggota keluarga dan bayi) yang ditunjukkan
dengan perkembangan bayi yang optimal.
TANDA DAN GEJALA

• Bounding attachment optimal


• Perilaku positif menjadi orang tua
• Saling berinteraksi dalam merawat bayi
• Melakukan stimulasi visual, taktil atau pendengaran terhadap
bayi.
RISIKO GANGGUAN PERLENGKETAN

Berisiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua atau


orang terdekat dengan bayi/anak yang dapat mempengaruhi
proses asah, asih dan asuh.
KEADAAN INI DAPAT TERJADI DENGAN FAKTOR
RISIKO
• Khawatir menjalankan peran sebagai orang tua
• Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi
• Penghalang fisik (mis. inkubator, baby warmer)
• Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak
• Perawatan dalam ruang isolasi
• Prematuritas
• Konflik hubungan antara orang tua dan anak
• Perilaku bayi tidak terkoordinasi
RISIKO PROSES PENGASUHAN TIDAK EFEKTIF

• Berisiko mengalami proses kehamilan, persalinan, dan


setelah melahirkan termasuk perawatan bayi baru lahir
yang tidak sesuai dengan konteks norma dan harapan.
PENEGAKAN DIAGNOSIS FAKTOR RISIKO JIKA
DITEMUKAN:

1. Kekerasan dalam rumah tangga


2. Kehamilan tidak diinginkan/direncanakan
3. Kurang terpapar informasi tentang proses persalinan/pengasuhan
4. Ketidak berdayaan maternal
NEXT….

5. Distres psikologis
6. Ketidaknyamanan selama persalinan
7. Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau
8. Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan
9. Ketidakamanan lingkungan untuk bayi
MENETUKAN PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELUARGA
LANJUTAN….
• Proses keperawatan pada umumnya pengkajian merupakan tahap
awal proses keperawatan yang terdiri dari wawancara, pengamatan,
studi dokumentasi, dan pemeriksaan fisik. Setelah melakukan
pengkajian tahap selanjutnya perawat melakukan perumusan
masalah atau diagnosa
• Diagnosa keperawatan terbagi menjadi aktual (terjadi
deficit/gangguan kesehatan), risiko (ancaman kesehatan) dan
potensial/wallness (keadaan sejahtera). Selanjutnya menentukan
prioritas diagnosa yang ditemukan. Untuk menentukan prioritas
diagnosa menggunakan skala (Baylon dan Maglaya)
MENENTUKAN PRIORITAS DIAGNOSA MENGGUNAKAN SKALA
(BAYLON DAN MAGLAYA)
No Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat masalah
– Tidak / kurang sehat 2
– Ancaman kesehatan 2
1
– Keadaan sejahtera 1

Kemungkinan masalah dapat diubah


– Mudah 2
2
– Sebagian 1
2
– Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk dicegah


– Tinggi 3
3
– Cukup 2
1
– Rendah 1

Menonjolnya masalah
– Masalah berta harus segera ditangani
4 2
– Ada masalah tetapi tidak perlu segera ditangani
1 1
– Masalah tidak dirasakan
0
METODE

• Tentukan skor untuk tiap kriteria


• Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan
bobot
• Jumlahkan skor untuk semua kriteria
• Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.
KRITERIA I (Sifat Masalah)

• Kurang / tidak sehat


• Keadaan sakit (sesudah atau sebelum didiagnosa)
• Gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan yang
tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.
LANJUTAN….
• Ancaman kesehatan
• Penyakit keturunan, seprti asma, DM, dll
• Anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular, seperti TBC, gonore,
hepatitis, dll
• Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan sumber
daya keluarga
• Keadaan yang menimbulkan sters (hubungan keluarga tidak harmonis,
hubungan orang tua dan anak yang tegang, orang tua yang tidak dewasa)
• Sanitasi lingkungan yang buruk
• Kebiasaan yang merugikan kesehatan (merokok, minuman keras, dll)
• Riwayat persalinan sulit
• Imunisasi anak yang tidak lengkap
LANJUTAN….

• Situasi krisis
• Perkawinan
• Kehamilan
• Persalinan
• Masa nifas
• Penambahan anggota keluarga (bayi)
• Dll
KRITERIA II (Kemungkinan Masalah Dapat Diubah)

• Pengetahuan yang ada sekarang, teknolog dan tindakan untuk


menangani masalah
• Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keungan dan tenaga.
• Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
dan waktu
• Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan sokongan masyarakat.
KRITERIA III (Potensial Masalah Dapat Dicegah)

• Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan


penyakit/masalah
• Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah
itu ada.
• Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah
• Adanya kelompok “High Risk: atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
KRITERIA IV
(MENONJOLNYA
MASALAH):
PERAWAT PERLU
MENILAI PERSEPSI
ATAU BAGAIAMANA
KELUARGA MELIHAT
MASALAH
KESEHATAN
TERSEBUT
SKORING
REFERENSI

• PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


• Wahid Iqbal Mubarok, dkk., (2011) Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Aplikasi, Jakarta: Salemba
PRIMARY HEALTH CARE
(Pelayanan Kesehatan Primer)

Joko Susanto
Pendahuluan
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung
inovasi dan pemanfaatan teknologi, melalui

Peningkatan kesehatan Percepatan perbaikan Peningkatan Pembudayaan Penguatan sistem


ibu, anak, keluarga gizi masyarakat pengendalian penyakit perilaku hidup sehat kesehatan dan
berencana (KB) dan melalui Gerakan pengawasan obat dan
kesehatan Masyarakat Hidup makanan
reproduksi, Sehat
• Fasilitas kesehatan tingkat
• Merokok usia 10-18 pertama terakreditasi (%)
• Angka kematian ibu (per 100.000 • Prevalensi stunting balita (%) • Insidensi TB (per 100.000
tahun (%) • RS terakreditasi (%)
KH) • Prevalensi wasting balita (%) penduduk)
• Obesitas usia >18 • Puskesmas dengan jenis
• Angka kematian bayi (per 1.000 KH) • Insidensi HIV (per 1000
tahun (%) tenaga kesehatan sesuai
• Angka kematian neonatal (per 1.000 penduduk yang tidak
• Jumlah kab/kota sehat standar (%)
KH) terinfeksi HIV)
• Puskesmas tanpa dokter (%)
• Imunisasi dasar lengkap pada anak • Eliminasi malaria (Kab/Kota)
• Puskesmas dengan
usia12-23 bulan (%)
ketersediaan obat esensial (%)
Indikator RPJMN terkait Akreditasi FKTP
y
Pendahuluan KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2021-2024
DIPRIORITASKAN UNTUK MENDORONG 6 PILAR TRANSFORMASI KESEHATAN

VISI
SEJALAN DENGAN VISI PRESIDEN UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SEHAT, PRODUKTIF, MANDIRI DAN BERKEADILAN

HASIL MENINGKATKAN KESEHATAN MEMPERKUAT SISTEM


SISTEM IBU, ANAK, KELUARGA MEMPERCEPAT PERBAIKAN MEMPERBAIKI GERAKAN MASYARAKAT KESEHATAN &
KESEHATAN BERENCANA DAN KESEHATAN PENGENDALIAN OBAT DAN
GIZI MASYARAKAT PENGENDALIAN PENYAKIT HIDUP SEHAT (GERMAS)
REPRODUKSI
MAKANAN

1 TRANSFORMASI LAYANAN PRIMER 2 TRANSFORMASI 3 TRANSFORMASI SISTEM


LAYANAN RUJUKAN KETAHANAN KESEHATAN
PENCEGAHAN
SEKUNDER: MENINGKATKAN MEMPERKUAT
MENINGKATKAN AKSES DAN MENINGKATKAN KETAHANAN
Skrining 14 KETAHANAN
KAPASITAS DAN KUALITAS TANGGAP
KATEGORI EDUKASI PENCEGAHAN penyakit KAPABILITAS SEKTOR FARMASI &
penyebab LAYANAN DARURAT
PROGRAM PENDUDUK PRIMER LAYANAN PRIMER
SEKUNDER & ALAT KESEHATAN
kematian tertinggi MIS., KESIAPAN
UTAMA MIS., VAKSINASI DAN MIS., KEDEKATAN FASILITAS TERSIER MIS., KETERSEDIAAN, AKSES, TANGGAP BENCANA
MIS., KAMPANYE di tiap sasaran LAYANAN PRIMER DAN KUALITAS, DAN
IMUNISASI, BERBASIS MASYARAKAT, MIS., KEDEKATAN KOTA, KESIAPAN
PROMOSI DAN PENYEDIAAN usia, skrining
KETERJANGKAUAN FARMASI
RANTAI PASOKAN E2E,
KUALITAS LAYANAN, JALUR FASILITAS LAYANAN, DAN PERALATAN MEDIS,
PROGRAM MAKANAN SEHAT DI KE LAYANAN SEKUNDER KAPASITAS TEMPAT RENCANA SDM,
stunting, & MENINGKATKAN
EDUKASI SEKOLAH TIDUR, KUALITAS KAPABILITAS R&D MENJAGA KUALITAS
peningkatan ANC LAYANAN/AKREDITASI LAYANAN SELAMA
RUMAH SAKIT
untuk kesehatan KRISIS
ibu & bayi

TRANSFORMASI SDM TRANSFORMASI TEKNOLOGI


ENABLER 4 TRANSFORMASI SISTEM 5 KESEHATAN
6
PEMBIAYAAN KESEHATAN
MENDASAR KESEHATAN MEMPERCEPAT ADOPSI TEKNOLOGI DAN SOLUSI
MEMPERCEPAT KETERSEDIAAN, KUALITAS DAN KESEHATAN DIGITAL, MENINGKATKAN
MENJAMIN TRANSPARANSI DAN EFEKTIVITAS
DISTRIBUSI SDM BIDANG KESEHATAN LINTAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN DATA
PENDANAAN UNTUK SISTEM, DAN AKSES YANG
SISTEM KESEHATAN
ADIL BAGI SETIAP SEGMEN POPULASI
Pendahuluan
STANDAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN

REGIS
TRASI

AKREDI
LISENSI
TASI
PENINGKATAN
PELAYANAN
STATUS KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN
&
KESEHATAN BUDAYA MUTU YANG BERMUTU
KEPUASAN PASIEN
AUDIT SERTIFI
KLINIS KASI

tingkat layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat


PENGU
PELAPORA
KURAN yang dapat meningkatkan keluaran (outcome) kesehatan
N IKP
MUTU yang optimal, diberikan sesuai dengan standar pelayanan
dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini serta
memperhatikan hak dan kewajiban pasien.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI


4
Pendahuluan

PROGRAM PRIORITAS NASIONAL

1. PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING


2. ENURUNAN JUMLAH KEMATIAN IBU & JUMLAH KEMATIAN BAYI
3. PENINGKATAN CAKUPAN & MUTU IMUNISASI
4. PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
5. PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR & FAKTOR RISIKONYA

y
Latar Belakang

• 1977 :
World Health Assembly (WHA) menetapkan : kesepakatan global, untuk mencapai
“HFA 2000”
“Health For All by the year 2000 “ 🡪 “Kesehatan untuk Semua pada tahun 2000”
yaitu :
“Tercapainya derajat kesehatan yang optimal, yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi “

• 1978 :
Konferensi di Alma Ata 🡪 “Deklarasi Alma Ata“
menetapkan :
PHC = pendekatan/strategi global untuk mencapai HFA 2000

y
DEKLARASI ALMA ATA 1978
PRIMARY HEALTH CARE

Untuk mewujudkan HFA


2000 diperlukan
PERUBAHAN ORIENTASI
dari Kuratif ke Promotif
dan Preventif, dari
Perkotaan ke Pedesaan,
dari golongan mampu ke
golongan berpenghasilan
rendah, dari Kampanye
Massal ke Upaya
UKW = Upaya Kesehatan Wilayah
UKM= Upaya Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Terpadu.
UKP = Upaya Kesehatan Perseorangan

y
Dasar dan Regulasi
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS;
H
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan; U BA
5. Perpres Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres Nomor 12 tahun 2013 B ER I
A UA AN
tentang Jaminan Kesehatan; BIS SES ANG
E MB
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan pada JKN; RK
PE
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan JKN;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun 2015 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas;
12. KMK Nomor 252 Tahun 205 tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan;

y
Pengertian
“PRIMARY HEALTH CARE“ adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan pada metode dan teknologi praktis, ilmiah, dan social
yang dapat diterima oleh umum (masyarakat, keluarga, dan individu)
melalui peran serta mereka sepenuhnya serta dengan biaya yang
terjangkau “

y
Batasan Pelayanan Primer

• Merupakan tempat bagi pasien dengan masalah kesehatan yang luas


• Gate keeper bagi pasien ketika memasuki sistem kesehatan
• Memfasilitasi hubungan antara klinisi dan pasien/ keluarga/komunitas 🡪
keterlibatan dalam pengambilan keputusan
• Pelayanan Promotif dan preventif
• Membutuhkan tim profesi kesehatan (dokter, perawat, ahli gizi) yang
memiliki kemampuan biomedik dan kompetensi sosial
• Membutuhkan sumberdaya dan investasi yang cukup

y
Tujuan PHC

TUJUAN UMUM
Diketahuinya kebutuhan matsyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang memuaskan

TUJUAN KHUSUS
1. Pelayanan yang menjangkau seluruh penduduk,
2. Pelayanan yang dapat diterima oleh seluruh penduduk,
3. Pelayanan yang berdasarkan pada kebutuhan medis dari populasi,
4. Pelayanan yang menggunakan seluruh sumberdaya secara maksimal

y
Prinsip PHC

y
Prinsip Dasar PHC

1. Pemerataan Upaya Kesehatan,


2. Penekanan pada Upaya Preventif,
3. Menggunakan Teknologi Tepat Guna
4. Melibatkan Peranserta Masyarakat
5. Melibatkan Kerjasama Lintas Sektoral

y
Ciri-Ciri PHC

Pemerataan upaya kesehatan, pelayanan yang utama


dan akrab dengan masyarakat, menyeluruh,
terorganisasi, berkesinambungan, progresif,
berorientasi terhadap keluarga

y
Ruang Lingkup/ Elemen PHC
1. Pendidikan tentang masalah kesehatan
2. Penyediaan makanan & perbaikan gizi
3. Penyediaan air bersih & sanitasi dasar
4. Peningkatan KIA & KB
5. Immunisasi
6. Pencegahan & pengendalian penyakit
7. Pengobatan
8. Penyediaan obat essensial

y
Peranan Tenaga Kesehatan dalam PHC
1. Mendorong peran serta aktif masyarakat,
2. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan cara asuhan diri
kepada masyarakat
3. Memberikan bimbingan dan dukungan terhadap masyarakat
4. Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan kesehatan
masyarakat
5. Membina kerjasama dengan Masyarakat, Keluarga Individu
6. Membina kerjasama lintas program
7. Membina kerjasama lintas sektoral

y
Bentuk Operasional PHC

Contoh :

• PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD)

• PROGRAM GERAKAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT (GHBS)

• PROGRAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA

y
UJUNG TOMBAK
SEKTOR KESEHATAN
DALAM PENYELENGGARAAN PHC
adalah

PUSKESMAS
Silahkan Pelajari :
1. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012
TENTANG SISTEM KESEHATAN NASIONAL
2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 43 TAHUN 2019 TENTANG
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

y
KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH

Dr. ISWATUN, S.Kep.Ns, M.Kes


KONSEP KELUARGA
A. Pengertian / Definisi Keluarga :
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang
saling berhubungan melalui pertalian darah,
adopsi atau perkawinan ( WHO , 1969 )
Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum ,
meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota(Duval).
Keluarga ( Bergess 1962 )
Terdiri dari kelompok orang yang
mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/
darah atau adopsi
Anggota tinggal bersama dalam satu rumah
Anggota berinteraksi dan berkomunikasi
dalam peran sosial
Punya kebiasaan / kebudayaan yang berasal
dari masyarakat
Mempunyai keunikan tersendiri
B. PERAN KELUARGA
Pengertian peran :
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan
Target dari apa yang diharapkan yang harus
dilakukan individu pada situasi tertentu untuk
mencapai tujuan
Peran keluarga
Peran Formal :
Sebagai Suami, istri, anak, orang tua
Pengasuh anggota keluarga
Pemeliharaan rumah
Berhubungan dengan anggota keluarga
suami/istri
Pemberi dan pencari nafkah
Meneruskan keturunan /Reproduksi
Peran Informal :
Sebagai Inisiator
Dominator
Kordinator
Anggota masyarakat
Dll
C. Fungsi Keluarga ( WHO 1978
)
1. Fungsi Biologis :
Reproduksi
Memelihara dan membesarkan anak
Memberi makan
Mempertahankan kesehatan
Rekreasi
Prasyarat :
Manajemen fertilitas
Kesehatan genetik
Perawatan selama kehamilan
Perilaku konsumsi makanan yang sehat
Melakukan perawatan pada kebutuhan
tumbuh kembang
2. Fungsi ekonomi
Ada sumber penghasilan
Menjamin keamanan finansial anggota
keluarga
Menentukan alokasi sumber penghasilan
Prasyarat :
Keluarga mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan untuk suatu pekerjaan
Adanya tanggungjawab
3. Fungsi Psikologis :
Menyediakan lingkungan yang dapat
meningkatkan perkembangan kepribadian
secara alami
Memberikan perlindungan psikologis secara
optimal
Prasyarat :
Emosi stabil
Perasaan antar anggota keluarga baik
Kemampuan untuk mengatasi stres dan krisis
4. Fungsi edukasi
Mengajarkan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan
Prasyarat :
Adanya waktu dari anggota keluarga untuk
mengembangkan intelegensia, pengetahuan ,
ketrampilan, serta pengalaman yang sesuai
dengan kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga
5. Fungsi sosio kultural
Transfer nilai yang berhubungan dengan
perilaku, tradisi/adat, Bahasa
Prasyarat
Keluarga mengatahui standar nilai yang
dibutuhkan
Memberi contoh norma/perilaku yang
diharapkan,
Mempertahankan norma/tradisi yang dianut
D. Fungsi Keluarga (
Friedman )
1. Fungsi Afektif :
Perlindungan psikologis ,Rasa aman, Interaksi,
Mendewasakan, Mengenal identitas individu
2. Fungsi sosialisasi peran :
Fungsi dan peran dimasyarakat
Sasaran untuk kontak sosial didalam dan diluar
Rumah
3. Fungsi reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan
kelangsungan hidup masyarakat
4. Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik dan
perawatan
Sandang, pangan, papan
Pemeliharaan kesehatan
5. Fungsi ekonomi
Pengadaan dan pengalokasian sumber dana
Pengaturan keseimbangan keuangan
6. Fungsi Pengontrol/ pengatur
Memberikan pendidikan norma- norma
E. Fungsi Keluarga Menurut PP no 21 th. 1994
1. Fungsi keagamaan
Tempat utama dan pertama menciptakan
seluruh anggota keluarga menjadi insan yang
taqwa kepada Alloh SWT
2. Fungsi sosial budaya, menggali dan
mengembangkan serta melestarikan budaya
Indonesia
3. Fungsi kasih sayang, Pengembangan rasa
cinta dan kasih sayang setiap anggota
keluarga, antar kerabat dan antar generasi
4. Fungsi Perlindungan, memberikan rasa aman,
tenteram lahir batin, dan memberikan
keteladanan
5. Fungsi Reproduksi, Memberikan keturunan yang
sehat dan berkualitas melalui perencanaan dan
pengaturan yang ideal
Menyiapkan generasi sebagai insan
pembangunan yang handal
6. Fungsi pendidikan dan sosialisasi
Keluarga sebagai tempat pendidikan yang utama
dan pertama anggota keluarga untuk
meningkatkan fisik, mental, sosial, spiritual
secara serasi, selaras dan seimbang
Anggota keluarga menjadi panutan bagi
masyarakat dan diri sendiri
7. Fungsi ekonomi
Keluarga meningkatkan ketrampilan dalam
usaha ekonomiproduktif
Pendapatan keluarga dapat meningkatkan
kesejahteraan keluarga
8. Fungsi pembinaan lingkungan
Meningkatkan diri dalam lingkungan sosial
budaya dan lingkungan alam yang serasi ,
selaras dan seimbang.
ALASAN KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN
KESEHATAN
1. Keluarga merupakan bagian dari masyarakat
dapat dijadikan gambaran dari individu dalam
keluarga
2. Perilaku keluarga dapat menimbulkan
masalah dapat pula mencegah
masalahkesehatan dan menjadi sumberdaya
pemecah masalah kesehatan
3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling
mempengaruhi pada individu anggota
keluarga
4.Merupakan lingkungan yang serasi untuk
mengembangkan potensi tiap individu dalam
keluarga
5. Keluarga merupakan pengambil keputusan
dalam menyelesaikan masalah
6. Merupakan saluran yang efektif dalam
menyalurkan dan mengembangkan kesehatan
kepada masyarakat.
E.Type Keluarga ( Friedman
)
1. Tradisional nuclear, Keluarga inti ( ayah,
ibu,, anak ) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan dalam suatu ikatan perkawinan
dapat bekerja diluar rumah
2. Reconstituted Nuclear, pembentukan
keluarga baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali
3. Nidle age/aging couple, anak meninggalkan
rumah karena sekolah, perkawinan atau
meniti karir, suami istri tinggal dirumah.
4. Dyadic Nuclear, Suami/ istri yang sudah
berumur dan tidak mempunyai anak, salah
satu atau keduanya bekerja diluar rumah
5. Single parent, satu orang tua dirumah
akibat perceraian atau kematian pasangan
yang mengasuh keluarga
6. Duar carrier, suami istri/ keduanya orang
karier dan tidak punya anak
7. Comuter married, suami/istri orang karier
tinggal terpisah, keduanya saling ketemu
pada waktu tertentu
8.Single adult, wanita/pria dewasa yang tinggal
sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk
kawin
9. Three generation, tiga generasi atau lebih
tinggal satu rumah
10.Institusional, Anak/orang dewasa tinggal
dalam satu panti
11. comunal, satu rumah terdiri dari dua/lebih
pasangan yang monogamidengan
anak-anaknya dan bersama dalam penyediaan
fasilitas
12. Exstended family, nuclear family dan lain
family tinggal dalam satu rumah dan
berorentasi pada satu kepala keluarga
13. Cohibing coiple, satu pasangan tinggal
bersama tanpa nikah
14. group marriage, satu perumahan terdiri
dari orang tua dan keturunanya dalam satu
kesatuan keluarga, tiap individu kawin
dengan orang lain dan mempunyai anak
15. unmarriage parent and child, ibu dan anak
perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
F. PERKEMBANGAN
KELUARGA
Sistem keluarga tumbuh dan berubah serta
mempunyai tugas perkembangan sendiri
Siklus perkembangan keluarga dan tugasnya (
Duvall)
1. Beginning family ( Keluarga baru )
Pasangan yang baru menikah belum punya
anak
Tugas perkembangan
a. Membina hubungan dan kepuasan bersama
b. Menetapkan tujuan bersama
c. Membina hubungan dengan keluarga lain,
teman dan kelompok sosial
d. Merencanakan anak
e. Prenatal care, pengertian kehamilan,
persalinan dan menjadi orang tua
2. Child Bearing ( Keluarga dengan anak < 30bl
Tugas keluarga:
a. Membagi peran dan tanggung jawab
b. Penyediaan biaya untuk kebutuhan anak
c. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
d. Bertanggungjawab merawat anak
e. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara
rutin
3. Keluarga dg anak pra sekolah (families with
preschool )
Tugas keluarga
a. Menyesuaikan kebutuhan dan minat anak
pra sekolah
b. perhatian pada tumbuh kembang anak
c. Merencanakan kelahiran berikut
4. Keluarga dengan anak usia sekolah ( 6-13 th)
Tugas keluarga :
a.Mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektual
b.Menyediakan aktifitas untuk anak
c. Menyesuaikan aktifitas komunitas dengan
menyertakan anak
5. Keluarga dengan anak remaja ( 13-20 th)
Tugas keluarga
a. Pengembangan terhadap tanggungjawab,
memberikan ruang pada anak untuk belajar
membuat keputusan
b. Memelihara komunikasi terbuka
c. Pengembangan kepribadian/ interaksi
dengan orang lain
d. Pengembangan nilai moral dalam kehidupan
sehari-hari
6. Keluarga dengan anak dewasa ( anak I
meninggalkan rumah )
Tugas keluarga
aMempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya
b. Menata fasilitas dan sumber yang ada pada
keluarga
c. Berperan sebagai suami-istri, kakek-nenek
d.Menciptakan lingkungan rumah yang dapat
menjadi contoh anak-anaknya
7. Keluarga usia pertengahan ( middle age
family ) , menjelang masa pensiun
Tugas keluarga
a.Mengolah minat sosial
b.Memulihkan hubungan generasi tua dan
muda
c. Keakrapan dengan pasangan
d. Memelihara hubungan/ kontak dengan anak
dan keluarga
e.Persiapan masa tua/ pensiun
8.Keluarga lanjut usia
a.Saling merawat antar anggota keluarga
b. Menyesuaikan kehidupan bila salah satu
pasangan meninggal
c. Penyesuaian terhadap cara hidup masa
pensiun
d. Mempersiapkan dan menerima kematian
pasangan
G. KELUARGA SEJAHTERA
Pengertian ,
Keluarga yang dibentuk atas dasar
perkawinan yang syah mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material yang
layak, bertakwa kepada Tuhan yang maha esa
memiliki hubungan selaras, seimbang dan
serasi antar anggota keluarga dan anggota
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan
( Mungid, 1996)
Tahapan keluarga sejahtera
A. Keluarga Pra sejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar minimal, kebutuhan dasar
yang belum terpenuhi antara lain :
1. Anggota keluarga belum melaksanakan
ibadah menurut agama masing-masing
2. Belum mampu menyediakan makan 2 kali
atau lebih pada anggota keluarga
3. Anggota keluarga belum memiliki pakaian
yang berbeda untuk aktifitas dirumah,
sekolah, bekerja atau aktifitas lain
4. Lantai rumah terluas dari tanah
5. Pelayanan kesehatan atau KB tidak ke
pelayanan kesehatan tapi ke cara tradisional
Keluarga sejahtera I
Keluarga yang sudah dapat memenuhi
kebutuhan diatas ( 1 – 5 ) tapi belum dapat
memenuhi kebutuhan dibawah :
6. melaksanakan ibadah secara teratur
7. Paling kurang sekali seminggu menyediakan
daging, ikan, telur
8. seluruh anggota keluarga mempunyai
pakaian baru 1 stel setahun
9. luas lantai 8 m2 per anggota keluarga
10. seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan
terakhir dalam keadaan sehat
11. Ada anggota keluarga yang berpenghasilan
tetap
12.Anggota keluarga bebas butahuruf
13. Seluh anak bersekolah
14. Merencanakan kehamilan/ KB
Keluarga Sejahtera II
Keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan 1-14
tapi belum dapat memenuhi :
15. Mempunyai upaya untuk meningkatkan
pengetahuan agama
16. sebagaian dari penghasilan dapat disisihkan
untuk tabungan keluarga
17. Makan bersama paling kurang 1 kali sehari
18.Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
19. Mengadakan rekreasi keluarga paling
kurang 1 kali dalam 6 bulan
20 Dapat memperoleh berita dari sarana
komunikasi atau media masa
21. Mempunyai alat transportasi sesuai kondisi
daerah
Keluarga sejahtera III
Seluruh kebutuhan 1-21 terpenuhi, tetapi
belum dapat memberikan sumbangan yang
teratur pada masyarakat bila memiliki :
22. secara teratur memberikan sumbangn
sosial
23. Aktif sebagai pengurus kegiatan
dimasyarakat
Merupakan keluarga sejahtera III Plus.
TERIMA KASIH
TREND DAN ISU
KEPERAWATAN
KELUARGA

ENDAH SRI WIJAYANTI,.SST,. M. Kes


TREND DAN ISU GLOBAL
DUNIA TANPA BATAS (GLOBAL VILLAGE)
MEMPENGARUHI SIKAP DAN POLA
PERILAKU KELUARGA.
KEMAJUAN DAN PERTUKARAN IPTEK
KEMAJUAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI 🡪
MIGRASI MUDAH 🡪 INTERAKSI KELUARGA
BERUBAH
KESIAPAN UNTUK BERSAING SECARA
KUALITAS 🡪 SEKOLAH-SEKOLAH
BERKUALITAS
KOMPETENSI GLOBAL TENAGA KES./KEP.
REFORMASI KESEHATAN
PROFESIONALISME
DESENTRALISASI
PELIBATAN PERAN SERTA
MASYARAKAT
ASURANSI KESEHATAN 🡪 BAGAIMANA
UTK MASYARAKAT MISKIN
KARTU GAKIN
SURAT KETERANGAN TIDAK MAMPU
TREND DAN ISU NASIONAL
PELAYANAN
▪ SDM BELUM DAPAT MENJAWAB
TANTANGAN GLOBAL 🡪 BELUM ADA
PERAWAT KELUARGA
▪ PENGHARGAAN/REWARD RENDAH
▪ BERSIFAT PASIF
▪ BIAYA PELAYANAN KES. RAWAT INAP
MAHAL.
▪ PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN
PERAWAT MASIH RENDAH
TREND DAN ISU NASIONAL

PELAYANAN
▪ RENDAHNYA MINAT PERAWAT UNTUK BEKERJA
DENGAN KELUARGA AKIBAT SISTEM YANG BELUM
BERKEMBANG
▪ PELAYANAN KEP. KELUARGA BELUM
BERKEMBANG 🡪 DEPKES SUDAH MENYUSUN
PEDOMAN PELAYANAN KEP. KELUARGA DAN
MODEL PELAYANAN KEP. KELUARGA DI RUMAH 🡪
PERLU DISOSIALISASIKAN
▪ KEP. KELUARGA/KOMUNITAS DIANGGAP TIDAK
MENANTANG
TREND DAN ISU NASIONAL

PELAYANAN
▪ GEOGRAFIS LUAS NAMUN TDAK
DITUNJANG DENGAN FASILITAS
▪ KERJASAMA LINTAS PROGRAM DAN
LINTAS SEKTOR BELUM MEMADAI
▪ MODEL PELAYANAN BELUM
MENDUKUNG PERAN AKTIF SEMUA
PROFESI
TREND DAN ISU NASIONAL
PENDIDIKAN
▪ LAHAN PRAKTIK TERBATAS; PENDIRIAN
PENDIDIKAN KEP. CENDERUNG “MUDAH”
▪ PENELITIAN TERKAIT PENGEMBANGAN DAN
UJI COBA MODEL MASIH TERBATAS
▪ SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
SANGAT TERBATAS
▪ RASIO PENGAJAR:MAHASISWA BELUM
BERIMBANG
▪ KETERLIBATAN BERBAGAI PROFESI
SELAMA PENDIDIKAN KURANG
PENGEMBANGAN KEP.
KOMUNITAS
GENERALIS: NERS

SPESIALIS I (NERS SPESIALIS):


▪ KEP. KOMUNITAS
▪ KEP. KELUARGA
▪ KEP. GERONTIK

SPESIALISASI II (NERS KONSULTAN):


1.KEP. KELUARGA DENGAN MASALAH YANG
SPESIFIK
2. KEP. KES. KERJA
3. KEP. KES. SEKOLAH
TREND DAN ISU NASIONAL
PROFESI
▪ STANDAR KOMPETENSI BELUM
DISOSIALISASIKAN
▪ BELUM ADA MODEL PELAYANAN YANG
DAPAT MENJADI ACUAN
▪ KOMPETENSI BERBAGAI JENJANG
PENDIDIKAN TIDAK BERBATAS
▪ MEKANISME AKREDITASI BELUM
BERJALAN DENGAN BAIK
TREND DAN ISU NASIONAL

PROFESI
▪ PERANAN PROFESI DIMASA DEPAN
DITUNTUT LEBIH BANYAK
▪ PERLU PENGAWALAN PELAKSANAAN
UNDANG-UNDANG PRAKTIK KEP.
PENUTUP
KONDISI YANG ADA SEKARANG PERLU
MENJADI PEMIKIRAN BERSAMA
PENINGKATAN SDM SECARA BERTAHAP
PERLU DILAKUKAN
POLA PELAYANAN PERLU DITETAPKAN
KETERLIBATAN DALAM PENETAPAN
KEBIJAKAN
MODEL PELAYANAN DIKEMBANGKAN
SESUAI BUDAYA DAN KEUNIKAN DAERAH
PENINGKATAN PROFESIONALISME PENTING
AGAR MAMPU BERSAING SECARA
NASIONAL DAN GLOBAL

Anda mungkin juga menyukai