Pembimbing Akademik
:
Disusun Oleh :
Putri Maharani
PO.71242230156
A. Persalinan
Sebelum melakukan periksa dalam, cuci tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir, kemudian keringkan dengan handuk bersih. Minta ibu
untuk berkemih dan mencuci area genitalia (jika ibu belum melakukannya)
dengan sabun dan air. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan
vaginal tousse atau periksa dalam dan sejenisnya) bukanlah sesuatu yang mudah.
perasaan.Karena jari pemeriksa masuk, maka jari itu tidak boleh dikeluarkan
belum.
1
2) Untuk menentukan keadaan yang menjadi tolak ukur dari rencana pimpinan
2013)
1) Ketuban pecah sedangkan bagian depan masih tinggi. Kejadian ini mungkin
dalam).
rencana waktu dan kalau memang sudah terdapat pembukaan yang lengkap,
mengejan.
kurang baik atau keadaan anak yang kurang baik. Untuk menentukan
terlebih dahulu.
2
4) Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase
menentukan apakah ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan
2) Minta ibu untuk berkemih dan mencuci area genitalia (jika ibu
3) Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan.
Ari, 2011)
3
g. Langkah-langkah Periksa Dalam
b) Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan
(mungkin akan membantu jika ibu menempelkan kedua telapak kakinya satu
sama lain).
DTT/larutan antiseptic. Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan
e) Periksa genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa (benjolan)
diperineum.
c) Bila ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika terlihat
pewarnaan mekonium, nilai apakah kental atau encer dan periksa DJJ
d) Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ dengan
e) Jika ada tanda-tanda akan terjadi gawat janin, lakukan rujukan segera.
4
g) Jika tercium bau busuk, mungkin telah terjadi infeksi.
h) Dengan hati-hati pilahkan labium majus dengan jari manis dan ibu
i) Masukkan dengan hati-hati jari telunjuk yang diikuti oleh jari tengah.
dilakukan.
janin.
m) Nilai portio uteri : konsistensi (lunak, kaku), tebal, tipis merata, dan
posisi.
o) Pastikan tali pusat dan atau bagian-bagian kecil (tangan atau kaki) tidak
teraba pada saat melakukan periksa dalam. Jika teraba maka ikuti
5
digitalis untuk menilai derajat penyusupan atau tumpang tindih tulang
kepala dan apakah ukuran kepala janin sesuai dengan ukuran jalan lahir.
t) Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk yang bersih
dan kering.
Ai, 2013)
Ari, 2011)
6
2. Tahapan Persalinan
Dalam proses persalinan ada beberapa tahapan yang harus di lalui ibu, tahapan
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus atau dikenal
dengan “his” yang teratur dan meningkat (baik frekuensi maupun kekuatannya)
lengkap. Kala satu persalinan dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase
aktif.
1) Pengertian Kala I
7
b) Dimulai dari adanya pembukaan sampai pembukaan serviks sampai 3
jam.
juga demikian namun fase laten, aktif dan fase deselerasi terjadi
lebih pendek.
8
(5) Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) danberakhir dengan kelahiran bayi. Kala dua disebut juga dengan kala
pengeluaran bayi.:
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai
2) Tanda-tanda Persalinan
vaginanya.
c) Perineum menonjol.
itu, penolong persalinan harus memakai celemek yang bersih dan penutup
9
kepala atau ikat rambut pada saat menolong persalinan. Juga gunakan masker
penutup mulut dan pelindung mata (kacamata) yang bersih dan nyaman.
bayi dan plasenta serta saat melakukan penjahitan laserasi atau luka
episiotomy.
dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih, kain tebal dan pelapis
anti bocor (plastik) apabila hanya beralaskan kayu atau diatas kasur yang
diletakkan diatas lantai (lapisi dengan plastik dan kain bersih). Ruangan harus
hangat (tetapi jangan panas ) dan terhalang dari tiupan angin secara langsung.
Selain itu, harus tersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah
menjahit laserasi atau luka episiotomi dan resusitasi bayi baru lahir. Semua
10
5) Penyiapan Tempat dan Lingkungan untuk Kelahiran Bayi
berlebihan pada bayi baru lahir harus dimulai sebelum kelahiran bayi itu
sendiri. Siapkan pencahayaan cukup, dan bebas dari tiupan angin (matikan
kipas angin atau pendingin udara bila sedang terpasang).Bila ibu bermukim di
selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan dan
itu, penolong persalinan harus memakai celemek yang bersih dan penutup
kepala atau ikat rambut pada saat menolong persalinan. Juga gunakan masker
penutup mulut dan pelindung mata (kacamata) yang bersih dan nyaman.
bayi dan plasenta serta saat melakukan penjahitan laserasi atau luka
episiotomy.
tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih, kain tebal dan
11
pelapis anti bocor (plastik) apabila hanya beralaskan kayu atau diatas kasur
yang diletakkan diatas lantai ( lapisi dengan plastik dan kain bersih). Ruangan
harus hangat (tetapi jangan panas ) dan terhalang dari tiupan angin secara
langsung. Selain itu, harus tersedia meja atau permukaan yang bersih dan
menjahit laserasi atau luka episiotomi dan resusitasi bayi baru lahir. Semua
berlebihanpada bayi baru lahir harus dimulai sebelum kelahiran bayi itu
sendiri. Siapkan pencahayaan cukup, dan bebas dari tiupan angin (matikan
kipas angin atau pendingin udara bila sedang terpasang).Bila ibu bermukim di
selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan dan
Pada kala dua persalinan his/kontraksi yang semakin kuat dan teratur.
inginan meneran. Kedua kekuatan, his dan ke inginan untuk meneran akan
mendorong bayi keluar. Kala dua berlangsung hingga 2 jam pada primipara
12
c. Kala III Persalinan (Pelepasan Plasenta)
Kala tiga persalinan disebut juga dengan kala uri atau kala pengeluaran
plasenta. Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
Kala III persalinan tiga tersebut juga sebagai kala uri atau kala
dari kala satu (kala pembukaan) dan kala dua (kala pengeluaran bayi)
persalinan.
berbentuk bulat penuh dan umjum tinggi fundus uteri dibawah pusat.
berubah bentuk menjadi seperti buah pear/alpukat dan tinggi fundus uteri
13
3. Semburan darah mendadak dan singkat
menyusui segera
14
a) Pemberian suntikan oksitosin
kehilangan darah.
dan tangan yang satu memegang klem di dekat vulva. Tujuannya agar
mulai berkontraksi tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan
yang lain (pada dinding abdomen) menekan uterus ke arah lumbal dan
15
Lahirkan plasenta dengan peregangan yang lembut mengikuti kurva
ibu, anjurkan ibu untuk menari nafas dalam, perlahan serta rileks dengan
lembut tapi mantap gerakkan tangan dengan arah memutar pada fundus
(suksenturiata)
16
masase uterus sehingga mampu untuk segera mengetahui jika uterus
selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama satu
4) Pemeriksaan plasenta
(2) Menginspeksi sisi fetal untuk melihat adanya kista dan untuk
(3) Menginspeksi sisi internal untuk melihat adanya kista, tumor, edema,
(4) Menginspeksi sisi internal untuk melihat adanya infark dan luas
pembentukan infrak
jelas.
atau lubos aksesori yang hilang, margin plasenta di raba dan jari
17
area yang kasar harus diselidiki dengan seksama karena area yang
(7) Plasenta di ukur dan di timbang hal ini biasanya di terapkan oleh
nya. Gunakan kasa berukuran 4x4 cm dan tali pusat yang telah dipotong.
Dari tekanan dan lubang pembuluh darah yang terdapat pada ujung tali
alasan, waktu sudah lewat dan pembuluh darah kolaps sebelum dapat di
dicari pembuluh darah tersebut pada tempat potongan yang baru, tempat
tentukan oleh kebijakan masing masing insttitusi dan tidak setiap institusi
18
membutuhkannya tanpa memperhatikan kebijakan tersebut. Bila tali
pusat tampak tidak normal panjang atau pendek maka tali pusat tersebut
harus diukur. Pengukur panjang tali pusat di lakukan ketika tal pusat bayi
Sondakh.2013)
Kala empat persalinan disebut juga dengan kala pemantauan. Kala empat
dimulai dari setelah lahirnyaplasenta dan berakhir dua jam setelah persalinan.
Pada kala ini paling sering terjadi perdarahan postpartum, yaitu pada 2 jam
jam setelah plasenta lahir kala ini dimasukkan dalam persalinan karna pada
masa ini sering timbul perdarahan.2 jam setelah persalianan merupakan waktu
yang kritis bagi ibu dan ayi.keduanya baru sajan mengalami perubahan fisik
yang luar biasa,yaitu :si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan ayi sedang
menyesuaikan diri dari perut ibu keduia luar.dalam kala IV ini petugas atau
bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi utnuk memastikan bahwa keduanya
19
dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk
melakukan stabilisasi.
c) Jika uterus tidak berontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai
Kontraksi uterus selama kala empat umumnya tetap kuat dengan amplitudo
sekitar 60 sampai 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak di ikuti oleh interval
dengan menghitung jumlah kain yang dipakai.ini juga tidak tepat karena ibu
yang mengganti kain ketika telah benar-benar basah dengan darah. Jumlah
darah yang keluar dapat diperkirakan dengan bertanya kepada diri sendiri
beberapa botol ukuran 500 cc yang akan dapat diisi oleh darah tersebut, jika
botol,ibu telah kehilangan dara 250 cc.perkiraan darah yang keluar hanya
merupakan salah satu cara untuk menilai kondisi ibu. Adalah jauh lebih
penting seringkali memeriksa ibu selama Kala IV dan menilai jumlah darah
yang dikeluarkan melalui tanda-tanda vital dan pengamatan darah yang keluar
20
4) Pemeriksaan perineum
gurita atau stagen pada ibu bersalin karena akan mempersulit saat melakukam
setiap 30 menit pada jam kedua selama kala IV ,jika di dapatkan temuan –
hal-hal diatas ,nilailah apakah ibu merasa nyaman,lapar atau haus atau ingin
menggendong bayinya.
melintang antar pusat dan fundus uteri.fundus uteri harus sejajar dengan
pusat atau lebih bawah misalnya jika dua jari bisa diletakkan dibawah
pusat dan diatas fundus uteri maka disebut dua jari dibawah pusat.
21
d) Periksa perineum dari perdarahan aktif.
7) Evaluasi
menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
i) Memeriksa temperature ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca
persalinan
j) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.( Asri
Hidayat, Sujiyatini.2010)
22
3. Patograf
a. Pengertian Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan
b. Tujuan Partograf
lama.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status
persalinan
23
e) Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik
Seperti yang sudah dibahas awal bab ini, kala satu persalinan terdiri dari dua
fase, yaitu fase laten dan fase aktif yang diacu pada pembukaan serviks :
dicatat, hal ini dapat direkam secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan
maupun di Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus
dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan
dan intervensi juga harus dicatatkan. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan
24
Jika ditemui gejala dan tanda penyulit, penilaian kondisi ibu, dan bayi harus
dalam satu atau dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan
bayinya. Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyuli, ibu boleh pulang
bahwa ibu dan bayinya dalam kondisi baik.Pesankan pada ibu dan keluarganya
frekuensi kontraksi. Rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang sesuai jika fase laten
aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil
a) Nama, umur
25
2) Kondisi Janin :
3) Kemajuan Persalinan :
a) Pembukaan serviks
5) Kontraksi uterus :
a) Oksitosin
7) Kondisi ibu :
26
f. Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut :
1) Data Dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat
pendamping saat merujuk. Isikan data pada masing-masing tempat yang telah
disediakan, atau dengan cara memberi tanda √ pada kotak disamping jawaban
yang sesuai. Untuk pertanyaan yang mengenai catatan: rujuk, Kala I/II/III/IV,
2) Kala I
persalinan.
3) Kala II
jawabannya “Ya” tulis indikasinya. Untuk gawat janin dan distosia bahu
jawabannya “ Ya”, isi jenis tindakan yang dilakukan. Khusus pada gawat
janin , kesehatan janin, atau tidak dapat dievaluasi. Bagian ini dapat menjadi
27
pelengkap bagi informasi pada kotak “Ya” maupun “Tidak” untuk pertanyaan
gawat janin.
4) Kala III
Untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin,
plasenta saat dilahirkan, retensio plasenta yang > 30 menit, laserasi, atonia
jawaban pada tempat yang disediakan dan diberi tanda √ pada kotak
Informasi yang perlu diperoleh dari bagian bayi baru lahir adalah berat
dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI,
masalah lain dan hasilnya. Isi jawaban padatempat yang disediakan serta
diberi tanda √ pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan
Jenis kelamin dan penilaian bayi baru lahir, lingkari jawaban yang
6) Kala IV
kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai deteksi dini resiko atau
melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isikan hasil
28
pemeriksaan pada kolom atau ruangan yang sesuai. Bila timbul masalah
selama kala IV, tuliskan jenis dan cara menangani masalah tersebut pada
bagian masalah kala IV dan bagian berikutnya. Bagian yang digelapkan tidak
usah diisi.
Bayi “cukup bulan” adalah bayi yang di lahirkan setelah usia kehamilan
minggu. Bayi “lewat waktu” adalah bayi yang dilahirkan setelah usia kehamilan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.
b. Panjang badan 48 – 52 cm
denyut/menit.
29
f. Pernapasan pada beberapa menit pertama cepat, kira-kira 80 kali/menit,
j. Genetalia, labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), testis
l. Refleks moro sudah baik, jika terkejut bayi akan memeperlihatkan gerakan
m. Eliminasi, baik urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama
b. Tanda-tanda vital
c. Berat badan
e. Pakaian
30
i. Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa
adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi.
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi selama jam pertama setelah
b. Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera
mungkin
f. Perawatan mata
d. Memberi vitamin K
31
6. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
a. System Pernapasan
mekanik)
(stimulasi mekanik)
tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan
sedangkan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur. (Indrayani & Moudy
2016).
1) Sirkulasi Darah
bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh
tubuh. Dari bilik kanan darah di pompa sebgian ke paru dan sebagian
32
arteriol dalam paru menurun . tekanan dalam jantung kanan turun,
33
sehingga tekanan jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung kanan
Moudy 2016).
2) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relative lebih luas dari tubuh orang
dewasa sehingga metabolisme basal per kgBB akan lebih besar, sehingga
berasal dari perkembangan lemak dan 40% dari karbohidrat. (Indrayani &
Moudy 2016).
relative lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi
peoksimal
4) Imunoglobulin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan
34
fetus bebas dari antigen dan stres imunologis. Pada BBL hanya terdapat
karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui
5) Traktus Digestivus
biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. (Indrayani & Moudy
2016).
6) Hati
morfologis, yaitu kelainan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan
35
7. Manajemen Asuhan pada Bayi Baru Lahir
a. Penilaian
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain yang bersih dan kering
yang sudah disiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka
letakkan bayi di antara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam
keadaan bersih dan kering.Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir:
sianosis?
Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan pada saat lahir dengan
dilakukan dua jam pertama setelah lahir. Pengkajian fisik yang lebih lengkap
Cara mengkaji nilai Apgar adalah sebagai berikut (Sondakh, Jenny J.S
2013) :
biru (1), atau seluruh tubuh bayi pucat atau biru (0).
36
2) Hitung frekuensi jantung dengan memalpasi umbilicus atau meraba
bagian atas dada bayi di bagian apeks 2 jari. Hitung denyutan selama
denyut atau lebih pada periode 6 detik kedua) (2), <100 (<10 denyut
dalam 6 detik) (1), atau tidak ada denyut (0). Bayi yang berwarna merah
terhadap rasa haus atau sentuhan. Pada bayi yang sedang diresusitasi,
stimulus (2), apakah bayi mencoba untuk menangis tetapi hanya dapat
ekstremitas yang baik (2), adakah fleksi ekstremitas (1), atau apakah bayi
lemas (0).
5) Observasi upaya bernapas yang dilakukan bayi. Apakah baik dan kuat,
biasanya dilihat dari tangisan bayi (2), apakah pernapasan bayi lambat
dan tidak teratur (1), atau tidak ada pernapasan sama sekali (0).
dilakukan dengan baik, dan pastikan adanya akses yang baik kebayi.
37
2) Catat waktu kelahiran, tunggu 1 menit, kemudian lakukan pengkajian
jumlahkan hasilnya.
dengansegera.
4) Ulangi pada menit kelima. Skor harus naik bila nilai sebelumnya 8
ataukurang.
Pulse
(Frekuensi
jantung) Tidak ada <100 x/menit >100 x/menit
Grimace
(Reaksi terhadap Menangis,
rangsangan) Tidak ada Sedikit gerakan mimic batuk/bersin
Respiration
(Usaha napas) Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat
38
c. Merawat Tali Pusat
4) Letakan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat.
5) Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan menggunakan benang
tali pusat dan lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci di bagian
8) Bungkus tali pusat yang sudah diikat dengan kassa steri. (Indrayani &
Moudy 2016).
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh
39
3) Segera memberikan kekebalan positif pada bayi, kolostrum adalah
4) Meningkatan kecerdasan
barnafas.
bounding attachment.
e. Pencegahan Vitamin K
intramuskuler setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu untuk mencegag
perdarahan BBL akbibat defisiensi vitamin Kyang dapat di alami oleh sebagian
tetrasiklin 1%. Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam
setelah kelahiran upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan
lebih dari satu jam setelah kelahiran. (Indrayani & Moudy 2016).
40
g. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
sebanyak 3 kali pemberian yaitu usia 0 hari (segera setelah lahir) dan
DPT+Hepatitits B pada 2,3, dan 4 bulan usia bayi. (Indrayani & Moudy 2016).
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh
Hormon ini akan memacu payudara untuk menghasilkan ASI. (Indrayani &
Moudy 2016).
1) Aktifitas Fisik
41
3) Kulit
Warna tubuh kemerahan dan tidak ikterus. Lembab, hangat dan tidak
ada pengelupasan.
4) Kepala
Distribusi rambut di puncak kepala. Tidak ada massa atau area lunak
5) Wajah
6) Mata
cunjungtiva tidak merah muda, iris berwarna merata dan bilateral. Pupil
7) Telinga
Posisi telinga berada garis lurus dengan mata, kulit tidak kendur,
8) Hidung
hidung.
42
9) Mulut
penuh berwarna merah muda dan lembab, membran mekosa lembab dan
berwarna merah muda, palatom utuh, lidah dan uvula di garis tengah,
10) Leher
Palpasi : Triorid di garis tengah, nodus limfe dan massa tidak ada.
11) Dada
Suara nafas jernih sama kedua sisi. Frekuensi jantung 100- 160 x permenit
lapang paru.
12) Payudara
Jarak antar puting pada garis sejajar tanpa ada puting tambahan
13) Abdomen
Abdomen bundar dan simetris pada tali pusat terdapat dua arteri dan
klitoris ada, meatus uretra ada di depan orivisium vagina. Inspeksi (laki-
43
laki) : Penis lurus, meatus urinarius di tengah di ujung glans tetis dan
skrotum penuh.
15) Anus
bifilda. Inspeksi : Kolumna spinalis lurus tidak ada defek atau penyimpang
yang terlihat. Palpasi : Tulang belakang ada tanpa pembesaran atau nyeri.
17) Ekstremitas
siku normal pada tangan reflek genggam ada, kuat bilateral, terdapat
sepuluh jari dan tanpa berselaput, jarak antar jari sama karpal dan
metacarpal ada dan sama di kedua sisi dan kuku panjang melebihi bantalan
kuku. Palpasi Humerus radius dan ulna ada, klavikula tanpa fraktur tanpa
nyeri simetris bantalan kuku merah muda sama kedua sisi. Ekstremitas
bawah Panjang sama kedua sisi dan sepuluh jari kaki tanpa selaput, jarak
antar jari sama bantalan kuku merah muda, panjang kuku melewati
44
DAFTAR PUSTAKA
Asri, D & Cristine C. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Nuha Medika. Yogyakarta
Indrayani, Moudy E.U. Djami. 2016. Update Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru
Lahir.Trans
Info Media. Jakarta
Jenny Sondakh. J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Erlangga.
Jakarta
Nursiah, Ai. 2013. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Salemba Medika : Jakarta.
Putra, Sitiavana, 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita Untuk Keperawatandan
Kebidanan. Penerbit D-Medika. Jogjakarta
Sulistyawati Ari, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika :
Jakarta.
Williamson Amanda, Kenda Crozier. 2013. Buku Ajar Asuhan Neonatus. EGC. Jakarta
31