Anda di halaman 1dari 6

Trauma Maxilo Facial

Trauma pada struktur anatomi maxillofacial sangat membutuhkan perahatian khusus. Hal ini
dikarenakan muka mendukung beberapa fungsi tubuh yang vital,seperti melihat, mendengar,
membau, bernafas, makan,berbicara.Regio maxillofacial dibagi menjadi 3 bagian :

Upper face : fraktur (patah tulang) mencngkup os frontal dan sinus frontal

Midface : midface dibagi menjadi 2 bagian


o Upper part, terdiriatas os nasal, os zygomaticus, os ethmoid,bagian os axilla
yang tidak ada gigi nya. Pada bagian ini terjadi fraktur os maxilla tipe Le Fort
II dan Le Fort II, yang mencangkup fraktur pada os nasal, komplek
nasoethmoidal atau kompleks Zygomaticomaxillari dan dinding orbital
o Lower midface : trdiri dari alveolus maxilla, gigi, dan terjadi frkatur maxilla
tipe Le Fort I

Lower face : Terdiri dari mandibula

Frekuensi
Lebih dari 3 juta orang di amerika mengalami trauma / cidera seperti ini.
Etiologi
Facial trauma pada daerah urban disebabkan oleh perkelahian, kecelakaan kendaraan
bermotor, dan kecelakaan industry. Penyebab lain yan penting meliputi, trauma penetrasi
(luka pisau atau luka tembak), domestic violence, dan kekerasan pada anak dan orang tua
Os nasal, mandibula, dan zygoma, merupakan tulang yang paling sering mengalami
frakturselama
perkelahian.
Patofisiologi
Gaya yang menyebabkan cidera dapat dibedakan jadi 2, yaitu high impact atau low impact.
Keduanya dibedakan apakah lebih besar atau lebih kecil dari 50 kali gaya gravitasi. Setiap
region pada wajah membutuhkan gaya tertentu hingga menyebabkan kerusakan dan masing
masing region berbeda beda. Margo Supraorbital, maxilla, dan mandibula (bagian
syimphisis dan angulus) dan frontal membutuhkan gaya yang high impact agar bias
mengalami kerusakan. Sedangkan os zygoma dan os nasal dapat mngalami kerusakan hanya
dengan terkena gaya yang low impact.
Berikut ini masing masing penyebab fraktur pada maxilla facial trauma :

Fraktur os frontal : Disebabkan oleh pukulan yang keras pada bagian dahi.
Mencangkup Tabula anterior dan tabula posterior sinus frontalis. Apabila tabula
posterior mengalami fraktur, diperkirakan akan menyebabka luka pada dura mater
(meninges). Selain itu sering juga terjadi kerusakan duktus naso frontal

Fraktur dinding bawah / lantai orbita : cidera pada lantai orbita dapat terjadi sebagai
fraktur yang sendiri, namun dapat juga menyebabkan fraktur dinding medial. Adanya
fraktur tersebut menyebabkan adanya peningkatan tekanan pada intraorbita yang
dapat merusak aspek terlemah dari dinding orbit, yaitu dinding medial dan lantai.
AKibatnya herniasi dari struktur yang terdapat didalam orbita ke dalam sinus
maxillary dapat terjadi dan insidensi yang tinggi pada cidera mata, namun bulbus
oculi jarang sapai rupture.

Fraktur nasal : disebabkan oleh gaya yang ditransmisikan oleh trauma langsung

Fraktur nasoethmoidal : perluasan dari tulang nasal hingg tulang etmoid dan dapat
mnyebabka kerusakan canthus medial mata, apparatus lacrimal ata ductus nasofronta
lis. Dapat juga menyebabkan laserasi pada lamina cribrosa os frontal

Fraktur arcus zygomaticus : disebabkan karena pukulan langsung pada arcus


zygomaticus dapat mnyebabkan fraktur pada sutura zygomaticotemporal

Fraktur kompleks zygomaticomaxilla : fraktur ini disebabkan oleh trauma langsung.


Garis fraktur meluas melalui sutura zygomaticotemporal, zygomaticofrontal,
zygomaticomaxlla dan artikulasi dengan ala magna os sphenoid. Garis fraktur
biasanya meluas hingga foramen intraorbita dan lantai orbita. Cidera ocular yang
bersamaan juga sering terjadi.

Fraktur maxilla : Diklasifikasikan menjadi Le Fort I, II atau III

o Fraktur Le Fort I merupakan fraktur maxilla horizontal yang menyilangi aspek


inferior maxilla dan memisahkan procesus alveolar yang mengandung gigi
maxilla dan palatum durum dari bagian lain maxilla. Fraktur meluas melalui
1/3 bawah septum dan mecangkup sinus maxilla medial dan lateral meluas ke
os alatum dal pterigoid
o Fraktur Le Fort II merupakan fraktur pyramidal yang dimulai dari os nasal dan
meluas melalui os etmoid dan os lacrimal, turun kebawah melalui sutura
zygomaticofacial, berlanjut ke posterior dan lateral melalui maxilla, dibawah
zygomaticus dan kedalam pterigoid
o Fraktur Le Fort III atau disebut juga craniofacial dysjunction merupakan
terpisahnya semua tulang muka dari basis crania dengan fraktus simultan
zygoma, maxilla, dan os nasal. Garis fraktur meluas ke posterolateral melaui
os etmoid, orbits, dan sutura pterygomaxilla samapi kedalam fossa
sphenopalatina.

Fraktur Mandibula : Dapat terjadi pada banyak lokasi disebabkan bentuknya yang
seperti huruf U dan lemahnya condylar neck. Fraktur dapat terjadi bilateral pada tepat
yang terpisah dari tempat mengalami trauma langsung.

Fraktur Alveolar : dapat terjadi akibat gaya Low impact atau dapat disebabkan dari
perluasan garis fraktur melalui porsio alveolar dari maxilla dan mandibula

Fraktur panfacial : biasanya disebabkan akibat mekanisme yang high impact yang
menyebabkan cedera pada wajah bagian atas, mid face, dan lower face. Farktur ini
dapat teriri dari 3 dari 4 unit facial.

Presentasi klinis
Fraktur os frontal
Presentasi : gangguan atau adanya krepitasi pada margo supraorbita, emphsema subcutan dan
parestesia nervus supraorbita dan nervus supratrochlear. Pada pasien yang sadar, nyeri wajah
merupakan gejala yang lazim. Laserasi, kontusio atau heatoma pada dahi merupakan tanda
cidera sinus frontal. Depresi yang tampak pada dahi merupakan tanda yang penting, namun
dapat dengan mudah tidak teramati pda presentasi akut karena berkaitandengan edema
jaringan luna. CSF (Cerebrospinal fluid) rhinorrhea. Halo sign atau B2 transferring untuk
konfimasi kebocoran
Fraktur lantai orbita
Presentasi : edemaperiorbita, crepitasi, ecch mosis, enophtalmos dan cidera ocular. Nervus
infraorbita sering juga mengalami kerusaka kerusakan nervus infraorbita dapat mnyebabkan
paresthesia atau anesthesia pada sisi lateral hidung, bibir bagian atas dan g inggiva maxilla
pada sisi yang terkena. Adanya disfungsi pergerakan bola mata ke atas dank e arah lateral
akibat terjebaknya musculus rectus inferior. Apabila entrapment nervus terjadi, intervensi
surgical emergency harus segera dilakuakan, untuk mencegah atrofi m.rectus inferior.
Fraktur nasal
Presentasi : hidung mengalami edema dan nyeri tekan, terdapat displacement, crepitasi dan
epitaxis. Inspeksi septum untuk ekslusi septal hematomayang terjadi pada anak.
Fraktur Nasoethmoidal
Presentasi : Telecathus (peningkatan jarak antara canthus medial kedua mata), epitaxis,
cerebrospinal fluid rhinorrhea, dan epiphora yang disebabkan oleh terhalangnya ductus naso
lacrimal
Fraktur arcus zygomaticum
Presentasi : nyeri saat palpasi dan keterbatasan gerak mandibula disebabkan interferensi
pergerakan processus coronoideus mandibula pada pemeriksaan fisik
Fraktur kompleks zygomaticomaxilla

Presentasi : depersi malar, pendataran tulang pipi, nyeri tekan penonjolan zygoma. Flame
sign : jerusakan dan depresi tendon canthal lateral, pendarahan sub conjunctival, paresthesi
pada sisi lateral hidung dan bibir bagian atas, diplopia akibat m. rectus inferior, intraoral
ecchimosis
Faktur maxilla
Presentasi :
Le Fort I : edema facial dan mobilitas padi palatum durum dan alveolus maxilla dan gigi
Le Fort II : Edem Facial, Tele canthus, pendarahan subconjunctival, mobilitas maxilla, pada
sutura nasofrontal,epitaxis, dan kemungkinan rhinorrea CSF
Le Fort III : Edema massive, dengan wajah tampak membulat, memanjang da mendatar,
Epitaxis, rhinorrea CSF, dan pergerakan tulang wajah akibat manipulasi gigi, dan palatum
durum
Fraktur Alveolus
Presentasi : pendarahan gingival, mobilitas alveolus, dan longgarnya gigi
Fraktur Mandibula
Presentasi : Fraktur Condilus (tampak nyeri saat palpasi anterior Meatus acusticus externa),
COnylus yang fraktur gak akan bergerak ketika mandibula membuka atau menutup. Fitur
yang lazim: nyeri saat menggerakan rahang, malocculusi gigi, dan ketidak mampuan
membuka mulut, mobilitas dan crepitasi pada symphisis,angulus atau corpus. Intraoral
edema, ecchymosis, pendarahan gusi. Kerusakan nervus alveolar,mencangkup rus mental
dapat menyebabkan paresthesia atau anesthesia setengah dar bibir bagian bawah, gigi dan
gusi.

Anda mungkin juga menyukai