JENIS KASUS
1.1 Pengertian
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik. Kekuatan otot dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak
di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak
lengkap (Price dan Wilson, 2006).
Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang yang biasanya disebabkan
oleh adanya kecelakaan yang timbul secara langsung. Fraktur mandibula adalah
putusnya kontinuitas tulang mandibula. Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah
(mandibula), yang diakibatkan trauma oleh wajah ataupun keadaan patologis, dapat
berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.
Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan berfungsi sebagai
tempat menempelnya gigi-geligi. Mandibula berhubungan dengan basis kranii dengan
adanya temporo-mandibular joint dan disangga oleh otot-otot pengunyahan.
Mandibula terdiri dari korpus berbentuk tapal kuda dan sepasang ramus. Korpus
mandibula bertemu dengan ramus masing-masing sisi pada angulus mandibula. Pada
permukaan luar digaris tengah korpus mandibula terdapat sebuah rigi yang
menunjukkan garis fusi dari kedua belahan selama perkembangan, yaitu simfisis
mandibula.
Korpus mandibula pada orang dewasa mempunyai processus alveolaris yang
ditandai adanya penonjolan di permukaan luar, sedangkan pada orang tua yang
giginya telah tanggal processus alveolaris mengalami regresi. Bagian depan dari
korpus mandibula terdapat protuberantia mentale yang meninggi pada tiap-tiap sisi
membentuk tuberculum mentale. Bagian permukaan luar di garis vertical premolar
kedua terdapat foramen mentale. Bagian posterior korpus mandibula mempunyai dua
processus yaitu processus coronoideus anterior yang merupakan insersio otot
pengunyahan dan processus condylaris bagian posterior yang berhubungan langsung
dengan sendi temporo mandibular. Permukaan dalam ramus mandibula terdapat
foramen mandibula yang masuk ke dalam kanalis mandibula, sedangkan permukaan
korpus mandibula terbagi oleh peninggian yang miring disebut linea mylohyoidea
(Platzer, 1997).
Mandibula dipersarafi oleh 3 cabang nervus yaitu N. Bucalis Longus, N.
Lingualis, dan N. Alveolaris inferior. Nervus mandibularis merupakan cabang
terbesar, yang keluar dari ganglion Gasseri. Saraf keluar dari cranium melalui
foramen ovale, dan bercabang menjadi tiga percabangan.
1. N. Buccalis Longus
n. buccalis longus keluar tepat di luar foramen ovale. Saraf berjalan di antara
kedua caput m. pterygoideus externus, menyilang ramus untuk kemudian masuk
ke pipi melalui m. buccinators, di sebelah bukal gigi molar ketiga atas. Cabang-
cabang terminalnya menuju membrane mukosa bukal dan mukoperiosteum di
sebelah lateral gigi-gigi molar atas dan bawah.
2. N. Lingualis
Nervus Lingualis cabang berikut berjalan ke depan menuju garis median. Saraf
berjalan ke bawah superficial dari m. Pterygoideus internus berlanjut ke lingual
apeks gigi molar ketiga bawah. Pada titik ini saraf masuk ke dalam basis lingual
melalui dasar mulut dan menginervasi duapertiga anterior lidah, mengeluarkan
percabangan untuk menginervasi mukoperiosteum dan membrana mukosa lingual.
3. N. Alveolaris Inferior
N. alveolaris Inferior adalah cabang terbesar dari n. Mandibularis. Saraf turun
balik dari m. Pterygoideus externus, disebelah posterior dan dibagian luar n.
lingualis, berjalan antara ramus mandibula dan ligamentum sphenomandibularis.
Bersama-sama dengan arteri alveolaris inferior saraf berjalan terus di dalam
canalis mandibula dan mengeluarkan percabangan untuk gigi-geligi. Pada
foramen mentale saraf bercabang menjadi dua salah satunya adalah nervus
incicivus yang berjalan terus ke depan menuju garis median sementara nervus
mentalis meninggalkan foramen untuk mempersarafi kulit. Cabang-cabang dari
nervus alveolaris inferior adalah :
Otot-otot Pengunyahan
Otot
Origo Insertio Fungsi
Persarafan
1. M. temporalis Os. Temporal di Ujung dan Menutup rahang,
Nn. Temporales bawah linea permukaan media bagian belakang,
profundi temporalis proc. Coronoideus menarik balik RB
(N. mandibularis) inferior dan mandibula (=retrusi)
lembar dalam
fascia temporalis
2. M. masseter Arcus Pars superficialis: Menutup rahang
M. massetericus zygomaticus angulus mandibula,
(N. mandibularis) Pars tuberositas
superficialis: sisi masseterica.
bawah, dua Pars profunda:
pertiga bagian permukaan luar
depan (bertendo) ramus mandibula
Pars profunda:
sepertiga bagian
belakang,
permukaan
dalam
3. M. pterygoideus Fossa Permukaan medial Menutup rahang
medialis pterygoidea dan angulus mandibula,
N. pterygoideus lamina lateralis tuberositas
medialis proc. pterygoidea
(N. mandibularis) Pterygoidei,
sebagian proc.
Pyramidalis os.
Palatum
4. M. pterygoideus Caput superius: Fovea pterygoidea Menutup rahang
lateralis permukaan luar (proc. Condilaris dan gerakan ke
N. pterygoideus lamina lateralis mandibula), discus muka (=protrusi)
lateralis proc. dan kapsul RB. Caput
(N. mandibularis Pterygoidei, articulation inferius:
tuber maxillae temporomandibularis. membuka rahang
Caput inferius
(asesoris): facies
temporalis (ala
major ossis
spenoidalis)
1.3 Etiologi
Klasifikasi Etiologis:
2. Trauma tidak langsung: tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari
area benturan.
3. Fraktur patologis: fraktur yang disebabkan trauma yamg minimal atau tanpa
trauma. Contohfraktur patologis: Osteoporosis, penyakit metabolik, infeksi tulang
dan tumor tulang.
Klasifikasi Klinis
2. Fraktur terbuka, merupakan dengan luka pada kulit atau robek dan ujung tulang
menonjolsampai menembus kulit
3. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
mengalami pergeseran
4. Fraktur tidak komplit, patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang
Klasifikasi Radiologis
c. Fraktur spiral (trauma rotasi) : fraktur ini timbul akibat torsi pada
ekstremitas, menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak
d. Fraktur kominutif : banyak fraktur atau fragmen kecil tulang yang terlepas
e. Fraktur segmental : bila garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan
satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah
3. Menurut ekstensi:
a. Fraktur total : garis patahnya melalui seluruh penampang atau melalui kedua
korteks tulang
b. Fraktur tidak total (fracture crack) : garis patahannya tidak melalui seluruh
penampang tulang
d. Fraktur garis rambut : fraktur tipis yang membentuk garis seperti rambut
e. Fraktur greenstick : fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedangkan sisi
lainnya membengkok
f. Fraktur avulse : tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada
pelekatannya
g. Fraktur sendi
4. hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya yaitu tidak bergeser dan
Bergeser (bersampingan, angulasi, rotasi, distraksi, overiding, impaksi)
1. Derajat I:
a. Luka < 1 cm
d. Kontaminasi minimal
2. Derajat II:
a. Laserasi >1 cm
d. Kontaminasi sedang
3. Derajat III:
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot.
1.4 Manifestasi Klinis
2. Nyeri pembengkakan
3. Terdapat trauma
5. Deformitas
6. Kelainan gerak
1.5 Patofisiologis
Penyebab fraktur diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa
yang disebabkan oleh suatu proses, yaitu :
a. Osteoporosis Imperfekta (kelainan genetika langka pada remaja, tulang rapuh)
b. Osteoporosis (penurunan kualitas dan kepadatan massa tulang)
c. Penyakit metabolik (makanan, racun, infeksi, dan sebagainya)
Trauma, yaitu benturan pada tulang. Biasanya terjatuh dengan posisi dagu
langsung terbentur dengan benda yang lebih kuat/keras daripada tulang itu sendiri.
1.6 Pemeriksaan Diagnostik
1. X.Ray
1.7 Komplikasi
1.8 Penatalaksanaan
2. Terapi Bedah
Gunakan cara paling sederhana yang paling mungkin untuk mengurangi
komplikasi dan menangani fraktur mandibula. Karena reduksi secara terbuka
(open reduction) meningkatkan resiko morbiditas.
Close reduction adalah reduksi/ reposisi fragmen fraktur secara tertutup,
untuk penatalaksanaan kebanyakan fraktur mandibular dan secara spesifik
diindikasikan untuk kasus diman gigi terdapat pada semua segmen atau segmen
edentulous di sebelah proksimal dengan pergeseran yang hanya sedikit.
a. Fraktur yang tidak ter-displace dapat ditangani dengan jalan reduksi tertutup
dan fiksasi intermaxilla. Namun pada prakteknya, reduksi terbuka lebih
disukai pada kebanyakan fraktur.
b. Fraktur dikembalikan ke posisi yang sebenarnya dengan jalan reduksi tetutup
dan arch bar dipasang ke mandibula dan maksila
c. Kawat dapat dipasang pada gigi di kedua sisi fraktur untuk menyatukan
fraktur
d. Fraktur yang hanya ditangani dengan jalan reduksi tertutup dipertahankan
selama 4-6 minggu dalam posisi fiksasi intermaksila
e. Kepada pasien dapat tidak dilakukan fiksasi intermaksila apabila dilakukan
reduksi terbuka kemudian dipasangkan plat and screw
3. Tindak lanjut Post operasi
Berikan analgesik pada periode postoperasi. Serta berikan antibiotic spectrum
luas pada pasien fraktur terbuka dan re-evaluasi kebutuhan nutrisi. Pantau IMF
selama 4-6 minggu. Kencangkan wire setiap 2minggu. Setelah wire di buka,
evaluasi dengan foto panoramic untuk memastikan fraktur telah menyatu.
II. FOKUS ASSESMENT
FRAKTUR MANDIBULA
Pergeseran frag Tlg laserasi kulit: spasme otot tek. Ssm tlg > tinggi dr kapiler
Kerusakan
integritas
jaringan putus vena/arteri tekanan kapiler reaksi stres klien
deformitas
gg. fungsi
syok hipovolemik
Nurarif Amin Huda, 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc. EGC : Jakarta
Nurarif Amin Huda, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc. Mediaction: Yogyakarta